You are on page 1of 17

124

Vol. 4 No. 2 Desember 2020

TINJAUAN YURIDIS PENGELOLAAN USAHA TAMBANG PASIR


BERDASARKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 3 TAHUN 2020 TENTANG PERUBAHAN ATAS
UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

2
Firmansyah1, Sugiarto

Fakultas Syariah1
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo,Balandai Kota Palopo kode Pos 91914,
Sulawesi Selatan Indonesia
Email: firmansyah.abdurrahman85@gmail.com
Fakultas Hukum2
Universitas Muhammadiyah Parepare,Jalan Jenderal Ahmad Yani KM 6 Kota Parepare kode Pos
91113, Telepon: 0421-22757/Fax 0421-2554 Sulawesi Selatan Indonesia
Email: sugiartozainuddin@gmail.com

Abstract: This study aims to determine how a juridical review of the management of a sand mining
business based on Law of the Republic of Indonesia Number 3 of 2020 concerning Amendments to
Law Number 4 of 2009 concerning Mineral and Coal Mining and whether the form of government
supervision in managing sand mining business is based on the Law Law of the Republic of Indonesia
Number 3 of 2020 concerning Amendments to Law Number 4 of 2009 concerning Mineral and Coal
Mining, is considered effective. This study uses a normative method by examining legal documents
and other papers and their application to legal events through data collection techniques by means of
literature studies and data analysis techniques used are descriptive qualitative. Based on the data
analysis carried out, the juridical review of the management of the sand mining business is not in
accordance with the application of the existing reality in the field where production operations that
have a mining business license, but the determination of the sand mining business license area is not
in accordance with the location of its designation. The form of government supervision in managing
the sand mining business is deemed ineffective, causing problems regarding the mining business
license area and mining business license, so it is necessary to increase coordination between the form
of internal control supervision and the form ofcontrol supervision external.

Keywords: Judicial Review, Supervision, Sand Mining Business.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tinjauan yuridis terhadap
pengelolaan usaha tambang pasir berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2020 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral
Dan Batubara serta apakah bentuk pengawasan pemerintah dalam pengelolaan usaha tambang pasir
berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara, dinilai sudah
125
Vol. 4 No. 2 Desember 2020
efektif. Penelitian ini menggunakan metode normatif dengan mengkaji dokumen-dokumen hukum dan
karya tulis lainnya serta penerapannya pada peristiwa hukum melalui teknik pengumpulan data
dengan cara studi pustaka dan teknik analisis data yang digunakan bersifat deskriptif kualitatif.
Berdasarkan analisa data yang dilakukan, tinjauan yuridis terhadap pengelolaan usaha tambang pasir
tidak sesuai dengan penerapan realita yang ada dilapangan dimana kegiatan operasi produksi yang
memiliki izin usaha pertambangan namun penetapan wilayah izin usaha pertambangan pasir tersebut
tidak sesuai dengan lokasi peruntukannya. Bentuk pengawasan pemerintah dalam pengelolaan usaha
tambang pasir dinilai belum efektif sehingga menimbulkan permasalahan mengenai wilayah izin
usaha pertambangan dan izin usaha pertambangan sehingga diperlukan peningkatan koordinasi antara
bentuk pengawasan kontrol intern dan bentuk pengawasan kontrol ekstern.

Kata kunci : Tinjauan Yuridis, Pengawasan, Usaha Tambang Pasir.

LATAR BELAKANG pengelolaan lingkungannya sebagaimana


Undang-Undang Republik Indonesia yang dijelaskan bahwa perlindungan dan
Nomor 32 Tahun 2009 tentang pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan sistematis dan terpadu yang dilakukan
Hidup menjelaskan bahwa lingkungan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua dan mencegah terjadinya pencemaran
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang
termasuk manusia dan perilakunya, yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
mempengaruhi alam itu sendiri, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan,
kelangsungan perikehidupan, dan dan penegakan hukum.2
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
Manusia dan lingkungan hidup saling
lain. 1 Pentingnya menjaga dan merawat
memberi dan menerima pengaruh satu sama
ekosistem lingkungan sangatlah diperlukan
lain. Pengaruh alam terhadap manusia
guna menjaga kestabilan dan
bersifat pasif, pengaruh manusia terhadap
keberlangsungan sumberdaya hayati dan
alam bersifat aktif. Manusia memiliki
sumberdaya non hayati yang mempengaruhi
kemampuan eksploratif terhadap alam
keberlangsungan mahluk hidup masa kini
sehingga mampu mengubahnya sesuai
maupun dimasa yang akan datang. Maka
dengan yang dikehendaki. Walaupun alam
dari itu setiap manusia yang melakukan
tidak memiliki kemampuan aktif-ekploratif,
pemanfaatkan atau penggunaan lingkungan
namun secara perlahan, yang terjadi pada
dalam kegiatan usaha sebaik-baiknya perlu
alam akan terasa pengaruhnya bagi
memperhatikan perlindungan dan

