You are on page 1of 10

JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN Volume 5, Nomor 2, Agustus 2017

97
ISSN 5,
Volume : 2301-4717
Nomor 2, Agustus 2017 p. 97-106

PENGARUH REPUTASI UNDERWRITER, PERSENTASE SAHAM YANG


DITAWARKAN KE PUBLIK, DAN PENGGUNAAN DANA IPO UNTUK
INVESTASI TERHADAP TINGKAT UNDERPRICING SAHAM SYARIAH PADA
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2013-2016

Nur Afni Yunita1, Muftia Chairunnisa2


1,2
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh Lhokseumawe

nurafni.yunita@unimal.ac.id

Abstract: This study aims to examine the influence of underwriter reputation, the percentage of shares offered
to the public and the use of IPO funds for investment to the level of underpricing of Islamic shares in companies
conducting IPOs in 2013-2016. The sampling technique used is a purposive sampling in which the selection of
samples based on certain criteria, so that the sample obtained in this study are 33 companies from a population
of 342 companies. The dependent variable in this study is underpricing, while the independent variable is the
underwriter's reputation, the percentage of shares offered to the public, and the use of IPO funds for investment.
This study uses multiple regression analysis with hypothesis testing using SPSS 16 for Windows. The results
show that the Underwriter reputation does not significantly influence the underpricing of sharia shares. The
percentage of shares offered to the public does not significantly influence the underpricing of Islamic shares
and the use of IPO funds for investment does not significantly influence the underpricing of Islamic shares.

Keywords: Underpricing, Underwriter Reputation, Percentage of Shares offered to the public, and Use of
IPO funds for Investment.

PENDAHULUAN pernah diperdagangkan sehingga kesulitan untuk


menilai dan menentukan harga yang wajar.
Dalam proses go public, sebelum Sehingga emiten bekerjasama dengan
diperdagangkan di pasar sekunder, saham terlebih underwriter untuk menetapkan kesepakatan harga
dahulu dijual di pasar primer atau sering disebut saham perdana tersebut. Namun ternyata terdapat
pasar perdana. Penawaran saham secara perdana ke perbedaan kepentingan antara emiten dengan
publik melalui pasar perdana ini dikenal dengan underwriter. Emiten sebagai pihak yang
istilah Initial Public Offering (IPO). Harga saham membutuhkan dana menginginkan agar harga
pada pasar perdana ditentukan oleh kesepakatan saham perdananya tinggi dengan harapan emiten
antara emiten (perusahaan penerbit) dengan dapat memperoleh dana sebesar yang diharapkan
underwriter (penjamin emisi), sedangkan harga dan secara otomatis dapat merealisasikan proyek
saham pada pasar sekunder ditentukan oleh ekspansi yang akan dilakukan. Namun tidak
mekanisme pasar, yaitu permintaan dan penawaran. demikian halnya dengan underwriter yang
Menurut (Boubaker and Mezhoud, 2011), berusaha untuk meminimalkan resiko penjaminan
penetapan harga saham perdana suatu perusahaan yang menjadi tanggung jawabnya dengan
adalah hal yang tidak mudah. Salah satu penyebab menentukan harga yang lebih dapat diterima oleh
sulitnya menetapkan harga penawaran perdana para investor di pasar modal dengan harapan semua
adalah karena tidak adanya informasi harga yang saham perdana yang ditawarkan dapat terjual
relevan. Hal ini terjadi karena sebelum pelaksanaan (Handayani, 2008). Sehingga tidak ada kewajiban
penawaran perdana, saham perusahaan belum bagi underwriter untuk membeli saham yang
98 NUR AFNI YUNITA, MUFTIA CHAIRUNNISA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

ternyata tidak laku terjual dengan harga yang sama jawab penjaminannya.
dengan harga IPO sebagai bentuk dari tanggung

Beberapa Perusahaan syariah yang mengalami Underpricing pada saat penawaran perdana tampak seperti
tabel 1 berikut :
Tabel 1
Daftar perusahaan syariah yang mengalami underpricing pada saat IPO
Selama periode 2013-2016
Tingkat Persentase
Under Saham yang Pengguna
Nama di tawarkan an dana
No Kode Underwriter
Perusahaan pricing ke publik IPO untuk
invesatsi
(%) (%)

1 CINT PT Chitose PT Dana Reksa


Internasional Sekuritas
Tbk. 2,12 30,00 10%
PT Sinarmas
Sekuritas

2 BALI PT Bali RHB OSK


Towerindo 50 Sekuritas 87,16 0%
Sentra Tbk.

