You are on page 1of 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/347999592

TINGKAT STRES MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN ONLINE PADA MASA


PANDEMI COVID-19

Article  in  Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling · December 2020


DOI: 10.30870/jpbk.v5i2.10108

CITATIONS READS
0 3,482

3 authors, including:

Meilla Dwi Nurmala Tubagus Umar Syarif Hadi Wibowo


UNTIRTA UNTIRTA
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    12 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Kajian Nilai Pada Toponimi Nama-Nama Jalan Di Kota Serang Sebagai Potensi Sumber Belajar Sejarah View project

Empati dan Tingkat Stres Mahasiswa dalam Pembelajaran Online Pada Masa Pandemi Covid-19 View project

All content following this page was uploaded by Tubagus Umar Syarif Hadi Wibowo on 30 December 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling Vol 5 (2)

TINGKAT STRES MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN ONLINE


PADA MASA PANDEMI COVID-19

Meilla Dwi Nurmala,1 Tubagus Umar Syarif Hadi Wibowo,2 Astri Rachmayani,3
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Email : Meilla.dwi.nurmala@untirta.ac.id
Email : umarhadiwibowo90@untirta.ac.id
Email: astrirachmayani@gmail.com

Abstract

This study aims to obtain an overview of the stress levels of students in facing online learning
during the Covid-19 Pandemic. This research method using quantitative descriptive. The data
collection method was carried out by distributing questionnaires using a Likert scale. This
research was conducted on students majoring in Guidance and Counseling, Faculty of Teacher
Training and Education, Sultan Ageng Tirtayasa University with a population of 112 people.
The data analysis process of this research is quantitative descriptive with the SPSS for
windows version 12 program, obtained reliability results of 0.780 analysis of the normality test
technique using the Kolmorgrov-Smirnov significant value of 0.424 data with normal
distribution. In general, subjects have a moderate stress level (96.4%).

Keywords:stress level, online learning, covid-19 pandemic

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat stress mahasiswa
dalam menghadapi pembelajaran online pada masa Pandemi Covid-19. Metode penelitian ini
menggunakan deskriptif kuantitatif.Metode pengambilan data dilakukan dengan cara
menyebarkan angket dengan menggunakan skala Likert.Penelitian ini dilakukan pada
mahasiswa jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan populasi sebanyak 112 orang. Proses analisis data
penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan program SPSS for windows versi 12
diperoleh hasil realibilitas sebesar 0,780analisis teknik uji normalitas menggunakan
kolmorgrov-smirnov nilai signifikan sebesar 0,424 data berdistribusi normal.Pada umumnya
subyek memiliki tingkat stress yang tergolong sedang (96,4%).

Kata kunci : Tingkat Stres, Pembelajaran Online, Pandemi Covid-19

13
Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling Vol 5 (2)

