Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 6, No. 2 Sep. 2021
ABSTRACT
Indonesian is the national language of the Indonesian state which has rules in accordance with PUEBI.
In communicating, both verbally and in writing, we use language skills that we already have, even
though everyone has different levels or qualities. People who have optimal language skills, every
communication goal will be easily achieved. It’s different for people who have a weak level of language
skill, in communicating it’s not the goal that will be achived, but instead misunderstandings will often
arise between the speaker and the interlocutor. The purpose of this study is to form a good and correct
understanding of the use of Indonesian in the digital era among students, as well as equip the target
audience to behave positively on social media, so as to form overt behavior that is visible from the
target audience. This study uses a qualitative descriptive method, meaning that the researcher analyzes
the data collected in the form of words, pictures and not numbers. From the results of the coaching
carried out through social media Instagram and Tik Tok, there was a positive response from the
Indonesian language coaching participants. They get a lot of new knowledge from the uploads. The
result of upload both via Instagram and Tik Tok can be a provision for all groups in using good and
correct Indonesian in accordance with the applicable PUEBI
Keyword(s): Indonesian Language Development, Good and Right Language, Social Media Language
ABSTRAK
Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional negara Indonesia yang memiliki kaidah-kaidah sesuai
dengan PUEBI. Dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan, kita menggunakan
keterampilan berbahasa yang telah dimiliki, meskipun setiap orang memiliki tingkatan atau
kualitas yang berbeda-beda. Orang yang memiliki keterampilan berbahasa secara optimal,
setiap tujuan komunikasinya akan dapat dengan mudah tercapai. Lain halnya bagi orang yang
memiliki tingkat keterampilan bahasa lemah, dalam melakukan komunikasi bukan tujuannya
yang akan tercapai, tetapi justru akan sering timbul kesalahpahaman antara penutur dan mitra
tuturnya. Tujuan dalam penelitian ini adalah membentuk pemahaman penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar di era digital pada kalangan mahasiswa, serta membekali target
khalayak dalam berperilaku positif di media sosial, sehingga terbentuk perilaku terbuka (overt
behavior) yang tampak dari target khalayak. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif, berarti peneliti menganalisis data yang dikumpulkan dapat berupa kata-kata,
gambar dan bukan angka-angka. Dari hasil pembinaan yang dilakukan melalui media sosial
instagram dan tik tok, mendapatkan respons positif dari peserta pembinaan bahasa Indonesia.
Banyak pengetahuan baru yang mereka dapatkan dari hasil unggahan. Hasil unggahan baik itu
melalui instagram dan tik tok dapat menjadi bekal untuk semua kalangan dalam menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan PUEBI yang berlaku.
Kata Kunci : Pembinaan Bahasa Indonesia, Bahasa Baik dan Benar, Bahasa Media Sosial
DOI: https://doi.org/10.31943/bi.v6i2.141
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam Bahasa merupakan media yang
kehidupan masyarakat di era digital. digunakan anggota suatu kelompok sosial
Adapun tujuan umum yang ingin untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan
dicapai dari penelitian ini adalah membentuk sebagai identitas diri. Bahasa dapat
pemahaman penggunaan bahasa Indonesia menggiring kita menembus ruang dan
yang baik dan benar di era digital pada waktu. Melalui bahasa, kita dapat
kalangan mahasiswa, serta membekali target mempelajari ilmu pengetahuan, sejarah,
khalayak dalam berperilaku positif di media maupun adat istiadat suatu bangsa dalam
sosial, sehingga terbentuk perilaku terbuka masa tertentu. Bahasa mampu merekam
(overt behavior) yang tampak dari target berbagai hal tersebut dalam bentuk lisan
khalayak. maupun tulisan. Semua itu merupakan
fungsi bahasa yang telah lama diemban
METODE PENELITIAN oleh bahasa Indonesia.
