You are on page 1of 12

JURNAL

ASPEK HUKUM TANGGUNG JAWAB


PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR BANTARGEBANG BEKASI

Disusun oleh :
ALFONSIUS BENI NUGROHO

NPM : 130511332
Program Studi : Ilmu Hukum
Program Kekhususan : Pertanahan dan Lingkungan Hidup

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA


FAKULTAS HUKUM
2016
1

ASPEK HUKUM TANGGUNG JAWAB


PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR BANTARGEBANG BEKASI

Alfonsius Beni Nugroho


Fakultas Hukum, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
email: alfonsiusbeni@gmail.com

Abstract
The titile of this legal writing is “LEGAL ASPECT OF LOCAL GOVERNMENT RESPONSIBILITY
TOWARDS GARBAGE MANAGEMENT LANDFILL IN BANTARGEBANG BEKASI”. This type of
research is empirical legal research. Empirical legal research is a study that focuses on the
behavior of the community. Legal issues rised are: how the responsibility of the DKI Jakarta
Provincial Governments and Bekasi City Governments related to the garbage management Landfill
in Bantargebang Bekasi and what obstacles faced by the DKI Jakarta Provincial Governments in
the garbage management Landfill in Bantargebang Bekasi. The purpose of this research is to find
out the Local Government responsibility in garbage management and obstacles faced by DKI
Jakarta Provincial Governments related to the garbage management Landfill in Bantargebang
Bekasi. The research findings shows that the responsibility of DKI Jakarta Provincial Governments
against garbage management Landfill in Bantargebang descended directly Dinas Kebersihan DKI
Jakarta to Unit Pengelola Sampah Terpadu Bantargebang Dinas Kebersihan DKI Jakarta. The
responsibility of Bekasi City Governments only limited supervision and monitoring of the garbage
management Landfill in Bantargebang Bekasi. The obstacles faced many scavengers who work in
Bantargebang, lack of heavy equipment, and lack of disinfectant spraying. It is recomended that
the responsibility of Bekasi City Government as a ruler of the territory not only limited to the
supervision of the course. And in addition, DKI Jakarta Provincial Governments must immediately
make Landfills in the city of Jakarta.
Keywords: Local Government Responsibility, Garbage Management Landfill in Bantargebang,
Bekasi.
1. PENDAHULUAN
Secara alamiah manusia Sampah merupakan sisa kegiatan
berinteraksi dengan lingkungannya. sehari-hari manusia dan/atau proses
Bagi manusia, lingkungan adalah segala alam yang berbentuk padat.2 Salah satu
sesuatu yang ada di sekitarnya, baik bentuk pengelolaan sampah dilakukan
berupa benda hidup, benda mati, serta dengan kegiatan pengurangan dan
suasana yang terbentuk karena penanganan sampah. Hal ini membawa
terjadinya interaksi diantara elemen- konsekuensi hukum kepada Pemerintah
elemen di alam tersebut.1 Manusia bersama dengan masyarakat untuk
diberikan tanggung jawab untuk mengelola sampah. Peran masyarakat
mengelola lingkungannya, salah dalam pengelolaan lingkungan harus
satunya adalah mengola sampah. berdasarkan tanggung jawab
masyarakat itu sendiri dalam upaya
1
Juli Soemirat Slamet, 1996, Kesehatan
2
Lingkungan, Gadjah Mada University Press, Arif Sumantri, 2010, Kesehatan Lingkungan,
Yogyakarta, hlm. 35. Kencana, Jakarta, hlm.61.
2