PENDAHULUAN (Kemendikbud) Direktorat Pendidikan


Tinggi No 1 tahun 2020 tentang pencegahan
Stres adalah bagian yang tidak bisa penyebaran Corona Virus Disease (Covid-
dihindarkan dalam kehidupan sehari-hari. 19) di perguruan tinggi. Melalui surat
Stres muncul dari berbagai sumber yang edaran teresebut pihak Kemendikbud
tidak terhitung disetiap situasi kehidupan memberikan instruksi kepada perguruan
manusia. Tekanan sehari-hari yang tinggi untuk menyelenggarakan
menumpuk juga bisa menimbulkan stress. pembelajaran jarak jauh dan menyarankan
Stres adalah bagian penting dalam mahasiswa untuk belajar dari rumah masing-
kehidupan kita, sebagai akibat interaksi kita masing.
dengan lingkungan. Banyak perguruan tinggi dengan
Setiap manusia pasti memiliki sigap menanggapi instruksi tersebut, salah
hambatan yang harus dilalui dalam satunya Universitas Indonesia yang
hidupnya. Salah satu hambatan itu dapat menerbitkan surat edaran tentang
terjadi pada masa pendidikan, lebih tepatnya kewaspadaan dan pencegahan penyebaran
pada saat di bangku kuliah. Bagi mahasiswa infeksi Covid-19 di lingkungan UI. Di
yang sedang menjalani pendidikan di dalam surat tersebut dimuat 10 poin yang
perguruan tinggi, mereka dituntut untuk salah satunya berupa himbauan untuk
dapat menyelesaikan masa studinya dalam mengubah pembelajaran tatap muka menjadi
waktu yang telah ditentukan. Tuntutan yang pembelajaran jarak jauh (Yandwiputra,
dirasakan oleh mahasiswa didapat dari 2020). Setidaknya terdapat 65 perguruan
berbagai pihak, pihak akademik atau tinggi di Indonsesia yang menyelenggarakan
universitas, keinginan orangtua yang ingin pembelajaran dari rumah untuk mencegah
melihat anaknya mendapatkan gelar sarjana, penyebaran Covid-19 (CNNIndonesia,
dan dorongan dari teman maupun keinginan 2020).
dari diri sendiri. Sebagai usaha pencegahan
Beberapa peristiwa selama hidup penyebaran Covid-19, WHO
dapat menyebabkan stres , semua ini diacu merekomendasikan untukmenghentikan
sebagai peristiwa-peristiwa kehidupan yang sementara kegiatan-kegiatan yang
sebagian besar tidak bisa dihindarkan dan berpotensi menimbulkan kerumunan massa.
kita harus mampu beradaptasi untuk Untuk itu pembelajaran konvensional yang
menghadapinya. Peristiwa-peristiwa mengumpulkan banyak mahasiswa dalam
kehidupan tersebut harus dihadapi, misalnya satu ruangan perlu ditinjau ulang
sakit, kehilangan seseorang, masalah pelaksanaannya. Pembelajaran harus
keuangan dan salah satunya adalah dilaksanakan dengan skenario yang mampu
menghadapi perubahan belajar yang biasa meminimalisir kontak fisik antara
tatap muka dikelas, beralih kepada online mahasiswa dengan mahasiswa lain, ataupun
dalam masa pandemic covid 19 yang dapat antara mahasiswa dengan dosen. Menurut
menjadi stressor pada mahasiswa. Milman (2015) penggunaan teknologi digital
Kehidupan yang penuh stress pada memungkinkan mahasiswa dan dosen
saat ini, karena merebaknya pandemi yang berada di tempat yang berbeda selama
disebabkan oleh virus Corona di Indonesia, proses pembelajaran.
banyak cara yang dilakukan oleh pemerintah Salah satu bentuk pembelajaran
untuk mencegah penyebarannya. Salah alternatif yang dapat dilaksanakan selama
satunya adalah melalui surat edaran masa daruratCovid-19 adalah pembelajaran
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

14
Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling Vol 5 (2)

secara online. Menurut Moore, Dickson- secara langsung ( Kompas TV, 23 juli
Deane, & Galyen 2020).
(2011) Pembelajaran online merupakan Hasil penelitian terkait kondisi stress
pembelajaran yang menggunakan jaringan dan kinerja secara kognitif oleh pakar dan
internet dengan aksesibilitas, konektivitas, direktir pusat Kecerdasan Pembelajaran
fleksibilitas, dan kemampuan untuk Terapan, Seatle University John J, Medina
memunculkan berbaga jenis interaksi (2008), ditemukan bahwa manusia dalam
pembelajaran. Penelitian yang dikakukan kondisi stress berpengaruh secara signifikan
oleh Zhang et al., (2004) menunjukkan pada menurunnya hasil tes kognitif, bahkan
bahwa penggunaan internet dan teknologi sampai 50 % (Djuwari,2008).
multimedia mampu merombak cara Melihat fakta yang terjadi pada
penyampaian pengetahuan dan dapat jurusan bimbingan dan konseling di
menjadi alternatif pembelajaran yang Universitas Sultan Ageng Tirtayasa diatas,
dilaksanakan dalam kelas tradisional. meyebabkan peneliti tertarik untuk
Pembelajaran online pada melakukan penelitian tentang stress yang
pelaksanaannya membutuhkan dukungan dihadapi oleh mahasiswa Bimbingan dan
perangkat-perangkatmobile seperti telepon Konseling yang ada Di Universitas Sultan
pintar, tablet dan laptop yang dapat Ageng Trtayasa.Penelitian ini Bertujuan
digunakan untuk mengaksesinformasi unttuk memperoleh gambaran tingkat stress
dimana saja dan kapan saja (Gikas & Grant, mahasiswa jurusan Bimbingan dan
2013). Penggunaan teknologi mobile Konseling di Universitas Sultan Ageng
memiliki kontribusi besar di dunia Tirtayasa
pendidikan, termasuk di dalamnya adalah
pencapaian tujuan pembelajaran jarak jauh Kajian Teoritis
(Korucu & Alkan, 2011). Berbagai media A. Stres
juga dapat digunakan untuk mendukung 1. Pengertian Stres
pelaksanaan pembelajaran secara online. Looker & Geegson (2004)
Misalnya kelas-kelas virtual menggunakan mendefinisikan stres sebagai sebuah
layanan Google Classroom, Edmodo, dan keadaan yang dialami individu ketika
Schoology (Enriquez, 2014; Sicat, 2015; terjadi sebuah ketidaksesuaian antara
Iftakhar, 2016), dan applikasi pesan instan tuntutan-tututan yang dialami individu
seperti WhatsApp (So, 2016). Pembelajaran ketika terjadi sebuah ketidak sesuaian
secara online bahkan dapat dilakukan antara tuntutan-tuntutan yang diterima
melalui media social seperti Facebook dan dan kemampuan untuk mengatasinya.
Instagram (Kumar & Nanda, 2018). Menurut Cranwell-Ward (dalam
Perasaan stres yang diahadapi Iswinarti & Rahayu Siti, 1999) stres
mahasiswa saat menghadapi pembelajaran adalah fisiologis dan psikologis yang
online dapat terlihat dari respon mahasiswa terjadi jika seseorang merasakan
yag mengekuhkan tidak nyaman, sinyal ketidakseimbangan antara tuntutan yang
yang sulit, keterbatasan kuota dan jaringan dihadapi dan kempuan untuk
yang sulit didaerah tempat tinggal mereka. menghadapi tuntutan yang dihadapi.
Fakta dilapangan kendala lain Sarafino dan smith (2012)
mahasiswa yang mengikuti pembelajaran megkonseptualisasikan stress kedalam
online adalah menurut mereka komunikasi tiga pendekatan yaitu, :
jarak jauh tak optimal disbanding dilakukan a. Stres sebagai stimulus