1 2
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Republik Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
126
Vol. 4 No. 2 Desember 2020
kehidupan manusia. Kemampuan aktif- kemakmuran rakyat merupakan semangat
eksploratif manusia ini menyebabkan dan cita-cita akhir negara kesejahteraan
kerusakan lingkungan yang semakin parah. (Welfare State) yang harus diwujudkan oleh
negara dan pemerintah indonesia.
Kerusakan lingkungan hidup pada
Pengelolaan sumberdaya alam merupakan
seperti rusaknya hutan, sungai dan lainnya
salah satu instrumen untuk mencapainya. 4
salah satunya diakibat oleh pertambangan
mineral dan batubara yang melakukan Hal yang masih dipertentangkan dalam
kegiatan pertambangan tanpa sektor pertambangan umum adalah
memperhatikan lingkungan sekitarnya mengenai risiko (ketidak pastian)
sehingga berpotensi terjadinya pengrusakan eksplorasinya dan kemampuan menangani
lingkungan seperti yang dijelaskan dalam teknologi eksploitasinya. Hal ini yang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor paling tahu tentunya adalah ahli geologi dan
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan ahli pertambangan Indonesia. Penjelasan
Pengelolaan lingkungan Hidup, bahwa dari para ahli geologi tersebut tentunya
perusakan lingkungan hidup adalah sangat dinantikan masyarakat dan
tindakan orang yang menimbulkan pertambangan Indonesia, karena sangat
perubahan langsung atau tidak langsung berhubungan dengan kemampuan,
terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati kemauan, dan kejujuran mereka.5
lingkungan hidup sehingga melampaui
Salah satu kasus terkait penambangan
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. 3
pasir terhadap kualitas lingkungan, ada di
Kekayaan alam milik rakyat indonesia Kecamatan Sukaratu Kabupaten
yang dikuasakan kepada negara Tasikmalaya, dimana kegiatan
diamanatkan dikelola dengan baik untuk penambangan pasir yang dilakukan
mencapai tujuan bernegara indonesia. tentunya memberikan dampak kepada
Pemerintah sebagai representasi negara masyarakat, baik itu dampak positif maupun
diberi hak untuk mengelola (hak dampak negatif. Dampak positif
pengelolaan) kekayaan sumber daya alam pertambangan bagi masyarakat antara lain
agar dinikmati oleh rakyat banyak secara dapat menyerap tenaga kerja dari
berkeadilan dan merata. Lebih lanjut, masyarakat sekitar sehingga dapat

