You are on page 1of 6

Jurnal Analogi Hukum, 2 (2) (2020), 252–257

Jurnal Analogi Hukum


Journal Homepage: https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/analogihukum

Perlindungan Hukum Terhadap Masyarakat di Daerah


Pertambangan
Putu Putra Pradiatmika*, Ida Ayu Putu Widiati dan Ni Made Sukaryati Karma

Fakultas Hukum, Universitas Warmadewa, Denpasar-Bali, Indonesia

*putra.pradiatmika@gmail.com
How To Cite:
Pradiatmika, P. P., Widiati, I. A. P., & Karma, N. M. S. (2020). Perlindungan Hukum Terhadap Masyarakat di Daerah Pertambangan. Jurnal
Analogi Hukum. 2(2). 252-257. Doi: https://doi.org/10.22225/ah.2.2.1929.252-257

Abstract—Protection and fulfillment of human rights to the community around the mining area are often
trapped in a problem that causes the non-fulfillment of the right to life and the right to the welfare of the
community. Conflicts occur as a result of the operation of mining companies which causes unrest in the
community. The formulation of the problem in this thesis is how are mining licensing arrangements in
Indonesia? and What is the legal protection of the community in the mining area ?. This study uses a
normative type of law with a conceptual approach and legislation. Mining Licensing Arrangements in
Indonesia are permits to carry out mining business in the territory of Indonesia which include all activities.
There are 3 forms of mining business in Indonesia, namely Permits Mining Business (IUP), People's Business
Permit (IPR), Special Mining Business Permit (IUPK). The form of preventive legal protection is that the
government gives rights to the community around the mine to manage and utilize minerals and coal and also
burdened with the obligation to preserve the environment, so that the community and mining companies can
work together and supervise each other. while the form of repressive legal protection is that the mining
business permit provider requires that mining takes place on the customary community's customary land,
rights to mineral resources between fees, compensation for land, compensation for direct impacts from
mining, must be realized by mining companies.
Keywords: Mining, legal and community protection

Abstrak—HAM dalam setiap insan masyarakat yang terdapat ataupun terselubung dalam daerah
pertambangan, seiring berjalannya proyek tersebut menyebabkan adanya permasalahan-permasalahan yang
cukup signifikan akibatnya kurang memaksimalkan SDA di daerah tersebut dan perlu adanya pemenuhan
ataupun perlindungan. Dampak-dampak yang membuat risih masyarakat sehingga terjadinya konflik dengan
operasi tambang dan perlu adanya penyempurnaan keselarasan didalamnya. Adapun rumusan masalah dalam
jurnal ini adalah bagaimana pengaturan perizinan pertambangan di indonesia? dan Bagaimana perlindungan
hukum terhadap masyarakat di daerah pertambangan?. Penelitian ini menggunakan tipe hukum normatif
dengan pendekatan konseptual dan peraturan perundang-undangan. Pengaturan Perizinan Pertambangan di
Indonesia yakni suatu konteks kesepakatan yang harus dilakukan dalam sebelum berjalannya proyek tambang
tersebut, seperti halnya izin dalam pertambangan yang terutama meliputi segala bentuk, sistematis, cara/
pemikiran, pengolahan serta program proyek tersebut. Bentuk perlindungan hukum yang bersifat preventif
yaitu pemerintah memberikan hak terhadap masyarakat di sekitar tambang dalam upayanya menyelaraskan
pengelolaan ataupun pemanfaatan konten-konten SDA yakni mineral dan juga batubara, dengan demikian
masyarakat dan perusahan pertambangan dapat bekerjasama dan saling mengawasi. Sedangkan bentuk
perlindungan hukum bersifat represif adalah pemberi izin usaha pertambangan mewajibkan bila pertambangan
terjadi pada tanah ulayat masyarakat hukum adat.
Kata Kunci: Pertambangan, perlindungan hukum dan masyarakat