15
Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling Vol 5 (2)

Pendekatan ini memiliki focus pada akan bereaksi secara fisiologis maupun
lingkungan, sumber stress hadir psikologis. Sres yang dialami individu
dalam bentuk keadaan yang dinyatakan dalam suatu derajat yang
mengancam dan membahayakan selamjutnya disebut tingkat stres.
sehingga menimbulkan ketegangan. B. Pembelajaran online (E-Learning)
Sumber stress ini disebut stressor. 1. Definisi e-learning
a. Stres sebagai respon a. Persepsi dasar e-learning
Fokus dari pendekatan ini adalah Perkembangan sistem
reaksi seseorang terhadap stressor. komputer melalui jaringan semakin
Reaksi ini muncul dalam dua bentuk meningkat. Intemet merupaka jaringan
yaitu psikologis dan fisiologis. publik. Keberadaannya sangat
Bentuk psikologis meliputi tingkah diperlukan baik sebagai media
laku, pola pikir dan emosi. Bentuk informasi maupun komunikasiyang
fisiologis mencagkup gerakan tubuh dilakukan secara bebas. Salah satu
yang meningkat detak jantung, mulut pemanfaatan internet adalah pada
sistem pembelajaran jarak jauh
terasa kering. Respon psikologis dan
melalui belajar secara elektronik atau
fisiologis seseorang terhadap stressor
yang lebih dikenal dengan istilah E-
dinamakan strain. Learning.
b. Stres sebagai proses 2. Pendakatan Pedagogik dalam E-
Proses yang dimaksud meliputi learning
stressor dan strain, ditambah dimensi Teknologi komunikasi secara
yang penting yaitu hubungan antara umum dapat dikategorikan sebagai
individu dengan lingkungan. asynchronous dan synchronous.
Termasuk dalam proses ini adalah Asynchronous merupakan aktivitas
interaksi dan penyesuaian diri yang yang menggunakan teknologi dalam
berlangsung secara bentuk blogs, wikis,and discussion
bekesinambungan dinamakan boards. Dalam bentuk ini partisipan
ransaksi anatra individu dan dapat mengembangkan ide atau
lingkungan, yang stau saling bertukar ide atau informasi
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh tanpa keterkaitan antara partisipan
yang lian. Stress tidak hanya sebuah satu dengan partisipan lainnya pada
stimulus dan sebuah respon tapi waktu yang sama, sebagai contoh
lebih dari sebuah proses, yaitu penggunaan e-mail termasuk
individu sebagai perantara yang aktif asynchronous dimana pesan dapat
dapat mempengaruhi tekanan dikirim atau diterima tanpa keduanya
stressor melalui tingkah laku, pkiran, harus berpartisipan pada waktu yang
dan strategi emosional, seingga pada bersamaan. Dalam hal ini seorang
tiap individu akan muncul reaksi pengirim pesan atau informasi
terhadap stres yang berbeda pada tertentu kapan saja yang ia perlukan.
stressor yang sama. Pada sisi lainpenerima pesan tidak
Berdasarkan beberapa definisi diharuskan mengakses pesan atau
dia atas, maka dapat diambil kesimpulan informasi tersebut pada waktu yang
bahwa stres adalah respon individu bersamaan. Synchronous
terhadaap keadaan yang memicu stress menunjukkan pada pengkategorian
(stressor) yang mengancam sehingga aktivitas pertukaran ide atau
individu merasa tertekan dan individu informasi yang mengharuskan

