You are on page 1of 15

PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA PERAMBAHAN KAWASAN HUTAN

CAGAR BIOSFER GIAM SIAK KECIL OLEH KEPOLISIAN RESOR BENGKALIS


BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PERUSAKAN HUTAN
Oleh : Sharah Marsela
Pembimbing 1 : Dr. Mexsasai Indra,SH.,MH
Pembimbing 2 : Erdiansyah, SH.,MH
Alamat: Jl. A.Yani Gg.Terendam 1 No.36 Kel.Pulau Karam Kec.Sukajadi
Pekanbaru
Email : Sharahmarsela@yahoo.co.id – Telepon: 0812 6116 6743

ABSTRACT

In the case of encroachment Forest neighborhood Biosphere Reserve Giam Siak Kecil this,
the Investigator is the person doing the investigation consisting of officials that the State Police
of the Republic of Indonesia (INP) which is divided into official investigators full and
investigation authorities helpers, as well as civil servants particular by special authority of the
law. The case of encroachment of forest land biosphere reserve is done by the village
Government-owned land sold to people to buy the land with the intention to expand the village.
From the research there are three main issues that can be inferred. First, the Crime
Investigation Encroachment Against Forest Region Biosphere Reserve Giam Siak Kecil By
Police Bengkalis has not done effectively, because there are many cases of forest fires and
encroachment of forest areas Cgar Giam Siak Kecil Biosphere in Bengkalis. Second, barriers
experienced by Police Bengkalis is terkendalanya with mapping experts, lack of personnel and
budget to the investigation. Third, efforts made to deal with cases of encroachment of Forest
Areas Biosphere Reserves Giam Siak Kecil by the formation of a special team for the
investigation of the case in the field of forestry and their budget from the Government. Advice
writer, First, To Police Bengkalis Particularly in the field of Criminal Sat Tipiter in order to
realize the environmental crime law enforcement, are expected to always be consistent and
always improve deficiencies in its function as law enforcement officers were repressive. So that
law enforcement action against the perpetrators of encroachment of forest areas Biosphere
Reserve Giam Siak Kecil and burning the land can be treated with the maximum and no more
cases of forest fires in Bengkalis, Second, in the implementation of the investigations conducted
by the investigator Police Bengkalis with civil servants must cooperated well in order to expedite
the completion of the investigation, and the government also should create a budget for an
investigation, the Third, the Importance formed a special team for an investigation because more
personnel will speed up the investigation process so that performance is more leverage and
focused.

Keywords: Investigation - Crime - Giam Siak Kecil Biosphere Reserves

JOM Fakultas Hukum Volume III No 2, Oktober 2016 1


Dalam Pasal 1 butir (2) Undang-
I. PENDAHULUAN Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
A. Latar Belakang Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Krisis lingkungan hidup dimulai Pidana (KUHAP) disebutkan bahwa
dengan makin meluasnya gurun, penyidikan adalah serangkaian
penggundulan hutan, berkurangnya tindakan penyidik dalam hal dan
kesuburan tanah, banyaknya menurut cara yang diatur dalam
diproduksi limbah beracun oleh undang-undang ini untuk mencari serta
indrustri, hujan asam, lubang ozon dan mengumpulkan bukti itu membuat
sebagainya. Kondisi tersebut terang tentang tindak pidana yang
menyebabkan lingkungan hidup terjadi dan guna menemukan
mendapat tekanan yang cukup berat tersangkanya. Penyidik adalah pejabat
sehingga lahan kristis cenderung Polisi Negara Republik Indonesia atau
meningkat, penyusutan pejabat pegawai negeri sipil tertentu
keanekaragaman hayati, kondisi pesisir yang diberi wewenang.khusus oleh
mencemaskan, pencemaran tanah, air undang-undang untuk melakukan
dan udara bertambah.1 Penyidikan (Pasal 109 butir (1)
Kebakaran yang terjadi dilatar KUHAP).3
belakangi dengan adanya pembakaran Organisasi Polri disusun secara
lahan untuk bercocok tanam untuk berjenjang dari tingkat pusat sampai ke
dijadikan kompos oleh masyarakat . wilayahan. Organisasi Polri tingkat
Dengan adanya pembakaran lahan pusat disebut Markas Besar Kepolisian
secara perorangan ini maka berdampak Negara Republik Indonesia (Mabes
luas ke masyarakat yang lainnya yang Polri), sedangkan organisasi polri
berakibat bencana asap. Sehingga tingkat kewilayahan disebut
dampak kerugian yang ditimbulkan Kepolisian Negara Republik Indonesia
bencana asap dari akibat kebakaran Daerah (Polda) di tingkat Provinsi,
hutan sudah tidak terhitung betapa Kepolisian Negara Republik Indonesia
ratusan masyarakat Bengkalis yang Resor (Polres) di tingkat
menderita Infeksi Saluran Pernapasan Kabupaten/Kota, dan Kepolisian
(ISPA), lumpuhnya sistem tranportasi Negara Republik Indonesia sektor
darat maupun udara karena (Polsek) di wilayah kecamatan, hal itu
terganggunya jarak pandang visibilitas, jelaskan pada Peraturan Presiden
tergantungnya proses belajar mengajar Republik Indonesia Nomor 52 Tahun
akibat diliburkannya sekolah bahkan 2010 tentang Susunan Organisasi Dan
asap kebakaran hutan di Provinsi Riau Tata Kerja Kepolisian Negara
sampai menimbulkan pencemaran Republik Indonesia. Berdasarkan yang
udara hingga Negara tetangga seperti sudah di jelaskan pada pasal tersebut.
Malaysia dan Singapura.2 Indonesia adalah Negara yang
memiliki letak yang strategis dan kaya
1
Said Saile, Pencegahan Hukum Lingkungan akan sumber daya alam, sehingga
Hidup, Restu Agung, Jakarta, 2003, hlm.2 Indonesia dipercaya menjadi paru-paru
2
Widia Edorita, Pertanggung Jawaban dunia saat ini, banyak program
Terhadap Pencemaran dan Perusakan Lingkungan lingkungan hidup yang telah
Hidup Akibat Kebakaran Hutan Dilihat Dari
Perspektif Hukum, Artiker pada Jurnal Ilmu Hukum
3
Fakultas Hukum Universitas Riau, Vol II Februari Jimly Asshiddiqie , ibid, hlm.118
2011, hlm 134

