You are on page 1of 6

E-ISSN : 2621-4164

Vol.3 No. 2

PENGELOLAAN RISIKO PEMBANGUNAN JALAN TOL


SERPONG – CINERE

Dendi Purwana1; Fitri Suryani2


Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Pascasarjana,
Institut Sains dan Teknologi Nasional, Jakarta
Email: dendipurwana17@gmail.com; suryani.fitri21@yahoo.com

Abstract

Serpong - Cinere Toll Road which is being built has a 10.14 km long road that connects South Tangerang City
Banten Province with Depok City West Java Province is part of the Jakarta Outer Ring Toll Road 2, which is
expected to make it easier for motorists from Jabodetabek which will go to the Airport Soekarno-Hatta
International and Jakarta or vice versa. Serpong - Cinere toll road development in its implementation is also
possible to carry risks that must be taken seriously. This is related to the impact of risks that arise that can
hinder and harm the project implementers in terms of cost, time, quality, and scope of work. To minimize this
risk, it is necessary to apply risk management in its implementation. Related to this, the study was conducted
to find out the picture of risk management in the implementation of Serpong - Cinere toll road construction.
This research used a descriptive qualitative research design with a case study method through a survey strategy
using a questionnaire as a research instrument. After the results of the questionnaire are obtained, the next
step is to arrange the important level of risk to find out which risks have the most potential to hamper the
process of carrying out the work. Furthermore, the Risk Breakdown Structure is analyzed based on the opinion
of the respondents to find out what actions are taken to overcome the dominant risks which of course have a
large influence on the completion of a job. The next step is the allocation of risk ownership, especially risks in
the dominant category so that each party responsible can exercise the best control. The results showed that 40
risks (88.89%) of the 45 risks identified in the implementation of the Serpong - Cinere toll road construction
project were included in the category of dominant risk that could potentially hamper work in terms of time,
quality and cost. The largest risk ownership with the Serpong - Cinere toll road development project is owned
by the Implementing Contractor at 59.38% risk, Owner at 31.25%, and Supervisory Consultant at 9.38%.

Keywords: toll road, risk, risk management

Abstrak

Jalan Tol Serpong – Cinere yang sedang dibangun memiliki panjang jalan 10,14 km yang menghubungkan
Kota Tengerang Selatan Provinsi Banten dengan Kota Depok Provinsi Jawa Barat merupakan bagian dari
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta 2, dimana diharapkan akan memudahkan pengendara dari Jabodetabek yang
akan menuju Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dan Jakarta ataupun sebaliknya. Pembangunan
jalan tol Serpong - Cinere didalam pelaksanaannya dimungkinkan juga mengandung risiko yang harus
diperhatikan dengan serius. Hal ini terkait dengan dampak dari risiko yang timbul yang dapat menghambat
serta merugikan pihak pelaksana proyek baik dari segi biaya, waktu, mutu maupun lingkup pekerjaannya.
Untuk meminimalkan resiko tersebut perlu diterapkannya pengelolaan resiko didalam pelaksanaannya.
Terkait hal tersebut maka penelitian dilakukan untuk mengetahui gambaran pengelolaan resiko pada
pelaksanaan pembangunan jalan tol Serpong - Cinere. Dalam penelitian ini digunakan rancangan penelitian
deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus melalui strategi survey menggunakan kuesioner sebagai
instrument penelitian. Setelah hasil dari kuesioner didapatkan maka tahap selanjutnya adalah menyusun
tingkat kepentingan resiko (importance level) untuk mengetahui resiko mana yang paling berpotensi
menghambat proses pelaksanaan pekerjaan. Selanjutnya Risk Breakdown Structure dianalisis berdasarkan
pendapat para responden untuk mengetahui tindakan apa yang diambil untuk mengatasi resiko – risiko yang
dominan yang tentunya mempunyai pengaruh yang besar terhadap penyelesaian suatu pekerjaan. Langkah
berikutnya adalah pengalokasian kepemilikan risiko terutama risiko dalam kategori dominan agar

80
Pengelolaan Resiko Pembangunan Jalan Tol Serpong - Cinere CESD Vol 03, No.02, Des 2020

masingmasing pihak yang bertanggung jawab dapat melakukan kontrol yang terbaik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa 40 risiko (88,89%) dari 45 risiko yang teridentifikasi pada pelaksanaan proyek
pembangunan jalan tol Serpong - Cinere masuk dalam kategori risiko dominan yang berpotensi menghambat
pekerjaan baik dari segi waktu, mutu maupun biaya. Kepemilikan resiko dengan risiko dominan pada proyek
pembangunan jalan tol Serpong – Cinere ini yang terbesar adalah dimiliki oleh Kontraktor Pelaksana yaitu
sebesar 59,38% risiko, Owner sebesar 31,25% dan Konsultan Pengawas sebesar 9,38%.