3 BIRD PT Suisse
PT Blue Bird
14,62 Sekuritas 15,05 28,58%
Tbk.
Indonesia

4 CANI PT Capitol PT Trimegah


Nusantara 19,50 Sekuritas 12,5 100%
Indonesia Tbk.

6 BLTZ PT Graha Layar PT Indo Premire 100%


13,33 22,04
Prima Tbk. Sekuritas

7 LINK PT Link Net PT Ciptadana


50 19,93 0%
Tbk. Sekuritas

PT Intermedia PT Ciptadana
8 MDIA 9,42 10,00 80%
Capital Tbk. Sekuritas

Sumber : Data Diolah Penulis 2017


publik. Ljungqvist (2000) menyatakan bahwa
Underwriter memiliki informasi yang lebih baik kepedulian pemilik perusahaan terhadap
tentang pasar modal, sedangkan pihak emiten underpricing diukur dari berapa banyak saham
merupakan pihak yang tidak memiliki informasi yang dijual pada saat IPO. Yong (2009)
tentang pasar modal sehingga apabila di antara menyatakan bahwa persentase penawaran kepada
mereka tidak memiliki informasi yang lengkap publik dapat dijadikan indikator untuk melihat
maka akan terjadi perbedaan harga. aktivitas investor di pasar sekunder, karena
Underpricing juga dipengaruhi oleh faktor lain persentase penawaran berhubungan dengan
seperti Persentase penawaran kepada publik. kegiatan spekulatif dari investor.
Persentase penawaran kepada publik menunjukkan Informasi yang terdapat dalam prospektus salah
porsi kepemilikan saham yang dikuasai oleh satunya adalah informasi mengenai penggunaan
99
Volume 5, Nomor 2, Agustus 2017