sebagai pengantar dalam setiap tingkatan merupakan Kepala Sekolah pertama SMAN 2
pendidikan nasional. Hal itu tercantum dalam Bukittinggi (1900). Van Ophuijsen mendapat
UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang perintah untuk merancangkan ejaan bahasa
Sisdiknas, BAB VII, Pasal 33 ayat 1 yang Melayu dengan huruf latin guna pengajaran.
berbunyi ‟‟Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Van Ophuisjen bersama dengan
negara menjadi bahasa pengantar dalam
Engku Nawawi yang bergelar Soetan
pendidikan nasional‟. Sebagai implementasi
Ma’moer dan Muhammad Taib Sutan
dari UU Sisdiknas tersebut, pemerintah
Ibrahim, menyusun ejaan baru untuk
menetapkan kurikulum nasional dan garis-
mengganti ejaan bahasa Melayu di tahun
garis besar prorgram Pengajaran Bahasa
1896. pedoman tata bahasa yang kemudian
Indonesia untuk setiap tingkatan sekolah yang
dikenal dengan nama Ejaan Van Ophuijsen
ada di Indonesia.
resmi diakui pemerintah kolonial pada tahun
Pembinaan Bahasa Indonesia secara
1901. Beliau pada akhirnya diangkat menjadi
Daring
guru besar ilmu bahasa dan kesusastraan
Pada masa pandemi Covid-19 ini,
Melayu di Leden University (1904).
pembinaan bahasa Indonesia kepada
Beberapa hal yang menonjol dalam
mahasiswa dilakukan secara daring
Ejaan Van Ophuijsen ini sangat mencolok
menggunakan media zoom meeting. Dalam
sekali, ketika kita bandingkan dengan ejaan
kegiatan pembinaan bahasa Indonesia melalui
yang saat ini digunakan dikalangan siswa atau
media zoom meeting pada mahasiswa ini,
mahasiswa yang ada di Indonesia. Hal yang
mahasiswa dibekali materi tentang ejaan.
mencolok pada saat Ejaan Van Ophuijsen dan
Sejarah ejaan yang pernah digunakan di
ejaan yang saat ini digunakan.
Indonesia. Ejaan itu sendiri adalah ketentuan
Penulisan huruf /y/ ditulis huruf /j/,
yang mengatur perlambangan bunyi bahasa
misalnya terdapat kata [sayang] ditulis
termasuk pemisahan dan penggabungan huruf
dengan menggunakan kata [sajang]; terdapat
atau kata sebagai lambang bahasa itu sendiri
pula kata [yakin] ditulis dengan menggunakan
dan dilengkapi dengan penggunaan tanda
kata [jakin]. Dua kata tersebut hanya beberapa
baca. Mulai dari Ejaan Van Ophuijsen yang
contoh kata yang digunakan pada Ejaan Van
belum banyak diketahui oleh peserta zoom
Ophuijsen yang belum pernah digunakan oleh
meeting ini, sejarah dari Ejaan Van Ophuijsen
mahasiswa pada era milenial ini, mereka
itu sendiri Charles Adriaan van Ophuijsen
hanya mengetahui melalui sejarah.
berasal dari Belanda yang gemar mempelajari
bahasa berbagai suku di Hindia-Belanda, dia
Penulisan huruf /u/ ditulis huruf /oe/, Ejaan ini disusun atas kerja sama antara pihak
sering kali kita menjumpai tulisan nama dari Indonesia Slamet Muljana dan pihak
Presiden Indonesia yang pertama yaitu Ir. Persekutuan Tanah Melayu (Malaysia) oleh
Soekarno, pada penulisan nama tersebut Syed Nasir bin Ismail yang tergabung dalam
ditulis dengan [soekarno], tapi dalam panitia kerja sama Bahasa Melayu-Indonesia
pelafalannya adalah [sukarno]. Terdapat pula pada tahun 1959.
contoh penggunaan kata “umum”, pada Ejaan Hal yang berbeda dari Ejaan Melindo
Van Ophuijsen ditulis [oemoem] dalam dari dua ejaan yang sebelumnya yaitu adanya
pelafalannya adalah [umum]. perubahan penulisan gabungan huruf /tj/
Setelah Ejaan Van Ophuijsen berganti diganti menjadi huruf /c/. penulisan kata
menjadi Ejaan Republik atau yang biasa [tjinta], pada Ejaan Melindo yakni [cinta].