3 4
Pasal 1 angka 16 Undang-Undang Republik Adrian Sutedi, Hukum Pertambangan, (Jakarta :
Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Sinar Grafika, 2012) hlm. 24.
5
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Ibid., hlm. 46-47.
127
Vol. 4 No. 2 Desember 2020
mengurangi pengangguran, meningkatkan Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Tentang
perekonomian dan pembangunan daerah. Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 4
Sedangkan dampak negatif pertambangan Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral
bagi masyarakat antara lain erosi oleh Dan Batubara.
pembukaan lahan pertambangan, kerusakan
METODE PENELITIAN
lahan oleh penggalian pasir, pencemaran air
oleh limbah cair hasil pencucian pasir, PENDEKATAN PENELITIAN
pencemaran udara oleh debu karena jalan Metode pendekatan yang digunakan
dilalui truk pasir, polusi suara (bising) oleh dalam penulisan hukum ini adalah metode
kendaraan pengangkut pasir dan kerusakan pendekatan yuridis normatif yaitu
6
fasilitas jalan. pendekatan yang berusaha
mensinkronisasikan ketentuan-ketentuan
Begitupun yang sedang terjadi saat ini
hukum yang berlaku dalam perlindungan
terkait persoalan aktifitas pertambangan
hukum terhadap norma-norma atau
pasir di Indonesia dimana proses
peraturan-peraturan hukum lainnya dengan
pertambangan tersebut dapat merusak
kaitannya dalam penerapan peraturan-
lingkungan seperti banjir, abrasi, dan
peraturan hukum itu pada prakteknya di
longsor apabila dalam penerapannya tidak
lapangan.7
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang ada serta kurangnya OBJEK PENELITIAN
pengawasan oleh berbagai pihak yang dapat Untuk memperoleh data yang
memicu terjadinya kerusakan lingkungan. diperlukan maka objek dari penelitian yang
Melihat hal tersebut mebuat kita bertanya- dilakukan oleh peneliti adalah
tanya mengenai apa saja yang di atur dalam pertambangan mineral dan batubara berupa
peraturan perundang-undangan mengenai pengelolaan penambangan pasir
persoalan pertambangan pasir serta berdasarkan Undang-Undang Republik
bagaimana bentuk pengawasan pengelolaan Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Tentang
usaha tambang pasir yang ada di Indonesia Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 4
berdasarkan Undang-Undang Republik Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral
Dan Batubara.
6
Norma Anggraini, dkk, "Pengaruh Penambangan
Pasir Terhadap Kualitas Lingkungan di Kecamatan
Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya", Jurnal Antologi
Pendidikan Geografi, Volume. III, No.3 (April
7
2013) : 11. Diakses 29 Januari 2020, Burhan Asofa, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta :
http://antologi.upi.edu Rineka Cipta, 2010) hlm. 15.
128
Vol. 4 No. 2 Desember 2020
TEKNIK PENGUMPULAN DATA TEKNIK ANALISIS DATA
Untuk memperoleh data yang benar Teknik analisis data yang digunakan
dan akurat dalam penelitian ini ditempuh yaitu setelah semua data yang digunakan
prosedur pengumpulan data studi pustaka. dalam penyusunan penelitian ini terkumpul,
Studi pustaka yang dilakukan yaitu untuk maka dilakukan analisis data. Analisis data
mengumpulkan data sekunder, dengan cara yang diperoleh melalui studi kepustakaan
mempelajari konsep Hukum Lingkungan selanjutnya akan diuraikan dan dijelaskan
dan Pertambangan Mineral dan Batubara mengenai keadaan sebenarnya dan apa yang
serta cara penyelesaiannya dengan cara terjadi didalam nya. Penelitian ini
membaca, mengutip, mencatat dan menggunakan analisis data dengan metode
mengidentifikasi data yang sesuai dengan yang bersifat deskriptif kualitatif, yaitu
permasalahan. Metode ini dilakukan dengan penelitian yang bertujuan untuk menyusun
cara melakukan serangkaian kegiatan gambaran atau potret suatu permasalahan
seperti membaca, menelaah, mencatat, dan tentang pola dan problematika. Selanjutnya
membuat ulasan bahan-bahan pustaka yang peneliti memaparkan data yang telah
ada kaitannya dengan permasalahan yang diperoleh dari studi kepustakaan sehingga
akan diteliti. Studi kepustakaan dilakukan dapat dijadikan pedoman dalam pemecahan
untuk memperoleh data yang bersifat permasalahan.
sekunder ini dapat dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu bahan hukum primer, bahan PEMBAHASAN
8
hukum sekunder dan bahan hukum tersier. 1. Tinjauan Yuridis Terhadap
Pengelolaan Usaha Tambang Pasir
BAHAN HUKUM Berdasarkan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
Adapun jenis bahan hukum yang 2020 Tentang Perubahan Atas
diperlukan peneliti dalam penelitian ini Undang-Undang Nomor 4 Tahun
2009 Tentang Pertambangan Mineral
adalah bahan hukum primer yaitu bahan Dan Batubara
hukum yang mempunyai kekuatan hukum
Didalam Undang-undang Republik
mengikat seperti peraturan perundang-
Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
undangan dan peraturan lainnya,.
Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup juga dijelaskan Perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya
sistematis dan terpadu yang dilakukan
8
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam
Praktek, (Jakarta : Sinar Grafika, 2008) hlm. 51. untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup
129
Vol. 4 No. 2 Desember 2020
dan mencegah terjadinya pencemaran Mengenai kewewenangan ini, H.D.
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang Stout mengatakan bahwa wewenang
meliputi perencanaan, pemanfaatan, merupakan :11
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan,
9
“Pengertian yang berasal dari
dan penegakan hukum Sedangkan hukum organisasi pemerintahan,
pengelolaan/manajemen menurut yang dapat dijelaskan sebagai
keseluruhan aturan-aturan yang
Kristiawan dan kawan-kawan yaitu :10 berkenaan dengan perolehan dan
penggunaan wewenang
“Ilmu dan seni dalam mengatur, pemerintahan oleh subjek hukum
mengendalikan, publik di dalam hubungan hukum
mengkomunikasikan dan publik”.
memanfaatkan semua sumber daya
yang ada dalam organisasi dengan Setelah disahkannya Undang-undang
memanfaatkan fungsi-fungsi
manajemen (Planing, Organizing, Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020
Actuating, Controling) agar Tentang Perubahan Atas Undang-undang
organisasi dapat mencapai tujuan
secara efektif dan efesien”. Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Pertambangan Mineral Dan Batubara,
Berdasarkan pengertian diatas dapat
peraturan perundang-undangan tersebut
disimpulkan bahwa pengelolaan
mengalami banyak pembaharuan
(manajemen) adalah suatu cara atau proses
salahsatunya mengenai persoalan
yang dimulai dari suatu perencanaan,
kewenangan dimana pada peraturan
pengorganisasian, pelaksanaan atau
perundang-undangan yang baru ini
penggerakan dan pengawasan dalam
kewenangan penuh terkait pertambangan
mencapai tujuan yang telah ditentukan agar
mineral dan batubara hanya dimiliki oleh
berjalan efektif dan efisien. Adapun
pemerintah pusat seperti yang diatur dalam
tinjauan yuridis pengelolaan usaha tambang
Pasal 6 Undang-undang Republik Indonesia
pasir yang dimaksud dalam penelitian ini
Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Perubahan
berupa kewenangan dan wilayah
Atas Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009
pertambangan yang akan diuraikan sebagai
berikut :
9
Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
11
Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Ali Marwan HSB dan Evlyn Martha Julianthy,
10
Husaini dan Happy Fitria, "Manajemen "Pelaksanaan Kewenangan Atribusi Pemerintahan
Kepemimpinan Pada Lembaga Pendidikan Islam", Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah", Jurnal
Pendidikan Volume 4, Nomor 1, (Januari-Juni 2019) : Legislasi Indonesia Volume 15, Nomor 2, (Juli