melestarikan fungsi-fungsi lingkungan dengan tanggung jawab Pemerintah


hidup.3 Daerah setempat.5
Dalam Pasal 28 H ayat (1) Kisruh masalah sampah antara
UUD 1945 memberikan konsekuensi Bekasi dan Jakarta telah terjadi sejak
bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota tahun 1989 hingga sekarang.
mempunyai wewenang dan tanggung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
jawab dalam mengelola sampah. Hal ini memilih TPA Bantargebang Bekasi
diwujudkan dengan Pasal 9 Undang- karena wilayah DKI Jakarta pada saat
Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang itu sudah dipadati perumahan dan
Pengelolaan Sampah, bahwa industri. Pada akhirnya Gubernur Jawa
Pemerintah Kabupaten/Kota Barat menyetujui ijin lokasi
mempunyai tugas dan tanggung jawab pembebasan lahan Bantargebang
dalam pengelolaan sampah agar tidak sebagai TPA bagi warga DKI Jakarta.
terjadi penumpukan sampah. Dalam Keberadaan TPA Bantargebang hingga
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 saat ini masih menjadi persoalan yang
tentang Pengelolaan Sampah, Pasal 1 rumit. Di satu sisi keberadaan TPA
angka 12 dan Undang-Undang Nomor menjadi hal yang sangat penting dalam
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan pengelolaan sampah di Jakarta, namun
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, disisi lain, keberadaan TPA menjadi
Pasal 1 angka 37, yang disebut sebagai problem masyarakat karena dampak
Pemerintah Daerah adalah Gubernur, negatif yang ditimbulkan.
Bupati, atau Walikota, dan perangkat Tanggung jawab berarti
daerah sebagai unsur penyelenggara menanggung segala sesuatu yang telah
pemerintahan daerah. atau sudah terjadi dan dialami.
Permasalahan sampah saat ini Tanggung jawab hukum merupakan
adalah volume sampah yang besar dan proses tanggung jawab atas sikap tindak
melebihi daya tampung tempat hukum.6 Tanggung jawab terhadap
pembuangan akhir (TPA). Lahan TPA TPA Bantargebang Bekasi
semakin sempit, faktor jarak dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan
mengakibatkan mengangkut sampah Provinsi DKI Jakarta bekerja sama
kurang efektif, dan teknologi dengan Dinas Kebersihan Kota Bekasi.
pengolahan sampah yang tidak Tujuan dari penelitian ini
maksimal.4 Salah satu permasalahan adalah untuk mengetahui tanggung
sampah yang ada yaitu di Tempat jawab Pemerintah Daerah dalam
Pembuangan Akhir (TPA) pengelolaan sampah di TPA
Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat. Bantargebang Bekasi, serta untuk
Permasalahan sampah yang ada di TPA mengetahui kendala-kendala yang
Bantargebang Bekasi yaitu terjadi dihadapi oleh Dinas Kebersihan
penumpukan sampah yang dikarenakan Provinsi DKI Jakarta beserta Unit
sampah yang dibuang ke TPA hampir Pengelola Sampah Terpadu TPA
mencapai enam ribu ton/hari beserta Bantargebang Bekasi dalam
pengelolaan sampah di TPA
Bantargebang Bekasi.
3
Muhamad Erwin, 2007, Hukum Lingkungan Dalam
5
Sistem Kebijaksanaan Pembangunan Lingkungan http://news.detik.com/berita/3060998/jakarta-vs-
Hidup, PT Refika Aditama, Bandung, hlm. 58. bekasi-begini-kisruh-sampah-bantargebang-dari-
4
Surahma Asti Mulasari, dkk. 2014, Kebijakan masa-ke-masa, diakses 16 Maret 2016, pukul 11.00
Pemerintah dalam Pengelolaan Sampah Domestik, WIB
6
Jurnal Kesehatan Masyakarat, Vol. 8 Nomor 8 Mei Soerjono Soekanto, 1989, Aspek Hukum Kesehatan
2014, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas (Suatu Kumpulan Catatan), Penerbit IND-HILL-
Ahmad Dahlan Yogyakarta. CO, Jakarta, hlm. 124.
3

