Professional Documents
Culture Documents
*bayusucantra@gmail.com
How To Cite:
Sucantra, I. M. B., Sujana, I. N., & Suryani, L. P. (2019). Sanksi Pidana Terhadap Tindak Pidana Pertambangan (Menurut Undang-Undang No.
4 Tahun 2009 Tentang Minerba). Jurnal Analogi Hukum. 1(3). 366-371. Doi: https://doi.org/10.22225/ah.1.3.1772.366-371
Abstrak-Dewasa ini pembangunan ekonomi di barengi dengan perkembangan teknologi yang semakin maju
di Indonesia sebagai dampak dari pembangunan menimbulkan berbagai akibat hukum. Pertumbuhan
pembangunan pun semakin pesat dan kuat. Perkembangan pembangunan juga mempunyai peran terhadap
lingkungan. Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang pengaturan terhadap pengurusan ijin usaha
pertambangan (IUP) baik persyaratan yang harus dipenuhi secara nasional maupun menurut peraturan daerah
serta penerapan sanksi pidana dilakukan bila mana terdapat pelanggaran di masyarakat pada pelaku usaha
pertambangan yang terdapat tidak mengantongi ijin usaha pertambangan (IUP) yang seharusnya dimiliki
karena telah tertera pada Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 dan khususnya di Bali Perda Nomor 4 Tahun
2017 sebagaimana telah diatur tentang pengurusan ijin dan sanksi terhadap pertambangan. Penulisan peneliti
ini juga memakai pendekatan normatif. Data yang dipakai dalam penulisan ini bersumber dari primer data, dan
sekunder data. Permasalahan dalam skripsi ini adalah, pengaturan izin usaha pertambangan batu padas di Bali
dan penerapan sanksi terhdap pelaku Tindak Pidana Pertambangan Batu Padas Tanpa Izin. Berdasarkan halnya
penulisan ini dapat dikaitkan dalam bentuk terhadap pengaturan izin usaha pertambangan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomer 4 Tahun 2009 yang mengatur Pertambangan Mineral dan Batubara dan apabila ingin
memiliki IUP adapun syaratnya berupa persyaratan administratif, persyaratan teknis, persyaratan lingkungan,
dan persyaratan finansial dan untuk pengaturan izin usaha pertambangan batuan di Bali diatur dalam Peraturan
Gubernur Nomor 37 Tahun 2018.
Kata Kunci: Pertambangan, Ijin, Sanksi Pidana.
Setelah bahan hukum yang dibutuhkan Pertambangan dalam jenis mineral dapat
tersebut terkumpul, maka bahan tersebut akan diartikan pertambang yang terdiri dari jenis
diolah dan dianalisis dengan menggunakan mineral yang berkumpul berbentuk bijih-bijih
teknik pengolahan bahan hukum secara atau batu-batuan, disekitar panas bumi, gas
sistematis yaitu argumentasi hukum bumi dan minyak, dan juga air tanah.
berdasarkan logika deduktif dan induktif.
Penyajiannya dilakukan secara deskriftif a. Dalam jenis mineral penambangan ini bisa
analisis yaitu suatu cara analisis bahan hukum lagi dibagi menjadi beberapa jenis diantara:
yang dilakukan dengan jalan menyusun secara b. Penambangan dalam Mineral berjenis
sistematis kemudian diuraikan dalam bentuk Radioaktif.
penelitian.
c. Penambangan berjenis Mineral Logam
3. Hasil dan Pembahasan
d. Penambangan berjenis Miineral Bukan
Logam
Kewenangan dalam Pemberian
PerizinanPerusahaan Pertambangan e. Penambangan berjenis Batuan.
Segenap perusahaandalam pertambangan Bagian Penambanganberjenis Batubara
harus memperoleh izin dari instansi yang terkait
sebelum dilakukan pengoprasian maupun Dalam pengrtiannya penambangan
berjalanannya kegiatan usaha pertambangan batubara ialahkarbon-karbon endapannya yang
tersebut. Penjelasan dari perkataan perusahan terdapat di bumikhususnya dalam intisari
dilingkup pertambangan berasalkan dari tersebut yaitu berupa berbagai jenis, terdiri
penerjemahan bahasa Inggris, ialah mining daribatuan aspal, gambut, danbitumen padat,
permit. Persatuanpembentuk perizinanialah pengertian ini dimuat dalam (pasal 1 angka 5
yang diperlukan yaitudalamPerizinandibidang (Undang-undangg No 4 tahun 2009)dalam buku
Pertambangan (Hadjon, 1993). Di suatu buku Penambangan MINERBA.
