You are on page 1of 6

Jurnal Analogi Hukum, 1 (3) (2019), 366–371

Jurnal Analogi Hukum


Journal Homepage: https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/analogihukum

Sanksi Pidana Terhadap Tindak Pidana Pertambangan


(Menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 Tentang
Minerba)
I Made Bayu Sucantra*, I Nyoman Sujana dan Luh Putu Suryani

Fakultas Hukum, Universitas Warmadewa, Denpasar-Bali, Indonesia

*bayusucantra@gmail.com
How To Cite:
Sucantra, I. M. B., Sujana, I. N., & Suryani, L. P. (2019). Sanksi Pidana Terhadap Tindak Pidana Pertambangan (Menurut Undang-Undang No.
4 Tahun 2009 Tentang Minerba). Jurnal Analogi Hukum. 1(3). 366-371. Doi: https://doi.org/10.22225/ah.1.3.1772.366-371

Abstract-Nowadays economic development is accompanied by increasingly advanced technological


developments in Indonesia as a result of development causing various legal consequences. The growth of
development is increasingly rapid and strong. Developmental development also has a role for the
environment. This study raises the issue of regulating the management of mining business permits both
requirements that must be met nationally and according to regional regulations and the application of
criminal sanctions carried out if there is a violation in the community of mining businesses that do not have a
mining business permit that should be owned because it has been stated in Law Number 4 of 2009 and
especially in Bali Regional Regulation Number 4 of 2017 as regulated permits and sanctions against mining.
This study uses a normative approach. The data sources used are primary data, and secondary data. The
problem in this thesis is the regulation of business permits for the mining of sandstone in Bali and the
application of sanctions to perpetrators of unauthorized mining. The results of the study can be concluded that
the form of regulation of mining business permits is regulated in Law No. 4 of 2009 concerning Mineral and
Coal Mining and if you wish to have, the requirements are in the form of administrative requirements,
technical requirements, environmental requirements, and financial requirements and for mining business
permit arrangements rocks in Bali are regulated in Governor Regulation No. 37 of 2018.
Keywords: Mining, Permits, Criminal Sanctions.

Abstrak-Dewasa ini pembangunan ekonomi di barengi dengan perkembangan teknologi yang semakin maju
di Indonesia sebagai dampak dari pembangunan menimbulkan berbagai akibat hukum. Pertumbuhan
pembangunan pun semakin pesat dan kuat. Perkembangan pembangunan juga mempunyai peran terhadap
lingkungan. Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang pengaturan terhadap pengurusan ijin usaha
pertambangan (IUP) baik persyaratan yang harus dipenuhi secara nasional maupun menurut peraturan daerah
serta penerapan sanksi pidana dilakukan bila mana terdapat pelanggaran di masyarakat pada pelaku usaha
pertambangan yang terdapat tidak mengantongi ijin usaha pertambangan (IUP) yang seharusnya dimiliki
karena telah tertera pada Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 dan khususnya di Bali Perda Nomor 4 Tahun
2017 sebagaimana telah diatur tentang pengurusan ijin dan sanksi terhadap pertambangan. Penulisan peneliti
ini juga memakai pendekatan normatif. Data yang dipakai dalam penulisan ini bersumber dari primer data, dan
sekunder data. Permasalahan dalam skripsi ini adalah, pengaturan izin usaha pertambangan batu padas di Bali
dan penerapan sanksi terhdap pelaku Tindak Pidana Pertambangan Batu Padas Tanpa Izin. Berdasarkan halnya
penulisan ini dapat dikaitkan dalam bentuk terhadap pengaturan izin usaha pertambangan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomer 4 Tahun 2009 yang mengatur Pertambangan Mineral dan Batubara dan apabila ingin
memiliki IUP adapun syaratnya berupa persyaratan administratif, persyaratan teknis, persyaratan lingkungan,
dan persyaratan finansial dan untuk pengaturan izin usaha pertambangan batuan di Bali diatur dalam Peraturan
Gubernur Nomor 37 Tahun 2018.
Kata Kunci: Pertambangan, Ijin, Sanksi Pidana.

