You are on page 1of 4

Pengelolaan ekosistem mangrove berbasis co-management di Desa

Pasarbanggi, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah


Co-management mangrove ecosystem in the Pasarbanggi Village, Rembang District,
Central Java
AHMAD MUQORROBIN, FREDINAN YULIANDA, TARYONO KODIRAN
Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680, Jawa Barat
Manuskrip diterima: 26 Februari 2013. Revisi disetujui: 6 Juni 2013.
Abstract. Muqorrobin A, Yulianda F, Taryono Kodiran T. 2013. Co-management mangrove ecosystem in the Pasarbanggi
Village,
Rembang District, Central Java. Bonorowo Wetlands 3: 114-131. Mangrove is one of coastal’s important ecosystems that have
benefits and it is utilized by many stakeholder. This particular study aimed to (i) identify and analyze condition of mangrove
resources and host of users, (ii) analyze the role and function of each stakeholders, and (iii) identify and analyze the forms of
comanagement
of the mangrove ecosystems management in Pasarbanggi village, Rembang district. Mangrove vegetation data was
performed using a quadratic transect method and data collection was done with purposive sampling interviews. Data obtained
from the mangrove vegetation cover density, frequency, cover, and importance value index of mangroves. Stakeholders were
analyzed using matrix of interests and influence determined by criteria and indicators of interest and influence. The results
showed that five species of mangrove that exist in the area are Avicennia marina, Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata,
Rhizophora stylosa and Sonneratia alba. This spesies are recommended to mangrove rehabilitation of the site. Whereas based on
stakeholder analysis, there are 16 stakeholders which are classified into 4 group i.e. subject, key players, crowd, dan by standers.
According to co-management spectrum, mangove management pattern of Pasarbanggi village is still in a consultative level.
Therefore, it’s required to improve management pattern to be cooperative level.
Keywords: Co-management, mangrove, stakeholder

