Professional Documents
Culture Documents
Perbedaan Pola Konsumsi Bahan Makanan Sumber Protein Di Daerah Pantai
Perbedaan Pola Konsumsi Bahan Makanan Sumber Protein Di Daerah Pantai
ABSTRACT
Consumption patterns consisting of the variation, the number and frequency of food
consumed. The difference consumption patterns between community groups often coused the
difference of nutrition status and nutrition problem, that it need the difference strategy and
policy to sattle the problem. To now the coused of the difference consumption petterns is to be
important. The difference consumption pattern was caused by various factors , one of which is
the potential of the region residence. Research aimed to knows the difference pattern
consumption of food a needsource of protein family in coastal areas, low-lying and uplands.
Research analytic with the design split of latitude. The sample of the 30 families of each type
the area taken up by means of random sampling. Anova test used to knowing the difference
consumption pattern of groceries a source of protein family in the coastal regions , lowland and
highland.
The researh shows that the average number of consumption of food a source of protein, a
coastal area is 117,56 /grams/capita per day (animal 59,31gram and vegetable 58,24 grams),
low-lying is 154,25/grams/capita/day (animal 51,49 gram and vegetable 103,33 grams), the
highlands is 154,40/grams/capita per day (animal 77,50 gram and vegetable 75,56 grams). The
average level of diversity food a source of protein coastal areas is 14, 8 of kind, low-lying is 12.1
of kind, and the highlands is 15.6 of kind. The average frequency food a source of protein
monthly coastal areas is 32,17 times vegetable and 47,7 times animal, low-lying is 21,17 times
vegetable and 44,13 times animal, the highlands is 35,43 times vegetable and 40,2 times animal.
Test anova show there is the difference in the diversity ( p = 0,020 ), frequency ( p = 0,003 ) and
the number of ( p = 0,008 ) material food sources of protein consume by family between in
coastal areas, low-lying and uplands. There is a difference in consumption patterns groceries a
source of protein family in the coastal regions , lowland and highland .
Keywords: The consumption patterns, The food source of protein, The region type
Protein dibutuhkan oleh tubuh manusia makanan maupun dari mutunya. Bahan
untuk membangun jaringan baru dan makanan sumber protein hewani adalah ikan,
mempertahankan jaringan yang telah ada. udang dan makanan hasil laut, daging unggas,
Kebutuhan protein seseorang pada masa muda, telur, susu, dan daging ternak besar (sapi,
relatif lebih besar dibanding pada masa kambing, kerbau dan lain-lain).Bahan
dewasa maupun tua. (Almatsier, S., 2011). makanan sumber protein nabati adalah, jamur,
jenis bahan makanan untuk memenuhi kacang tanah dll) serta hasil olahanya (tempe,
dikelompokkan menjadi dua yaitu hewani dan Pola konsumsi makanan terdiri dari
nabati. Sutomo (2008), menyatakan bahwa keragaman, tingkat keragaman, jumlah dan
bahan makanan hewani merupakan sumber frekuensi bahan makanan yang dikonsumsi
protein yang lebih baik dibanding dengan oleh sekelompok orang. Selain infra struktur
nabati, terutama dilihat dari segi besar daerah, faktor yang diduga kuat berpengaruh
22
pada pola pangan sumber protein adalah tipe sampel adalah 30 keluarga pad setiap tipe
wilayah yang erat kaitannya dengan potensi wilayah, yang ditetapkan secara acak
wilayah tersebut dalam menyediakan bahan bertingkat. Karakteristik sosial responden
makanan secara alami bagi penduduknya. diukur dengan metode wawancara dengan
Ketersediaan aneka ragam pangan banyak kuesioner. Pola konsumsi yang meliputi:
ditentukan oleh kondisi geografis (termasuk jumlah, keragaman, tingkat keragaman dan
topografis) wilayah karena akan berpengaruh frekuensi diukur dengan metode recall 3 x 24
pada jumlah dan jenis pangan yang dapat jam tak berturutan. Jumlah bahan makanan
dihasilkan oleh wilayah tersebut. (Yuni yang dikonsumsi diukur dalam gram protein
Hamid, Dkk. 2013). per kapita perhari. Frekuensi dalam kali per
Dilihat dari keadaan geografis dan sumber bulan dan keragaman diukur dalam satuan
daya perairan, diduga masyarakat di daerah jenis. dan Data sekunder diperoleh dengan
pantai yang sebagian besar adalah nelayan cara mencatat data yang sudah ada meliputi
akan lebih banyak mengkonsumsi makanan gambaran umum dan profil Desa wilayah
sumber protein hewani yang berasal dari laut pantai (Bandarharjo), Dataran Rendah
seperti ikan, kerang dan sejenisnya. (Rowosari) dan Dataran Tinggi (Mijen).
