Professional Documents
Culture Documents
Hubungan Academic Stress Dengan Smartphone Addiction Pada Mahasiswa Uin Sunan Gunung Djati Bandung Pada Masa Pandemi
Hubungan Academic Stress Dengan Smartphone Addiction Pada Mahasiswa Uin Sunan Gunung Djati Bandung Pada Masa Pandemi
Abstract
According to the World Health Organization (WHO), the corona virus, also known as Covid-19, is an
infectious disease. This creates an alternative educational process for students by means of distance learning
or learning from home in the midst of a pandemic. The implementation of this policy has the potential to
increase the use of the internet in daily life and it is feared if it is used excessively. In addition, there is the
potential for smartphone addiction and stress. This study aims to determine whether there is a relationship
between academic stress and smartphone addiction among students at UIN Sunan Gunung Djati, Bandung
during the pandemic. The method used is correlational. The data was obtained from two measuring tools,
namely the smartphone Addiction measurement tool from the theory of Kwon et al (2013), and the academic
measuring tool from the theory of Sun et al (2015). The sampling technique used is stratified with a sample
of 268 people. The results showed that there was a positive relationship between academic stress and
smartphone addiction for UIN Sunan Gunung Djati Bandung students during the pandemic with the
correlation level being in the strong and quite strong category.
Abstrak
Menurut World Health Organization (WHO), virus corona atau yang dikenal sebagai Covid-19 adalah
suatu penyakit yang bersifat menular. Hal tersebut membuat alternatif proses pendidikan bagi peserta
didik dengan cara belajar mengajar jarak jauh atau belajar dari rumah di tengah pandemi.
Implementasi kebijakan tersebut berpotensi meningkatkan penggunaan internet dalam kehidupan
sehari-hari dan dikhawatirkan apabila digunakan secara berlebihan. Selain itu potensi terjadinya
smartphone Addiction dan Stress. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan academic stress dengan smartphone Addiction pada mahasiswa uin sunan gunung djati
bandung di masa pandemi. Metode yang digunakan adalah korelasional. Data diperoleh dari dua alat
ukur yaitu alat ukur smartphone Addiction dari teori Kwon et al (2013), dan alat ukur academic dari
teori Sun dkk (2015). Teknik sampling yang digunakan adalah stratified dengan sampel 268 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara academic stress dengan
smartphone Addiction pada mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung di masa pandemi dengan
tingkat korelasi termasuk kategori kuat dan cukup kuat.
3
memiliki keminatan dalam bidang dan stress academic yang diadaptasi oleh
psikologi kesehatan. peneliti.
Kegunaan praktis. Secara praktis, penelitian Dilakukannya uji coba ini untuk
ini diharapkan dapat menjadi masukan mengetahui kelayakan dari setiap item
kepada masyarakat khususnya mahasiswa dalam alat ukur. Dalam penelitian ini uji
tentang academic stress dan smartphone coba dilakukan kepada mahasiswa aktif
Addiction serta dampaknya bagi diri. UIN SGD Bandung dengan kriteria atau
karakteristik yang sudah ditentukan
Metode Penelitian sebelumnya.
Kebanyakan mahasiswa yang
Metode penelitian adalah cara untuk menggunakan smartphone secara
memperoleh data dengan tujuan tertentu berlebihan tidak mempedulikan kehidupan
dan memperoleh manfaat (Sugiyono, sosialnya. Hal tersebut menjadikan seorang
2012). Metode yang digunakan harus responden semakin sibuk dan aktif dalam
bersifat rasional, yaitu menggunakan penggunaan smartphone pada kehidupan
langkah-langkah yang masuk akal; empiris perkuliahan. Semua responden merasakan
yang dapat dipelajari melalui pengamatan perbedaan dalam penggunaan smartphone
atau percobaan yang bersifat sistematis, sebelum dan sesudah pandemi, ada yang
yaitu langkah-langkah yang teratur dan menjawab karena pada masa pandemi ini
logis. Metode penelitian ini berisi tentang sangat banyak menghabiskan waktu di
rancangan penelitian, tempat dan waktu depan smartphone dan laptop, penggunaan
penelitian, variabel penelitian, subjek internet dan sosial media sudah sangat
penelitian, desain penelitian, teknik diwajibkan, media pembelajaran banyak
pengumpulan data, instrumen penelitian, menggunakan smartphone, dan yang
teknik pengujian instrumen, hipotesis awalnya offline menjadi serba online.
statistik, teknik analisis data. Subjek dalam penelitian ini adalah
Pendekatan yang digunakan dalam mahasiswa Uin Sunan Gunung Djati
penelitian ini merupakan pendekatan Bandung yang masih melaksanakan kuliah
kuantitatif non eksperimental yang bersifat online. Adapun kriteria dari subjek yaitu
regresi linier sederhana karena variabel sebagai berikut:
bebasnya terdiri dari satu variabel 1.Mahasiswa aktif kampus UIN Sunan
independen dengan variabel dependen. Gunung Djati Bandung.