1. Pendahuluan dengan perkembangan teknologi yang semakin


maju di Indonesia sebagai dampak dari
Perkembangan ekonomi saat ini di barengi
Jurnal Analogi Hukum, Volume 1, Nomor 3, 2019. CC-BY-SA 4.0 License
366
Sanksi Pidana Terhadap Tindak Pidana Pertambangan (Menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 Tentang
Minerba)

pembangunan menimbulkan berbagai akibat pertanggungjawaban orang terhadap tindak


hukum. Pertumbuhan pembangunan pun pidana yang dilakukannya dan
semakin pesat dan kuat. Perkembangan pertanggungjawaban pidana merupakan akibat
pembangunan di Indonesia juga mempunyai hukum dari aspek preventif dan represif hukum
peran dan dampak terhadap lingkungan sekitar. pidana.
Dengan perkembangan pembangunan
ialahkesadarantentu menjadi kuncidalam Tujuan penulisan ini adalah untuk
dilakukannyaoleh manusia untuk kehidupan menemukan jawaban dari, pengaturan dalam
yang lebih baik. Hakikat dari pada pengeluaran izin pertambangan batu padas dan
pembangunan merupakanproses agar kehidupan sanksi pidana terhadap pelaku usaha
di hari kedepannya menjadi lebih baik dari hari pertambangan batu padas tanpa izin.
ini. Berkaitan dengan pesatnya perkembangan 2. Metode
pembangunan tentuharus saling berkaitan
bahwa pembangunan selalu bersentuhan dengan Tipe Penelitian dan Pendekatan
lingkungan tidak bisa dipungkiri (Sutedi, 2011). masalahyang digunakan adalah penelitian
Maka dari itu banyak galian-galian yang di buat hukum normatif, yaitu penelitian yang
untuk memenuhi kebutuhan pembangunan- dilakukan dengan cara mengkaji, meringkas dan
pembangunan gedung tersebut seperti Golongan ditambah dengan perundang–undangan yang
A, yaitu golongan bahan galian yang lebih mengatur secara khusus tentang pertambangan
banyak terdapat di tempat-tempat yang agar menemukan aturan-aturan hukum, maupun
strategis. Artinya semua bahan galian banyak doktrin-doktrin guna menjawab permasalahan
diminati oleh para penambang dan bahannya hukum yang dikaji. Alasan penulis
bisa juga dipergunakan untuk pembangunan menggunakan tipe penelitian normatif adalah
pertahanan/keamanan Negara atau untuk karena memang karakter dari permasalahan
menjamin perekonomian negara. Yaitu yang diangkat mengharuskan untuk
dimaksud dengan bahan galian tersebut ialah: menganalisis aturan-aturan hukum yang ada.
termasuk itu batu bara, minyak bumi, bahan
radioaktif tambaga aluminium (bauksit), timah Pendekatan masalah digunakan dalam
putih, besi, dan nikel. Golongan C, yaitu bahan sebuah penelitian ini adalah pendekatan dalam
galian yang tidak termasuk adalah bahan perundang-undangan, dan pendekatan
tambang seperti pasir dan bebatuan yang ada di konseptual. Pengaturan dalam undang-
sungai ataupun bekas letusan gunung merapi undangan adalah aturan harus ditulis yang
(Sidik, 2014). Segala yang merupakan bahan memuat dalamnorma hokum serta mengikat
galian yang berada dalam wilayah kekuasaan lebih luas dan dibentuk melalui lembaga Negara
negara tersebut berhak dikuasai dan dimiliki melalui prosedur yang berlaku dalam peraturan
Negara. Hak Penguasaan Negara berisikan perundang-undangan. Konseptual adalah
wewenang untuk mengurus, mengatur dan konsep yang berlaku di masyarakat dan bila
mengawasi segala yang terjadi dalam terdapat pelanggaran suatu tindakan
pengelolaan bahan galian. penambangan liar harus diproses sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
Adapun penelitian serupa dengan tentang penambangan ilegal.
penelitian sekarang ini telah dikaji sebelumnya
oleh (Pratama & Ismunarno, 2019) berjudul Sumber bahan hukum sekunder yaitu
“Pertanggungjawaban Pidana Bagi Pelaku bahan-bahan yang erat hubungannya dengan
Penambangan Tanpa Izin Pertambangan Rakyat bahan hukum primer, misalnya seperti literatur-
(IPR) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 literatur yang memiliki relevansi dengan teori-
Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral teori, pendapat serta pandangan yang memiliki
Dan Batubara (Studi Kasus Penambangan Ilegal korelasi langsung dengan rumusan masalah
Bahan Batu Akik Di Kabupaten Kebumen)”. yang diangkat dalam penelitian ini.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
Dalam Penumpukan Adapun yang
pertanggungjawaban pidana bagi pelaku tindak
tercantum oleh bahan-bahan hukumtersebut
pidana penambangan tanpa izin pertambangan
yang dimana pengumpulan bahan hukum yang
rakyat (IPR) menurut Undang-Undang nomor 4
dilakukan adalah dengan teknik pencatatan
tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
artinya bahan hukum yang dikumpulkan
Batubara. Dari hasil penelitian dapat
diklasifikasikan sesuai dengan jenis bahan
disimpulkan penambangan tanpa izin
hukum yang akan digunakan seperti: teori-teori
pertambangan rakyat (IPR) dapat dikenakan
hukum, jurnal hukum dan pandangan-padangan
sanksi pidana sebagai bentuk
ahli hukum, demikian juga dengan perundang-
pertanggungjawaban pidana.
undangan yang terkait.
Pertanggungjawaban pidana adalah
Jurnal Analogi Hukum, Volume 1, Nomor 3, 2019. CC-BY-SA 4.0 License
367
Sanksi Pidana Terhadap Tindak Pidana Pertambangan (Menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 Tentang
Minerba)

