You are on page 1of 6

Penguatan Peran Bidan Dalam Pemberdayaan Perempuan

Penguatan Peran Bidan Dalam


Pemberdayaan Perempuan
Untuk Mendukung Program
Sustainable Development Goal’s

Fatiah Handayani
STIKes ‘Aisyiyah Bandung, Jl.KH.Ahmad Dahlan Dalam no.6 Bandung

Email: fatiah79@gmail.com
CP: 0813-2233-6923

Abstract

Maternal Mortality Rate is still becoming main problem in sustainable development goals which
targetting Maternal Mortality Rate 70/100.000 birth life in 2030. Beside that, highly unmet need also indicate
one of the problem women empowerless to family planning. Therefore, midwives should optimalizing her
role and contribute for solving problem.
This review article goal is to analyze: (midwife role); (2) women empowerment and its link to
sustainable development goals; (3) midwives role on women empowerment for supporting sustainable
development goals.
The method of this review article is using literature study from a lot of source including tect book,
journals and other reference.
Review article results show that midwives role are as a manager, care provider, educator and
researcher. In giving midwifery care, midwives should have a strengthening from the other. Midwives
optimalize her role so the women can empower her self for making decision about reproduction rights, its
done by midwives with good knowledge and skill about society around.
For better result, Sustainable development goals are becoming midwives task and cross-sector and
cross program. Strengthening midwives role should keep straight in her authority and based on knowledge
about community around.
Key words: Midwife Role, Women Empowerment, Sustainable Development Goals

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.2, 2017 13


Penguatan Peran Bidan Dalam Pemberdayaan Perempuan

Abstrak

Angka kematian Ibu masih menjadi masalah utama dalam tujuan pembangunan berkelanjutan yang
menargetkan Angka Kematian Ibu sebanyak 70/100.000 KH pada tahun 2030. Selain itu, tingginya angka
unmet need mengindikasikan kurangnya pemberdayaan perempuan dalam masalah perencanaan keluarga.
Kondisi tersebut, menuntut bidan semakin mengoptimalkan perannya untuk ikut mengatasi masalah yang
terjadi.
Telaah artikel ini bertujuan untuk menganalisis : (1) peran bidan; (2) pemberdayaan perempuan dan
program pembangunan berkelanjutan/; serta (3) Peran Bidan dalam pemberdayaan perempuan dalam upaya
mendukung program pembangunan berkelanjutan.
Metode penulisan telaah artikel ini menggunakan studi literatur dari berbagai sumber penelusuran
meliputi text book, journal dan referensi lainnya.
Hasil telaah artikel menunjukkan peran bidan sebagai pengelola, pelaksana, pendidik dan peneliti
memberikan asuhan kebidanan kepada perempuan sebagai fokus utama asuhan harus mendapat penguatan
dari berbagai pihak. Bidan mengoptimalkan perannya agar perempuan dapat lebih berdaya/ mempunyai
kekuatan untuk mengambil keputusan untuk dirinya terutama terkait hak-hak reproduksi. Penguatan peran
bidan dilakukan melalui pengetahuan dan ketrampilan yang baik mengenai situasi masyarakat sekitar.
Pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan disamping tugas bidan juga merupakan tugas lintas
sektor dan lintas program. Untuk hasil yang optimal, maka penguatan peran bidan harus tetap berdasarkan
kewenangannya juga diiringi pengetahuan tentang masyarakat sekitar untuk hasil yang optimal.
Kata Kunci : Peran Bidan, Pemberdayaan Perempuan, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Latar Belakang 2,6. Target 2.1 pada tahun 2014 yang dirumuskan
sebagai bagian dari Rencana Pembangunan Jangka
Kondisi sosial, budaya, agama, politik, Menengah Nasional (RPJMN) sulit tercapai.
ekonomi, pendidikan, gender dan lainnya Meningkatnya fertilitas mengindikasikan adanya
memberikan pengaruh terhadap pandangan kegagalan program KB juga, dari hasil survey
perempuan akan posisi dan perannya didalam terlihat angka kesertaan ber-KB (Contraception
keluarga dan masyarakat. Berbagai nilai yang Prevalence Rate) metode modern hanya meningkat
berlaku di masyarakat mulai mengalami pergeseran sedikit dari 57,4% menjadi 57,9%.(2)
atau perubahan. Pandangan terhadap laki-laki dan Kondisi diatas, menjadi agenda pembangunan
perempuan pun berbeda dari masa sebelumnya, yang harus diselesaikan dan masih menjadi
terutama di perkotaan. Oleh karena itu keinginan target pencapaian dalam Tujuan Pembangunan
untuk mempunyai anak, mengatur kehamilan Bekelanjutan (Sustainable Development Goals/
dan sebagainya sedikit banyak dipengaruhi oleh SDGs). Tidak dapat dipungkiri bahwa berbagai
berbagai tata nilai atau pandangan yang berlaku di upaya sistematis perlu dilakukan untuk mengatasi
masyarakat tersebut.(1) permasalahan. Program-program pemberdayaan
Hasil Survey Demografi Kesehatan perempuan pada derajat tertentu telah berhasil
Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan angka meningkatkan pengetahuan dan kesadaran para
kematian ibu meningkat pada tahun 2012 menjadi penentu kebijakan, pelaksana kebijakan serta
359/100.000 KH dibandingkan pada tahun 2007 masyarakat umumnya tentang kesetaraan.
yaitu 208/100.000 KH. Selain itu, terjadi juga Komitmen pemerintah terhadap upaya
peningkatan fertilitas di Indonesia, dari 2,41 menjadi pemberdayaan peremuan telah dimulai sejak tahun