Alasan dari mengapa peneliti memilih jenis 2.Menggunakan Smartphone yang
penelitian ini yaitu dikarenakan untuk menghabiskan waktu lebih dari 4 jam 17
mengetahui seberapa besar Hubungan menit dalam sehari (Andrew Przybylski)
academic stress dengan smartphone 3. Melaksanakan kuliah online.
Addiction pada mahasiswa uin sunan Banyak mahasiswa yang merasa
gunung djati di masa pandemi. Adapun stress akan akademik pada masa pandemi
desain penelitiannya adalah dengan covid-19 terutama pada penggunaan
menggunakan desain korelasional. Desain smartphone yang berlebihan, dalam jangka
korelasional ini akan mengetahui derajat waktu yang rata-ratanya 54% responden
hubungan (korelasi) antara dua variabel menghabiskan waktu lebih dari 5-12 jam
atau lebih (Sudjana, 2002). hanya untuk bermain smartphone, hal ini
Alat ukur yang akan peneliti dapat termasuk ke dalam sebuah
gunakan nanti perlu dilakukan uji coba smartphone Addiction. Maka dari hasil
terlebih dahulu sebelum melakukan studi awal ini, terdapat beberapa hal yang
pengambilan data yang sebenarnya, menyatakan adanya hubungan antara
dikarenakan skala smartphone Addiction
4
academic stress dengan smartphone situasional seperti kurangnya aktivitas,
Addiction stress, kesedihan. Faktor sosial
Diketahui stres akademik yang menggambarkan tentang kebutuhan
dialami oleh mahasiswa di Kota Bandung individu dalam berinteraksi dengan
selama perkuliahan daring sebagaimana lingkungan sosial. Diantara berbagai faktor
dalam penelitian yang dilakukan oleh tersebut, salah satunya adalah tekanan
Susanto & Azwar (2020) dengan responden akademik.
sebanyak 76 mahasiswa .program studi Chiu (2014) menjelaskan bahwa
Teknik.Industri Universitas.Sangga Buana awal dari smartphone Addiction adalah
Bandung, didapatkan hasil bahwa stress dan kurangnya pengendalian diri
terdapat.beberapa faktor yang.dapat terhadap smartphone tersebut, sehingga
mempengaruhi mahasiswa hingga individu menjadi semakin ketagihan untuk
kelelahan dalam pembelajaran daring di bermain smartphone tersebut.
tengah pandemi Covid-19 yaitu jam tidur Adaptasi pembelajaran secara
yang kini berada dibawah jam tidur normal, offline ke daring membuat banyak pelajar
aktifitas bekerja, sistem pembelajaran yang mengalami stress. Penelitian sebelumnya
berbeda dari tatap muka menjadi daring menunjukan bahwa ada beberapa penyebab
sehingga keterbatasan pemahaman materi munculnya gejala stress pada mahasiswa
yang diperoleh mahasiswa, tugas yang akibat dampak pembelajaran jarak jauh di
ber1ebih sedangkan tuntutan waktu masa pandemi covid-19 yaitu pembelajaran
pengumpu1an yang begitu cepat, daring, keterbatasan pemahaman terkait
mahasiswa dituntut untuk dapat materi yang didapat, tugas perkuliahan,
menyelesaikan tugas tepat waktu sehingga lingkungan belajar, jaringan internet yang
menyebabkan mahasiswa mengalami stres. terkendala, serta kejenuhan yang dialami
Selain itu, tim riset LPM Suaka dengan saat pembelajaran jarak jauh dan hasil
jumlah responden 357 mahasiswa UIN penelitian menunjukkan bahwa faktor
Bandung didapatkan hasil yang utama penyebab stress selama pandemi
mengatakan bahwa perkuliahan daring Covid-19 adalah ―pembelajaran daring dan
membuat 87,6% mahasiswa belum tugas belajar ‖ (Livana et al., 2020).
memahami materi perkuliahan dengan Hal-hal tersebut membuat
maksimal yang di mana tiga faktor mahasiswa merasa khawatir dengan
utamanya ialah jadwal perkuliahan yang kemajuan akademiknya. Penelitian yang
mempengaruhi intensitas perkuliahan, dilakukan oleh Widiyono menjelaskan
metode pembelajaran, media pembelajaran bahwa pembelajaran daring dalam
yang digunakan serta mahasiswa pelaksanaannya memberikan gambaran
mengalami kelelahan fisik dan mental bahwa kurang optimal dalam pemahaman
(suakaonline.com, 2020). materi oleh mahasiswa dan tugas yang
Yuwanto (2010) menyatakan bahwa terlalu banyak diberikan kepada
penyebab smartphone Addiction meliputi mahasiswa, sehingga pembelajaran dinilai
dari empat faktor yaitu internal, eksternal, kurang efektif (Widiyono, 2020).