JOM Fakultas Hukum Volume III No 2, Oktober 2016 2


dilaksanakan di Indonesia. Saat ini, didalam penyelidikan MR.X melarikan
UNESCO telah memiliki 599 lokasi diri dan diketahui keberadaanya
cagar biosfer yang terletak di 17 hingga sampai Tahun 2014 lalu.Lahan
negara dan 8 diantaranya terdapat di yang dimiliki/dibeli oleh masyarakat
Indonesia, yakni Cagar biosfer yang dibuka lahannya. Mungkin
Cibodas, pulau komodo, lore lindu, dengan cara membakar lebih irit dan
Tanjung Putting, Ekosistem Gunung efektif dari pada dengan cara stacking,
Leuser, Siberut, Giam Siak Kecil dan dilakukanlah cara pembakaran itu.
Wakatobi.4Terletak di 2 wilayah Fakta yang ditemui dilapangan lahan
pemerintahan yaitu Kabupaten sudah digali parit pembatasnya namun
Bengkalis dan Kabupaten Siak yang terjadi api cukup besar sehingga
Provinsi Riau. api melompat dari parit pembatas yang
Adanya kebakaran dikawasan masyarakt buat, masyarakat yang
Cagar Biosfer Giam Siak Kecil, melakukan pembakaran pada saat
Provinsi Riau. Kebakaran yang terjadi kemarau sehingga pada saat itu angin
di Cagar BiosferGiam Siak Kecil itu yang mengarah kebiosfer dan
sudah diselidiki oleh Kepolisian Resor biosferpun jadi ikut terbakar.5
Bengkalis, Cagar Biosfer Giam Siak Ketentuan dalam Undang-
Kecil bersebelahan dengan Lahan Ex- Undang Nomor 32 Tahun 2009
Transmigrasi Pada tahun 1999, lahan Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
ex-transmigrasi pada awalnya hutan Lingkungan Hidup mengandung
karena adanya program Pemerintah makna bahwa terhadap tindak pidana
untuk Masyarakat maka Dinas pembakaran hutan termasuk kedalam
Kehutanan melakukan pelepasan delik materil, yang mana ditujukan
kawasan yang diserahkan kepada kepada akibat dari adanya perbuatan
Transmigrasi, pada saat itu terjadi pencemaran dan/atau pengrusakan
bencana alam bajir besar sehingga lingkungan, yaitu tercemarnya atau
program Pemerintah terhenti sehingga rusaknya lingkungan. Jadi penggunaan
dialihkan ketempat lain, lahan ini oleh instrument hukum pidana lingkungan
Kepala Desa yang bernama MR.X itu dapat didahulukan terhadap pelaku
diperjualbelikan, jadi oleh Kepala desa pembakaran hutan dan lahan, yang
membuat Program sendiri yaitu Desa mana tanpa harus dihubungkan dengan
Pemekaran untuk perkembangan desa, pelanggaran aturan-aturan hukum
jadi di jual petak-petak oleh Kepala administrasi maupun hukum perdata.6
Desa kepada orang yang ingin Adanya ketentuan-ketentuan
membeli, dikeluarkannya Surat hukum diatas, sebaiknya harus
Keterangan Tanah (SKT) oleh Kepala diperhatikan, dijalani dan di taati oleh
Desa. semua pihak dalam hal pemanfaatan
Begitu diketahui oleh Kepolisian dan pengelolaan lingkungan hidup
Resor Bengkalis adanya penjualan dengan tidak melakukan pembakaran
lahan, maka pihak Kepolisian
melakukan penyelidikan awal namun
5
Wawancara dengan Bapak Bripka Dedy Suryadi,
Penyidik Unit II TIPITER Polisi Resor Bengkalis,
4
http://ekowisata.org/public-privat-patnership- Hari Rabu, Tanggal 18 November 2015, Bertempat di
dalam-pengelolaan-kawasan-konservasi-cagar- Polres Bengkalis Pukul 09.00 Wib
6
biosfer-giam-siak-kecil-bukit-batu/. Diakses, Tanggal Sukanda Husin, Penegakan Hukum Lingkungan
10 Februari 2016 Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta : 2009, hlm 122

JOM Fakultas Hukum Volume III No 2, Oktober 2016 3


yang mana bertujuan agar lingkungan 2. Apa saja yang menjadi hambatan
hidup tetap berfungsi dengan penyidikan perambahan kawasan
sebagaimana mestinya untuk hutan Cagar Biosfer Giam Siak
menunjang pembangunan dimasa- Kecil Oleh Kepolisian Resor
masa yang akan datang. Namun Bengkalis berdasarkan Undang-
dengan adanya peraturan yang dibuat Undang Nomor 18 Tahun 2013
tetap saja dilakukan pembakaran hutan Tentang Pencegahan dan
karena efek dari biaya yang murah dan Pemberantasan Perusakan Hutan ?
cepat. 3. Bagaimanakah upaya yang
Berdasarkan penjelasan yang dilakukan untuk mengatasi
telah penulis uraikan didalam latar hambatan dalam penegakan hukum
belakang masalah di atas, bahwa upaya terhadap tindak pidana perambahan
penanganan terhadap kasus kawasan cagar biosfer giam Siak
perambahan kawasan hutan cagar kecil Berdasarkan Undang-Undang
biosfer yang terjadi di wilayah hukum Nomor 18 Tahun 2013 Tentang
Kepolisian Resor Bengkalis dirasa Pencegahan dan Pemberantasan
harus lebih maksimal untuk Perusakan Hutan oleh penyidik ?
menuntaskan kasus pembakaran lahan C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Cagar Biosfer Giam Siak Kecil. 1. Tujuan Penelitian
Maka untuk itu penulis tertarik a. Untuk mengetahui penyidikan
melakukan penelitian lebih lanjut terhadap tindak pidana
mengenai penegakan hukum terhadap perambahan kawasan hutan Cagar
kasus perambahan kawasan hutan Biosfer Giam Siak Kecil Oleh
cagar biosfer yang terjadi di wilayah Kepolisian Resor Bengkalis
hukum Kepolisian Resor Kabupaten berdasarkan Undang-Undang
Bengkalis yang dituangkan dalam Nomor 18 Tahun 2013 Tentang
bentuk skripsi dengan judul Pencegahan dan Pemberantasan
“Penyidikan Terhadap Tindak Perusakan Hutan Pencegahan dan
Pidana Perambahan Kawasan Hutan Pemberantasan Perusakan Hutan.
Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Oleh b.Untuk mengetahui hambatan
Kepolisian Resor Bengkalis penyidikan perambahan kawasan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor hutan Cagar Biosfer Giam Siak
18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan Kecil Oleh Kepolisian Resor
dan Pemberantasan Perusakan Bengkalis berdasarkan Undang-
Hutan”. Undang Nomor 18 Tahun 2013
B. Rumusan Masalah Tentang Pencegahan dan
1. Bagaimanakah penyidikan Pemberantasan Perusakan Hutan.
terhadap tindak pidana perambahan c. Untuk mengetahuiupaya yang
kawasan hutan Cagar Biosfer Giam dilakukan untuk mengatasi
Siak Kecil Oleh Kepolisian Resor hambatan dalam penegakan
Bengkalis berdasarkan Undang- hukum terhadap tindak pidana
Undang Nomor 18 Tahun 2013 perambahan kawasan cagar
Tentang Pencegahan dan biosfer giam Siak kecil
Pemberantasan Perusakan Hutan Berdasarkan Undang-Undang
Pencegahan dan Pemberantasan Nomor 18 Tahun 2013 Tentang
Perusakan Hutan ?