dana IPO yang dijelaskan secara presentase dari Underwriter menurut Undang-Undang
rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh emiten, Pasar Modal No. 8 tahun 1995 adalah pihak yang
yang salah satunya adalah rencana penggunaan membuat kontrak dengan Emiten untuk melakukan
dana IPO untuk investasi. Informasi tentang Penawaran Umum bagi kepentingan Emiten dengan
spesifikasi rencana penggunaan dana hasil IPO atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa Efek
berhubungan dengan keputusan investasi para yang tidak terjual. Underwriter merupakan
investor di pasar modal. Variabel penggunaan dana perusahaan swasta atau BUMN (pihak luar) yang
IPO untuk investasi diukur dengan presentase dana menjembatani kepentingan emiten dan investor
investasi IPO (Kim, 1993 dalam Aini, 2013). yakni menjadi penanggung jawab atas terjualnya
Penelitian Trisnaningsih (2005) dan Sandhiaji efek emiten kepada investor. Masalah penetapan
(2004) menyatakan bahwa variabel reputasi harga saham yang ditawarkan kepada calon
underwriter berpengaruh signifikan terhadap pembeli merupakan pekerjaan yang tidak mudah
underpricing. Namun hasil penelitian tersebut karena rentannya kesalahan kecil yang terjadi saat
inkonsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh IPO dapat menyebabkan kegagalan IPO. Harga jual
Suyatmin (2006) yang menyatakan bahwa variabel yang terlalu mahal akan menyebabkan sekuritas
reputasi underwriter tidak berpengaruh signifikan tidak laku. Sebaliknya, harga yang terlalu murah
terhadap underpricing. akan menyebabkan perusahaan mengalami
Penelitian Suyatmin (2006) menyatakan bahwa opportunity loss.
reputasi auditor berpengaruh signifikan terhadap
underpricing. Namun hasil penelitian tersebut Persentase Saham Yang Ditawarkan Ke
inkonsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Publik
Sandhiaji (2004) yang menyatakan bahwa reputasi (Nurhidayati dan Indriantono,1998 dalam
auditor tidak berpengaruh terhadap underpricing. Maya, 2013) menyatakan persentase saham yang
ditawarkan ke publik menunjukkan berapa besar
LANDASAN TEORI bagian dari modal disetor yang akan dimiliki oleh
Initial Public Offering (IPO) publik dan digunakan sebagai proksi terhadap
Menurut Brealy (2007:414), Penawaran Publik faktor ketidakpastian yang akan diterima oleh
Awal (IPO) adalah penawaran saham pertama penjamin emisi dan investor. Proposi dari saham
kepada publik secara umum. Penjualan saham yang ditahan dari pemegang saham lama dapat
pertama ini dikenal sebagai Initial Public Offering menunjukan aliran informasi dari saham emiten ke
(IPO). Perusahaan dikatakan go public ketika calon investor. Semakin besar proposi saham yang
perusahaan itu menjual penerbitan pertama dipegang oleh pemegang saham lama semakin
sahamnya dalam penawaran umum kepada banyak informasi privat yang dimiliki oleh
investor. pemegang saham lama.
Underpricing
Underpricing saham adalah suatu keadaan Penggunaan Dana IPO Untuk Investasi
dimana harga saham yang dioerdagangkan di pasar Investor pada umumnya lebih berminat
perdana lebih rendah dibandingkan ketika di pasar pada perusahaan dengan tujuan IPO nya untuk
sekunder (Sumarso, 2003 dalam Syahputra, 2008). investasi. Menurut (Kim,1993 dalam Aini,2013)
Menurut (Kunz dan Aggarwal 1994 dalam Yasa, dana dari IPO yang digunakan oleh perusahaan
2008) underpricing adalah suatu keadaan dimana sebagai modal baru dapat meningkatkan nilai
harga saham pada saat penawaran perdana lebih perusahaan melalui peningkatan kapasitas
rendah dibandingkan dengan ketika produksi, disamping itu juga dapat menunjukkan
diperdagangkan di pasar sekunder. Underpricing komitmen perusahaan terhadap rencana ekspansi
saham juga dapat didefinisikan sebagai suatu yang mungkin merefleksikan pandangan optimis
keadaan dimana efek yang dijual di bawah nilai pemilik (investor) terhadap perusahaan.
likuidasinya atau nilai pasar yang seharusnya
diterima oleh pemegang saham (Ang, 1997 dalam Kerangka Konseptual
Retnowati 2013).

Reputasi Underwriter
100 NUR AFNI YUNITA, MUFTIA CHAIRUNNISA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

data ini merupakan data sekunder dikarenakan


penelitian ini menggunakan data dari laporan
keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.

Operasional Variabel
Tabel 2

Gambar 1

Perumusan Hipotesis
H1 :Reputasi Underwriter berpengaruh Uji Regresi Linier Bergada
terhadap tingkat underpricing. Adapun formulasi persamaan regresi
berganda sebagai berikut:
H2 :Persentase penawaran kepada publik Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3 + e
berpengaruh terhadap tingkat Underpricing. Keterangan :
H3 :Dana IPO yang Digunakan Untuk Y : Underpricing
Investasi berpengaruh Terhadap a : Konstanta
Underpricing. b : Koefisien Regresi
H4 :Reputasi Underwriter, Persentase Saham X1 : Reputasi Underwriter
yang di tawarkan ke publik, dan X2 : Persentase saham yang di
Penggunaan dana IPO untuk investasi tawarkan ke publik
berpengaruh terhadap Underpricing. X3 : Penggunaan dana IPO
untuk investasi
e : Error term

HASIL DAN PEMBAHASAN


METODE PENELITIAN
Populai Dan Sampel Uji Asumsi Klasik
Populasi dalam penelitian ini adalah a. Uji Normalitas
seluruh perusahaan yang mendaftarkan saham
syariah di bursa efek Indonesia periode 2013-2016
yaitu sebanyak 342 perusahaan. Sedangkan sampel
dalam penelitian ini berjumlah 33 dengan metode
pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling. Kriteria populasi yang ditetapkan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan yang melakukan Initial
Gambar 2
Publik Offering (IPO) tahun 2013-2016.
Berdasarkan hasil output grafik normal
2. Perusahaan yang mengalami
probability plot menunjukkan penyebaran titik
underpricing
berada disekitar garis diagonal, oleh karena itu
dapat dikatakan bahwa model regresi berdistribusi
Jenis Dan Sumber Data normal.
Jenis data yang diambil peneliti dalam
penelitian ini berdasarkan dengan kelompok jenis b. Uji Autokorelasi
data yaitu: Jika dilihat berdasarkan cara perolehan Tabel 3
101
Volume 5, Nomor 2, Agustus 2017