1. Pendahuluan oleh dunia. Semakin tidak efisiennya


penggalian terhadap berbagai jenis fossil dan
Eksplorasi terhadap alam baik di laut, darat hanya mengejar kenyamanan belaka demi
maupun udara yang membuat semakin kepentingan kehidupan manusia telah
buruknya kualitas lingkungan kini di cemaskan memperburuk lingkungan (Abdurahman, 2002).
Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 2, 2020. CC-BY-SA 4.0 License
252
Perlindungan Hukum Terhadap Masyarakat di Daerah Pertambangan

Sumber kekayaan alam yang sangat melimpah berakibat pada rusaknya ekosistem hutan dan
dimiliki oleh Indonesia. Sebagian besar wilayah pencemaran lingkungan pasca penambangan
perairan dengan berbagai biota laut, hutannya (tidak di tindak lanjuti dengan reklamasi
termasuk paling luas di dunia dengan tanah tambang) tumpang tindih lahan terjadi di sektor
yang subur dan pemandangan alam yang begitu tambang dengan sektor lain seperti kehutanan,
indah yang begitu berpengaruh terhadap perkebunan dan lain-lain, selain itu tumpang
kehidupan manusia (Fauzi, 2010). tindih izin terjadi antara satu IUP dengan IUP
lain yang di keluarkan oleh gubenur juga di
Indonesia memiliki peluang melalui bidang terbitkan oleh bupati, konflik masyarakat lokal
pertambangan besar untuk memajukan bangsa dengan pengusaha tambang, serta tidak
karena memiliki sumber daya mineral dan batu maksimalnya penerimaan negara dari sektor
bara yang melimpah. Hasil dari pengelolaan pajak maupun non pajak karena praktek
dan pengusahaan pertambangan dapat manipulasi dan KKN pada pengelolaan dan
dipasarkan pada pangsa pasar domestik maupun pengusahaan tambang (Suderajat, 2013).
global. Penataan IUP yang telah dilakukan kementerian
Pasal 33 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan ESDM menyatakan bahwa dari total IUP yang
bahwa: bidang-bidang produksi yang penting di terbitkan terdapat 4.532 IUP atau sejumlah
bagi negara dan yang menyangkut kehidupan 42,14ri total IUP merupakan IUP non-CnC, IUP
banyak orang negara berhak menguasainya. non-CnC merupakan IUP bermasalah karena
Negara menguasai segala pemanfaatan SDA tidak sesuai dengan perundang-undangan
untuk keselarasan bangsa dan demi kepentingan seperti, tidak terpenuhinya persyaratan
-kepentingan masyarakat dari adanya maupun administratif, persyaratan teknis, persyaratan
hasil dari SDA di negara tersebut utamanya finansial, ataupun persyaratan lingkungan.
kemakmuran bersama, seperti makna dari UUD Akibatnya, pengelolaan dan pengusahaan
1945 ayat 2. pertambangan mineral dan batu bara yang di
tujukan bagi kesejahteraan rakyat tidak
Pasal tersebut menjadi landasan konstitusi terealisasikan secara optimal.
bangsa terkait dengan perekonomian Nasional
