You are on page 1of 19

Hubungan Academic Stress dengan Smartphone Addiction pada

Mahasiswa Uin Sunan Gunung Djati Bandung pada Masa Pandemi


Ana Maulidina Marlin
Fakultas Psikologi, Uin Sunan Gunng Djati Bandung
e-mail: anamaulidnabi@gmail.com

Abstract

According to the World Health Organization (WHO), the corona virus, also known as Covid-19, is an
infectious disease. This creates an alternative educational process for students by means of distance learning
or learning from home in the midst of a pandemic. The implementation of this policy has the potential to
increase the use of the internet in daily life and it is feared if it is used excessively. In addition, there is the
potential for smartphone addiction and stress. This study aims to determine whether there is a relationship
between academic stress and smartphone addiction among students at UIN Sunan Gunung Djati, Bandung
during the pandemic. The method used is correlational. The data was obtained from two measuring tools,
namely the smartphone Addiction measurement tool from the theory of Kwon et al (2013), and the academic
measuring tool from the theory of Sun et al (2015). The sampling technique used is stratified with a sample
of 268 people. The results showed that there was a positive relationship between academic stress and
smartphone addiction for UIN Sunan Gunung Djati Bandung students during the pandemic with the
correlation level being in the strong and quite strong category.

Keywords: Stress Academic, Smartphone addiction, Pandemic

Abstrak

Menurut World Health Organization (WHO), virus corona atau yang dikenal sebagai Covid-19 adalah
suatu penyakit yang bersifat menular. Hal tersebut membuat alternatif proses pendidikan bagi peserta
didik dengan cara belajar mengajar jarak jauh atau belajar dari rumah di tengah pandemi.
Implementasi kebijakan tersebut berpotensi meningkatkan penggunaan internet dalam kehidupan
sehari-hari dan dikhawatirkan apabila digunakan secara berlebihan. Selain itu potensi terjadinya
smartphone Addiction dan Stress. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan academic stress dengan smartphone Addiction pada mahasiswa uin sunan gunung djati
bandung di masa pandemi. Metode yang digunakan adalah korelasional. Data diperoleh dari dua alat
ukur yaitu alat ukur smartphone Addiction dari teori Kwon et al (2013), dan alat ukur academic dari
teori Sun dkk (2015). Teknik sampling yang digunakan adalah stratified dengan sampel 268 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara academic stress dengan
smartphone Addiction pada mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung di masa pandemi dengan
tingkat korelasi termasuk kategori kuat dan cukup kuat.

Kata Kunci: Stress Academic, Smartphone addiction, Pandemi

Pendahuluan (Detiknews 26/04/20). Adiksi atau


Virus corona adalah salah satu jenis Addiction merupakan keinginan yang tidak
virus yang menyerang sistem pernafasan terkendali atau ketergantungan dengan hal-
dan berevolusi dari virus SARS-COV dan hal tertentu yang menyebabkan perubahan
MERS-COV. Virus Covid-19 ini berasal individu. banyak mahasiswa yang merasa
dari Kota Wuhan, Tiongkok yang muncul stress akan akademik pada masa pandemi
pada bulan Desember tahun 2019 dan covid-19 terutama pada penggunaan
menyebar ke penjuru dunia pada awal smartphone yang berlebihan, dalam jangka
bulan tahun 2020. Kasus virus ini berada di waktu yang rata-ratanya 54% responden
Indonesia pada Senin 2 Maret 2020 menghabiskan waktu lebih dari 5-12 jam
1
hanya untuk bermain smartphone, hal ini meringankan stres yang dihadapi untuk
dapat termasuk ke dalam sebuah sementara waktu (Van Deursen dkk, 2015).
smartphone Addiction. Maka dari hasil Hal ini sejalan dengan penelitian yang
studi awal ini, terdapat beberapa hal yang dilakukan Chiu (2014) bahwa terdapat
menyatakan adanya hubungan antara hubungan positif antara stress akademik
academic stress dengan smartphone dengan penggunaan smartphone secara
Addiction. berlebihan.
Kasus positif corona yang ada Mahasiswa menggunakan
Indonesia sudah mencapai 4,227,932 kasus smartphone untuk mengatasi stress akibat
aktif yang menyebar di 34 provinsi. DKI tekanan akademik yang dialaminya.
Jakarta menepatkan urutan pertama dalam Banyak mahasiswa yang menggunakan
kasus coronanya yakni sebesar 859.162 smartphone untuk mengurangi beban stress
(20,3%), dan Jawa Barat menempati urutan kegiatan belajarnya, dan biasanya dalam
kedua dengan kasus 703,814 (16,6%) melampiaskan stress mahasiswa lebih aktif
(Satgas,2021). di media social. Subjudul ditulis di tengah
Kwon, dkk (2013) menyebutkan dengan huruf besar pada setiap awal kata
bahwa istilah smartphone addiction atau kecuali kata penghubung (Times New
kecanduan smartphone adalah sebagai Roman 12, ditebalkan)..
perilaku ketertarikan, atau ketergantungan Tahap Addiction dari sebuah
terhadap smartphone yang memungkinkan smartphone adalah situasi dimana
menjadi masalah sosial seperti halnya seseorang sulit untuk melepaskan
menarik diri, dan kesulitan dalam performa smartphone tersebut. Pecandu smartphone
akivitas sehari-hari atau sebagai gangguan akan menghabiskan berjam-jam untuk
kontrol impuls terhadap diri seseorang. bermain game di smartphone mereka.
Addiction smartphone akan dipengaruhi Selain itu, studi yang dilakukan peneliti di
oleh banyak faktor. Dalam lingkungan University of Oxford oleh Andrew
akademik, stress merupakan pengalaman Przybylski menyatakan juga bahwa durasi
yang paling banyak dialami oleh para siswa terlama remaja menggunakan smartphone
maupun mahasiswa, baik yang sedang hanya 257 menit yakni sekitar 4 jam 17
belajar di tingkat sekolah maupun di menit.
perguruan tinggi. Di Indonesia sendiri Jika durasi maksimalnya terlampaui
fenomena tentang academic stress sering smartphone tersebut akan mengganggu
muncul di berbagai media massa. kinerja otak pada remaja (Dikdok, 2018).
Seseorang yang mengalami situasi Meskipun durasi penggunaan smartphone
atau kondisi yang menimbulkan stres, bukan penentu atau syarat untuk
secara alamiah akan berusaha untuk mendiagnosis smartphone Addiction,
mengatasinya dengan menggunakan namun dalam penelitian-penelitian
sejumlah perilaku sebelumnya banyak yang menunjukan
tertentu, salah satunya adalah dengan bahwa pengguna smartphone yang
penggunaan smartphone(Waksita, 2017). kecenderungan mengalami Addiction akan
Penggunaan smartphone yang dilakukan menghabiskan waktu dengan online dengan
oleh mahasiswa merupakan salah satu menghabiskan waktu antara 40 sampai 80
bentuk dari pengalihan stres yang muncul, jam dalam seminggu (Greenfield, 1999;
termasuk stresor yang berasal dari Young, 1999 dalam Young dan Abreu,
kehidupan akademiknya. 2017).
Dalam hal ini,smartphone berfungsi Smartphone adalah sebuah alat
untuk menghasilkan kesenangan dan komunikasi yang berpengaruh besar
2
terhadap kehidupan sehari-hari individu, penggunaan smartphone dalam sehari bisa
karena smartphone memiliki peran sebagai melebihi 8 jam, biasanya mereka
media informasi, multimedia dan hiburan. menghabiskan waktu 3-4 jam untuk
Hampir semua kalangan usia menggunakan bermedia sosial dan sisanya di gunakan
smartphone dalam kehidupan sehari-hari, untuk kegiatan sekolah (media elearning)
tidak sedikit yang mengalami maupun bekerja seperti google classroom,
ketergatungan atau adiksi berlebih pada e-learning milik kampus, dan whatsapp .
smartphone tersebut. Ketergantungan rata-rata durasi untuk melakukan kegiatan
smartphone ini banyak ditemukan daring yaitu 3-5 jam .
dikalangan mahasiswa terutama di Kota Menurut penelitian Chiu (2014),
Bandung. risiko kecanduan smartphone lebih rendah
Banyak mahasiswa yang memiliki daripada kecanduan alkohol atau
masalah dalam akademiknya yang kecanduan narkoba. Dan jika seseorang
diakibatkan oleh penggunaan smartphone tidak mampu mengontrol keinginannya
yang berlebih, sehingga terdapat dan berdampak negatif pada individu, maka
mahasiswa di Kota Bandung yang perilaku tersebut dapat dikatakan sebagai
mengalami gejala stress akademik akibat perilaku Addiction (Yuwanto, 2013). Jika
perkuliahan atau kegiatan akademik lebih pemakaian smartphone melebihi 3-5 jam,
terfokus pada smartphone dibandingkan maka akan cenderung mengalami
dengan kegiatan akademiknya dengan ini kecanduan smartphone (Paramita &
dapat diindikasikan terdapat beberapa Hidayati 2016)
mahasiswa yang mengalami Kebanyakan individu masih belum
ketergantungan bisa mengontrol durasi penggunaan
Menurut Paramita & Hidayati smartphone antara work from home dan
(2016) durasi normal penggunaan pekerjaan dirumah, sehingga tanpa disadari
smartphone yakni 1-2 jam atau 3-5 jam dan mereka melebihi batas waktu penggunaan
jika kepuasan yang didapatkan dari waktu smartphone (Marimuthu dan Vasudevan,
pemakaian normal dirasa kurang cukup, 2020). Mereka menggunakan smartphone
maka durasi pemakaian akan semakin lama dan laptop untuk aktivitas sehari-hari di
dan menyebabkan smartphone Addiction masa pandemic (Ratna et al., 2020). Dalam
pada remaja. Adapun hasil penelitian sehari pengguna smartphone di masa ini
Aljoma (2016) dari 416 remaja, 48% bisa menghabiskan waktu sampai 4 jam 20
remaja mengalami smartphone Addiction, menit (kompas,12/07/20)
mereka menggunakan smartphone lebih Penelitian ini bertujuan untuk
dari empat jam dalam sehari. mengetahui apakah terdapat hubungan
Chase Buckle, manajer tren Global academic stress dengan smartphone
WebIndex menyatakan bahwa pengguna Addiction pada mahasiswa uin sunan
internet menghabiskan lebih dari enam jam gunung djati bandung di masa pandemi.
online setiap harinya, dan sepertiga dari Kegunaan teoritis. Secara teoritis penelitian
waktu tersebut ditujukan untuk media ini dapat memperdalam wawasan di bidang
social (GlobalWebIndex, 2019). Dimasa psikologi kesehatan dan psikologi klinis
pandemi ini Dirangkum KompasTekno dari tentang academic stress serta smartphone
We Are Social waktu yang dihabiskan Addiction.
orang Indonesia untuk mengakses internet Selain itu, penelitian ini juga
per hari rata-rata yaitu 8 jam 52 menit. dijadikan bahan pembelajaran untuk
Dalam penelitian diatas dapat mahasiswa psikologi khususnya yang
disimpulkan bahwa rata-rata durasi

