You are on page 1of 15

3

Assalamu'alaikum wr..wb
I respect my beautiful teacher's miss. Teti
and my friends who I love
First of all, let's pray and thank unto our god allah SWT. Who has been giving us
some mercies and blessing so we can attend and gather in this place in good
condition and happy situation. Secondly, Solawat and greeting always be given to
our prophet Muhammad SAW. Who has guided us from the darkness to the
brightness from the stupidity to the cleverness from jahiliah era to the islamiah
era namely Islamic religion that we love. Thirdly, I don't forget to say thanks so
much to the mistress of ceremony who has been giving me time to speak in front
of you all.
Dear leadis and gentleman. Standing in front of you all, I would like to deliver my
speech on the theme of Reading is a window to the world
Here I will deliver my speech on the theme of Reading is a window to the world.
Reading said to be a window to the world for the same book that serves as a
window to obtain information or see the situation outside. Even though we all
already know the benefits of reading books but interest in us is still very minimal.
minimum reading interests in us is caused by several factors, including:
1. Lazy
Lazy is one of the main factors that strongly supports the lack of interest in
reading in us. Lazy is a disease that is very dangerous because spring fever can not
be cured, but a strong intention in us.
2. More concerned with playing than reading
More concerned with playing from the reading that is our nature, in his spare
time or is empty we are not use to read even we do to play.
3. Boredom
At the time we read faster bored of playing time, but the benefits of reading it
very much.
But even then, it's not a very big problem. Because as long as there is a strong
intention in us, any obstacle is not a barrier. Thus it takes a strong intention to
read. What else to read is the key to success.
That's all my speech, I do hope that my speech will be useful in our life in this
world and the here after.
The last I say
Wassalamu'alaikum Wr... Wb..