luas 1.843.890 hektar. Kecamatan


2. METODE ini terbagi menjadi empat
Jenis penelitian ini merupakan kelurahan antara lain Kelurahan
jenis penelitian hukum empiris. Bantargebang, Kelurahan Sumur
Penelitian hukum empiris adalah Batu, Kelurahan Ciketingudik, dan
penelitian yang dilakukan/berfokus Kelurahan Cikiwul.7 Di dalam
pada fakta empiris atau fakta sosial Kecamatan Bantargebang terdapat
sebagai data utama yang diperoleh Tempat Pembuangan Akhir
langsung di lokasi penelitian. Sumber sampah bagi warga kota Bekasi itu
data yang digunakan dalam penelitian sendiri dan bagi warga kota DKI
hukum empiris adalah data primer Jakarta. Bagi kota Bekasi, Tempat
sebagai data utama dan data sekunder Pembuangan Akhir sampah berada
yang berupa bahan hukum yang di Kelurahan Sumur Batu,
digunakan sebagai pendukung. sedangkan untuk sampah warga
Lokasi penelitian ini dilakukan DKI Jakarta berada di Kelurahan
di TPA Bantargebang, Bekasi, Jawa Bantargebang.
Barat. Metode pengumpulan data yang Luas lahan TPST
digunakan yaitu dengan wawancara, Bantargebang seluruhnya adalah
studi kepustakaan, dan kuesioner. 120.3 ha yang terdiri dari lima
Responden penelitian ini adalah Bapak wilayah atau zona. Adapun luas
Roy Sihombing selaku Pekerja Harian wilayah atau zona dari TPST
Lepas TPA Bantargebang Bekasi, Bantargebang Bekasi dapat dilihat
Bapak Ino selaku Ketua Ikatan pada tabel di bawah ini:
Pemulung Indonesia cabang
Bantargebang Bekasi dan 5 (lima) Tabel 1 Luas Zona TPA
pemulung yang tinggal di kawasan Bantargebang
Bantargebang Bekasi yang terkena
dampak pencemaran lingkungan akibat Zona Luas (Ha)
sampah. Penelitian ini juga mengacu
pada narasumber yaitu dari Dinas Jumlah Zona I 18.3
Kebersihan Provinsi DKI Jakarta dan
Dinas Kebersihan Kota Bekasi. Jumlah Zona II 17.7
Analisis data dilakukan dengan
membaca, mengklasifikasikan, dan Jumlah Zona III 25.41
menafsirkan sehingga mendapatkan
gambaran akan masalah yang diteliti. Jumlah Zona IV 11.0
Proses berpikir yang digunakan secara
deduktif yaitu berawal dari hal yang Jumlah Zona V 9.5
umum ke yang khusus, yang berarti
ketentuan peraturan perundang- Luas Zona Total 81.91
undangan untuk ditarik kesimpulan
mengenai tanggug jawab Pemerintah Sumber: Kantor Dinas UPST
Daerah dalam pengelolaan sampah di Bantargebang Bekasi, Tahun
TPA Bantargebang Bekasi. 2016
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Gambaran TPA Bantargebang
7
Bantargebang adalah sebuah Bagian Telematika Sekretariat Daerah Kota Bekasi
kecamatan di Kota Bekasi, dalam http://bekasikota.go.id/read/152/kecamatan-
Provinsi Jawa Barat yang memiliki bantargebang diakses 30 September 2016 pukul
21.35 WIB.
4

Tempat Pembuangan Akhir Tabel 2 Volume Sampah


(TPA) Bantargebang Bekasi yang
mulai beroperasi dari tahun 1989
Tahun Ton/hari
kini sudah berganti nama sejak
2008 menjadi Tempat Pengolahan
2008 4.500
Sampah Terpadu (TPST). Hal ini
dikarenakan Pemerintah Provinsi
2009 4.998
DKI Jakarta memadukan tiga cara
pengolahan sampah yaitu
pengomposan (composting), 2010 5.065
mendaur ulang (recycling) dan
melakukan pembuatan listrik dari 2011 5.173
penangkap metal.8
Pengelolaan sampah TPA 2012 5.264
Bantargebang Bekasi bagi warga
kota DKI Jakarta dilakukan 2013 5.651
melalui kerjasama antara dua
pemerintah yaitu Pemerintah 2014 5.664
Provinsi DKI Jakarta dan
Pemerintah Kota Bekasi melalui 2015 6.170
perjanjian bipartit. Namun
sekarang, sejak 19 Juli 2016 2016 7.100
pengelolaan sampah di TPA
Bantargebang swakelola milik Sumber: Kantor Dinas UPST
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Bantargebang Bekasi,
Tonase sampah yang Tahun 2016
dibuang ke TPA Bantargebang
Bekasi tiap harinya mencapai tujuh b. Persoalan Sampah di TPA
ribu ton perhari. Adapun volume Bantargebang Bekasi
sampah yang masuk ke TPA Pelaksanaan pembuangan
Bantargebang Bekasi dapat dilihat sampah ke TPA Bantagebang
dalam tabel dibawah ini: dilakukan atas kerjasama antara
Pemkot Bekasi dengan Pemprov
DKI Jakarta. Dasar hukum yang
melandasi kerjasama
beroperasinya TPA Bantargebang
selalu mengalami perubahan atau
revisi. Sekarang, dasar hukum
yang terakhir masih berlaku yaitu
Perjanjian kerja sama antara
Pemprov DKI dengan Pemkot
Bekasi Nomor 4 Tahun 2009 serta
Nomor 71 Tahun 2009 yang
hingga sekarang masih dalam
pembahasan untuk direvisi
kembali di jaman kejayaan Bapak
Basuki Tjahaja Purnama.
8 Masalah keberadaan
Wawancara dengan Bapak Roy Sihombing selaku kawasan TPA Bantargebang tidak
Pekerja Harian Lepas TPST Bantargebang Bekasi
hanya masalah lingkungan udara
pada tanggal 15 September 2016.
5

