Professional Documents
Culture Documents
Vol.3 No. 2
Abstract
Serpong - Cinere Toll Road which is being built has a 10.14 km long road that connects South Tangerang City
Banten Province with Depok City West Java Province is part of the Jakarta Outer Ring Toll Road 2, which is
expected to make it easier for motorists from Jabodetabek which will go to the Airport Soekarno-Hatta
International and Jakarta or vice versa. Serpong - Cinere toll road development in its implementation is also
possible to carry risks that must be taken seriously. This is related to the impact of risks that arise that can
hinder and harm the project implementers in terms of cost, time, quality, and scope of work. To minimize this
risk, it is necessary to apply risk management in its implementation. Related to this, the study was conducted
to find out the picture of risk management in the implementation of Serpong - Cinere toll road construction.
This research used a descriptive qualitative research design with a case study method through a survey strategy
using a questionnaire as a research instrument. After the results of the questionnaire are obtained, the next
step is to arrange the important level of risk to find out which risks have the most potential to hamper the
process of carrying out the work. Furthermore, the Risk Breakdown Structure is analyzed based on the opinion
of the respondents to find out what actions are taken to overcome the dominant risks which of course have a
large influence on the completion of a job. The next step is the allocation of risk ownership, especially risks in
the dominant category so that each party responsible can exercise the best control. The results showed that 40
risks (88.89%) of the 45 risks identified in the implementation of the Serpong - Cinere toll road construction
project were included in the category of dominant risk that could potentially hamper work in terms of time,
quality and cost. The largest risk ownership with the Serpong - Cinere toll road development project is owned
by the Implementing Contractor at 59.38% risk, Owner at 31.25%, and Supervisory Consultant at 9.38%.
Abstrak
Jalan Tol Serpong – Cinere yang sedang dibangun memiliki panjang jalan 10,14 km yang menghubungkan
Kota Tengerang Selatan Provinsi Banten dengan Kota Depok Provinsi Jawa Barat merupakan bagian dari
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta 2, dimana diharapkan akan memudahkan pengendara dari Jabodetabek yang
akan menuju Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dan Jakarta ataupun sebaliknya. Pembangunan
jalan tol Serpong - Cinere didalam pelaksanaannya dimungkinkan juga mengandung risiko yang harus
diperhatikan dengan serius. Hal ini terkait dengan dampak dari risiko yang timbul yang dapat menghambat
serta merugikan pihak pelaksana proyek baik dari segi biaya, waktu, mutu maupun lingkup pekerjaannya.
Untuk meminimalkan resiko tersebut perlu diterapkannya pengelolaan resiko didalam pelaksanaannya.
Terkait hal tersebut maka penelitian dilakukan untuk mengetahui gambaran pengelolaan resiko pada
pelaksanaan pembangunan jalan tol Serpong - Cinere. Dalam penelitian ini digunakan rancangan penelitian
deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus melalui strategi survey menggunakan kuesioner sebagai
instrument penelitian. Setelah hasil dari kuesioner didapatkan maka tahap selanjutnya adalah menyusun
tingkat kepentingan resiko (importance level) untuk mengetahui resiko mana yang paling berpotensi
menghambat proses pelaksanaan pekerjaan. Selanjutnya Risk Breakdown Structure dianalisis berdasarkan
pendapat para responden untuk mengetahui tindakan apa yang diambil untuk mengatasi resiko – risiko yang
dominan yang tentunya mempunyai pengaruh yang besar terhadap penyelesaian suatu pekerjaan. Langkah
berikutnya adalah pengalokasian kepemilikan risiko terutama risiko dalam kategori dominan agar
80
Pengelolaan Resiko Pembangunan Jalan Tol Serpong - Cinere CESD Vol 03, No.02, Des 2020
masingmasing pihak yang bertanggung jawab dapat melakukan kontrol yang terbaik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa 40 risiko (88,89%) dari 45 risiko yang teridentifikasi pada pelaksanaan proyek
pembangunan jalan tol Serpong - Cinere masuk dalam kategori risiko dominan yang berpotensi menghambat
pekerjaan baik dari segi waktu, mutu maupun biaya. Kepemilikan resiko dengan risiko dominan pada proyek
pembangunan jalan tol Serpong – Cinere ini yang terbesar adalah dimiliki oleh Kontraktor Pelaksana yaitu
sebesar 59,38% risiko, Owner sebesar 31,25% dan Konsultan Pengawas sebesar 9,38%.