Berdasarkan hasil perhitungan tabel diatas nilai


DW sebesar 2,637 dengan jumlah k (variabel
independen) sebanyak 2 dan jumlah sampel
sebanyak 33. Dalam tabel Durbin Warson
menunjukkan nilai dL (batas bawah) = 1,257 dan Berdasarkan hasil perhitungan dari uji regresi
dU (batas atas) = 1,651, sehingga nilai D-W 2,637 linier berganda diperoleh nilai konstanta (a) dari
lebih besar dari dU (batas atas) dan kurang dari (4- model regresi= 23,813 dan koofisien regresi (b1)
dU) 4-1,651= 2,349. Sehingga dapat disimpulkan dari setiap variabel-variabel independen diperoleh
bahwa tidak ada autokorelasi dalam model regresi. b1=-12,904, b2=0,437 dan b3=0,60. Berdasarkan
nilai konstanta dan koefisien regresi tersebut, maka
c. Uji Multikolinieritas hubungan antara variabel-variabel independen
dapat kita lihat hasil VIF untuk reputasi dengan variabel dependen dalam model regrsi
underwriter sebesar 1,106 sedangkan untuk dapat dirumuskan sebagai berikut :
persentase saham yang ditawarkan ke publik Y=23,813-12,904 X1 + 0,437 X2 + 0,60 X3
sebesar 1,050 dan penggunaan dana IPO untuk Dari persamaan regresi diatas dapat dijadikan
investasi sebesar 1,152. Karena nilai VIF kurang sebagai berikut :
dari 10 dan tolerance value diatas 0,10 maka dapat 1. Nilai konstanta (a) adalah 23,813, dapat
disimpulkan bahwa pada model regresi tidak di diartikan jika reputasi underwriter,
temukan masalah Multikolinearitas persentase saham yang ditawarkan ke
publik dan penggunaan dana IPO untuk
d. Uji Heteroskedatisitas investasi nilainya konstan, maka tingkat
Underpricingnya adalah sebesar 23,813%
2. Nilai koofisien regresi variabel reputasi
underwriter (b1) bernilai negative, yaitu -
12,904, maka dapat diartikan bahwa setiap
peningkatan reputasi underwriter sebesar
1% maka akan menurunkan tingkat
Underpricing sebesar 12,904 begitu juga
sebaliknya dengan asumsi variabel
independen lainnya tetap.
Gambar 3 3. Nilai koofisien regresi variabel persentase
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada saham yang di tawarkan ke publik (b3)
gambar Grafik scatter plot menunjukkan bahwa bernilai positif yaitu sebesar 0,437, maka
titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik dapat diartikan bahwa setiap peningkatan
di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. persentse saham yang ditawarkan ke
Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi publik sebesar 1% maka akan
heteroskedastisitas pada model regreso, sehingga meningkatkan tingkat Underpricing
model regresi layak dipakai untuk memprediksi sebesar 0,437 begitu juga sebaliknya
tingkat Underpricing berdasarkan masukan dengan asumsi variabel independen
variabel independen reputasi underwriter, lainnya tetap.
persentase saham yang ditawarkan ke publik dan 4. Nilai koofisien regresi variabel
penggunaan dana IPO untuk investasi. penggunaan dana IPO untuk investasi (b4)
bernilai positif yaitu sebesar 0,60, maka
2. Uji Linier Berganda dapat diartikan bahwa setiap peningkatan
Tabel 3 persentse saham yang ditawarkan ke
publik sebesar 1% maka akan meningkat
tingkat Underpricing sebesar 0,060 begitu
102 NUR AFNI YUNITA, MUFTIA CHAIRUNNISA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