Masyarakat di daerah pegunungan sebagian Analisis deskriptif dilakukan untuk
besar adalah petani sawah atau ladang menganalisis perbedaan keragaman jenis
sehingga akan cenderung lebih banyak bahan makanan sumber protein keluarga. Uji
mengkonsumsi bahan makanan sumber Kalmogorof Smirnov dengan signifikansi 0.05
karbohidrat dan sumber protein nabati. menghasilkan semua data terdistribusi normal
Masyarakat di daerah pegunungan akan maka uji ANOVA digunakan untuk
cenderung lebih banyak mengkonsumsi bahan menganalisis perbedaan rata-rata tingkat
pangan, sumber protein yang berasal dari keragaman, jumlah, dan frekuensi bahan
ternak kecil, seoerti unggas dan sejenisnya makanan sumber protein.
(Anugerah dan Auliya, 2015).
Di ketiga daerah yang akan diteliti, akses HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk memperoleh bahan makanan sumber Karekteristik Wilayah Penelitian
protein sangat mudah walaupun akses untuk Daerah pantai memiliki ketinggian
ke pasar jauh, dikarenakan adanya pedagang antara 0 sampai 0,75 meter, dataran rendah
keliling baik di wilayah pantai (kelurahan 0,75 sampai 3,5 meter dan dataran tinggi 90
Bandarharjo), dataran rendah (kelurahan sampai 359 meter diatas permukaan laut.
Rowosari) maupun dataran tinggi (kelurahan Secara umum kondisi infra strukstur di ketiga
Mijen). Tujuan penelitian ini untuk wilayah sama, merupakan wilayah
mengetahui perbedaan pola konsumsi bahan administrasi kota Semarang. Jumlah populasi
makanan sumber protein keluarga di daerah di wilayah pantai 4,759 keluarga, dataran
pantai, dataran rendah ,dan dataran tinggi. rendah 3,214 keluarga dan dataran tinggi 804
keluarga.
METODE PENELITIAN
Tabel 1. Distribusi Keluarga Sampel Menurut Jumlah Anggota Keluarga dan Tipe Wilayah
No. Tipe Wilayah Jumlah Anggota Keluarga Total
1-3 4-6 7-10
1. Wilayah Pantai 11 18 4 30
2. Wilayah Dataran Rendah 15 14 1 30
3. Wilayah Dataran Tinggi 7 23 - 30
Jumlah 33 55 5 90
Gambar 2. Tingkat Keragaman Bahan Makanan konsumsi ideal sebesar 150 gram/kapita/hari
Sumber Protein Nabati Menurut Tipe Wilayah (Badan Ketahanan Pangan Kementerian
Pertanian RI, 2012). Konsumsi protein hewani
Jumlah Bahan Makanan Sumber Protein
yang Dikonsumsi Keluarga Berdasarkan di wilayah pantai 39,54%, dataran rendah
Tipe Wilayah 34,33%, sedangkan dataran tinggi 51,67%,
Jumlah bahan makanan sumber protein
belum mencukupi kebutuhan protein hewani
yang dikonsumsi keluarga di ukur dengan rata-
yang ideal baik di wilayah pantai,dataran
rata berat bahan makanan sumber protein yang
rendah dan dataran tinggi.
dikonsumsi per kapita per hari. Rata-rata
Berdasarkan pemenuhan kebutuhan
konsumsi bahan makanan sumber protein di
protein masyarakat masih tertumpu pada
wilayah pantai adalah 117,56
protein nabati, idealnya protein hewani
gram/kapita/hari, yang terdiri dari bahan
minimal 50% dari total konsumsi protein
makanan sumber protein hewani 59,31 gram
hewani untuk mencapai kualitas sumberdaya
dan protein nabati 58,24 gram. Di daerah
manusia yang baik dan mampu bersaing pada
dataran rendah adalah 154,25
tataran global (Widyakara Nasional Pangan
gram/kapita/hari, yang terdiri dari bahan
dan Gizi No.IX, 2008). Ketersediaan pangan
makanan sumber protein hewani 51,49 gram
sepanjang waktu, dalam jumlah yang cukup
dan sumber protein nabati 103,33 gram. Di
dan harga terjangkau sangat menentukan
daerah dataran tinggi adalah 154,40
tingkat konsumsi pangan di tingkat rumah
25
Gambar 3. Rata-rata Jumlah Konsumsi Bahan gram/kapita/hari dan terendah di daerah pantai
Makanan Sumber Protein Menurut Tipe Wilayah yaitu 58,24 gram/hari/kapita. Protein nabati
perbedaan yang signifikan (p = 0,001) jumlah menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi bahan makanan sumber protein protein dan pola makan (Badan Ketahanan
hewani antara wilayah pantai, dataran rendah Pangan Kementerian Pertanian RI, 2012).