14 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.2, 2017


Penguatan Peran Bidan Dalam Pemberdayaan Perempuan

1978 yang dimulai dengan konsep Women In Development Goals (SDGs).


Development atau Perempuan dalam Pembangunan. 3. Menganalisis Peran Bidan dalam pemberdayaan
Pembangunan dengan pendekatan Women in perempuan dan keluarga untuk mendukung
Development belum mampu membawa kemajuan program SDGs
yang berarti bagi perempuan sehingga hasil yang
diperoleh belum optimal bagi pengembangan dan Metode
kemajuan pemberdayaan perempuan dalam segala
bidang. Penelitian ini merupakan penelitian studi
Disamping itu, beberapa data masih literasi yang bersumber dari teori maupun hasil
menunjukkan ketimpangan terkait kesetaraan penelitian sebelumnya yang didapat dari hasil
gender, diantaranya Indeks Pembangunan Gender penelusuran dari buku, ebook maupun ejournal.
(IPG) yang diukur dengan melihat kesenjangan
gender antara perempuan dan laki-laki di bidang Hasil dan Pembahasan
pendidikan, kesehatan dan ekonomi, menempatkan
negara Indonesia pada urutan ke-92 dunia dan Berdasarkan hasil penelusuran dari
tertinggal jauh dari beberapa negara ASEAN. beberapa literatur, maka dapat dijelaskan hasil dan
Demikian pula halnya IPG yang mengukur pembahasan berikut ini :
partisipasi perempuan dalam kegiatan politik dan
ekonomi termasuk dalam bidang pengambilan Peran Bidan
keputusan masih rendah dan menempatkan Asrinah, dkk menuliskan, bahwa peran
Indonesia dalam ranking 71 Dunia.(3) bidan dibagi menjadi empat yaitu (1) bidan sebagai
Kelemahan dalam pengambilan keputusan pelaksana, (2) bidan sebagai pengelola, (3) bidan
salah satunya tentang pemilihan dan penggunaan sebagai pendidik dan (4) bidan sebagai peneliti.(4).
kontrasepsi. Perempuan belum bisa mengatur Sumber lain mengatakan bahwa bidan mempunyai
atau mempunyai kekuatan untuk bernegosiasi peran sebagai fasilitator, motivator, educator dan
dengan pasangannya terkait perencanaan keluarga. advocator. Perbedaan peran ini tidak menjadi
(2).
Pemaparan data dan teori tersebut, menggugah perbedaan yang signifikan karena masing-masing
profesi bidan untuk ikut andil menyelesaikan saling melengkapi dan melekat pada bidan. (4)
permasalahan yang dihadapi. Bidan sebagai pengelola dan pelaksana
Berdasarkan pemaparan diatas, maka memberikan asuhan kebidanan pada perempuan
penulisan artikel telaah ini mencoba memaparkan sesuai dengan kewenangannya selama siklus
keterkaitan peran bidan dalam pemberdayaan reproduksi, dan bidan sebagai pendidik
perempuan dan keluarga sebagai bagian dari mempunyai tugas untuk memberikan pendidikan
dukungan terhadap pencapaian SDGs terutama kesehatan kepada perempuan dan masyarakat agar
pada tujuan ke-5 yaitu “tercapainya kesetaraan pengetahuan, sikap dan perilaku yang tidak sehat
gender dan pemberdayaan perempuan dan anak bisa berubah. Selain itu juga bidan harus mampu
perempuan.” untuk memberikan bimbingan pada kader sebagai
mitra kerjanya.
Tujuan Bidan sebagai advocator adalah seseorang
yang mampu mempengaruhi dan memperbaiki
Tujuan penulisan telaah artikel ini adalah : sistem kesehatan dan kesejahteraan perempuan,
1. Menganalisis peran bidan pasangan dan keluarganya termasuk dalam
2. Menganalisis pemberdayaan perempuan dan bidang ekonomi sampai akhirnya bidan mampu
keluarga ditinjau dari program Sustainable berkontribusi pada tahap kebijakan dan strategi,