Terjemahan :
Assalamu'alaikum wr wb ..
Yang saya hormati miss. teti
dan teman-teman saya yang saya cintai
Pertama-tama, mari kita berdoa dan terima kasih kepada Tuhan kami allah SWT.
Siapa yang telah memberi kita beberapa belas kasihan dan berkat sehingga kita
dapat hadir dan berkumpul di tempat ini dalam kondisi baik dan situasi bahagia.
Kedua, Solawat dan salam selalu diberikan kepada kami Nabi Muhammad SAW.
Siapa yang telah membimbing kita dari kegelapan ke terang dari kebodohan ke
kecerdikan dari era jahiliah ke era Islamiyah agama yaitu Islam yang kita cintai.
Ketiga, saya tidak lupa mengucapkan terima kasih banyak kepada nyonya upacara
yang telah memberi saya waktu untuk berbicara di depan Anda semua.
Leadis dan pria. Berdiri di depan Anda semua, saya ingin menyampaikan pidato
saya pada tema Membaca adalah jendela dunia
Di sini saya akan menyampaikan pidato saya pada tema Membaca adalah jendela
dunia. Membaca dikatakan sebagai jendela dunia untuk buku yang sama yang
berfungsi sebagai jendela untuk mendapatkan informasi atau melihat situasi di
luar. Meskipun kita semua sudah tahu manfaat dari membaca buku, tetapi minat
dalam diri kita masih sangat minim. kepentingan membaca minimal kita
disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk:
1. Malas
Malas adalah salah satu faktor utama yang sangat mendukung kurangnya minat
baca dalam diri kita. Malas adalah penyakit yang sangat berbahaya karena
demam musim semi tidak dapat disembuhkan, tetapi niat yang kuat dalam diri
kita.
2. Lebih peduli dengan bermain daripada membaca
Lebih peduli dengan bermain dari bacaan yang sifat kita, di waktu luang atau
kosong kita tidak gunakan untuk membaca bahkan kita lakukan untuk bermain.
3. Kebosanan
Pada saat kita membaca cepat bosan waktu bermain, tapi manfaat dari membaca
itu sangat banyak.
Tetapi bahkan kemudian, itu bukan masalah yang sangat besar. Karena selama
ada niat yang kuat dalam diri kita, kendala apapun tidak penghalang. Oleh karena
itu dibutuhkan niat yang kuat untuk membaca. Apa lagi untuk membaca adalah
kunci keberhasilan.
Itu semua pidato saya, saya berharap bahwa pidato saya akan berguna dalam
kehidupan kita di dunia ini dan di sini setelah.
Yang terakhir saya katakan
Asslamualaikum wr. wb.
The honorable...
Before I begin to give a speech, I would like to invite you to thank to Allah the
Almighty, Who has given us Mercy and Blessing, so we can meet together in this
blessing place. And also I don't forget to deliver sholawat and salam to our
prophet Muhammad SAW, Who has brought us from the darkness to the
brightness, so we are always in the right way.
Ladies and gentlemen
It be a great honour for me, to stand right here in front of you all to give a speech
about education under the title "What happen with our education?" in this
National Education Day or HARDIKNAS.
To begin this speech, I would ask you two things about our education. What
happen with our education? Is our education well enough or bad enough if we
compere with other country?
If you have ever heard about the news last year about our international education
rank, you would be surprised. As quoted form Education for All (EFA) Global
Monitoring Report 2011 which is published by UNESCO and launched in New York
on Sunday, 1/3/2011, our international education rank is at 69th place from 129
surveyed countries all over the world. This rank is lower than in 2010.
It opens a question that runs in my head, what happen with our education?
Indonesia is a great country with many talented young generations. It was
undoubted again that there are so many Indonesian students who win the
international education Olympiads such as mathematics, chemical, physics and
other. But why our international education rank is still low. So what happen with
our education?
Our government had made some policies which relate to the improvement of our
educational standard by improving the national examination (UN) standard which
rise year by year. Our government also made an effort to improve our educational
standard by improving the teachers' quality with a programme which well known
as "Sertifikasi". But why our education rank never change. So what happen with
our with education?
Ladies and gentlemen
So what happen with our education?
But sooner I realize one thing. Our education rank actually depends on one thing,
only one thing. Our education rank depends on us. Good or bad the education of
the countries depend on their students. If we want to change our bad educational
paradigm, lets begin with change our perspective with the terms of education
itself by keep trying, keep studying, keep innovating, keep inventing for sake of
our education.
Not much that I can say to day, just a few of words above that I can deliver to you
at this moment, thank a lot for your attention and I also ask forgiveness for my
mistakes, and the last I say:
Wasalamualaikum wr. wb.

Asslamualaikum wr. wb.