dan air bersih namun juga dampak Menurut Pasal 1 angka 32


pada hubungan dua Pemerintah Peraturan Daerah Provinsi DKI
Daerah. Masalah ini diawali sejak Jakarta Nomor 3 Tahun 2013
perubahan status kota administratif tentang Pengelolaan Sampah, TPA
Bekasi menjadi kota Bekasi pada adalah tempat untuk memproses
tahun 1996, dengan Undang- dan mengembalikan sampah ke
Undang Nomor 9 Tahun 1996 media lingkungan. Serta adanya
tentang Pembentukan Kotamadya tugas dan wewenang pemerintah,
daerah Tingkat II Bekasi yang Pemprov dan Pemkab/kota yang
menyebabkan tidak jelasnya datur dalam Undang-Undang
kewenangan instansi pengelola Nomor 18 Tahun 2008 tentang
sampah. Kondisi ini melihat bahwa Pengelolaan Sampah.
TPA Bantargebang dimiliki oleh
DKI Jakarta namun wilayah c. Tanggung Jawab Pemerintah Kota
teritorialnya berada di kota Bekasi Bekasi Terkait TPA Bantargebang
yang menyebabkan permasalahan Bekasi
pengelolaan TPA menjadi semakin Pengelolaan sampah oleh
kompleks.9 Pemkot Bekasi dilaksanakan
Sejak tanggal 5 Desember langsung oleh Dinas Kebersihan
2008, melalui lelang terbuka oleh Kota Bekasi. Dinas Kebersihan
Pemprov DKI telah ditetapkan PT Kota Bekasi juga
Godang Tua Jaya joint operation bertanggungjawab atas sampah
PT. Navigat Organic Energy yang ada di TPA Bantargebang,
Indonesia hingga tahun 2023 karena lokasi TPA berada di
sebagai invenstor baru untuk wilayah kota Bekasi. Tanggung
mengelola TPA. Beberapa tahun jawab yang diberikan oleh Dinas
berjalan, adanya temuan Kebersihan Kota Bekasi berbentuk
pemeriksaan dari BPK, Inspektorat pengawasan dan monitoring. Salah
maupun dari Dinas Kebersihan satu bentuk pengawasan yang
DKI, bahwa ada hal-hal yang tidak dilakukan Dinas Kebersihan Kota
dilaksanakan kewajibannya dari Bekasi terhadap TPA
kedua pihak swasta. Misalnya ada Bantargebang yaitu bekerja sama
fasilitas gasifikasi yang tidak dengan Badan Pengelolaan
terbangun dan beberapa fasilitas Lingkungan Hidup (BPLH) Kota
lain juga tidak terbangun. Bekasi untuk melakukan
Pada bulan September 2015 swapantau pengelolahan air
Surat Peringatan I dijatuhkan, lalu sampah, pembuangan serta
pada bulan November 2015 Surat penumpukan sampah.
Peringatan II dijatuhkan. Tepat Dinas Kebersihan Kota
pada tanggal 21 Juni 2016 Surat Bekasi juga bertanggungjawab
Peringatan III, dan pada akhirnya melakukan perlindungan kepada
pengakhiran atau pemutusan warga masyarakat khusunya kota
kontrak kerja pada tanggal 19 Juli Bekasi terhadap dampak yang
2016, sehingga sejak 20 Juli 2016 ditimbulkan oleh pencemaran
TPA Bantargebang milik akibat TPA Bantargebang Bekasi
swakelola Pemprov DKI. dengan melaksanakan program
kerja sama dengan bantuan dari
9
Wawancara dengan Bapak Peniel Nefindo Imanuel DKI Jakarta. Masyarakat yang
selaku Kepala Bidang Pendataan dan Pengembangan tinggal di kawasan TPA diberikan
Dinas Kebersihan Bekasi pada tanggal 19 September fasilitas puskesmas gratis apabila
2016.
6