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.2, 2017 15


Penguatan Peran Bidan Dalam Pemberdayaan Perempuan

politik dan tingkat internasional. menjamin akses perempuan terhadap pemilihan


Dengan pemahaman pembelajaran seumur metode kontrasepsi dan kemampuannya untuk
hidup, bidan sebaiknya terus mengembangkan dan bernegosiasi dalam penggunaannya.(6)
memperbarui praktiknya, berpikir inovatif sebagai Hasil survey pada tahun 2014 terhadap
pemimpin dan berkontribusi pada pembuatan 46 negara, didapatkan bahwa kurang dari 50%
sistem dan pemberian pelayanan. Bidan merupakan perempuan yang baru menikah menggunakan
praktisi yang otonomi, dan dalam menjalankan kontrasepsi modern terdapat di 37 negara, kemudian
tugasnya maka pendidikan, ketrampilan dan dari 46 negara tersebut, didapatkan 21 negara yang
penelitian terintegrasi secara efektif. perempuannya tidak menggunakan kontrasepsi
sebanyak lebih dari 25%. Tingginya angka unmet
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga pada need mengindikasikan bahwa para perempuan tidak
Pembangunan Berkelanjutan mempunyai kekuatan/berdaya untuk menggunakan
Konsep Pembangunan berkelanjutan kontrasepsi yang disebabkan oleh kurangnya akses
diidentikkan sebagai kerangka ideal dan menuju layanan kesehatan, atau tidak mampu
strategis pengelolaan lingkungan. Pembangunan untuk bernegosiasi dengan pasangannya terkait
berkelanjutan secara sederhana merupakan perencanaan keluarga. Peningkatan kemampuan
pendekatan pembangunan untuk mencapai taraf perempuan untuk memilih jumlah, waktu dan jarak
hidup yang lebih baik untuk masa kini dan masa kelahiran atau kemampuan untuk memutuskan
mendatang. Dalam pelaksanaannya, pembangunan tidak merawat anaknya sekalipun merupakan
berkelanjutan senantiasa berlandaskan pada tiga suatu hal yang mendasar pada perempuan untuk
pilar utama yaitu pilar ekonomi, pilar sosial dan dapat mengontrol kehidupannya terlepas dari
pilar lingkungan. Secara simultan, setiap kegiatan keadaannya, dan hal ini penting untuk pencapaian
pembangunan harus layak secara ekonomi, dapat pembangunan berkelanjutan tujuan ke-lima.(6)
diterima secara sosial serta tidak mengganggu atau Meskipun program KB bukanlah satu-
merusak lingkungan. satunya yang dapat berkontribusi terhadap
Konsep pembangunan berkelanjutan yang pemberdayaan, kesetaraan dan pendidikan, tetapi
telah disepakati oleh beberapa negara, dalam proses bukti menunjukkan bahwa program KB dapat
pencapaian tujuannya memerlukan aktifitas yang memberikan kontribusi penting mencapai tujuan
harus dilakukan baik individu maupun keseluruhan global.
mulai dari pemerintah, pihak swasta dan masyarakat
lainnya yag harus diberdayakan.(5) Kesetaraan dan Peran Bidan dalam Pemberdayaan Perempuan
pemberdayaan gender mengarah pada adanya dan Keluarga untuk Mendukung Pembangunan
akses yang sama terhadap sumber, pelayanan dan Berkelanjutan / Sustainable Development Goals
kesempatan. Kesetaraan gender mengarah pada (SDGs).
kesetaraan yang menyenangkan terhadap Hak Bidan dengan peran dan kewenangan yang
Asasi Manusia, sarana prasarana, kesempatan dimiliki serta filosofi profesi yang dimilikinya
dan pelayanan antara laki-laki dan perempuan. memainkan peranan kritis untuk pencapaian tujuan.
Sementara itu, pemberdayaan mengarah pada Dalam ruang lingkup asuhan kebidanan, bidan
perluasan kapasitas seseorang untuk berbuat dan memberikan asuhan kebidanan kepada perempuan
bertindak atas dasar keputusannya sendiri, dalam sepanjang siklus kehidupan reproduksinya dan
hal ini mengarah pada hambatan yang dihadapi melibatkan perempuan itu sendiri serta keluarganya
perempuan untuk mengambil keputusan terkait sesuai kebutuhan.
kehidupannya sendiri. Kesetaraan gender dan Berdasarkan tujuan pembangunan
pemberdayaan perempuan sangat diperlukan untuk berkelanjutan yaitu tujuan ke-lima, terdapat 9