Kata Kunci: jalan tol, risiko, pengelolaan risiko


Pembangunan jalan tol Serpong - Cinere didalam
Pendahuluan pelaksanaannya dimungkinkan juga mengandung
risiko yang harus diperhatikan dengan serius. Hal
Latar Belakang ini terkait dengan dampak dari risiko yang timbul
Jalan Tol Serpong – Cinere yang sedang dibangun yang dapat menghambat serta merugikan pihak
memiliki panjang jalan 10,14 km yang pelaksana proyek baik dari segi biaya, waktu, mutu
menghubungkan Kota Tengerang Selatan Provinsi maupun lingkup pekerjaannya.
Banten dengan Kota Depok Provinsi Jawa Barat
merupakan bagian dari Jalan Tol Lingkar Luar Berdasarkan latar belakang tersebut maka
Jakarta 2, dimana diharapkan akan memudahkan penelitian ini dilakukan guna mengetahui manfaat
pengendara dari Jabodetabek yang akan menuju dari penerapan pengelolaan risiko untuk
Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dan meminimalkan risiko yang timbul dengan
Jakarta ataupun sebaliknya. melakukan identifikasi, analisis, mitigasi dan
pengalokasian terhadap kemungkinan risiko yang
Pembangunan jalan tol sepanjang 10,14 km, yaitu akan terjadi terutama risiko yang masuk dalam
dari Serpong – Cinere dimiliki oleh PT. Cinere kategori dominan sehingga dapat dijadikan sebagai
Serpong Jaya dengan pelaksana konstruksi PT. dasar pengambilan keputusan oleh pihak yang
Waskita Karya (Persero), Tbk. yang sudah sangat terkait untuk mengatasi konsekuensi dari risiko
berpengalaman dalam pembangunan jalan tol di quersioner yang terjadi dalam pembangunan jalan
Indonesia. tol Serpong – Cinere.
Pembangunan Jalan Tol Serpong – Cinere
menghubungankan Jalan Tol yang sudah beroperasi Rumusan Masalah
yaitu Jalan Tol Serpong BSD dan akan terintegrasi
dengan Jalan tol yang sedang di bangun yaitu Berdasarkan uraian di atas yang menjadi
Kunciran- Serpong, sedang di Wilayah Selatan akan permasalahan dalam penelitian ini adalah:
terintegrasi dengan Pembangunan Jalan Tol Depok- 1. Risiko-risiko apa saja yang teridentifikasi pada
Antasari serta Cinere – Jagorawi. Masa Konsesi pelaksanaan pembangunan jalan tol Serpong –
Jalan Tol adalah 35 (tiga puluh lima) tahun Cinere?
terhitung sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai 2. Risiko-risiko apa saja yang termasuk kategori
Kerja (SPMK) dari Badan Pengatur Jalan Tol dominan dan bagaimana tingkat/derajat risiko pada
(BPJT). pelaksanaan pembangunan jalan tol Serpong –
Cinere?
Berdasarkan keterangan di atas bahwa industri 3. Bagaimana tindakan mitigasi (risk mitigation)
konstruksi seperti pembangunan Jalan tol tentunya untuk meminimalkan dampak negatif yang
akan memiliki banyak risiko dan ketidakpastian mungkin terjadi pada pelaksanaan pembangunan
dalam proses pelaksanaannya bila dibandingkan jalan tol Serpong – Cinere?
dengan industri lainnya. Hal ini disebabkan proses 4. Bagaimana pengalokasian kepemilikan risiko
pelaksanaan dari proyek konstruksi tersebut yang (ownership of risk) terhadap risiko-risiko dominan
membutuhkan waktu cukup lama serta melibatkan (major risk) dalam pelaksanaan pembangunan jalan
banyak pihak dalam menyelesaikan suatu masalah. tol Serpong – Cinere?
Selain terkendala masalah waktu, biaya dan mutu
pekerjaan juga menjadi kendala pada setiap
pelaksanaan proyek di bidang jasa konstruksi. Tujuan Penelitian
Ketiga kendala tersebut diatas yaitu waktu, biaya Penelitian ini dilakukan untuk dapat
dan selanjutnya menjadi sasaran bagi setiap mengidentifikasi berbagai risiko yang muncul pada
pelaksanaan proyek yang didefinisikan sebagai tahap pembangunan jalan tol serta untuk
tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu. Suatu mengetahui risiko apa saja yang termasuk dalam
proyek yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan kategori dominan sehingga kemudian risiko
jasa konstruksi dapat dikatakan berhasil jika ketiga tersebut dapat dimitigasi agar dapat mengurangi
sasaran tersebut diatas terpenuhi (Nurlela & konsekuensi yang ditimbulkan dari risiko tersebut
Suprapto, 2014). serta melakukan pengalokasian risiko pihak siapa