3
memiliki keminatan dalam bidang dan stress academic yang diadaptasi oleh
psikologi kesehatan. peneliti.
Kegunaan praktis. Secara praktis, penelitian Dilakukannya uji coba ini untuk
ini diharapkan dapat menjadi masukan mengetahui kelayakan dari setiap item
kepada masyarakat khususnya mahasiswa dalam alat ukur. Dalam penelitian ini uji
tentang academic stress dan smartphone coba dilakukan kepada mahasiswa aktif
Addiction serta dampaknya bagi diri. UIN SGD Bandung dengan kriteria atau
karakteristik yang sudah ditentukan
Metode Penelitian sebelumnya.
Kebanyakan mahasiswa yang
Metode penelitian adalah cara untuk menggunakan smartphone secara
memperoleh data dengan tujuan tertentu berlebihan tidak mempedulikan kehidupan
dan memperoleh manfaat (Sugiyono, sosialnya. Hal tersebut menjadikan seorang
2012). Metode yang digunakan harus responden semakin sibuk dan aktif dalam
bersifat rasional, yaitu menggunakan penggunaan smartphone pada kehidupan
langkah-langkah yang masuk akal; empiris perkuliahan. Semua responden merasakan
yang dapat dipelajari melalui pengamatan perbedaan dalam penggunaan smartphone
atau percobaan yang bersifat sistematis, sebelum dan sesudah pandemi, ada yang
yaitu langkah-langkah yang teratur dan menjawab karena pada masa pandemi ini
logis. Metode penelitian ini berisi tentang sangat banyak menghabiskan waktu di
rancangan penelitian, tempat dan waktu depan smartphone dan laptop, penggunaan
penelitian, variabel penelitian, subjek internet dan sosial media sudah sangat
penelitian, desain penelitian, teknik diwajibkan, media pembelajaran banyak
pengumpulan data, instrumen penelitian, menggunakan smartphone, dan yang
teknik pengujian instrumen, hipotesis awalnya offline menjadi serba online.
statistik, teknik analisis data. Subjek dalam penelitian ini adalah
Pendekatan yang digunakan dalam mahasiswa Uin Sunan Gunung Djati
penelitian ini merupakan pendekatan Bandung yang masih melaksanakan kuliah
kuantitatif non eksperimental yang bersifat online. Adapun kriteria dari subjek yaitu
regresi linier sederhana karena variabel sebagai berikut:
bebasnya terdiri dari satu variabel 1.Mahasiswa aktif kampus UIN Sunan
independen dengan variabel dependen. Gunung Djati Bandung.
Alasan dari mengapa peneliti memilih jenis 2.Menggunakan Smartphone yang
penelitian ini yaitu dikarenakan untuk menghabiskan waktu lebih dari 4 jam 17
mengetahui seberapa besar Hubungan menit dalam sehari (Andrew Przybylski)
academic stress dengan smartphone 3. Melaksanakan kuliah online.
Addiction pada mahasiswa uin sunan Banyak mahasiswa yang merasa
gunung djati di masa pandemi. Adapun stress akan akademik pada masa pandemi
desain penelitiannya adalah dengan covid-19 terutama pada penggunaan
menggunakan desain korelasional. Desain smartphone yang berlebihan, dalam jangka
korelasional ini akan mengetahui derajat waktu yang rata-ratanya 54% responden
hubungan (korelasi) antara dua variabel menghabiskan waktu lebih dari 5-12 jam
atau lebih (Sudjana, 2002). hanya untuk bermain smartphone, hal ini
Alat ukur yang akan peneliti dapat termasuk ke dalam sebuah
gunakan nanti perlu dilakukan uji coba smartphone Addiction. Maka dari hasil
terlebih dahulu sebelum melakukan studi awal ini, terdapat beberapa hal yang
pengambilan data yang sebenarnya, menyatakan adanya hubungan antara
dikarenakan skala smartphone Addiction
4
academic stress dengan smartphone situasional seperti kurangnya aktivitas,
Addiction stress, kesedihan. Faktor sosial
Diketahui stres akademik yang menggambarkan tentang kebutuhan
dialami oleh mahasiswa di Kota Bandung individu dalam berinteraksi dengan
selama perkuliahan daring sebagaimana lingkungan sosial. Diantara berbagai faktor
dalam penelitian yang dilakukan oleh tersebut, salah satunya adalah tekanan
Susanto & Azwar (2020) dengan responden akademik.
sebanyak 76 mahasiswa .program studi Chiu (2014) menjelaskan bahwa
Teknik.Industri Universitas.Sangga Buana awal dari smartphone Addiction adalah
Bandung, didapatkan hasil bahwa stress dan kurangnya pengendalian diri
terdapat.beberapa faktor yang.dapat terhadap smartphone tersebut, sehingga
mempengaruhi mahasiswa hingga individu menjadi semakin ketagihan untuk
kelelahan dalam pembelajaran daring di bermain smartphone tersebut.
tengah pandemi Covid-19 yaitu jam tidur Adaptasi pembelajaran secara
yang kini berada dibawah jam tidur normal, offline ke daring membuat banyak pelajar
aktifitas bekerja, sistem pembelajaran yang mengalami stress. Penelitian sebelumnya
berbeda dari tatap muka menjadi daring menunjukan bahwa ada beberapa penyebab
sehingga keterbatasan pemahaman materi munculnya gejala stress pada mahasiswa
yang diperoleh mahasiswa, tugas yang akibat dampak pembelajaran jarak jauh di
ber1ebih sedangkan tuntutan waktu masa pandemi covid-19 yaitu pembelajaran
pengumpu1an yang begitu cepat, daring, keterbatasan pemahaman terkait
mahasiswa dituntut untuk dapat materi yang didapat, tugas perkuliahan,
menyelesaikan tugas tepat waktu sehingga lingkungan belajar, jaringan internet yang
menyebabkan mahasiswa mengalami stres. terkendala, serta kejenuhan yang dialami
Selain itu, tim riset LPM Suaka dengan saat pembelajaran jarak jauh dan hasil
jumlah responden 357 mahasiswa UIN penelitian menunjukkan bahwa faktor
Bandung didapatkan hasil yang utama penyebab stress selama pandemi
mengatakan bahwa perkuliahan daring Covid-19 adalah ―pembelajaran daring dan
membuat 87,6% mahasiswa belum tugas belajar ‖ (Livana et al., 2020).
memahami materi perkuliahan dengan Hal-hal tersebut membuat
maksimal yang di mana tiga faktor mahasiswa merasa khawatir dengan
utamanya ialah jadwal perkuliahan yang kemajuan akademiknya. Penelitian yang
mempengaruhi intensitas perkuliahan, dilakukan oleh Widiyono menjelaskan
metode pembelajaran, media pembelajaran bahwa pembelajaran daring dalam
yang digunakan serta mahasiswa pelaksanaannya memberikan gambaran
mengalami kelelahan fisik dan mental bahwa kurang optimal dalam pemahaman
(suakaonline.com, 2020). materi oleh mahasiswa dan tugas yang
Yuwanto (2010) menyatakan bahwa terlalu banyak diberikan kepada
penyebab smartphone Addiction meliputi mahasiswa, sehingga pembelajaran dinilai
dari empat faktor yaitu internal, eksternal, kurang efektif (Widiyono, 2020).
situasional dan sosial. Faktor internal yaitu Berdasarkan studi sebelumnya
karakteristik pribadi seperti kebosanan, academic stress dan smartphone Addiction
pengendalian diri yang rendah, harga diri memiliki hubungan yang positif dan saling
yang rendah dan kebiasaan penggunaan berkaitan. Hal ini dijelaskan oleh penelitian
yang tinggi. Sedangkan faktor eksternal yang dilakukan oleh Chiu (2014) yang
meliputi eksposur yang tinggi terhadap menyatakan bahwa adanya hubungan
fasilitas media dan smartphone. Faktor positif dan signifikan antara variabel life