JOM Fakultas Hukum Volume III No 2, Oktober 2016 4


Pencegahan dan Pemberantasan sebagai tindakan yang dapat
8
Perusakan Hutan oleh penyidik. dihukum”.
2. Kegunaan Penelitian Dengan demikian suatu
a. Penelitian ini untuk menambah perbuatan yang dikategorikan
ilmu pengetahuan dan dengan tindak pidana adalah suatu
pemahaman penulis khususnya perbuatan yang dilarang oleh
mengetahui tema yang diteliti. peraturan perundang-undangan dam
b.Penelitian ini diharapkan dapat ancaman hukuman pidana penjara
menjadi sumber masukan bagi maupun denda.Terhadap perbuatan
Kepolisian Daerah Kabupaten yang berkaitan dengan pencemaran
Bengkalis terhadap tindak pidana dan perusakan lingkungan hidup
perambahan kawasan Cagar yang telah tegas telah dijelaskan
Biosfer Giam Siak Kecil. dan diatur dalam undang-undang
c. Penelitian ini sebagai sumbangan dan telah diancam hukuman pidana
dan alat mendorong bagi rekan- bagi yang melanggarnya.
rekan mahasiswa untuk Di dalam Ketentuan Pasal 63
melakukan penelitian selanjutnya ayat (2) KUHP terkadang asas lex
terkait penyidikan terhadap tindak specialis derogate leg generalis
pidana perambahan kawasan yang merupakan suatu asas hukum
Cagar Biosfer Giam Siak Kecil yang mengandung makna bahwa
oleh Kepolisian Resor Bengkalis aturan yang bersifat khusus
Berdasarkan Undang-Undang (specialis) mengesampingkan
Nomor 18 Tahun 2013 Tentang aturan yang bersifat umum
Pencegahan dan Pemberantasan (general).
Perusakan Hutan. Berkaitan dengan hal di atas,
D. Kerangka Teori salah satu bentuk peraturan
1. Teori Penegakan Hukum perundang-undangan yang bersifat
Penegakan hukum sebagai khusus (specialis) yaitu penegakan
suatu proses, pada hakikatnya hukum di bidang lingkungan hidup.
merupakan penerapan diskresi yang Menurut Niniek Suparmi,
menyangkut membuat keputusan penegakan hukum lingkungan hidup
secara ketat yang diatur dalam adalah suatu upaya untuk mencapai
kaidah hukum, akan tetapi ketaatan terhadap peraturan dan
mempunyai unsur penilaian persyaratan dalam ketentuan hukum
sendiri.7Menurut Simons, perbuatan yang berlaku secara umum dan
tindak pidana” suatu tindakan atau individual, melalui pengawasan dan
perbuatan melanggar hukum yang penerapan sanksi secara
ada dilakukan dengan sengaja administrasi, keperdataan dan
ataupun tidak sengaja oleh pemidanaan.9
seseorang yang dapat di
pertanggung jawabkan atas
tindakannya tersebut oleh Undang-
8
Undang yang telah dinyatakan P.A.F. Laminating, Dasar-Dasar Hukum
Pidana Indonesia, Citra Aditya, Bandung : 1997, hlm
185
7 9
Barda Nawawi Arief, Beberapa Aspek Niniek Suparmi, Pelestarian, Pengelolaan dan
Kebijakan Penegakan Hukum Pidana , PT.Citra Penegakan Hukum Lingkungan Hidup, Sinar Grafika,
Aditya Bakti, Bandung : 2005, hlm 29 Jakarta: 1992, hlm. 160

JOM Fakultas Hukum Volume III No 2, Oktober 2016 5


Masalah pokok yang Poernomo, pengertian stafbaar feit
berhubungan dengan hukum pidana dibedakan menjadi :13
adalah membicarakan 3 (tiga) hal, 1) Defenisi menurut teori
yaitu: memberikan pengertian
a. Perbuatan yang dilarang; strafbaar feit adalah suatu
b. Orang yang melakukan tindak pelanggaran terhadap norma,
pidana itu; yang dilakukan karena
c. Pidana yang diancam terhadap kesalahan si pelanggar dan
pelanggar larangan itu. diancam dengan pidana untuk
Artinya jika telah memenuhi mempertahankan tata hukum
hal-hal tersebut diatas maka suatu dan menyelamatkan
perbuatan dapat disebut sebagai kesejahteraan umum.
suatu tindak pidana, karena tindak 2) Defenisi menurut hukum positif,
pidana itu sendiri merupakan merumuskan pengertian
perbuatan melakukan atau tidak strafbaar feit adalah suatu
melakukan suatu yang oleh kejadian (feit) yang oleh
peraturan perundang-undangan peraturan perundang-undangan
dinyatakan sebagi perubahan yang dirumuskan sebagai perbuatan
dilarang dan diancam dan pidana.10 yang dapat dihukum.