situasional dan sosial. Faktor internal yaitu Berdasarkan studi sebelumnya
karakteristik pribadi seperti kebosanan, academic stress dan smartphone Addiction
pengendalian diri yang rendah, harga diri memiliki hubungan yang positif dan saling
yang rendah dan kebiasaan penggunaan berkaitan. Hal ini dijelaskan oleh penelitian
yang tinggi. Sedangkan faktor eksternal yang dilakukan oleh Chiu (2014) yang
meliputi eksposur yang tinggi terhadap menyatakan bahwa adanya hubungan
fasilitas media dan smartphone. Faktor positif dan signifikan antara variabel life
5
stress pada variabel smartphone Addiction Menurut Yuwanto (2010) , faktor-
yang menyebutkan bahwa mahasiswa faktor yang mempengaruhi Smartphone
menggunakan smartphone sebagai pelarian Addiction di antaranya adalah :
rasa stress. Selanjutnya penelitian yang
dilakukan oleh Agusta (2016) menyebutkan Faktor situasional Menurut Yuwanto
bahwa salah satu faktor seseorang (2010) faktor ini termasuk faktor yang
menggunakan smartphone adalah dari mengarah ke penggunaan smartphone
faktor situasional yakni ketika individu atau sebagai sarana pengalihan stres ketika
kelompok
menghadapi situasi yang tidak nyaman,
Smartphone Addiction
seperti saat mengalami kesedihan, tidak ada
dikembangkan berdasarkan teori internet
kegiatan saat waktu luang, kecemasan dan
Addiction oleh Young (2011) yang
mengalami kejenuhan belajar. Chiu 17
menyatakan bahwa smartphone Addiction
(dalam Karuniawan & Cahyanti, 2013)
sama saja dengan internet Addiction .
menyebutkan dalam penelitiannya bahwa
persamaan tersebut adalah
adanya kecenderungan smartphone
ketidakmampuan seseorang dalam
Addiction adalah sebagai salah satu alasan
mengontrol waktu dan diri dalam
untuk pengalihan rasa stres pada diri
menggunakan smartphone yang berlebihan
seorang individu di kalangan remaja karena
sehingga dapat menyebabkan perasaan
tidak adanya kontrol diri yang kuat
seperti cemas atau khawatir dan masalah
terhadap pemakaian smartphone sehingga
dalam hidup mereka (Freeman, 2008).
menjadi awal mula terjadinya
Menurut definisi Kuss dan Griffiths (2011),
ketergantungan akan alat komunikasi
kecanduan smartphone mengacu pada
tersebut.
penggunaan smartphone untuk aplikasi
tertentu sehingga dapat dikatakan Faktor internal Faktor internal
kecanduan smartphone sama dengan adalah faktor yang menggambarkan
pecandu alkohol karena sama-sama dapat karakteristik individu, seperti tingkat
mengganggu kehidupan sehari-hari. sensasi seeking yang tinggi, self esteem
yang rendah dan kontrol diri yang rendah.
Dalam penelitian ini, peneliti
Sensasi seeking merupakan kecenderungan
menggunakan definisi smartphone
individu melakukan aktivitas yang bersifat
Addiction yang dikemukakan oleh Kwon et
tidak monoton untuk mencari pengalaman
al. (2013a &2013b) yaitu smartphone
baru. Individu dengan tingkat sensasi
Addiction adalah perilaku maladaptive
seeking yang tinggi cenderung mudah
yang penggunanya akan memiliki
mengalami kebosanan ketika melakukan
gangguan yang dimanifestasikan melalui
aktivitas yang monoton, sehingga individu
lima aspek yaitu gangguan kehidupan
tersebut perlu pemuasan psikologis untuk
sehari - hari, withdrawal, toleransi,
mengurangi kebosanan.
mengorientasikan hubungan pada dunia
maya, dan berlebihan dalam menggunakan Self esteem adalah kepercayaan diri
smartphone. individu terhdap dirinya sendiri, individu
dengan self esteem yang rendah
mengevaluasi dirinya negatif dan merasa
6
dirinya memiliki banyak kekurangan serta terbukti berpengaruh pada faktor eksternal
merasa tidak aman ketika berinteraksi penyebab kecanduan smartphone.