81
Pengelolaan Resiko Pembangunan Jalan Tol Serpong - Cinere CESD Vol 03, No.02, Des 2020
yang bertanggung jawab terhadap risiko yang (likelihood) dan konsekuensi risiko. Tabel 1 adalah
muncul. tingkat dan skala frekuensi (Likelihood) Tabel 2
adalah tingkat dan skala konsekuensi.
Kajian Pustaka
Tabel 1 Tingkat dan Skala Frekuensi (likelihood)
Jalan tol merupakan bagian dari sistem jaringan Tingkat Frekuensi Skala
jalan umum yang merupakan jalan lintas alternatif. Sangat sering 5
Dalam pelaksanaannya jalan tol harus mempunyai Sering 4
spesifikasi dan pelayanan yang lebih tinggi Kadang-kadang 3
daripada jalan umum yang ada (Nurdiana, 2011).
Jarang 2
Dilihat dari fungsinya, jalan tol merupakan Sangat jarang 1
Sumber: (Godfrey, Halcrow, & Partners, 1996)
alternatif bagi para pelaku perjalanan untuk
menghemat waktu tempuh serta menikmati tingkat
Tabel 2 Tingkat dan Skala konsekuensi
pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan
(consequence)
menggunakan jalan non tol. Keadaan ini tentu saja
merupakan kompensasi dari keharusan membayar Tingkat Konsekuensi Skala
biaya tol (Zuna, Hadiwaryono, & Rahadian, 2015). Sangat besar 5
Besar 4
Proyek konstruksi sangat rentan terhadap risiko Sedang 3
karena merupakan bidang kerja yang dinamis. Jarang 2
Risiko tersebut tidak dapat dihilangkan tetapi dapat Sangat kecil 1
ditransfer dari satu pihak ke pihak lainnya. Sumber: (Godfrey, Halcrow, & Partners, 1996)
Kesalahan dalam perkiraan dan penanganan risiko
dapat menimbulkan dampak negatif baik secara Penerimaan Risiko (Risk Acceptability)
langsung maupun tidak langsung pada proyek
konstruksi (Labombang, 2011). Analisis terhadap penerimaan risiko (risk
acceptability) ditentukan berdasarkan nilai
Pengelolaan risiko sangat diperlukan untuk dapat perkalian antara tingkat frekuensi dan tingkat
menghindari risiko dengan cara mengindentifikasi konsekuensi risiko. Setelah diperoleh tingkat
risiko-risiko yang masuk dalam kategori dominan penerimaan risiko tersebut maka dapat diperoleh
sehingga perencanaan yang matang dapat dilakukan skala penerimaan risiko (risk acceptability) seperti
dan dampak atau kerugian baik dari segi biaya tabel 3:
maupun waktu dalam pembangunan jalan tol dapat
diatasi (Astiti, Norken & Purbawijaya, 2015). Tabel 3 Skala Penerimaan Risiko
Tingkat Skala
Langkah yang paling utama dalam pengelolaan Penerimaan Risiko Penerimaan Risiko
risiko secara umum terdiri dari identifikasi risiko,
perhitungan risiko, alokasi risiko, penanganan atau Unacceptable X ≥ 15
mitigasi risiko serta monitoring dan kontrol Undesirable 5 ≤ X < 15
(Rouhani, 2015). Acceptable 3≤X<5
Negligible X<3
Sumber: (Saputra, 2005)
82
Pengelolaan Resiko Pembangunan Jalan Tol Serpong - Cinere CESD Vol 03, No.02, Des 2020
penelitian deskriptif kualitatif. Permasalahan adalah item yang valid saja. Uji validasi dilakukan
diperoleh dengan metode wawancara dan survey dengan Teknik korelasi Product Moment Pearson
untuk mendapatkan pendapat atau opini dari (r). Jika r hitung > r table, maka item tersebut valid