16
Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling Vol 5 (2)

partisipan menggunakan waktu yang kognitif melalui kegiatan


bersamaan. Face to face discussion pembelajaran.
merupakan salah satu contoh bentuk e. Emotional prespective, lebih
komunikasi synchronous. Aktivitas difokuskan pada pengembangan
synchronous mempersyaratkan dimensi-dimensi emosional
seluruh partisipan saling pembelajaran, seperti motivasi,
berkomunikasi atau berhubungan engagement, model-model
antara satu dengan yang lain seperti permainan, dan lain-lain.
sesi online atau virtual classroom f. Behaviour perspective, menitik
atau meeting. Meskipun aktivitas beratkan pada keterampilan dan
pembelajaran melalui perangkat e- perilaku yang dihasilkan dari proses
leaming menekankan system belajar. Model pembelajaran dalam
komunikasi online, tidak bearti bentuk ini misalnya bermain peran
proses ini samasekali meniadakan (role playing ) dan penerapannya di
unsur-unsur hubungan pedagogis dalam aktivitas-aktivitas nyata
antara guru dan siswa. Bilamana ini lapangan.
terjadi, maka dikhawatirkan proses g. contextual perspective, di
pembelajaran menjadi kehilangan fokuskan pada penataan faktor
makna esensialnya. Karena instrumental dan social lingkungan
pembelajaran merupakan kegiatan yang dapat mendorong terjadinya
yang kompeherensip, mencakup proses belajar. Bentuk-bentuk nyata
berbagai dimensibaik kognitif model ini seperti interaksi dengan
psikomotorik dan afekti. orang lain, model-model kolaboratif
Melalui situs wikipedia (2008) dan sebagainya.
dikemukakan beberapa C. Pandemi Covid 19
pendekatanpedagogi yang diterapkan Pada 31 Desember 2019, WHO
dalam e-learning,yaitu : China Country Office melaporkan kasus
a. Intructional design, dimana pneumonia yang tidak diketahui
pembelajaran lebih terfokus pada etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi
kurikulum yang dikembangkan Hubei, China. Pada tanggal 7Januari
dengan menitik . beratkan pada 2020, China mengidentifikasi
pendekatan pendidikan kelompok pneumonia yang tidak diketahui
atau guru secara perorangan. etiologinya tersebut sebagai jenis baru
b. Social-constructivist, merupakan coronavirus (novel coronavirus). Pada
pendekatan pedagogi awal tahun 2020 NCP mulai menjadi
yangkebanyakan aktivitasnya pendemi global dan menjadi masalah
dilakukan dalam bentuk forum- kesehatan di beberapa negara diluar
forum diskusi, blogs, wiki dan RRC. Berdasarkan World Health
aktivitas-aktivitas kolaboratif online. Organization (WHO) kasus kluster
c. Laurillard's conversational model, pneumonia dengan etiologi yang tidak
merupakan salah satu bentuk jelas di Kota Wuhan telah menjadi
pendekatan pedagogi yang menitik permasalahan kesehatan di seluruh
beratkan pada penggunaan bentuk- dunia. Penyebaran epidemi ini terus
bentuk diskusi langsung secara luas. berkembang hingga akhirnya
d. Cognitive Prespective, menitik diketahuibahwa penyebab kluster
beratkan pada proses pengembangan pneumonia ini adalah Novel

17
Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling Vol 5 (2)

