You are on page 1of 7

‫‪Mencari Kebahagiaan Dunia dan Akhirat‬‬

‫‪Khutbah 1‬‬

‫‪Khutbah Jum’at: Hikmah Dibalik‬‬


‫‪Musibah‬‬
‫‪Khutbah Jumat Tentang Musibah  munculkan ‬‬

‫‪Khutbah Pertama:‬‬
‫ال‬ ‫ات َأعْ مَا ِلنَا‪ ،‬مَنْ يَ ْه ِد ُ‬
‫هللا َف َ‬ ‫ُسنَا وَ ِمنْ س َِِّيئَ ِ‬‫شرُ وْ ِر َأ ْنف ِ‬ ‫ستَ ْغفِرُ هُ‪ ،‬وَ نَعُو ُذ ِبا ِ‬
‫هلل ِمنْ ُ‬ ‫ِإنَّ ا ْل َحمْ َد ِللَّ ِه نَ ْح َم ُد ُه وَ نَ ْ‬
‫ستَ ِع ْينُ ُه وَ نَ ْ‬
‫ش َه ُد َأنَّ م َ‬
‫ُح َّمدًا عَ ْب ُد ُه وَ رَ سُوْ لُ ُه‬ ‫ش ِريْكَ لَ ُه وَ َأ ْ‬ ‫ش َه ُد َأنَّ الَ ِإلَ َه ِإالَّ ُ‬
‫هللا وَ ْح َد ُه الَ َ‬ ‫ي لَهُ‪َ .‬أ ْ‬‫ُض َّل لَ ُه وَ مَنْ يُضْ ِل ْل َفالَ َها ِد َ‬ ‫م ِ‬

‫َان ِإلَى‬ ‫َ‬


‫سلَّ َم وَ عَ لَى آ ِل ِه وَ أصْ َح ِاب ِه وَ مَنْ تَ ِب َع ُه ْم ِب ِإ ْحس ٍ‬
‫هلل عَ لَ ْي ِه وَ َ‬ ‫َاللَّ ُه َّم صَ ِِّل وَ س َِِّل ْم عَ لَى نَ ِب ِِّينَا وَ رَ سُوْ ِلنَا م َ‬
‫ُح َّم ٍد صَ لَّى ا ُ‬
‫ْن‬
‫الِدي ِ‬
‫يَوْ ِم ِّ‬

‫س وَ ا ِح َد ٍة وَ خَ لَ َق ِم ْن َها زَ وْ َج َها وَ ب َّ‬ ‫َ‬


‫َث ِم ْن ُهمَا ِر َجاالً َك ِثير ًا وَ ِنسَا ًء وَ اتَّقُوا‬ ‫يَا أيُّ َها النَّاسُ اتَّقُوا رَ بَّ ُك ْم الَّ ِذي خَ لَ َق ُك ْم ِمنْ نَ ْف ٍ‬
‫اللَّ َه الَّ ِذي تَتَسَا َءلُونَ ِب ِه وَ األَرْ َحا َم ِإنَّ اللَّ َه َكانَ عَ لَ ْي ُك ْم رَ ِقيب ًا‬

‫يَا َأيُّ َها الَّ ِذينَ َآ َمنُوا اتَّقُوا اللَّ َه َحقَّ تُ َقا ِت ِه وَ اَل تَمُوتُنَّ ِإاَّل وَ َأ ْنتُ ْم ُم ْ‬
‫س ِلمُونَ‬

‫س ِديدًا ‪ ،‬يُصْ ِلحْ لَ ُك ْم َأعْ مَالَ ُك ْم وَ يَ ْغ ِفرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم وَ مَنْ ي ُِط ِع اللَّ َه وَ رَ سُولَ ُه‬
‫يَا َأيُّ َها الَّ ِذينَ َآ َمنُوا اتَّقُوا اللَّ َه وَ ُقولُوا َقوْ اًل َ‬
‫َف َق ْد َفازَ َفوْ زً ا عَ ِظيمًا‬