2. Teori Tindak Pidana 3. Teori Penyidikan


Tindak pidana atau perbuatan Berdasarkan Pasal 1 angka 2
pidana adalah perbuatan seseorang Kitab Undang-Undang Hukum
atau sekelompok orang yang Acara Pidana (KUHAP),
menimbulkan peristiwa pidana atau Penyidikan adalah Serangkaian
perbuatan yang melanggar hukum tindakan penyidik dalam hal dan
pidana dan diancam dengan menuntut cara yang diatur dalam
hukuman.11Dalam bahasa Belanda KUHAP, untuk mencari serta
tindak pidana disebut “straafbaar feit mengumpulkan bukti yang dengan
“ yang terdiri dari kata “straafbaar” bukti itu membuat terang tindak
dan “feit”, straafbaar diartikan pidana yang terjadi dan guna
dihukum dan feit berarti kenyataan. menemukan tersangkanya.
Jadi straafbaar feit adalah sebagian Dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b
dari kenyataan yang dapat KUHAP dinyatakan bahwa selain
12
dihukum. Penyidik Pejabat Polisi Negara
Menurut Pompe,sebagaimana Republik Indonesia, Pejabat
yang dikemukakan oleh Bambang Pegawai Negeri Sipil tertentu diberi
wewenang serangkaian tindakan
(proses) penyidikan dalam hal
menurut cara yang diatur dalam
KUHAP.
10
M.Hamdan, Tindak Pidana Pencemaran Menurut R.Soesilo, bahwa
Lingkungan Hidup, Bandung: Mandar Maju, 2000, penyidikan berasal dari kata “sidik”.
hlm.40 Pertama, sidik berarti terang, jadi
11
J.B Daliyo, Pengantar Hukum Indonesia,PT
Prenhalindo,Jakart, 2001, hlm. 93
12 13
Evi Hartanti, Tindak Pidana Korupsi, Sinar Bambang Poernomo, Asas-asas Hukum
Grafika, Jakarta: 2005, hlm.5. Pidana, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1992, hlm.91.

JOM Fakultas Hukum Volume III No 2, Oktober 2016 6


penyidikan artinya membuat jelas dan juga terperinci mengenai
terang.Kedua, sidik berarti bekas permasalahan yang diteliti oleh
(sidik jari), sehingga menyidik penulis, yakni penyidikan terhadap
berarti mencari berkas-berkas, tindak pidana pemberambatan
dalam hal ini berkas-berkas kawasan hutan cagar biosfer giam
kejahatan, setelah berkas-berkas itu Siak Kecil oleh Kepolisian Resort
dapat terkumpul, maka kejahatan Bengkalis Berdasarkan Undang-
menjadi terang.Bertolak dari dua Undang Nomor 18 Tahun 2013
kata “terang” dan “bekas” itu, maka tentang Pencegahan dan
penyidikan berarti membuat terang Pemberantasan Perusakan Hutan.
kejahatan.14 2. Lokasi Penelitian
Dengan adanya pengaturan Untuk memperoleh data yang
terhadap aparat penyidik di bidang diperlukan dalam penelitian ini,
lingkungan hidup sebagaimana di maka penelitian tersebut dilakukan
atur dalam Undang-Undang Nomor di wilayah hukum Kepolisian
18 Tahun 2013 tentang Pencegahan Resort Bengkalis.Alasan penulis
dan Pemberantasan Perusakan melakukan penelitian dilokasi
Hutan, maka baik penyidik polri tersebut dikarenakan banyaknya
maupun penyidik PPNS bidang terjadi kasus tindak pidana
lingkungan mempunyai wewenang perambatan kawasan cagar biosfer
untuk melakukan penyidikan giam Siak Kecil.Hal ini menarik
dibidang lingkungan terhadap untuk diteliti lebih jauh khususnya
perbuatan pencemaran dan/atau mengenai langkah-langkah
kerusakan lingkungan hidup. penyidikan tindak pidan perambatan
E. Metode Penelitian kawasan hutan cagar biosfer giam
1. Jenis Penelitian siak kecil oleh Kepolisian Resort
Ditinjau dari sudut metode Bengkalis selaku institusi penegak
yang dipakai maka penelitian ini hukum yang bertanggung jawab
dapat digolongkan dalam jenis dalam menanggulangi pelaku tindak
penelitian hukum sosiologis pidana perambatan kawasan hutan
(empiris), dimana yang dimaksud cagar biosfer giam siak kecil
dengan penelitian hukum sosiologis tersebut.
(empiris) yaitu sebagai usaha 3. Populasi dan Sampel
melihat pengaruh berlakunya a. Populasi
hukum positif terhadap kehidupan Populasi adalah sekumpulan
masyarakat, karena dalam penelitian objek yang hendak diteliti
ini penulis langsung mengadakan berdasarkan lokasi penelitian
penelitian pada lokasi atau tempat yang telah ditentukan
yang diteliti guna memberikan sebelumnya sehubungan dengan
gambaran secara lengkap dan jelas penelitian ini. Adapun yang
tentang masalah yang diteliti. dijadikan populasi dan sample ini
Sedangkan dilihat dari sifatnya adalah sebagai berikut:
bersifat deskriptif, yaitu penelitian 1) Kanit Idik II TIPITER Sat
yang memberikan gambaran secara Reskrim Kepolisian Resor
Bengkalis;
14
R. Soesilo, Taktik dan Teknik Penyidikan
Perkara Kriminil, Politea, Bandung: 1979, hlm.17

