You are on page 1of 22

Isna Sari Rukmana, Samsuri, Darto Wahidin -- Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Contoh Nyata

Ketahanan Ideologi (Studi di Kampung Pancasila, Dusun Nogosari, Desa Trirenggo, Kabupaten Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta)

JURNAL KETAHANAN NASIONAL


Vol. 26, No. 2, Agustus 2020, Hal 182-203
DOI:http://dx.doi.org/ 10.22146/jkn.53815
ISSN:0853-9340(Print), ISSN:2527-9688(Online)
Online sejak 28 Desember 2015 di :http://jurnal.ugm.ac.id/JKN

VOLUME 26 No. 2, Agustus 2020 Halaman 182-203

Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila


Sebagai Contoh Nyata Ketahanan Ideologi
(Studi di Kampung Pancasila, Dusun Nogosari, Desa Trirenggo, Kabupaten
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta)

Isna Sari Rukmana


Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
email: isnasari.2018@student.uny.ac.id

Samsuri
Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
email: marzuki@uny.ac.id

Darto Wahidin
Pusat Studi Ketahanan Nasional, Indonesia
email: dartowahidin2@gmail.com

Dikirim: 27-01-2020; Direvisi:29-07-2020; Diterima:27-08-2020

ABSTRACT
The development of Pancasila values w ​​ as a very important thing to did on every side of life. This study aimed
to determined how the development of the values of ​​ Pancasila in the Pancasila Village.
The method used in this study was a qualitative approach. The location in this study was in the Pancasila
Village in Nogosari Hamlet, Trirenggo Village, Bantul Regency, Special Region of Yogyakarta. The informantion
in this study were residents of Pancasila Village. The processed of retrieved data used observation, interview and
documentation.
The results showed that the Pancasila Village in the Trirenggo Village was declared as the Pancasila Village
in 2004. Activities were routinely carried out in developing Pancasila values ​​in the Pancasila Village through
mutual cooperation, consultation, discussion, collection of aid funds, routine social gathering, and deliberation.
The values ​​were developed in Pancasila Village through religious attitudes, tolerance, unity, deliberation, and social
justice. The results of the development of the values ​​of Pancasila were fairly good and got positive responses from
local residents. The role of the community in developing Pancasila values by ​​ setting an example and accustoming
good attitudes to reflected those who were Pancasilais. Pancasila village did not experience significant obstacles
in developing the values of ​​ the Pancasila. Expectations desired by the community could maintain attitudes and
habits derived from the values of ​​ the Pancasila.

Keywords: Values of Pancasila; Pancasila Village; Ideology Resilience.

182
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 2, Agustus 2020: 182-203

ABSTRAK
Pengembangan nilai-nilai Pancasila merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan pada setiap sisi
kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengembangan nilai-nilai Pancasila di Kampung
Pancasila.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan pendekatan kualitatif. Lokasi dalam penelitian ini
berada di Kampung Pancasila di Dusun Nogosari, Desa Trirenggo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Informan dalam penelitian ini merupakan warga Kampung Pancasila. Proses pengambilan data penelitian dengan
cara observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kampung Pancasila di Desa Trirenggo ini sudah dideklarasikan sebagai
Kampung Pancasila pada tahun 2004. Kegiatan yang rutin dilakukan dalam mengembangkan nilai-nilai Pancasila
di Kampung Pancasila dengan melalui gotong royong, musyawarah, diskusi, pengumpulan dana bantuan, arisan
rutin, dan musyawarah kebangsaan. Nilai-nilai yang dikembangkan di Kampung Pancasila melalui sikap religius,
toleransi, persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial. Hasil pengembangan nilai-nilai Pancasila terbilang bagus
dan mendapatkan respons yang positif dari warga sekitar. Peranan masyarakat dalam mengembangkan nilai-nilai
Pancasila dengan memberikan teladan dan membiasakan sikap yang baik agar mencerminkan orang-orang yang
Pancasilais. Kampung Pancasila tidak mengalami hambatan yang berarti dalam mengembangkan nilai-nilai Pancasila
tersebut.Harapan yang diinginkan oleh masyarakat dapat mempertahankan sikap dan kebiasaan yang bersumber
dari nilai-nilai Pancasila.

Kata kunci: Nilai-Nilai Pancasila; Kampung Pancasila; Ketahanan Ideologi.

PENGANTAR Nilai-nilai tersebut bersumber dari budaya


Indonesia merupakan negara yang luhur yang menjadi penguat identitas nasional
memiliki sumber daya alam, suku, agama, bangsa indinesia dan diwujudkan dengan
kepercayaan, hubungan dan budaya yang sikap saling menghormati, sopan santun, dan
sangat kompleks dan beraneka ragam tolong menolong (Sacipto,2018). Namun,
(Saputra,2017; Nurcahyono, 2018:106). pada perkembangan era revolusi industri
Keanekeragaman tersebut tercipta dari kondisi seperti sekarang ini, keberagaman masyarakat
bangsa Indonesia yang memiliki kesamaan dan mengalami pergeseran yang meluas dan
perbedaan pemaknaan pada masing-masing memasuki setiap sektor dan tatanan kehidupan,
karakter. Hal tersebut terbentuk berdasarkan termasuk kecanggihan teknologi digital,
kesamaan budaya atas nama suku, agama, tatanan dalam berbangsa dan bernegara
dan unsur biologis yang menjadi ciri khas (Lonto,2019; Maharani dkk, 2019: 277). Hal
dan pembeda dari masing-masing kelompok tersebut ditandai dengan berubahnya pola pikir
(Kymlicka, 2003:4). Oleh sebab itu, kehidupan masyarakat yang semakin egois, pola hidup
masyarakat yang tercipta dari persamaan dan yang serba mudah dan cepat, berkomunikasi
perbedaan tersebut pada akhirnya menjadi antara satu dengan yang lain, aktivitas
gerakan inti yang menghadirkan simbol kehidupan manusia yang semakin mudah
persatuan dan kesatuan yang tertera dalam dan praktis, perilaku masyarakat semakin
Pancasila. konsumtif, melemahnya rasa kepercayaan satu
Keberagaman suku dan bangsa yang sama lain, merebaknya hoaks, dan pemahaman
terjadi di Indonesia juga tidak lepas dari generasi muda akan nilai-nilai luhur semakin
perubahan kondisi zaman. Hal ini ditandai hari semakin berkurang (Prasetyo, 2018;
dengan perkembangan di zaman dahulu yang Wulandari, 2018; Raharjo dkk, 2017:176).
memiliki keberagaman (Rozikin, 2019:2016). Akibat yang ditimbulkan dari beberapa

183
Isna Sari Rukmana, Samsuri, Darto Wahidin -- Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Contoh Nyata
Ketahanan Ideologi (Studi di Kampung Pancasila, Dusun Nogosari, Desa Trirenggo, Kabupaten Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta)
fenomena tersebut memunculkan pergeseran asli Indonesia (Asmaroini, 2016; Siregar,
nilai-nilai lama dan menggantikannya dengan dkk, 2019:1). Padahal seharusnya, nilai-nilai
teknologi baru. luhur Pancasila menjadi sumber penting bagi
Dewi dan Sunarso (2019:41) pemersatu keberagaman, pembentukkan
menyebutkan bahwa Pancasila sebagai dasar karakter dan moral nasional (Sukmayadi,
hukum, sumber nilai moral dasar, dan karakter 2018; Rivelino, 2017).
bangsa yang bersifat fundamental pun tidak Dewasa ini juga, sering menyaksikan
terlepas dari ancaman akibat era digital. dari fenomena intoleransi politik dengan
Bahkan Widisuseno (2014:62) menyebutkan menggunakan isu suku, agama, rasa, dan
bahwa nilai-nilai yang berakar dari filosofi antargolongan (SARA) (Budiwibowo, 2016).
luhur para pemikir bangsa Indonesia ini Belum lagi terjadinya degredasi moral yang
menjadi semakin tergerus dan ditinggalkan. mengakibatkan merosotnya akhlak dan
Hal itu dibuktikan oleh hasil survei yang moralitas elit bangsa serta penghianatan
dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia terhadap Pancasila menyebabkan terjadinya
(LSI) tahun 2018 yang menyatakan bahwa eksklusivisme kelompok, ketidak pedulian
masyarakat yang peduli terhadap ideologi pada kesenjangan pembangunan, merebaknya
Pancasila sudah mengalami penurunan praktik korupsi pada semua cabang kekuasaan,
secara signifikan sejak 10-13 tahun terakhir dan sistem politik yang berbasis pada ikatan
di 13 Provinsi di seluruh Indonesia (Viska, primordialisme menjadi semakin merajalela,
2019). Penurunan tersebut mencakup pada dan tindakan-tindakan provokasi melalui
berkurangnya pemahaman masyarakat akan sosial media sangat banyak di berbagai
nilai-nilai dan norma yang berlaku tentang berita, baik di media cetak maupun radio,
bagaimana hubungan antar manusia satu hingga media televise (Winarno dan Raharjo,
dengan yang lain dalam kehidupan sehari- 2018). Oleh karena itu, kebutuhan bangsa
hari, yang sesuai dengan ideologi negara, untuk menjabarkan rumusan-rumusan nilai
yaitu Pancasila (Setiawan, 2018). Masyarakat dan norma, merevitalisasi, melaksanakan,
Indonesia lebih menikmati kebudayaan luar memasyarakatkan, mendidik dan bahkan
negeri seperti: K-POP dan nilai-nilai barat. membudayakan Pancasila dan Undang-
Hal ini mengakibatkan kesenian-kesenian Undang Dasar Negara Republik Indonesia
daerah seperti ludruk, ketoprak, wayang, tahun 1945 pada segala sisi kehidupan
gamelan, dan tari-tarian tradisional lainnya berbangsa dan bernegara merupakan
menghadapi ancaman sangat serius dari tugas dan tanggungjawab bersama baik
kepunahan yang disebabkan oleh kelalaian masyarakat maupun pemerintah (Huda,
masyarakat sendiri (Mubah, 2011). Nilai-nilai 2018:2). Pemerintah sebagai wakil rakyat
kebaikan seperti sikap saling menghargai dan tidak boleh melepaskan tanggungjawab
satu sama lain maupun kepada yang lebih tua dengan hanya memberikan bantuan dan
turut digempur kekuatan arus teknologi dan dukungan kepada lembaga legislatif ataupun
informasi secara luas, sehingga menyebabkan lembaga yudikatif untuk memasyarakatkan
sikap individualistik dan konsumerisme yang Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
diakibatkan oleh perkembangan tersebut Republik Indonesia tahun 1945. Masyarakat
semakin menguat dan melemahkan karakter sebagai bagian dari pelaksana juga tidak boleh