81
Pengelolaan Resiko Pembangunan Jalan Tol Serpong - Cinere CESD Vol 03, No.02, Des 2020

yang bertanggung jawab terhadap risiko yang (likelihood) dan konsekuensi risiko. Tabel 1 adalah
muncul. tingkat dan skala frekuensi (Likelihood) Tabel 2
adalah tingkat dan skala konsekuensi.
Kajian Pustaka
Tabel 1 Tingkat dan Skala Frekuensi (likelihood)
Jalan tol merupakan bagian dari sistem jaringan Tingkat Frekuensi Skala
jalan umum yang merupakan jalan lintas alternatif. Sangat sering 5
Dalam pelaksanaannya jalan tol harus mempunyai Sering 4
spesifikasi dan pelayanan yang lebih tinggi Kadang-kadang 3
daripada jalan umum yang ada (Nurdiana, 2011).
Jarang 2
Dilihat dari fungsinya, jalan tol merupakan Sangat jarang 1
Sumber: (Godfrey, Halcrow, & Partners, 1996)
alternatif bagi para pelaku perjalanan untuk
menghemat waktu tempuh serta menikmati tingkat
Tabel 2 Tingkat dan Skala konsekuensi
pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan
(consequence)
menggunakan jalan non tol. Keadaan ini tentu saja
merupakan kompensasi dari keharusan membayar Tingkat Konsekuensi Skala
biaya tol (Zuna, Hadiwaryono, & Rahadian, 2015). Sangat besar 5
Besar 4
Proyek konstruksi sangat rentan terhadap risiko Sedang 3
karena merupakan bidang kerja yang dinamis. Jarang 2
Risiko tersebut tidak dapat dihilangkan tetapi dapat Sangat kecil 1
ditransfer dari satu pihak ke pihak lainnya. Sumber: (Godfrey, Halcrow, & Partners, 1996)
Kesalahan dalam perkiraan dan penanganan risiko
dapat menimbulkan dampak negatif baik secara Penerimaan Risiko (Risk Acceptability)
langsung maupun tidak langsung pada proyek
konstruksi (Labombang, 2011). Analisis terhadap penerimaan risiko (risk
acceptability) ditentukan berdasarkan nilai
Pengelolaan risiko sangat diperlukan untuk dapat perkalian antara tingkat frekuensi dan tingkat
menghindari risiko dengan cara mengindentifikasi konsekuensi risiko. Setelah diperoleh tingkat
risiko-risiko yang masuk dalam kategori dominan penerimaan risiko tersebut maka dapat diperoleh
sehingga perencanaan yang matang dapat dilakukan skala penerimaan risiko (risk acceptability) seperti
dan dampak atau kerugian baik dari segi biaya tabel 3:
maupun waktu dalam pembangunan jalan tol dapat
diatasi (Astiti, Norken & Purbawijaya, 2015). Tabel 3 Skala Penerimaan Risiko
Tingkat Skala
Langkah yang paling utama dalam pengelolaan Penerimaan Risiko Penerimaan Risiko
risiko secara umum terdiri dari identifikasi risiko,
perhitungan risiko, alokasi risiko, penanganan atau Unacceptable X ≥ 15
mitigasi risiko serta monitoring dan kontrol Undesirable 5 ≤ X < 15
(Rouhani, 2015). Acceptable 3≤X<5
Negligible X<3
Sumber: (Saputra, 2005)

Identifikasi Risiko (Risk Identification) Penanganan Risiko (Risk Mitigation)