JOM Fakultas Hukum Volume III No 2, Oktober 2016 7


2) Penyidik Unit II TIPITER Acara Pidana, Undang-Undang
Kepolisian ResorBengkalis; Nomor 18 Tahun 2013 Tentang
3) Kepala Bidang Rehabilitasi Pencegahan Dan Pemberantasan
Lahan dan Pengamanan Perusakan Hutan, Undang-
Hutan, Dinas Perkebunan dan Undang Nomor 32 Tahun 2009
Kehutanan Kabupaten Tentang Perlindungan Dan
Bengkalis. Pengelolaan Lingkungan Hidup,
b. Sampel Undang-Undang Nomor 2
Sampel merupakan bagian dari Tahun 2002 Tentang Kepolisian
keseluruhan populasi yaitu Negara Republik Indonesia,
15
generalisasi populasi, untuk Undang-Undanng Nomor 41
mempermudah penulis dalam Tahun 1999 Tentang Kehutanan,
melakukan penelitian maka serta Presiden Republik
penulis menentukan sampel. Indonesia Nomor 52 Tahun
4. Sumber Data 2010 tentang Susunan
a. Data Primer Organisasi Dan Tata Kerja
Data primer adalah data yang Kepolisian Negara Republik
penulis dapatkan atau diperoleh Indonesia.
secara langsung melalui 2) Bahan Hukum Sekunder
responden di lapangan mengenai Merupakan bahan-bahan
hal-hal yang bersangkutan penelitian yang berasal dari
dengan masalah yang diteliti. literatur dan hasil karya ilmiah
b. Data Sekunder dari kalangan hukum yang
Merupakan data yang diperoleh berkaitan dengan pokok
dari hasil penelitian kepustakaan pembahasan
yang terdiri dari : 3) Bahan Hukum Tersier
1) Bahan Hukum Primer Merupakan bahan-bahan
Merupakan bahan yang penelitian yang diperoleh dari
bersumber dari penelitian ensiklopedia dan sejenisnya
kepustakaan yang diperoleh dari yang berfungsi mendukung data
undang-undang antara lain kitab primer dan data sekunder seperti
undang-undang hukum pidana kamus besar bahasa Indonesia
(KUHP), kitab undang-undang (KBBI) dan internet.
hukum acara pidana 5. Teknik Pengumpulan Data
(KUHAP),Undang-Undang a. Wawancara (interview)
Nomor 18 Tahun 2013 tentang Wawancara (interview), yaitu pola
Pencegahan dan Pemberantasan khusus dalam bentuk interaksi
Perusakan Hutan, Undang- dimana pewawancara mengajukan
Undang Nomor 1 Tahun 1946 pertanyan seputar masalah
Tentang Kitab Undang-Undang penelitian kepada responden.Dalam
Hukum Pidana, Undang-Undang melakukan wawancara ini,
Nomor 8 Tahun 1981 Tentang pewawancara menggunakan
Kitab Undang-Undang Hukum metode wawancara terstruktur
suatu metode wawancara dimana si
15
Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar pewawancara telah menyiapkan
Metode Penelitian Hukum, PT. Rajagrafindo, Jakarta terlebih dahulu daftar pertanyaan
: 2004, hlm.96.

JOM Fakultas Hukum Volume III No 2, Oktober 2016 8


yang hendak disampaikan kepada diberi wewenag khusus oleh
responden. undang-undang.16
b. Studi Kepustakaan Dari hasil wawancara bersama
Mengkaji, menelaah dan Bapak IPTU Rudy CH. ButarButar
menganalisis berbagai literatur Kanit Idik II TIPITER Sat Reskrim
yang berhubungan dengan Kepolisian Resort Bengkalis alat
permasalahan yang sedang diteliti. bukti yang didapatkan dari proses
6. Analisa Data penyidikan berupa dokumen-
Data yang terkumpul selanjutnya dokumen Surat Pembelian Lahan
dianalisis secara kualitatif artinya data Cagar Biosfer Giam Siak kecil
yang berdasarkan uraian kalimat atau yang telah di perjual belikan oleh
data tidak dianalisis dengan Kepala Desa Tasik Serai.Maka
menggunakan statistik atau matematika berdasarkan hasil penyidikan dan
ataupun sejenisnya, yaitu apa yang alat bukti yang ada memang benar
dinyatakan responden secara tertulis telah terjadi tindak pidana
atau lisan dan perilaku nyata yang pembakaran hutan Cagar Biosfer
diteliti dan dipelajari sebagi sesuatu Giam Siak Kecilhal ini dilakukan
yang utuh. Sedangkan metode berpikir dengan motiv membuat Desa
yang digunakan penulis yaitu deduktif, pemekaran untuk perkembangan
yakni pengerucutan dari bagian umum desa Tasik Serai.
yang merupakan permasalahan umum Pengertian tindak pidana
kepada permasalahan yang lebih menurut penulis adalah suatu
khusus. perbuatan atau pelanggaran
II. HASIL PENELITIAN DAN perbuatan pidana diancam dengan
PEMBAHASAN hukuman pidana yang berdasarkan
A. Penyidikan Terhadap Tindak undang-undang oleh pelaku
Pidana Perambahan Kawasan kejahatan yang mana perbuatan
Hutan Cagar Biosfer Giam Siak pidana tersebut harus di
Kecil Oleh Kepolisian Resor pertanggung jawabkan.
Bengkalis Berdasarkan Undang- Kegiatan perambahan yang
Undang Nomor 18 Tahun 2013 dilakukan pelaku pada kasus
Tentang Pencegahan Dan perambahan kawasan Hutan cagar
Pemberantasan Perusakan biosfer Giam Siak Kecil ini berupa
Hutan Pencegahan Dan memperjual belikan lahan dengan
Pemberantasan Perusakan maksud membuat desa pemekaran
Hutan untuk perkembangan desa, serta
Penyidik adalah orang yang dalam proses jual beli lahan
melakukan penyidikan yang terdiri kawasan hutan Cagar Biosfer Giam
dari pejabat yaitu Pejabat Polisi Siak Kecil ini pelaku mengeluarkan
Negara Republik Indonesia Surat Keterangan Tanah (SKT) oleh
(POLRI) yang terbagi menjadi Kepala Desa dengan maksud untuk
Pejabat penyidik penuh dan pejabat resminya penjualan kawasan Hutan
penyidik pembantu, serta Pejabat Giam Siak Kecil itu.
Pegawai Negeri Sipil tertentu yang
16
Pasal 1 Angka 1 jo. Pasal 6 jo Pasal 10
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)