‫َأمَّا بَ ْع ُد‬

‫شرَّ األُمُوْ ِر م َ‬
‫ُح َدثَاتُ َها‪ ،‬وَ ُك َّل‬ ‫هللا عَ لَ ْي ِه وَ َ‬
‫سلَّ َم‪ ،‬وَ َ‬ ‫ُح َّم ٍد صَ لَّى ُ‬ ‫هللا وَ خَ يْرَ ا ْل َهد ِ‬
‫ي َه ْد ُ‬
‫يم َ‬ ‫ْث ِكتَابُ ِ‬ ‫فإنَّ َأصْ د ََق ا ْل َح ِدي ِ‬
‫م ُْح َدثَ ٍة ِبدْعَ ٌة وَ ُك َّل ِبدْعَ ٍة ضَ الَل ٍة‬

‫‪Ujian Iman Adalah Sunnatullah‬‬


‫‪Jamaah Jumat rahimakumullah,‬‬
‫‪Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman dalam Surat Al-Baqarah: 155,‬‬

‫َ‬ ‫َ‬
‫ص ِمنَ اأْل مْ وَ ا ِل وَ اأْل ْنف ِ‬
‫ُس وَ الثَّمَرَ ِ‬
‫ات ۗ وَ ب َِِّش ِر الصَّ ِاب ِرينَ‬ ‫ف وَ ا ْل ُج ِ‬
‫وع وَ نَ ْق ٍ‬ ‫شيْ ٍء ِمنَ ا ْلخَ وْ ِ‬
‫وَ لَنَ ْبلُوَ نَّ ُك ْم ِب َ‬

‫‪“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,‬‬
‫‪kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita‬‬
‫]‪gembira kepada orang-orang yang sabar.” [Al-Baqarah: 155‬‬
‫‪Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan bahwa Dia akan menguji hamba-‬‬
‫‪hamba-Nya. Terkadang dengan kelapangan, terkadang dengan kesempitan‬‬
‫‪baik berupa ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, maupun buah-‬‬
‫‪buahan.‬‬

‫‪Ini senada dengan firman-Nya,‬‬

‫ُجا ِه ِدينَ ِم ْن ُك ْم وَ الصَّ ِاب ِرينَ وَ نَ ْبلُوَ َأخْ بَارَ ُك ْم‬


‫وَ لَنَ ْبلُوَ نَّ ُك ْم َحتَّىٰ نَ ْعلَ َم ا ْلم َ‬

‫‪1‬‬
”Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami
mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar
Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.”  [Muhammad: 31]
Terkadang Allah memberikan ujian berupa kebahagiaan dan pada saat yang
lain Allah juga memberikan ujian berupa kesusahan, seperti rasa takut dan
kelaparan.

Allah juga berfirman,

َ‫ت ِب َأ ْنع ُِم اللّ ِه َف َأ َذا َق َها اللّ ُه ِلبَاس‬


ْ َ‫ان َف َك َفر‬ ْ
ٍ ‫ت آ ِمنَ ًة ُّمطْ َم ِئنَّ ًة يَأ ِتي َها ِرزْ ُق َها رَ َغد ًا ِِّمن ُك ِِّل َم َك‬
ْ َ‫وَ ضَ رَ بَ اللّ ُه َمثَالً َقرْ يَ ًة َكان‬
١١٢- َ‫ف ِبمَا َكانُو ْا يَصْ نَعُون‬ ِ ْ‫وع وَ ا ْلخَ و‬
ِ ‫ا ْل ُج‬-

”Dan Allah telah Membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang
dahulunya aman lagi tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari
segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah,
karena itu Allah Menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan
ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat.” [An-Nahl: 112]
Allah Ta’ala menggambarkan kelaparan dan ketakutan dengan pakaian. Hal ini
karena kelaparan dan ketakutan tampak jelas pada orang yang kelaparan dan
ketakutan tampak jelas pada orang yang kelaparan dan ketakutan, bagaikan
pakaian yang menyelimuti mereka.

Baca juga Khutbah Jum’at:  Larangan Berbuat Zalim

Bentuk-Bentuk Musibah Dalam Al Quran


Ma’asyirol muslimin rahimakumullah,
Surat Al-Baqarah ayat 155 di atas menjelaskan bentuk-bentuk musibah yang
dijadikan oleh Allah sebagai sarana untuk menguji hamba-hamba-Nya, yaitu

1. Musibah berupa rasa takut


Yang dimaksud dengan rasa takut di sini menurut para ahli tafsir adalah rasa
takut terhadap bahaya musuh dan yang lainnya. Rasa takut di sini bukan
seluruh rasa takut. Namun hanya sebagian kecil saja.