184
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 2, Agustus 2020: 182-203

melepaskan tanggungjawabnya untuk tetap bahwa penelitian ini melihat sisi lain dari
berlandaskan Pancasila dalam kehidupan sebuah pengembangan nilai-nilai Pancasila
sehari-hari (Anggusti, 2019:3). yang terjadi nyata di Kampung Pancasila.
Perwujudan nyata yang dapat dilakukan Kampung Pancasila yang berada di Daerah
untuk mencintai Pancasila dapat dilakukan Istimewa Yogyakarta ini digagas oleh dosen
dalam berbagai macam bentuk, secara formal Pancasila yang berasal dari Fakultas Filsafat,
tentu dimasukkan dalam setiap peraturan. Universitas Gadjah Mada. Selama ini
Pancasila dapat dimasukkan dalam setiap Universitas Gadjah Mada mendapat julukan
pembelajaran di sekolah. Keteladanan guru, sebagai Universitas Pancasila yang ada di
dan membuat suatu wadah untuk lebih Indonesia karena civitas akademika berjiwa
membumikan Pancasila dalam lingkup sistem luhur dari nilai-nilai Pancasila.
sosial (Latif, 2018). Wujud dari sistem sosial Nilai pada hakikatnya sifat atau kualitas
tersebut dapat diwujudkan pada lingkup yang melekat pada suatu objek, bukan objek
sistem nilai, sistem sosial, dan wujud fisik itu sendiri (Kaelan, 2002, 123). Objek yang
baik dalam kebudayaan maupun kehidupan dimaksud dalam hal ini Pancasila. Maka
masyarakat (Kaelan, 2013). Salah satunya ada Pancasila mengandung nilai karena adanya
di Kampung Pancasila yang dapat dijadikan sifat atau kualitas yang melekat pada Pancasila
sebagai sarana yang tepat untuk memupuk itu sendiri (Sudjana, 2018:136). Butir-butir
kembali nilai-nilai religius, nasionalisme, yang terkandung dalam Pancasila mempunyai
gotong-royong, mandiri, dan musyawarah bobot yang berbeda, namun hal tersebut tidak
yang bersumber pada Pancasila (Koran Sindo, saling bertentangan satu dengan lainnya.
2019). Berdasarkan hal tersebut, permasalahan Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh
yang ingin dijawab dari penelitian ini terkait pendapat Max Scheler bahwa nilai-nilai yang
bagaimana pengaktualisasian nilai-nilai ada, tidak akan sama luhurnya dan sama
Pancasila di Kampung Pancasila; hasil tingginya (Kaelan, 2002: 124). Sesungguhnya
pengembangan dari nilai-nilai Pancasila; dan nilai-nilai yang terkandung dalam sila I-V
kendala yang dihadapi dalam pengembangan pada Pancasila merupakan sebuah cita-
nilai-nilai Pancasila di Kampung Pancasila. cita, harapan, impian, dan dambaan Bangsa
Penelitian yang terkait dengan Pancasila Indonesia yang harus diwujudkan dalam
maupun nilai-nilai yang terkandung di kehidupannya. Pengembangan nilai-nilai
dalamnya amat-amat banyak (Adi, 2016; Pancasila berkaitan dengan sifat atau kualitas
Asmaroini, 2016; Budiwibowo, 2016; kehidupan masyarakat sehari-hari.
Damanhuri dkk, 2016; Kariyadi, dan Dengan multidimensi berbagai
Suprapto, 2017; Rivelino, 2017; Saputra, macam penyebab dari krisis, maka usaha
2017; Wulandari, 2018; Maharani dkk, 2019). pembudayaan Pancasila harus dilakukan
Namun, penelitian yang memberikan contoh dengan melibatkan multi-approaches, multi-
nyata dari pengembangan nilai-nilai Pancasila disciplines, multimedia, multi-platforms, dan
tersebut pada sebuah kampung yang kemudian multi-stakeholders (Latif, 2018: 19). Maka
diberi nama Kampung Pancasila amat langka. diperlukan pendekatan yang harus lebih
Maka dari itu, penelitian ini memberi suatu hal responsif dan atraktif dengan generasi milenial
yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, saat ini melalui pengembangan terhadap

185
Isna Sari Rukmana, Samsuri, Darto Wahidin -- Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Contoh Nyata
Ketahanan Ideologi (Studi di Kampung Pancasila, Dusun Nogosari, Desa Trirenggo, Kabupaten Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta)
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. karena pertentangan yang terjadi berkaitan
Pengembangan bukan hanya sebatas retorika dengan ideologi yang berbeda-beda dan tidak
semata namun juga diperlukan aksi melalui bisa menyatuhkannya ideologi masyarakat
media sosial yang merupakan jelmaan dari yang dianut tersebut.
kemajuan sebuah teknologi. Pancasila juga Metode penelitian yang digunakan
harus tetap menjadi sabuk pengikat bagi dalam penyampaian hasil penelitian ini
elemen bangsa yang sekian lama telah menggunakan pendekatan kualitiatif, yang
mendiami Nusantara (Al-Jihad, 2018: 159). menggunakan pengambilan data melalui
Saat ini Pancasila yang merupakan observasi, wawancara, dan dokumentasi
ideologi Negara Indonesia telah digoyahkan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian
dengan berbagai tantangan baik dari luar di Kampung Pancasila sebagai sebuah
maupun dalam. Hal ini ditunjukkan dari contoh nyata aktualisasi nilai-nilai Pancasila.
sebuah data yang dikeluarkan oleh Lembaga Penelitian ini dilakukan di Kampung Pancasila,
Ketahanan Nasional melalui surveinya yang Dusun Nogosari, Desa Trirenggo, Kabupaten
dilakukan oleh Indeks Ketahanan Nasional Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang
Indonesia (IKN) telah mengalami penurunan di dalamnya terdapat berbagai kegiatan dan
tahun 2014-2015 pada gatra ideologi. Pada program berkenaan nilai-nilai Pancasila.
tahun 2014 indeks gatra ideologi berada Hasil pengambilan data yang diperoleh ini
pada kisaran 2,30 menjadi 2,23 pada tahun dianalisis dengan menggunakan model Miles
2015 (Armawi dan Wahidin, 2018: 6). Salah dan Hoberman, yaitu: teknik reduksi data,
satu penyebab dari kurang tangguhnya gatra penyajian data, kesimpulan dan verifikasi,
ideologi setiap tahunnya karena yang pro kemudian diverifikasi dengan teknik
dengan Pancasila sebagai ideologi negara triangulasi sumber dan teknik.
mengalami penurunan dibandingkan dengan
yang kontra atau yang ingin mengganti PEMBAHASAN
ideologi Pancasila dengan ideologi Islam Perkembangan era revolusi industri 4.0
katakanlah khilafah misalnya. yang membawa dampak yang sangat serius
Wajarlah jikalau Pancasila goyah terhadap pengaruh masuknya digitalisasi dan
kemudian mengalami penurunan dari gatra disrupsi, serta eksistensi bangsa dan negara
ideologi yang merupakan bagian dari astagatra di dunia, khususnya Indonesia. Oleh karena
sebagai sebuah model yang ada dalam itu, ketika segenap elemen kebangsaan tidak
ketahanan nasional. Gatra ideologi dipengaruhi permasalahan ini sebagai suatu hal yang
oleh faktor-faktor sebagaimana yang dijelaskan serius, maka maka hal tersebut menjadi celah
Armawi (2019: 78), nilai dan sistem nilai yang untuk negara beserta komponen yang turut
dianut oleh masyarakat secara ampuh akan didalamnya akan mengalami kehancuran
menjamin keberlangsungan dari suatu ideologi secara perlahan-lahan (Kaelan, 2015: 26-
yang dianut oleh negara. Bahkan suatu negara 27). Proses perubahan pada era ini menjadi
dapat runtuh jika tidak ada lagi kepercayaan suatu tantangan yang akan dihadapi oleh
dari ideologi yang dianut dalam masyarakat semua negara yang ada di belahan dunia, tak
suatu negara tersebut. Konflik yang terjadi terkecuali Indonesia. Akibat dari pengaruh
dalam suatu negara juga bisa disebabkan globalisasi yang tak dapat dielakkan dan

