You are on page 1of 11

PENGEMBANGAN INSTRUMEN NON TES PENILAIAN DIRI SENDIRI (SELF

ASESSMENT) PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN BAHASA JEPANG


KELAS XI SMA NEGERI SE-KABUPATEN MOJOKERTO

Abstract

According to Law on the National Education System (20/2003), article 3 chapter II explains
related to the functions and objectives of national education, we can understand that education
does not only form intelligent people but has a personality (character) so that a generation of
nations will grow and develop with a character that breathes the noble values of the nation and
religion. To find out the development of the personality (character) of students, an assessment
instrument is needed as a tool to facilitate educators in assessing students. This research was
conducted to know the efficiency of using non-test self-assessment instruments in determining the
learning outcomes of Japanese language subjects in class XI SMA Negeri in Mojokerto Regency.
The research method used in this study is the descriptive qualitative method, while the data
collection techniques used are of three kinds, namely observation, interviews, and documentation.
A total of 50 students of class XI SMA Negeri in the Mojokerto district actively participated in this
study. From the results of data analysis that has been obtained through data reduction, it can be
concluded that the interest shown by students in participating in learning is directly proportional
to student learning outcomes. The higher students’ interest in participating in Japanese language
lessons, the higher the learning outcomes obtained by the students.

Keywords: Students, Non-Test Self-Assessment Instruments.