Ini ditunjukkan dari penggunaan kata “bi syai-in” yang berarti sejumlah kecil
saja bukan seluruhnya. Para ulama mengatakan, bila diuji dengan rasa takut
secara menyeluruh niscaya akan binasa. Padahal ujian itu untuk menyaring
bukan untuk membinasakan.
2. Musibah berupa kelaparan

2
Yang dimaksud dengan al-juu’ adalah kelaparan dan kekeringan, sebagaimana
dijelaskan oleh Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, dosen Tafsir
Universitas Islam Madinah.
Sama dengan musibah rasa takut, musibah kelaparan di sini pun juga bukan
kelaparan secara keseluruhan, namun hanya sebagian saja dari kelaparan.
Sebab bila diuji dengan kelaparan secara total maka akan binasa.

3. Musibah berupa kekurangan harta.


Sedangkan yang dimaksud dengan kekurangan harta di dalam ayat di atas
adalah hilangnya sebagian harta. Sebab kehilangan harta ini bisa bermacam-
macam.

Bisa karena tindak kejahatan, misalnya, dirampok, dirampas oleh penguasa


zalim dan lain sebagainya. Bisa pula karena sebab di luar tindak kejahatan
semisal tenggelam dan kehilangan. Hal ini sebagaimana diterangkan Syaikh
Muhammad bin Shalih Al-Munajjid.i
Namun menurut, Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar dalam kitabnya
Zubdatut Tafsir min Fathil Qadir, kehilangan harta di dalam ayat itu juga
mencakup berkurangnya harta karena mengeluarkan zakat dari harta. ii
Ini memang bentuk ujian yang tidak mudah bagi orang yang berharta
melimpah namun imannya lemah. Hanya mereka yang kuat ketundukkannya
kepada Allah yang sanggup mengurangi harta yang dia kumpulkan dengan
segala jerih payahnya.

4. Musibah kekurangan pada jiwa


Yang dimaksud dengan kekurangan jiwa dalam ayat di atas menurut para ahli
tafsir adalah meninggalnya para kerabat, sahabat dan orang-orang yang
dicintai. Demikian pula dengan berbagai penyakit yang mengenai tubuh
seseorang atau orang yang dia cintai.

Sedangkan menurut Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, yang


dimaksud dengan kekurangan jiwa di sini adalah kematian dan pembunuhan
yang terjadi di medan jihad.

5. Musibah berupa kekurangan buah-buahan


Di dalam tafsir Ibnu Katsir diterangkan bahwa yang dimaksud adalah buah-
buahan dan tanaman tidak banyak seperti biasanya, bahkan sedikit dan
berkurang, kebun dan sawah tidak dapat diolah sebagaimana mestinya.
Sebagaimana ulama salaf mengemukakan, ”Di antara pohon kurma ada yang
tidak berbuah kecuali hanya satu buah saja.”

Semua hal di atas dan yang semisalnya adalah bagian dari ujian dari Allah
Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya. Siapa bersabar, maka Allah akan
memberikan pahala kepadanya dan siapa yang tidak bersabar dan berputus
asa karenanya maka Allah akan menimpakan siksaan kepadanya.

3
Baca juga Khutbah Jum’at:  Akibat Mujaharah

Hikmah Dibalik Musibah


Jamaah Jumat rahimakumullah,
Terjadinya musibah yang menimpa orang-orang mukmin yang merupakan
ujian buat mereka memiliki banyak hikmah yang agung. Di antara hikmahnya
menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Munajjid adalah: iii
1. Mewujudkan ‘ubudiyah (penghambaan) kepada Allah rabbul
‘alamin.
Banyak orang menjadi hamba bagi hawa nafsunya dan bukan hamba Allah.
Dia menyatakan dirinya sebagai hamba Allah namun bila diuji kemudian
berbalik kebelakang (murtad) sehingga rugilah dunia dan akhirat. Itulah
kerugian yang sesungguhnya.