dikenal dengan Ejaan Soewandi, sejarah dari Pada ejaan kali ini, mahasiswa sudah
ejaan ini Prof. Ir. R. M. Soewandi melewatinya. Ketika di jenjang pendidikan
Notokoesoemo adalah Menteri Pengajaran, SD, SMP, SMA telah mempelajari Ejaan
Pendidikan, dan Kebudayaan Indonesia tahun yang Disempurnakan (EyD). Pada ejaan ini,
1955-1956 pada kabinet Burhanudin semua mahasiswa dalam anggota zoom
Harahap. Beliau lulus sebagai insinyur sipil meeting telah mempelajari ejaan ini, pada
dari Techniche Hoogeschool te Bandung jenjang SD, SMP, dan SMA.
(sekarang menjadi ITB) pada Desember 1936. Sejarah dari Ejaan yang
untuk menyempurnakan & menyederhanakan Disempurnakan (EyD) diresmikan oleh
sistem Ejaan Van Ophuijsen, Soewandi Presiden RI Soeharto pada 17 Agustus 1972.
menyusun ejaan baru yang bernama Ejaan ejaan ini diresmikan atas dasar putusan
Republik tahun 1947. Presiden No. 57 tahun 1972 dengan nama
Ada beberapa perubahan pada Ejaan Ejaan yang Disempurnakan (EyD) yang
Republik dari ejaan yang sebelumnya, berupa pemaparan kaidah ejaan yang lebih
gabungan huruf /oe/ yang digunakan pada luas dan penggunaannya diresmikan dengan
ejaan sebelumnya diubah penulisannya Surat Putusan Menteri Pendidikan dan
menjadi huruf /u/. Pada ejaan sebelumnya Kebudayaan tanggal 27 Agustus 1975 No
penulisan kata [pendoedoek] diubah menjadi 0196/U/1975.
[penduduk]. Pada ejaan ini, huruf /q/ dan /x/ yang
Setelah Ejaan Republik berganti nama lazim digunakan dalam bidang ilmu
lagi menjadi Ejaan Melindo, Kata Melindo pengetahuan tetap digunakan. Misalnya
merupakan akronim dari Melayau-Indonesia. [quadrant], [xenom], [xiliografi] dan
sebagainya. Salah satu yang sering salah Pada ejaan ini, peserta zoom meeting
digunakan oleh pelajar secara umum dan belum mengenal bahkan terasa asing ditelinga
mahasiswa secara khususnya pada pembinaan mereka ketika mendengar PUEBI.
melalui zoom meeting ini yakni penggunaan Sebenarnya ejaan ini, sudah mereka kenal
kata depan “di” dan imbuhan “-di”. Penulisan ketika duduk dibangku SMA, tetapi ketika itu
kata depan “di” penulisannya harus dipisah mereka masih menggunakan EyD. Sekolah
dengan kata berikutnya, sebaliknya belum mengenalkan PUEBI kepada siswa,
penggunaan kata imbuhan “-di” penulisan tapi salah satu materi pada contoh PUEBI di
harus digabungkan dengan kata berikutnya, atas telah mereka dapatkan ketika di sekolah.
contoh kata depan “di” yaitu [di rumah], Pembinaan Bahasa Indonesia melalui
contoh penulisan imbuhan “-di” yaitu Media Sosial
[dibaca]. Media sosial sangat menjamur
Ejaan yang terbaru mulai muncul pada disemua kalangan, termasuk mahasiswa
26 November 2015 oleh Menteri Pendidikan hampir semua memiliki akun media sosial
dan Kebudayaan pada saat itu yaitu H. Anies baik itu intagram, tik tok, facebook, dan lain
Rasyid Baswedan, S.E., M.P.P., Ph.D., dan sebagainya. Pada masa pandemi Covid-19 ini,
resmi digunakan pada 30 November 2015 peran media sosial sangat membantu dalam
oleh Direktur Jenderal Perundang-undangan pelaksanaan pembinaan bahasa Indonesia
Kemenkumham. Pedoman ini merupakan karena jangkauan yang sangat luas dan tidak
edisi keempat berdasarkan peraturan harus tatap muka. Materi yang disajikan pada
Kemendikbud No. 50 tahun 2015, Ejaan ini media sosial dikemas semenarik mungkin
diberi nama Pedoman Umum Ejaan Bahasa agar dapat diterima oleh kalangan milenial.