186
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 2, Agustus 2020: 182-203

akan berpengaruh pada strategi yang terkait sehari-hari. Kemudian di canangkan juga
pada keseluruhan elemen penting dalam kepada Kampung Pancasila yang ada di
lingkungan luas wilayah, negara, dan daerah Desa Trirenggo, Kabupaten Bantul, Daerah
(Latif, 2011:226). Istimewa Yogyakarta yang disebut memiliki
Dampak yang akan ditimbulkan pengaruh-pengaruh signifikan terhadap
dari permasalahan ini pun dapat bersifat kehidupan masyarakatnya.
kontradiktif, artinya permasalahan tersebut Akibat yang ditimbulkan dapat dilihat
akan memberikan hambatan, dampak positif dari eksistensi nilai-nilai Pancasila yang ada
dan dampak negatif tak terkecuali pada di daerah Kampung Pancasila yang selain
perkembangan nilai-nilai Pancasila pada dapat menjaga keutuhan persaudaraan,
seluruh elemen yang ada dalam masyarakat. juga turut menjaga ketanahan ideologi
Dampak tersebut akan mengubah pola pikir bangsa agar tetap utuh dan mempertahankan
(mindset) masyarakat terutama generasi muda, nilai-nilai baik yang sudah dibiasakan di
cara bersikap, ketergantungan pada aplikasi lingkungan tersebut (Fitriasari, 2019:411).
dan perubahan digital, dan cara pengambilan Sehingga pada akhirnya, dikarenakan hal
keputusan dalam kehidupan (Kiel dkk, 2017:2). tersebut masyarakat luas dapat meniru dan
Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya melaksanakan kebiasaan-kebiasaan baik
nyata yang dilakukan untuk merevitalisasi dan memiliki semangat (spirit) komunalitas
nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara dan partisipasi atau dedikasi sama seperti
tersebut kedalam setiap sisi masyarakatnya. masyarakat yang ada di Kampung Pancasila,
Salah satunya adalah dengan membuat suatu khususnya di Desa Trirenggo, Kabupaten
komunitas seperti kelurahan ataupun kampung Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pancasila yang mengaktualisasikan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Pengaktualisasian Nilai-Nilai Pancasila Di
Istilah Kampung Pancasila bukan Kampung Pancasila
merupakan suatu istilah baru dalam penataan Secara umum, kampung Pancasila di
geografis di Indonesia. Istilah ini merupakan Indonesia memiliki sejarah yang panjang.
bagian dari pengembangan dan penataan Istilah Kampung Pancasila ini secara masif
dari desa yang ada dalam Peraturan Menteri dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun
Dalam Negeri Republik Indonesia No 81 2018. Dimulai dari pengikraran Kelurahan
Tahun 2015 Tentang Evaluasi Perkembangan Tebing Tinggi di Kota Jambi sebagai kampung
Desa dan Kelurahan. Melalui peraturan inilah percontohan dalam pengaktualisasian
akhirnya keberadaan kampung Pancasila nilai-nilai Pancasila. setelah itu barulah
menjadi semakin dikenal dalam lingkungan beberapa kelurahan lain di berbagai kota
masyarakat luas. Kampung Pancasila mulai turut mengikrarkan diri sebagai Kampung
mengaung kembali setelah pada tahun 2018, Pancasila. Salah satunya adalah Daerah
Kelurahan Tebing Tinggi, Jambi dinobatkan Istimewa Yogyaarta yang turut merintis salah
oleh Kemandagri sebagai salah satu kelurahan satu bagian dari desanya sebagai Kampung
Pancasila yang menjadi kelurahan/desa Pancasila.
percontohan berkaitan pengaktualisasian nilai- Keadaan masyarakat yang majemuk
nilai Pancasila secara nyata dalam lingkungan ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, terutama

187
Isna Sari Rukmana, Samsuri, Darto Wahidin -- Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Contoh Nyata
Ketahanan Ideologi (Studi di Kampung Pancasila, Dusun Nogosari, Desa Trirenggo, Kabupaten Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta)
di wilayah Kabupaten Bantul memang adat yang ada di Desa Trirenggo bersama
dikenal sebagai masyarakat yang memiliki masyarakat sekitar desa. Deklarasi tersebut
tingkat keberagaman yang cukup tinggi. dilakukan di rumah salah satu warga, yang
keberagaman yang ada di daerah tersebut dijadikan sebagai aula tempat berkumpul
mampu menciptakan persatuan, kesatuan, dan untuk bermusyawarah dan membacakan ikrar
keharmonisan bagi sesama pemeluk agama sebagai Kampung Pancasila. Pendeklarasian
maupun antar umat beragama. Salah satunya Desa Trirenggo sebagai Kampung Pancasila
adalah Daerah Istimewa Yogyakarta yang bukan hanya karena masyarakat di desa
sampai saat ini menjadi potret kebhinekaan tersebut dapat hidup berdampingan, tetapi
dan kebersaman yang sangat erat terjalin dari juga dikarenakan kesadaran yang dimiliki
masa ke masa. Kampung Pancasila merupakan oleh masyarakatnya dalam membumikan
gagasan yang muncul setelah era reformasi dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila
tahun 1998. Istilah Kampung Pancasila tersebut sangat kuat (Yuriwanto, 2019). Lokasi
dikenal dengan Dusun Pancasila bukan pengikraran sebagai kampung Pancasila
hanya muncul karena masyarakatnya yang tersebut dapat dilihat dalam gambar1.
memang hafal butir-butir dari setiap sila yang Kediaman yang dijadikan sebagai tempat
ada dalam Pancasila. Melainkan kampung pengikraran tersebut merupakan milik salah
tersebut juga hadir sebagai wujud nyata dari satu dosen Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah
penerapan nilai Pancasila tersebut. Kampung Mada dipilih sebagai tempat yang digunakan
Pancasila dapat dijadikan sebagai acuan untuk untuk musyawarah dan pengikraran Kampung
memecahkan masalah yang berkaitan dengan Pancasila, serta membahas mengenai beberapa
banyaknya sikap intoleransi yang dimiliki hal terkait Pancasila. Namun, dalam pengikraran
oleh para masyarakat di Indonesia. Kampung Kampung Pancasila tersebut tidak ditemukan
Pancasila merupakan sebutan yang digunakan adanya dokumen terkait kepengurusan secara
bagi desa yang memiliki nilai keberagaman formal dari Kampung Pancasila. Hal tersebut
yang dapat saling menghargai satu sama dikarenakan pengikraran Kampung Pancasila
lainnya. Maka dari itu, Kampung Pancasila hanya secara lisan dan masyarakat hanya
dapat dijadikan kampung percontohan untuk mengikuti teks yang sudah dibuat oleh para tetua
merevitalisasi, memperkuat, membumikan, adat di Kampung Pancasila tersebut. Setelah
dan mempraktikkan secara nyata nilai-nilai pengikararan tahun 2004 dilaksanakan, belum
Pancasila, seperti: nilai gotong royong, ada dilakukan diskusi secara khusus lagi untuk
toleransi, saling menghargai, keadilan sosial, membahas mengenai penyusunan struktur secara
dan musyawarah dalam masyarakat. formal maupun konteks yang menyangkut pada
Istilah Kampung Pancasila mulai poluler Kampung Pancasila. Tetapi seiring berjalannya
dan dikembangkan sejak tahun 2004 di waktu, proses penginternalisasian nilai-nilai
berbagai daerah termasuk Kampung Pancasila Pancasila kampung tersebut dilaksanakan
yang ada di Dusun Nogosari, Desa Trirenggo, dengan mengalir saja dalam kehidupan di
Kabupaten Bantul. Kampung Pancasila di masyarakat hingga saat ini.
Desa Trirenggo ini sudah dideklarasikan Pengikraran Desa Nogosari sebagai
sebagai Kampung Pancasila pada tahun Kampung Pancasila pada tahun 2004 memiliki
2004. Deklarasi dilakukan oleh para tokoh efek yang beragam bagi setiap individu yang

188
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 2, Agustus 2020: 182-203

Gambar 1
Lokasi Pengikraran Kampung Pancasila

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2019

tinggal di daerah tersebut. Secara keseluruhan, kampung Pancasila yang turut memiliki jagoan
pengaktualisasian nilai-nilai Pancasila dalam masing-masing. Namun sikap fanatik tersebut
lingkup masyarakat khususnya di Kampung hanya dirasakan secara individu saja. Hal
Pancasila memiliki respon yang sangat baik. Hal ini disebabkan calon yang diusung tersebut
tersebut tampak dari keikutsertaan masyarakat tidak dapat berkampanye di daerah kampung
dalam berbagai kegiatan mengenai Pancasila Pancasila yang memang sejak dulunya memiliki
di kampung tersebut begitu menyambut baik, kesepakatan sikap netral tersebut, jika terdapat
responsive dan banyak yang mengikuti kegiatan pelanggaran, maka akan diterapkan sanksi adat
yang diadakan mengenai nilai-nilai Pancasila. oleh masyarakat (Yuriwanto, 2019). Kebiasaan
Respon tersebut terlihat dari keaktifan baik yang di terapkan tersebut membentuk suatu
warga pada kegiatan, seperti: musyawarah ketua karakter masyarakat yang demokrasi dan sadar
Rukun Tetangga (RT) dan kegiatan gotong- akan tanggung jawabnya untuk meletakkan
royong tiap minggu. Ketertiban masyarakat kepercayaan semua pihak agar patuh atas aturan
dalam mewujudkan Kampung Pancasila juga main yang telah ditentukan (Nurhasim, 2016).
sangat bagus. Hal tersebut dibuktikan dengan Adanya sikap netral dan tidak menjelekkan
masyarakat dapat bersikap netral dalam memilih pasangan calon politik tersebut membuat
pasangan calon pemerintah daerah, tidak ada wilayah sekitaran Desa Trirenggo menjadi
saling menjatuhkan lawan dan mengunggulkan sangat bersih dari banner-banner, spanduk,
pilihan. Sikap netral tersebut sampai berefek dan selebaran mengenai pemilihan daerah dan
pada sikap kesadaran sosial masyarakat menjadi lebih asri. Gambar 2 adalah daerah
yang tinggi. Contoh salah satu kejadian saat Kampung Pancasila yang bersih tersebut.
pilkada berlangsung di Yogyakarta tahun Respon masyarakat sekitar ketika disebut
2019 lalu, para calon sibuk mempromosikan sebagai Kampung Pancasila sangat baik. Hal
dan berkampanye mengusung masing-masing tersebut disebabkan masyarakat di daerah
jagoan di berbagai wilayah. Tak terkecuali tersebut sangat bangga dengan penyebutan

189
Isna Sari Rukmana, Samsuri, Darto Wahidin -- Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Contoh Nyata
Ketahanan Ideologi (Studi di Kampung Pancasila, Dusun Nogosari, Desa Trirenggo, Kabupaten Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta)
Gambar 2
Kampung Pancasila yang Bersih