Allah Ta’ala berfirman,

‫ف ۖ َف ِإنْ َأصَ ابَ ُه خَ يْرٌ اطْم ََأنَّ ِب ِه ۖ وَ ِإنْ َأصَ ابَ ْت ُه ِف ْتنَ ٌة ا ْن َقلَبَ عَ لَىٰ وَ ْج ِه ِه خَ ِسرَ ال ُّد ْنيَا‬
ٍ ْ‫َّاس مَنْ يَ ْعبُ ُد اللَّ َه عَ لَىٰ َحر‬ ِ ‫وَ ِمنَ الن‬
ُ‫وَ اآْل ِخرَ َة ۚ ٰ َذ ِلكَ ُهوَ ا ْلخُ سْرَ انُ ا ْلم ُِبين‬

”Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di
tepi; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan
jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di
dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” [Al-Hajj:
11]
2. Berbagai ujian berupa musibah itu menyiapkan orang-orang
mukmin untuk berkuasa (tamkin) di muka bumi.
Ada orang bertanya kepada Imam Syafi’i rahimahullah, ”Manakah yang lebih
utama, sabar, atau ujian atau tamkin?” Maka beliau menjawab,

َ‫ وَ ِإ َذا صَ بَرَ م ُِِّكن‬، َ‫ َف ِإ َذا امْ تُ ِحنَ صَ بَر‬،‫ وَ اَل يَ ُكوْ نُ التَّمْ ِكيْنُ ِإاَّل بَ ْع َد ْال ِم ْحنَ ِة‬،‫التَّمْ ِكيْنُ دَرَ َج ُة ْاألَ ْن ِبيَا ِء‬

Tamkin itu derajat para Nabi. Tamkin itu tidak akan terjadi kecuali setelah
ujian. Apabila diuji dia bersabar dan bila bersabar maka dia akan mendapat
tamkin.”

3. Penghapus dari dosa-dosa


Ini sebagaimana dalam hadits At-Tirmidzi (2399) dari sahabat Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, ”Nabi ‫ ﷺ‬bersabda,

ِّ ‫هللا وَ مَا عَ لَ ْي ِه خَ ِط ْيئَ ٌة ) رَ وَ ا ُه‬


ْ ‫الِترْ ِم ِذ‬
(‫ي‬ ُ ‫ َحتَّى يَ ْل َقى‬،‫ وَ مَا ِل ِه‬،‫ وَ وَ لَ ِد ِه‬،‫مَا يَزَ ا ُل ْالبَالَ ُء ِبا ْلم ُْؤ ِم ِن وَ ْالم ُْؤ ِمنَ ِة ِفيْ نَ ْف ِس ِه‬
2280( ”‫“الِس ْل ِسلَ ِة الصَ ِحي َْح ِة‬ ِّ ْ‫) وَ صَ َّح َح ُه ْاألَ ْلبَا ِنيْ ِفي‬2399

Bala’ (ujian berupa bencana) akan senantiasa menimpa kepada orang-orang


mukmin dan muminah pada dirinya, anaknya dan hartanya hingga dia
bertemu Allah dalam keadaan tidak memiliki kesalahan.” [Hadits riwayat At-

4
Tirmidzi (2399) dan Al-Albani menshahihkannya di dalam As-Silsilah Ash-
Shahihah (2280)]
Nabi ‫ ﷺ‬juga bersabda,

‫ ( ِإ َذا َأرَ ا َد اللَّ ُه ِب َع ْب ِد ِه ا ْلخَ يْرَ عَ َّج َل لَ ُه‬: ‫سلَّ َم‬َ َ‫ َقا َل رَ سُو ُل اللَّ ِه صَ لَّى اللَّ ُه عَ لَ ْي ِه و‬: ‫س رضي هللا عنه َقا َل‬ َ
ٍ َ‫وعَ نْ أن‬
( ‫ رواه الترمذي‬. )‫ي ِب ِه يَوْ َم ا ْل ِقيَا َم ِة‬ َ ‫شرَّ َأمْ سَكَ عَ ْن ُه ِب َذ ْن ِب ِه َحتَّى يُوَ ا ِف‬
َّ ‫ وَ ِإ َذا َأرَ ا َد اللَّ ُه ِب َع ْب ِد ِه ال‬، ‫ا ْل ُعقُوبَ َة ِفي ال ُّد ْنيَا‬
1220( ‫) وصححه األلباني في السلسلة الصحيحة‬2396