Coronavirus. Pandemi ini kasus), Rusia (2 kasus), United Kingdom


terusberkembang hingga adanya laporan (9 kasus), Belgia (1 kasus), Finlandia (1
kematian dan kasus-kasus baru di luar kasus), Spanyol (2 kasus), Swedia (1
China. Pada tanggal 30Januari 2020, kasus), UEA (8 kasus), dan Mesir (1
WHO menetapkan COVID-19 sebagai Kasus).
Public Health Emergency of D. Pembelajaran on-Line sebagai
International Concern (PHEIC)/ stressor
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Potret pendidikan di tengah
Yang Meresahkan Dunia (KKMMD). pandemic dengan menggunakan sistem
Pada tanggal 12 Februari 2020, WHO daring menimbulkan sejumlah masalah.
resmi menetapkan penyakit novel Mulai dari fasilitas hingga teknisnya. Di
coronavirus pada manusia ini dengan berbagai tempat , kendala soal sinyal
sebutan Coronaviru Disease (COVID- muncul, belum lagi harus mengisi kuota
19). COVID-19 disebabkan oleh SARS- internet. Hal ini menimbulkan sefek
COV2 yang termasuk dalam keluarga stress bagi pelajar, mahasiswa dan
besar coronavirus yang sama dengan orangtua ( Republika.co.id).
penyebab SARS pada tahun 2003, hanya Survey yang dilakukan oleh
berbeda jenis virusnya. Gejalanya mirip pimpinan wilayah ikatan pelajar
dengan SARS, namun angka kematian Nahdatul Ulama (IPNU) Jawa timur
SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding tentang dampak covid 19 dalam
COVID-19 (saat ini kurang dari 5%), pembelajarran on-line yaitu;
walaupun jumlah kasus COVID-19 jauh 1. Mayoritas pelajar dan mahasiswa
lebih banyak dibanding SARS. COVID- menyatakan jenuh dan bosan dengan
19 juga memiliki penyebaran yang lebih sistem belajar yang sekarang sedang
luas dan cepat ke beberapa negara dijalani
dibanding SARS. Penambahan jumlah 2. Pembelajaran online dirasa kurang
kasus COVID-19 berlangsung cukup efektif dan inovatif
cepat dan sudah terjadi penyebaran ke 3. Belajar disekolah dirasa lebih efektif
luar wilayah Wuhan dan negara lain. dari pada belajar dari rumah.
Sampai dengan 16 Februari 2020, secara 4. Orangtua, pelajar dan mahasiswa
global dilaporkan 51.857 kasus tidak dipersiapkan sebelumnya
konfimasi di 25 negara dengan 1.669 dalam pembelajaran online
kematian (CFR 3,2%). Rincian negara 5. Masalah koneksi internet atau alat
dan jumlah kasus sebagai berikut: China komunikasi canggih yang belum
51.174 kasus konfirmasi dengan 1.666 tentu dimiliki guru, dosen, pelajar
kematian, Jepang (53 kasus, 1 Kematian dan mahasiswa
dan 355 kasus di cruise ship Pelabuhan E. Aspek-aspek Stres Pembelajaran
Jepang), Thailand (34 kasus), Korea Online (E-Learning) di masa
Selatan (29 kasus), Vietnam (16 kasus), Pandemic Covid 19
Singapura (72 kasus), Amerika Serikat Stress meupakan reaksi alami tubuh
(15 kasus), Kamboja (1 kasus), Nepal (1 terhadap tekanan, tegangan dan
kasus), Perancis (12 kasus), Australia perubahan dalam kehidupan, begitu juga
(15 kasus), Malaysia (22 kasus), Filipina dalam menghadapi pembelajaran online
(3 kasus, 1 kematian), Sri Lanka (1 dimasa pandemic covid 19. Mahasiswa
k(1asus), Kanada (7 kasus), Jerman 6 yang mengalami stress ( melakukan
kasus), Perancis (12 kasus), Italia (3 reaksi terhadap stress) termanifestasi

18
Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling Vol 5 (2)