PENDAHULUAN penilaian menjelaskan prinsip edukatif dari


Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 penilaian ialah penilaian yang mampu memotivasi
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 Bab II mahapeserta didik agar mampu memperbaiki
menjelaskan terkait fungsi dan tujuan pendidikan perencanaan dan cara belajar serta meraih capaian
nasional yang dapat kita maknai bahwa pendidikan pembelajaran lulusan. Dalam poin tersebut terdapat
tidak hanya membentuk insan yang cerdas semata kata mahapeserta didik namun isi dari poin tersebut
tetapi berkepribadian (berkarakter) sehingga akan dapat juga digunakan kepada peserta didik pada
melahirkan generasi bangsa yang tumbuh dan jenjang yang lainnya. Melalui pernyataan tersebut
berkembang dengan karakter yang bernafaskan dapat diketahui ada beberapa manfaat dari penilaian
nilai-nilai luhur bangsa dan agama. diri sendiri (self assesment) diantaranya yakni
Untuk mengetahui perkembangan dari adanya rangsangan yang bagus dari peserta didik
kepribadian (karakter) peserta didik dibutuhkan untuk pendidik. Di samping itu, pendidik juga
instrumen penilaian sebagai alat untuk mampu memantau sejauh mana perkembangan yang
mempermudah pendidik dalam melakukan penilaian telah dialami oleh peserta didik serta mengetahui
terhadap peserta didik. Instrumen penelitian adalah letak kelemahan peserta didik dalam pembelajaran
alat untuk membantu dalam penelitian. Instrumen bahasa Jepang.
yang digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu Penelitian ini diperkuat dengan penelitian
seorang peneliti tersebut. Disamping dengan sebelumnya yang dilakukan oleh Nurul Lailatul
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Badriyah, A.G.Thamrin, Aryanti Nurhidayati
Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 Bab II tentang dengan judul Analisis Instrumen Penilaian Hasil
pembentukan karakter peserta didik, kegiatan di di Belajar Mata Pelajaran Gambar Teknik Peserta
sekolah juga berpacu pada kurikulum 2013 tentang Didik Kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan
kompetensi dasar poin ke-2. Program Keahlian Bangun yang berlokasi di SMK
Instrumen non tes biasanya diisi oleh Negeri 2 Surakarta dan SMK Ganesha Tama
pendidik melalui pengamatan yang dilakukan secara Boyolali. Letak persamaan penelitian ini dengan
berkala. Namun hal ini juga bisa dilakukan oleh penelitian sebelumnya yakni terletas pada teknik
peserta didik selaku objek yang. Penilaian ini pengumpulan data dengan menggunakan angket,
dikenal dengan penilaian diri sendiri (self observasi dan dokumentasi serta teknik pengambilan
asesment). Permendikbud 3 tahun 2020 tentang sample dengan menggunakan metode
nonprobability sampling dengan jenis purposive Teknik pengumpulan yang digunakan dalam
sampling. Perbedaan antara penelitian ini dan penelitian ini yaitu teknik analisis deskriptif
penelitian sebelumnya terletak pada tema dan subjek kualitatif yang diperoleh dari respon serta komentar
penelitian yang diambil. para ahli materi, respon peserta didik, serta respon
Penelitian yang dilakukan oleh Nur Lestari, dari guru.
Gito Hadiprayitno, Muhlis, M. Yamin, M. Liwa Pernyataan diatas diperkuat oleh pendapat
Ilhamdi dengan judul Pelatihan Teknik-Teknik Sugiyono (2016: 228) bahwasannya penelitian
Analisis Instrumen Penilaian Ranah SMPN 21 kualitatif ialah proses eksplorasi dan memahami
Mataram memiliki persamaan cara menganalisis makna prilaku individu dan kelompok.Serta
dan teknik yang digunakan saat menganalisis pendapat dari Sukmadinata dalam ise (2017: 170)
instrumen penilian. Objek yang diteliti pada yakni metode deskriptif digunakan untuk
penelitian sebelumnya menggunakan objek SMP, mendeskripsikan atau menggambarkan suatu
sementara itu penelitian ini menggunakan objek keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya.
SMA. Aspek tersebut menjadi pembeda penelitian Untuk mempermudah perhitungan hasil dari
ini dengan penelitian sebelumnya. penelitian kualitatif dapat digunakan rumus sebagai
Hasil data yang diperolah dari penelitian berikut;
diperkuat oleh penelitian Gusti Ayu Mahayukti dkk
yang memiliki kesamaan tujuan dengan penelitian N
ini yakni menganalisis kepercayaan diri yang n= N.d2+1
dimiliki oleh peserta didik pada mata pelajaran n = jumlah sample
tertentu melalui instrumen yang telah ditentukan N= jumlah populasi
oleh peneliti. Perbedaan kedua penelitian ini terletak d= presisi yang ditetapkan
pada subjek penelitian serta metode yang digunakan (batas ketelitian yang
dalam mengambil respon para responden serta cara diinginkan)
