Professional Documents
Culture Documents
Biji adas (Foeniculum vulgare Mill) sebagai tanam- Tahap 2: aktivitas antiradikal dengan DPPH pada
an rempah-rempah telah banyak digunakan oleh masya- variasi konsentrasi ekstrak adas dari beberapa jenis
rakat Indonesia sebagai penyedap masakan. Kandungan pelarut:
minyak atsiri seperti limonina yang mengharumkan, • Konsentrasi ekstrak adas dengan pelarut etanol: 100,
sedangkan kandungan flavonoida-nya berkhasiat me- 250, 500, 750 dan 1000 µg/ml
nyembuhkan radang. Minyak atsiri juga bisa membu- • Konsentrasi ekstrak adas dengan pelarut etil asetat:
nuh mikroba. Buahnya mengandung minyak volatile 100, 250, 500, 750 dan 1000 µg/ml.
(anetol, pinen, felandren, dipenten, fenchon, metil- Data masing-masing perlakuan yang diperoleh dica-
chavikol, anisaldehida, asam anisat, kamfen) dan tat dan dilakukan plot data dalam grafik.
minyak lemak. Kandungan adas hitam juga membantu Validitas data untuk mengetahui besarnya pengaruh
mengeluarkan angin, dan mendorong pengeluaran air perlakuan terhadap hasil percobaan digunakan analisis
seni, batuk pada anak-anak, sakit perut pada anak, regresi yang sesuai (nilai R2 tertinggi) pada plot data
diare, mual, kembung dan ambeien (Anon., 2000). Oleh dalam grafik.
karena itu sangat menarik pengkajian kemampuan
menangkap radikal bebas, jenis dan konsentrasi pelarut Pelaksanaan Percobaan
untuk memperoleh senyawa fenolik tinggi dan aktivitas Ekstraksi komponen fenolik biji adas (Foeniculum
antioksidan dari tanaman biji adas. vulgare Mill) (Modifikasi Metode Julkunen-Tiito,
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis 1985)
pelarut dan konsentrasi pelarut yang tepat untuk mem- Biji adas dihancurkan. Bubuk adas diambil 50 g di-
peroleh rendemen senyawa fenolik biji adas dan akti- tambah 150 ml pelarut etanol dan etil asetat dengan
vitas antioksidan yang tinggi, mengidentifikasi potensi konsentrasi 0, 15, 30, 45, 60, 75 dan 90%, kemudian
antioksidan dan antiradikal bebas biji adas (Foeniculum diaduk dengan magnetik stirrer selama 1 jam pada suhu
vulgare Mill), menentukan konsentrasi ekstrak biji adas kamar. Selanjutnya disaring dengan kertas whatman no.
yang optimum untuk memperoleh aktivitas antiradikal 42, sehingga diperoleh filtrate 1. Ampas yang diperoleh
maksimum. dilakukan ekstraksi ulang, sehingga diperoleh filtrate 2.
Filtrat 1 dan filtat 2 dicampur kemudian dipekatkan
METODE PENELITIAN dengan rotary evaporator. Ekstrak tersebut diuji total
fenol dan aktivitas antioksidan dengan metode TBA.
Bahan Baku dan Bahan Kimia Masing-masing ektraksi pada variasi jenis pelarut pada
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsentrasi pelarut yang mempunyai aktivitas tertinggi
Biji adas (Foeniculum vulgare Mill) yang diperoleh digunakan untuk membuat seri konsentrasi untuk
dari pasar lokal tradisional di Bali. Bahan kimia yang digunakan uji aktivitas antiradikal. Selanjutnya dilaku-
digunakan adalah etanol, etil asetat, Folin ciocalteu kan uji komparatif aktivitas antioksidan antara ekstrak
phenol, (+)-asam gallat, sodium karbonat dibeli dari adas dan BHT. Diagram alir ekstraksi komponen
Merc, BHT dari Brathaco Chemical, radikal DPPH antioksidan bubuk adas pembuatan pada Gambar 1.
(2,2-dhiphenil-1-picryldhydrazyl radical) dibeli dari
Sigma, tiobarbituric acid dari Merc. Alat yang diguna-
kan meliputi Spektrofotometer, vacum
rotary evaporator, vortek, stirrer, 0,25
0,20
0,15
Perlakuan dan Analisis statistik H-4
Penelitian ini terdiri dari 2 (dua) tahap: 0,10 H-8
90%
• Etil asetat: 0, 15, 30, 60, 75 dan Gambar 3. Antioksidan ekstrak bubuk adas menggunakan pelarut
90% etanol dengan metode TBA.