dan kesejahteraan sosial. Perwujudan dari Pada penelitian sebelumnya (Lita &
amanat konstitusi kemudian diakomodir dalam Nasution, 2013), mengungkapkan bahwa
pengusahaan serta merta pengelolaan Pemerintah khususnya Pemda memiliki peranan
pertambangan mineral dan batu bara merupakan dan tanggung jawab untuk melakukan
salah satu cabang produksi yang sangat penting pengawasan pengelolaan tambang di wilayah
bagi negara, sehingga pengelolaannya harus masyarakat adat, agar pengusahaan tambang
menciptakan kesejahteraan rakyat. mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan,
serta menjamin keselamatan dan kesejahteraan
Pada era otonomi daerah, sebagaimana masyarakat sekitarnya. Jika pemerintah tidak
diatur dalam UU PEMDA demi memajukan mampu memainkan peran maka akan terjadi
perekonomiannya, penerbitan izin usaha banyak ketidakadilan bagi masyarakat seperti
pertambangan (IUP) merupakan bentuk yang diungkapkan oleh (Apriliani, 2017),
pengendalian dan pengawasan pemerintah dimana dalam penelitiannya menemukan
terhadap pengelolaan dan pengusahaan kerusakan lingkungan sebagai akibat kegiatan
pertambangan. Maka negara sebagai entitas pertambangan pasir di Desa Cimareme
tertinggi memberikan izin kepada badan usaha, perlindungan yang diberikan oleh perusahaan
koperasi, dan perseorangan untuk dapat adalah ganti kerugian kepada masyarakat dan
berperan dalam pengusahaan dan pengelolaan dampak akibat perusahaan pertambangan
pertambangan mineral dan batu bara melalui adalah adanya pencemaran udara, kebisingan
penertiban Ijin Usaha Pertambangan (IUP) yang karena kegiatan pekerja dan rusaknya jalan
diterbitkan oleh pemerintah pusat maupun utama Desa Cimareme serta penyelesaian
daerah. terhadap sengketa ini adalah melalui dua cara
yaitu diluar pengadilan dan melalui ranah
Jumlah konten pemenuhan penerapan pengadilan. Bahwa kegiatan pertambangan
dimana halnya berbetuk Izin Usaha Tambang pasir tidak sesuai dengan peraturan
serta merta dari Pemda itu sendiri dalam perundangundangan yang berlaku seperti
pengusahaan dan pengelolaan pertambangan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009, Undang-
seharusnya berbanding lurus dengan Undang No.4 Tahun 2009, dan Peraturan
kesejahteraan masyarakat, akan tetapi Daerah Garut No. 15 tentang Tambang. Hal
banyaknya IUP yang di terbitkan berdampak tersebut terjadi karena ketidak tegasan
serius terhadap berbagai hal seperti, banyaknya pemerintah dalam hal pendirian kegiatan
alih fungsi lahan hutan menjadi lahan tambang, pertambangan dan dalam pengawasan,
Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 2, 2020. CC-BY-SA 4.0 License
253
Perlindungan Hukum Terhadap Masyarakat di Daerah Pertambangan