JOM Fakultas Hukum Volume III No 2, Oktober 2016 9


Tabel IV. 1 Tah Jum Tersa Tersa Tersa
Penyidikian Kasus Tindak Pidana un lah ngka ngka ngka
Perambahan Hutan Yang Di Kas Ditah Tidak melari
Tangani Oleh Kepolisian Resor us an Di kan
Bengkalis tahan Diri
201 26 35 - -
Juml Berhent 4
Lanjut
Tahu ah i di 201 34 36 - -
Kepenuntu
n Kasu Penyidi 5
nan
s kan 201 15 4 - -
2014 26 7 - 6
2015 34 5 8 Jum 75 75 0 0
2016 15 10 3 lah
Juml 75 22 11 Sumber : Hasil Riset di Kepolisian
ah Resor Bengkalis
Sumber : Hasil Riset di Kepolisian Berdasarkan Tabel diatas dapat
Resor Bengkalis dijabarkan, bahwa pada tahun 2014
Berdasarkan Tabel diatas dapat jumlah kasus 26 kasus dengan
dijabarkan, bahwa Pada tahun 2014 tersangka yang ditahan sebanyak 35
jumlah kasus 26 kasus, jumlah kasus orang, pada tahun 2015 jumlah kasus
yang selelsai 7 kasus, pada tahun 34 dengan tersangka yang ditahan 36
2015 jumlah kasus 34 kasus yang orang, dan pada tahun 2016 jumlah
lanjut ke penuntutan 5 kasus dan kasus 15 kasus dengan jumlah
kasus yang berhenti di penyidikan 8 tersangka yang ditahan 4 orang.
kasus, serta pada tahun 2016 Maka dari table IV.2 diatas dapat
berjumlah 15 kasus yang lanjut ke kita simpulkan bahwa dalam kasus
penuntutan ada 10 kasus dan yang penegakan Tindak Pidana
berhenti di penyidikan 3 kasus. Perambahan Kawasan Hutan yang di
Berdasarkan tabel diatas dapat tangani Oleh Kepolisian Resor
kita simpulkan bahwa penyidikan Bengkalis belum efektif, karena
Kasus Tindak Pidana Perambahan masih banyaknya tersangka pelaku
Kawasan Hutan Cagar Biosfer Giam perambahan kawasan hutan salah
Siak Kecil Oleh Kepolisian Resor satunya adalah kasus pembakaran
Bengkalis belum efektif, karena dari lahan yang terjadi tiap tahunnya.
75 kasus yang ada pada tahun 2014- TABEL IV. 3
2016 masih terdapat 11 kasus yang Penanganan Kasus Perambahan
berhenti di penyidikan yang di Kawasan Hutan Cagar Biosfer
akibatkan karena adanya perpindahan Giam Siak Kecil Oleh Kepolisian
penyidikan SP3 (Surat Perintah Resor Bengkalis
Pemberhentian Penyidikan).
Tabel IV.2 Tah Jumla Jumlah Keterangan
Penyidikian Kasus Tindak Pidana un h Tersang
Perambahan Kawasan Hutan Kasus ka
Yang DiTangani Oleh Kepolisian 201 2 11 P-21
Resor Bengkalis 3

JOM Fakultas Hukum Volume III No 2, Oktober 2016 10


201 7 12 Tahap I = 3 dalam penanganan tindak pidana
4 Kasus perambahan kawasan hutan yang
Tahap II = 2 berada di Giam Siak Kecil tersebut
Kasus adalah :17
P-21 = 2 1. Terkendalanya oleh ahli pemetaan
Kasus dimana pemetaan tersebut harus
Jum 9 23 berdasarkan ahli yang ada di BPKH
lah (Balai Pemantapan Kawasan Hutan)
Sumber :Hasil Riset di Kepolisian yang disebabkan oleh keterbatasan
Resor Bengkalis personil ahli yang ada di BPKH.
Berdasarkan Tabel diatas, 2. Bicara tentang Cagar Biosfer Giam
bahwa pada tahun 2013 terdapat 2 Siak Kecil tersebut, dengan
kasus dengan jumlah tersangka 11 kurangnya personil yang sudah
orang dengan keterangan sudah P-21 ditunjuk oleh Kementrian
(berkas yang sudah dilimpahkan Lingkungan Hidup dan Kehutanan
kepada kejaksaan), pada tahun 2014 dalam hal PPNS (Penjabat Pegawai
terdapat 11 kasus dengan jumlah Negeri Sipil) sehingga pada saat
tersangka 12 orang dengan sekarang ini penegakan hukum
keterangan pada tahap hanya dilakukan oleh Penyidik
1(penyelidikan dan penyidikan) ada Kepolisian Resor Bengkalis dalam
3 kasus, tahap 2 (penangkapan) ada 2 Cakupan Wilayah Kabupaten
kasus dan 2 kasus yang sudah P-21. Bengkalis
Maka dari tabel IV.3 diatas 3. Anggaran penyidikan yang tinggi.
dapat kita simpulkan bahwa dalam Penegakan hukum terhadap tindak
kasus penahanan Tindak Pidana pidana perambahan kawasan hutan
Perambahan Kawasan Hutan Cagar Cagar Biosfer Giam Siak Kecil
Biosfer Giam Siak Kecil Oleh tersebut harus dilakukannya
Kepolisian Resor Bengkalis belum pemetaan penyidikan secara detail
efektif dikarenakan oleh adanya yaitu:
beberapa hambatan, dalam hal ini a. Asal usul kayu yang ditemukan
penulis menganalisa kasus yang (tegakan)
terdapatpada tahun 2014 yaitu kasus b.Pelaku pemberantasan hutan
perambahan kawasan cagar biosfer merupakan kaum pendatang
giam siak kecil yang dilakukan oleh sehingga pelaku tidak mempunyai
kepala desa tasik serai. tempat kediaman yang tetap
B. Hambatan Penyidikan Perambahan sehingga memudahkan tidak
Kawasan Hutan Cagar Biosfer Giam mengikuti kegiatan persidangan
Siak Kecil Oleh Kepolisian Resor dalam hal memberikan keterangan
Bengkalis Berdasarkan Undang- saksi.
Undang Nomor 18 Tahun 2013
Tentang Pencegahan Dan
Pemberantasan Perusakan Hutan 17
Hambatan yang dihadapi oleh Wawancara dengan Bapak IPTU Rudy CH.
Butar Butar Kanit Idik II TIPITER Sat Reskrim
Bapak IPTU Rudy CH. Butar Kepolisian Resort Bengkalis,Hari Rabu, Tanggal 13
ButarKanit Idik II TIPITER Sat Juli 2016, Bertempat di Polres Bengkalis Pukul 09.00
Reskrim Kepolisian Resort Bengkalis Wib