Yang terhormat ...
Sebelum saya mulai memberikan pidato, saya ingin mengundang Anda untuk
berterima kasih kepada Allah SWT, yang telah memberi kita Rahmat dan Berkat,
sehingga kita dapat bertemu bersama di tempat berkah ini. Dan saya juga tidak
lupa untuk memberikan sholawat dan salam kepada nabi kita Muhammad SAW,
yang telah membawa kita dari kegelapan menuju kecerahan, jadi kita selalu
berada di jalan yang benar.
Wanita dan pria
Merupakan kehormatan besar bagi saya, untuk berdiri tepat di sini di depan Anda
semua untuk memberikan pidato tentang pendidikan dengan judul "Apa yang
terjadi dengan pendidikan kita?" dalam Hari Pendidikan Nasional atau
HARDIKNAS ini.
Untuk memulai pidato ini, saya akan bertanya dua hal tentang pendidikan kita.
Apa yang terjadi dengan pendidikan kita? Apakah pendidikan kita cukup baik atau
cukup buruk jika kita setuju dengan negara lain?
Jika Anda pernah mendengar tentang berita tahun lalu tentang peringkat
pendidikan internasional kami, Anda akan terkejut. Seperti dikutip dari Laporan
Pemantauan Global Education for All (EFA) 2011 yang diterbitkan oleh UNESCO
dan diluncurkan di New York pada hari Minggu, 1/3/2011, peringkat pendidikan
internasional kami berada di peringkat 69 dari 129 negara yang disurvei di seluruh
dunia. Peringkat ini lebih rendah dari tahun 2010.
Ini membuka pertanyaan yang ada di kepala saya, apa yang terjadi dengan
pendidikan kita? Indonesia adalah negara yang hebat dengan banyak generasi
muda berbakat. Tidak diragukan lagi bahwa ada begitu banyak siswa Indonesia
yang memenangkan Olimpiade pendidikan internasional seperti matematika,
kimia, fisika dan lainnya. Tetapi mengapa peringkat pendidikan internasional kita
masih rendah. Jadi apa yang terjadi dengan pendidikan kita?
Pemerintah kami telah membuat beberapa kebijakan yang berkaitan dengan
peningkatan standar pendidikan kami dengan meningkatkan standar ujian
nasional (UN) yang meningkat dari tahun ke tahun. Pemerintah kami juga
melakukan upaya untuk meningkatkan standar pendidikan kami dengan
meningkatkan kualitas guru dengan program yang dikenal sebagai "Sertifikasi".
Tapi mengapa peringkat pendidikan kita tidak pernah berubah. Jadi apa yang
terjadi dengan pendidikan kita?
Wanita dan pria
Jadi apa yang terjadi dengan pendidikan kita?
Tetapi lebih cepat saya menyadari satu hal. Peringkat pendidikan kita sebenarnya
tergantung pada satu hal, hanya satu hal. Peringkat pendidikan kita tergantung
pada kita. Baik atau buruk, pendidikan negara tergantung pada siswanya. Jika kita
ingin mengubah paradigma pendidikan kita yang buruk, mari kita mulai dengan
mengubah perspektif kita dengan ketentuan pendidikan itu sendiri dengan terus
berusaha, terus belajar, terus berinovasi, terus menciptakan demi pendidikan
kita.
Tidak banyak yang bisa saya sampaikan hari ini, hanya beberapa kata di atas yang
dapat saya sampaikan kepada Anda saat ini, terima kasih banyak atas perhatian
Anda dan saya juga minta maaf atas kesalahan saya, dan terakhir saya katakan:

Love for Cultures Love for Motherland

Assalamu’alaikum wr.wb
First of all, let’s say our praise and gratitude to Allah Swt due to all of
His rahmat, taufiq, and hidayah upon all of us. shalawat and salam may
ever lastingly be upon our Great Prophet Muhammad Saw who had
guided and led us from dark into shining bright path.
To the honorable ladies and gentlemen and all the audience,
We all know that some time ago that our and all of the Indonesian
people’s moods were not in good condition because of the cultures we
have. It’s because of the heritages of our ancestors belonged to us were
unashamedly claimed as Malaysian’s.
It is just an obvious snatching since the fact is that the world has known
that those cultures they claimed were ours, Indonesian’s.
To recall this incident, let us evaluate ourselves whether we have
already loved our cultures. Today there are lots of Indonesian child
cren and youngsters who know the best the names of foreign singers
and celebrities. This is one of many globalization effects that have
spread to the entire nation. R & amp music; B, Rock, House music are
known better by our youngsters than traditional dances that are
supposed to be perpetuated and developed. So, who is wrong?
Why did our cultures become marginalized by foreign cultures? In the
educational point of view, it is surely related strongly. The most ironical
thing from our nation’s behavior towards our own arts and cultures is
the tendency of putting them into the lowest concern from “early on”.
To the honorable ladies and gentlemen and all the audience,
There are activities outside of academics which are known best as
extracurricular activities. What really saddens me is regarding why the
total of extracurricular choices related to art and culture of Indonesia
are highly a few even no choices at all. Most of extracurricular activities
are related to modern arts from foreign countries, such as modern
dances like disco, samba, salsa, anisa, and many others. There are no
choices of extracurricular activity (in West Java) like gamelan, jaipong
dance, and other kinds of art and culture especially from West Java
(Sunda).
This really is pitiful and endangers our generation in the future time.
The Department of Education of West Java is supposed to make some
kind of deal with the Department of Tourism and Culture in keeping the
values of art and culture from West Java. It could be a must of every
school in West Java to have some extracurricular activities related to art
and cultures from West Java. Don’t make the arts and cultures of West
Java “meet the extinction” because of the “contribution” in educational
fields that don’t “educate” the children to love for their own art and
cultures. For me, the most serious issue is because this “habit” has
been going on for years even tens of years. Don’t be regretful due to
our arts and culture that were finally “acquisitioned” by other nations.
This could be happening, why not?
Where do we have to start?
Of course we should start from our own selves. If it’s not us who love
our own cultures then who else would? We must feel proud in showing
our self-esteems through our cultures. Start from our selves, our
families, and our surroundings.
Introduce our cultures to our little children. Our cultures are our
nation’s self-esteem, our self-esteem as people of nation.
I wish my words can open up our eyes and rise our spirits on to begin
loving own cultures. I am proud of my ancestors’ heritages. I love my
mother land’s heritages. I love Indonesia. Please forgive me for any
mistake on my words.
Wassalamu’alaikum.