16 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.2, 2017


Penguatan Peran Bidan Dalam Pemberdayaan Perempuan

indikator dan dari 9 indikator tersebut, maka point indikator tujuan global terutama tujuan kelima.
5.6 menjadi tugas yang dapat diperankan oleh Optimalisasi program Keluarga Berencana
bidan. Bidan harus senantiasa mengupayakan ternyata terkait dengan semua tujuan global,
akses terhadap kesehatan seksual dan hak serta mulai dari tujuan kesatu sampai tujuan ketujuh.
kesehatan reproduksi termasuk pelayanan Keluarga Penelitian yang dilakukan oleh Ellen Starbird, et al
Berencana untuk setiap perempuan. Indikator memaparkan dengan jelas bagaimana keterkaitan
yang ingin dicapai pada tujuan tersebut adalah : (1) program Keluarga Berencana dengan tujuan
Tingkat kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi global yang mengusung lima tema utama yaitu
dan belum terpenuhi; (2) Tingkat kesuburan; (3) kemanusiaan, planet atau lingkungan sebagai temat
Angka kelahiran remaja usia 15-19 tahun; (4) Angka tinggal, kesejahteraan, kedamaian dan jalinan mitra
pemakaian kontrasepsi; (5) Presentase kunjungan kerja. Pemaparan ini menekankan bahwa program
neonatal pertama; (6) Presentase kunjungan ibu KB sangat berhubungan dan berperan dalam
hamil yang keempat (K4); (7) Presentase kesertaan pemenuhan (1) Hak Asasi Manusia, kesetaraan
KB pria; (8) Presentase perempuan dan anak gender dan pemberdayaan; (2) kesehatan ibu, bayi
perempuan yang membuat keputusan tentang baru lahir, anak dan remaja; (3) perkembangan
kesehatan mereka sendiri seksual dan reproduksi ekonomi, politik dan lingkungan masa depan.(6)
serta hak reproduksi.(7) Melihat hasil pemaparan ini maka sekali
Sebagai pelaksana, dan pengelola bidan lagi bidan dituntut menjalankan perannya terutama
melaksanakan tugasnya sebagai pemberi asuhan dalam program Keluarga Berencana. Penguatan
terutama asuhan kehamilan, saat persalinan, masa bidan tentu saja berdampak pada pelaksanaan
nifas dan asuhan pada bayi baru lahir serta balita peran bidan yang harus dibantu oleh pihak lain
dan pemberian layanan keluarga Berencana. baik lintas program maupun lintas sektoral.
Dalam memberikan asuhannya, bidan senantiasa Kontribusi unik dari seorang bidan dibidang
melibatkan ibu dan keluarganya sebagai satu kesehatan masyarakat adalah bahwasanya bidan
kesatuan, agar terbentuk lingkungan keluarga yang bekerja dengan perempuan, suami dan keluarganya
sehat dan berdaya, menunjang pada kehidupan selama melewati masa kehamilan, persalinan dan
selanjutnya. masa nifas untuk memberikan asuhan yang aman
Bidan mengupayakan pemenuhan kebutuhan dan holistik. Untuk mengoptimalkan pengaruhnya,
metode kontrasepsi sesuai dengan kewenangannya. maka bidan harus mempunyai pengetahuan tentang