dalam gejala emosional, kognitif,, METODE PENELITIAN


perilaku dan fisiologis (Selye, dalam Penelitian ini merupakan penelitiuan
Hardjana,1994; Tan & Chan, 2004): deskriptif kuantitaif, oleh karena itu data-
a. Gejala Emosional data dalam penelitiuan ini berupa angka.
Secara emosional, individu yang Statistik Deskriptif berusaha menjelaskan
mengalami stress akan merasa takut atau menggambarkan berbagai karakteristik
dan khawatir, mudah marah, data seperti mean, modus, median , variasi
kehilangan rasa ketertarikan terhadap kelompok melalui rentang data dan standar
hal-hal disekitarnya, deviasi.
ketidakmampuan menikmati dirinya Tempat dan Waktu Penelitian
sendiri, membenci sekolah, tidak Penelitian ini dilakukan di
bergairah, gugup, merasa tidak aman Universitas Sultan Ageng Tirtayasa pada
dan was-was. Jurusan Bimbingan dan Konseling. Waktu
b. Gejala kognitif atau mental penelitian dimulai tanggal 12 Agustus 2020.
Manifestasi stress dapat berupa Subyek Penelitian
ketidakmampuan dalam berpikir, Penelitian ini mengambil subyek
daya konsentrasi kurang, sering penelitan yaitu mahasiswa jurusan
melamun, mjdah lupa, pikiran kacau, Bimbingan dan Konseling di Universitas
produktivitas atau prestasi belajar Sultan Ageng Tirtaasa angkatan 2018 dan
menurun, sering melakukan 2019 yang berjumlah 112 orang.
kesalahan dalam bekerja. Metode Pengumpulan Data dan
c. Gejala Fisiologis Instrumen Penelitian
Keluhan-keluhan fisik yang Metode pengambilan data dilakukan
timbul seperti pusing atau sakit dengan cara menyebarkan angket kepada
kepala, sakit perut, mual, muntah, responden secara langsung. Alat yang
susah bernapas, jantung berdebar, digunakan dalam penelitian ini adalah skala
selera makan berubah (kehilangan tingkat stress. Skala tingkat stress disusun
napsu makan atau makan oleh peneliti sendiri. Pembuatai item-item
berlebihan), sering ke kamar mandi, dan skala tingkat stress ini mengacu pada
susah tidur, mimi buruk, bangun indikator stress yang meliputi aspek
terlalu awal, telapak tangan emosional, fisiologis, kognitif dean prilaku.
berkeringat, dan mudah lelah. Metode yang digunakan dalam proses
d. Gejala Perilaku pengskalaan pada penelitian ini adalah
Stress termanifestasi dalam metode rating yang dijumlahkan ( method of
perilaku seperti suka menyerang, summated ratings ) atau terkenal dengan
menarik diri dari pergaulan, dan pengskalaan model likert.
berdiam diri, merusak dan Metode ini merupakan pengukuran sikap
menganggu, membolos sekolah, yang mengusahakan respon subyek sebagai
berbohong, menarik-narik rambut, dasar penentuan nilai skalanya. Mengikuti
menggigit kuku, mengigau, penyekalaan model likert, respon yang
memaksa, menggertakan gigi, digunakan dalam skala terdiri dari empat
mencari-cari kesalahan orang lain, kategori bentuk yang menyatakan
dan tidak percaya pada orang lain. kesetujuan dan ketidaksetujuan dengan
alternative jawaban : Sangat Sesuai (SS),
Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat
Tidak Sesuai (STS). Setiap jawaban dari

19
Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling Vol 5 (2)

subjek pada masing masing sumber iii. Mode adalah yang paling banyak
pernyataan akan diberikan skor sesuai frekuensinya, yaitu 197. skor ini
dengan yang telah ditetapkan. termasuk kategori “sedang”
Item item skala tingkat stress ini akan iv. Standar deviasi atau simpanngan baku,
dibuat dalam dua tipe pernyataan, yaitu yang menunjukkan variasi jawaban,
mendukung (favorable) dan tidak yaitu sebesar 1.245
mendukung (unfavorable). Item pernyataan v. Varian adalah kuadrat dari SD sebesar
mendukung adalah item item yang bersifat 155.150
positif atau mendukung indicator indicator vi. Range adalah jarak atau selisih skor
dari variable yang diukur, sedangkan item maksimum dan skor minimum, yaitu
dari pernyataan yang tidak mendukung 71.00
adalah item item yang bersifat negative atau
tidak mendukung indikator indikator dari B. Penggolongan Kategori Sress
variable yang diukur. Karena Penggolongan akan dibagi
A. Teknik Analisis Data menjadi 3 kategori, yaitu tinggi, sedang, dan
Analisis data yang dilakukan peneliti rendah maka ditetapkan luas interval yang
yaitu menggunakan bantuan program SPSS ( mencakup setiap kategori berikut:
Statistical Package for the Social X˂µ - 1,0α kategori rendah
Sciences12.00 for Windows) dengan terlebih µ-1.0α≤X˂µ + 1,0α kategori sedang
dahulu melakukan analisis deskriptif. µ + 1,0α ˂ X kategori tinggi