responden dan expert dalam pembangunan jalan tol. dengan menggunakan distribusi table r untuk α =
0,05 dengan df = N2 (Riduan, 2011). Uji reliabilitas
Lokasi Obyek Penelitian dilakukan dengan menganalisa data yang berasal
dari satu kali pengujian kuesioner yang diukur dari
Lokasi proyek pembangunan jalan tol Serpong – koefisien Alpha. Bila koefisien Alpha (Cronbach’s
Cinere yang sedang dibangun memiliki panjang Alpha) > 0,60 maka instrument tersebut dinyatakan
jalan 10,14 km yang menghubungkan Kota reliabel sehingga dapat disimpulkan bahwa
Tengerang Selatan Provinsi Banten dengan Kota kuesioner tersebut dapat digunakan sebagai alat
Depok Provinsi Jawa Barat merupakan bagian dari ukur dalam penelitian (Priyatno, 2010).
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta 2, dimana
diharapkan akan memudahkan pengendara dari
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jabodetabek yang akan menuju Bandar Udara
Internasional Soekarno-Hatta dan Jakarta ataupun
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
sebaliknya.
Berdasarkan uji validitas dengan SPSS for
Windows ver. 22 dengan teknik Produk Momen
Pearson, diperoleh nilai koefisien korelasi setiap
item pertanyaan nilainya melebihi 0.281 (nilai r
tabel, 2-tailed dengan signifikansi 0.05) maka dapat
disimpulkan bahwa item-item pertanyaan dalam
kuesioner memiliki kolerasi signifikan dengan skor
total sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item
tersebut valid. Dan untuk uji reliabilitas diperoleh
koefisien alpha (Crobach’s Alfa) > 0.6 maka data
tersebut dinyatakan reliabel.
83
Pengelolaan Resiko Pembangunan Jalan Tol Serpong - Cinere CESD Vol 03, No.02, Des 2020
65%
59.38%
31.25%
18%
8% 10% 9.38%
8%
0% 3% 8%
8%
3% 8%
0% 5% 8%
8%
5%
5%
0% 3%
0% 3%
0% 3%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
3. Respon Risiko
Dari 29 risiko dominan (major risk) terdapat 15
risiko yang mempunya dampak yang cukup
signifikan terhadap waktu dan biaya, dan dari 15
risiko tersebut ada 2 kategori risiko yang menurut
peneliti membutuhkan waktu penyelesaian yang
84
Pengelolaan Resiko Pembangunan Jalan Tol Serpong - Cinere CESD Vol 03, No.02, Des 2020
cukup lama dan harus segera mendapat respon yang Managers (Second Edition). Chicago: RMC
cepat, yaitu risiko yang berkaitan dengan Publications Inc.
pembebasan lahan dan resiko yang berkaitan Nurdiana, A. (2011, Feb 20). Aplikasi Manajemen
dengan desain Risiko dari Persepsi Para Stakeholders
(Studi Kasus Proyek Pembangunan Jalan
4. Kepemilikan Risiko Tol Semarang-Solo
Kepemilikan risiko dengan risiko dominan pada Seksi I Ruas Tembalang-Gedawang). Retrieved
proyek pembangunan jalan tol Serpong – Cinere from eprints.undip.ac.id: eprints.undip.ac.id
tersebut yang terbesar dimiliki oleh Kontraktor Nurlela, & Suprapto, H. (2014). Identifikasi dan
dengan prosentase risiko sebesar 59,38%, diikuti Analisis Manajemen Risiko pada Proyek
oleh Owner sebesar 31,25% dan Konsultan sebesar Pembangunan Infrastruktur Bangunan
9,38%. Gedung Bertingkat. Jurnal Desain
Konstruksi Volume 13 No.2 , 114-124.