PEMANFAATAN GARAM DALAM INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK


PERIKANAN.
Garam adalah bahan pokok manusia yang sangat dibutuhkan.Garam berfungsi sebagai bahan
penyedap rasa, pengawet makanan dan juga meperbaiki tekstur makanan. Penggunaan garam
terhadap produk perikanan adalah sesuatu yang sangat penting yang tidak dapat dipisahkan,
khususnya olahan tradisional. Jenis olahan yang bersifat tradisional yaitu seperti ikan asin, ikan
pindang, ikan asap, serta produk fermentasi seperti kecap, peda, terasi dan sejenisnya.
Pengolahan modern memanfaatkan garam sebagai bahan penyedap rasa dan penampilan produk.
Garam merupakan bahan tambahan pangan yang penting, hamper seluruh produk perikanan
menggunakan garam sebagai BTP. Namun di Indonesia kualitas garam masih rendah,
dibutuhkan
perbaikan untuk meningkatkan kualitas produksi garam. Sebab garam merupakan bahan alami
yang aman dikomsumsi.
KESIMPULAN :
Setelah merivew beberapa jurnal tentang bahan tambah pangan untuk produk perikanan
khususnya bahan pengawet, maka dapat disimpulkan bahwa garam adalah bahan pengawet alami
yang tidak berbahaya untuk tubuh apabila digunakan dalam pembuatan produk perikanan.
Sedangkan formalin merupakan pengawet buatan yang tidak aman dikomsumsi namun masih
digunakan oleh masyarakat luas, dan untuk Nisin penggunaannya diperbolehkan oleh pemerintah
namun masyarakat pasar belum menggunakannya sebagai bahan tambah pangan untuk
pengawetan produk, nisin hanya digunakan sebagai bahan penelitian. Diperlukan kehati-hatian
dalam memilih produk makanan sebab sangat sulit membedakan mana produk yang
menggunakan pengawet alami dan mana yang tidak.
PEMETAAN ZONA TANGKAPAN IKAN (FISHING GROUND) MENGGUNAKAN CITRA SATELIT TERRA
MODIS DAN PARAMETER OSEANOGRAFI
DI PERAIRAN DELTA MAHAKAM
Radik Khairil Insanu
Program Studi Geoinformatika, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Email: ra013f@gmail.com
Abstract
As a maritime country, Indonesia has a comparative advantage in the potential of marine and fishery resources.
The parameters of the distribution of sea surface temperature and the distribution of chlorophyll-a can be used for
the determination of the fish catch zone in the Mahakam Delta waters area. By knowing the fishing ground,
fishermen can maximize the potentiallity of the fish capture. The purpose of this study was to determine the spatial
distribution of ground and chlorophyll-a temperatures and to map potential fishing ground zones. The analysis in
this study was determined from the distribution of chlorophyll-a obtained with ATBD 19 MODIS band 10 and 12
algorithms and sea surface temperature distribution on ATBD 25 MODIS bands 20, 31 and 32 using images in
March, April, July, September and October 2016. Image processing results obtained sea surface temperature in
March, April, July, September and October averaged 27 ° C to 30 ° C. Only in March the average sea surface
temperature has a low temperature. Distribution of chlorophyll-a in 2016 was little identified in September, April
and March, whereas in October and July chlorophyll-a was many identified. Determination of high potential
catchment zone was having a sea surface temperature of about 27 ° C -30 ° C with high chlorophyll-a value, so that
if sea surface temperature and chlorophyll-a conditions were not suitable, it was called a low catchment zone. The
low zone of fish catch is scattered to the north and center of the Mahakam delta, as well as in the middle of the
makasar strait. The high zone of fish catch is scattered to the south of the Mahakam delta, as well as in the middle
of the makasar strait.
Keywords: fishing ground, algorithm, chlorophyll-a, sea surface temperature, TERRA MODIS
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PURSE SEINE
DI KECAMATAN TEHORU KABUPATEN MALUKU TENGAH
THE STRATEGIES DEVELOPMENT PURSE SEINE BUSINESS FEASIBILITY IN DISTRICT TEHORU
CENTRAL MALUKU
Deby Marlina Kewilaa
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Saumlaki (STKIPS)
Jalan Boediono-Lauran Saumlaki
Coresponding author e- mail: debykewilaa86@gmail.com
Submitted: 07 Agustus 2019 / Revised: 30 Desember 2019 / Accepted: 30 Desember 2019
http://doi.org/10.21107/jk.v12i2.5829
ABSTRACT
Various development policy strategy and development programmers in center Maluku. Which is
contained in the Strategy Plan (RENSTRA). In the real can Increase Local Income (PAD) and society
safety. It is estimate because lack of/limited of region finance, and less of promotion on various potential,
and investment opportunities. Maybe the program or policy strategy is not optimal. Which judgment
quality and potential characteristic and others factors, like internal and external. The Porpuse of the
research is to find out effort developing purse seine at Tehoru Subdistrict, with analysis the factors
strategy related with strength,weakness,opportunity and threat at Tehoru subdistrick. Method of
researchis analysis Swot to analyzing factor strategy (strength,weakness, opportunity and threat). In now
condition. The result of research is development effort strategy purse seine at tehoru subdistrict is
developing associate of fisherman grap, and company. Development technology “tepat guna” to houl
handling, increase fishery production, developing of infrastructure, supplying too, and infrastructure,
increase the human quality throughbeducation, traning and organization. Empowement and
reinforcement financial capital through credit effort for fisherman ,need analysis total to suitable pair.
Increasing government supervisor and society need to analysis to observe developing potential.
Key Words: Pengembangan, Purse Seine
ABSTRAK
Berbagai strategi kebijakan pengembangan dan program – program pembangunan di Maluku Tengah
yang tertuang dalam Rencana Strategi (RENSTRA) secara nyata belum dapat meningkatkan pendapatan
asli daerah (PAD) dan kesejahteraan masyrakat. Hal ini diduga karena kurang/terbatasnya keuangan
daerah serta kurangnya promosi atas berbagai potensi dan peluang investasi. Disamping itu mungkin
saja program atau strategi kebijakan yang dirancang belum optimal dengan mempertimbangkan jumlah,
kualitas dan sebaran serta karekteristik potensi sumberdaya yang dimiliki serta faktor – faktor lain, baik
internal maupun ekternal. Tujuan dari penelitian ini adalah meneliti mengenai pengembangan usaha
purse seine di Kecamatan Tehoru, yaitu menganalisis faktor – faktor strategi yang berkaitan dengan
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman di Kecamatan Tehoru. Metode penelilitian yang digunakan
adalah analisis SWOT yaitu menganalisis faktor – faktor strategi ( kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman ) dalam kondisi yang ada saat ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi pengembangan
usaha purse seine di Kecamatan Tehoru yaitu : pengembangan pendampingan pada kelompok nelayan
dan perusahaan, pengembangan teknologi tepat guna untuk penanganan hasil tangkapan, peningkatan
produksi perikanan, pengembangan infrastruktur, penyediaan sarana dan prasarana pendukung,
menguatkan dan meningkatkan kapasitas SDM melalui pendidikan, pelatihan dan kelembagaan,
pemberdayaan dan penguatan modal masyarakat melalui bantuan kredit usaha untuk nelayan, perlu
analisis jumlah rumpon yang layak dipasang, peningkatan pengawasan ditingkat pemerintah dan
masyarakat, perlu analisis CPUE untuk mengamati perkembangan potensi.
Kata Kunci: Development, Purse Seine

You might also like