44. Diakses 24 Juli 2020, https://jurnal.univpgri- 2018) : 3. Diakses 24 Juli 2020, https://e-
palembang.ac.id jurnal.peraturan.go.id
130
Vol. 4 No. 2 Desember 2020
Tentang Pertambangan Mineral Dan j. melaksanakan penawaran WIUPK
Batubara, menyatakan bahwa :12 secara prioritas;
k. menerbitkan Perizinan Berusaha;
(1) Pemerintah Pusat dalam pengelolaan
l. melakukan pembinaan dan
Pertambangan Mineral dan Batubara,
pengawasan terhadap pelaksanaan
berwenang:
kegiatan Usaha Pertambangan
a. menetapkan rencana pengelolaan
Mineral dan Batubara yang
Mineral dan Batubara nasional;
dilakukan oleh pemegang Perizinan
b. menetapkan kebijakan Mineral dan
Berusaha;
Batubara nasional;
m. menetapkan kebijakan produksi,
c. menetapkan peraturan perundang-
pemasaran, pemanfaatan, dan
undangan;
konservasi;
d. menetapkan standar nasional,
n. menetapkan kebijakan kerja sama,
pedoman, dan kriteria;
kemitraan, dan Pemberdayaan
e. melakukan Penyelidikan dan
Masyarakat;
Penelitian Pertambangan pada
o. melakukan pengelolaan dan
seluruh Wilayah Hukum
penetapan penerimaan negara bukan
Pertambangan;
pajak dari hasil Usaha Pertambangan
f. menetapkan WP setelah ditentukan
Mineral dan Batubara;
oleh Pemerintah Daerah provinsi
p. melakukan pengelolaan informasi
sesuai dengan kewenangannya dan
geologi, informasi potensi sumber
berkonsultasi dengan Dewan
daya Mineral dan Batubara, serta
Perwakilan Rakyat Republik
informasi Pertambangan;
Indonesia;
q. melakukan pembinaan dan
g. menetapkan WIUP Mineral logam
pengawasan terhadap Reklamasi dan
dan WIUP Batubara;
Pascatambang;
h. menetapkan WIUP Mineral bukan
r. melakukan penyusunan neraca
logam dan WIUP batuan;
sumber daya Mineral dan Batubara
i. menetapkan WIUPK;
tingkat nasional;
s. melakukan pengembangan dan
peningkatan nilai tambah kegiatan
12
Pasal 6 Ayat (1) Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Perubahan Usaha Pertambangan;
Atas Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Pertambangan Mineral Dan Batubara.
131
Vol. 4 No. 2 Desember 2020
t. melakukan peningkatan kemampuan kebijakan terkait permasalahan pengelolaan
aparatur Pemerintah Pusat dan pertambangan mineral dan batubara baik itu
Pemerintah Daerah provinsi dalam penetapan izin usaha pertambangan atau
penyelenggaraan pengelolaan Usaha bahkan wilayah izin usaha pertambangan
Pertambangan. apabila ada permasalahan ataupun
u. menetapkan harga patokan Mineral pembenahan dapat dilakukan oleh
logam, Mineral bukan logam jenis pemerintah daerah yang bersangkutan
tertentu, Mineral Radioaktif, dan dengan cepat dan efisien. Sedangkan ketika
Batubara; hanya pemerintah pusat yang memiliki
v. melakukan pengelolaan inspektur kewenangan maka pemerintah daerah
tambang; dan provinsi dan/atau pemerintah daerah
w. melakukan pengelolaan pejabat kabupaten/kota harus saling berkoordinasi
pengawas Pertambangan. dulu dengan pemerintah pusat sehingga
Melihat perbandingan atau perubahan dinilai cukup lama dan tidak efisien dalam
peraturan perundang-undangan tersebut penanggulangan permasalahan yang
lebih baik jika kewenangan tidak hanya kemungkinan ada kedepannya.
dimiliki oleh pemerintah pusat tetapi
Sebagaimana dijelaskan Wilayah
kewenangan terkait pengelolaan
Pertambangan yang selanjutnya disebut
pertambangan mineral dan batubara juga
WP, adalah wilayah yang memiliki potensi
dikembalikan kepada pemerintah daerah
mineral dan/atau batubara dan tidak terikat
provinsi dan pemerintah daerah
dengan batasan administrasi pemerintahan
kabupaten/kota, dikarenakan pemerintah
yang merupakan bagian dari rencana tata
daerah lebih berhak dan lebih mengetahui 14
ruang nasional. Oleh karena negara
keadaan wilayah mereka masing-masing
mengusai bahan-bahan galian atau tambang
sesuai dengan asas otonomi dimana
yang terkandung didalam bumi, yang dalam
otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan
gradasi terendah sekalipun masih
kewajiban daerah otonom untuk mengatur
mengandung arti pemerintah memiliki
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
kewenangan unruk ikut memengaruhi
dan kepentingan masyarakat setempat
jalannya produksi sekalipun jalannya
dalam sistem negara kesatuan republik
13
Indonesia sehingga dalam menetapkan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah.
14
Pasal 1 Angka 8 Peraturan Pemerintah Republik
13
Pasal 1 Angka 6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2010 Tentang Wilayah
Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Pertambangan.
132
Vol. 4 No. 2 Desember 2020
produksi sendiri dilaksanakan oleh swasta, kewenangannya dan berkonsultasi
maka pemerintah berarti memegang kendali dengan Dewan Perwakilan Rakyat
atas pelaksanaan kegiatan pertambangan. Republik Indonesia.
Kendali pelaksanaan kegiatan Pemerintah pusat tidak serta merta
pertambangan yang ada pada pemerintah ini dapat melakukan penetapan wilayah
sekaligus menyiratkan jika pemerintah pertambangan yang ada di Indonesia tetapi
merupakan pihak yang bertanggungjawab pemerintah pusat sebelum menetapkan
atas pengelolaan pertambangan (termasuk wilayah pertambangan perlu adanya
juga mineral dan batubara) di bumi koordinasi terhadap pemerintah daerah
15
nusantara. provinsi dan berkonsultasi dengan dewan
perwakilan rakyat republik Indonesia
Adapun salah satu kewenangan dari
dengan memperhatikan ekosistem yang ada
pemerintah pusat yaitu mengenai persoalan
disekitarnya dalam rangka penyiapan
penetapan wilayah pertambangan yang ada
wilayah pertambangan.
di Indonesia sesuai yang diatur dalam Pasal
Untuk terlaksananya kegiatan usaha
9 Undang-undang Republik Indonesia
tambang harus terletak pada wilayah
Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Perubahan
pertambangan (WP), dimana WP tersebut
Atas Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009
merupakan bagian dari tata ruang nasional,
Tentang Pertambangan Mineral Dan
sehingga daerah-daerah yang mempunyai
Batubara, menyatakan bahwa :16
potensi bahan galian diharuskan
(1) WP sebagai bagian dari Wilayah
menentukan WP terlebih dahulu sebelum
Hukum Pertambangan merupakan
adanya kegiatan usaha tambang (wilayah
landasan bagi penetapan kegiatan
usaha tambang, wilayah pertambangan
Usaha Pertambangan.
rakyat atau wilayah pencadangan negara).
(2) WP sebagaimana dimaksud pada ayat
Guna menentukan wilayah potensi bahan
(1) ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
galian yang memungkinkan untuk
setelah ditentukan oleh Pemerintah
ditetapkan sebagai wilayah pertambangan.
Daerah provinsi sesuai dengan
Sebagai studi kasus penerapan metode
15
Hartati, "Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam tersebut dilakukan penentuan peruntukan
Pengelolaan Pertambangan Mineral Dan Batubara",
Masalah-masalah Hukum Jilid 41, No.4, (Oktober lahan usaha tambang bahan galian (khusus
2012) : 533. Diakses 17 Juli 2020, doi : 10
https://ejournal.undip.ac.id
16
Pasal 9 Ayat (1) dan Ayat (2) Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Tentang
Perubahan Atas Undang-undang Nomor 4 Tahun
2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara.
133
Vol. 4 No. 2 Desember 2020
untuk bahan galian yang dahulu disebut Sedangkan menurut Kertonegoro
dengan bahan galian Golongan C). 17 menyatakan bahwa pengawasan itu adalah
Proses melaui manajer berusaha
2. Bentuk Pengawasan Pemerintah
Dalam Pengelolaan Usaha Tambang memperoleh kayakinan bahwa kegiatan
Pasir Berdasarkan Undang-Undang yang dilakukan sesuai dengan
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2020 Tentang Perubahan Atas perencanaannya.19
Undang-Undang Nomor 4 Tahun
2009 Tentang Pertambangan Mineral Berdasarkan hal tersebut penulis
Dan Batubara
menganalisis kasus pengelolaan usaha