juga sebaliknya dengan asumsi variabel penjamin emisi yang termasuk dalam 50 Most idx
independen lainnya tetap. aktive berdasarkan frekuensi, namun tetap terjadi
underpricing pada saat penawaran perdana yaitu
Pembahasan sebesar 50%.
Pengaruh Reputasi Underwriter terhadap Hal ini hal ini didukung oleh hasil penelitian
Underpricing. Hartono (2005) yang menyatakan bahwa reputasi
Berdasarkan hasil analisis statistik dalam underwriter kurang reliable mewakili konstruk
penelitian ini yang menunjukkan bahwa variabel sinyal positif. Sehingga reputasi underwriter
Reputasi underwriter, tidak berpengaruh terhadap mempengaruhi keputusan para investor dalam
tingkat Underpricing saham syariah pada investasi saham IPO. Namun penelitian ini
perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016. bertentangan dengan penelitian yang dilakukan
Hal ini ditunjukkan oleh tabel coeffisien diperoleh oleh Asrini (2016) yang menyatakan reputasi
nilai thitung = -0,993 yang artinya thitung < ttabel (- underwriter berpengaruh signifikan negatif
0,993 < 2,042) dengan signifikansi 0,329 > 0,05 terhadap Underpricing saham.
maka H1 ditolak artinya Artinya Reputasi
Underwriter tidak berpengaruh terhadap Pengaruh Persentase saham yang ditawarkan ke
Underpricing saham syariah. publik terhadap Underpricing.
Pengujian pada penelitian ini menunjukkan Berdasarkan hasil uji statistik t dapat diketahui
reputasi underwriter tidak berpengaruh terhadap bahwa variabel persentase saham yang di tawarkan
Underpricing saham pada perusahaan yang ke publik tidak berpengaruh terhadap tingkat
melaksanakan IPO 2007-2011. Tidak Underpricing saham syariah yang terdaftar di BEI
berpengaruhnya reputasi underwriter terhadap tahun 2013-2016. Hal ini dapat dilihat dari hasil t
Underpricing disebabkan karena penggunaan hitung lebih kecil dari pada t tabel yaitu (1,679 <
underwriter yang bereputasi baik oleh emiten tidak 2,042) dengan signifikansi 0,104 > 0,05.
memberikan sinyal bagi investor untuk Persentase penawaran kepada publik yang
memperkirakan nilai yang pantas (sesungguhnya) menggambarkan porsi kepemilikan saham yang
bagi perusahaan IPO, hal ini didukung oleh alasan dikuasai oleh publik menunjukkan tidak adanya
hasil penelitian Triani (2006). pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
Reputasi Underwriter tidak berpengaruh di Underpricing. Menurut ownership dan control
karenakan investor tidak melihat dari seberapa theory manajemen perusahaan berusaha untuk
bagus atau baiknya Underwriter yang digunakan mempertahankan kendali perusahaan setelah
melainkan investor melihat dari aspek-aspek lain melakukan IPO, dan hal tersebut tidak dipengaruhi
dari suatu perusahaan seperti melihat harga oleh jumlah kepemilikan yang dilepas perusahan
penawaran perdana yang relatif rendah. Investor kepada publik.
menginginkan adanya Initial Return yang tinggi Tidak berpengaruhnya Persentase Saham yang
sehingga mereka mengganggap tidak masalah ditawarkan ke Publik terhadap Underpricing
apabila reputasi underwriter yang digunakan tidak disebabkan bahwa besar kecilnya saham yang
bereputasi baik pada saat Initial Publik Offering ditawarkan kepada publik belum bisa menjelaskan
(IPO). Bahkan semakin bagus reputasi underwriter prospek perusahaan di masa akan datang.
digunakan maka semakin tinggi tingkat Meskipun proporsi saham yang ditawarkan kepada
Underpricing dikarenakan underwriter yang sudah publik itu tinggi, belum tentu mampu menyatakan
bereputasi baik tidak mau menanggung resiko privat informasi perusahaan tidak ada dan belum
apabila saham perusahaan tidak laku terjual. mampu menentukan nilai ketidakpastian return
Sehingga underwriter menekankan harga dimasa mendatang. Hal ini juga mengindikasikan
penawaran perdanan yang relatif kecil, semakin bahwa investor akan melakukan pembelian saham
kecil harga penawaran perdana maka semakin yang ditawarkan ke publik bukan berorientasi pada
tinggi tingkat Underpricing. Salah satu perusahaan jumlah lembar saham yang ditawarkan tetapi
yang menggunakan Reputasi underwriter yang berapa nilai penawaran saham tersebut (Baskoro
bereputasi baik adalah PT Bali Towerindo Tbk dan Moin, 2011). Menurut Gu (2003) ketika
yang menggunakan jasa underwriter RBH OSK banyak perusahaan yang masuk bursa, investor
Sekurities Indonesia yang merupakan salah satu cenderung memilih penawaran umum yang
103
Volume 5, Nomor 2, Agustus 2017