Setelah bahan hukum yang dibutuhkan Pertambangan dalam jenis mineral dapat
tersebut terkumpul, maka bahan tersebut akan diartikan pertambang yang terdiri dari jenis
diolah dan dianalisis dengan menggunakan mineral yang berkumpul berbentuk bijih-bijih
teknik pengolahan bahan hukum secara atau batu-batuan, disekitar panas bumi, gas
sistematis yaitu argumentasi hukum bumi dan minyak, dan juga air tanah.
berdasarkan logika deduktif dan induktif.
Penyajiannya dilakukan secara deskriftif a. Dalam jenis mineral penambangan ini bisa
analisis yaitu suatu cara analisis bahan hukum lagi dibagi menjadi beberapa jenis diantara:
yang dilakukan dengan jalan menyusun secara b. Penambangan dalam Mineral berjenis
sistematis kemudian diuraikan dalam bentuk Radioaktif.
penelitian.
c. Penambangan berjenis Mineral Logam
3. Hasil dan Pembahasan
d. Penambangan berjenis Miineral Bukan
Logam
Kewenangan dalam Pemberian
PerizinanPerusahaan Pertambangan e. Penambangan berjenis Batuan.
Segenap perusahaandalam pertambangan Bagian Penambanganberjenis Batubara
harus memperoleh izin dari instansi yang terkait
sebelum dilakukan pengoprasian maupun Dalam pengrtiannya penambangan
berjalanannya kegiatan usaha pertambangan batubara ialahkarbon-karbon endapannya yang
tersebut. Penjelasan dari perkataan perusahan terdapat di bumikhususnya dalam intisari
dilingkup pertambangan berasalkan dari tersebut yaitu berupa berbagai jenis, terdiri
penerjemahan bahasa Inggris, ialah mining daribatuan aspal, gambut, danbitumen padat,
permit. Persatuanpembentuk perizinanialah pengertian ini dimuat dalam (pasal 1 angka 5
yang diperlukan yaitudalamPerizinandibidang (Undang-undangg No 4 tahun 2009)dalam buku
Pertambangan (Hadjon, 1993). Di suatu buku Penambangan MINERBA.
Perundangan Minerba sudah diberikan didalam
penjelasanpengartiian izin usaha terdapat dalam Unsur-Unsur Penindakan Hukuman
Pasal 1 angka 7: Pertambangan
Pengijinandalam pertambangan itu, bisa Tindak pidana menerangkanbukti-bukti
dikaitkan dalam singkatan kata IUP, yaituizin datayang berisiketerangan yang tidak benar
dalam penggalian bahanterhadap perusahaan (palsu) harus dibutuhkan data-data atau
pertambangan. keterangan-keterangan yang benar dalam
Perusahan penggalian tambangdalam suatu melaksanakan kegiatan pertambangan yang
kegiatan tersebut adalah kegiatan dalam dibuat oleh pelaku usaha pertambangan yang
pengelolaanyang dimana pengusahaan mineral terkaitdalam hal ini harus adanya pemeriklasaan
atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan: oleh instansi terkait, yang disebut laporan itu
agar hal tersebut agar dapat
a. Penyelidkan bebas dipertanggungjawabkanseperti dapat dikatakan
data laporan kegiatan usahanya,studi kelayakan,
b. Eksplorasi dan laporan penjualan hasil tambang.
c. Eksploitasi Bahwa dimaksud dengan pertambangan itu
d. Pengelolaan dan pemurnian ialah merupakan kegiatan dalam rangka
penelitiansebagian atau seluruh tahapan,
e. Pengangkutan dan pengelolaan dan pengusahaan mineral ataupun
batubara yang meliputi studi kelayakan,
f. Penjualan konstruksi, penambangan, penyelidikan umum,
Perusahaan penggalian tambang yang eksplorasi,pengolahandan pemurnian,
terdapat di negara inidapat digolongkan pengangkutan dan penjualan, sertakegiatan
menjadi berbagai jenis tambangialah: pascatambang.