Pengawasan pemerintah terkait tambang pasir dari segi pengawasan dengan

pengelolaan usaha pertambangan sangatlah mengaitkan dengan Undang-Undang

perlu dilakukan dikarenakan kegiatan usaha Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020

tersebut berhubungan dengan ekosistem Tentang Perubahan Atas Undang-Undang

lingkungan hidup yang dinilai dapat Nomor 4 Tahun 2009 Tentang

berpotensi terjadinya pencemaran Pertambangan Mineral Dan Batubara,

lingkungan dan/atau kerusakan lingkungan bentuk pengawasan yang dimaksud yaitu

akibat kegiatan usaha tersebut. Adapun kontrol intern dan ekstern dimana kontrol

pendapat George R. Tery mengartikan intern berarti bahwa pengawasan itu

pengawasan sebagai :18 dilakukan oleh badan yang secara


organistoris/struktual masih termasuk dalam
“Mendeterminasi apa yang telah
lingkungan pemerintahan sendiri.
dilaksanakan, maksudnya
mengevaluasi prestasi kerja dan Sedangkan kontrol ekstern adalah
apabila perlu, menerapkan tidankan-
pengawasan yang dilakukan oleh badan/
tindakan korektif sehingga hasil
pekerjaan sesuai dengan rencana lembaga yang secara
yang telah ditetapkan”.
organisatoris/struktural berada diluar
20
pemerintah. Adapun penjabaran dari
17
Nana Suryana, "Penentuan Wilayah Usaha
Pertambangan Menggunakan Metode Fuzzy K-Mean pengawasan tersebut, yaitu :
Clustering Berbasis Sistem Informasi Geografi”,
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 6, Pertama, Pengawasan Kontrol Intern
Nomor 4, (Oktober 2010) : 205. Diakses 18 Juli
2020, https://jurnal.tekmira.esdm.go.id dalam Pengelolaan Usaha Tambang Pasir,
18
Rofli Sulistiyo Baktiyasa, dkk, "Pengaruh
Pengawasan Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap
19
Produktivitas Karyawan (Kasus Bagian Pengolahan Ibid.
20
Pt. Mitra Aung Swadaya (Mas) Kecamatan Putera Astomo, “Kedudukan dan Pengujian
Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu)", Jurnal Online Konstitusionalitas Peraturan Desa dalam Peraturan
Mahasiswa FISIP Vol. 4, No. 2, (Oktober 2017) : 5. Perundang-undangan", Jurnal Konstitusi Volume 15,
Diakses 24 Juli 2020, https://media.neliti.com Nomor 2, (Juni 2018) : 298. Diakses 24 Juli 2020,
https://media.neliti.com
134
Vol. 4 No. 2 Desember 2020
yaiut; peran pemerintah dalam melakukan 141 Undang-Undang Republik Indonesia
pengawasan di bidang pengelolaan usaha Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Perubahan
pertambangan pasir, yaitu pengawasan Atas Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009
terhadap kegiatan usaha pertambangan Tentang Pertambangan Mineral Dan
berdasarkan Undang-Undang Republik Batubara, menyatakan bahwa :22
Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Tentang (1) Pengawasan atas kegiatan Usaha
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 4 Pertambangan yang dilakukan oleh
Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral pemegang IUP, IUPK, IUPK sebagai
Dan Batubara. Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian,
Sektor usaha pertambangan mineral IPR, atau SIPB sebagaimana dimaksud
dan batubara yang telah memiliki izin usaha dalam Pasal 140, antara lain :
pertambangan maka akan diawasi oleh a. teknis Pertambangan;
pemerintah pusat terkait pengelolaan usaha b. produksi dan pemasaran;
pertambangan mineral dan batubara yang c. keuangan;
diatur dalam Pasal 140 Undang-undang d. pengolahan data Mineral dan
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Batubara;
Tentang Perubahan Atas Undang-undang e. konservasi sumber daya Mineral dan
Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Batubara;
Pertambangan Mineral Dan Batubara, f. keselamatan Pertambangan;
menyatakan bahwa Menteri melakukan g. pengelolaan lingkungan hidup,
pengawasan atas pelaksanaan kegiatan Reklamasi, dan Pascatambang;
Usaha Pertambangan yang dilakukan oleh h. pemanfaatan barang, jasa, teknologi,
pemegang IUP, IUPK, IUPK sebagai dan kemampuan rekayasa dan
Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian, rancang bangun dalam negeri;
IPR, SIPB, Izin Pengangkutan dan i. pengembangan tenaga kerja teknis
Penjualan, atau IUJP.21 Pertambangan;
Adapun pengawasan dan tanggung j. pengembangan dan pemberdayaan
jawab yang dimiliki pemerintah pusat masyarakat setempat; dan
terkait kegiatan usaha pertambangan k. penguasaan, pengembangan, dan
mineral dan batubara, terdapat dalam Pasal penerapan teknologi Pertambangan.