akibatnya masyarakat yang menjadi korban masyarakat oleh masyarakat maupun dari pihak
mereka harus rela lingkungannya tercemar. – pihak yang bersifat khusus dari pemerintah ke
masyarakat itu sendiri, salah satunya yakni
Berdasarkan latar belakang di atas, maka usaha tambang , kini disetiap daerah berpotensi
penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dengan SDA yang melimpah pastinya ada
pengaturan perizinan pertambangan di proyek berjalan. Izin yakni salah satu usaha dari
Indonesia dan perlindungan hukum terhadap pihak – pihak tertentu untuk menjalankan
masyarakat didaerah pertambangan. proyek tersebut, baik untuk bisnis ataupun demi
2. Metode kesejahteraan ekonomi bangsa. Izin sendiri
yakni surat tertulis menjadikan segala sesuatu
Penelitian ini bersifat normatif. Metode seharusnya tidak dikehendaki menjadi
penelian hukum normatif atau penelitian dikehendaki dalam konteks ke khususan,
kepustakaan ini merupakan penelitian yang layaknya dispensasi ataupun pelepasan
mengkaji studi dokumen, yakni menggunakan larangan. Bila tidak memenuhi kriteria atau ada
berbagai peraturan/ Undang-undang, keputusan keterbatasan dari syarat yang telah diberikan
pengadilan, teori-teori hukum, dan dapat berupa oleh pemerintah dapat terjadi penolakan izin,
pendapat para sarjana. Penelitian hukum yang karena tidak mungkin memberikan suatu izin
berfungsi untuk melihat hukum dalam artian kepada semua orang (Hayati, 2015). Adapun
nyata dan meneliti bagaimana bekerjanya pengertian perizinan adalah salah satu dari
hukum tentang upaya terhadap pencemaran bentuk pelaksanaan fungsi bersifat
diakibatkan dari pertambangan. Pendekatan pengendalian dan dimiliki oleh pemerintah
yang digunakan adalah pendekatan perundang- terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
undangan dan pendekatan konseptual. Suatu masyarakat (Sutedi, 2011). Adapun kata lain
pendekatan yakni menyelaraskan UU serta dari perizinan itu sendiri yakni suatu
pendapat-pendapat yang ada kemudian pengecualian terhadap kegiatan – kegiatan
dikaitkan kembali dengan peraturan-peraturan tertentu dalam pendaftarannya,
lainnya sehingga secara konseptual adanya perekomendasiannya, serta sertifikasinya yang
argumen memungkinkan pemikiran baru lalu menjadi tolak ukur utama, demi berjalannya
mengembangkannya. Sumber bahan hukum suatu proyek baik berguna untuk kepentingan
penelitian ini: umum biasanya dijalankan oleh pemerintah.
Hal tersebut juga diperkirakan agar tidak
adanya kegiatan diluar dari konteks dimaksud
Bahan Hukum Primer menyebabkan banyak kerugian untuk
Bahan hukum primer yang dominan dalam masyarakat berdampak pada daerah itu juga.
penelitian ini yakni: Maka pentingnya suatu pengawasan-
a. UURI, pengawasan, agar izin serta pelaksanaan di
lapangan saat proyek dijalankan sesuai dengan
b. UU No.4 Tahun 2009 - Tambang, Mineral aturan dan izin itu sendiri, beberapa fungsi dari
dan Batubara dan pengawasan yang perlu diperhatikan yakni:
c. UU No.30 Tahun 2014 - Administrasi a. Fungsi dalam penertiban itu sendiri yakni
Pemerintahan. penjagaan dalam pelaksanaan ataupun
kegiatan-kegiatan dalam bentuk proyek
apapun berhubungan langsung dengan
Bahan Hukum Sekunder masyarakat dan SDA di segi penghidupan
sosial juga selalu adanya fungsi penertiban
Bahan hukum sekunder merupakan sumber
ini agar tidak adanya konflik kedepannya.
data penelitian yang diperoleh peneliti dari
Dimaksudkan seperti halnya tindakan selalu
berbagai bahan-bahan kepustakaan yakni buku
mengontrol proses izin yang dijalankan
dan karangan para ahli baik jurnal-jurnal dan
dalam kegiatan-kegiatan khusus agar tidak
karya-karya ilmiah lain termasuk didalamnya
bertentangan.
bahan pustakaan yang mengandung konteks
penelitian. b. Fungsi dalam pengaturan itu sendiri yakni
dalam kegiatan-kegiatan yang dalam
3. Hasil dan Pembahasan
konteksnya berhubungan langsung dengan
SDA di daerah tertentu dengan masyarakat
Pengaturan Perizinan Di Indonesia selalu mengutamakan hasil dari SDA
tersebut, adanya sistem- sistem yang
Aturan telah melindungi segala sesuatu terstruktur dalam pengelolaannya agar izin
agar tidak adanya suatu konflik baik dari dari setiap proyek tersebut sebagai batasan
Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 2, 2020. CC-BY-SA 4.0 License
254
Perlindungan Hukum Terhadap Masyarakat di Daerah Pertambangan