Penekanan saat ini mengharapkan bidan mampu kondisi sosial dan kesehatan masyarakat sekitar
untuk mengajak calon peserta KB memilih metode dan kebutuhannya, mempunyai jejaring kerja yang
kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) seperti IUD baik dengan sistem kesehatan dan sosial, pro aktif
dan Implant karena metode-metode ini efektif dalam mengidentifikasi risiko kesehatan, menyatu
mencegah kehamilan 99%. dengan perempuan, keluarga dan sistem pelayanan
Bidan sebagai peneliti menuntut kompetensi sebaik mungkin.
yang mumpuni untuk melakukan penelitian agar
hasilnya bisa dimanfaatkan sebagai landasan Kesimpulan
praktik berbasis bukti. Dalam kapasitas sebagai
peneliti, bidan mengupayakan dan membuat sebuah 1. Peran bidan dalam memberikan asuhan
peta jalan (road map) permasalahan kesehatan kebidanannya adalah sebagai pelaksana,
masyarakat khususnya isu kesehatan ibu dan anak pengelola, pendidik dan peneliti.
agar menjadi pijakan penelitian. Road Map yang 2. Upaya mencapai tujuan global ke-lima maka
dibuat harapannya akan berkontribusi terhadap perempuan harus mempunyai kapasitas dan
pemecahan masalah yang ada dalam indikator- kemampuan agar pemberdayaan perempuan

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.2, 2017 17


Penguatan Peran Bidan Dalam Pemberdayaan Perempuan

dan anak perempuan serta kesetaraan gender dan Kependudukan. 2013;2(2):167-72.


tercapai. 2. Surjadi C, Santi BT, Indonesia. Tantangan
3. Penguatan peran bidan harus didukung dari Program Kependudukan dan Keluarga
berbagai pihak, lintas sektor dan lintas program Berencana di Indonesia. CDK216/vol41 no 5
dan peningkatan kapasitas bidannya sendiri 2014;41(5).
mulai dari pengetahuan yang baik sampai 3. Ani Purwanti PKRpdIdI. Pengaturan Kesehatan
kemampuan menjadi advocator. Reproduksi perempuan dan Implementasinya
di Indonesia. Palastren. 2013;6(1).
Kata Kunci 4. Asrinah, Putri SS, Sulistyorini D, M IS, Sari
DN. Konsep Kebidanan. 1, editor. Yogyakarta:
Peran bidan, pemberdayaan perempuan, Graha Ilmu; 2010.
tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable 5. Dewi YS. Peran Perempuan dalam
Development Goals/SDGs). Pembangunan Berkelanjutan 2011;XII(02).
6. Starbird E, Norton M, Marcusa R. Investing
Daftar Pustaka in Family Planning: Key to Achieving the
Sustainable Development Goals. Glob Health
1. Sulistyorini Y, Puspitasari N, Indriani D. Sci Pract Advance 2016.
Peningkatan Peran Wanita di Masyarakat 7. Vera. Indicators and Data Mapping to Measure
terhadap Hak Reproduksi pada Wanita Usia Sustainable Development Goals (SDGs)
Subur di Kota Surabaya. Jurnal Biometrika Targets. Jakarta: UNDP UNEP, 2015.

18 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.2, 2017

You might also like