21 22
Pasal 140 Undang-Undang Republik Indonesia Pasal 141 Ayat (1) – Ayat (6) Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Tentang
Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 4 Tahun
Pertambangan Mineral Dan Batubara. 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara.
135
Vol. 4 No. 2 Desember 2020
Penegakan hukum meliputi sebuah aturan hukum yang tentunya akan
penegakan hukum preventif dan represif. berpengaruh terhadap perilaku atau budaya
Penegakan hukum lingkungan merupakan hukum.23
upaya untuk mencapai ketaatan terhadap Secara lebih luas penegakan hukum
peraturan dan persyaratan dalam ketentuan lingkungan preventif mengarah pada
hukum yang berlaku secara umum, pengawasan yang dilakukan oleh pihak
individual, melalui pengawasan dan yang berwenang. Dalam hal ini pengawasan
penerapan sanksi administrasi, kepidanaan terletak pada pejabat pemberi izin usaha di
dan keperdataan. Penegakan hukum bidang pertambangan sesuai dengan
24
lingkungan juga berkaitan erat dengan kewenangannya.
kemampuan aparatur dan kepatuhan
Pelaksanaan pengawasan dilakukan
masyarakat terhadap peraturan yang
oleh Inspektur Tambang dan Pejabat
berlaku. Penegakan hukum lingkungan
Pengawas. Inspektur Tambang melalui
preventif dapat berupa dialog, diskusi,
mekanisme kegiatan inspeksi, penyelidikan
penyuluhan dan pemantauan. Pada point ini
dan pengujian yang terdiri dari: Evaluasi
yang terpenting adalah komunikasi, dimana
terhadap laporan berkala dan/atau sewaktu-
Komunikasi sangatlah penting dalam
waktu, pemeriksaan berkala atau sewaktu-
mempengaruhi perilaku Hukum. Menurtu
waktu dan penilaian atas keberhasilan
Lawrence M. Friedman menguraikan
pelaksanaan program dan kegiatan.
tentang bagaimana mempengaruhi perilaku
Sedangkan pejabat Pengawas selaku
hukum, yaitu yang pertama komunikasi
Menteri, Gubernur dan Bupati/Walikota
hukum (communication of the law),
sesuai dengan kewenangannya melakukan
bagaimanakah aturan ini dikomunikasikan,
pengawasan atas pelaksanaan kegiatan
ada aturan yang sebenarnya menjadi
usaha pertambangan yang dilakukan oleh
pengetahuan umum. Sebagian besar aturan
pemegang IUP, IPR atau IUPK.
dan tentunya semua aturan yang teknis,
Pengawasan tersebut dilakukan melalui
aturan administratif yang diperinci harus
mekanisme evaluasi terhadap laporan
disampaikan secara khusus kepada
23
audiensnya, yang kedua adalah pengetahuan Firmansyah, Wahyu Rasyid. "SANKSI KERJA
SOSIAL, SEBUAH ALTERNATIF PENALISASI
hukum (knowledge of law) dimana TERHADAP PELANGGARAN LALU LINTAS DI
KOTA PAREPARE." Jurnal Madani Legal Review
pengetahuan hukum sebagai faktor esensial Vol. 2, No2 114 (2018).
24
Franky Butar Butar, "Penegakan Hukum
perilaku hukum, seberapa banyak Lingkungan Di Bidang Pertambangan", Yuridika Vol.
25, No. 2, (Agustus 2010) : 157-158. Diakses 18 Juli
kemampuan seseorang memahami tentang
2020, https://e-journal.unair.ac.id
136
Vol. 4 No. 2 Desember 2020
rencana dan pelaksanaan usaha dapat mewujudkan terselenggaranya
pertambangan dari pemegang ijin (IUP, IPR pelaksanaan penegakan hukum pada
dan IUPK), dan/atau inspeksi ke lokasi ijin usaha pertambangan. Selain
25
(IUP, IPR dan IUPK). pengawasan sebagimana pada uraian di
kedua, Pengawasan Kontrol Ekstern atas, maka pengawasan dapat dilakukan
yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu dengan melibatkan masyarakat sebagai
26
peran masyarakat dan lembaga swadaya pengawas eksternal. Sebagaimana
masyarakat (LSM) dalam melakukan yang diatur dalam Pasal 70 Undang-
pengawasan di bidang pengelolaan usaha Undang Republik Indonesia Nomor 32
pertambangan pasir sebagai Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan
organisatoris/struktural berada di luar Pengelolaan Lingkungan Hidup,
pemerintah yang dinilai mampu melakukan menyatakan bahwa :27
kegiatan pengawasan terutama masyarakat (1) Masyarakat memiliki hak dan
dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) kesempatan yang sama dan seluas-
yang berada di sekitar lokasi kegiatan usaha luasnya untuk berperan aktif dalam
pertambangan. Adapun pengawasan kontrol perlindungan dan pengelolaan
ekstern dalam pengelolaan usaha tambang lingkungan hidup.
pasir yang dimaksud dalam penelitian ini (2) Peran masyarakat dapat berupa:
adalah sebagai berikut : a. pengawasan sosial;
a. Pengawasan Masyarakat pada b. pemberian saran, pendapat,
hakikatnya adalah ditujukan untuk usul, keberatan, pengaduan;
mencegah terjadinya kekeliruan dan dan/atau
menunjukkan cara serta tujuan yang c. penyampaian informasi
benar, maka hakikat pengawasan dapat dan/atau laporan.
optimal serta diharapkan dapat menjadi d. Peran masyarakat dilakukan
solusi dalam mewujudkan adanya untuk:
keseimbangan, yakni pengelolaan
26
pertambangan yang berwawasan Fenty U. Puluhulawa, "Pengawasan Sebagai
Instrumen Penegakan Hukum Pada Pengelolaan
lingkungan, sehingga dengan demikian Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara", Jurnal
Dinamika Hukum Vol. 11, No. 2, (Mei 2011) : 314.
25 Diakses 24 Juli 2020,
Nazaruddin Lathif, "Tinjauan Yuridis Tentang
https://dinamikahukum.fh.unsoed.ac.id
Kewenangan Pemerintah Provinsi Dalam Penerbitan 27
Pasal 70 Ayat (1) – Ayat (3) Undang-Undang
Izin Usaha Pertambangan Batubara", Jurnal
Panorama Hukum Vol. 2, No. 2, (Desember 2017) : Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