5
stress pada variabel smartphone Addiction Menurut Yuwanto (2010) , faktor-
yang menyebutkan bahwa mahasiswa faktor yang mempengaruhi Smartphone
menggunakan smartphone sebagai pelarian Addiction di antaranya adalah :
rasa stress. Selanjutnya penelitian yang
dilakukan oleh Agusta (2016) menyebutkan Faktor situasional Menurut Yuwanto
bahwa salah satu faktor seseorang (2010) faktor ini termasuk faktor yang
menggunakan smartphone adalah dari mengarah ke penggunaan smartphone
faktor situasional yakni ketika individu atau sebagai sarana pengalihan stres ketika
kelompok
menghadapi situasi yang tidak nyaman,
Smartphone Addiction
seperti saat mengalami kesedihan, tidak ada
dikembangkan berdasarkan teori internet
kegiatan saat waktu luang, kecemasan dan
Addiction oleh Young (2011) yang
mengalami kejenuhan belajar. Chiu 17
menyatakan bahwa smartphone Addiction
(dalam Karuniawan & Cahyanti, 2013)
sama saja dengan internet Addiction .
menyebutkan dalam penelitiannya bahwa
persamaan tersebut adalah
adanya kecenderungan smartphone
ketidakmampuan seseorang dalam
Addiction adalah sebagai salah satu alasan
mengontrol waktu dan diri dalam
untuk pengalihan rasa stres pada diri
menggunakan smartphone yang berlebihan
seorang individu di kalangan remaja karena
sehingga dapat menyebabkan perasaan
tidak adanya kontrol diri yang kuat
seperti cemas atau khawatir dan masalah
terhadap pemakaian smartphone sehingga
dalam hidup mereka (Freeman, 2008).
menjadi awal mula terjadinya
Menurut definisi Kuss dan Griffiths (2011),
ketergantungan akan alat komunikasi
kecanduan smartphone mengacu pada
tersebut.
penggunaan smartphone untuk aplikasi
tertentu sehingga dapat dikatakan Faktor internal Faktor internal
kecanduan smartphone sama dengan adalah faktor yang menggambarkan
pecandu alkohol karena sama-sama dapat karakteristik individu, seperti tingkat
mengganggu kehidupan sehari-hari. sensasi seeking yang tinggi, self esteem
yang rendah dan kontrol diri yang rendah.
Dalam penelitian ini, peneliti
Sensasi seeking merupakan kecenderungan
menggunakan definisi smartphone
individu melakukan aktivitas yang bersifat
Addiction yang dikemukakan oleh Kwon et
tidak monoton untuk mencari pengalaman
al. (2013a &2013b) yaitu smartphone
baru. Individu dengan tingkat sensasi
Addiction adalah perilaku maladaptive
seeking yang tinggi cenderung mudah
yang penggunanya akan memiliki
mengalami kebosanan ketika melakukan
gangguan yang dimanifestasikan melalui
aktivitas yang monoton, sehingga individu
lima aspek yaitu gangguan kehidupan
tersebut perlu pemuasan psikologis untuk
sehari - hari, withdrawal, toleransi,
mengurangi kebosanan.
mengorientasikan hubungan pada dunia
maya, dan berlebihan dalam menggunakan Self esteem adalah kepercayaan diri
smartphone. individu terhdap dirinya sendiri, individu
dengan self esteem yang rendah
mengevaluasi dirinya negatif dan merasa
6
dirinya memiliki banyak kekurangan serta terbukti berpengaruh pada faktor eksternal
merasa tidak aman ketika berinteraksi penyebab kecanduan smartphone.
dengan orang lain. Ketika individu dengan Berdasarkan uraian di atas, dapat
self esteem rendah mendapatkan keamanan disimpulkan bahwa faktor – faktor yang
dan kepuasan secara psikologis makan ia mempengaruhi kecenderungan smartphone
cenderung akan menggunakan ponsel untuk Addiction menurut Yuwanto (2010)
berkomunikasi daripada tatap muka. meliputi faktor situasional yang terdiri dari
Seseorang yang memiliki tingkat harga diri (stres akademik, saat 19 mengalami
yang rendah akan menjadi kurang percaya kesedihan, tidak ada kegiatan saat waktu
diri, kehilangan kontrol diri, perasaan gagal luang, kecemasan, dan mengalami
dan memiliki 18 kepribadian yang lebih kejenuhan belajar), faktor internal yang
rentan untuk mengalami kecanduan (Aydin terdiri (sensasi seeking yang tinggi, self
& Sari, 2011). esteem yang rendah, dan kontrol diri yang
rendah), faktor sosial yang terdiri dari
Faktor sosial Faktor sosial terdiri
(mandatory behavior dan connected
atas faktor penyebab sebagai sarana
presence yang tinggi), dan faktor eksternal
interaksi dengan orang lain. Faktor ini
yang terdiri dari (paparan media tentang
termasuk mandatory behavior dan
smartphone dan fasilitas yang dimiliki
connected presence yang tinggi. Mandatory
smartphone).
behaviour merupakan perilaku untuk
memuaskan kebutuhan berinteraksi yang Dampak Smartphone Addiction,
distimulasi oleh orang lain sedangkan Menurut (Yuwanto, 2010) Ada beberapa
connected presence merupakan perilaku dampak yang diakibatkan oleh perilaku
interaksi dengan orang lain yang berasal kecanduan smartphone yaitu sebagai
dari dalam diri. Kemunculan smartphone berikut
membuat banyak kalangan lebih asik dan Keuangan atau finansial,
sibuk dengan fitur pada alat tersebut serta penggunaan telepon genggam dengan
lebih menyukai interaksi via smartphone
berbagai fasilitas yang ditawarkan penyedia
(Karuniawan & Cahyanti, 2013). Sehingga jasa layanan telepon genggam (operator)
apabila hal tersebut tidak terkontrol maka tentunya diiringi dengan biaya yang harus
dapat menimbulkan kecanduan. dikeluarkan untuk memanfaatkan fasilitas
Faktor eksternal Faktor eksternal yang digunakan.
merupakan faktor yang berasal dari luar Psikologis, misalnya merasa tidak
individu, meliputi tingginya paparan media nyaman atau gelisah atau cemas ketika
tentang smartphone dan fasilitas yang tidak menggunakan atau tidak membawa
dimiliki smartphone tersebut. Menurut telepon genggam atau smartphone
Agusta (2016) Pemaparan media tentang
smartphone baik dalam bentuk iklan, Fisik seperti gangguan tidur atau
promo atau info pameran smartphone pola tidur berubah, penglihatan yang mulai
terbaru dapat di akses atau dilihat oleh kabur, sering pusing dan sebagainya. Hal
remaja kapanpun dan dimanapun. Oleh tersebut didukung dengan hasil penelitian