Menurut Godfrey (1996) identifikasi risiko dapat Mitigasi/penanganan adalah tindakan yang
dikelompokkan menjadi beberapa sumber risiko: 1. dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi
Risiko politik (political), 2. Risiko lingkungan risiko yang telah teridentifikasi. Adapun risiko yang
(environmental), 3. Risiko perencanaan (planning), tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, namun hanya
4. Risiko pemasaran (market), 5. Risiko ekonomi dapat dikurangi sehingga akan ada menimbulkan
(economic), 6. Risiko anggaran modal (financial), risiko sisa.
7. Risiko alam (natural), 8. Risiko proyek (project),
9. Risiko teknis (technical), 10. Risiko sumber daya
manusia (human), 11. Risiko kriminal (criminal) Desain Penelitian
dan 12. Risiko keamanan/keselamatan (safety). Penelitian dilakukan pada Proyek pembangunan
Menurut Godfrey (1996) besarnya risiko dapat jalan Serpong – Cinere dengan metode penelitian
diketahui dari hasil kali kecenderungan/frekuensi deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan dalam

82
Pengelolaan Resiko Pembangunan Jalan Tol Serpong - Cinere CESD Vol 03, No.02, Des 2020

penelitian deskriptif kualitatif. Permasalahan adalah item yang valid saja. Uji validasi dilakukan
diperoleh dengan metode wawancara dan survey dengan Teknik korelasi Product Moment Pearson
untuk mendapatkan pendapat atau opini dari (r). Jika r hitung > r table, maka item tersebut valid
responden dan expert dalam pembangunan jalan tol. dengan menggunakan distribusi table r untuk α =
0,05 dengan df = N2 (Riduan, 2011). Uji reliabilitas
Lokasi Obyek Penelitian dilakukan dengan menganalisa data yang berasal
dari satu kali pengujian kuesioner yang diukur dari
Lokasi proyek pembangunan jalan tol Serpong – koefisien Alpha. Bila koefisien Alpha (Cronbach’s
Cinere yang sedang dibangun memiliki panjang Alpha) > 0,60 maka instrument tersebut dinyatakan
jalan 10,14 km yang menghubungkan Kota reliabel sehingga dapat disimpulkan bahwa
Tengerang Selatan Provinsi Banten dengan Kota kuesioner tersebut dapat digunakan sebagai alat
Depok Provinsi Jawa Barat merupakan bagian dari ukur dalam penelitian (Priyatno, 2010).
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta 2, dimana
diharapkan akan memudahkan pengendara dari
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jabodetabek yang akan menuju Bandar Udara
Internasional Soekarno-Hatta dan Jakarta ataupun
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
sebaliknya.
Berdasarkan uji validitas dengan SPSS for
Windows ver. 22 dengan teknik Produk Momen
Pearson, diperoleh nilai koefisien korelasi setiap
item pertanyaan nilainya melebihi 0.281 (nilai r
tabel, 2-tailed dengan signifikansi 0.05) maka dapat
disimpulkan bahwa item-item pertanyaan dalam
kuesioner memiliki kolerasi signifikan dengan skor
total sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item
tersebut valid. Dan untuk uji reliabilitas diperoleh
koefisien alpha (Crobach’s Alfa) > 0.6 maka data
tersebut dinyatakan reliabel.

Analisis Identifikasi Risiko Pelaksanaan


Pembangunan Jalan Tol Serpong - Cinere
Sumber data : PT. Jasamarga
Gambar 1 Peta Lokasi Proyek Pembangunan Jalan Terdapat 45 risiko yang teridentifikasi pada tahap
Tol Serpong – Cinere pelaksanaan pembangunan jalan tol Serpong -
Cinere.
Teknik Pengumpulan Data
Analisis Penerimaan Risiko (Risk Acceptability)
Pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari
Pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol Serpong -
data primer dan data sekunder. Data primer dari
Cinere
penelitian ini diperoleh dari data opini responden.
Identifikasi risiko yang dihasilkan dari pengkajian Hasil penerimaan risiko dapat dijelaskan sebagai
data sekunder (penelitian terdahulu, jurnal, laporan- berikut risiko yang tergolong unacceptable (tidak
laporan, dan literatur) kemudian dikembangkan dapat diterima) sebanyak 3 risiko (8%), risiko yang
dengan pengamatan/investigasi lapangan dan tergolong undesirable (tidak diharapkan) sebanyak
melakukan wawancara serta brainstorming dengan 26 risiko (65%), risiko yang tergolong acceptable
pihak yang berkompetensi dan berpengalaman di (dapat diterima) sebanyak 4 risiko (10%), dan risiko
bidang pembangunan jalan khususnya jalan tol. yang tergolong negligible (dapat diabaikan)
Sedangkan data sekunder diperoleh dari paper sebanyak 7 risiko (17%) dapat dilihat pada gambar
penelitian, jurnal, laporan-laporan dan literature 1.
sesuai dengan objek penelitian untuk memperoleh
identifikasi awal risiko.