dengan orang lain. Ketika individu dengan Berdasarkan uraian di atas, dapat
self esteem rendah mendapatkan keamanan disimpulkan bahwa faktor – faktor yang
dan kepuasan secara psikologis makan ia mempengaruhi kecenderungan smartphone
cenderung akan menggunakan ponsel untuk Addiction menurut Yuwanto (2010)
berkomunikasi daripada tatap muka. meliputi faktor situasional yang terdiri dari
Seseorang yang memiliki tingkat harga diri (stres akademik, saat 19 mengalami
yang rendah akan menjadi kurang percaya kesedihan, tidak ada kegiatan saat waktu
diri, kehilangan kontrol diri, perasaan gagal luang, kecemasan, dan mengalami
dan memiliki 18 kepribadian yang lebih kejenuhan belajar), faktor internal yang
rentan untuk mengalami kecanduan (Aydin terdiri (sensasi seeking yang tinggi, self
& Sari, 2011). esteem yang rendah, dan kontrol diri yang
rendah), faktor sosial yang terdiri dari
Faktor sosial Faktor sosial terdiri
(mandatory behavior dan connected
atas faktor penyebab sebagai sarana
presence yang tinggi), dan faktor eksternal
interaksi dengan orang lain. Faktor ini
yang terdiri dari (paparan media tentang
termasuk mandatory behavior dan
smartphone dan fasilitas yang dimiliki
connected presence yang tinggi. Mandatory
smartphone).
behaviour merupakan perilaku untuk
memuaskan kebutuhan berinteraksi yang Dampak Smartphone Addiction,
distimulasi oleh orang lain sedangkan Menurut (Yuwanto, 2010) Ada beberapa
connected presence merupakan perilaku dampak yang diakibatkan oleh perilaku
interaksi dengan orang lain yang berasal kecanduan smartphone yaitu sebagai
dari dalam diri. Kemunculan smartphone berikut
membuat banyak kalangan lebih asik dan Keuangan atau finansial,
sibuk dengan fitur pada alat tersebut serta penggunaan telepon genggam dengan
lebih menyukai interaksi via smartphone
berbagai fasilitas yang ditawarkan penyedia
(Karuniawan & Cahyanti, 2013). Sehingga jasa layanan telepon genggam (operator)
apabila hal tersebut tidak terkontrol maka tentunya diiringi dengan biaya yang harus
dapat menimbulkan kecanduan. dikeluarkan untuk memanfaatkan fasilitas
Faktor eksternal Faktor eksternal yang digunakan.
merupakan faktor yang berasal dari luar Psikologis, misalnya merasa tidak
individu, meliputi tingginya paparan media nyaman atau gelisah atau cemas ketika
tentang smartphone dan fasilitas yang tidak menggunakan atau tidak membawa
dimiliki smartphone tersebut. Menurut telepon genggam atau smartphone
Agusta (2016) Pemaparan media tentang
smartphone baik dalam bentuk iklan, Fisik seperti gangguan tidur atau
promo atau info pameran smartphone pola tidur berubah, penglihatan yang mulai
terbaru dapat di akses atau dilihat oleh kabur, sering pusing dan sebagainya. Hal
remaja kapanpun dan dimanapun. Oleh tersebut didukung dengan hasil penelitian
karena itu pemaparan media yang tinggi yang dilakukan Sarip Hidayat dan
7
Mustikasari yang menyatakan bahwa ada Sebelum pandemic ini terjadi, lama
hubungan positif antara kecanduan penggunaan smartphone di kalangan
smartphone Addiction dengan kualitas mahasiswa mencapai angka sembilan jam
tidur. (2014) d. Relasi sosial yaitu individu per harinya, hal ini lebih lama dibanding
terisolasi dari orang lain atau kurangnya waktu yang digunakan pelajar untuk tidur.
kontak fisik secara langsung antara Bahkan, penggunaan telepon seluler yang
individu dengan orang lain. e. Performa diperpanjang menunjukkan bahwa
akademis atau pekerjaan yakni individu teknologi dapat menyebabkan kecanduan
akan merasa sering kekurangan waktu dan dapat dikatakan sebagai Addiction.
dalam mengerjakan sesuatu yang penting Addiction adalah jenis kebiasaan yang tidak
dengan kata lain berkurangnya terkendali dan tidak sehat (Kowalski,2014)
produktivitas seseorang sehingga Dikatakan Addiction apabila telah
menganggu performa akademis atau melebihi waktu stanfar pemakaian
pekerjaannya. f. Hukum yaitu keinginan smartphone itu sendiri . Durasi penggunaan
untuk menggunakan smartphone yang tidak smartphone yang terlalu lama dapat
terkontrol menyebabkan seseorang akan menyebabkan adiksi smartphone yang
menggunakan smartphone saat mengemudi tinggi. Sebuah penelitian yang dilakukan
atau saat berjalan kaki. Hal tersebut dapat para peneliti dari University of Oxford
membahayakan bagi diri sendiri dan orang menyatakan bahwa durasi maksimal
lain. penggunaan gadget bagi remaja yaitu 4 jam
Menurut Listyo (2010) mengungkapkan 17 menit
bahwa alasan seseorang menggunakan Menurut Kwon et al. (2013b) lima
smartphone secara berlebihan terdiri atas aspek smartphone Addiction tersebut
beberapa faktor, salahsatunyastres adalah gangguan kehidupan sehari - hari,
akademik. Stres akademik diartikan sebagai withdrawal, toleransi, mengorientasikan
suatu kondisi atau keadaaan individu yang hubungan pada dunia maya, dan berlebihan
mengalami tekanan sebagai hasil persepsi
dalam menggunakan smartphone.