karena itu pemaparan media yang tinggi yang dilakukan Sarip Hidayat dan
7
Mustikasari yang menyatakan bahwa ada Sebelum pandemic ini terjadi, lama
hubungan positif antara kecanduan penggunaan smartphone di kalangan
smartphone Addiction dengan kualitas mahasiswa mencapai angka sembilan jam
tidur. (2014) d. Relasi sosial yaitu individu per harinya, hal ini lebih lama dibanding
terisolasi dari orang lain atau kurangnya waktu yang digunakan pelajar untuk tidur.
kontak fisik secara langsung antara Bahkan, penggunaan telepon seluler yang
individu dengan orang lain. e. Performa diperpanjang menunjukkan bahwa
akademis atau pekerjaan yakni individu teknologi dapat menyebabkan kecanduan
akan merasa sering kekurangan waktu dan dapat dikatakan sebagai Addiction.
dalam mengerjakan sesuatu yang penting Addiction adalah jenis kebiasaan yang tidak
dengan kata lain berkurangnya terkendali dan tidak sehat (Kowalski,2014)
produktivitas seseorang sehingga Dikatakan Addiction apabila telah
menganggu performa akademis atau melebihi waktu stanfar pemakaian
pekerjaannya. f. Hukum yaitu keinginan smartphone itu sendiri . Durasi penggunaan
untuk menggunakan smartphone yang tidak smartphone yang terlalu lama dapat
terkontrol menyebabkan seseorang akan menyebabkan adiksi smartphone yang
menggunakan smartphone saat mengemudi tinggi. Sebuah penelitian yang dilakukan
atau saat berjalan kaki. Hal tersebut dapat para peneliti dari University of Oxford
membahayakan bagi diri sendiri dan orang menyatakan bahwa durasi maksimal
lain. penggunaan gadget bagi remaja yaitu 4 jam
Menurut Listyo (2010) mengungkapkan 17 menit
bahwa alasan seseorang menggunakan Menurut Kwon et al. (2013b) lima
smartphone secara berlebihan terdiri atas aspek smartphone Addiction tersebut
beberapa faktor, salahsatunyastres adalah gangguan kehidupan sehari - hari,
akademik. Stres akademik diartikan sebagai withdrawal, toleransi, mengorientasikan
suatu kondisi atau keadaaan individu yang hubungan pada dunia maya, dan berlebihan
mengalami tekanan sebagai hasil persepsi
dalam menggunakan smartphone.
dan penilaian mahasiswa tentang stressor
akademik, yang berhubungan dengan ilmu Academic stresor merupakan stres
pengetahuan dan pendidikan di perguruan yang disebabkan oleh pembelajaran atau
tinggi (Purwati, 2012). hal yang berkaitan dengan pembelajaran
yang meliputi: tekanan untuk naik kelas,
Adapun yang dapat menimbulkan lama belajar, mencontek, banyak tugas,
stres akademik antara lain tekanan untuk mendapat nilai ulangan, birokrasi,
mendapatkan prestasi, lama belajar, mendapatkan beasiswa, keputusan
kecemasan menghadapi ujian, banyaknya menentukan jurusan dan karir serta
tugas yang harus diselesaikan, kecemasan ujian dan manajemen waktu
mendapatkan nilai yang jelek, birokrasi (Rahmawati, 2015). Berdasarkan dari
yang rumit, keputusan menentukan karir definisi – definisi yang telah dikemukakan
dan manajemen waktu (Waksita, 2017). oleh beberapa ahli diatas, peneliti
menyimpulkan bahwa stres akademik
8
merupakan keadaan dimana individu tidak ujian (Rahmawati dalam Barseli, dkk,
mampu menghadapi berbagai tuntutan 2017).
terkait akademik yang melebihi sumber Penerapan kebijakan belajar di
daya adaptif yang yang dimilikinya dan rumah membuat sebagian pelajar merasa
dipersepsi sebagai gangguan. cemas dan tertekan. Banyaknya tugas yang
Dalam penelitian ini, peneliti diberikan oleh guru membuat banyak
menggunakan definisi smartphone pelajar merasa stres dalam menjalani
Addiction yang dikemukakan oleh Sun dkk pembelajaran daring (Chaterine, 2020).
(2015) yang mengaakan bahwa academic Tidak hanya banyak, tugas yang diberikan
stress adalah mahasiswa yang mengalami oleh guru juga dianggap memberatkan dan
stres akademik memiliki persepsi yang memiliki waktu pengerjaan yang sangat
maladaptif terhadap tuntutan akademik. singkat sehingga membuat siswa
Stres akademik adalah persepsi subjektif kebingungan dalam menyelesaikan tugas-
terhadap suatu kondisi akademik atau tugasnya (Raharjo & Sari, 2020). Dengan
respon yang dialami mahasiswa berupa banyaknya tugas yang diberikan bisa
reaksi fisik, perilaku, pikiran, dan emosi menghabiskan waktu dari pagi hingga
negatif yang muncul akibat adanya tuntutan malam hari hanya untuk menyelesaikan
akademik yang melalui lima aspek yaitu berbagai tugas daringnya. Kondisi tersebut
tekanan dari kegiatan belajar, Beban kerja sebelumnya tidak terjadi ketika kegiatan
atau tugas, kekhawatiran terhadap nilai, belajar mengajar masih dilakukan di
Harapan terhadap diri sendiri, sekolah.
Keputusasaan.
Aspek Academik Stress
Senada dengan hal tersebut (Taufik, Berdasarkan Sun dkk. (2015)
T., & Ifdil, I. 2013; Muharrifah, A. 2009) terdapat tujuh lima dari academic stress
menjelaskan stres akademik muncul ketika antara lain: yaitu
harapan untuk meraih prestasi akademik
meningkat, baik dari orang tua, guru 1. Tekanan dari kegiatan belajar (
maupun teman sebaya. Harapan tersebut Pressure From Study ) yaitu yaitu aspek
sering tidak sesuai dengan kemampuan yang mengungkapkan tekanan belajar siswa
yang dimiliki pelajar sehingga dalam kehidupan sehari-hari. Tekanan ini
menimbulkan tekanan psikologis yang bisa didapat dari orang tua, persaingan
mempengaruhi pencapaian prestasi belajar antar teman, juga kekhawatiran akan apa
di sekolah. Stres akademik disebabkan oleh yang terjadi di masa depan.
adanya academic stressor (Sayekti dalam 2. Beban kerja atau tugas (Workload)
Barseli, 2017). Academic stressor yaitu yaitu beban pekerjaan yang dirasakan siswa
penyebab stres yang bermula dari proses dari tugas-tugas di sekolah maupun
pembelajaran seperti tekanan untuk pekerjaan rumah serta ujian
mendapatkan nilai yang baik, lamanya
3. Kekhawatiran terhadap nilai (Worry
belajar, banyaknya tugas, rendahnya
about Grades) yaitu kekhawatiran dan
nilai/prestasi dan cemas dalam menghadapi