terjadi gangguan penyakit sebagai Dasar hukum terbentuknya


akibat dari dampak sampah di TPA Dinas Kebersihan ada di dalam
Bantargebang. Pemberian fasilitas Peraturan Gubernur Provinsi DKI
tersebut dikhususkan untuk Jakarta Nomor 226 Tahun 2014
masyarakat yang terdaftar secara tentang Organisasi dan Tata Kerja
resmi sebagai masyarakat kota Dinas Kebersihan. Dinas
Bekasi dan diberikan setiap tiga Kebersihan Provinsi DKI Jakarta
bulan sekali. merupakan unsur pelaksana
Monitoring dan pengawasan Pemerintah Daerah Provinsi DKI
merupakan tugas utama dan Jakarta yang bertanggungjawab
tanggung jawab secara rutin dari dalam melaksanakan penanganan
Dinas Kebersihan Kota Bekasi dan di bidang UPST dan Unit
apabila pengawasan tersebut Pelaksana Kebersihan Badan Air.
terjadi pelanggaran maka adanya Dinas Kebersihan Provinsi
sanksi yaitu diberikan surat DKI Jakarta bertanggung jawab
peringatan tertulis. Tanggung dalam hal pengelolaan sampah di
jawab yang dilakukan oleh Dinas TPA Bantargebang Bekasi, dimana
Kebersihan Kota Bekasi belum pada tahun 2008 dikelola oleh
bisa dikatakan berhasil karena pihak swasta dan pada akhirnya
banyak kendala yang dialami oleh sejak 19 Juni 2016 diputuskannya
Dinas Kebersihan Kota Bekasi itu perjanjian kerja sama dengan pihak
sendiri dan juga banyak kendala swasta tersebut dan TPA
yang dialami. Kendala tersebut Bantargebang menjadi milik
meliputi terlalu banyaknya swakelola Pemerintah Provinsi
pemulung sehingga pengelolaan DKI Jakarta
sampah sulit dilakukan terutama Dinas Kebersihan DKI
pemulung yang bermukim di Jakarta memiliki sebuah rencana
kawasna TPA Bantargebang.10 yaitu akan memulai untuk
pencadangan pembangunan
d. Tanggung Jawab Pemerintah Pembangkit Listrik Tenaga
Provinsi DKI Jakarta Terkait TPA Sampah (PLTS) yang berupa
Bantargebang Bekasi gasifikasi dan inselelator pada
Pengelolaan sampah sebagai bulan Oktober dan November
salah satu bentuk dari pelaksanaan 2016. Rencana ini akan diadakan
hukum lingkungan, karena hukum di empat lokasi yakni di Cilincing,
lingkungan merupakan bagian Marunda, Sunter dan Kamal yang
hukum yang bersangkutan dengan akan bisa mengurangi populasi
lingkungan fisik dan dapat sampah di TPA Bantargebang
diterapkan untuk mengatasi sampai sepuluh persen.
pencemaran, perusakan, dan Proses pengambilan sampah
kerusakan lingkungan. Salah satu yang seluruhnya dibawa ke TPA
upaya untuk menyelesaikan Bantargebag berasal dari 42
masalah persampahan yaitu Kecamatan di seluruh wilayah kota
membuat tempat pembuangan Jakarta dan 2 kecamatan di
akhir sampah.11 wilayah Kepulauan Seribu.
Pertanggungjawaban yang
10
Wawancara dengan Ibu Kiswatiningsih selaku dilakukan oleh Dinas Kebersihan
Kasubag Perencanaan Dinas Kebersihan Kota DKI Jakarta terhadap pengelolaan
Bekasi tanggal 19 September 2016.
11
Andi Hamzah, 2005, Penegakan Hukum
Lingkungan, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 7.
7