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2019

sebagai Kampung Pancasila. Sudah sejak Upaya lebih lanjut yang dilakukan oleh
awal sebelum Desa Trirenggo disebut sebagai desa selanjutnya adalah dengan menjalin
Kampung Pancasila, masyarakat sudah hidup kerjasama untuk mengembangkan Kampung
dalam kondisi toleransi antar umat beragama. Pancasila sebagai wadah pengaktualisasian
Contoh nyata dari adanya sikap saling toleransi nilai-nilai Pancasila dengan pihak lain seperti
dan keberagaman dari nilai-nilai Pancasila Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta
tersebut dapat dicontohkan dengan kegiatan belum dilaksanakan sejak diikrarkannya Desa
antar umat beragama untuk saling berbagi daging Trirenggo sebagai Kampung Pancasila. Hal
kurban saat Hari Raya Idul Adha. Masyarakat tersebut dikarenakan, selama ini Kampung
yang beragama Islam juga dengan tangan Pancasila yang ada di Desa Trirenggo murni
terbuka menyambut masyarakat non-muslin mengembangkan Kampung Pancasila secara
untuk berkunjung ke rumah-rumah untuk mandiri, gotong-royong bersama-sama untuk
mengucapkan selamat hari raya ataupun sekedar mewujudkannya. Kepeduliaan dari Pemerintah
untuk bercengkarama dan bersilaturahmi saja. Dearah Kabupaten Bantul juga masih sangat
Rumah ibadah masing-masing pemeluk agama rendah terhadap Kampung Pancasila, karena
juga dapat didirikan sesuai lokasi mayoritas selama ini Kabupaten Bantul lebih peduli
pemeluk agamanya masing-masing, sehingga terhadap pengembangan pariwisata, hasil
belum ada laporan mengenai adanya tindakan kerajinan industri kreatif, dan kulinernya.
intoleransi dan anarkisme yang terjadi antar Namun, ada tokoh-tokoh yang peduli
pemeluk agama di daerah tersebut. dengan nilai-nilai Pancasila salah satunya dosen

190
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 2, Agustus 2020: 182-203

dari Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada musyawarah dusun, diskusi dengan
yang membantu dalam upaya mengikrarkan masyarakat, pengumpulan dana bantuan
Desa Trirenggo menjadi Kampung Pancasila. kemanusiaan, arisan rutin, dan musyawarah
Selama ini Universitas Gadjah Mada yang kebangsaan. Kegiatan gotong royong
dikenal sebagai Universitas Pancasila sangat dilakukan oleh masyarakat dengan tujuan
konsen terhadap pengembangan nilai-nilai untuk membersihkan wilayah sekitaran desa,
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, membuat daerah sekitar desa menjadi lebih
berbangsa, dan bernegara. Hal ini dibuktikannya asri dan hijau. Kegiatan gotong royong juga
dengan dibentuknya sebuah Kampung Pancasila terkadang dilakukan untuk membersihkan
oleh salah satu dosennya sebagai suatu bentuk banner-banner berbau politik di sekitar
kepedulian dan contoh dari pengembangan nilai- wilayah yang memasuki Kampung Pancasila.
nilai Pancasila yang dapat dijadikan rujukan Kemudian untuk kegiatan musyawarah dusun,
bagi kampung-kampung lainnya di Indonesia biasanya dilakukan oleh tujuh dukuh yang
khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta mewakili masyarakat di wilayah yang dukuh
sendiri. ketuai. Ketua dukuh tersebut berkumpul untuk
membahas berbagai hal. Termasuk membahas
Proses Dan Hasil Pengembangan Nilai- pengaduan dan keluhan yang didapatkan dari
Nilai Pancasila Di Kampung Pancasila masyarakat (gambar 3).
Kegiatan yang rutin dilakukan dalam Kegiatan diskusi dukuh ini dilaksanakan
upaya mengaktualisasikan nilai-nilai seminggu sekali. Tujuan dari kegiatan ini
Pancasila di antaranya: gotong royong, untuk membahas permasalahan daerah sekitar

Gambar 3
Pengaduan Masyarakat Terkait Permasalahan di Kampung Pancasila

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2019

191
Isna Sari Rukmana, Samsuri, Darto Wahidin -- Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Contoh Nyata
Ketahanan Ideologi (Studi di Kampung Pancasila, Dusun Nogosari, Desa Trirenggo, Kabupaten Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta)
Kampung Pancasila jika ada dan bersilaturahmi rutin yang biasa dilakukan oleh perkumpulan
untuk mempererat persaudaraan antar masing- ibu-ibu sekitaran daerah Kampung Pancasila.
masing dukuh di wilayah tersebut.Kegiatan Kegiatan ini dilakukan dalam rangka silaturahmi
diskusi dengan masyarakat merupakan kegiatan dan kumpul-kumpul. Selanjutnya kegiatan
yang dilakukan oleh masing-masing dukuh musyawarah kebangsaan yang dilakukan untuk
sebagai upaya pelayanan nyata dari dukuh untuk mengembangkan nilai-nilai Pancasila pernah
menampung aspirasi, keluhan, pertanyaan, dilakukan beberapa kali setelah pengikraran
ataupun berbagi pendapat dengan masyarakat Desa Trirenggo menjadi Kampung Pancasila.
mengenai permasalahan yang muncul di daerah Namun setelah itu, kegiatan tersebut tidak pernah
sekitar Kampung Pancasila. Dengan kegiatan dilakukan lagi karena kesibukan masing-masing.
ini, maka masing-masing dukuh menjadi Pancasila sebagai ideologi bangsa
lebih dekat dengan masyarakat dan dukuh Indonesia secara utuh telah diterima sebagai
juga mengetahui permasalahan yang terjadi, landasan dalam haluan berbangsa dan
sehingga bisa dicarikan solusi terbaik terkait bernegara di Indonesia (Dewantara, dkk,
pemecahan masalah yang terjadi (gambar 4). 2019:400; Latief, dkk, 2018:924). Makna
Kegiatan pengumpulan dana bantuan ideologi tersebut merujuk pada istilah nilai-
kemanusiaan dilakukan oleh masing-masing nilai fundamental dan kepercayaan kelompok
Rukun Tetangga (RT) dan dukuh di daerah masing- dan anggotanya (Silalahi dan Yuwono,
masing untuk kegiatan amal terkait bencana yang 2018:59). Pancasila tersebut terdiri dari
terjadi di wilayah Nusantara, ataupun untuk uang lima prinsip utama yang berhubungan pada
kas masing-masing pedukuhan yang kemudian ideologi nasional dan agama. Kelima prinsip
akan digunakan untuk kegiatan tertentu terkait tersebut meliputi: prinsip satu ketuhanan
Kampung Pancasila. Kegiatan lainnya arisan yang dipercayai sebagai pencipta tertinggi;

Gambar 4
Diskusi dengan Masyarakat

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2019.

192
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 2, Agustus 2020: 182-203

kemanusiaan atau komitmen untuk paham Nilai-nilai yang terkandung dalam


internasionalism; nasionalisme (kesatuan Pancasila merupakan bagian dari kepribadian
Indonesia; kebijaksanaan yang dilakukan bangsa Indonesia yang telah ada sejak masa
secara sengaja/ representasi; dan keadilan penjajahan dulu hingga saat Indonesia menjadi
sosial (Fitch dan webb, 1989: 45-46). merdeka kini. Hal tersebut secara praktis
Lebih lanjut, Hamidi (2010: 55-51) dapat ditunjukkan melalui penguasaan civic
menyebutkan nilai-nilai dasar yang terkandung knowledge, civic disposition, dan civic skill
dalam Pancasila terdiri dari lima nilai dasar, yang memiliki tujuan untuk membentuk
yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, warga negara yang baik dan turut serta dalam
kerakyatan, dan keadilan. Makna yang berbagai kegiatan positif untuk mewujudkan
terkandung dalam sila pertama meliputi cita-cita nasional bangsa Indonesia (Raharjo
kepercayaan, ketakwaan terhadap Tuhan dkk, 2017). Nilai-nilai yang terdapat dalam
Yang Maha Esa, kerukunan hidup beragama, Pancasila bukan hanya mengandung nilai
dan kebebasan untuk memeluk agama. Nilai budaya bangsa, melainkan juga turut menjadi
yang terkandung dalam sila kedua meliputi sumber hukum dan ideologi nasional. Oleh
kemanusiaan, pengakuan terhadap martabat karena itu, nilai-nilai yang terkandung di
manusia,dan perlakuan yang adil terhadap dalam Pancasila juga harus dijabarkan didalam
sesama manusia. Kemudian, pada silaketiga norma moral, norma pembangunan, norma
tentang persatuan bangsa, meliputi: nilai hukum, dan etika kehidupan berbangsa
persatuan dan pengakuan terhadap perbedaan dan bernegara (Adi, 2016). Pancasila yang
yang ada. Kemudian nilai yang terdapat dalam akan menjadi dasar dalam semua proses
sila keempat, yaitu: kedaulatan, musyawarah. penyelenggaraan negara dalam berbagai
Selanjutnya, sila kelima mengandung nilai bidang, menjadi rujukan bagi seluruh rakyat
keadilan sosial yang dapat dimaknai denggan Indonesia, dan Pancasila akan memberikan
upaya mengembangkan diri agar sesuai butir- kriteria yang jelas mengenai kelayakan suatu
butir Pancasila, kekeluargaan, cinta akan sikap yang dilakukan oleh setiap warga
kemajuan dan pembangunan. Pengembangan negara Indonesia dalam kehidupan baik
Pancasila di kampung Pancasila dimaksudkan bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara
untuk mengetahui adanya penerapan secara (Kariyadi, 2017).
langsung terkait nilai-nilai Pancasila agar Nilai-nilai yang dikembangkan di
tercipta masyarakat yang memiliki moral yang Kampung Pancasila, yaitu nilai sila pertama,
baik dan diharapkan dapat membentukperilaku yaitu: nilai religius atau ketuhanan; nilai
manusia Indonesia yang seutuhnya dan kedua berkaitan dengan toleransi; nilai ketiga
Pancasilais. Karena pada dasarnya, sikap terkait dengan persatuan; nilai keempat
Pancasilais akan membawa perubahan bagi mengenai musyawarah, dan nilai; dan
kepribadian kewarganegaraan Indonesia, kelima tentang keadilan sosial. Nilai pertama
khusunya para generasi muda penerus bangsa dikembangkan dengan adanya keberagaman
agar dapat memfilter perubahan dan budaya agama yangada di Kampung Pancasila tidak
yang masuk dan akan membawa dampak membuat masyarakat antar pemeluk agama
diberbagai segi kehidupan. di desa tersebut saling memusuhi, melainkan
masyarakat dapat hidup secara berdampingan