menganalisis hasil akhir dari penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan
Pada kurikulum 2013 kompetensi sikap dalam penelitian ini ada tiga macam yakni;
dibagi menjadi dua yakni sikap spiritual dan sikap 1. Observasi
sosial, penelitian ini berfokus pada penelitian sikap Observasi ialah pengamatan yang dilakukan
sosial yang dimiliki oleh peserta didik. Penelitian seseorang guna memahami fenomena pada
penilaian diri sendiri (self asesment) ini dilakukan suatu tempat, penelitian ini observasi
Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 50 dilakukan untuk menyusun instrumen non tes
peserta didik dari SMA Negeri Se-Kabupaten penilaian diri sendiri (self asesment) yang akan
Mojokerto sebagai objek dan guru pamong bahasa disebarkan pada beberapa peserta didik yang
Jepang sebagai validator instrumen yang telah bersekolah di SMA Negeri Se-Kabupaten
dibuat oleh peneliti. Sebelum memulai penelitian Mojokerto.
peserta didik akan diberikan arahan agar memahami 2. Teknik Wawancara
petunjuk dalam pengisian instrumen penilaian diri Wawancara dilakukan untuk memperoleh
sendiri (self asesment), hal ini dilakukan untuk informasi mengenai peserta didik melalui guru
meminimalisir kesalahan dalam pengisian instrumen pamong mata pelajaran bahasa Jepang yang
penilaian. bersangkutan.
Melalui penjabaran di atas rumusan masalah 3. Teknik Dokumentasi
dalam artikel ini yaitu bagaimanakah hasil korelasi Dokumentasi yang peneliti ambil yaitu buku-
antara minat, perilaku dan hasil belajar peserta didik buku yang berhubungan dengan masalah yang
melalui penilaian diri sendiri (self asesment) yang diteliti serta pengumpulan data instrumen non
dilakukan oleh peserta didik. tes berupa lembar observasi juga hasil dari
wawancara melalui guru pamong mata
METODE PENELITIAN pelajaran bahasa Jepang di kelas XI SMA
Negeri se-kabupaten Mojokerto. Dokumentasi
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ini berupa catatan dan buku yang dianggap
adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan data perlu.
yang diperkuat oleh wawancara kepada guru
pamong bahasa Jepang juga melalui instrumen non
tes yang telah disebarkan kepada peserta didik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
SMA Negeri Se-Kabupaten Mojokerto diawasi
oleh guru pamong mata pelajaran bahasa Jepang.
Sebanyak 50 peserta didik telah bergabung dalam
penelitian ini. Instrumen yang digunakan pada
penelitian ini yakni skala lajuan atau yang lebih
sering dikenal dengan istilah rating scale yang mana
merupakan salah satu bentuk instrumen non tes.
Menurut Asmawi Zaenul dan Noehi Nasution
dalam Eko Putro Widoyoko (2014:196) rating scale
adalah pengukuran non tes yang menggunakan suatu
prosedur terstruktur untuk memperoleh informasi
tentang sesuatu yang diobservasi yang menyatakan
posisi tertentu dalam hubungannya dengan yang Gambar diatas adalah contoh dari bentuk
lain. Rating scale biasanya berupa sebuah instrumen non tes penilaian diri sendiri yang akan
pernyataan tentang tema suatu hal yang mencakup disebarkan dan direspon oleh peserta didik. Terdapat
nilai kualitas akan hal tersebut. 3 poin utama (indikator) yang menjadi tolak
Rating scale terdiri atas empat macam yaitu; ukurdalam penilaian diri sendiri yakni aspek minat,
numerical rating scale, descriptive rating scale, perilaku dan hasil belajar yang dimiliki oleh peserta
raking method rating scale dan paired comparisons didik. Indikator dari instrumen non tes penilaian diri
rating scale. Dalam mata pelajaran bahasa Jepang sendiri (self asesment)yang telah dibuat oleh peneliti
berikut adalah contoh pedoman penilaian yaitu sebagai berikut:
keterampilan menulis menggunakan huruf hiragana
Nomor
untuk peserta didik SMA sederajat. No Aspek Indikator butir
Berdasarkan materi diatas penulis telah soal
membuat instrumen non tes penilaian diri sendiri 1 Minat Minat peserta didik 1-5
(self asesment)sebagai media untuk mengambil data peserta belajar bahasa
di penilaian peserta didik pada mata pelajaran didik jepang.
bahasa jepang kelas XI SMA Negeri Se-Kabupaten 2 Perilaku Perilaku yang 6-11
peserta dilakukan peserta
Mojokerto yang terdapat pada lampiran artikel
didik didik sebelum, saat
ilmiah ini. Peneliti menggunakan media dan sesudah
pengumpulan data melalui google form yang memulai
disebarkan dalam bentuk link kepada para peserta pembelajaran
didik. Perilaku yang 12-18
Berikut adalah bentuk form yang dibagikan dilakukan oleh
kepada peserta didik melalui google form; peserta didik ketika
mengerjakan tugas
3 Hasil Hasil belajar yang 19,20
belajar telah dilakukan
peserta peserta didik.
didik