9
emosi ketidakpuasan akan nilai yang kerusakan ketika individu tersebut dalam
diperoleh. kondisi tertekan dan tidak fit .
4. Harapan terhadap diri sendiri (Self 1. Sudut pandang kognitif dan perilaku
Expectaion) yaitu perasaan gagal ketika Sudut pandang kognitif menekankan pada
tidak mampu memenuhi harapannya bagaimana individu mempersepsi dan
sendiri. bereaksi terhadap ancaman dari luar.
Seluruh persepsi individu dapat
Keputusasaan (Despondency) yaitu rasa
menstimulasi aktivitas sistem simpatetik
tidak puas serta kurangnya kepercayaan diri
dan pengeluaran hormon stres. Munculnya
dan konsentrasi pelajar dalam studi
emosi yang negatif seperti perasaan cemas,
akademik
kecewa dan sebagainya dapat membuat
Faktor Academik Stress .Setiap teori yang sistem ini tidak berjalan dengan berjalan
berbeda memiliki konsepsi atau sudut lancar dan pada suatu titik tertentu akhirnya
pandang yang berbeda dalam melihat memunculkan penyakit. Berdasarkan
penyebab dari berbagai gangguan fisik penelitian diketahui bahwa bagaimana
yang berkaitan dengan stres. Di bawah ini seseorang mengatasi kemarahannya
akan dijelaskan beberapa sudut pandang ternyata berhubungan dengan penyakit
tersebut. tekanan darah tinggi (Fausiah dan Widury,
Sudut pandang psikodinamik Sudut 2005),
pandang psikodinamik mendasarkan diri Dampak Academic stress
mereka pada asumsi bahwa gangguan
Olejnik dan Holschuh (dalam
tersebut muncul sebagai akibat dari emosi
Wilks, 2008) mengemukakan dampak stres
yang direpres. Hal-hal yang direpres akan
akademik yang terdiri dari:
menentukan organ tubuh mana yang
terkena penyakit. Sebagai contoh, apabila Pemikiran, bahwa respon yang muncul dari
seseorang merepres kemarahan, maka pemikiran, seperti: kehilangan rasa percaya
berdasarkan pandangan ini kondisi tersebut diri, takut gagal, sulit berkonsentrasi, cemas
dapat memunculkan essensial hypertension. akan masa depan, melupakan sesuatu, dan
berpikir terus-menerus mengenai apa yang
Sudut pandang biologis Salah satu
seharusnya mereka lakukan
sudut pandang biologis adalah somatic
weakness model. Model ini memiliki Perilaku, bahwa respon yang muncul dari
asumsi bahwa hubungan antara stres dan perilaku, seperti menarik diri,
gangguan psikofisiologis terkait dengan menggunakan obat-obatan dan alkohol,
lemahnya organ tubuh individu. Faktor tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit,
biologis seperti misalnya genetik ataupun makan terlalu banyak atau terlalu sedikit,
penyakit yang sebelumnya pernah diderita dan menangis tanpa alasan
membuat suatu organ tertentu menjadi Reaksi tubuh, yakni respon yang muncul
lebih lemah daripada organ lainnya, hingga dari reaksi tubuh, seperti: telapak tangan
akhirnya rentan dan mudah mengalami berkeringat, kecepatan jantung meningkat,
mulut kering, merasa lelah, sakit kepala,
10
rentan sakit, mual, dan sakit perut d. karakteristik remaja yang sedang
Perasaan, seperti cemas, mudah marah, melakukan kuliah online dan mahasiswa S1
murung, dan merasa takut. Berdasarkan dari kampus UIN Sunan Gunung Djati
konsep tentang dampak stres yang telah Bandung. Berdasarkan data PDDIKTI pada
dikemukakan, maka dapat disimpulkan tahun 2021 mahasiswa aktif UIN SGD
bahwa dampak stres adalah berkaitan Bandung berjumlah 27.766 mahasiswa .
dengan masalah kesehatan karena sistem
kekebalan tubuh manusia bekerja sama Didapatkan bahwa smartphone addict
berhubungan positif terhadap stres
secara integral dengan sistem fisiologis akademi, dengan hipotesis (H1) dalam
lain; kondisi psikologis yang menjelaskan penelitian ini diterima. Sehingga dapat
bahwa stres berkepanjangan akan dikatakana semakin tinggi tingkat stress
menyebabkan ketegangan dan kekuatiran akademi mahasiswa maka, semakin tinggi
yang terus-menerus; dan kecenderungan pula tingkat smarthphome addict yang di
seseorang mengaitkan segala sesuatu alami oleh mahasiswa. sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Chiu
dengan dirinya
(2014) yang menemukan adanya hubungan
Berdasarkan uraian di atas, dapat positif dan signifikan antara variabel life
disimpulkan bahwa aspek – aspek stres stress pada variabel smartphone Addiction.
akademik memengaruhi kecenderungan Penelitian yang telah dilaksanakan oleh
Chiu (2014) menyebutkan bahwa life
smartphone Addiction. Hal ini didukung
stress terjadi pada kehidupan mahasiswa,
oleh pendapat Skinner (2009) yang sehingga mahasiswa menggunakan
menambahkan bahwa setiap respon yang smartphone sebagai pelarian rasa stres yang
diikuti dengan stimulus yang menguatkan, dirasakan tersebut, karena adanya
maka akan cenderung diulang. Sehingga penggunaan dari smartphone yang tidak
ketika mengalami stres akademik dan terkontrol membuat mahasiwa menjadi
melakukan coping stres dengan addict terhadap smartphone (smartphone
Addiction).
menggunakan smartphone kemudian Penelitian ini menyebutkan
mendapatkan konsekuensi positif dari academic stress yang merupakan sumber
penggunaan smartphone, maka kegiatan stressor yang menuntut mahasiswa lebih
tersebut akan terus diulangi hingga dapat efektif pada bidang akademik dan dalam
menimbulkan kecenderungan smartphone penggunaan fasilitas belajar. Penelitian ini
Addiction dikarenakan stres akademik bertujuan untuk mengetahui hubungan
academic stress dengan smartphone
yang dialaminya.
Addiction pada mahasiswi UIN Sunan
Hasil Penelitian dan Pembahasan Gunung Djati Bandung di masa pandemi.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
Penelitian ini akan dilaksanakan di maka dapat ditarik kesimpulan bahwa,
kampus UIN Sunan Gunung Djati terdapat hubungan positif antara academic
Bandung. Pada pertengahan tahun hingga stress dengan smartphone Addiction ,
akhir tahun 2021, dengan menyebarkan dengan koefisien korelasi sebesar 0.432.
kuesioner berbentuk google form kepada Hasil analisis deskriptif. Deskripsi data
mahasiswa yang terdampak pandemi dan dilakukan untuk mengetahui gambaran data
yang berkaitan dengan penelitian.
menggunakan populasi dengan
Berdasarkan data-data yang telah
11
didapatkan, penelitian ini melakukan
kategorisasi data demografi dan kategori Tabel 2
variabel penelitian.
Untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan antar variabel dalam
penelitian ini, maka perlu dilakukan
analisis inferensial dengan menggunakan
uji rank spearman. Adapun kriteria uji rank
spearmen, apabila t hitung ≤ t tabel maka
H0 diterima begitupun sebaliknya apabila t
hitung ≥ t tabel maka H0 ditolak.
Berdasarkan klasifikasi menurut Guilford
(Sugiyono, 2012), tingkat korelasi antar
variabel diklasifikasikan, sebagai
Melihat sebaran subjek berdasarkan Gambar 2 data demografi berdasarkan usia
kategori tinggi rendahnya subjek pada
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui
penelitian ini, maka perlu dilakukan
bahwa mahasiswa dengan usia 22 tahun
analisis data deskriptif. Untuk mendapatkan
mempunyai jumlah paling banyak sebesar
gambaran Smartphone Addiction dengan
21,6%. Sedangkan mahasiswa dengan usia
smartphone Addiction pada mahasiswa uin
18 tahun mempunyai jumlah yang paling
sunan gunung djati Bandung di masa
sedikit sebesar 1%.
pandemi, peneliti menggunakan skor
subjek dengan ukuran gejala pusat median Tabel 1
untuk melihat kategorisasi. Menurut N Valid 268
(Azwar, 2016), hasil analisis dapat
dikategorikan sebagai berikut : Missing 0