dilakukan perusahaan milik negara karena IPO untuk investasi. Perusahaan yang telah
perusahaan milik negara bergerak disektor industri memiliki nama di masyarakat, akan lebih
yang strategis. dipercaya oleh calon investor sehingga calon
Para investor berpandangan bahwa besar investor yakin bahwa perusahaan akan
kecilnya persentase saham yang ditawarkan ke menggunakan dana hasil IPO secara cermat.
publik tidak berpengaruh karena investor Perusahaan akan mempertaruhkan nama baiknya
cenderung melihat kepada tinggi rendahnya harga bila perusahaan tidak mampu menggunakan dana
saham per lembar yang ditawarkan emiten IPO secara baik. PT Capitol Nusantara Indonesia
diharapkan dapat menentukan besar kecilnya yang menggunakan 100% dana hasil IPO untuk
keuntungan kedepannya, dimana akan investasi namun tetap terjadi underpricing pada
mempengaruhi tingkat penawaran dan permintaan saat penawaran perdananya.
ketika di pasar sekunder. Seperti halnya PT Bali Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
Towerindo Tbk yang persentase sahmnya mencapai dilakukan oleh Aini (2014) dan asrini (2016),
87,16% pada saat penawaran perdana namun tetap kartika (2017) yang menyatakan bahwa
terjadi underpricing, ini membuktikan penggunaan dana IPO untuk investasi tidak
underpricing tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya berpengaruh terhadap tingkat Underpricing dan
saham yang ditawarkan ke publik. bertentangan dengan penelitian yang dilakukan
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh kristiantari (2013).
yang di lakukan oleh penelitian Baskoro dan Moin
(2011), Yasa (2008) serta penelitian Yustisia dan Pengaruh Reputasi Underwriter, Persentase
Roza (2012), Gabriels (2013) dam Emilia, dkk saham yang ditawarkan ke publik dan
(2008) bahwa Persentase Saham yang ditawarkan penggunaan dana IPO untuk investasi terhadap
ke Publik tidak berpengaruh signifikan terhadap Underpricing.
Underpricing. Namun tidak sejalan dengan Berdasarkan hasil analisis statistik dalam
penelitian Beatty (1989) dan penelitian Daljono penelitian ini yang menunjukkan bahwa variabel
(2000) bahwa Persentase Saham yang ditawarkan Reputasi underwriter, persentase saham yang
ke Publik mempunyai pengaruh negatif terhadap ditawarkan ke publik dan penggunaan dana IPO
Underpricing. untuk investasi tidak berpengaruh secara simultan
terhadap tingkat Underpricing saham syariah pada
Pengaruh penggunaan dana IPO untuk investasi perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016.
terhadap Underpricing. Hal ini ditunjukkan oleh hasil nilai Fhitung < F
Berdasarkan hasil uji statistik t dapat diketahui tabel yakni 1,192 < 2,93 dan nilai signifikan
bahwa variabel penggunaan dana IPO untuk sebesar 0.330 > 0.05.
investasi tidak berpengaruh terhadap tingkat Berdasarkan hasil penelitian dengan
Underpricing saham syariah yang terdaftar di BEI menggunakan koefisien determinasi (R^2),
tahun 2013-2016. Hal ini dapat dilihat dari tabel diperoleh nilai R^2sebesar 0,110 atau 11% variasi
coeffisien diperoleh nilai thitung = 0,478 yang variabel independen yaitu reputasi underwriter,
artinya thitung < ttabel (0,478 < 2,042) dengan persentase saham yang di tawarkan ke publik dan
signifikansi 0,636 > 0,05 maka H3 ditolak Artinya penggunaan dana IPO untuk investasi terhadap
penggunaan dana IPO untuk investasi tidak tingkat Underpricing saham syariah. Nilai ini
berpengaruh terhadap Underpricing saham menunjukkan bahwa ketiga variabel independen
syariah. berpengaruh terhadap tingkat Underpricing sebesar
Informasi menegenai penggunaan dana IPO 11% dan sisanya sebesar 89% dipengaruhi oleh
ternyata tidak menjadi sinyal yang positif bagi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
perusahaan. Karena investor percaya penggunaan Adapun nilai R yang diperoleh sebesar 0,331 atau
dana hasil IPO digunakan untuk sesuatu hal yang 33,1%.
baik oleh perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari Dari hasil tolak ukur yang digunakan dalam
rata-rata statistik deskriptif untuk penggunaan penelitian ini menunnjukkan bahwa masih ada
dana IPO untuk investasi sebesar 32,41 artinya variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi
hanya sekitas 32,41 % penggunaan Dana Hasil tingkat Underpricing. Seperti dalam penelitian
IPO yang digunakan untuk investasi. Hal ini Haspari (2012) yang menggunakan Current Rasio
menunjukan rendahnya penggunaan dana hasil sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi
104 NUR AFNI YUNITA, MUFTIA CHAIRUNNISA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