Tabel 1. Tabel Descrptive Statistics Tabel 2. Kategori Skala Stress


Statistics
interval Kategori
Tingkat Stress
N Valid 112
X<192 Rendah
Missing 0
Mean 2.0780E2 192≤X<288 Sedang
Median 2.0500E2
Mode 197.00a
288≤X Tinggi
Std. Deviation 1.24559E1
Variance 155.150
Range 71.00
Minimum 184.00
Maximum 255.00
C. Uji Normalitas
Sum 2.33E4
Uji normalitas dilakukan dengan
Percentiles 30 1.9900E2 teknik kolmorgov-smirnov yang
a. Multiple modes exist. The smallest value is menyatakan bahwa jika nilai signifikan
shown lebih besar dari 0,05 (P<0,05)
Dari deskripsi data dapat diterangkan sebarannya dikatakan tidak
sebagai berikut: normal.Berdasarkan analisis teknik uji
i. N menunjukkan jumlah subyek dalam normalitas menggunakan kolmorgrov-
penelitian, yaitu 112 responden smirnov nilai signifikan sebesar 0,424.
ii. Mean Empirik, yaltu rata-rata dari skor Berarti nilai signifikan lebih >0,05. Hal
subyek penelitian, yaitu sebesar 2.07, ini menunjukkan bahwa sampel yang
skor ini masuk dalam kategori “sedang” diambil berasal dari sebuah distribusi
normal.

20
Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling Vol 5 (2)

Tabel 4. Uji Normalitas Kolmorgov- PEMBAHASAN


smirnov Secara umum subyek penelitian ini
Tests of Normality
memiliki tingkat stress sedang. Dari data
kategorisasi memperlihatkan bahwa keaaan
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk stressfull tetap ada. Subyek tetap mengalami
keadaan yang tertekan akibat respon
Statistic df Sig. Statistic df Sig. terhadap stressor yang mengancam (108
Tingkat subyek berada pada tingkat stress 96,4%).
stress
.120 112 .0424 .945 112 .007 Subyek tetap mengalami stress, mungkin
disebabkan karena subyek penelitian benar-
a. Lilliefors Significance benar menyadari bahwa mereka harus
Correction menghadapi proses pembelajaran dari tatap
muka beralih ke pembelajaran berbasis
Online. Selain itu mereka menyadari
D. Kategorisasi Tingkat Stress perkuliahaan online ini membutuhkan kuota
mahsiswa Jurusan Bimbingan dan yang banyak dan sinyal atau jaringan yang
Konseling Universitas Sultan bagus.
Ageng Tirtayasa Menurut santrock (2003) ada berbagai
faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
Kategori tingkat stress diperoleh stress tersebut. faktor-faktor tersebut adalah
dengan memasukkan skor total yang strategi mempengaruhi tingkat stress
diperoleh subyek kedalam norma skala tersebut adalah strategi coping yang
tingkat stress yang telah ada. Berikut ini digunakan, factor lingkungan, dan factor
adalah dari pengkategorisasian disertai kognitif. Faktor-faktor inilah yang membuat
persentase jumlah subyek dari tiap kategori. tidak berada pada kategori strss yang tinggi.
Tabel 5. Kategorisasi Tingkat Stress Coping adalah suatu proses yang terjadi
Normatif Rentan Kategori Frekue Persentase ketika individu berusaha untuk mengontrol
g Nilai nsi (%) adanya ketidakseimbangan antara tuntutan
(orang)
X˂240 – Rendah X<192 4 3,6%
dengan sumberdaya yang dimiliki dalam
(1,0 x 48) situasi stress (Sarafino, 1990). Menyediakan
240- Sedang 192≤X<288 108 96,4% kuota yang cukup dan melakukan kegiatan
(1.0x48)≤X lain diluar kegiatan kuliah online adalah
˂ 240 +
(1,0x48) strategi coping yang mereka gunakan.
240+ Tinggi 288≤X 0 0
(1,0x48) ˂
X
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis data yang
Berdasarkan tabel diatas, terlihat
telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa dari 112 subyek penelitian terdapat
bahwa Para mahasiswa Jurusan Bimbingan
108 subyek yang termasik dalam kategori
dan Konseling mengalami stress pada
stress sedang (96,4%). 4 subyek yang
kategori sedang. Hal ini terlihat dari data
termasuk dalam kategori stress rendah
yang diperoleh yaitu 108 orang subyek
(3,6%). Dan 0 subyek yang termasuk dalam
(96,4%) berada pada tingkat stress sedang.
kategorisasi stress tinggi (0%). Pada
Sedangkan 4 orang subyek (3,6%) berada
umumnya subyek memiliki tingkat stress
pada kategori rendah. Jumlah total subyek
yang tergolong sedang (96,4%).
112 orang.