Dalam Penambangan berjenis Mineral Bahwa tindak pidana pertambangan


merupakan perbuatan yang dianggap dilaranng
Sesuai dengan penjelasan dengan Pasal 1 oleh peraturan perundang-undangan yang dapat
angka 4 Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 dikenakan sansksi bagi pelaku perbuatan, guna
tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara. perlindungan dalam kegiatan dan usaha
pertambangan mineral dan batu bara.

Jurnal Analogi Hukum, Volume 1, Nomor 3, 2019. CC-BY-SA 4.0 License


368
Sanksi Pidana Terhadap Tindak Pidana Pertambangan (Menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 Tentang
Minerba)

Perbuatan yang melanggar tahun dan denda paling banyak Rp


pertambanganyang sanksinya sudah diatur 10.000.000.000,-. Kasus pencucian tambang
dalam Pasal 263 KUHP tentang Pemalsuan dimana pihak terkait agar bisa mengusut
Surat, yaitu denganmemberikan data atau tuntassuatu tindak pidana kejahatan tersebut
laporan yang palsu atau (tidak benar dengan tentu tidak mudah harus adanya pengawasan
keadaannya). Karena halnya sudah diatur secara yang dilakukan oleh petugas terkait, sehinga
khususdengan pemalsuan suratnya dibidang dibutuhkan adanya pengawasan yang sangat
pertambangan, pelakudapat dipidana tentangUU intensif dengan kerja sama antara aparat
Pertambaangan berdasarkan Pasal 159 UUdapat Kementrian Pertambangan, Pemerintah Daerah
dipidana dengan pidana penjara maksimal setempat dan Kepolisian serta masyarakat
sepuluh tahun (10 tahun) dengan denda yang sekitar karena pada umumnya penambangan
telah ditentukan. tersebutdilakukan didaerah pedalaman yang
biasanya jauh dari keramaian.
Kasus pidana yang dengan sengaja dalam
kegiatan penambanganmelakukan eksplorasi Sanksi pidana terhadap pemilik IUP
tidak pada ketentuan yang telah diatur untuk eksplorasioperasi produksi yang melakukan
melakukan keigatan usaha pertambangan wajib suatu kegiatan usaha pertambangankarenatidak
mengantongi perijinan pertambangan. Kegiatan melakukan kegiatan-kegiatan pada
eksplorasi ialah merupakansuatu studi prinsipnyaseperti diketahui di atas bahwa
kelayakan, eksplorasi, dan penyelidikan umum. kegiatan usaha pertambangan terdiri atas
Pengertian dalam eksplorasi dapat diartikan kegiatan eksplorsi dan eksploitasi melakukan
sebagai berikut yaitu kegiatan usaha penambangan dengan cara menggali tanah
pertambanganyang dimana tahapannya untuk untuk mendapatkan hasil tambang kemudian
memperoleh maupun mendapatkan berita secara dijual dan akan memperoleh keuntungan.
teliti dan terperinci tentang lokasi, bentuk,
dimensi, sebaran kualitas, dan sumber daya Karena melakukan kegiatan eksplorasi
terukur dari informasi mengenai bahan galian baru eksploitasi. Sehubungan dengan itu khusus
serta lingkungan sosial dan lingkungan hidup bagi pemegang IUP eksplorasi kemudian