Penentuan sampel yang dilakukan oleh


peneliti menggunakan referensi Sugiyono yang
berpatokan pada tingkat ketelitian dan kesalahan
yang diinginkan oleh peneliti. Sebanyak 100 peserta
didik kelas XI yang mendapatkan pelajaran bahasa
Jepang akan diambil sampel guna memudahkan
penulis dalam menganalisis instrumen non tes
penilaian diri sendiri (self asesment), untuk
mengetahui jumlah sampel yang dibutuhkan dalam
penelitian, peneliti menggunakan rumus;
materials that you accumulate to increase your own
understanding of them and to enable you to present
N what you have discovered to others” (Sugiono,
n= N.d2+1 2007: 427).
Dapat disimpulkan bahwasannya reduksi
N= jumlah populasi data dilakukan guna mendapatkan data melalui
n= jumlah sampel peringkasan data yang diambil saat penelitian
d= presisi yang ditetapkan (batas ketelitian yang sedang berlangsung, semakin lama waktu yang
diinginkan). digunakan dalam mencari data maka hasil dari
Dari rumus tersebut didapatkan data sebagai penelitian juga semakin banyak.
berikut: Menurut Miles dan Huberman dalam
N sugiyono (2012: 333) bagan reduksi data untuk
n= N.d2+1 komponen penelitian yang menggunakan metode
kualitatif sebagai berikut;
100
n= 100.0,12+1