khusus, hal tersebut dimaksudkan juga diperketat untuk pelaksanaan setiap kegiatan –
sebagai tindakan fungsi dalam mencegah kegiatan dijalankan manusia khususnya dalam
adanya kegiatan khusus lain diluar dari pembahasan ini yakni SDA. Perlindungan
semestinya. berbentuk hukum dibagi atas 2 hal secara
umum yakni:
Kegiatan penyelidikan umum,
pengeksplorasian serta studi dalam a. Perlindungan berbentuk Hukum Preventif
kelayakannya dimana hal tersebut merupakan
IUP-Eksplorasi, dimaksudkan yakni suatu Hal ini dapat diartikan sebagai hukum
kegiatan khusus yang diberikan Mentri untuk tersebut dalam perlindungannya memproses
usaha-usaha didaerah demi meraup SDA di lebih awal suatu tindakan-tindakan yang suatu
dalamnya yang tentunya juga terdapat izin saat akan diperdebatkan sehingga dalam
harus dipenuhi dan sistematis selalu terjaga. konteks ini, perlindungan hukum tersebut
mencegahnya sebelum konflik tersebut terjadi
Selanjutnya, kegiatan kotruksinya, proses/ dan menimbulkan dampak- dampak buruk
proyek tambangnya, pengolahan dan seperti pelanggaran berat ataupun melewati
pengelolaan, pengangkutan dan penjualannya batasan diluar HAM manusia.
yakni bagian dari IUP-Operasinya,
dimaksudkan yakni setelah adanya kegiatan- b. Perlindungan berbentuk Hukum Represif
kegiatan atau proyek yang berjalan melibatkan Menurut Setiono dalam studi kasusnya
SDA daerah diperlukannya pengawasan khusus pada supremasi hukum (2004) hukum dalam
demi izin yang telah disepakati dan selalu ada perlindungannya sebagai bentuk represif yakni
kontrol baik dari pihak yang menjalankan suatu hal ketika suatu konflik yang melewati
kegiatan tersebut maupun dari masyarakat batas norma manusia telah diciptakan oleh
sekitar. Kedua aspek tersebut seperti halnya manusia atau pihak-pihak bersangkutan
terdapat pada pasal 36 UU Minerba di No.4 (Setiono, 2004). Hal tersebut menjadikan
Tahun 2009 dalam pembagian IUP serta tahap- hukum sebagai aturan dengan tegasnya
tahapannya. menciptakan dampak timbal balik guna
memproses konflik tersebut agar tidak diulang
Perlindungan Hukum Terhadap Masyarakat kembali di setiap kegiatan manusia baik subyek
Di Daerah Pertambangan maupun obyek hukum, Contohnya berupa
denda, penjara, sanksi serta hukuman lainnya.
HAM dari setiap insan masyarakat
sepenuhnya dimiliki dimasing-masing individu Dalam pembahasan sebelumnya, SDA itu
dan hal tersebut perlu adanya perlindungan baik sendiri dimiliki dan/ atau dikuasai sepenuhnya
dari diri sendiri maupun dilindungi dari pihak oleh negara yang dimaksudkan yakni negara
tertentu serta dari pemerintahan dimana tersebut menguasai SDA yang ada di dalam
Indonesia sendiri merupakan negara hukum. negaranya maka dari itu setiap pihak bermaksud
Hukum salah satunya memiliki makna sebagai untuk mengolah SDA harus memiliki izin serta
pemberi aturan terhadap segala jenis tindakan- diteliti oleh negara diberi wewenang kepada
tindakan terutama dalam menjaga HAM PEMDA. Serta ditegaskan juga segala SDA
masyarakat dari negara tersebut. Perlindungan tersebut sepenuhnya berdampak langsung
dalam Hukum yakni secara garis besar terhadap masyarakat disekitarnya, dalam hal itu
memberikan perlindungan terhadap HAM dimaksudkan bahwa rakyat dari negara tersebut
dimana hal tersebut mencegah adanya konflik- memiliki hak untuk kemakmuran dari hasil
konflik yang berkenaan langsung dengan SDA. Kedua makna tersebut sudah terkandung
ancaman baik secara langsung maupun tidak dalam ketentuan-ketentuan khususnya pada
langsung ke setiap insan masyarakat, hal UUD 1945 di pasal 33 ayat (3).
tersebut merupakan inti dari materi (Raharjo, Di indonesia dalam konteks kegiatan yang
2000). berhubungan langsung dengan kegiatan
Perlindungan dalam hukum juga pemanfaatan SDA sering dijumpai yakni
melindungi subyek-obyek sosial, yang kegiatan tambang mineral serta batubara.
dimaksudkan yakni manusia serta hal – hal Pengolahan tersebut dijalankan dari pihak –
yang berkenaan dengan kebutuhan – kebutuhan pihak tertentu biasanya mitra bisnis besar yang
manusia itu senidiri. Aturan mengalami telah disetujui pemerintah dan memiliki izin
perubahan tentunya mengikuti arus dari zaman khusus untuk mejalankan proyek tersebut.
yang terus berubah, kebutuhan manusia dari pengolahan dan/atau pengelolaan terhadap SDA
tahun ke tahun selalu bertambah pesat serta tersebut bukan sewenang-wenang mengambil
pesaingan mulai ketat. Sanksi aturan perlu hasil bumi melainkan diperlukan adanya

Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 2, 2020. CC-BY-SA 4.0 License


255
Perlindungan Hukum Terhadap Masyarakat di Daerah Pertambangan

tindakan kontrol untuk menjaga aset negara Kegiatan – kegiatan pertambangan dimana
bahkan disebut sebagai aset dunia untuk sebelumnya akan dilaksanakan ataupun telah
kemakmuran setiap masyarakat sekitarnya. dilaksanakan diperlukan izin dalam usaha
Perlu adanya keadilan dimana setiap kegiatan tambang tersebut, khususnya pertambangan
proyek tambang mineral dan/atau batubara minerba dimana usaha ini melibatkan banyak
tersebut adanya dampak positif juga untuk pihak serta kegiatan tersebut terlibat langsung
masyarakat khususnya masyarakat adat di dengan SDA. Dengan kata lain setiap insan
tempat yang dilaksanakannya kegiatan masyarakat ataupun pihak yang terlibat
pengolahan SDA. didalamnya termasuk pemerintah sendiri perlu
mengakomodir kegiatan tambang agar tidak
Tentu ada prinsip serta tujuan agar terjadinya konflik dinatara kegiatan – kegiatan
ditegaskan dalam pengelolaan tambang mineral yang ada dengan dampak dari proyek tersebut.
dan/atau batubara, UU Minerba sudah secara Terlebih jika kegiatan tambang minerba
jelas mengatur sistem kegiatan-kegiatan tersebut merupakan kegiatan ilegal yakni tanpa
tersebut. berikut yakni beberapa hal dapat izin usaha tambang, maka hal tersebut sudah
dicerna untuk kegiatan tambang minerba : pasti adanya tindakan kecurangan dari beberapa
a. Pemanfaatannya, keadilan yang mesti dibagi pihak untuk meraup kemakmuran untuk dirinya
rata, keseimbangan-kesinambungannya sendiri.

b. Selalu mementingkan aturan serta Dalam bentuknya, izin merupakan


kepentingan seluruh bangsa tindakan represif dari pemerintah pusat atau
negara terhadap Pemerintah Daerah untuk
c. Kepartisipatifannya, dan juga harus merealisasikan struktur kekuasaan dari negara
memiliki wawasan cerdas atau luas terhadap dimana hal tersebut Undang-undang telah
lingkungan guna tidak adanya pihak yang menjelaskannya salah satunya yakni pada
semena – mena mengolah SDA Peraturan Menteri Dalam Negeri no. 20 thn
2008. Kegiatan/ proyek tambang minerba dalam
d. Transparasinya serta akuntibilitasnya pelaksanaannya terhadap pengelolaan
Mengingat kembali bahwa SDA lingkungan dimana proyek tersebut akan
merupakan kekayaan alam dimana terutamanya dijalankan terdapat beberapa tahapan – tahapan
tidak dapat diperbaharui maka dari itu yang mendasar yakni tahapan IUP dalam
pengolahannya perlu diperhatikan secara bentuk Ekplorasi dimaksudkan sebagai
seksama dari semua aspek masyarakat termasuk observasi kepastian serta studi khayalak dan/
pemerintah dan aturan yang tegas. atau kelayakan hal tersebut diberikan waktu
Pemanfaatannya pun tidak semata – mata untuk selama 8 tahun lamanya, tahapan yang kedua
perorangan melainkan guna kepentingan bangsa yakni IUP dalam bentuknya operasi produksi
dan negara untuk rakyat semuanya. dimaksudkan sebagai pelaksanaannya tersebut
telah dijalankan serta perlu adanya tindakan
Namun faktanya, dampak dari setiap kontrol dari pihak khusus untuk memproteksi
kegiatan-kegiatan yang dijalankan proyek tindakan curang dalam tambang minerba.
tambang minerba sangat banyak dijumpai di
pulau Kalimantan utamanya, masyarakat adat Adanya SDA berlimpah memang menjadi
menjadi korban akan ketidakmakmuran tolak ukur sebagai negara dengan potensi
kelangsungan hidup di daerah masyarakat kekayaan alam yang berlimpah juga, dengan
disana. Aturan yang telah dikeluarkan dan adanya kegiatan tambang minerba yakni
diharapkan sebagai tindak pengendalian sepenuhnya merupakan kegiatan sebagian
kegiatan tersebut seperti UU Agraria, UU menguntungkan banyak pihak baik untuk
kehutanan pada no. 41 tahun 1999, peranan UU negara serta masyarakatnya. Namun faktanya,
SDA belum sepenuhnya menegaskan disetiap kegiatan tambang minerba itu
pengolahan atau pengelolaan yang berdampak dilaksanakan maka disana terdapat masyarakat
langsung terhadap masyarakat adat. Perlu terkena dampak negatifnya saja, seperti halnya
adanya tindakan tegas dari pemerintah untuk limbah dari proyek tersebut sehingga mata
meng-observasi kembali kegiatan – kegiatan pencaharian masyarakat terhambat.
tersebut, dimana jalan tengah dari kasus yang Pertumbuhan ekonomi negara terletak dari tata
marak terjadi di Kalimantan serta masyarakat kelola pertambangan itu sendiri, menjadikan
sekitarnya tersebut perlu mendapatkan masyarakat tidak bisa berbuat banyak ketika
perlindungan, kemakmuran atas SDA mereka proyek pertambangan telah dijalankan serta
dan serta hasil ekonomi dibagi rata. proyek tersebut telah diberikan izin dari
PEMDA. Aturan hukum perlu ditingkatkan
4. Simpulan pesat sebagai perlindungan dari masyarakat

Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 2, 2020. CC-BY-SA 4.0 License


256
Perlindungan Hukum Terhadap Masyarakat di Daerah Pertambangan

yang menjadi korban akan keganasan kegiatan Sektor Pelayanan Publik, Cetakan
tambang minerba yang seharusnya berdampak Kedua. Jakarta: Sinar Grafika.
bagi kemakmuran semua belah pihak.
Daftar Pustaka
Abdurahman, M. (2002). Dinamika Masyarakat
Islam Dalam Wawasan Fikih.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Retrieved from https://
catalogue.nla.gov.au/Record/661110
Apriliani, D. (2017). Perlindungan Hukum
Terhadap Masyarakat Yang Terkena
Pencemaran Lingkungan Akibat
Kegiatan Pertambangan Pasir Di
Kecamatan Banyuresmi Kabupaten
Garut Berdasarkan Hukum Positif Di
Indonesia. Fakultas Hukum Universitas
Pasundan. Retrieved from http://
repository.unpas.ac.id/id/eprint/27332
Fauzi, A. (2010). Ekonomi Sumber Daya Alam
dan Lingkungan (Teori dan Aplikasi).
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Retrieved from https://
books.google.co.id/books?id=-e7BdK-
gC40C&printsec=frontcover&hl=id#v=
onepage&q&f=false
Hayati, T. (2015). Era Baru Hukum
Pertambangan: Di Bawah Rezim UU
No.4 Tahun 2009. Jakarta: Buku Obor.
Retrieved from https://
books.google.co.id/books/about/
Era_Baru_Hukum_Pertambangan.html?
id=vPtCDAAAQBAJ&redir_esc=y
Lita, H. N., & Nasution, F. U. (2013).
Perlindungan Hukum Masyarakat Adat
Di Wilayah Pertambangan. Lex
Jurnalica, 10(3), 206–211. Retrieved
from https://media.neliti.com/media/
publications/18046-ID-perlindungan-
hukum-masyarakat-adat-di-wilayah-
pertambangan.pdf
Raharjo, S. (2000). Ilmu Hukum. Bandung:
Citra Aditya Bakti.
Setiono. (2004). Rule of Law (Supremasi
Hukum). Surakarta: Magister Ilmu
Hukum Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret.
Suderajat, N. (2013). Teori dan Praktek
Pertambangan di Indonesia, Cetakan
Pertama. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.
Retrieved from https://
opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?
id=945569
Sutedi, A. (2011). Hukum Perizinan Dalam
Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 2, 2020. CC-BY-SA 4.0 License
257

You might also like