Uji Instrumen Penelitian


Suatu data dikatakan valid jika ada korelasi dengan
skor total. Hal ini menunjukkan adanya dukungan
data tersebut dalam mengungkapkan sesuatu yang
ingin diteliti. Uji reliabilitas merupakan kelanjutan
dari uji validitas dimana item yang masuk pengujian

83
Pengelolaan Resiko Pembangunan Jalan Tol Serpong - Cinere CESD Vol 03, No.02, Des 2020

65%
59.38%

31.25%

18%
8% 10% 9.38%

Owner Kontraktor Konsultan


Sumber : Olahan sendiri
Gambar 4 Kepemilikan Risiko

Sumber : Olahan sendiri


Gambar 2 Penerimaan Risiko
Kesimpulan

Unacceptable Undisirable 1. Berdasarkan hasil brainstorming, interview, delphi


technique dan dengan cara studi literatur didapat 45
Acceptable Negligible risiko yang teridentifikasi pada pelaksanaan proyek
10%

pembangunan jalan tol Serpong – Cinere dan


8%

8%

0% 3% 8%

8%

3% 8%

0% 5% 8%
8%

setelah dievaluasi oleh pakar ada 4 risiko yang harus


0% 5%

5%
5%

dihilangkan karena kurang relevan atau frekuensi


3%
3%

0% 3%

0% 3%

0% 3%

kejadiannya sangat kecil, sehingga total ada 40


0%

0%

0%
0%
0%
0%

0%

0%

0%
0%
0%

risiko yang teridentifikasi dan diterima oleh para


pakar. Dan sumber risiko yang terbesar nilai
prosentasinya yaitu bersumber dari Politik, Alami,
Proyek, Teknis dan Manusia, yang masing-masing
sebesar 12,50%.

2. Dari hasil penerimaan risiko yang terjadi pada


Sumber : Olahan sendiri
pelaksanaan pembangunan jalan tol Serpong –
Gambar 3 Distribusi penerimaan risiko
Cinere tersebut didapatkan sebagai berikut :
bedasarkan sumber risiko
Tabel 4 Penerimaan Risiko
Penerimaan Jmh % Faktor
Mitigasi Risiko
Risiko Dominan
Mitigasi risiko (risk mitigation) dilakukan setelah Unacceptable 3 8% 29
diperoleh risiko yang memberikan dampak besar
Undesirable 26 65%
terhadap suatu aktivitas (Major Risk). Mitigasi
risiko dapat dilakukan dengan menahan risiko Acceptable 4 10%
(retention risk), mengurangi risiko (reduction risk), Negligible 7 17%
memindahkan risiko (risk transfer) dan Jumlah 40 100%
menghindari risiko ( risk avoidance). Sumber : Olahan sendiri

Kepemilikan Risiko Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat


29 risiko (72,50%) dari 40 risiko masuk dalam
Adapun hasil alokasi risiko Unacceptable dan
kategori risiko dominan, risiko dominan tersebut
Undesirable dilihat pada Gambar 3 dibawah ini:
berpotensi akan menghambat suatu pekerjaan baik
dari segi waktu, biaya dan mutu apabila tidak segera
diantisipasi.

3. Respon Risiko
Dari 29 risiko dominan (major risk) terdapat 15
risiko yang mempunya dampak yang cukup
signifikan terhadap waktu dan biaya, dan dari 15
risiko tersebut ada 2 kategori risiko yang menurut
peneliti membutuhkan waktu penyelesaian yang