Hasil aktivitas antioksidan tertinggi
dari masing-masing variasi jenis dan
konsentrasi pelarut ektraksi digunakan untuk pengujian Penentuan Total Fenol Ekstrak Adas (Metode
tahap 2. Julkunen-Tiito, 1985)
Analisa menggunakan pereaksi folin-ciocalteu
phenol. Sampel 50-100 µl dilarutkan dalam etanol
sampai dicapai volume 2 ml di dalam labu ukur 10 ml. hasilkan sangat tergantung pada gugus hidroksi dan
Pereaksi folin-ciocalteu phenol sebanyak 1 ml ditam- kedudukan gugus tersebut dalam struktur molekul.
bahkan, kemudian labu ukur digoyang-goyang perla- Warna biru yang dihasilkan tidak hanya ditentukan oleh
han. Sodium karbonat 20% sebanyak 5 ml ditambahkan jumlah senyawa fenolik yang ada, tetapi juga oleh
dan digoyang. Setelah 20 menit larutan diukur dengan variasi struktur dan agen-agen pereduksi non fenolik
spektrofotometer pada panjang gelombang 750 nm. (Julkunen-Tiito, 1985). Ekstraksi senyawa fenol yang
Penentuan kadar total fenol digunakan (+)-asam gallat terkandung dalam simplesia jahe menggunakan pelarut
sebagai standar. etil asetat dan etanol bertujuan untuk memperoleh
senyawa fenolik yang larut dalam pelarut non polar.
Penentuan Kemampuan Menangkap Radikal Bebas Hasil ekstraksi yang diperoleh merupakan hasil relatif
DPPH Komponen Senyawa Fenolik dari Eksrak senyawa fenol.
Adas (Yun, 2001) Gambar 1 menunjukkan bahwa semakin tinggi kon-
Larutan etanol yang mengandung ekstrak adas di- sentrasi pelarut (etil asetat dan etanol) konsentrasi total
campur dengan pelarut etanol dan 2 ml larutan etanol fenol cenderung meningkat. Hal ini kemungkinan
dari radikal DPPH (1 mM DPPH dalam 0.250 ml) di- disebabkan kelarutan fenol yang terkandung di biji adas
tambahkan, sehingga diperoleh larutan 6 ml dengan cenderung larut dalam tingkat kepolaran yang rendah.
konsentrasi fenol masing-masing sebanyak 0, 50, 100, Jenis pelarut yang mempunyai tingkat kepolaran yang
125, 150, 175, 200, 225, 250 ppm. Campuran divortex berbeda yaitu etil asetat lebih rendah dibandingkang
selama 15 detik kemudian dibiarkan diudara terbuka etanol, prosentase total fenol yang diperoleh menggu-
selama 30 menit. Absorbansi larutan diukur dengan nakan etil asetat lebih besar dibandingkan dengan pe-
metode spektofotometri pada panjang gelombang 517 larut etanol pada semua variasi konsentrasi pelarut.
nm dengan etanol sebagai blanko. Selanjutnya dilaku-
kan uji komparatif kapasitas penangkapan radikal bebas 140
Total Fenol (%) equvalent
0,20
persamaan ekponensial hari ke-4 dan ke-8.
0,15 H-4
Determinasi etil asetat pada hari ke-4
H-8 adalah 96.49% dan hari ke-8 adalah
0,10
92.27%. Hal ini menunjukkan bahwa 96.49
0,05 % dan 92.27% dipengaruhi oleh faktor
0,00
konsentrasi larutan etil asetat, dan sisanya
0 15 30 45 60 75 90 Kontrol BHT adanya faktor-faktor luar yaitu 3.51% dan
Konsentrasi (%) 7.73% masing-masing pada hari ke-4 dan
ke-8. Determinasi etanol pada hari ke-4
adalah 96.99% dan hari ke-8 adalah
Gambar 2. Antioksidan ekstrak bubuk adas menggunakan pelarut 97.13%. Hal ini menunjukkan bahwa 96.49
etanol dengan metode TBA. % dan 92.27% dipengaruhi oleh faktor
konsentrasi larutan etanol, dan sisanya
dingkan etanol pada pengujian TBA pada semua varisi adanya faktor-faktor luar yaitu 3.01% dan 3.87%
konsentrasi (Gambar 4 dan Gambar 5). Hal ini ke- masing-masing pada hari ke-4 dan ke-8.