Pasal 1 angka 15. Dalam suatu kegiatan setelah melakukan itu kegiatan eksplorasi tidak
eksplorasi karena melakukan pertambangan boleh melak.ukan operasi produksi sebelum
harus berdasarkan atas izin yang telah memperoleh IUP Produksi. Terdapat dua tahap
dikeluarkan oleh instansi terkait yaitu IUP atau yang perlu dilakukuan dalam melakukan
IUPK, dengan begitukegiatan eksplorasi tanpa kegiatan usaha pertambangan tersebut maka
adanya surat-surat izin resmi tersebut pelaksanaanya harus sesuai dengan prosedur.
merupakan perbuatan pidana yang Pelangaranya diancam dengan (Pasal 160 Ayat
dapatdihukum berdasarkan Pasal 160 Ayat 1 2 UU Nomor 4 Tahun 2009) yangg dapat
UU No. 4 Tahun 2009 dipidana dengan pidana dihukum pidana peenjara maksimal 5 tahun dan
kurungan paling lama 1 tahun atau denda paling dapat dikenakan denda paling banyak Rp 10 M
banyak Rp 200.000.000,-. ( sepuluh milyar rupiah).

Dalam suatu kegiatan keuangan dan Masalah yang timbul lingkungan yang
perbangkan dikenal dengan nama cucian uang dapat timbul akibat usaha pertambangan
aatu money loundering, yang dapat diartikan memang sangat banyak beraeneka ragam sifat
uang tersebut berasal dari tindak kejahatan dan bentuknya (Saleng, 2004): Yang Pertama
“dicuci” untuk menyembunyikan hasil sehingga dapat mengubah keseimbangan
kejahatannya juga dapat bekerja sama oleh pengaturan ekologi bagi ruang lingkup
perusahaan jasa keuangan agar menjadi uang setempat, dalam waktu yang relatif sigkat dapat
yang dianggap “bersih”. Suatu kegiatan mengub.ah bentuk tofografi dan keadaan muka
pertambngan terdapat juga terjadi tindak tanah (land impact). Kedua, usaha
kejahatan pencucian hasil tambang itu juga pertambangan yang dapat menimbulkan suatu
dapat dikatakan tindak pidana, yang dimana berbagai macam berangguan antara lain:
para penambang gelap tersebutagar pencemaran akibat debu dan asap polusi yang
mendapatkan transaksi hasil tambang yang sah mengtori udara dan air, limbah air tailing serta
sampai kemasyarakat penambang illegal itu buan.gan tambang yang terdapt mengandung
juga berhubungan langsung dengan para zat-zat beracun. Ganguan bisa disebabkan oleh
penambangan yang telah memiliki surat izin suara-suara keras yang ditimbulkan dan ledakan
resmi pertambangan tersebut. Pelaku pidana (bahan peledak) yang tentu dapat mengganggu
pencucian barang tambang (mining loundering lingkungan disekitarnya. Ketiga, penambangan
dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009) hatus juga bisa menjaga dan mengutamakan
dipidana dengan pidana penjara maksimal 10 keselematan kerja dan kondisi geologis ddearah
tersebut, yang bisa terjadinya
Jurnal Analogi Hukum, Volume 1, Nomor 3, 2019. CC-BY-SA 4.0 License
369
Sanksi Pidana Terhadap Tindak Pidana Pertambangan (Menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 Tentang
Minerba)