dan penilaian mahasiswa tentang stressor
akademik, yang berhubungan dengan ilmu Academic stresor merupakan stres
pengetahuan dan pendidikan di perguruan yang disebabkan oleh pembelajaran atau
tinggi (Purwati, 2012). hal yang berkaitan dengan pembelajaran
yang meliputi: tekanan untuk naik kelas,
Adapun yang dapat menimbulkan lama belajar, mencontek, banyak tugas,
stres akademik antara lain tekanan untuk mendapat nilai ulangan, birokrasi,
mendapatkan prestasi, lama belajar, mendapatkan beasiswa, keputusan
kecemasan menghadapi ujian, banyaknya menentukan jurusan dan karir serta
tugas yang harus diselesaikan, kecemasan ujian dan manajemen waktu
mendapatkan nilai yang jelek, birokrasi (Rahmawati, 2015). Berdasarkan dari
yang rumit, keputusan menentukan karir definisi – definisi yang telah dikemukakan
dan manajemen waktu (Waksita, 2017). oleh beberapa ahli diatas, peneliti
menyimpulkan bahwa stres akademik
8
merupakan keadaan dimana individu tidak ujian (Rahmawati dalam Barseli, dkk,
mampu menghadapi berbagai tuntutan 2017).
terkait akademik yang melebihi sumber Penerapan kebijakan belajar di
daya adaptif yang yang dimilikinya dan rumah membuat sebagian pelajar merasa
dipersepsi sebagai gangguan. cemas dan tertekan. Banyaknya tugas yang
Dalam penelitian ini, peneliti diberikan oleh guru membuat banyak
menggunakan definisi smartphone pelajar merasa stres dalam menjalani
Addiction yang dikemukakan oleh Sun dkk pembelajaran daring (Chaterine, 2020).
(2015) yang mengaakan bahwa academic Tidak hanya banyak, tugas yang diberikan
stress adalah mahasiswa yang mengalami oleh guru juga dianggap memberatkan dan
stres akademik memiliki persepsi yang memiliki waktu pengerjaan yang sangat
maladaptif terhadap tuntutan akademik. singkat sehingga membuat siswa
Stres akademik adalah persepsi subjektif kebingungan dalam menyelesaikan tugas-
terhadap suatu kondisi akademik atau tugasnya (Raharjo & Sari, 2020). Dengan
respon yang dialami mahasiswa berupa banyaknya tugas yang diberikan bisa
reaksi fisik, perilaku, pikiran, dan emosi menghabiskan waktu dari pagi hingga
negatif yang muncul akibat adanya tuntutan malam hari hanya untuk menyelesaikan
akademik yang melalui lima aspek yaitu berbagai tugas daringnya. Kondisi tersebut
tekanan dari kegiatan belajar, Beban kerja sebelumnya tidak terjadi ketika kegiatan
atau tugas, kekhawatiran terhadap nilai, belajar mengajar masih dilakukan di
Harapan terhadap diri sendiri, sekolah.
Keputusasaan.
Aspek Academik Stress
Senada dengan hal tersebut (Taufik, Berdasarkan Sun dkk. (2015)
T., & Ifdil, I. 2013; Muharrifah, A. 2009) terdapat tujuh lima dari academic stress
menjelaskan stres akademik muncul ketika antara lain: yaitu
harapan untuk meraih prestasi akademik
meningkat, baik dari orang tua, guru 1. Tekanan dari kegiatan belajar (
maupun teman sebaya. Harapan tersebut Pressure From Study ) yaitu yaitu aspek
sering tidak sesuai dengan kemampuan yang mengungkapkan tekanan belajar siswa
yang dimiliki pelajar sehingga dalam kehidupan sehari-hari. Tekanan ini
menimbulkan tekanan psikologis yang bisa didapat dari orang tua, persaingan
mempengaruhi pencapaian prestasi belajar antar teman, juga kekhawatiran akan apa
di sekolah. Stres akademik disebabkan oleh yang terjadi di masa depan.