Indonesia (PUEBI). Media sosial yang digunakan pada
Perubahan ejaan ini bukan berarti pembinaan ini yaitu berfokus pada instagram
mengubah secara keseluruhan isi dari EyD, dan tik tok. Pada media sosial instagram
terdapat beberapa yang diubah dari EyD ke konten yang dibagikan berupa pembinaan
PUEBI, yaitu penambahan huruf diftong /ei/. bahasa Indonesia berfokus flyer kata baku dan
Pada EyD hanya ada tiga huruf diftong yaitu padanan kata. Secara umum pembinaan
/ai/ contoh kata [pandai], diftong /au/ contoh bahasa Indonesia melalui media sosial dapat
kata [autodidak], diftong /oi/ contoh kata mencakup seluruh lapisan masyarakat dan
[boikot] dan penambahan diftong pada khsusnya peserta pembinaan bahasa
PUEBI /ei/ contoh kata [survei]. Indonesia yaitu lapisan mahasiswa se-
Indramayu.
dalam bentuk sebuah video berdurasi ±1 Laelasari, L., Oktavia, L., & Mustika, I.
(2018). “Pengaruh bahasa alay terhadap
menit.
penggunaan bahasa indonesia di kalangan
Dari hasil pembinaan yang dilakukan mahasiswa ikip siliwangi”. Parole (Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra
melalui media sosial instagram dan tik tok,
Indonesia), 1(5), 675-680.
mendapatkan respons positif dari peserta Sahril. (2016). “Pemertahanan Bahasa Ibu
Melalui Grup Whatsapp”. Ranah: Jurnal
pembinaan bahasa Indonesia. Banyak
Penelitian Sastra Vol. 5 No. 1, Juni 2016.
pengetahuan baru yang mereka dapatkan dari Soulisa, I. (2018). Penggunaan Bahasa
Indonesia Lisan Baik dan Benar dalam
hasil unggahan. Hasil unggahan baik itu
Kelompok Kecil Kalangan Mahasiswa
melalui instagram dan tik tok dapat menjadi Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Victory Sorong. KREDO:
bekal untuk semua kalangan dalam
Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra, 2(1), 81-
menggunakan bahasa Indonesia yang baik 87.
Sudaryanto, S., Hermanto, H., & Gustiani, E.
dan benar sesuai dengan PUEBI yang berlaku.
I. (2019). Media sosial sebagai sarana
SIMPULAN pembinaan bahasa Indonesia di era
digital. Kode: Jurnal Bahasa, 8(4).
Menanamkan pemahaman
Sugiarto, Eko. 2017. “KITAB PUEBI-
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia”.
Yogyakarta: ANDI.
benar dengan cara memberikan sedikit materi
Sugiyono. (2016). “Metode Penelitian
tentang sejarah perkembangan bahasa Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D)”. Bandung: Alfabeta.
Indonesia kepada mahasiswa yang menjadi
sampel dalam penelitian ini. Melalui
unggahan konten dari instagram dan tik tok
dapat memberikan bekal kepada mahasiswa
dalam menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar sesuai dengan kaidah
kebahasaan yang sesuai dengan PUEBI baik
secara lisan dan tulis.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan dkk. (2003). “Tata Bahasa Baku
Indonesia”. Jakarta: Balai Pustaka.
Istiqomah, D. S., & Istiqomah, D. S. (2018).
“Analisis Penggunaan Bahasa Prokem
dalam Media Sosial”. Parole (Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia), 1(5), 665-674.