mungkinan disebabkan senyawa aktif antioksidan biji Persamaan regresi eksponensial etil asetat pada hari
adas larut dalam kepolaran rendah, sehingga pelarut etil ke-4 dan ke-8 mempunyai pangkat ekponensial lebih
asetat lebih banyak mengektrak senyawa aktif di- rendah dibandingkan dengan persamaan regresi ekpo-
bandingkan etanol. Semakin tinggi senyawa aktif anti- nensial etanol. Hal ini mengindikasikan bahwa aktivitas
oksidan yang terekstrak menyebabkan aktivitas anti- antioksidan menggunakan pelarut etil asetat lebih tinggi
oksidan semakin tinggi. dibandingkan pelarut etanol.
0,07
0,06
Absorbansi (532 nm )
0,05 y = 0,0602e-0,0121x
0,04 R2 = 0,9699
Etanol
0,03 Etil Asetat
0,02
y = 0,0531e-0,0201x
0,01
R2 = 0,9649
0,00
0 20 40 60 80 100
Konsentrasi (%)
Gambar 4. Antioksidan ekstrak bubuk adas pada hari ke-4 (uji TBA).
0,16
y = 0,147e-0,0099x
0,14
R2 = 0,9713
Ab so rban si (532 nm )
0,12
0,10
Etanol
0,08
Etil Asetat
0,06
0,04 y = 0,1222e-0,0133x
0,02 R2 = 0,9227
0,00
0 20 40 60 80 100
Konsentrasi (%)
Gambar 5. Antioksidan ekstrak bubuk adas pada hari ke-8 (uji TBA).
Antiradikal Ekstrak Bubuk Adas pada Beberapa kal stabil yang berenergi rendah, struktur radikal baru
Konsentrasi ini menjadi stabil karena terjadinya resonansi pada
Penentuan kemampuan penangkap radikal bebas cincin bensennya (radikal ariloksil).
oleh senyawa femol didasarkan pada persentase Hasil aktivitas antioksidan dengan pengujian TBA
penghambatan antioksidan terhadap kontrol yang menunjukkan bahwa penggunaan pelarut etanol dan etil
berisi 2 ml radikal DPPH 1 mM dalam etanol secara asetat pada konsentrasi masing-masing 90% memiliki
spektofotometri pada panjang gelombang 517 nm. aktivitas antioksidan yang tertinggi. Pengujian selanjut-
Menurut Reische et al. (2002), aktivitas penangkap nya digunakan konsentrasi 90% untuk pengujian anti-
radikal bebas dapat terjadi karena disebabkan oleh radikal menggunakan DPPH pada beberapa konsen-
senyawa fenol mempunyai kemampuan mendonorkan trasi.
elektron atau hidrogen sehingga menghasilkan radi
6 y = -3E-06x 2 + 0,0051x + 3,4187
DPPH (%) eq. Asam Galat
R2 = 0,9489
5,5
5 Etanol
Etil Asetat
4,5
3
0 200 400 600 800 1000 1200
Konsentrasi (ppm)
Safitriani, R.R.2005. Potensi Temulawak (Curcuma Widyawati, P.S. 2005. Potensi Daun Kemangi
xanthorriza) Sebagai Antioksidan. [Tesis]. Univer- (Ocimum bassilicum Linn) sebagai penangkap
sitas Gadjah Mada, Yogyakarta. radikal bebas DPPH (2,2-Diphenil-1-phycrylhidrazil
Santosa, U., Sukardi dan S. Anggrahani. 2000. Penga- radical). Agritech. 25(1): 137-142.
ruh Pemanasan Terhadap Daya Tangkap Radikal Yanagimato, K., H. Ochi, K.G. Lee dan T. Shibamoto.
Ekstrak Beberapa Macam Rimpang. Seminar Nasio- 2003. Antioxidative activity of extraxts from green
nal Industri Pangan. tea, Oolong tea, and black tea. J. Agric. Food Chem.
Suryanto, E., S. Raharjo, H. Sastrohamidjojo dan 51: 7396-7401.
Tranggono. 2005. Aktivitas antioksidan dan stabili- Yun, L. 2001. Free radical scavenging properties of
tas ekstrak andaliman (zanthoxylum acanthopodium conjugated linoic acids. J. Agric. Food Chem. 49:
DC). Agritech 25(2): 137-142. 3452-3456.