21
Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling Vol 5 (2)

Saran Gikas, J., & Grant, M. M. (2013). Mobile


1.Bagi Orangtua computing devices in higher
Beradasarkan hasil penelitian siswa education: Student
yang menghadapi pembelajaran online perspectives on learning with cellphones,
mengalami tingkat stress yang sedangg. smartphones & social media. Internet
Oleh sebab itu, orangtua sebagai orang and Higher Education.
terdekat dengan subyek, mendampingi anak https://doi.org/10.1016/j.iheduc.2013
dalam pembelajaran online dengan membuat .06.002
suasana rumah yang menyenangkan sesuai Iftakhar, S. (2016). GOOGLE
dengan kebiasaannya diusahakan untuk CLASSROOM: WHAT WORKS
semakin ditingkatkan sehingga stress bisa AND HOW? Journal of Education
berkurang. Orangtua dapat meningkatkan and Social Sciences.
perhatian untuk merespon kebutuhan anak Iswinarti dan Rahayu Siti. 1999. Tingkat
dalam pembelajaran online dalam hal Stress dan Prestasi Belajar Anak
motivasi, penyediaan kuota. Usia Sekolah ang memperoleh
2.Bagi peneliti yang berminat dengan topik Pengaayaan. Jurnal Psikodinamik,
ini Volume 1, Nomer 3
Hendaknya lebih memperhatikan Korucu, A. T., & Alkan, A. (2011).
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi Differences between m-learning
tingkat stress mahasiswa dalam menghadapi (mobile learning) and elearning,
pembelajaran online (Santrock,2003) dan basic terminology and usage of m-
faktor biologis (Needlman, 2004). learning in education. Procedia -
Social andBehavioral Sciences.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2011
Referensi .04.029
Kumar, V., & Nanda, P. (2018). Social
Azwar, Saifuddin. 2001. Metodologi Media in Higher Education.
Penelitian. Yogyakarta: Pustaka International Journal ofInformation
Pelajar and Communication Technology
______________. 2005. Reliabilitas dan Education.https://doi.org/10.4018/iji
Validitas. Yogyakarta: Pustaka cte.2019010107
Pelajar Looker, T & Gregson. O. 2004. Managing
______________. 2008. Penyusunan Skala Stress: Mengatasi Stress secara
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Mandiri. Yogyakarta: Baca
Pelajar Moore, J. L., Dickson-Deane, C., & Galyen,
Djuwari. 2008. Pergeseran Nilai-nilai K. (2011). E-Learning, online
Pedagogis. (On-Line). Diambil learning, anddistance learning
tanggal Agustus 2020 dari environments: Are they the same?
http://www.surya.co.id Internet and Higher Education.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah https://doi.org/10.1016/j.iheduc.2010
Atas. 2006. Pedoman Penyusunan .10.001
Bahan Ajar. Jakarta : Lukmana, Needlman.R. (2004). Adolesence Stress.
Direktorat Pembinaan Sekolah http://www.drscpock.co./article/0.15
Menengah Atas 10.7961.00html (On-Line)

22
Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling Vol 5 (2)

Sicat, A. S. (2015). Enhancing College


Students’ Proficiency in Business
Writing Via
Schoology. International Journal of
Education and Research
So, S. (2016). Mobile instant messaging
support for teaching and learning in
higher education. Internet and
Higher Education.
https://doi.org/10.1016/j.iheduc.2016
.06.001
Sarfino & Smith. (2012). Health Pschology:
Biopsyhosocial Interaction jhon
Wiley & Sons Inc.
Siahaan, Sudirman.2002.”Studi penjajagan
tentang Kemungkinan Pemanfaatan
Internet Pembelajaran di SLTA di
Wilayah Jakarta dan Sekitarnya”
dalam Jurnal Pendiidkan dan
Kebudayaan, Tahun ke-8, No.039,
November 2002 Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan
Departemen Pendidikan Nasional
Yandwiputra, A. R. (n.d.). Kuliah Jarak Jauh
karena Virus Corona, UI: Bukan
Lockdown.
Retrieved from
https://metro.tempo.co/read/1319537
/kuliah-jarak-jauh-
karenaviruscorona-ui-bukan-
lockdown
Onno W. Purbo. (2002). Teknologi E-
learning Berbasis PHP dan MySQL.
Diaksesdari
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelaj
aran_elektronik pada tanggal 23 Juni
2014.
Zhang, D., Zhao, J. L., Zhou, L., &
Nunamaker, J. F. (2004). Can e-
learning replace classroom learning?
Communications of the ACM.
https://doi.org/10.1145/986213.9862
16

23

View publication stats

You might also like