kemungkinanledakan tambang, tanah longsor, membantu hakim dalam mempertimbangkan


keruntuhan tambang dan gempa. berat ringan pidana yang akan dijatuhkan,
karena dapat memudahkan hakim menetapkan
Pemerintah harus dapat dengan sigap sanksinya. Sanksi pidana yang tercantum dalam
sebagai alat untuk mengontrol perusahaan bentuk pasal-pasal tersebut ibarat daftar yang
pertambangan yang nakal jika dalam halnya harus diteliti terlebih dahulu sebelum hakim
tersebut terjadi melakukan kegiatan eksplorasi menjatuhkan pidana.
tidak sesuai dengan izinnya langsung
melakukan kegiatan operasi produksi. Sanksi pidana merupakan hukuman yang
dapat dijatuhkan oleh hakim pada akhir proses
pemeriksaan di sidang pengadilan atas
Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Usaha seseorang yang telah terbukti secara sah dan
Pertambangan Batu Padas Tanpa Izin meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana.
Hukuman pidana ialah merupakan Untuk memberikan gambaran yang lebih luas
penderitaanseseorang yang melakukan mengenai sanksi pidana.Dalam penegakan
kesalahan karena melanggar kepentingan umum hukum pidana dapat dikenal ad.anya hukuman
yang telah diatur dalam undang-undang wajib dan hukuman yang bersifat pemberatan.
pidanayang merupakan suatu sanksi dijatuhkan Seorang pelaku pidanansuatu pertambangan
oleh hakim kepada pelaku. Termasuk ke dalam diatas dapat diberikan atau dikenakanhukuman
kepentingan umum yaitu: penjiara dan sanksi uang merupa.kan hukuman
wajib.
a. Kepentingan instansi pemerintahan serta
perundangan pengaturan negara seperti: Penerapan sanksi pidana diatasoleh
Negara, lembaga-lembaga Negara, pejabat pelakuyang juga bisa dikenakan pidanan
Negara, pegawai negeri, undang-undang, tambahan berupa:
peraturan pemerintah, dan sebagainya. a. Digunakan dalam penambangan harus disita
b. Kepentingan tiap orang seperti: jiwa, tubuh, oleh pihak berwenang karena melakukan
kemerdekaan, kehormatan, dan hak milik perbuatan pidana.
atau harta benda. b. Pengambilan keuntungan yang didapat dari
Pengaturan hukum yang melakukan suatu hasil kejahatan.
penambangan ilegal adalah yang telah Dan juga harusdikenakan sanksi
disebutkan dalam aturan undang-undang bahwa pembayaran biaya yang timbul diakibat tindak
negara memiliki hak yang berdasarkan kegiatan pidana. Setelah itu hakim bisa
tambang setiap orang yang akan melakukan memberikanhkuman tambahan terhadap badan
kegiatan pertambangan karena negara hukum berupa pencabutan izin usaha dan atau
menguasai atas bumi, air dan kekayaan alam pencabutan status badan hukum.
yang terkandung di dalamnya termasuk
tambang, maka aturan mainnya wajib meminta Bahwa penerapan sanksi pidana
izin lebih dahulu dari Negara atau pemerintah. merupakan bukan hanya semata-mata perbuatan
Apabila terjadi suatu kegiatan penambangan balas dendam, Sistem pengaturan penghukuman
pelakunya tidak memiliki izin maka pemidanaan hukum pidana Indonesia bukan
perbuatanya merupa.kan tindak pidana yang semata-mata bertujuan untuk pembalasan, tetapi
diatur dalam Pasal 158 UU Nomor 4 Tahun dalam pemidanaan harus bersifat profesional
2009 tentang Penambangan Mineral dan yaitu harus mengndung prinsip dan tujuan
Batubara yang berbunyi: pemidanan antara lain: pencegahan (prepentif),
pembetulan (Corektik), pendidikan (Educatif),
Suatu perusahaan pertambangan tanpa dan pemberantasan (Represif) bahwa karena
IUP, IPR atau IUPK dipidana dengan pidana dengan memperlihatkan tujuan dan prinsip-
penjara maksimal 10 tahun dan denda paling prinsip pemidanan khususnya Pasal 158 UU RI
banyak Rp 10.000.000.000,- (sepuluh milyiar Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan
rupiah) sebagimana yang telah tertulis dalam Mineral dan Batubara makadengan itu
Pasal 37, Pasal 40 ayat (3), Pasal 48, Pasal 67 pemidanaan akan dapat diberikan,harus dapat
ayat (1), Pasal 74 ayat (1) atau (5). memberikan rasa keadilan serta penyesalan dan
Keseluruhan sistem pemidanaan manfaat bagi yang dihukum.
diwujudkan menjadi nyata melalui penegakan 4. Simpulan
hukum. Pada proses penegakan hukum ini
aparat penegak hukum didukung dengan aturan Berdasarkan uraian bab pembahasan
pemidanaan. Peraturan pemidanaan sangat diatas, dapat dibuatkan beberapa kesimpulan