sampah TPA Bantargebang dibagi melakukan diskusi apabila dirasa


menjadi 5 aspek yakni meliputi:12 tidak sesuai dengan apa yang
1) Aspek lingkungan: cara diperjanjikan.
pengolahan sampah sesuai
dengan cara, prosedur, dan e. Langkah Pengelolaan Sampah di
peraturan perundang- Tempat Pembuangan Akhir
undangan yang berlaku. Bantargebang Bekasi oleh Dinas
2) Aspek sosial masyarakat: Kebersihan Provinsi DKI Jakarta
dengan memberikan dana dengan UPST Bantargebang
kompensasi kepada Bekasi
masyarakat sekitar TPA yang Keberadaan sampah sangat
terdiri dari 4 desa/kelurahan mempengaruhi manusia dan
yang berjumaah 18ribu KK lingkungannya karena sumber
yang berbentuk bantuan tunai sampah yang ada. Sumber sampah
dan bantuan fisik seperti dapat dibagi menjadi dua yaitu
pembangunan jalan, mushola, limbah padat domestik dan limbah
puskesmas, dan juga non domestik. Limbah padat
memberikan jaminan BPJS domestik berasal dari perumahan,
kepada pemulung yang di rumah sakit, sekolah, sedangkan
TPA. Dana kompensasi limbah non domestik berasal dari
tersebut sebesar 300ribu/3bln. hutan, pertanian, dan
3) Aspek teknis: bagaimana cara perkebunan.13
mengolah sampah di TPA Sampah dapat dikategorikan
agar tidak terjadi menjadi:14
penumpukan. 1) Sampah yang dapat
4) Aspek hukum: mendasari membusuk (garbage).
untuk pengolahan sampah di 2) Sampah yang tidak dapat
TPA Bantargebang. membusuk (refuse), terdiri
5) Aspek kelembagaan: dari sampah plastik, logam,
berkaitan dengan siapa yang gelas karet dan lain-lain.
mengelola dan memberikan 3) Sampah berupa debu/abu sisa
biaya terkait dengan TPA hasil pembakaran bahan bakar
Bantargebang. atau sampah.
Dinas Kebersihan DKI 4) Sampah yang dapat berbahaya
Jakarta juga bekerja sama dengan terhadap kesehatan, yakni
Dinas Kebersihan Kota Bekasi sampah bahan berbahaya dan
dalam melakukan pengawasan dan beracun.
monitoring. Tujuan dari 5) Menimbulkan bahaya
pengawasan ini supaya TPA sekarang maupun yang akan
Bantargebang tidak melewati baku datang terhadap kesehatan
mutu air, tanah, udara bahkan atau lingkungan apabila tidak
sungainya. Sistem koordinasi yang diolah dengan baik.
dilakukan antara DK DKI dengan Kebijakan pengelolaan
DK Bekasi adalah sistem sampah di TPA Bantargebang
Pemerintah dengan Pemerintah (G
to G) seperti suvey lapangan dan 13
Teti Suryati, 2014, Cara Bijak Mengolah Sampah
Menjadi Kompas dan Pupuk Cair, PT Agromedia
12
Wawancara dengan Bapak Fahmi Hermawan Pustaka, Jakarta, hlm. 5.
14
selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPST Ni Komang Ayu Artiningsih, 2008, Peran Serta
Bantargebang Dinas Kebersihan DKI Jakarta, pada Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Rumah
tanggal 19 September 2016. Tangga, Universitas Diponegoro, hlm. 18.
8