tingkat Underpricing saham syariah Penelitian membeli saham pada penawaran


lainnya adalah penelitian Pahlepi (2014) yang perdananya.
menggunakan variabel Earning Per Share (EPS) 4. Pengujian hipotesis dengan uji F
sebagai variabel independen yang tidak di teliti dilakukan dengan membandingkan antara
dalam penelitian ini. Fhitung dengan Ftabel, dan nilai
signifikansinya menunjukkan bahwa
KESIMPULAN DAN SARAN secara simultan variabel Reputasi
underwriter (X1), Persentase saham yang
1. Kesimpulan ditawarkan ke publik (X2), dan
Berdasarkan pengujian dan hasil penelitian penggunaan dana IPO untuk investasi
yang telah dilakukan mengenai pengaruh reputasi (X3) tidak berpengaruh secara signifikan
underwriter, persentase saham yang ditawarkan ke terhadap tigkat underpricing saham
publik dan penggunaan dana IPO untuk investasi syariah (Y) pada perusahaan yang IPO di
terhadap tingkat underpricing saham syariah, maka BEI tahun 2013-2016.
penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai 2. Saran
berikut: Melihat kesimpulan sebelumnya terdapat
1. Hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa beberapa saran dan pertimbangan yang disajikan
variabel Reputasi underwriter tidak dalam penelitian ini antara lain:
berpengaruh signifikan terhadap tingkat 1. Periode penelitian selanjutnya sebaiknya
underpricing saham syariah pada lebih dari 4 tahun karena periode yang
perusahaan yang IPO di BEI tahun 2013- lebih panjang diharapkan dapat
2016. Penggunaan underwriter yang memungkinkan tingkat kebenaran 100%
bereputasi baik tidak menjamin sehingga mencerminkan kondisi
berkurangnya underpricing yang terjadi perusahaan yang sebenarnya.
ketika perusahaan melakukan penawaran 2. Untuk peneliti selanjutnya dapat mencoba
perdana (IPO). menggunakan variabel-variabel lainnya
2. Hasil pengujian hipotesi kedua diperoleh baik bersifat internal perusahaan ataupun
bahwa variabel persentase saham yang dari eksternal perusahaan, keuangan
ditawarkan ke publik tidak berpengaruh maupun non-keuangan yang mungkin
signifikan terhadap tingkat underpricing dapat mempengaruhi tingkat
saham syariah pada perusahaan yang IPO underpricing atau initial return. Peneliti
di BEI tahun 2013-2016. Besarnya selanjutnya bisa juga meneruskan
persentase saham yang ditawarkan ke penelitian ini dengan menggunakan
publik tidak menggambarkan besarnya variabel kurs, inflasi, dan BI Rate
keuntungan (return) di masa mendatang, dikarenakan belum terlalu banyak
pada saat penawaran perdana investor penelitian yang menggunakan ketiga
cenderung melihat harga penawaran variabel tersebut dalam penelitian
perdananya bukan melihat besarnya mengenai pengaruh terhadap
persentase saham yang ditawarkan. underpricing, khususnya dua variabel
3. Hasil pengujian hipotesis ketiga inflasi dan BI Rate karena penulis
menunjukkan bahwa penggunaan dana sendiri dalam penelitian ini belum
IPO untuk investasi tidak berpengaruh menemukan refrensi jurnal-jurnal yang
signifikan terhadap tingkat underpricing menyangkut kedua variabel tersebut
saham syariah pada perusahaan yang IPO dalam mempengaruhi tingkat
di BEI tahun 2013-2016. Investor tidak underpricing. Serta untuk peneliti
terlalu memperhatikan rencana selanjutnya dapat meneliti tentang
penggunaan dana IPO untuk investasi overpricing.
pada saat membeli saham perdana, karena 3. Untuk peneliti selanjutnya dapat
investor percaya bahwa perusahaan pasti menggunakan data perusahaan yang
menggunakan dana hasil IPO untuk terdaftar di BEI tidak hanya terbatas
investasi agar investor tertarik untuk pada yang syariah. Peneliti selanjutnya
105
Volume 5, Nomor 2, Agustus 2017