Terjemahan Contoh Pidato Bhs Inggris Singkat tentang Budaya


Cinta Budaya Cinta Ibu Pertiwi

Assalamu Alaikum wr.Wb


Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan segala rohmat, taufiq, dan hidayahnya kepada
kita sekalian.
Solawat serta salam mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada
junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang.
Bapak-bapak, Ibu-ibu dan para hadirin semua yang saya hormati.
Kita semua tahu beberapa waktu kebelakang suasana hati kita dan
seluruh masyarakat Indonesia merasa sakit karena budaya yang kita
miliki, warisan leluhur yang kita punyai ternyata dengan tanpa rasa
malu di klaim sebagai milik Malaysia.
Ini merupakan salah satu cara pencaplokan yang terang-terangan
padahal seluruh
dunia tahu bahwa budaya yang mereka klaim adalah milik kita, milik
bangsa Indonesia.
Mengingat kejadian ini, marilah kita evaluasi diri apakah kita sudah
benar-benar mencintai budaya kita. Saat ini banyak anak dan remaja
Indonesia yang lebih hapal nama-nama penyanyi dan selebriti asing. Ini
salah satu dampak globalisasi yang menyebar ke semua penjuru negeri.
Musik R & B, rock, house music lebih dikenal ABG kita ketimbang tarian
daerah, yang seharusnya dilestarikan dan dikembangkan. Siapa yang
salah?
Kenapa seni-budaya kita menjadi termarginalkan oleh budaya asing.
Dari sudut pandang pendidikan tentu saja seni-budaya ini terkait erat.
Dan yang paling ironis dari sikap bangsa kita terhadap seni-budaya
sendiri adalah adanya kecendrungan
menganak-tirikan seni budaya sendiri sejak ‘dini’.
Bapak-bapak, Ibu-ibu dan para hadirin semua yang saya hormati.
Kegiatan luar sekolah (ekstrakurikuler) yang populer disebut ekskul.
Yang sangat menyedihkan bagi saya adalah kenapa minimnya bahkan
tidak ada pilihan ekskul tentang seni-budaya Indonesia. Tapi
kebanyakan jenis ekskul terkait dengan seni modern dari negara luar.
Seperti tari modern bernuansa disko, samba, salsa, anisa, dan lainnya.
Tidak ada pilihan (kalau di Jawa Barat) ekskul gamelan, tari jaipong, dan
jenis seni budaya khas Jawa Barat (Sunda) lainnya.
Ini sangat menyedihkan dan membahayakan generasi kita pada masa
mendatang. Seharusnya pihak Dinas Pendidikan Jawa Barat membuat
semacam kesepakatan bersama dengan Dinas Pariwisata dan Budaya
dalam menjaga nilai-nilai seni dan budaya Jawa Barat. Bentuknya
berupa keharusan semua sekolah di Jawa Barat mengadakan ekskul
bernuansa seni-budaya Jawa Barat. Jangan sampai seni-budaya Jawa
Barat ‘punah’ gara-gara ‘kontribusi’ bidang pendidikan yang justru tidak
‘mendidik’ anak-anaknya agar mencintai seni-budaya nya sendiri. Bagi
saya ini permasalahan yang amat serius karena jika ‘kebiasaan’ ini
berlangsung tahunan bahkan puluhan tahun jangan kemudian kita
menyesal karena seni-budaya kita sendiri akhirnya ‘diakuisisi’ oleh
bangsa lain. Ini bis aterjadi, kenapa tidak?
Dari mana harus memulai?
Tentu kita harus memulai dari diri kita sendiri. Siapa lagi kalau bukan
kita yang mencintai kebudayaan kita sendiri. Kita harus bangga
menunjukkan jati diri kita melalui budaya kita. Mulailah dari diri kita,
keluarga kita, lingkungan kita.
Kenalkan budaya kita kepada anak-anak kita yang masih kecil. Budaya
kita adalah harga diri bangsa, harga diri kita sebagai warganya.
Semoga uraian ini dapat menyadarkan kita semua dan bangkit
semangat untuk mulai mencintai kebudayaan kita sendiri. Aku bangga
budaya leluhurku. Aku suka warisan ibu pertiwiku. Aku cinta Indonesia.
Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan.
Wassalamu alaikum wr. wb.