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu dia berkata, ”Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,


”Apabila Allah menginginkan kebaikan pada hamba-Nya, Allah mensegerakan
hukuman untuknya di dunia ini. Dan apabila Allah menginginkan keburukan
pada seorang hamba, Allah menahan dosanya hingga dosa tersebut dibalas
dengan hukuman setimpal pada hari kiamat.” [Hadits riwayat At-Tirmidzi
(2396) dan Al-Albani menshahihkannya di dalam As-Silsilah Ash-Shahihah
(1220)]
4. Diperolehnya pahala dan ditinggikannya derajat
Imam Muslim (hadits no 2572) meriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha,
dia berkata, ”Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

‫ َأوْ َحط َّ عَ ْن ُه ِب َها خَ ِطيئَ ًة‬، ‫شوْ َك ٍة َفمَا َفوْ َق َها ِإال رَ َف َع ُه اللَّ ُه ِب َها دَرَ َج ًة‬
َ ْ‫ُصيبُ ا ْلم ُْؤ ِمنَ ِمن‬
ِ ‫مَا ي‬

“Tidaklah seorang mukmin terkena duri atau yang lebih dari itu kecuali Allah
mengangkat dengan musibah tersebut satu derajat atau menghapus darinya
dengan musibah tersebut satu kesalahan.
5. Ujian yang menimpa itu kesempatan untuk memikirkan tentang
berbagai kekurangan diri dan kesalahan di masa lalu. Bila ternyata
itu adalah sebuah hukuman lantas dimana kesalahannya?
6. Musibah itu merupak pelajaran tauhid, iman dan tawakal.
Kita mengetahui diri secara praktis tentang hakikat diri kita sendiri bahwa
anda adalah seorang hamba yang lemah. Kita tidak punya daya kecuali
dengan kekuatan dari Allah. Maka kita akan bertawakkal kepada Allah dengan
tawakal yang sebenarnya dan berlindung kepada Allah dengan sebenar-benar
perlindungan.

Saat itulah runtuhlah pengaruh dan kesombongan, rasa ujub , lalai dan tertipu
oleh diri sendiri. Kita menjadi faham bahwa kita sangat membutuhkan Allah
Ta’ala. kita adalah orang lemah yang berindung kepada Dzat Yang Maha Kuat
lagi Maha Perkasa.

Baca juga:  Pentingnya Muhasabah Diri


7. Musibah itu mengusir rasa ujub dari dalam jiwa dan menjadikan
jiwa itu dekat dengan Allah.
Hal ini sebagaimana terjadi dalam perang Hunain. Allah Ta’ala berfirman
mengisahkan perang tersebut,

5
ُ‫ت عَ لَ ْي ُك ُم اأْل َرْ ض‬ َ ‫ْن ۙ ِإ ْذ َأعْ َجبَ ْت ُك ْم َك ْثرَ تُ ُك ْم َفلَ ْم تُ ْغ ِن عَ ْن ُك ْم‬
ْ ‫ش ْيئًا وَ ضَ ا َق‬ ِ َ‫لَ َق ْد نَصَ رَ ُك ُم اللَّ ُه ِفي مَو‬
ٍ ‫اطنَ َك ِثيرَ ٍة ۙ وَ يَوْ َم ُحنَي‬
َ‫َت ثُ َّم وَ لَّ ْيتُ ْم ُمد ِْب ِرين‬
ْ ‫ِبمَا رَ ُحب‬

”Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan


peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu di waktu
kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah(mu), maka jumlah yang
banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikit pun, dan bumi yang luas
itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dengan
bercerai-berai.” [At-Taubah: 25]
8. Mengetahui hakikat manusia dan kualitas aslinya. Ada sebagian
orang yang tidak diketahui keutamaan mereka kecuali melalui
ujian.
Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata,

” ، ‫ َف ِإ َذا نَزَ َل ِب ِه ْم بَاَل ٌء صَ ارُ وْ ا ِإلَى َح َقا ِئ ِق ِه ْم ؛ َفصَ ارَ ا ْلم ُْؤمِنُ ِإلَى ِإ ْيمَا ِن ِه‬، َ‫ستُوْ رُ وْ ن‬
ْ ‫النَّاسُ مَا دَامُوْ ا ِفيْ عَ ا ِفيَ ٍة َم‬
‫وَ صَ ارَ ْال ُمنَا ِفقُ ِإلَى ِن َفا ِق ِه‬

”Manusia selama mereka dalam keadaan selamat itu keadaannya masih


tertutup (tidak diketahui). Apabila bala bencana menimpa mereka, mereka
akan terihat aslinya. Orang mukmin nampak imannya dan orang munafik
nampak kemunafikannya.”