100
n= 100. 0,01 +1

100
n= 1+1

n= 100 Berdasarkan bagan tersebut perolehan data


2 yang didapat oleh peneliti, dari 50 responden
melalui penyebaran instrumen penilaian diri sendiri
n= 50 orang (self asesment) dapat diketahui bahwasannya pada
kategori minat belajar bahasa jepang peserta didik
kelas XI sekolah dapat dibilang lumayan tinggi.
Dari perhitungan tersebut diketahui jumlah Dari 5 soal pernyataan tentang minat belajar yang
sampel peserta didik yang dibutuhkan dalam diajukan, pernyataan pertama tertulis “Saya sangat
penelitian ini berjumlah 50 orang. Sampel diambil tertarik dengan bahasa Jepang yang diajarkan di
dari beberapa sekolah negeri yang memiliki mata sekolah.” mendapatkan hasil sebanyak 17 peserta
pelajaran bahasa Jepang untuk kelas XI. didik memilih poin ke-3 yang menyatakan bahwa
Adapun validasi dari soal yang digunakan mereka tertarik untuk belajar bahasa jepang.
pada penelitian ini yaitu sebagai berikut: Pada poin ke 2 sebanyak 17 peserta didik
memilih alternatif jawaban ke-3 dari pernyataan
Aspek Nomor Soal Total Soal yang berbunyi “Jika ada tugas berkelompok saya
lebih suka menentukan anggota saya sendiri
1, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, daripada ditentukan oleh guru.” Sebagaian besar
13, 14, 15, 19, 20, 21,
Valid 23, 25, 26, 27, 28, 30, 21 peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan
31, 32, 33, 38, 43, 45, sesuai dengan pernyataan ke-3 yang berbunyi “saya
49, dan 50 langsung mengerjakan tugas tanpa menunda-
2, 4, 11, 16, 17, 18, 22, nunda”. Sebanyak 17 peserta didik dapat dikatakan
Tidak 24, 29, 34, 35, 36, 37, kurang berminat dalam menerapkan budaya ojigi
29
Valid 39, 40, 41, 42, 44, 46,
dalam kehidupan sehari-hari hal ini berpacu pada
46, 47, dan 48
pernyataan ke-4 sesuai dengan instrumen panilaian
Reduksi data diri sendiri yang telah disebarkan. Pernyataan ke-5
“Data analysis is the process of mendapatkan tanggapan tertinggi sebanyak 34
systematically searching and arranging the peserta didik selalu berdoa kepada Tuhan Yang
interview transcripts, fieldnotes, and other Maha Esa, dari kelima pernyataan yang telah ada
dapat dikatakan bahwa minat dan sikap yang
dimiliki peserta didik mampu menjadi tolok ukur jepang yakni ada pada ketertarikan dalam belajar
untuk mengetahui seberapa jauh minat yang bahasa asing serta keunikan bahasa itu sendiri.
ditunjukkkan oleh peserta didik. Hal ini diperkuat Perilaku yang ditunjukkan oleh peserta
melalui hasil wawancara secara daring kepada didik dilaksanakan pembelajaran menjadi penanda
beberapa peserta didik. peserta didik mengatakan bahwasannya peserta didik tertarik atau tidak saat
bahwa mereka tertarik akan bahasa jepang yang mengikuti pembelajaran bahasa Jepang.
diajarkan di sekolah, sebagian besar alasannya Dalam instrumen penilaian diri sendiri
menyukai bahasa Jepang karena pada dasarnya terdapat 13 pernyataan sebagai acuan yang
mereka menyukai bahasa asing. digunakan oleh peneliti. Pernyataan ke-6 dalam
Berikut adalah hasil dari wawancara instrumen memiliki tanggapan tertinggi pada poin
tertulis melalui media whatsapp. ke-2 yang menyatakan bahwa peserta didik kurang
begitu antusias dalam melatih kemampuan yang
Soal R1 R2 R3
telah dimiliki. Pernyataan ke-7 menunjukkan
Apakah Iya. Saya Ya saya Saya suka bahwasannya sebagian besar peserta didik mampu
kalian suka, walau senang dengan
mengerjakan tugas yang diberikan oleh pendidik
suka penguasaan ketika bahasa
dengan bahasa belajar Jepang. dengan kemampuan yang telah dimilikinya tersebut.
bahasa Jepang saya bahasa Pernyataan ke-8 menunjukkan
Jepang? lebih rendah Jepang. bahwasannya sebanyak 34 peserta didik selalu
dibanding mengikuti kelas bahasa Jepang dengan tepat waktu.
bahasa asing Pernyataan ke-9 menunjukkan bahwasannya peserta
lain. didik kurang begitu antusias dalam mengulang
Apa saja Karna orang Karena saya Karna materi bahasa jepang secara teratur. Pernyataaan ke-
yang di sekitar suka anime- bahasa
10 mendapatkan tanggapan tertinggi pada poin ke-4
menjadi saya masih anime Jepang Jepang
ketertarik jarang yg akhirnya saya terdengar yang mana sebagian besar peserta didik menyukai
an kalian mempelajari suka bahasa menarik, pendidik yang masuk ke kelas tepat waktu. Pada
dalam bahasa Jepang. Logat unik dan pernyataan ke 11 sebanyak 20 peserta didik kurang
belajar Jepang. & artikulasi ingin begitu percaya dengan kemampuan yang telah
bahasa menarik. mempelajari dimiliki. Pernyataan ke 12 sebagian besar peserta
Jepang? . didik memberikan tanggapan ke-4 dalam hal
Apakah Ya saya Sangat suka Tidak,
pengumpulan tugas. Pernyataan ke-13 mendapatkan
kalian suka bahasa karena
suka asing. Kalau sulit tanggapan tertinggi pada poin ke-4 yang mana
dengan bahasa melafalkan sebagian besar peserta didik sering menggunakan
bahasa jepang dan urutan pencoretan untuk menulis aksara kana dalam