193
Isna Sari Rukmana, Samsuri, Darto Wahidin -- Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Contoh Nyata
Ketahanan Ideologi (Studi di Kampung Pancasila, Dusun Nogosari, Desa Trirenggo, Kabupaten Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta)
tanpa ada pertikaian dan kecemburuan tentang dengan permasalahan agama. Kemudian
fasilitas yang didapatkan. Selain tempat ibadah untuk penyelesaian permasalahan sosial
yang letaknya hampir berdampingan, wujud yang terjadi di sekitar Kampung Pancasila,
nilai-nilai keharmonisan pada sila pertama akan mendahulukan sanksi sosial yang telah
tersebut juga diwujudkan pada pengembangan disepakati bersama.
nilai kedua, berkaitan dengan toleransi. Nilai yang dikembangkan selanjutnya
Terbukti dengan adanya makam mengenai musyawarah. Hal tersebut tercermin
para pemeluk agama yang berbeda namun dari berbagai kegiatan yang telah dilakukan
diletakkan di satu lokasi yang sama secara oleh Kampung Pancasila, seperti: musyawarah
berdampingan. Hal tersebut menunjukkan dusun yang dilakukan oleh pedukuhan yang ada
bahwa masyarakat di Kampung Pancasila di Kampung Pancasila, arisan bulanan, diskusi
selain hidupnya dapat berdampingan secara kebangsaan, dan diskusi dengan masyarakat
harmonis. Perwujudan sila kedua tentang untuk menyelesaikan masalah dan membuat
toleransi juga ditunjukkan dengan saling peraturan berkaitan ketertiban Kampung
merayakan hari-hari besar pemeluk agama Pancasila. Salah satunya mengenai aturan
lain. Saat pemeluk agama Islam merayakan terkait tidak diperbolehkannya pemasangan
Idul Fitri dan Idul Adha, maka masyarakat non- baleho, spanduk dan banner-banner politik
muslim akan mengunjungi, bersilaturrahmi, calon pasangan baik nasional maupun Daerah
dan juga akan mendapatkan bagian hewan Istimewa Yogyakarta di sekitar Kampung
kurban pada saat Idul Adha. Begitu juga Pancasila. Aturan tersebut berbentuk lisan saja,
sebaliknya, jika masyarakat non-muslim namun dalam musyawarah disosialisasikan
merayakan hari besar, maka masyarakat dan akhirnya sampai saat ini peraturan tersebut
muslim akan mengunjungi masyarakat non- tetap terjaga dan masyarakat dengan sadar
muslim tersebut untuk menghargai hari dapat dengan tertib mengikutinya untuk
perayaan yang tengah dilaksanakan oleh non- mewujudkan Kampung Pancasila yang bersih,
muslim tersebut. tertib, dan nyaman.
Pengaktualisasian selanjutnya terkait Kemudian untuk pengembangan
dengan persatuan. Hal tersebut dapat nilai keadilan di Kampung Pancasila
ditunjukkan dengan adanya tolerasi dan dapat dilihat dari persamaan tanpa ada
saling menghargai membuat masyarakat di membeda-bedakan status ekonomi, sosial
Kampung Pancasila menjadi semakin kuat dan strata masyarakatnya. Oleh karena itu,
dan erat bukan malah saling menjatuhkan masyarakat di Kampung Pancasila dapat hidup
dan menjelekkan satu sama lain. Adanya berdampingan tanpa ada perselisihan di antara
non-muslim di sekitar perkampungan tidak masyarakatnya. Contoh nyata yang dapat
membuat masyarakat muslim menjadi resah menunjukkan bahwa nilai keadilan sosial
dan terganggu, melainkan biasa-biasa saja dan di Kampung Pancasila sangat baik adalah
santai saja, dapat menerima dengan terbuka. masyarakatnya yang netral dalam urusan
Hal ini dikarenakan masyarakat Kampung politik. Masyarakat di Kampung Pancasila
Pancasila sudah terbiasa dan dapat berbaur netral akan pilihan yang didukungnya,
dengan masyarakat non-muslim. Selama ini masyarakat yang pro tidak menjatuhkan
belum ada konflik yang sangat besar terkait partai politik lain, contohnya pada politik

194
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 2, Agustus 2020: 182-203

pemilihan calon Dewan Perwakilan Daerah penerapan nilai-nilai Pancasila di kampung


(DPD) di Daerah Istimewa Yogyakarta, salah tersebut tidak melibatkan pemerintah dalam
satu warga merupakan tim sukses dari calon membuat ataupun penerapannya. Hampir
kandidat yang mewakili Daerah Istimewa semua sisi dalam pengembangan nilai tersebut
Yogyakarta ingin melakukan penyuluhan diprakarsai dan dimulai oleh masyarakat di
dan sosialisasi calon pasangan DPD tersebut kampung itu sendiri.
namun diurungkan dengan adanya peraturan Proses dalam mengembangkan nilai-
yang dibuat secara bersama-sama dan telah nilai Pancasila diinternalisasikan kepada
disepakati untuk ditaati dan dipahami oleh masyarakat dalam berbagai kegiatan sehari-
masyarakat. Oleh karena itu warga yang hari. Proses pengikraran tersebut memang ada
menjadi tim sukses dari calon kandidat tersebut pertemuan beberapa kali untuk membahas cara
mengurungkan niatnya untuk melakukan yang dilakukan untuk mensosialisikan dan
sosialisasi pasangan calon usungannya. memperkenalkan nilai-nilai tersebut. Namun
Berdasarkan hal tersebut, peraturan bukan setelah pengikraran, proses pengembangan
hanya untuk memaksakan apa yang telah nilai-nilai Pancasila langsung pada aktivitas
disepakati dan mengupayakan masyarakat yang dilakukan oleh masyarakat di Kampung
menjadi lebih netral untuk memilih, melainkan Pancasila seperti biasa. Kemudian untuk
tujuan dari adanya peraturan tersebut untuk wujud dari pengembangan nilai-nilai Pancasila
memupuk sikap adil terhadap pihak manapun, tersebut tercermin dari sikap dan tingkah laku
agar tidak tercipta perpecahan dan keresahan masyarakat kampung Pancasila yang jauh lebih
dalam lingkup Kampung Pancasila mengenai tertib, teratur dan saling menghargai satu sama
politik tersebut. lain. Hasil dari penerapan nilai-nilai Pancasila
Pengaktualisasian nilai-nilai Pancasila tersebut membuat masyarakat lebih akur,
secara umum dapat dibagi menjadi dua harmonis, disiplin, saling terbuka dan jauh dari
yaitu: (1) aktualisasi Pancasila yang bersifat sikap perpecahan dan menjelek-jelekkan pihak
subjektif bahwa perwujudan yang bersifat lain termasuk pihak non-muslim yang berbeda
masif, diletakkan pada masing-masing dan berda satu komplek dengan masyarakat
individu, dan terjadi pada setiap individu; mayoritas muslim di Kampung Pancasila
dan (2) aktualisasi yang bersifa objektif tersebut. Hasil pengembangan nilai-nilai
yang merupakan pelaksanaan dalam bentuk Pancasila di Kampung Pancasila terbilang
nyata pada aspek penyelenggaraan negara, bagus dan mendapatkan respon yang positif
realisasi dalam segala aspek kenegaraan dari warga sekitar.
dan hukum, termasuk pada bidang legislatif, Masyarakat dapat menjadi lebih toleran,
eksekutif, yudikatif, dan semua bidang persatuan sangat bagus, kemudian masyarakat
kenegaraan terutama hasilnya dalam bentuk lebih terbuka akan informasi, tidak mudah
peraturan perundang-udangan Indonesia terpengaruh karena memang sudah tertanam di
(Sutiyono, 2016). Pengembangan nilai-nilai dalam dirinya untuk bersikap netral dan santai
Pancasila di Kampung Pancasila, Desa saja terhadap politik maupun permasalahan
Trirenggo tergolong pada Pancasila subjektif yang muncul di sekitar Kampung Pancasila
dengan penerapan Pancasila secara individu- tersebut. Hasil dari penerapan nilai-nilai
individu saja. Hal tersebut dikarenakan Pancasila tersebut membuat masyarakat sekitar