Perundangan Minerba sudah diberikan didalam
penjelasanpengartiian izin usaha terdapat dalam Unsur-Unsur Penindakan Hukuman
Pasal 1 angka 7: Pertambangan
Pengijinandalam pertambangan itu, bisa Tindak pidana menerangkanbukti-bukti
dikaitkan dalam singkatan kata IUP, yaituizin datayang berisiketerangan yang tidak benar
dalam penggalian bahanterhadap perusahaan (palsu) harus dibutuhkan data-data atau
pertambangan. keterangan-keterangan yang benar dalam
Perusahan penggalian tambangdalam suatu melaksanakan kegiatan pertambangan yang
kegiatan tersebut adalah kegiatan dalam dibuat oleh pelaku usaha pertambangan yang
pengelolaanyang dimana pengusahaan mineral terkaitdalam hal ini harus adanya pemeriklasaan
atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan: oleh instansi terkait, yang disebut laporan itu
agar hal tersebut agar dapat
a. Penyelidkan bebas dipertanggungjawabkanseperti dapat dikatakan
data laporan kegiatan usahanya,studi kelayakan,
b. Eksplorasi dan laporan penjualan hasil tambang.
c. Eksploitasi Bahwa dimaksud dengan pertambangan itu
d. Pengelolaan dan pemurnian ialah merupakan kegiatan dalam rangka
penelitiansebagian atau seluruh tahapan,
e. Pengangkutan dan pengelolaan dan pengusahaan mineral ataupun
batubara yang meliputi studi kelayakan,
f. Penjualan konstruksi, penambangan, penyelidikan umum,
Perusahaan penggalian tambang yang eksplorasi,pengolahandan pemurnian,
terdapat di negara inidapat digolongkan pengangkutan dan penjualan, sertakegiatan
menjadi berbagai jenis tambangialah: pascatambang.
Dalam suatu kegiatan keuangan dan Masalah yang timbul lingkungan yang
perbangkan dikenal dengan nama cucian uang dapat timbul akibat usaha pertambangan
aatu money loundering, yang dapat diartikan memang sangat banyak beraeneka ragam sifat
uang tersebut berasal dari tindak kejahatan dan bentuknya (Saleng, 2004): Yang Pertama
“dicuci” untuk menyembunyikan hasil sehingga dapat mengubah keseimbangan
kejahatannya juga dapat bekerja sama oleh pengaturan ekologi bagi ruang lingkup
perusahaan jasa keuangan agar menjadi uang setempat, dalam waktu yang relatif sigkat dapat
yang dianggap “bersih”. Suatu kegiatan mengub.ah bentuk tofografi dan keadaan muka
pertambngan terdapat juga terjadi tindak tanah (land impact). Kedua, usaha
kejahatan pencucian hasil tambang itu juga pertambangan yang dapat menimbulkan suatu
dapat dikatakan tindak pidana, yang dimana berbagai macam berangguan antara lain:
para penambang gelap tersebutagar pencemaran akibat debu dan asap polusi yang
mendapatkan transaksi hasil tambang yang sah mengtori udara dan air, limbah air tailing serta
sampai kemasyarakat penambang illegal itu buan.gan tambang yang terdapt mengandung
juga berhubungan langsung dengan para zat-zat beracun. Ganguan bisa disebabkan oleh
penambangan yang telah memiliki surat izin suara-suara keras yang ditimbulkan dan ledakan
resmi pertambangan tersebut. Pelaku pidana (bahan peledak) yang tentu dapat mengganggu
pencucian barang tambang (mining loundering lingkungan disekitarnya. Ketiga, penambangan
dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009) hatus juga bisa menjaga dan mengutamakan
dipidana dengan pidana penjara maksimal 10 keselematan kerja dan kondisi geologis ddearah
tersebut, yang bisa terjadinya
Jurnal Analogi Hukum, Volume 1, Nomor 3, 2019. CC-BY-SA 4.0 License
369
Sanksi Pidana Terhadap Tindak Pidana Pertambangan (Menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 Tentang
Minerba)