Gambar1
Median 25,00
Mean 25,17

Range 22

Std. Deviation 3.833

Maximum 36

Minimum 14

Gambar 1 data demografi berdasarkan jenis kelamin


Table 1 Hasil Analisis Deskriptif Smartphone
Dari data diatas, jumlah responden Addiction
mahasiswa perempuan lebih dominan yaitu Diketahui jumlah responden yang
sebanyak 63% atau 169 Responden dan terkumpul adalah sebanyak 268 orang.
untuk responden laki-laki ada 37% yaitu Rata-rata skor setiap responden sebesar
sebanyak 99 responden laki-laki . 25.17 . Nilai median atau nilai tengah dari
sebaran data untuk variabel smartphone
12
Addiction adalah sebesar 25.00, dengan
nilai standar deviasi 3.833. Adapun nilai
Table 3 Hasil Analisis Deskriptif Stress Academic
minimum dan maximumnya menunjukan
nilai terendah 14 dan nilai tertingginya 36. Dari tabel 4.3 jumlah responden
Kemudian subjek penelitian dikelompokan yang terkumpul adalah sebanyak 268
kedalam 3 kategori yaitu smartphone orang. Rata- rata skor setiap responden
Addiction positif, sedang dan negatif.
sebesar 55,84. Nilai median atau nilai
Pengkategorian tersebut akan dilihat pada
tinggi rendahnya skor. Semakin positif tengah dari sebaran data untuk variabel
smartphone Addiction yang dimiliki subjek, stress academic adalah sebesar 56.00,
maka akan semakin tinggi skornya, dengan nilai standar deviasi 59,308.
begitupun sebaliknya. Adapun nilai minimum dan maximumnya
Tabel 2 menunjukan nilai terendah 24 dan nilai
Kriteria Kategori tertingginya77.
Jumlah responden yang terkumpul
21,337 ≤ X Tinggi adalah sebanyak 268 orang. Rata- rata skor
setiap responden sebesar 55,84. Nilai
21,337 ≤ X < Sedang median atau nilai tengah dari sebaran data
28,17 untuk variabel stress academic adalah
sebesar 56.00, dengan nilai standar deviasi
X < 21,337 Rendah
59,308. Adapun nilai minimum dan
maximumnya menunjukan nilai terendah
24 dan nilai tertingginya77.
Table 2 Kategori Skor Variabel Smartphone
Addiction Kemudian subjek penelitian
Berdasarkan kategorisasi didapatkan hasil dikelompokan ke dalam 3 kategori yaitu
bahwa mahasiswa yang memiliki stres akademi tinggi,sedang dan rendah.
smartphone Addiction terbanyak berada Pengkategorian tersebut akan dilihat pada
pada kategori sedang yaitu sebanyak 67,9% tinggi rendahnya skor. Semakin tinggi
(182 responden).
stress academic yang dimiliki subjek, maka
akan semakin besar skornya, begitupun
Tabel 3 sebaliknya.
N Valid 268 Tabel 4
Missing 0 Kriteria Kategori
Median 56,00
65,148 ≤ X Tinggi
Mean 55,84
Range 53 46,532 ≤ X < Sedang
Std. Deviation 9.308 65,148

Maximum 77
Minimum 24
13
X < 46,532 Rendah Jika dilihat dari kriteria Guilford
nilai correlation coefficient yaitu sebesar
0.441 menunjukkan bahwa arah hubungan
kedua variabel bersifat positif dan memiliki
Table 4 Kategori Skor Variabel Stress akademi
hubungan yang cukup kuat. Dalam artian
Berdasarkan kategorisasi apabila smartphone tinggi maka stress
didapatkan hasil bahwa mahasiswa yang academic juga akan meningkat.
memiliki self image congruity terbanyak
berada pada kategori sedang yaitu sebanyak Simpulan
70,1% (188responden). Dari hasil kategorisasi yang
Analisis inferensial yang digunakan dilakukan pada kedua variabel didapatkan
dalam penelitian ini yaitu uji regresi linier bahwa academic stress dengan smartphone
sederhana. Tujuan dilakukannya analisis Addiction pada mahasiswa UIN SGD
inferensial yaitu untuk mengetahui Bandung dimasa pandemi berada pada
sejauhmana smartphone addiction dan kategori sedang. Hal ini menunjukkan
academic stress saling berhubungan di bahwa masih ada faktor- faktor lainnya
masa pandemic ini. Adapun tahapan yang baik dari faktor eksternal maupun internal
dilakukan yaitu dengan melakukan uji yang mempengaruhi selain faktor
korelasi rank spearman terlebih dahulu. smartphone Addiction dan academic stress.