Hal ini dikarenakan di wilayah dataran Uji ANOVA menghasilkan p = 0,003 (<
tinggi setiap hari mengkonsumsi sumber 0,005) menunjukkan ada perbedaan yang
protein hewani, sedangkan di wilayah signifikan frekuensi konsumsi bahan
dataran rendah tidak setiap hari makanan sumber protein hewani di wilayah
mengkonsumsi sumber protein hewani pantai, dataran rendah dan dataran tinggi.
sebagian besar mengkonsumsi sumber Penelitian ini sejalan dengan Umami (2014)
protein nabati. bahwa ada perbedaan yang nyata frekuensi
Di wilayah pantai, rata-rata frekuensi konsumsi daging, telur, ikan pindang dan
konsumsi bahan makanan protein hewani susu diantara perkotaan dan perdesaan.
adalah 32,17±18,89 kali/bulan. Bahan
makanan yang sering dikonsumsi di wilayah
pantai adalah ikan, daging ayam, dan telur 35.43
32.17
21.17
ayam, konsumsi daging sapi dan daging
kambing sangat rendah. Tingginya tingkat pantai Dataran Dataran
Rendah Tinggi
konsumsi ikan laut dan ikan air tawar serta
udang disebabkan tingkat ketersediaan
Gambar 6. Rata-rata Frekuensi Konsumsi Bahan
konsumsi ikan laut dan ikan air tawar serta
Makanan Sumber
udang pada wilayah pesisir, Firmansyah dan Protein Hewani Menurut Tipe Wilayah
Farhan (2014). Frekuensi Konsumsi Bahan Makanan
Di wilayah dataran rendah bahan Sumber Protein Nabati Keluarga Menurut
makanan sumber protein yang sering Tipe Wilayah
dikonsumsi adalah sumber protein nabati Rata-rata frekuensi konsumsi bahan
seperti tahu tempe, sumber protein hewani makanan sumber protein nabati yang paling
yang sering dikonsumsi telur ayam, tinggi adalah di daerah pantai yaitu 47,70 ±
sedangkan konsumsi sumber protein yang 22,86 kali per bulan dan terendah adalah di
paling rendah adalah daging sapi, daging daerah dataran tinggi, yaitu 40,20±27,46 kali
kambing dan makanan hasil laut seperti per bulan.
ikan,cumi-cumi kerang dan kepiting. Protein nabati seperti kacang-kacangan
Di wilayah dataran tinggi bahan dan olahannya (tahu tempe) dikonsumsi 1-2
makanan sumber protein yang sering kali dalam sehari, baik di daerah pantai,
dikonsumsi adalah ikan, udang, cumi-cumi, dataran rendah maupun dataran tinggi. Hal
kerang, daging ayam, dan telur ayam. ini dikarenakan harga tempe tahu terjangkau
Sedangkan sumber bahan makanan sumber dan mudah untuk didapatkan oleh
protein yang jarang dikonsumsi adalah masyarakat.
daging kambing dan daging sapi. Hasil uji ANOVA menunjukkan tidak
Umumnya masyarakat di wilayah pantai, ada perbedaan yang signifikan (p = 0,520)
dataran rendah dan dataran tinggi, frekuensi konsumsi bahan makanan sumber
masyarakat mengkonsumsi lebih banyak protein nabati di daerah pantai, dataran
daging sapi dan daging kambing apabila ada rendah dan dataran tinggi. Rendahnya
hajatan atau pada waktu perayaan Idul Fitri konsumsi protein hewani sangat erat
dan Idul Adha. hubungannya dengan daya beli masyarakat.
27
Namun protein nabati dari kacang-kacangan protein yang paling sering dikonsumsi tahu,
seperti kedelai, dapat menjadi alternatif tempe, dan telur ayam. Bahan makanan
untuk memenuhi kebutuhan protein dan pola sumber protein yang paling sedikit
makan namun ketersediaan aneka kacang- dikonsumsi daging sapi, daging kambing,
kacangan sebagai sumber protein nabati, ikan, cumi-cumi,kerang dan kepiting. Rata-
relatif masih kurang memadai (Badan rata frekuensi konsumsi bahan makanan
Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian sumber protein hewani dalam sebulan adalah
RI, 2012). 21,17±13,49 kali/kapita dan protein nabati
44,13±25,43 kali/kapita.