adanya academic stressor (Sayekti dalam 2. Beban kerja atau tugas (Workload)
Barseli, 2017). Academic stressor yaitu yaitu beban pekerjaan yang dirasakan siswa
penyebab stres yang bermula dari proses dari tugas-tugas di sekolah maupun
pembelajaran seperti tekanan untuk pekerjaan rumah serta ujian
mendapatkan nilai yang baik, lamanya
3. Kekhawatiran terhadap nilai (Worry
belajar, banyaknya tugas, rendahnya
about Grades) yaitu kekhawatiran dan
nilai/prestasi dan cemas dalam menghadapi
9
emosi ketidakpuasan akan nilai yang kerusakan ketika individu tersebut dalam
diperoleh. kondisi tertekan dan tidak fit .
4. Harapan terhadap diri sendiri (Self 1. Sudut pandang kognitif dan perilaku
Expectaion) yaitu perasaan gagal ketika Sudut pandang kognitif menekankan pada
tidak mampu memenuhi harapannya bagaimana individu mempersepsi dan
sendiri. bereaksi terhadap ancaman dari luar.
Seluruh persepsi individu dapat
Keputusasaan (Despondency) yaitu rasa
menstimulasi aktivitas sistem simpatetik
tidak puas serta kurangnya kepercayaan diri
dan pengeluaran hormon stres. Munculnya
dan konsentrasi pelajar dalam studi
emosi yang negatif seperti perasaan cemas,
akademik
kecewa dan sebagainya dapat membuat
Faktor Academik Stress .Setiap teori yang sistem ini tidak berjalan dengan berjalan
berbeda memiliki konsepsi atau sudut lancar dan pada suatu titik tertentu akhirnya
pandang yang berbeda dalam melihat memunculkan penyakit. Berdasarkan
penyebab dari berbagai gangguan fisik penelitian diketahui bahwa bagaimana
yang berkaitan dengan stres. Di bawah ini seseorang mengatasi kemarahannya
akan dijelaskan beberapa sudut pandang ternyata berhubungan dengan penyakit
tersebut. tekanan darah tinggi (Fausiah dan Widury,
Sudut pandang psikodinamik Sudut 2005),
pandang psikodinamik mendasarkan diri Dampak Academic stress
mereka pada asumsi bahwa gangguan
Olejnik dan Holschuh (dalam
tersebut muncul sebagai akibat dari emosi
Wilks, 2008) mengemukakan dampak stres
yang direpres. Hal-hal yang direpres akan
akademik yang terdiri dari:
menentukan organ tubuh mana yang
terkena penyakit. Sebagai contoh, apabila Pemikiran, bahwa respon yang muncul dari
seseorang merepres kemarahan, maka pemikiran, seperti: kehilangan rasa percaya
berdasarkan pandangan ini kondisi tersebut diri, takut gagal, sulit berkonsentrasi, cemas
dapat memunculkan essensial hypertension. akan masa depan, melupakan sesuatu, dan
berpikir terus-menerus mengenai apa yang
Sudut pandang biologis Salah satu
seharusnya mereka lakukan
sudut pandang biologis adalah somatic
weakness model. Model ini memiliki Perilaku, bahwa respon yang muncul dari
asumsi bahwa hubungan antara stres dan perilaku, seperti menarik diri,
gangguan psikofisiologis terkait dengan menggunakan obat-obatan dan alkohol,
lemahnya organ tubuh individu. Faktor tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit,
biologis seperti misalnya genetik ataupun makan terlalu banyak atau terlalu sedikit,
penyakit yang sebelumnya pernah diderita dan menangis tanpa alasan
membuat suatu organ tertentu menjadi Reaksi tubuh, yakni respon yang muncul
lebih lemah daripada organ lainnya, hingga dari reaksi tubuh, seperti: telapak tangan
akhirnya rentan dan mudah mengalami berkeringat, kecepatan jantung meningkat,
mulut kering, merasa lelah, sakit kepala,
10
rentan sakit, mual, dan sakit perut d. karakteristik remaja yang sedang
Perasaan, seperti cemas, mudah marah, melakukan kuliah online dan mahasiswa S1
murung, dan merasa takut. Berdasarkan dari kampus UIN Sunan Gunung Djati
konsep tentang dampak stres yang telah Bandung. Berdasarkan data PDDIKTI pada
dikemukakan, maka dapat disimpulkan tahun 2021 mahasiswa aktif UIN SGD
bahwa dampak stres adalah berkaitan Bandung berjumlah 27.766 mahasiswa .