Uji koorelasi rank sperman Dalam kegiatan perkuliahan


digunakan untuk mencari hubungan atau daring/online, seluruh mahasiswa memiliki
menguji secara signifikasis asosiatif apabila tanggung jawab yang diharuskan untuk
variabel smartphone addiction dan menyelesaikan perkuliahan yang meliputi
academic stress di hubungkan berbentuk kehadiran, tugas, berdiskusi, sesuai
ordinal. prosedur universitas tersebut. Terkadang
tanggung jawab tersebut dapat membuat
Berdasarkan tabel uji korelasi rank mahasiswa merasa tertekan atau terbebani
spearman menunjukan bahwa variabel jika tidak sesuai dengan kemampuan
Smartphone Addiction dengan stress dirinya. Hal ini membuat mahasiswa
academic pada mahasiswi UIN Sunan rentan terhadap kecemasan, depresi, dan
Gunung Djati Bandung diperoleh Sig. ρ = rasa stres yang dapat mengganggu
0.000 dengan α = 0.05 . Berdasarkan data kesehatan mentalnya (kompas,2021)
di atas didapatkan nilai ρ ≤ 0.05 maka H0
ditolak, dengan koefisien korelasi sebesar Stres akademik memiliki
0.441. Maka dapat dikatakan bahwa konsekuensi positif dan konsekuensi negatif
terdapat hubungan yang signifikan pada (Anggola & Ognori 2009). Dalam Hal ini
variabel smartphone adiction dan stress tergantung pada derajat stres yang mereka
academic pada mahasiswa UIN SGD alami sebagai bentuk penilaian kognitif,
Bandung, dan dapat dinyatakan hipotesis mahasiswa pada tingkat stres akademik
penelitian diterima. rendah akan dapat meningkat kesadaran,
kesiapan, kualitas diri dan prestasi belajar.
Mahasiswa yang mengalami tingkat stres
14
akademik tinggi akan menunjukan mahasiswa belajar melalui smartphone dan
kemunduran prestasi belajar, kecemasan laptop secara online sebagai salah satu
dan tingkah laku maladaptif, berbagai media untuk menunjang akademiknya,
problem psikososial, dan ketidakstabilan namun akan beresiko tinggi untuk
emosi yang mengakibatkan mahasiswa mengalami kecenderungan kecanduan
mencari cara penyelesaian tanpa (Basri, 2014).
memikirkan dampaknya terlebih dahulu, Didukung oleh penelitian yang
salah satu praktisnya dengan mengalihkan telah dilakukan oleh Karuniawan &
pada smartphone (Desmita, 2009 ; Cahyanti (2013) dimana ditemukan bahwa
Kiselica, dalam Desmita 2009; Sarafino, terdapat hubungan yang signifikan antara
2008). academic stress dengan kecenderungan
Mahasiswa di Uin Sunan Gunung smartphone Addiction pada mahasiswa di
Djati Bandung selama perkuliahan daring masa pandemic .
memiliki academic self-efficacy yang Dalam hal ini mahasiswa biasanya
tinggi dan mengalami stres akademik melakukan coping stres dengan cara
ringan.. Artinya mahasiswa memiliki menggunakan smartphone, namun apabila
keyakinan yang tinggi bahwa dirinya mahasiwa itu tidak dapat mengendalikan
mampu mengoptimalkan kemampuan yang diri akan bermain smartphone maka akan
dimilikinya, mampu mengikuti kelas yang terjadi Addiction atau penggunaan
dirasa sulit, mampu berinteraksi dengan
smartphone yang terlalu berlebihan
pihak kampus, dan mampu mengatasi
berbagai tuntutan maupun tekanan selama Dari penjelasan di atas bahwasanya
salah satu sikap yang kita bisa amalkan
perkuliahan daring.
pada saat kita mengalami stres yaitu adalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat self control di mana ini bisa mengalihkan
disimpulkan bahwa aspek – aspek stres kita untuk tidak ketergantungan terhadap
akademik memengaruhi kecenderungan smartphone yang mana tentunya itu sangat
mustahil bagi kita untuk bisa melepaskan
smartphone Addiction. Hal ini didukung
smartphone secara seutuhnya, tetapi
oleh pendapat Skinner (2009) yang apabila koping kita terhadap stres itu baik
menambahkan bahwa setiap respon yang dan kita bisa mengamalkan ajaran-ajaran
diikuti dengan stimulus yang menguatkan, agama dengan baik keadaan stres ini bisa
maka akan cenderung diulang. Sehingga mendorong kita ke arah yang lebih baik di
ketika mengalami stres akademik dan mana kita bisa menanganinya dengan cara
melakukan coping stres dengan yang baik, bukan malah mengarahkan kita
ke hal yang tidak baik seperti
menggunakan smartphone kemudian
ketergantungan kita terhadap smartphone.
mendapatkan konsekuensi positif dari
penggunaan smartphone, maka kegiatan Menurut asumsi peneliti stress
tersebut akan terus diulangi hingga dapat akademik yang terjadi pada mahasiswa
menimbulkan kecenderungan smartphone menyebabkan mahasiswa mencari rasa
nyaman untukmenghilangkan beban stres
Addiction dikarenakan stres yang mereka terima. Smartphone
akademik yang dialaminya. Terlebih lagi digunakan mahasiswa sebagai mekanisme
15
koping untuk meringankan stress tersebut, Human Behavior, 61, 155–164.
yang mana penggunaan fitur yang ada di https://doi.org/10.1016/J.CHB.2016.03.041
smartphone digunakan sebagai distraksi Azwar, S. (2016). RELIABILITAS DAN
terhadapstres yang dihadapi.
VALIDITAS AITEM. Buletin Psikologi,
Daftar Pustaka 3(1), 19–26.
https://doi.org/10.22146/BPSI.13381
Agolla, J. E., & Ongori, H. (2009).
Decision making Harrison’s. Educational Barseli, M., Ifdil, I., & Fitria, L. (2020).
Research and Review, 4(2), 63–70. Stress akademik akibat Covid-19. Jurnal
penelitian guru indonesia, 5(2), 95–99.
Agusta, D. (2016). Faktor-Faktor Resiko
Kecanduan Menggunakan Smartphone Basri, A. S. H. (2014). Kecenderungan
Pada Mahasiswa Di SMK Negeri 1 Kalasan Internet Addiction Disorder Mahasiswa
Yogyakarta Addiction Risk Factors Using Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Ditinjau
Smartphone To Students In Smk Negeri 1 Dari Religiositas. Jurnal Dakhwah, XV(2),
Kalasan Yogyakarta. E-Journal Bimbingan 407–432. https://doi.org/10.5772/66966
dan Konseling, 3.
Ben-Zur, H., & Zeidner, M. (2012).
Akhdi Martin, P. (2020). Pengguna Appraisals, Coping and Affective and
Internet Indonesia hingga Kuartal II 2020 Behavioral Reactions to Academic
Capai 196,7 Juta Orang. Stressors. Psychology, 03(09), 713–721.
https://money.kompas.com/read/2020/11/0 https://doi.org/10.4236/PSYCH.2012.3910
9/213534626/pengguna-internet-indonesia- 8
hingga-kuartal-ii-2020-capai-1967-juta- Bian, M., & Leung, L. (2014). Linking
orang Loneliness, Shyness, Smartphone Addiction
AlBarashdi, H., Bouazza, A., Jabur, N., & Symptoms, and Patterns of Smartphone
Al-Zubaidi, A. (2016). Smartphone Use to Social Capital:
Addiction Reasons and Solutions from the http://dx.doi.org/10.1177/08944393145287
Perspective of Sultan Qaboos University 79, 33(1), 61–79.
Undergraduates: A Qualitative Study. https://doi.org/10.1177/0894439314528779
International Journal of Psychology &
Behavior Analysis, 2(1). Nisa, M. (2017). Penerapan metode Tamyiz
https://doi.org/10.15344/2455- dalam pemahaman qawa’id di kelas XI MA
3867/2016/113 Plus Nururrohmah Ponpes Al-Kamal
Tambaksari Kebumen tahun ajaran
Aljomaa, S. S., Mohammad, M. F., 2016/2017 (Skripsi tidak diterbitkan). UIN
Albursan, I. S., Bakhiet, S. F., & Sunan Kalijaga Yogyakarta, Fakultas Ilmu
Abduljabbar, A. S. (2016). Smartphone Tarbiyah dan Keguruan.
addiction among university students in the
light of some variables. Computers in Nugroho, S. A. (2018, Januari 19). Seorang
anak berkebutuhan khusus ditemukan
16
tersesat di Cilincing. Kompas. Diakses dari Kompas. (2020). Kebijakan Pendidikan
https://megapolitan.kompas.- Formal Anak pada Masa Pandemi Covid-
com/read/2018/01/19/20410251/seorang- 19.
anak-berkebutuhan-khusus-ditemukan- https://kompaspedia.kompas.id/baca/papara
tersesat-di-cilincing. n-topik/kebijakan-pendidikan-formal-anak-
pada-masa-pandemi-covid-19
Carr, C. T., & Hayes, R. A. (2015). Social
Media: Defining, Developing, and Kuss, D. J., & Griffiths, M. D. (2011).
Divining. Atlantic Journal of Online Social Networking and Addiction—
A Review of the Psychological Literature.
Communication, 23(1), 46–65. International Journal of Environmental
https://doi.org/10.1080/15456870.2015.972 Research and Public Health, 8(9), 3528.
282 https://doi.org/10.3390/IJERPH8093528
Chiu, S.-I. (2014). The relationship
between life stress and smartphone
addiction on Taiwanese university student:
A mediation model of learning self-efficacy
Hasanah, N., Ajie, D. P., Sufiati, V., &
and social self-efficacy. Computers in
Surakarta, H. (2021). Penggunaan Media
human behavior, 34, 49–57.
Teknologi Informasi dalam Pembelajaran
Detiknews. (2020). Kapan Sebenarnya Daring Selama Pandemi Covid-19 di Pos
Corona Pertama Kali Masuk RI?. PAUD Permata Surakarta. Jurnal Cikal
Dikunjungi Maret 2020. Cendekia, 01(02), 17–27.
https://news.detik.com/berita/d- https://journal.upy.ac.id/index.php/CIKAL/
4991485/kapan-sebenarnya-corona- article/view/1277
pertama-kali-masuk-ri
Hicks, T., & Heastie, S. (2008). High
INews.id. (2020). Penggunaan Internet school to college transition: A profile of the
Melonjak di Masa Pandemi Covid-19, stressors, physical and psychological
Paling Banyak Digunakan untuk Kirim health issues that affect the first-year on-
Pesan. campus college student. 15(3).
https://www.inews.id/techno/internet/pengg
Jeong, S. H., Kim, H. J., Yum, J. Y., &
unaan-internet-melonjak-di-masa-pandemi-
Hwang, Y. (2016). What type of content
covid-19-paling-banyak-digunakan-untuk-
are smartphone users addicted to?: SNS vs.
kirim-pesan
games. Computers in Human Behavior, 54,
Kibona, L., & Mgaya, G. (2015). 10–17.
Smartphones’ Effects on Academic https://doi.org/10.1016/J.CHB.2015.07.035
Performance of Higher Learning Students.
Karuniawan, A., & Cahyanti, I. Y. (2013).
Journal of Multidisciplinary Engineering
Hubungan antara Academic Stress dengan
Science and Technology, 2(4), 3159–40.
Smartphone Addiction pada Mahasiswa
www.jmest.org