154. Diakses 17 Juli 2020,
Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
http://ejournal.unikama.ac.id
137
Vol. 4 No. 2 Desember 2020
Pengawasan Masyarakat yang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan
dimaksud adalah pengawasan sosial yang Hidup, menyatakan bahwa:29
tentunya berbeda dengan pengawasan yang 1) Masyarakat dapat membentuk
dilakukan oleh pejabat yang secara lembaga penyedia jasa penyelesaian
langsung bertanggung jawab terhadap sengketa lingkungan hidup yang
terselenggaranya usaha pertambangan bersifat bebas dan tidak berpihak.
pengawasan masyarakat pada hakikatnya 2) Pemerintah dan pemerintah daerah
adalah fungsi untuk pengendalian. Melalui dapat memfasilitasi pembentukan
pengawasan masyarakat, maka diharapkan lembaga penyedia jasa penyelesaian
dapat menjadi kontrol sekaligus sengketa lingkungan hidup yang
menumbuhkan kesadaran dalam diri setiap bersifat bebas dan tidak berpihak.
orang tentang pentingnya perlindungan dan 3) Ketentuan lebih lanjut mengenai
pengelolaan lingkungan. Oleh sebab itu, lembaga penyedia jasa penyelesaian
idealnya, kerja sama dalam bentuk sengketa lingkungan hidup diatur
kemitraan dengan masyarakat menjadi dengan Peraturan Pemerintah.
sangat dibutuhkan dalam melakukan
Sejumlah lembaga swadaya masyarakat
pengawasan sosial terutama pada
(LSM) bidang lingkungan hidup dapat
masyarakat sekitar yang memperoleh
berperan aktif dalam melakukan
dampak langsung dari akibat usaha
pengawasan kontrol ekstern terhadap
28
pertambangan.
kegiatan usaha pertambangan pasir
b. Pengawasan Lembaga Swadaya sehingga fungsi pengawasan tersebut dapat
Masyarakat (LSM) di optimalkan. Maka dari itu dengan adanya
Selain pengawasan kontrol ekstern peran lembaga swadaya masyarakat (LSM)
yang dilakukan oleh masyarakat, lembaga dalam melakukan pengawasan kegiatan
swadaya masyarakat (LSM) juga berhak usaha pertambangan pasir berbasis
atau memiliki peran dalam melakukan lingkungan dinilai cukup efektif dalam
pengawasan di bidang lingkungan hidup membantu pemerintah dalam proses
yang dalam hal ini adalah kegiatan usaha penegakan hukum bagi pelaku kegiatan
pertambangan, sebagaimana yang diatur usaha pertambangan pasir yang
dalam Pasal 86 Undang-Undang Republik
29
Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Pasal 86 Ayat (1) – Ayat (3) Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
28
Puluhulawa, Op.cit. Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
138
Vol. 4 No. 2 Desember 2020
bertentangan dengan peraturan prundang- kontrol intern berarti bahwa pengawasan itu
undangan. dilakukan oleh badan yang secara
organistoris/struktual masih termasuk dalam
KESIMPULAN
lingkungan pemerintahan sendiri. Dalam
Adapun kesimpulan peneliti mengenai
hal ini pengawasan kontrol intern dilakukan
tinjauan yuridis pengelolaan usaha tambang
oleh Inspektur Tambang (IT) dan Pejabat
pasir berdasarkan Undang-Undang
Pengawas (Menteri, Gubernur, dan
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020
Bupati/Walikota) terkait kegiatan
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
pengelolaan usaha tambang pasir.
Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Sedangkan pengawasan kontrol ekstern
Pertambangan Mineral Dan Batubara, yaitu
adalah pengawasan yang dilakukan oleh
: Pertama, Tinjauan yuridis terhadap
badan/ lembaga yang secara
pengelolaan usaha tambang pasir
organisatoris/struktural berada diluar
berdasarkan Undang-Undang Republik
pemerintah. Dalam hal ini pengawasan
Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Tentang
kontrol ekstern dilakukan oleh Masyarakat
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 4
dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral
terkait kegiatan pengelolaan usaha tambang
Dan Batubara, tidak sesuai dengan
pasir. Pengawasan yang dilakukan oleh
penerapan realita yang ada dilapangan,
pihak pemerintah dengan pihak masyarakat
dimana izin usaha pertambangan dapat
atau lembaga swadaya masyarakat (LSM)
diperoleh setelah melakukan permohonan
dalam melakukan pengawasan sebenarnya
wilayah izin usaha pertambangan,
ke 2 (dua) belah pihak pengawas tersebut
Kedua, Bentuk pengawasan pemerintah
memiliki kelebihan masing-masing
dalam pengelolaan usaha tambang pasir
sehingga ketika terciptanya koordinasi yang
berdasarkan Undang-Undang Republik
baik maka informasi yang diperoleh akan
Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Tentang
lebih akurat serta terwujudnya pengelolaan
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 4
usaha tambang pasir berwawasan
Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral
lingkungan.
Dan Batubara, dinilai belum efektif
sehingga menimbulkan permasalahan DAFTAR PUSTAKA
mengenai wilayah izin usaha pertambangan
Asofa, Burhan. Metode Penelitian Hukum,
dan izin usaha pertambangan. Ada 2 (dua)
Jakarta : Rineka Cipta, 2010.
bentuk pengawasan yaitu pengawasan
139
Vol. 4 No. 2 Desember 2020
Sutedi, Adrian. Hukum Pertambangan, Butar, Franky Butar. "Penegakan Hukum
Jakarta : Sinar Grafika, 2012. Lingkungan Di Bidang
Pertambangan", Yuridika Vol. 25,
Waluyo, Bambang. Penelitian Hukum
No. 2, (Agustus 2010) : 157-158.
Dalam Praktek, Jakarta : Sinar
Diakses 18 Juli 2020, https://e-
Grafika, 2008.
journal.unair.ac.id