jepang? masih tulisannya belajar bahasa jepang.
belum rumit. Pernyataan ke-14 mendapatkan tanggapan
terlalu suka. terbanyak pada poin ke-2, sebanyak 23 peserta
Apa saja Awalnya Yang Jika
didik sering mengulas pelajaran kurang dari 2 jam
yang saya menarik dari gurunya
menjadi tertarik bahasa asik untuk mata pelajaran bahasa jepang. Pernyataan ke-
ketertarik dengan jepang menyampa 15 mendapatkan tanggapan sebanyak 23 pada poin
an kalian bahasa adalah ada ikan, ke-3 yang mana sebagian besar peserta didik lebih
dalam jepang beberapa mampu menyukai untuk mendapatkan tugas secara individu
belajar karena macam membuat daripada harus berkelompok. Pernyataan ke-16
bahasa kosakata karaktersitik hal baru mendapatkan tanggapan tertinggi pada poin ke-1
jepang? nya unik. seperti: mempelaja
yang mana sebanyak 32 peserta didik lebih suka
Katakana ri bahasa
Hiragana jepang. untuk menyegerakan tugasnya dalam membersihkan
dan kanji kelas.
Pernyataan ke-17 mendapatkan tanggapan
Dari hasil wawancara tersebut dapat sebanyak 44 suara pada poin ke-4 yang mana
disimpulkan bahwasannya 5 dari 6 siswa tertarik menunjukkan bahwasannya perilaku peserta didik
dalam mempelajari bahasa Jepang yang diajarkan dalam menghargai orang lain bisa terlihat melalui
disekolahan. Sebagain besar faktor yang menjadi pernyataan ke-17. Pernyataan ke 18 menunjukkan
dasar minat peserta didik dalam belajar bahasa bahwa peserta didik segera bertanya ke peserta didik
jika ada yang tidak dimengerti dalam materi yang lebih
tengah atau telah disampaikan. Hal ini diperkuat menyukai
dengan beberapa pendapat dari peserta didik bahasa
mengenai pembelajaran bahasa jepang. inggris.
Apa saja Karena tata Kendala Banyak,
kendala bahasa yang bahasa salah satu
Soal R1 R2 R3 yang berbeda jepang contohnya
membuat dengan adalah tulisan
Apa saja Banyak. Memperkay Saya bisa kalian bahasa memahami memakai
kelebihan Kelebihan yang a jadi lebih kesusahan indonesia, setiap kata huruf
yang paling saya kemampuan tau bahasa dalam saya sering yang ada jepang
kalian suka bisa dalam lain dan belajar salah saat bahasa tanpa
dapat saat menambah berbahasa, melihat bahasa mengucapkan jepang keterangan
mempelaj relasi. Karena sehingga anime jepang? bahasa jepang baik dari alfabet.
ari bahasa tak jarang tidak hanya tanpa namun tambahan
Jepang? orang sekitar bahasa subtitle. menggunakan kata dan
juga menyukai Indonesia, bahasa karakter.
anime, jika bahasa indonesia. Maka
saya Jawa, belajar
berkomunikasi maupun bahasa
dengan mereka bahasa jepang
menjadi lebih Inggris saja membutuh
nyaman yang kan proses
dipelajari. dan
Apa saja Kendala Tentunya Karna konsisten
kendala dalam bahasa keadaan dan untuk
yang belajar Jepang kondisi mempelaja
membuat bahasa bukan yang tidak rinya.
kalian jepang bahasa mendukung
kesusahan adalah yang biasa saya hanya
Pernyataan ke-19 menunjukkan bahwa
dalam waktu digunakan bisa belajar
belajar pelajaran sehari- secara peserta didik masih belum mampu dalam membuat
bahasa yang kurang. hari,susah otodidak. sebuah tugas yang berbentuk karangan tanpa
Jepang? dipelajari. melihat buku paket maupun pedoman dalam
Selain itu berbahasa jepang. Hal ini juga berlaku ketika
karena peserta didik membuat percakapan dalam bahasa
pengucapa jepang, mereka masih membutuhkan buku sebagai
n lidah
pedoman dalam membuat percakapan agar sesuai
Indonesia
dan lidah dengan tatanan bahasa yang berlaku.
Jepang Soal R1 R2 R3
berbeda.
Apa saja Saya jadi kelabihan Bisa tau Apakah Iya. Saya Sejauh ini Saya
kelebihan paham bahasa bahasa lain kalian yakin sering masih tahap hanya
yang sedikit jepang (bahasa dengan menggunakan
awal belajar menguasai
kalian mengenai adalah bisa jepang), kamampuan beberapa kata
dilakukan bahasa
dapat saat tata bahasa mengerti memiliki bahasa bahasa jepang
secara dasar saja,
mempelaj jepang yang bahasa ilmu jepang yang dalam otodidak, dan terus
ari bahasa berbeda jepang dan /wawasan kalian kehidupan sehingga ingin
jepang? dengan ketika baru. miliki? sehari". saya kurang menambah
bahasa nonton yakin kosa kata
indonesia. anime dan kemampuan baru lagi.
film jepang bahasa
mengerti. Jepang.
Dan bisa Apakah Saya yakin Saya yakin Tidak,
menjadi kalian yakin dengan bahwa suata dikarenakan
pembeda di dengan kemampuan saat akan saya bukan
masyrakat kamampuan bicara sehari- jauh lebih peminat
yang bahasa hari memahami yang tinggi
kebanyakan jepang yang menggunakan bahasa pada bahasa
kalian bahasa jepang, jepang.
miliki? jepang, apabila
namun kalau harapan dan
menulis usahan terus
menggunakan berjalan
bahasa jepang beriringan.
saya agak
ragu karena
masih belum
mumpuni.
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui
bahwassannya minat belajar yang tinggi tanpa
diimbangi dengan kamauan untuk memperbaiki
kemampuan akan berdampak pada hasil belajar
yang kurang maksimal.