84
Pengelolaan Resiko Pembangunan Jalan Tol Serpong - Cinere CESD Vol 03, No.02, Des 2020

cukup lama dan harus segera mendapat respon yang Managers (Second Edition). Chicago: RMC
cepat, yaitu risiko yang berkaitan dengan Publications Inc.
pembebasan lahan dan resiko yang berkaitan Nurdiana, A. (2011, Feb 20). Aplikasi Manajemen
dengan desain Risiko dari Persepsi Para Stakeholders
(Studi Kasus Proyek Pembangunan Jalan
4. Kepemilikan Risiko Tol Semarang-Solo
Kepemilikan risiko dengan risiko dominan pada Seksi I Ruas Tembalang-Gedawang). Retrieved
proyek pembangunan jalan tol Serpong – Cinere from eprints.undip.ac.id: eprints.undip.ac.id
tersebut yang terbesar dimiliki oleh Kontraktor Nurlela, & Suprapto, H. (2014). Identifikasi dan
dengan prosentase risiko sebesar 59,38%, diikuti Analisis Manajemen Risiko pada Proyek
oleh Owner sebesar 31,25% dan Konsultan sebesar Pembangunan Infrastruktur Bangunan
9,38%. Gedung Bertingkat. Jurnal Desain
Konstruksi Volume 13 No.2 , 114-124.
Daftar Pustaka Priyatno, D. (2010). Teknik Mudah dan Cepat
Melakukan Analisis Data Penelitian dengan
A Guide to the Project Management Body of SPSS. Yogyakarta: Gava Media.
Knowledge (PMBOK® Guide –2017 Rouhani, O. M. (2015). Revenue Risk Mitigation
Edition. Options for Toll Roads. MPRA Journal, 1-
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian suatu 14.
Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI . Sandhyavitri, A., & Zulfikar, M. (2014). Analisis
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Risiko Pembangunan Jalan Tol pada Tahap
Astiti, N (2014). Analisis Risiko Pelaksanaan Konstruksi (Studi Kasus Jalan Tol
Pembangunan Jalan Tol Benoa-Bandara- Pekanbaru-Dumai). Jurnal Teknik Sipil
Nusa Dua. Jurnal Spektran Vol.3 No.2 , 84- Vol.10 No.1 , 1-16.
89. Santoso (2017). Analisis Manajemen Risiko Pada
Flanagan, R., & Norman, G. (1993). Risk Proyek Pembangunan Jalan Tol Ngawi –
Management and Construction. Cambridge: Kertosono. Jurnal Teknik Sipil Universitas
University Press. Godfrey, P., Halcrow, W. Muhammadiayah Surakarta.
S., & Partners, L. (1996). Control of Risk A Saputra, I. (2005). Analisis Risiko pada
Guide to Systematic Management of Risk Pembangunan Pusat Pemerintahan
from Construction. Westminster, London: Kabupaten Bandung (Tesis). Denpasar:
Construction Industry Research and Universitas Udayana.
Information Association (CIRIA). Setiawan, A., Walujodjati, E., & Farida, I. (2014).
Harahap, K., Nurcahyo, B. C., & Putri, E. Y. (2010). Analisis Manajemen Risiko pada Proyek
Analisa Risiko pada Proyek Pembangunan Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu (Studi
Jalan Tol Nusa Dua - Ngurah Rai - Benoa, Kasus: Development of Cileumyi -
Bali. Jurnal Teknik Sipil FTSP ITS , 1-7. Sumedang Dawuan Toll Road Phase I).
Kerzner, H. (1995). Project Management A System Jurnal Konstruksi STT Garut Vol 11 No.1 ,
Approach to Planning Scheduling and 1-11.
Controlling (Fifth Edition). New York: Van Thompson, P., & Perry, J. (1991). Engineering
Nostrand Construction Risk. London: Thomas Telford
Reinhold. Khan, M. (2013). Risk Factors in Toll Ltd.
Road Life Cycle Analysis. Transportmetrica Wideman, M. R. (1992). Project and Program Risk
A: Transport Science, Vol.9, No.5, 408-428. Management: A Guide to Managing Project
Labombang, M. (2011). Manajemen Risiko pada Risks and Opportunities (PMBOK
Proyek Konstruksi. Jurnal SMARTek Vol.9 Handbooks). Philadelphia: Project
No.1 , 39-46. Management Institute.
Lokobal, A., & Marthin, D. (2014). Manajemen William, A. C., Smith, M., & Young, P. C. (1998).
Risiko pada Perusahaan Jasa Pelaksana Risk Management and
Konstruksi di Propinsi Papua. Jurnal Ilmiah Insurance. Boston: McGraw Hill. Zuna, H. T.,
Media Engineering Hadiwaryono, S. P., & Rahadian, H. (2015).
Vol.4 No.2, 109-118. Mulcahy, R. (2010). Risk Atribut Pelayanan Jalan Tol dalam
Management Tricks of the Trade for Project Peningkatan Kualitas Berkendara di Jalan
Tol Makassar. Jurnal HPJI Vol.1 No.2 , 115-
126.

85

You might also like