17
Pengguna Smartphone. Jl. Airlangga, 2(1), https://nasional.tempo.co/read/1368389/bel
4–6. ajar-online-kpai-banyak-mahasiswa-stress-
hingga-putus-sekolah
Kathiann, K. (2012). Cell Phones Can Be
Addictive. United-Academics.Org, 1(V). Widiyono, A. (2020). Efektifitas
Perkuliahan Daring (Online) pada
Kibona, L., & Mgaya, G. (2015). Mahasiswa PGSD di Saat Pandemi Covid
Smartphones’ Effects on Academic 19. Jurnal Pendidikan, 8(2), 169–177.
Performance of Higher Learning Students. https://doi.org/10.36232/PENDIDIKAN.V8
I2.458
Journal of Multidisciplinary Engineering
Science and Technology, 2(4), 3159–40. Oktario, A. (2017). Hubungan Antara
www.jmest.org Intensitas Penggunaan Smartphone dan
Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa.
Universitas Sanata Dharma.
Paramita, T., & Hidayati, F. (2017).
Smartphone addiction ditinjau dari alienasi Olejnik, S. N., & Holschuh, J. P. (2007).
pada mahasiswa sman 2 majalengka. Jurnal College rules! 2rd Edition How to Study
Empati, 5(4), 858–862. Survive, and Succeed. Ten Speed Press.
Paramita, T., & Hidayati, F. (2017).
Pertiwi, W. K. (2020). Pandemi Bikin Smartphone addiction ditinjau dari alienasi
Orang Indonesia Makin Betah Berlama- pada mahasiswa sman 2 majalengka. Jurnal
lama Buka Aplikasi. Empati, 5(4), 858–862.
https://tekno.kompas.com/read/2020/07/12/ %
Pertiwi, W. K. (2020). Pandemi Bikin
16050087/pandemi-bikin-orang-indonesia-
Orang Indonesia Makin Betah Berlama-
makin-betah-berlama-lama-buka-aplikas lama Buka Aplikasi.
https://tekno.kompas.com/read/2020/07/12/
Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Tarsito.
16050087/pandemi-bikin-orang-indonesia-
makin-betah-berlama-lama-buka-aplikasi
Sukma, D. M. (2019). Hubungan Stres
Akademik Dengan Kecenderungan
Pratiwi, L., & Hafiz, S. El. (2015). Metode
Smartphone Addiction Pada Mahasiswa
_Analisa Tafsir_ dalam Rangka
Psikologi Mercu Buana Yogyakarta. Mercu
Membangun Teori Psikologi dari Integrasi
Buana Yogyakarta
Epistemologi.
Sun, J., Dunne, M. P., Hou, X., & Xu, A.
Raharjo, D. B., & Sari, R. R. N. (2020).
(2011). Educational Stress Scale for
Belajar Online di Tengah Corona, Ada
Adolescents: Development, Validity, and
Mahasiswa Mengeluh Tensi Darah Naik.
Reliability With Chinese Students.
Suara.com.
http://dx.doi.org/10.1177/07342829103949
https://www.suara.com/news/2020/03/19/2
76, 29(6), 534–546.
05940
https://doi.org/10.1177/0734282910394976
Rahmawati, W. K. (2015). Keefektifan Peer
Tempo.co. (2020). Belajar Online, KPAI:
Support Untuk Meningkatkan Self
Banyak Mahasiswa Stres hingga Putus
Discipline Mahasiswa SMP. Jurnal
Sekolah.
18
Konseling Indonesia, 2(1), 15–21.
https://docplayer.info/80937865-
Keefektifan-peer-support-untuk-
meningkatkan-self-discipline-mahasiswa-
smp.html

Sarafino, E. (2002). Health psychology.


John Willey and Sons.
Satgas. (2021). Pets Sebaran.
https://covid19.go.id/peta-sebaran

19

You might also like