PENUTUP
Penelitian ini menganalisis tentang hasil
korelasi antara penilaian diri sendiri dengan hasil
belajar yang telah dilakukan oleh peserta didik kelas
XI SMAN di Mojokerto, yang mana dari penelitian
ini peserta didik yang memiliki minat tinggi dalam
belajar namun belum memiliki minat untuk
mengasah kemampuan yang dimiliki.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, R. Z. (2016). Penilaian Formatif Dan Penilaian Sumatif. Retrieved from


https://yudharta.ac.id/id/2016/11/penilaian-formatif-dan-penilaian-sumatif/.
Aisyah, M. N. (2015). Analisis cara membuat soal yang baik. Jurnal Online. Retrieved from
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132310001/pengabdian/ppm-iteman-analysiscara-membuat-soal-yang-
baik.pdf.

Ardianto, Y. (2019). Memahami metode penelitian kualitatif. Artikel online. Retrieved from
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/12773/Memahami-Metode-Penelitian-Kualitatif.html.

KEMDIKBUD. (2020). Salinan permendikbud 3 tahun 2020 . Retrieved from


https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/Salinan%20PERMENDIKBUD%203%20TAHUN
%202020%20FIX%20GAB.pdf.

khilda., H. F. (2017). Pengembangan Instrumen Penilaian Diri dan Penilaian Teman-Sejawat Untuk Menilai
Kinerja Siswa SMK Pada Praktikum Kimia.

Kusminto. (2016). Analisis Penilaian Kinerja Dengan Teknik Self Asessment Sebagai Evaluasi Kinerja
Mahasiswa Pada Praktikum Fisika Dasar II Tadris Fisika. Semarang: IAIN Walisongo Semarang.

lailatul Nurul Badriyah, A. G. (2018). Analisis Instrumen Penilaian Hasil Belajar Mata Pelajaran Gambar
Teknik Peserta didik Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan Program Keahlian Bagunan. Retrieved
from https://jurnal.uns.ac.id/ijcee/article/download/27780/19150.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Cara Mudah Menyusun: Skripsi, Tesis, dan DisertasI. Bandung: Alfabeta.
Susetyo, I. A. (2018). Penilaian Sikap Siswa Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Oleh Guru Kelas VII Di
Smp Negeri 1 Kota Bengkulu. Retrieved from http:///C:/Users/DELL/Downloads/6520-12561-1-
SM.Pdf.

Widoyoko, E. P. (2014). Penilaian Hasil Pembelajaran Di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

.
LAMPIRAN

Lampiran 1

INSTRUMEN NON TES PENILAIAN DIRI SENDIRI (SELF ASESMENT ) DALAM KELAS XI MATA
PELAJARAN BAHASA JEPANG SMAN 1 KUTOREJO
A. Pengantar
Instrumen ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui hasil korelasi antara minat, perilaku dan hasil
belajar yang telah dilakukan oleh peserta didik.
B. Identitas Responden
Nama :
Kelas :
C. Petunjuk Cara Menjawab Pertanyaan
Mohon kesediaan peserta didik untuk mengisi instrumen non tes yang terlampir dengan petunjuk sebagai
berikut :
1. Telitilah dengan baik setiap butir pertanyaan dan alternatif jawabannya.
2. Pilihlah alternatif jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.
3. Dimohon untuk menjawab semua butir pertanyaan.
4. Berilah tanda Chek List(√) pada satu kolom jawaban alternatif yang sesuai dengan pilihan anda
Keterangan :
 4 : Selalu
 3 : Sering
 2 : Kadang-kadang
 1 : Tidak Pernah