JOM Fakultas Hukum Volume III No 2, Oktober 2016 11


Menurut analisa penulis yang penyuluhan, sedangkan penyidikan
menjadi hambatan dalam penegakan hanya dilakukan oleh Penyidik
hukum terhadap tindak pidana Kepolisian Resor Bengkalis dalam
perambahan kawasan Cagar Biosfer Cakupan Wilayah Kabupaten
Giam Siak Kecil adalah kurangnya ahli Bengkalis.
yang tersedia di Balai Pemantapan 2. Kurangnya Anggaran
Kawasan Hutan di Kabupaten/Kota Kurangnya anggaran dalam
yang ada di Riau. pelaksanaan penyidikan kasus
1. SDM (Sumber Daya Manusi) pidana yang berakibatkan sulitnya
a. Kurangnya jumlah personil mendatangkan saksi ahli untuk
penyidik Polres Bengkalis melakukan penyidikan kasus
Berdasrkan wawancara tindak pidana perambahan
dengan Bapak IPTU Rudy CH. Kawasan Hutan Cagar Biosfer
Butar Butar Kanit Idik II TIPITER Giam Siak Kecil.
Sat Reskrim Kepolisian Resort C. Upaya Yang Dilakukan Untuk
Bengkalis, menyatakan bahwa Mengatasi Hambatan Dalam
salah satu hambatan dalam Penegakan Hukum Terhadap
pelaksanaan penyidikan adalah Tindak Pidana Perambahan
kurangnya personil penyidik. Kawasan Cagar Biosfer Giam
Jumlah penyidik dalam Siak Kecil Berdasarkan
kasusBapak IPTU Rudy CH. Butar Undang-Undang Nomor 18
Butar Kanit Idik II TIPITER Sat Tahun 2013 Tentang
Reskrim Kepolisian Resort Pencegahan Dan Pemberantasan
Bengkalis ada 6 orang, bercermin Perusakan Hutan Oleh Penyidik
dari jumlah kasus sebanyak 75 Upaya untuk mengatasi hambatan
kasus pada rentang tahun 2014- dalam penyidikan tindak pidana
2016, maka jumlah penyidik tidak perambahan kawasan hutan Cagar
mendukung pelaksaan penyidikan Biosfer Giam Siak Kecil menurut
yang efisien. Bapak IPTU Rudy CH.
b.Tidak efektifnya kerjasama dengan ButarButar, Kanit Idik II TIPITER
Pegawai PPNS Sat Reskrim Kepolisian Resort
Berdasarkan wawancara Bengkalis adalah :18
dengan Bapak IPTU Rudy CH. 1. Dibentuknya segera tim khusus
Butar Butar Kanit Idik II TIPITER yang terdiri dari beberapa
Sat Reskrim Kepolisian Resort instansi yang berkompeten baik
Bengkalis, menyatakan bahwa itu penyidik Kepolisian Resor
Kurangnya personil penyidik, Bengkalis dan PPNS yang ada
kemudian polres melakukan di lingkungan wilayah
kerjsama dengan kementerian Kabupaten Bengkalis yaitu
lingkungan hidup. PPNS yang kehutanan, perkebunan dan
sudah ditunjuk oleh Kementrian lingkungan hidup.
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
dalam hal dalam penyidikan ini 18
kurang efektif dalam melakukan Wawancara dengan Bapak IPTU Rudy CH.
ButarButar, Kanit Idik II TIPITER Sat Reskrim
kerjsama dalam penegakan hokum, Kepolisian Resort Bengkalis, Hari Rabu, Tanggal
karena PPNS hanya melakukan 1Juni 2016, Bertempat di Kepolisian Resor Bengkalis
Pukul 09.30 Wib

JOM Fakultas Hukum Volume III No 2, Oktober 2016 12


2. Tersedianya dana khusus yang perkara tindak pidana
disiapkan oleh instansi kebakaran hutan karena
kehutanan, perkebunan dan keterbatasannya personil
lingkungan hidup untuk kepolisian sehingga masih
mempercepat penyidikan yang banyaknya perambahan
dilakukan sehubungan dengan kawasan hutan Cagar Biosfer
keterangan ahli yang tidak Giam Siak Kecil, apabila
berada di Provinsi Riau, dimana pengawasn dan keamanan
Kementrian yang mempunyai hutan masih kurang sertatidak
beberapa instansi dibawahnya menutup kemungkinan akan
yang ada di Provinsi Riau yaitu banyaknya kebakaran untuk
BPKH dan BKSDA mereka hari-hari kedepan apabila
yang tidak mempunyai ahli peranan Kepolisian Resor
sehingga harus meminta data Kabupaten Bengkalis dan
langsung ke Kementrian Pejabat Pegawai Negeri Sipil
Kehutanan dan Lingkungan tidak bekerjasama dengan baik
Hidup. untuk melakukan pengawasan
3. Dilakukannya koordinasi antara dan keamanan hutan walaupun
penyidikan penuntutan dan dengan jumlah personil yang
peradilan untuk mempercepat terbatas sekarang ini.
sanksi hukum secara tegas d. Pihak Pemerintah membuat
sesuai dengan ancaman anggaran Pemerintah untuk
hukuman yang dimaksud oleh tersedianya dana khusus yang
Undang-Undang Nomor 18 ada oleh instansi kehutanan,
Tahun 2013 tentang Pencegahan perkebunan dan lingkungan
dan Pemberantasan Perusakan hidup untuk mempercepat
hutan. proses penyidikan yang
a. Melakukan Pencaharian dilakukan sehubungan dengan
terhadap Tersangka dengan keterangan ahli yang tidak ada
publikasi media di Provinsi Riau.
b.Pengajuan Penambahan lapas e. Adapun dengan tidak adanya
sehingga Penahanan dapat anggaran yang ada maka
dilakukan. seharusnya kepolisian harus
c. Menurut analisa penulis menjalan tugasnya untuk
adapun upaya yang dilakukan melakukan pemetaan lahan
untuk mengatasi hambatan yang telah dibakar serta
dalam penegakan hukum menemukan Pelaku
terhadap tindak pidana pemberantasan hutan yang
perambahan Kawasan Cagar merupakan kaum pendatang
Biosfer Giam Siak Kecil dengan cara mempublikasikan
Berdasarkan Undang-Undang foto serta ciri-ciri pelaku ke
Nomor 18 Tahun 2013 media masa maupun media
Tentang Pencegahan Dan sosial sehingga untuk dapat
Pemberantasan Perusakan mempermudah pelaku
Hutan, adanya penambahan ditemukan sekaligus untuk
personil untuk mengatasi mengikuti kegiatan