Gambar 7. Rata-Rata Frekuensi Konsumsi Bahan telur ayam. Bahan makanan sumber protein
Makanan Sumber Protein Nabati Menurut Tipe yang paling sedikit dikonsumsi daging sapi
Wilayah dan daging kambing. Rata-rata frekuensi
konsumsi bahan makanan sumber protein
KESIMPULAN DAN SARAN hewani dalam sebulan adalah 35,43±16,46
Kesimpulan kali/kapita dan protein nabati 40,2±27,46
Tingkat keragaman daerah pantai adalah 18 antara wilayah pantai, dataran rendah dan
jenis, sumber protein yang paling sering dataran tinggi. Tidak ada perbedaan tingkat
adalah ikan, telur ayam, dan daging ayam. nabati antara wilayah pantai, dataran rendah
Bahan makanan sumber protein yang paling dan dataran tinggi. Ada perbedaan jumlah
sedikit dikonsumsi adalah daging sapi dan konsumsi bahan makanan sumber protein
daging kambing. Rata-rata frekuensi antara wilayah pantai, dataran rendah dan
konsumsi bahan makanan sumber protein dataran tinggi. Ada perbedaan jumlah
hewani dalam sebulan adalah 32,17±18,89 konsumsi bahan makanan sumber protein
kali/kapita dan protein nabati 47,7±22,86 hewani antara wilayah pantai, dataran rendah
makanan sumber protein keluarga di wilayah nabati antara wilayah pantai, dataran rendah
dataran rendah adalah 154,25 dan dataran tinggi. Ada perbedaan frekuensi
dataran rendah adalah 15 jenis. sumber hewani di wilayah pantai, dataran rendah dan
dataran tinggi. Tidak ada perbedaan
28
tinggi, sehingga mencapai rekomendasi PPH Hayami, Y dan Kikuchi, M. 1987. Dilema
untuk Indonesia. Ekonomi Desa, Suatu Pendekatan
Ekonomi Terhadap Perubahan
Kelembagaan di Asia. Terjemahan oleh
DAFTAR PUSTAKA Sahara, D. Noer. Penerbit yayasan Obor
Indonesia. Jakarta
Almatsier, S Dkk. 2011. Gizi Seimbang Dalam
Daur Kehidupan. Gramedia Pustaka Listari. T. S., 2005. Perbedaan Tingkat
Utama, Jakarta Konsumsi Energi, Protein dan Status
Gizi Anak Balita di Daerah Pantai dan
Anugerah, Y.G.I. 2015. Diversifikasi Daerah Pegunungan Kecamatan
Konsumsi Pangan Rumah Tangga Mlonggo Kabupaten Jepara. KTI
Pedesaan di Desa Sukolilo Kecamatan Unimus. Semarang
Wajak Kabupaten Malang. Jurnal
Universitas Abdurachman Saleh Notoadmojo, Soekidjo.2002. Metode
Situbondo. Situbondo Penelitian Kesehatan. PT. Rineka
Cipta.Peraturan Menteri Kesehatan RI
Auliya,Cholida,. 2015. Profil Status Gizi No 75 tahun 2013. Angka Kecukupan
Balita Ditinjau Dari Topografi Wilayah Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa
Tempat Tinggal ( Studi Di wilayah Indonesia.
Pantai dan Di wilayah Punggung Bukit
Kabupaten Jepara). Skripsi Unnes. Rikesdas. 2010. Riset Kesehatan Dasar. Badan
Semarang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.
Badan Perencanaan dan Pembangunan
Nasional. 2011. Rencana Aksi Nasional Setyawati, Tutik. 2013. Pergeseran Pola
Pangan dan Gizi 2011 – 2015. Konsumsi Bahan Makanan Penduduk
Kementrian Perencanaan Pembangunan Indonesia Tahun 2002-2011. Malang,
Nasional (BAPPENAS). Jakarta Jawa Timur.
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Sidiatava, R., Putra. 2013. Gizi dan Diet. D-
Pertanian RI.2012. ROADMAP Medika Anggota Ikapi.Widodo, R. 2009.
Diversifikasi Pangan 2011-2015. Jakarta Makanan, Suplemen, dan Obat Pada
Anak. Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Yuni Hamid, Budi Setiawan dan Suhartini, S.
2013. Analisis Pola Konsumsi Pangan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi
Rumah Tangga; (Studi Kasus di (WNPG). 2008. Jakarta : Angka
Kecamatan Tarakan Barat Kota Tarakan Kecukupan Karbohidrat, Protein, dan
Kalimantan Timur). AGRISE Lemak. No. IX Lembaga Ilmu
Agricultural Socio-Economics Journal Pengetahuan Indonesia.
Vol 13, No. 3 (2013), 175.