9. Musibah itu akan mendidik dan menyiapkan para tokoh.


10.Musibah itu akan memilah mana teman-teman sejati dan yang
hanya karena ada kepentingan.
11. Musibah itu akan mengingatkan kita kepada dosa dan maksiat yang
pernah dilakukan agar kita bertaubat dari dosa tersebut.
Allah berfirman,

َ ْ ‫سب‬ ِ ‫وَ مَا َأصَ ابَ ُك ْم ِمنْ م‬


َ ‫ُصيبَ ٍة َف ِبمَا َك‬
ٍ ‫َت أ ْي ِدي ُك ْم وَ يَ ْعفُو عَ نْ َك ِث‬
‫ير‬

”Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu).” [Asy-syura: 30]
12.Musibah itu menyingkap hakikat dunia dan kepalsuannya kepada
kita.
13.Musibah itu mengingatkan dengan keutamaan nikmat Allah
terhadap diri kita berupa kesehatan dan keselamatan.

،‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬


ِ ‫ َونَفَ َعنِ ْي َوإِيَّا ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه ِم َن ْاآليَا‬،‫آن ْال َع ِظي ِْم‬
ِ ْ‫ك هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُر‬ َ ‫بَا َر‬
ِ ‫ إِنَّهُ هُ َو ْال َغفُ ْو ُر الر‬،ُ‫َوتَقَبَ َّل هللاُ ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَه‬
‫َّحيم‬