JOM Fakultas Hukum Volume III No 2, Oktober 2016 13


persidangan dalam hal hukum itu secara represif.
memberikan keterangan saksi. Sehingga langkah penegakan
hukum terhadap pelaku
III. PENUTUP perambahan kawasan hutan
A. KESIMPULAN Cagar Biosfer Giam Siak Kecil
1. Penyidikan Terhadap Tindak serta pembakaran lahan dapat
Pidana Perambahan Kawasan ditangani dengan maksimal serta
Hutan Cagar Biosfer Giam Siak tidak adanya lagi kasus
Kecil Oleh Kepolisian Resor kebakaran hutan di Kabupaten
Bengkalis belum dilakukan Bengkalis.
secara efektif, karena masih 2. Dalam pelaksanaan penyidikan
banyaknya kasus-kasus yang dilakukan oleh penyidik
kebakaran hutan yang terjadi Kepolisian Resor Bengkalis
pada tiap tahunnya maupun dengan Pejabat Pegawai Negeri
perambahan kawasan hutan Sipil harus bekerjasama dengan
Cagar Biosfer Giam Siak Kecil baik agar mempercepat
di Kabupaten Bengkalis. selesainya penyidikan, dan pihak
2. Hambatan yang dialami oleh Pemerintah juga harus membuat
Kepolisian Resor Bengkalis anggaran untuk dilakukannya
dalam melakukan penyidikan penyidikan.
tindak pidana perambahan 3. Perlunya dibentuk tim khusus
kawasan hutan Cagar Biosfer untuk dilakukannya penyidikan
Giam Siak Kecil adalah karena lebih banyak personil
terkendalanya dengan ahli maka akan mempercepat proses
pemetaan, kurangnya personil penyidikan sehingga kinerjanya
dan anggaran terhadap lebih maksimal dan terfokus
penyidikan kasus tersebut. dengan adanya anggaran dari
3. Upaya dilakukan untuk Pemerintah.
menangani kasus Perambahan
Kawasan Hutan Cagar Biosfer DAFTAR PUSTAKA
Giam Siak Kecil dengan A. Buku
dibentuknya tim khusus untuk Amirudin dan Zainal Asikin, 2004,
penyidikan kasus dibidang Pengantar Metode Penelitian
kehutanan serta adanya anggaran Hukum, PT. Rajagrafindo, Jakarta
dari Pemerintah Arief, Barda Nawawi, 2005, Beberapa
Aspek Kebijakan Penegakan
B. SARAN Hukum Pidana ,PT.Citra Aditya
1. Kepada Kepolisian Resor Bakti, Bandung
Bengkalis Khususnya Sat Asshiddiqie,Jimly, 2009, Green
Reskrim di bidang TIPITER Constitution, Rajawali Pers,
dalam rangka mewujudkan Jakarta
penegakan hukum pidana Husin, Sukanda, 2009, Penegakan
lingkungan, diharapkan untuk Hukum Lingkungan Indonesia,
selalu konsisten dan selalu Sinar Grafika, Jakarta
meningkatkan kekurangan dalam Hartanti, Evi , 2005, Pidana Korupsi,
fungsinya sebagai aparat penegak Sinar Grafika, Jakarta

JOM Fakultas Hukum Volume III No 2, Oktober 2016 14


J.B Daliyo, 2001,Pengantar Hukum Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013
Indonesia,PT. Prenhalindo,Jakarta Tentang Pencegahan Dan
M.Hamdan, 2000, Tindak Pidana Pemberantasan Perusakan Hutan
Pencemaran Lingkungan Hidup, Lembaran Negara Republik
Mandar Maju, BandungRaharjo, Indonesia Tahun 2013 Nomor 13,
Satijipto, 1997, Masalah Tambahan Lembaran Negara
Penegakan Hukum : Suatu Republik Indonesia Nomor 5432
Tinjauan Sosiologis, Sinar Baru, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
Bandung Tentang Perlindungan Dan
R. Soesilo, 1979, Taktik dan Teknik Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Penyidikan Perkara Kriminil, Lembaran Negara Republik
Politea, Bandung Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,
Saile, Said, 2003, Pencegahan Hukum Tambahan Lembaran Negara
Lingkungan Hidup, Restu Agung, Republik Indoneisa Nomor 5059
Jakarta Presiden Republik Indonesia Nomor 52
Soekanto, Soejono, 2005,Faktor-Faktor Tahun 2010 tentang Susunan
Yang Mempengaruhi Penegakan Organisasi Dan Tata Kerja
Hukum, PT.Raja Grafindo, Jakarta Kepolisian Negara Republik
Suparmi, Niniek, 1992,Pelestarian, Indonesia
Pengelolaan dan Penegakan
Hukum Lingkungan Hidup, Sinar D. Website
Grafika, Jakarta http://ekowisata.org/public-privat-
Poernomo, Bambang, 1992, Asas-asas patnership-dalam-pengelolaan-
Hukum Pidana, Ghalia Indonesia, kawasan-konservasi-cagar-biosfer-
Jakarta giam-siak- kecil-bukit-batu/.
P.A.F. Laminating, 1997, Dasar-Dasar Diakses, Tanggal 10 Februari 2016
Hukum Pidana Indonesia, Citra
Aditya, Bandung

B. Jurnal/Kamus/Makalah
Widia Edorita, Pertanggung Jawaban
Terhadap Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan Hidup
Akibat Kebakaran Hutan Dilihat
Dari Perspektif Hukum, Artiker
pada Jurnal Ilmu Hukum Fakultas
Hukum Universitas Riau, Vol II
Februari 2011, hlm 134
C. Peraturan Peundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
Tentang Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun
1981 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 76

JOM Fakultas Hukum Volume III No 2, Oktober 2016 15

You might also like