Pentingnya Pendidikan (The Importance of Education)


The honorable, my teacher, and my beloved friends, good morning.
First of all, thank you for having me here in this fine and joyfull
morning. I hope we are all in the good health. Today I would convey in
the importance of education in my short speech. On many occasions we
hear the term education, but what is education? How importance is
education to our country and ourselves as students?
Well, to answer the first question, education refers to a process by
which a person develops their skills, attitudes and values. Many times
we associate this term with the school, however we must also take into
account that education is not exclusive to this institution, but also it is
up to the family and even to the friendships with whom we live
together day by day, that is why we can say that “men can get to
improve each other.” There is a phrase that I like very much and I find it
very true. If the people of a country care about the education, it shows
that they love their nation. It is said that in order for a country to
prosper it needs education, but why?
The honorable audiences, we study not to go to the graduation
ceremony and hang our picture on the wall of our house, much less to
show off to our friends. we study to practice and to acquire knowledge,
and those two then will prepare us to the real life situation. Education
brings us too many benefits, such as confidence in ourselves, freedom
to decide, conscience as a whole, help us to improve ourselves, to feel
fulfilled, to feel that we are something in life and that we have an end
for which to live. But this is not the only satisfaction that education
gives us, but with it we achieve a better quality of life; When we want
to buy a dress, shoes, food, or anything else, we need a work, which
currently is not so easy to find and less if we don’t have an adequate
education.
It is said that the future of our country is in the hands of the children
and as the children in this country, we must try hard to achieve that.
That is why today I invite all the audiences here to reflect on the
importance of education. We have to take advantage of this chance to
be able to go to school to study. We must appreciate the effort that our
parents make to send us to school, and think that there are many
children who would like to study but for some reason they can not do
it.
Finally, ask ourselves: without effort and education, how do we want to
improve ourselves? How do we want to live better? In short, how do
we want a better country?. Therefore, education is an important part of
our life as well as an essential part to develop a better future for the
country. So this is the end of my speech today. I hope some of the
points that I have conveyed today make us more appreciate of our
chance to be able to have the education at school and make us study
more dilligently for both our country’s and our own future. I thank you
for the attention. Good day.
Indonesian
Yang terhormat, guru saya, dan teman-teman yang saya sayangi,
selamat pagi. Pertama-tama, terimakasih telah bersama saya di sini
pagi yang menyenangkan ini. Saya harap kita semua dalam keadaan
sehat. Hari ini saya akan menyampaikan pentingnya pendidikan dalam
pidato singkat saya. Pada banyak kesempatan kita mendengar istilah
pendidikan, tapi apa itu pendidikan? Seberapa penting pendidikan bagi
negara kita dan diri kita sendiri sebagai siswa?
Nah, untuk menjawab pertanyaan pertama, pendidikan mengacu pada
proses dimana seseorang mengembangkan keterampilan, sikap dan
nilai mereka. Seringkali kita menghubungkan istilah ini dengan sekolah,
namun kita juga harus tahu bahwa pendidikan tidak hanya
berhubungan dengan institusi ini, tetapi juga didapati di keluarga dan
bahkan dalam persahabatan atau dengan orang yang kita temui dari
hari ke hari. Itulah mengapa pepatah mengatakan bahwa “manusia bisa
saling mengajari.” Itu ungkapan yang sangat saya sukai dan saya merasa
itu sangat benar. Jika orang-orang peduli terhadap pendidikan mereka,
hal itu menunjukkan bahwa mereka mencintai bangsanya. Dikatakan
bahwa agar suatu negara dapat makmur dibutuhkan pendidikan, tapi
kenapa?