dilaksanakan secara penuh oleh yang mau bekerja di TPA


Dinas Kebersihan DKI Jakarta Bantargebang.
melalui UPST Bantargebang yang Jumlah pemulung yang ada
terdiri dari seksi operasioal, seksi di TPA berjumlah 6ribu-10ribu
sarana dan prasarana, seksi STA, orang perhari dengan tonase
seksi keamanan dan ketertiban dan sampah tujuh ribu ton perhari.
Kasubag TU. pemulung-pemulung tersebut rata-
Sebelum swakelola milik rata berusia empat puluh sampai
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, lima puluh tahun, bahkan ada juga
PT. Godang Tua Jaya berperan anak-anak yang menjadi pemulung
dalam pengelolaan composting, disana. Jenis sampah yang mereka
sanitary landfill, dan plastic ambil adalah botol-botol, kaleng,
recycling. Sedangkan rekannya, alumunium dan plastik yang biasa
yaitu PT. Navigat Organic Energy mereka sebut sebagai emberan.
Indonesia berperan menghaslikan Sampah tersebut dijual oleh
listrik dan power house dari gas pemulung ke IPI.
metal.
Sistem pengelolaan sampah f. Kendala Pemerintah Provinsi DKI
yang dilakukan oleh UPST Jakarta dalam Pengelolaan Sampah
Bantargebang dalam mengelola di TPA Bantargebang Bekasi
sampah DKI Jakarta meliputi:15 Pengelolaan sampah yang
1) Penimbangan. dilakukan oleh Pemerintah
2) Titik buang. Provinsi DKI Jakarta melalui
3) Cover soil. Dinas Kebersihan Provinsi DKI
4) Operasional Instalasi Jakarta bersama dengan Unit
Pembuangan Air Sampah. Pegelola Sampah Terpadu Dinas
Teknologi yang dilakukan Kebersihan DKI Jakarta belum
oleh Dinas Kebersihan DKI dapat dilakukan secara maksimal
Jakarta dan UPST Bantargebang karena adanya beberapa kendala.
adalah teknologi pembakaran. Kendala-kendala tersebut
Pembakaran yang dilakukan mempengaruhi proses pengelolaan
meskipun bisa menghilangkan sampah yang ada di TPA
sampah hingga 90%, namun Bantargebang Bekasi serta
dampak dari pembakaran tersebut mempengaruhi kinerja dan
akan membawa pada pencemaran tanggung jawab dari Pemerintah
lingkungan serta kesehatan pada Provinsi DKI Jakarta.
masyarakat yang tinggal di Banyaknya pemulung yang
kawasan TPA. bekerja di TPA Bantargebang
Pengelolaan sampah di TPA Bekasi merupakan salah satu
Bantargebang juga menambah kendala yang dialami Pemerintah
pemasukan bagi pemulung- Provinsi DKI Jakarta dalam
pemulung yang ada. Pemulung pengelolaan sampah di TPA
yang ada di TPA Bantargebang Bantargebang Bekasi. Pemulung-
tersebut dihimpun oleh Ikatan pemulung di TPA Bantargebang
Pemulung Indonesia (IPI) cabang yang jumlahnya hampir enam ribu
kota Bekasi. Tugas dari IPI ini sampai sepuluh ribu orang perhari
adalah untuk merekrut pemulung menyulitkan truk-truk yang harus
melakukan pembuangan.
Kendala Pemerintah
15
Data dari Kantor UPST Bantargebang Bekasi pada Provinsi DKI Jakarta dalam proses
tanggal 16 September 2016.
9

pengelolaan sampah di TPA TPA Bantargebang, namun juga


Bantargebang Bekasi yang sampai kendala dipertanggungjawaban
saat ini masih dibenahi adalah antar Pemerintah Daerah. TPA
kurangnya proses penataan lokasi Bantargebang yang sudah
penumpukan serta pembuatan swakelola milik Provinsi DKI
tanda-tanda larangan menumpuk Jakarta, namun penguasaan teritori
sampah dan membangun gubuk ada pada Pemerintah Kota Bekasi.
pada lokasi terutama di pinggir Perjanjian Kerja Sama antara
jalan penghubung. Kendala yang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
lain yang dialami oleh Pemerintah dengan Pemerintah Kota Bekasi
Provinsi DKI Jakarta dalam terus diperbaharui karena merasa
pengelolaan sampah di TPA adanya tumpang tindih
Bantargebang Bekasi yaitu kewenangan. Kendala dalam hal
kurangnya alat berat yang ada dan ini dapat dikelola dengan
ekskavator yang tidak dapat mempercepat pembangunan
bekerja dengan baik. Alat berat PLTSA di empat lokasi di Jakarta
yang dimiliki oleh Pemerintah yang akan mengurangi populasi
Provinsi DKI Jakarta akan sampah di TPA Bantargebang
ditambah sebanyak empat puluh higga sepuluh persen.16
ekskavator. Jumlah alat berat dan
ekskavator yang ada sekarang ini, 4. KESIMPULAN
dirasa belum cukup untuk Pengelolaan sampah yang ada
mengelola sampah masyarakat di TPA Bantargebang, Kota Bekasi
kota Jakarta yang setiap hari adalah milik swakelola Provinsi DKI
masuk di TPA Bantargebang Jakarta sejak diputuskannya dengan
Bekasi. pihak swasta yakni dengan PT. Godang
Selain itu, Dinas Kebersihan Tua Jaya joint operation PT. Navigat
Provinsi DKI Jakarta bersama Organic Energy pada tanggal 19 Juli
dengan Unit Pengelola Sampah 2016. Tanggung jawab pengelolaan
Terpadu TPA Bantargebang sampah yang ada di TPA Bantargebang
mengakui bahwa di dalam Bekasi secara penuh dilaksanakan oleh
pengelolaan sampah di TPA Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Bantargebang kurang melakukan melalui Dinas Kebersihan Provinsi DKI
penyemprotan desinfektan secara Jakarta bersama-sama dengan Unit
berkala. Penyemprotan desinfektan Pengelola Sampah Terpadu (UPST)
bertujuan untuk mengantisipasi TPA Bantargebang Bekasi.
penyebaran virus flu burung. Pelaksanaan pembuangan sampah di
Kendala yang dialami oleh TPA Bantargebang dilakukan atas
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kerjasama antara Pemerintah Provinsi
dalam pengelolaan sampah di TPA DKI Jakarta dengan Pemerintah Kota
Bantargebang juga berasal dari Bekasi, sebagai penguasa teritori.
kepadatan lalu lintas akibat Pemerintah Kota Bekasi khususnya
kegiatan pengangkutan sampah ke Dinas Kebersihan Kota Bekasi
TPA. Kepadatan truk-truk yang bertanggung jawab hanya sebatas
masuk ke TPA Bantargebang pengawasan atau monitoring, tidak ikut
mulai dari jalan Narogong sampai
masuk ke kawasan TPA
16
Bantargebang Bekasi. Wawancara dengan Bapak Fahmi Hermawan
Kendala yang ada tidak selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPST
hanya pada pengelolaan sampah di Bantargebang Dinas Kebersihan DKI Jakarta, pada
tanggal 19 September 2016.
10