Daftar Pustaka Priyatno, D. (2010). Teknik Mudah dan Cepat
Melakukan Analisis Data Penelitian dengan
A Guide to the Project Management Body of SPSS. Yogyakarta: Gava Media.
Knowledge (PMBOK® Guide –2017 Rouhani, O. M. (2015). Revenue Risk Mitigation
Edition. Options for Toll Roads. MPRA Journal, 1-
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian suatu 14.
Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI . Sandhyavitri, A., & Zulfikar, M. (2014). Analisis
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Risiko Pembangunan Jalan Tol pada Tahap
Astiti, N (2014). Analisis Risiko Pelaksanaan Konstruksi (Studi Kasus Jalan Tol
Pembangunan Jalan Tol Benoa-Bandara- Pekanbaru-Dumai). Jurnal Teknik Sipil
Nusa Dua. Jurnal Spektran Vol.3 No.2 , 84- Vol.10 No.1 , 1-16.
89. Santoso (2017). Analisis Manajemen Risiko Pada
Flanagan, R., & Norman, G. (1993). Risk Proyek Pembangunan Jalan Tol Ngawi –
Management and Construction. Cambridge: Kertosono. Jurnal Teknik Sipil Universitas
University Press. Godfrey, P., Halcrow, W. Muhammadiayah Surakarta.
S., & Partners, L. (1996). Control of Risk A Saputra, I. (2005). Analisis Risiko pada
Guide to Systematic Management of Risk Pembangunan Pusat Pemerintahan
from Construction. Westminster, London: Kabupaten Bandung (Tesis). Denpasar:
Construction Industry Research and Universitas Udayana.
Information Association (CIRIA). Setiawan, A., Walujodjati, E., & Farida, I. (2014).
Harahap, K., Nurcahyo, B. C., & Putri, E. Y. (2010). Analisis Manajemen Risiko pada Proyek
Analisa Risiko pada Proyek Pembangunan Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu (Studi
Jalan Tol Nusa Dua - Ngurah Rai - Benoa, Kasus: Development of Cileumyi -
Bali. Jurnal Teknik Sipil FTSP ITS , 1-7. Sumedang Dawuan Toll Road Phase I).
Kerzner, H. (1995). Project Management A System Jurnal Konstruksi STT Garut Vol 11 No.1 ,
Approach to Planning Scheduling and 1-11.
Controlling (Fifth Edition). New York: Van Thompson, P., & Perry, J. (1991). Engineering
Nostrand Construction Risk. London: Thomas Telford
Reinhold. Khan, M. (2013). Risk Factors in Toll Ltd.
Road Life Cycle Analysis. Transportmetrica Wideman, M. R. (1992). Project and Program Risk
A: Transport Science, Vol.9, No.5, 408-428. Management: A Guide to Managing Project
Labombang, M. (2011). Manajemen Risiko pada Risks and Opportunities (PMBOK
Proyek Konstruksi. Jurnal SMARTek Vol.9 Handbooks). Philadelphia: Project
No.1 , 39-46. Management Institute.
Lokobal, A., & Marthin, D. (2014). Manajemen William, A. C., Smith, M., & Young, P. C. (1998).
Risiko pada Perusahaan Jasa Pelaksana Risk Management and
Konstruksi di Propinsi Papua. Jurnal Ilmiah Insurance. Boston: McGraw Hill. Zuna, H. T.,
Media Engineering Hadiwaryono, S. P., & Rahadian, H. (2015).
Vol.4 No.2, 109-118. Mulcahy, R. (2010). Risk Atribut Pelayanan Jalan Tol dalam
Management Tricks of the Trade for Project Peningkatan Kualitas Berkendara di Jalan
Tol Makassar. Jurnal HPJI Vol.1 No.2 , 115-
126.
85