Hadirin yang terhormat, kita belajar di sekolah tidak hanya untuk pergi
ke upacara wisuda dan menggantungkan gambar wisuda kita di dinding
rumah kita, apalagi untuk menyombingkan diri kepada teman-teman
kita. Kita belajar untuk berlatih dan memperoleh pengetahuan, dan
kedua hal itu kemudian dapat mempersiapkan kita dalam menghadapi
situasi di kehidupan nyata. Pendidikan memberikan kita banyak
manfaat, seperti meningkatkan kepercayaan pada diri, memberi
kebebasan untuk memilih dan memutuskan, memiliki hati nurani yang
utuh, membantu kita memperbaiki diri, merasa punya arti, merasa
bahwa kita berbuat sesuatu dalam kehidupan dan bahwa kita memiliki
tujuan untuk hidup. Tapi dari semua itu pun, masih banyak manfaat
yang diberikan pendidikan kepada kita, manfaat lainnya adalah kita
dapat mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik; Bila kita ingin
membeli baju, sepatu, makanan, atau apapun, kita membutuhkan
sebuah pekerjaan, dimana pekerjaan sekarang ini sulit dicari jika kita
tidak memiliki pendidikan yang memadai.

Teman-teman saya, masa depan negara kita ada di tangan anak-anak


bangsa, dan sebagai anak-anak bangsa di negeri ini, kita harus berusaha
keras untuk mencapai masa depan itu. Itulah sebabnya hari ini saya
mengajak semua hadirin disini untuk merenungkan pentingnya
pendidikan. Kita harus memanfaatkan kesempatan bisa pergi ke
sekolah untuk belajar. Kita juga harus menghargai usaha yang dilakukan
orang tua kita untuk menyekolahkan kita, karena ada banyak anak yang
ingin sekolah tapi karena suatu hal mereka tidak dapat melakukannya.

Terakhir, tanyakan pada diri sendiri: tanpa usaha dan pendidikan,


bagaimana kita ingin memperbaiki diri? Bagaimana kita ingin hidup
lebih baik? bagaimana kita menginginkan negara yang lebih baik?. Oleh
karena itu, pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan kita
sekaligus merupakan bagian penting untuk mengembangkan masa
depan yang lebih baik bagi negara. Maka inilah akhir dari pidato saya
hari ini. Saya harap beberapa poin yang telah saya sampaikan hari ini
membuat kita lebih menghargai kesempatan kita untuk dapat memiliki
pendidikan di sekolah dan membuat kita belajar lebih giat untuk masa
depan negara kita dan masa depan kita sendiri. Terima kasih atas
perhatiannya. Selamat pagi.

You might also like