195
Isna Sari Rukmana, Samsuri, Darto Wahidin -- Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Contoh Nyata
Ketahanan Ideologi (Studi di Kampung Pancasila, Dusun Nogosari, Desa Trirenggo, Kabupaten Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta)
menjadi lebih tertib dan selalu mengedepankan dapat mendukung upaya pengembangan nilai-
kepentingan bersama di atas kepentingan nilai Pancasila di kampung tersebut menjadi
pribadi. Walaupun memang peraturan yang semakin meluas dan semakin membaik
dibuat untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila kualitasnya. Merujuk pada Pasal 16, Undang-
tersebut masih kebanyakan peraturan lisan, Undang Nomor 40 tahun 2009 tentang
namun dengan hal itu saja masyarakat sudah Kepemudaan, dinyatakan bahwasanya peranan
dengan sendirinya dapat sadar untuk mematuhi pemuda sebagai kekuatan moral, kontrol
dan menjalankan peraturan tersebut. sosial, dan agen perubahan. Oleh karena itu,
Warga negara dalam hal ini berperan pemuda memiliki tanggung jawab yang besar
sebagai komponen cadangan dan komponen dalam upaya pembangunan nasional, menjaga
pendukung. Hal tersebut dikarenakan persoalan NKRI dan menjaga keutuhan Pancasila.
yang terjadi di negeri ini tidak hanya sebatas Namun pada kenyataannya, pemuda pemudi
pada permasalahan pertahanan dan keamanan yang merupakan barisan terdepan dalam
yang diurus oleh TNI dan Kepolisian, melainkan menjaga dan mewujudkan bangsa, sangat
hal tersebut juga menjadi tanggungjawab dari rentan mengalami tantangan moral yang akan
warga negara untuk tetap peduli dalam upaya berpengaruh pada tingkat pelemahan kualitas
keikutsertaannya dalam mempertahankan moralitas bangsa kelak. Hal tersebut, pemuda
negaranya.Secara umum, peranan masyarakat di Kampung Pancasila yang merupakan
dalam mengembangkan nilai-nilai Pancasila pemegang tanggungjawab kepemimpinan
di Kampung Pancasila dengan memberikan bangsa di masa depan dapat menjadi solusi
teladan, sikap, perilaku, dan memberikan terbaik dalam mengatasi permasalahan dari
sikap yang baik agar mencerminkan warga bangsa ini hingga dapat tampil cemerlang
negara yang Pancasilais sebagaimana halnya sebagai pionir yang handal dalam memberikan
butir-butir yang terkandung dalam Pancasila. solusi yang terbaik, bersikap tangguh dan
Selain itu, peranan masyarakat dalam berjiwa nasionalis untuk menjawab tantangan
pengembangan juga sangat penting sebagai jaman yang semakin hari semakin maju
upaya menyebarluaskan pengaruh baik (Suryaningrat, 2019).
mengenai Pancasila terhadap generasi muda
yang ada di sekitar wilayah Kampung Pancasila Kendala Yang Dihadapi
di Desa Trirenggo. Masyarakat di Kampung Perkembangan ideologi Pancasila pada
Pancasila menjadi contoh bagi masyarakat saat ini tengah menghadapi permasalahan
di desa lain untuk dapat menerapkan sikap padaaspek gejala sosial dan dinamika ideologi.
Pancasila, saling menghargai (toleransi), Era saat ini menunjukkan adanya peningkatan
gotong-royong, musyawarah dan menerapkan kebebasan yang sangat beresiko dan dapat
nilai keadilan dalam lingkup masyarakat mengancam ketahanan ideologi. Beberapa
tersebut. faktor yang dapat melemahkan ketahanan
Peranan para pemuda pemudi dalam ideologi Pancasila tersebut berawal dari realitas
upaya mengembangkan nilai-nilai Pancasila keberagaman, baik secara kebudayaan, suku,
masih sebatas pada mengikuti dan menjalankan bahasa, dan agama. Hal tersebut diwujudkan
nilai-nilai Pancasila tersebut dan belum dengan munculnya sikap-sikap intoleransi,
membuat suatu gebrakan ataupun inovasi yang primordialisme, dan sikap egoisme yang sangat

196
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 2, Agustus 2020: 182-203

besar terhadap sesama (Maharani, 2019). sudah terbiasa sejak dulu hidup rukun,
Dalam konteks di Negara Indonesia, ancaman, toleransi, menghormati sesama, dan selalu
tantangan, dan hambatan turut mengalami mengutamakan musyawarah menyebabkan
pergeseran. Ancaman dan hambatan yang masyarakat di Kampung Pancasila menjadi
dihadapi oleh bangsa Indonesia bukan lagi lebih terbuka dan mengerti dengan sendirinya
seputaran agresi militer dan genjatan senjata mengenai nilai-nilai Pancasila tersebut tanpa
antar negara, melainkan permasalahan saat ini harus diikrarkan sekalipun oleh tetua adat.
lebih terkait pada penjajahan ideologi, politik, Karena hal tersebut sudah menjadi bagian
ekonomi, dan sosial-budaya (Febrihananto, dari diri masyarakat itu sendiri, jadi tanpa
2017). paksaan, masyarakat sudah mengerti dan
Kendala dalam pengembangan nilai- mengerjakan. Hal ini tak lepas dengan adanya
nilai Pancasila di Kampung Pancasila dapat beberapa kegiatan yang turut menunjang
terbagi menjadi dua, yaitu kendala personal dalam upaya mengembangkan nilai-nilai
atau kendala yang berasal dari dalam diri Pancasila tersebut seperti musyawarah dukuh,
masyarakat itu sendiri. Kemudian kendala diskusi dengan masyarakat, perkumpulan
dapat dimaknai dengan kurangnya sarana warga tiap bulannya, diskusi kebangsaan
dan prasarana yang turut mendukung yang kesemuanya turut membantu dalam
pengembangan nilai-nilai Pancasila di mensukseskan pengembangan nilai-nilai
Kampung Pancasila tersebut. Kendala Pancasila di Kampung Pancasila.
personal yang dihadapi oleh masyarakat Kemudian untuk kendala teknis yang
di Kampung Pancasila pada umumnya dihadapi oleh masyarakat di Kampung
masyarakatnya yang terkadang masih bersikap Pancasila lebih cenderung kepada sarana
acuh tak acuh pada kegiatan yang terkait dan media terkait pempublikasian Kampung
pada pengembangan nilai-nilai Pancasila Pancasila yang belum lengkap. Hal tersebut
tersebut. Hal tersebut dikarenakan setelah dikarenakan memang Kampung Pancasila
pengikraran sebagai Kampung Pancasila, merupakan lembaga non profit yang memang
masyarakat di Kampung Pancasila hanya tahu kelengkapan sarana dan prasarana tidak
mengenai Kampung Pancasila secara lisan begitu diperhatikan seutuhnya. Oleh karena
saja. Sedangkan untuk sosialsiasi lebih lanjut itu, kendala yang dihadapi oleh Kampung
tentang Kampung Pancasila pernah dilakukan Pancasila menjadi suatu tantangan tersendiri
beberapa kali, namun seiring berjalannya bagi para pengurus Desa Trirenggo untuk tetap
waktu, pelatihan ataupun sosialisasi terkait mengupayakan pengembangan Kampung
Kampung Pancasila sudah jarang dilakukan, Pancasila ke depannya. Namun, Hal tersebut
sehingga para masyarakat hanya sekedar tahu dapat diatasi dengan kerjasama yang dilakukan
dan belum benar-benar menjiwai makna dari oleh seluruh lapisan masyakarat saling
Pancasila tersebut seutuhnya. membantu, bahu membahu untuk menerapkan
Namun, sebagian besar masyarakat di nilai-nilai Pancasila. Baik ketua desa, para
Kampung Pancasila sudah dapat mengikuti dukuh, maupunpara masyarakat bersama-
secara sukarela dengan kesadaran penuh sama kini dapat mulai perlahan-lahan mulai
menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kegiatan menerapkan kembali nilai-nilai Pancasila
sehari-hari. Masyarakat di Kampung Pancasila tersebut secara mandiri dan tanpa paksaan

197
Isna Sari Rukmana, Samsuri, Darto Wahidin -- Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Contoh Nyata
Ketahanan Ideologi (Studi di Kampung Pancasila, Dusun Nogosari, Desa Trirenggo, Kabupaten Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta)
pihak manapun. Hambatan yang dirasakan penanaman nilai Pancasila pada Komunitas
lebih pada keikutsertaan pemuda-pemudi Amak-Arak di Kampung Islam Kepaon
dan pemerintah dalam upaya pengembangan ditanamkan melalui nilai-nilai yang ada
nilai-nilai Pancasila di Kampung Pancasila, dalam sila pertama. Sedangkan penelitian
Desa Trirenggo, Kabupaten Bantul, Daerah yang dilakukan oleh Damanhuri (2016)
Istimewa Yogyakarta. menjelaskan bahwa implementasi nilai-nilai
Harapan dari adanya Kampung Pancasila Pancasila di Perkampungan Pancasila Desa
bahwa masyarakat dapat mempertahankan Tanjungsari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten
sikap dan kebiasaan yang bersumber Serang, Provinsi Banten diimplementasikan
dari Pancasila, masyarakat juga mampu dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
memberikan contoh yang baik dengan bersikap Tujuan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai
sesuai butir-butir yang ada di dalam Pancasila. upaya pembentukan karakter bangsa. Dalam
Harapan yang khusus juga disampaikan bahwa pelaksanannya, implemantasi nilai-nilai
penyebutan Desa Trirenggo sebagai Kampung Pancasila masih belum terlalu banyak dukungan
Pancasila dapat mengisnspirasi kampung dari masyarakat dan masih kurangnya tingkat
atau desa lain agar menciptakan suasana desa kesadaran akan perilaku untuk mencerminkan
yang sesuai dengan Pancasila. Karena pada nilai Pancasila. Oleh karena itu, perlu adanya
dasarnya, dengan adanya Pancasila tersebut dukungan dan dorongan dari berbagai pihak
hidup menjadi lebih baik dan sesuai pada yang berwenang di dalamnya. Selanjutnya
tuntutan kebaikan juga. penelitian yang dilakukan oleh Chayati dan
Perwujudan nyata yang dapat dilakukan Setyowati (2016) menyatakan bahwa eksistensi
untuk mencintai Pancasila dapat dilakukan nilai-nilai Pancasila di Desa Balun, Kecamatan
baik secara formal, dalam setiap pembelajaran Turi, Kabupaten Lamongan berjalan dengan
di sekolah. Kemudian penerapan pada sistem baik. Hal ini terbukti dari tingkat toleransi
sosial, dan wujud fisik berupa kebudayaan antar umat beragama di daerah tersebut yang
dalam kehidupan masyarakat (Kaelan, 2013). masih terjaga.
Salah satunya Kampung Pancasila yang dapat Perbedaan dari penelitian dari
dijadikan sebagai sarana yang tepat untuk (Damanhuri, 2016; Wulandari, 2018; dan
memupuk kembali nilai-nilai yang bersumber Chayati, 2016) dengan penelitian ini terletak
pada Pancasila (Koran Sindo, 2019). Apabila pada lokasi penelitian, nilai-nilai yang
Pancasila memang benar-benar dipahami, diterapkan untuk mengembangan nilai-
dihayati, diinternalisasikan, dan diamalkan nilai Pancasila tersebut. Penelitian yang
secara mandiri, jujur, dan benar pada seluruh dilakukan oleh Wulandari menyebutkan bahwa
aspek kehidupan termasuk dalam upaya pengembangan nilai Pancasila di Kampung
melaksanakan gerakan reformasi untuk Amak-Arak terfokus pada sila pertama,
mewujudkan Indonesia yang lebih baik ke yaitu religius. Sedangkan pada penelitian
depannya, maka Pancasila dapat menjadi yang dilakukan di Kampung Pancasila lebih
perekat dan mempersatukan kemajemukan bervariasi dan memuat keseluruhan kelima
bangsa Indonesia (Adi, 2016). sila yang ada di dalam Pancasila. Selanjutnya
Penelitian yang dilakukan oleh penelitian Damanhuri (2016) memiliki
Wulandari (2018) menyebutkan bahwa penjelasan yang lebih umum dibandingkan