6
‫‪Khutbah Kedua‬‬
‫‪ ‬‬

‫َن نَبَِّينَا حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ‬


‫ك لَهُ‪َ ،‬وأَ ْش َه ُد أ َّ‬ ‫أَمْح َ ُد َريِّب َوأَ ْش ُك ُرهُ ‪َ ،‬وأَ ْش َه ُد أَ ْن اَل إِلَهَ إِاَّل اهللُ َو ْح َدهُ اَل َش ِريْ َ‬
‫ان إِىَل َي ْوِم الدِّيْ ِن‬ ‫اللَّه َّم ص ِّل علَى نَبِِّينَا حُمَ َّم ٍد وعلَى آلِِه ومن تَبِعهم بِِإحس ٍ‬
‫َ َ ْ َُ ْ ْ َ‬ ‫ََ‬ ‫ُ َ َ‬
‫اع ِة‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫لى الطَّ َ‬ ‫اع َ‬
‫ش َماظَ َهَر َو َمابَطَ ْن‪َ .‬و َحافظُْو َ‬ ‫اىل‪َ .‬و َذ ُروالْ َف َواح َ‬ ‫َّاس !! اَّت ُقوااهللَ َت َع َ‬‫اََّما َب ْع ُد ‪َ :‬فيَااَ يُّ َهاالن ُ‬
‫اىل‬
‫ال َت َع َ‬ ‫اع ِة‪َ .‬و ْاعلَ ُم ْوااَ َّن اهللَ اََمَر ُك ْم بِأ َْم ٍر بَ َدأَ فِْي ِه بَِن ْف ِس ِه‪َ .‬وثَىَّن مِب َالَئِ َك ِة قُ ْد ِس ِه‪َ .‬ف َق َ‬ ‫ِ‬
‫ض ْو ِر اجْلُ ْم َعة َواجْلَ َم َ‬ ‫َو ُح ُ‬
‫اعلَْي ِه َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْسلِْي ًما‬ ‫ِ‬ ‫ومَل يز ْل قَائِالًعلِيما‪ :‬اِ َّن اهلل ومالَئِ‬
‫لى النَّىِب ْ يَاَ يُّ َهاالَّذيْ َن َآمُن ْو َ‬
‫اصلُّ ْو َ‬ ‫َ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ن‬‫َ‬ ‫و‬
‫ْ‬ ‫صلُّ‬
‫َ‬ ‫ي‬
‫ُ‬ ‫ه‬
‫ُ‬ ‫ت‬
‫َ‬ ‫ك‬
‫َ‬ ‫َ ََ‬ ‫َ ًْ‬ ‫َ ْ ََ‬
‫َّك مَحِ ْي ٌد جَمِ ْي ٌد‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ٍ‬ ‫ٍ‬
‫ت َعلَى إِ ْبَراهْي َم َو َعلَى ِآل إِ ْبَراهْي َم‪ ،‬إِن َ‬ ‫صلَّْي َ‬
‫ص ِّل َعلَى حُمَ َّمد َو َعلَى آل حُمَ َّمد َك َما َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫َّك مَحِ ْي ٌد جَمِ ْي ٌد‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ٍ‬ ‫ٍ‬
‫ت َعلَى إِ ْبَراهْي َم َو َعلَى ِآل إِ ْبَراهْي َم‪ ،‬إِن َ‬ ‫َوبَا ِر ْك َعلَى حُمَ َّمد َو َعلَى آل حُمَ َّمد َك َما بَ َار ْك َ‬
‫َّك مَسِ يع قَ ِري ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ات األ ِ ِ‬ ‫املؤ ِمنَ ِ‬ ‫الله َّم ا ْغ ِفر لِْلمسلِ ِم واملسلِم ِ‬
‫ب‬‫ب جُم ْي ُ‬ ‫َحيَاء مْن ُه ْم َواأل َْم َوات إن َ ْ ٌ ْ ٌ‬ ‫ْ‬ ‫املؤ ِمنِنْي َ َو ْ‬‫ات َو ْ‬ ‫ْ ُ ْ نْي َ َ ْ َ‬ ‫ُ‬
‫َّع َو ِة‬
‫الد ْ‬
‫اب‬
‫ت الْ َو َّه ُ‬ ‫ك َرمْح َةً إِن َ‬
‫َّك أَنْ َ‬ ‫ب لَنَا ِم ْن لَ ُدنْ َ‬ ‫ِ‬
‫وبنَا َب ْع َد إ ْذ َه َد ْيَتنَا َو َه ْ‬
‫َربَّنَا اَل تُِز ْغ ُقلُ َ‬
‫الت َقى والع َف َ ِ‬ ‫اللَّ ُه َّم إِنَّا نَ ْسأَلُ َ‬
‫اف َوالغىَن‬ ‫ك اهلَُدى َو ُّ َ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َربَّنَا آتِنَا يِف ُّ‬
‫اب النَّا ِر‬‫الد ْنيَا َح َسنَةً َويِف اآْل خَر ِة َح َسنَةً َوقنَا َع َذ َ‬
‫ان إِىَل َي ْوِم ال ّديْن‬ ‫وصلَّى اهلل علَى نَبِِّينَا حُم َّم ٍد وعلَى آلِِه وصحبِ ِه ومن تَبِعهم بِِإحس ٍ‬
‫َ َ ْ َ ْ َُ ْ ْ َ‬ ‫َ ََ‬ ‫َ َ َُ‬
‫آخر د ْعوانَا أ َِن احْل م ُد هلل ر ِّ ِ‬ ‫ِ‬
‫ب الْ َعالَمنْي‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫َو ُ َ َ‬
‫تآء ِذي اْل ُقرىب ويْنهى ع ِن اْل َفح ِ‬
‫شآء َواْملْن َك ِر َواْ َلب ْغي يَعِظُ ُك ْم‬ ‫ان وإِي ِ‬ ‫ِعباد ِ‬
‫اهلل ! إِ َّن اهلل يأْمر بِاْلع ْد ِل واْ ِإلحس ِ‬
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬
‫لَعلَّ ُكم تَ َذ َّكرو َن واذْ ُكروا اهلل اْلع ِظيم ي ْذ ُكر ُكم وا ْش ُكروه على نِع ِم ِه ي ِز ْد ُكم ولَ ِذ ْكر ِ‬
‫اهلل أَ ْكَب ْر‬ ‫َ ْ ُْ َ ُ َ َ َْ َ ْ ْ َ ُْ ُ َ َ َ َ ْ َ ُ‬

‫‪7‬‬

You might also like