bertanggung jawab atas pengelolaan Muhamad Erwin, 2007, Hukum


sampah di TPA Bantargebang. Lingkungan Dalam Sistem
Pemerintah Provinsi DKI Kebijaksanaan Pembangunan
Jakarta khususnya Dinas Kebersihan Lingkungan Hidup, PT Refika
Provinsi DKI Jakarta bersama-sama Aditama, Bandung, hlm. 58.
dengan Unit Pengelola Sampah
Terpadu (UPST) Bantargebang Dinas Ni Komang Ayu Artiningsih, 2008,
Kebersihan DKI Jakarta mengalami Peran Serta Masyarakat Dalam
beberapa kendala dalam melakukan Pengelolaan Sampah Rumah
pengelolaan sampah di TPA Tangga, Universitas Diponegoro,
Bantargebang Bekasi. Kendala tersebut hlm. 18.
meliputi banyaknya pemulung yang
yang bekerja di dalam TPA yang Soerjono Soekanto, 1989, Aspek
mencapai hingga enam ribu orang Hukum Kesehatan (Suatu
perhari, kurangnya alat berat dan Kumpulan Catatan), Penerbit IND-
ekskavator yang tidak dapat bekerja HILL-CO, Jakarta, hlm. 124.
dengan baik, pengelolaan yang masih
menggunakan cara open dumping, Surahma Asti Mulasari, dkk. 2014,
kurangnya penyemprotan desifektan Kebijakan Pemerintah dalam
untuk mencegah penyakit yang Pengelolaan Sampah Domestik,
disebabkan oleh tumpukan sampah, Jurnal Kesehatan Masyakarat, Vol.
terjadi kepadatan lalu lintas akibat 8 Nomor 8 Mei 2014, Fakultas
kegiatan pengangkutan sampah ke Kesehatan Masyarakat Universitas
TPA, kurangnya penerapan aturan yang Ahmad Dahlan Yogyakarta.
ketat bagi para pemulung, kurangnya
proses penataan lokasi penumpukan, Teti Suryati, 2014, Cara Bijak
larangan untuk menumpuk sampah dan Mengolah Sampah Menjadi
pembangunan gubuk, dan kurangnya Kompas dan Pupuk Cair, PT
penyiraman berkala serta pengaturan Agromedia Pustaka, Jakarta, hlm.
kecepatan kendaraan. 5.

5. REFERENSI Bagian Telematika Sekretariat Daerah


Kota Bekasi dalam
Andi Hamzah, 2005, Penegakan http://bekasikota.go.id/read/152/ke
Hukum Lingkungan, Sinar Grafika, camatan-bantargebang diakses 30
Jakarta, hlm. 7. September 2016 pukul 21.35 WIB

Arif Sumantri, 2010, Kesehatan http://news.detik.com/berita/3060998/ja


Lingkungan, Kencana, Jakarta, karta-vs-bekasi-begini-kisruh-
hlm.61. sampah-bantargebang-dari-masa-
ke-masa, diakses 16 Maret 2016,
Data dari Kantor UPST Bantargebang pukul 11.00 WIB
Bekasi pada tanggal 16 September
2016.

Juli Soemirat Slamet, 1996, Kesehatan


Lingkungan, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta, hlm.
35.

You might also like