dengan masalah kesehatan karena sistem
kekebalan tubuh manusia bekerja sama Didapatkan bahwa smartphone addict
berhubungan positif terhadap stres
secara integral dengan sistem fisiologis akademi, dengan hipotesis (H1) dalam
lain; kondisi psikologis yang menjelaskan penelitian ini diterima. Sehingga dapat
bahwa stres berkepanjangan akan dikatakana semakin tinggi tingkat stress
menyebabkan ketegangan dan kekuatiran akademi mahasiswa maka, semakin tinggi
yang terus-menerus; dan kecenderungan pula tingkat smarthphome addict yang di
seseorang mengaitkan segala sesuatu alami oleh mahasiswa. sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Chiu
dengan dirinya
(2014) yang menemukan adanya hubungan
Berdasarkan uraian di atas, dapat positif dan signifikan antara variabel life
disimpulkan bahwa aspek – aspek stres stress pada variabel smartphone Addiction.
akademik memengaruhi kecenderungan Penelitian yang telah dilaksanakan oleh
Chiu (2014) menyebutkan bahwa life
smartphone Addiction. Hal ini didukung
stress terjadi pada kehidupan mahasiswa,
oleh pendapat Skinner (2009) yang sehingga mahasiswa menggunakan
menambahkan bahwa setiap respon yang smartphone sebagai pelarian rasa stres yang
diikuti dengan stimulus yang menguatkan, dirasakan tersebut, karena adanya
maka akan cenderung diulang. Sehingga penggunaan dari smartphone yang tidak
ketika mengalami stres akademik dan terkontrol membuat mahasiwa menjadi
melakukan coping stres dengan addict terhadap smartphone (smartphone
Addiction).
menggunakan smartphone kemudian Penelitian ini menyebutkan
mendapatkan konsekuensi positif dari academic stress yang merupakan sumber
penggunaan smartphone, maka kegiatan stressor yang menuntut mahasiswa lebih
tersebut akan terus diulangi hingga dapat efektif pada bidang akademik dan dalam
menimbulkan kecenderungan smartphone penggunaan fasilitas belajar. Penelitian ini
Addiction dikarenakan stres akademik bertujuan untuk mengetahui hubungan
academic stress dengan smartphone
yang dialaminya.
Addiction pada mahasiswi UIN Sunan
Hasil Penelitian dan Pembahasan Gunung Djati Bandung di masa pandemi.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
Penelitian ini akan dilaksanakan di maka dapat ditarik kesimpulan bahwa,
kampus UIN Sunan Gunung Djati terdapat hubungan positif antara academic
Bandung. Pada pertengahan tahun hingga stress dengan smartphone Addiction ,
akhir tahun 2021, dengan menyebarkan dengan koefisien korelasi sebesar 0.432.
kuesioner berbentuk google form kepada Hasil analisis deskriptif. Deskripsi data
mahasiswa yang terdampak pandemi dan dilakukan untuk mengetahui gambaran data
yang berkaitan dengan penelitian.
menggunakan populasi dengan
Berdasarkan data-data yang telah
11
didapatkan, penelitian ini melakukan
kategorisasi data demografi dan kategori Tabel 2
variabel penelitian.
Untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan antar variabel dalam
penelitian ini, maka perlu dilakukan
analisis inferensial dengan menggunakan
uji rank spearman. Adapun kriteria uji rank
spearmen, apabila t hitung ≤ t tabel maka
H0 diterima begitupun sebaliknya apabila t
hitung ≥ t tabel maka H0 ditolak.
Berdasarkan klasifikasi menurut Guilford
(Sugiyono, 2012), tingkat korelasi antar
variabel diklasifikasikan, sebagai
Melihat sebaran subjek berdasarkan Gambar 2 data demografi berdasarkan usia
kategori tinggi rendahnya subjek pada
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui
penelitian ini, maka perlu dilakukan
bahwa mahasiswa dengan usia 22 tahun
analisis data deskriptif. Untuk mendapatkan
mempunyai jumlah paling banyak sebesar
gambaran Smartphone Addiction dengan
21,6%. Sedangkan mahasiswa dengan usia
smartphone Addiction pada mahasiswa uin
18 tahun mempunyai jumlah yang paling
sunan gunung djati Bandung di masa
sedikit sebesar 1%.
pandemi, peneliti menggunakan skor
subjek dengan ukuran gejala pusat median Tabel 1
untuk melihat kategorisasi. Menurut N Valid 268
(Azwar, 2016), hasil analisis dapat
dikategorikan sebagai berikut : Missing 0
Gambar1
Median 25,00
Mean 25,17
Range 22
Maximum 36
Minimum 14
Maximum 77
Minimum 24
13
X < 46,532 Rendah Jika dilihat dari kriteria Guilford
nilai correlation coefficient yaitu sebesar
0.441 menunjukkan bahwa arah hubungan
kedua variabel bersifat positif dan memiliki
Table 4 Kategori Skor Variabel Stress akademi
hubungan yang cukup kuat. Dalam artian
Berdasarkan kategorisasi apabila smartphone tinggi maka stress
didapatkan hasil bahwa mahasiswa yang academic juga akan meningkat.