juga dapat menggunakan data Efek Jakarta . Benefit. Vol 10 No 1 Juni


perusahaan yang terdaftar pada sektor- 2006.
sektor industri yang terdaftar di BEI atau
dapat menggunakan data perusahaan Trianingsih, Sri. 2005. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Underpricing
yang terdaftar pada ISSI atau JII. pada Penawaran Perdana Di BEJ. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan. Hal: 195-210.
DAFTAR PUSTAKA UMS

Yasa, G.W., 2008, Penyebab Underpricing pada


Aini, Shoviyah Nur. 2013. Faktor-Faktor Yang Penawaran Saham Perdana, Jurnal
Mempengaruhi Underpricing Saham Akuntansi Bisnis, Vol.3, No.2, Juli: 145-
Pada Perusahaan IPO di BEImPeriode 157.
2007-2011. Jurnal IlmiahmManajemen.
Vol 1 No 1. Januari 2013. Yong, O. 2009. Significance of Investor Demand,
Firm Size, Offer Type and Offer Size on
Boubaker and Mezhoud. 2011. Determinants of The Initial Premium, First Day Price
the Components of IPO Initial Returns: Spread and Flipping Activity of
Paris Stock Exchange. International Malaysian IPOs.”Prosiding Perkem IV”.
Journal of Accounting and Financial Jilid 1. 2009. 395-412.
Reporting. Vol 1. No 1.

Brealey, Richard, dkk, 2007, Dasar-Dasar


manajemen keuangan perusahaan,
Jakarta: Erlangga, Jilid 1

Handayani, S.R., 2008, Analisis Faktor-Faktor


yang Mempengaruhi Underpricing pada
Penawaran Umum Perdana (Studi
Kasus pada Perusahaan Keuangan yang
Go Public di Bursa Efek Jakarta Tahun
2000-2006), Tesis Tidak Dipublikasikan,
Universitas Diponegoro: Semarang.

Ljungqvist, Alexander. 2006. IPO Underpricing,


Handbook of Corporate Finance:
Empirical Corporate Finance, Volume A,
(Handbooks in Finance Series,
Elsevier/North Holland), Chapter 7

Maya. 2013. Pengaruh Kondisi Pasar, Persentase


Saham yang Ditawarkan, Financial
Leverage, dan Profitabilitas terhadap
Underpricing Saham yang IPO di BEI
periode 2007-2011. Universitas Negeri
Padang.

Sandhiaji, Bram Nugroho. 2004. Analisis Faktor-


Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Underpricing pada Penawaran Umum
Perdana (IPO) Perioe Tahun 1996-2002
(Studi Kasus Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Go Publik di Bursa
Efek Jakarta Tahun 1996-2002)‟. Tesis
tidak diterbitkan. Semarang: Magister
Manajemen, Universitas Diponegoro.

Suyatmin dan Sujadi. 2006. Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Underpricing Pada
Penawaran Umum Perdana di Bursa
106 NUR AFNI YUNITA, MUFTIA CHAIRUNNISA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

You might also like