Jurnal Analogi Hukum, Volume 1, Nomor 3, 2019. CC-BY-SA 4.0 License


370
Sanksi Pidana Terhadap Tindak Pidana Pertambangan (Menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 Tentang
Minerba)

dari permasalahan yaitu: Sanksi pidana


terhadap pelaku usaha pertambangan batu padas
tanpa izin diatur berdasarkan pasal 158, 159,
pasal 160 ayat (1) dan (2) UU Nomor 4 Tahun
2009 Tentang Minerba dimana sanksi
pidananya paling lama 10 tahun dan denda
paling banyak 10 milyar sedangkan dalam pasal
31 ayat (1) dan (2) Peraturan Daerah Provinsi
Bali Nomor 4 Tahun 2017 Tentang Pengelolaan
Pertambangan Mineral Bukan Logam dan
Batuan sanksinya hanya sanksi kurungan
maksimal 6 (enam) bulan dan denda terbanyak
Rp. 50 Juta, (lima puluh juta rupiah). Teknis
dalam hal sanksi pidana pertambangan ini ialah
adanya pengaduan dari masyarakat yang
memandang tambang tersebut dapat
membahayakan lingkungan masyarakat.
Untuk menghindari penerapan sanksi
pidana kepada pelaku usaha penambang batu
padas tanpa izin, pemerintah harus lebih banyak
untuk memberikan penyuluhan tentang
pentingnya izin terhadap usaha penambangan
batu padas agar masyarakat lebih mengerti
tentang bagaimana sanksinya apabila izin tidak
dimiliki.
Daftar Pustaka
Hadjon, P. M. (1993). Pengantar Hukum
Perijinan. Surabaya: Yuridika.
Pratama, N. W., & Ismunarno. (2019).
Pertanggungjawaban Pidana Bagi
Pelaku Penambangan Tanpa Izin
Pertambangan Rakyat (IPR)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2009 Tentang Pertambangan
Mineral Dan Batubara (Studi Kasus
Penambangan Ilegal Bahan Batu Akik
Di Kabupaten Kebumen). RECIDIV E,
8(1). Retrieved from https://
jurnal.uns.ac.id/recidive/article/
view/40612/26770
Saleng, A. (2004). Hukum Pertambangan.
Yogyakarta: UII Press.
Sidik, S. H. (2014). Hukum Pertambangan di
Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.
Sutedi, A. (2011). Hukum Perizinan Dalam
Sektor Pelayanan Publik. Jakarta:
Sinar Grafika.
Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun
2017 Tentang Pengelolaan
Pertambangan Mineral Bukan Logam
dan Batuan.
Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batu Bara.

Jurnal Analogi Hukum, Volume 1, Nomor 3, 2019. CC-BY-SA 4.0 License


371

You might also like