D. Butir-butir Pertanyaan

Alternatif
No Pertanyaan jawaban
4 3 2 1
1 Saya sangat tertarik dengan bahasa Jepang yang
diajarkan disekolah.
2 Jika ada tugas berkelompok saya lebih suka
menentukan anggota saya sendiri daripada
ditentukan oleh guru.
3 Jika saya langsung mengerjakannya tanpa
menunda-nunda.
4 Saya melakukan ojigi (budaya membungkuk di
Jepang) dalam kehidupan sehari-hari.
5 Sebelum memulai pembelajaran saya berdoa
kepada tuhan yang maha esa.
6 Saya melatih kemampuan bahasa Jepang yang
saya miliki.
7 Ketika ada tugas maupun ulangan bahasa Jepang
saya mengerjakan dengan kemampuan saya
sendiri.
8 Saya mengikuti kelas tepat waktu.
9 Dalam 1 minggu saya mengulang materi bahasa
Jepang secara teratur.
10 Saya lebih suka guru tepat waktu dalam memulai
dan mengakhiri pembelajaran.
11 Saya percaya dengan kamampuan bahasa Jepang
yang saya miliki.
12 Saya mengumpulkan tugas tepat waktu.

13 Saat menulis hiragana saya menulis sesuai


dengan urutan pencoretan.
14 Durasi saya mengulas pelajaran yakni 2 jam.
15 Saya lebih suka mengerjakan tugas individu
daripada kelompok.
16 Saat piket kelas saya lebih senangmenunda-
nunda.
17 Saya menjawab salam yang diucapkan oleh guru
saat akan memulai pelajaran online maupun
offline.
18 Jika ada materi yang tidak saya ketahui, saya
langsung menanyakannya kepada guru.
19 Saya mampu membuat sebuah karangan
berbahasa Jepang tanpa melihat buku materi
ataupun buku panduan.
20 Saya mampu membuat percakapan bahasa
Jepang tanpa menggunakan bantuan kamus.
Lampiran 2

Hasil akhir instrumen non tes penilaian diri sendiri (self asesment) peserta didik SMA
Negeri di kabupaten Mojokerto Responden
Jawaban
No Pertanyaan 4 3 2 1
1 Saya sangat tertarik dengan bahasa Jepang yang 13 17 12 8 50
diajarkan disekolah.
2 Tugas kelompok saya suka menentukan anggota 14 14 17 5
saya sendiri.
3 Jika saya langsung mengerjakannya tanpa 8 17 25 0
menunda-nunda.
4 Saya melakukan ojigi (budaya membungkuk di 5 13 17 15
Jepang) dalam kehidupan sehari-hari.
5 Sebelum memulai pembelajaran saya berdoa 36 14 0 0
kepada tuhan yang maha esa.
6 Saya berlatih bahasa Jepang. 4 15 29 2
7 Ketika tugas/ulangan saya mengerjakan dengan 17 17 16 0
kemampuan sendiri.
8 Saya mengikuti kelas tepat waktu. 34 13 3 0
9 Dalam 1 minggu saya mengulang materi bahasa 12 10 22 6
Jepang secara teratur.
10 Saya lebih suka guru yang tepat waktu dalam 24 19 6 1
pembelajaran.
11 Saya percaya dengan kamampuan bahasa Jepang 13 16 20 1
yang saya miliki.
12 Saya mengumpulkan tugas tepat waktu. 27 16 7 0
13 Saat menulis hiragana saya menulis sesuai 17 16 14 3
dengan urutan pencoretan.
14 Durasi saya mengulas pelajaran, 2 jam. 5 15 23 7
15 Saya lebih suka mengerjakan tugas individu 9 23 16 2
daripada kelompok.
16 Saat piket kelas saya menunda-nunda. 3 3 12 32
17 Saya menjawab salam guru saat memulai 44 4 2 0
pelajaran online maupun offline.
18 Jika ada materi yang tidak saya ketahui, saya 21 13 16 0
langsung menanyakannya guru.
19 Saya mampu membuat karangan bahasa Jepang 2 4 24 20
tanpa melihat buku panduan.
20 Saya mampu membuat percakapan bahasa 2 11 21 16
Jepang tanpa bantuan kamus.

You might also like