198
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 2, Agustus 2020: 182-203

penelitian yang dilakukan di Kabupaten menyambut baik, responsif dan banyak yang
Bantul ini. Jika penelitian Damanhuri (2016) mengikuti kegiatan yang diadakan mengenai
menginternalisasikan dalam kehidupan sehari- nilai-nilai Pancasila.
hari, maka dalam penelitian ini dijabarkan Kedua, kegiatan yang rutin dilakukan
bahwa penginternalisasian nilai-nilai Pancasila dalam upaya mengembangkan nilai-nilai
bukan hanya sekedar pembiasaan saja, Pancasila di Kampung Pancasila di Desa
melainkan juga dikaitkan pada kegiatan yang Trirenggo dengan melalui gotong royong,
berhubungan dengan penguatan nilai-nilai musyawarah dusun, diskusi dengan masyarakat,
Pancasila tersebut, seperti diskusi kebangsaan, pengumpulan dana bantuan kemanusiaan,
perkumpulan para dukuh, dan lain sebagainya. arisan rutin, danmusyawarah kebangsaan.
Kemudian untuk penelitian yang dilakukan Nilai-nilai yang dikembangkan di Kampung
oleh Chayati dan Setyowati (2016) berfokus Pancasila adalah religius atau ketuhanan,
pada tiga nilai yang dijadikan acuan, yaitu toleransi, persatuan, musyawarah, dan keadilan
toleransi antar umat beragama, gotong-royong, sosial. Proses dalam mengembangkan nilai-nilai
dan musyawah. Sedangkan dalam penelitian Pancasila diinternalisasikan kepada masyarakat
ini mencakup pada pengaktualisasian dalam berbagai kegiatan yang dibuat untuk
kelima nilai Pancasila yang ada di Kampung menunjang pengembangan nilai-nilai Pancasila
Pancasila yang ada di Dusun Nogosari, Desa tersebut. Hasil pengembangan nilai-nilai
Trirenggo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pancasila di Kampung Pancasila terbilang
bagus dan mendapatkan respon yang positif
SIMPULAN dari warga sekitar. Masyarakat dapat menjadi
Berdasar uraian tersebut di atas dapat lebih toleran, persatuan sangat bagus, kemudian
ditarik simpulan sebagai berikut. masyarakat lebih terbuka akan informasi, tidak
Pertama, pengembangan nilai-nilai mudah terpengaruh karena memang sudah
Pancasila merupakan hal yang sangat penting tertanam di dalam dirinya untuk bersikap
untuk dilakukan pada setiap sisi kehidupan netral dan santai saja terhadap politik maupun
termasuk dengan mewujudkan Kampung permasalahan yang muncul di sekitar Kampung
Pancasila untuk mewujudkan masyarakat yang Pancasila tersebut. Sejak dideklarasikan tahun
harmonis, damai dan jauh dari perselisihan. 2004 tidak mengalami hambatan yang berarti
Kampung Pancasila di Desa Trirenggo ini dalam mengembangkan Kampung Pancasila.
sudah dideklarasikan sebagai Kampung Harapan yang diinginkan pada masa yang akan
Pancasila pada tahun 2004. Deklarasi tersebut datang dari adanya Kampung Pancasila bahwa
dilakukan oleh para tokoh adat yang ada di masyarakat dapat terus mempertahankan sikap
Desa Trirenggo tersebut bersama masyarakat dan kebiasaan yang bersumber dari Pancasila,
sekitar desa. Respon masyarakat terkait agar masyarakat mampu memberikan contoh
pengembangan nilai-nilai Pancasila dalam dan dapat bersikap sesuai butir-butir yang ada
lingkup masyarakat khususnya di Kampung di dalam Pancasila. Supaya ideologi Pancasila
Pancasila memiliki sambutan yang sangat tetap terus bertahan di tengah arus era revolusi
baik. Hal tersebut tampak dari keikutsertaan industri 4.0.
masyarakat dalam berbagai kegiatan mengenai Selanjutnya, direkomendasikan
Pancasila di kampung tersebut begitu beberapa hal sebagai berikut.

199
Isna Sari Rukmana, Samsuri, Darto Wahidin -- Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Contoh Nyata
Ketahanan Ideologi (Studi di Kampung Pancasila, Dusun Nogosari, Desa Trirenggo, Kabupaten Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta)
Pertama, pemerintah pusat dan daerah Kementerian Pertahanan Republik
hendaknya lebih terlibat dan memperhatikan Indonesia.
dalam upaya pengembangan nilai-nilai Armawi, Armaidy, 2019, ‘Nasionalisme
pancasila di Kampung Pancasila. Pemerintah dan Dinamika Ketahanan Nasional’,
hendaknya memberikan bantuan baik Yogyakarta,: Gadjah Mada Uniuversity
berupa dana, fasilitas, ataupun bimbingan Press.
dan penyuluhan lebih dalam terkait Asmaroini, A., P., 2016,‘Implementasi Nilai-
penginternalisasikan nilai-nilai Pancasila di Nilai Pancasila Bagi Siswa di Era
Kampung Pancasila. Globalisasi’, CITIZENSHIP: Jurnal
Kedua, masyarakat harus lebih aktif Pancasila dan Kewarganegaraan,Vol.
dalam mempromosikan Kampung Pancasila 4, No. 2, hh. 440-450.
kepada masyarakat luas agar lebih mengetahui Budiwibowo, S., 2016, ‘Revitalisasi Pancasila
informasi terkait Kampung Pancasila di Dusun dan Bela Negara dalam Menghadapi
Nogosari, Desa Trirenggo, Kabupaten Bantul, Tantangan Global Melalui Pembelajaran
Daerah Istimewa Yogyakarta. Berbasis Multikultural’,CITIZENSHIP:
Ketiga, peran pemuda dalam Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan,
mengembangkan nilai-nilai Pancasila di Vol. 4, No. 2, hh. 566-585.
Kampung Pancasila hendaknya lebih digiatkan Chayati, D, N, dan Rr. N. Setyowati, 2016,
lagi agar menjadi lebih baik ke depannya. ‘Eksistensi Nilai-Nilai Pancasila Di
Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten
DAFTAR PUSTAKA Lamongan’, Kajian Moral dan
Adi, P., 2016, ‘Pembudayaan Nilai-Nilai Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 4, hh.
PancasilaBagi Masyarakat Sebagai 455-469.
Modal Dasar Pertahanan Nasional Damanhuri, Hardika, L.W. Alwan, B. F., dan
NKRI, Jurnal Moral Kemasyarakatan, I.N. Rahman, 2016, ‘Implementasi
Vol. 1, No. 1, hh. 37-50. Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Upaya
Al-Jihad, R. Saddam, 2018, ‘Ideologi Pembangunan Karakter Bangsa (Studi
Pancasila Dunia: Sintesis, Kapitalisme, Kasus di Kampung Pancasila Desa
Sosialisme, dan Islam’, Jakarta: PT Tanjung Sari, Kecamatan Pabuaran,
Pusataka Alvabet. Kabupaten Serang)’, Untirta Civic
Anggusti, M. dan H. Siallagan, 2019, Education Journal (UCEJ), Vol. 1, No.
‘Environmentally Friendly Technology 2, hh. 185-198.
Development At Era Industrial Dewantara, J, A., I.F. Suhendri, R. Rosyid,
Revolution 4.0 In Indonesia, IOP dan T.S. Atmaja, 2019, ‘Pancasila as
Conference Series: Materials Science Ideology and Characteristics Civic
and Engineering,  3rd Nommensen Education in Indonesia. International
International Conference on Technology Journal for Educational and Vocational
and Engineering, No. 725, hh. 1-6 Studies, Vol. 1, No.5, hh. 400-405.
Armawi, Armaidy, dan Darto Wahidin, Dewi, D, K., dan Sunarso., 2019, ‘Strategi
2018, ‘Ketahanan Nasional dan Bela Pembentukan Ketahanan Pribadi Siswa
Negara’, Majalah Wira, Edisi Khusus Berbasis Nilai-Nilai Pancasila Untuk

200
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 2, Agustus 2020: 182-203