Anggraini, Norma. dkk, "Pengaruh


Firmansyah, Wahyu Rasyid. "SANKSI KERJA
Penambangan Pasir Terhadap SOSIAL, SEBUAH ALTERNATIF
Kualitas Lingkungan di Kecamatan PENALISASI TERHADAP

Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya", PELANGGARAN LALU LINTAS DI


KOTA PAREPARE." Jurnal Madani Legal
Jurnal Antologi Pendidikan
Review Vol. 2, No2 114 (2018).
Geografi, Volume. III, No.3 (April
2013) : 11. Diakses 29 Januari 2020, Hartati, "Kewenangan Pemerintah Daerah
http://antologi.upi.edu Dalam Pengelolaan Pertambangan
Mineral Dan Batubara", Masalah-
Astomo, Putera. “Kedudukan dan Pengujian
masalah Hukum Jilid 41, No.4,
Konstitusionalitas Peraturan Desa
(Oktober 2012) : 533. Diakses 17
dalam Peraturan Perundang-
Juli 2020, doi : 10
undangan", Jurnal Konstitusi
https://ejournal.undip.ac.id
Volume 15, Nomor 2, (Juni 2018) :
298. Diakses 24 Juli 2020, HSB, Ali Marwan dan Evlyn Martha
https://media.neliti.com Julianthy, "Pelaksanaan
Kewenangan Atribusi Pemerintahan
Baktiyasa, Rofli Sulistiyo. dkk, "Pengaruh
Daerah Berdasarkan Undang-
Pengawasan Kerja Dan Disiplin
Undang Nomor 23 Tahun 2014
Kerja Terhadap Produktivitas
Tentang Pemerintahan Daerah",
Karyawan (Kasus Bagian
Jurnal Legislasi Indonesia Volume
Pengolahan Pt. Mitra Aung Swadaya
15, Nomor 2, (Juli 2018) : 3. Diakses
(Mas) Kecamatan Kelayang
24 Juli 2020, https://e-
Kabupaten Indragiri Hulu)", Jurnal
jurnal.peraturan.go.id
Online Mahasiswa FISIP Vol. 4, No.
2, (Oktober 2017) : 5. Diakses 24 Husaini dan Happy Fitria, "Manajemen
Juli 2020, https://media.neliti.com Kepemimpinan Pada Lembaga
140
Vol. 4 No. 2 Desember 2020
Pendidikan Islam", Jurnal Juli 2020,
Manajemen, Kepemimpinan, dan https://jurnal.tekmira.esdm.go.id
Supervisi Pendidikan Volume 4,
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 1, (Januari-Juni 2019) : 44.
Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Diakses 24 Juli 2020,
Perlindungan dan Pengelolaan
https://jurnal.univpgri-
Lingkungan Hidup.
palembang.ac.id

Undang-Undang Republik Indonesia


Lathif, Nazaruddin. "Tinjauan Yuridis
Nomor 9 Tahun 2015 Tentang
Tentang Kewenangan Pemerintah
Perubahan Kedua Atas Undang-
Provinsi Dalam Penerbitan Izin
Undang Nomor 23 Tahun 2014
Usaha Pertambangan Batubara",
Tentang Pemerintahan Daerah.
Jurnal Panorama Hukum Vol. 2, No.
2, (Desember 2017) : 154. Diakses Undang-Undang Republik Indonesia
17 Juli 2020, Nomor 3 Tahun 2020 Tentang
http://ejournal.unikama.ac.id Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Puluhulawa, Fenty U. "Pengawasan Sebagai
Pertambangan Mineral Dan
Instrumen Penegakan Hukum Pada
Batubara.
Pengelolaan Usaha Pertambangan
Mineral Dan Batubara", Jurnal Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Dinamika Hukum Vol. 11, No. 2, Nomor 22 Tahun 2010 Tentang
(Mei 2011) : 314. Diakses 24 Juli Wilayah Pertambangan.
2020,
https://dinamikahukum.fh.unsoed.ac.
id

Suryana, Nana. "Penentuan Wilayah Usaha


Pertambangan Menggunakan
Metode Fuzzy K-Mean Clustering
Berbasis Sistem Informasi Geografi”,
Jurnal Teknologi Mineral dan
Batubara Volume 6, Nomor 4,
(Oktober 2010) : 205. Diakses 18

You might also like