memiliki self image congruity terbanyak
berada pada kategori sedang yaitu sebanyak Simpulan
70,1% (188responden). Dari hasil kategorisasi yang
Analisis inferensial yang digunakan dilakukan pada kedua variabel didapatkan
dalam penelitian ini yaitu uji regresi linier bahwa academic stress dengan smartphone
sederhana. Tujuan dilakukannya analisis Addiction pada mahasiswa UIN SGD
inferensial yaitu untuk mengetahui Bandung dimasa pandemi berada pada
sejauhmana smartphone addiction dan kategori sedang. Hal ini menunjukkan
academic stress saling berhubungan di bahwa masih ada faktor- faktor lainnya
masa pandemic ini. Adapun tahapan yang baik dari faktor eksternal maupun internal
dilakukan yaitu dengan melakukan uji yang mempengaruhi selain faktor
korelasi rank spearman terlebih dahulu. smartphone Addiction dan academic stress.
17
Pengguna Smartphone. Jl. Airlangga, 2(1), https://nasional.tempo.co/read/1368389/bel
4–6. ajar-online-kpai-banyak-mahasiswa-stress-
hingga-putus-sekolah
Kathiann, K. (2012). Cell Phones Can Be
Addictive. United-Academics.Org, 1(V). Widiyono, A. (2020). Efektifitas
Perkuliahan Daring (Online) pada
Kibona, L., & Mgaya, G. (2015). Mahasiswa PGSD di Saat Pandemi Covid
Smartphones’ Effects on Academic 19. Jurnal Pendidikan, 8(2), 169–177.
Performance of Higher Learning Students. https://doi.org/10.36232/PENDIDIKAN.V8
I2.458
Journal of Multidisciplinary Engineering
Science and Technology, 2(4), 3159–40. Oktario, A. (2017). Hubungan Antara
www.jmest.org Intensitas Penggunaan Smartphone dan
Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa.
Universitas Sanata Dharma.
Paramita, T., & Hidayati, F. (2017).
Smartphone addiction ditinjau dari alienasi Olejnik, S. N., & Holschuh, J. P. (2007).
pada mahasiswa sman 2 majalengka. Jurnal College rules! 2rd Edition How to Study
Empati, 5(4), 858–862. Survive, and Succeed. Ten Speed Press.
Paramita, T., & Hidayati, F. (2017).
Pertiwi, W. K. (2020). Pandemi Bikin Smartphone addiction ditinjau dari alienasi
Orang Indonesia Makin Betah Berlama- pada mahasiswa sman 2 majalengka. Jurnal
lama Buka Aplikasi. Empati, 5(4), 858–862.
https://tekno.kompas.com/read/2020/07/12/ %
Pertiwi, W. K. (2020). Pandemi Bikin
16050087/pandemi-bikin-orang-indonesia-
Orang Indonesia Makin Betah Berlama-
makin-betah-berlama-lama-buka-aplikas lama Buka Aplikasi.
https://tekno.kompas.com/read/2020/07/12/
Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Tarsito.
16050087/pandemi-bikin-orang-indonesia-
makin-betah-berlama-lama-buka-aplikasi
Sukma, D. M. (2019). Hubungan Stres
Akademik Dengan Kecenderungan
Pratiwi, L., & Hafiz, S. El. (2015). Metode
Smartphone Addiction Pada Mahasiswa
_Analisa Tafsir_ dalam Rangka
Psikologi Mercu Buana Yogyakarta. Mercu
Membangun Teori Psikologi dari Integrasi
Buana Yogyakarta
Epistemologi.
Sun, J., Dunne, M. P., Hou, X., & Xu, A.
Raharjo, D. B., & Sari, R. R. N. (2020).
(2011). Educational Stress Scale for
Belajar Online di Tengah Corona, Ada
Adolescents: Development, Validity, and
Mahasiswa Mengeluh Tensi Darah Naik.
Reliability With Chinese Students.
Suara.com.
http://dx.doi.org/10.1177/07342829103949
https://www.suara.com/news/2020/03/19/2
76, 29(6), 534–546.
05940
https://doi.org/10.1177/0734282910394976
Rahmawati, W. K. (2015). Keefektifan Peer
Tempo.co. (2020). Belajar Online, KPAI:
Support Untuk Meningkatkan Self
Banyak Mahasiswa Stres hingga Putus
Discipline Mahasiswa SMP. Jurnal
Sekolah.
18
Konseling Indonesia, 2(1), 15–21.
https://docplayer.info/80937865-
Keefektifan-peer-support-untuk-
meningkatkan-self-discipline-mahasiswa-
smp.html
19