Membangun Kesadaran Bernegara Kaelan, 2013,‘Negara kebangsaan Pancasila’,


(Studi Di SMA Taruna Nusantara Yogyakarta: Paradigma.
Magelang Jawa Tengah)’, Jurnal Kaelan, 2015, ‘Liberalisasi Ideologi Negara
Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 1, Pancasila’, Yogyakarta: Paradigma.
hh. 40-54. Kariyadi, D., W. Suprapto, 2017, ‘Membangun
Febrihananto, E., W., I. Abdullah, dan A. Kepemimpinan Berbasis Nilai-Nilai
Zubaidi, 2017, ‘Partisipasi Pemuda Pancasila dalam Perspektif Masyarakat
Purna Paskibraka Indonesia dalam Multikultural’, CITIZENSHIP: Jurnal
Kegiatan Bela Negara dan Pengaruhnya Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol.
Terhadap Ketahanan Wilayah (Studi 5, No. 2, hh, 86-96.
Tentang Purna Paskibraka Indonesia Kiel, D., J.M. Muller, C. Arnold, dan K.I.Voigt,
Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa 2017, ‘Sustainable Industrial Value
Tengah)’, Jurnal Ketahanan Nasional, Creation: Benefits And Challenges Of
Vol. 23, No. 1, hh. 68-85. Industry 4.0’, International Journal
Fitch, R, M., dan S.A. Webb, 1989, ‘Cultural of Innovation Management, Vol. 21,
Immersion in Indonesia through No.08, hh. 1-34.
Pancasila: State Ideology’, The Journal Koran Sindo, 2019, ‘Kampung Pancasila
of Educational Thought (JET) / Revue Wujudkan Masyarakat Bernilai Luhur
de la Pensée Éducative, Vol. 23, No. 1, Pancasila’. <https://nasional.sindonews.
hh. 44-51. com/read/1378901/15/kampung-
Fitriasari, P, D., 2019, ‘Partisipasi Masyarakat pancasila-wujudkan-masyarakat-
Dalam Kesenian Soreng Guna bernilai-luhur-bangsa-1550195995>.
Meningkatkan Ketahanan Budaya diakses pada hari Jum’at, 18 Oktober
(Studi Di Desa Banyusidi, Kecamatan 2019, pukul 16:54 WIB.
Pakis, Kabupaten Magelang, Jawa Kymlicka, W., 2003,‘Kewarganegaraan
Tengah)’, Jurnal Ketahanan Nasional, Multikultural’, Jakarta: LP3ES.
Vol. 25, No.3, hh. 409-420. Latif, Yudi, 2011, ‘Negara Paripurna’,
Hamidi, Jazim, dan M. Lutfi, 2010,‘Civic Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Education; Antara RealitasPolitik dan Latif, Yudi, 2018, ‘Wawansan Pancasila:
Implementasi Hukumnya, Jakarta: Bintang Penuntun untuk Pembudayaan’,
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta: Mizan
Huda, M, C., 2018, ‘Strengthening Pancasila Latif, Yudi, 2018, ‘The Religiosity, Nationality,
As National Ideology To Implementate and Sociality of Pancasila: Toward
The Balancing Values To Improve Pancasila through Soekarno’s Way’,
Law’s Application In Indonesia’, Jurnal Studia Islamika: Indonesian Journal
Pembaharuan Hukum, Vol. 5, No.1, hh. for Islamic studies, Vol. 25, No.2, hh.
1-12. 207-244.
Kaelan, 2002, ‘Filsafat Pancasila: Pandangan Letief, A., M. Nadir, T. Pangalila, A.L.Lonto,
Hidup Bangsa Indonesia’ Yogyakarta: T. Suyanto, dan Warsono., 2018,
Paradigma. ‘Revitalizing the Value of Pancasila in
the Development of the Character of

201
Isna Sari Rukmana, Samsuri, Darto Wahidin -- Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Contoh Nyata
Ketahanan Ideologi (Studi di Kampung Pancasila, Dusun Nogosari, Desa Trirenggo, Kabupaten Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta)
Indonesian Citizens’, 1st International Baik (Good Citizen) dan Implikasinya
Conference on Social Sciences (ICSS terhadap Ketahanan Pribadi Warga
2018), Advances in Social Science, Negara Muda (Studi tentang Peran
Education and Humanities Research, Pemuda HMP PPKn Demokratia
Vol. 226, hh. 923-926. pada Dusun Binaan Mutiara Ilmu di
Lonto, A, L., dan T. Pangalila, 2019,‘The existence Kecamatan Jebres, Kota Surakarta,
of Pancasila Values in the Disrupted Provinsi Jawa tengah). Jurnal Ketahanan
Era’, Proceedings 1st International Nasional, Vol. 23, No. 2, hh. 175-198.
Conference on Education Social Sciences Rivelino, 2017, ‘Revolusi Nilai Pancasila
and Humanities (ICESSHum 2019), Vol. dalam Mengatasi Penyalagunaan
335, hh. 145-149. Narkotika di Indonesia’, Jurnal
Maharani, S, D., Surono, H. Sutarmanto, dan Inspirasi, Vol. 8, No. 2, hh. 91-99.
A. Zubaidi, 2019, ‘Indeks ketahanan Rozikin, M., 2019, ‘Memperkuat Ketahanan
Ideologi Pancasila’, Jurnal Ketahanan Masyarakat Berbasis Social Capital
Nasional, Vol. 25, No. 2, hh. 277-294. Pada Era Otonomi Desa (Studi Di Desa
Mubah, A., S., 2011‘Strategi Meningkatkan Pandansari, Kecamatan Ngantang,
Daya Tahan Budaya Lokal dalam Kabupaten Malang)’, Jurnal Ketahanan
Menghadapi Arus Globalisasi’,Jurnal Nasional, Vol. 25, No. 2, hh. 204-225.
Unair, Vol. 24, No. 4, hh. 302-308. Sacipto, R., 2018,‘Penguatan Integrasi
Nurcahyono, H., 2018, ‘Pendidikan Nasional terhadap Masyrakat Desa
Multikultural Di Indonesia: Analisis di Era Disrupsi Berlandaskan Asas
Sinkronis Dan Diakronis’, Habitus: Pancasila’, Prosiding Seminar Nasional
Jurnal Pendidikan, Sosiologi dan Jurusan Politik dan Kewarganegaraan,
Antropologi, Vol. 2, No. 1, hh. 105-115. Vol. 2, No. 1, hh. 156-164.
Nurhasim, M., 2016, ‘Konflik Dalam Pilkada Saputra, I., 2017,‘Aktualisasi Nilai
Langsung Studi Tentang Penyebab dan Pancasila Sebagai Kunci Mengatasi
Dampak Konflik’, Jurnal Penelitian Penyalahgunaan Narkoba di
Politik, hh. 105-117. Indonesia’, JPK: Jurnal Pancasila dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 2, hh.
Indonesia No 81 Tahun 2015 Tentang 25-35.
Evaluasi Perkembangan Desa dan Setiawan, S. R., D., 2018,‘Survei: dalam
Kelurahan. 13 Tahun, Persentase Publik Pro
Prasetyo,B., dan U.Trisyanti, 2018, ‘Revolusi Pancasila Terus Menurun’, Kompas.
Industri 4.0 dan Tantangan Perubahan Com <https://nasional.kompas.com/
Sosial’, Prosiding SEMATEKSOS read/2018/07/17/15580981/survei-
3 Strategi Pembangunan Nasional dalam-13-tahun-persentase-publik-pro-
Menghadapi Revolusi Industri 4.0, No, pancasila-terus-menuru>. diakses pada
5. hh. 22-27. hari Jum’at, 18 Oktober 2019, pukul
Raharjo, A. Armawi, D. Soerjo, 2017, 18:31WIB.
‘Penguatan Civic Literacy dalam Silalahi, R, dan U. Yuwono, 2018, ‘The
Pembentukan Warga Negara yang Sustainability of Pancasila in Indonesian

202
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 2, Agustus 2020: 182-203

Education System: A Critical Discourse Sutiyono, 2016, ‘Reaktualisasi Pancasila


Analysis of Legal Texts on Education’, dalam Membentuk Good Citizenship di
Research in Social Sciences and Era Global’, Seminar Nasional Hukum,
Technology (RESSAT), Vol. 3, No.2, v\Vol. 2. No.1, hh. 585-598.
hh. 58-78. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009
Siregar, R., E.A.B.Putera, Z. Djumadin, Tentang Kepemudaan
dan Y.Wibisono, 2019, ‘Pancasila As Viska, 2019, ‘Jiwa Pancasila Penting di
Ideology: Values And Practices In Era Perkembangan Teknologi, Harus
Society In The Era Of Globalization’, Diamalkan dan Diperjuangkan’,
Asian Journal of Social Sciences & <https://kominfo.go.id/content/
Humanities, Vol. 8, No.4, hh. 1-13. detail/20401 /jiwa-pancasila-penting-
Sudjana, 2018, ‘Hakikat Adil Dan Makmur di-era-perkembangan-teknologi-harus-
Sebagai Landasan Hidup Dalam diamalkan-dan-diperjuangkan/0/
Mewujudkan Ketahanan Untuk sorotan_media>. diakses pada hari
Mencapai Masyarakat Sejahtera Melalui Jum’at, 18 Oktober 2019, pukul 18:28
Pembangunan Nasional Berdasarkan WIB.
Pancasila’, Jurnal Ketahanan Nasional, Widiseuseno, I., 2014, ‘Azas Filosofis
Vol. 24, No. 2, hh. 135-151. Pancasila Sebagai Ideologi Dan Dasar
Sukmayadi, T, 2018,‘Nilai-Nilai Kearifan Negara’, HUMANIKA, Vol. 20, No.2,
Lokal dalam Pandangan Hidup hh. 62-66.
Masyarakat Adat Kampung Kuta’, Winarno, dan Raharjo, 2018, ‘Realisasi
Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Pancasila dalam Rangka Mewujudkan
(JPK), Vol. 3, No. 1, hh. 19-29. Ketahanan Ideologi Bangsa’,Prosiding
Suryaningrat, W., A. Armawi, dan D. Soerjo, Seminar Nasional Jurusan Politik dan
2019, ‘Internalisasi Bela Negara dalam Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 1, hh.
Pembinaan Kegiatan Pemuda Purna 219-238.
Paskibraka Kabupaten Bandung untuk Wulandari, R., 2018, ‘Wujud Penanaman Nilai
Pembentukan Ketahanan Pribadi’, Pancasila pada Komunitas “Amak-Arak”
Jurnal Ketahanan Nasional.Vol. 25, No. Kampung Islam Kepaon’,Gulawentah:
1, hh. 36-55. Jurnal Studi Sosial, Vol. 3, No. 2, hh.
100-127.

203

You might also like