Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Rasio Profit abilit as Dan Solvabilit as Terhadap Ret urn Saham Perusahaan (St udi Kasus Sah…
Muhammad Eko Purwant o
REAKSI SIGNAL RASIO PROFITABILITAS DAN RASIO SOLVABILITAS T ERHADAP RET URN SAHAM PERU…
marmoet chynk
FENOMENA, Maret 2009, hal. 13‐21 Volume 7, Nomor 1
ISSN 1693‐4296
ABSTRACT
This study investigates the influence of financial performance proxied by Economic Value Added (EVA)
and profitability to stock return for manufacturing company published in the Indonesia Stock Exchange
(IDX). This study employs athe active manufactured traded in the Indonesia Stock Exchange from 2004 to
2007. There are 30 companies as sample research which pay dividend during analysis period. Multiple Linier
Regression method is used to analyze the influence of financial performance to stock return. This study
employs stock return as dependent variable, while the independent variables are Economic Value Added
(EVA), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), and Net Profit Margin (NPM). The statistic
partial test to each independent variable shows that only Net Profit Margin has significant influence to stock
return, whereas the other variables are not significant. This result means that only Net Profit Margin
influences stock return significantly. The changes in Net Profit Margin will influence changes in stock return.
The statistic F test also shows that EVA and profitability do not influence significantly to stock return. This
condition occurs because several reasons. For examples, the investors or market traders are not take attention
to fundamental aspects which influence stock return when they make investment decision in Indonesia Stock
Exchange. Besides that, most of investors only lean to get gain in short term.
Keywords: stock return, Economic Value Added (EVA), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit
Margin (NPM)
LATAR BELAKANG MASALAH likuid (mudah dirubah). Oleh karena itu, penting
bagi perusahaan untuk selalu memperhatikan
Kesuksesan suatu perusahaan dalam
kepentingan para pemilik modal dengan jalan
mempertahankan eksistensinya tidak luput dari
memaksimalkan nilai perusahaan, karena nilai
peran manajer keuangan dan pengaruh keputusan
perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas
keuangan yang telah dilakukan. Para manajer
pelaksanaan fungsi-fungsi keuangan.
keuangan memiliki tugas utama yaitu
merencanakan pengadaan dan penggunaan dana Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
guna memaksimumkan nilai perusahaan. Dengan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus
kata lain, tugas mereka adalah menentukan sumber utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis
dan penggunaan dana dari beberapa alternative fundamental perusahaan) karena laba perusahaan
yang tersedia (Weston & Brigham, 1998). Secara selain merupakan indikator kemampuan perusahaan
normatif tujuan keputusan keuangan yang juga merupkan elemen dalam penciptaan nilai
dilakukan adalah meningkatkan kemakmuran perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan
pemilik perusahaan yang ditunjukkan dengan di masa yang akan datang. Tingkat profitabilitas
meningkatnya nilai perusahaan dan harga saham perusahaan pada analisis fundamental biasanya
bagi perusahaan yang telah go public (Husnan & diukur dari beberapa aspek, yaitu berdasarkan NPM
Pudjiastuti, 1998) (Net Profit Margin), EPS (Earning Per Share),
ROA (Return on Asset), ROE (Return on Equity).
Sedangkan bagi para investor yang
menginginkan return dari saham perusahaan dapat Meskipun telah digunakan secara luas oleh
dilakukan melalui pasar modal. Pasar modal investor sebagai salah satu dasar dalam
merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu pengambilan keputusan investasi karena nilainya
memungkinkan para pemodal (investor) untuk tercantum dalam laporan keuangan, penggunaan
melakukan diversifikasi investasi, membentuk analisis rasio keuangan sebagai alat pengukur
portofolio sesuai dengan resiko yang bersedia akuntansi konvensional memiliki kelemahan utama,
mereka tanggung dan tingkat keuntungan yang yaitu mengabaikan adanya biaya modal sehingga
diharapkan. Investasi pada sekuritas juga bersifat sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan
14 HARJITO, ARYAYOGA FENOMENA
telah berhasil menciptakan suatu nilai atau tidak. setelah semua penyedia modal diberikan
Untuk mengatasi kelemahan tersebut, kompensasi sesuai dengan tingkat pengembalian
dikembangkan suatu konsep baru yaitu Economic (return) yang dibutuhkan atau setelah semua biaya
Value Added (EVA) yang mencoba mengukur nilai capital yang digunakan untuk menghasilkan laba
tambah (Value Creation) yang dihasilkan suatu tersebut dibebankan (Usahawan, 1997).
perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya Berdasarkan definisi diatas, EVA ditentukan oleh
modal (cost of capital) yang timbul sebagai akibat dua hal yaitu keuntungan bersih operasional setelah
investasi yang dilakukan. EVA (Economic Value pajak dan tingkat biaya modal. Laba operasi setelah
Added) merupakan indikator tentang adanya pajak menggambarkan hasil penciptaan nilai
penciptaan nilai dari suatu investasi. didalam perusahaan, sedangkan biaya modal dapat
diartikan sebagai suatu pengorbanan yang
Peningkatan kemakmuran pemegang saham dikeluarkan dalam penciptaan nilai tersebut.
antara lain dapat diukur dengan metode economic Dengan demikian walaupun laba operasional
value added (EVA). Metode ini diperkenalkan setelah pajak naik, belum tentu menaikkan nilai
sekitar tahun 90-an oleh Stern Stewart & Co.s, EVA, hal ini disebabkan oleh:
sebuah perusahaan konsultan dari New York. EVA
adalah salah satu cara untuk menilai kinerja 1. Naiknya laba operasi dapat mengakibatkan
keuangan perusahaan. Selain itu EVA merupakan naiknya resiko bisnis yang dihadapi
indikator tentang adanya perubahan nilai perusahaan, apabila kenaikan laba operasi
perusahaan bagi pemilik perusahaan sesuai dengan bukan berasal dari efisiensi internal melainkan
tujuan manajemen keuangan yaitu hasil investasi pada bidang-bidang bisnis yang
memaksimumkan nilai perusahaan (Sawir, 2001). baru. Kenaikan resiko bisnis akan membawa
konsekuensi pada kenaikan required rate of
Penggunaan metode EVA membuat return yang pada gilirannya akan berakibat
perusahaan lebih memfokuskan perhatian pada naiknya biaya modal.
usaha penciptaan nilai perusahaan. Pengertian nilai
diartikan sebagai nilai daya guna maupun benefit 2. EVA masih sangat tergantung pada struktur
yang dinikmati oleh stakeholder (karyawan, modal yang kemudian akan menentukan tingkat
investor, pemilik, pelanggan). Perusahaan berhasil resiko keuangan dan biaya modal (Teuku
menciptakan nilai bagi pemilik modal ditandai Mirza, 1997)
dengan nilai EVA yang positif karena perusahaan EVA yang merupakan sebagai alat ukur
mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang kinerja, sesuai digunakan untuk menilai kinerja
melebihi tingkat biaya modal. Tetapi apabila nilai operasional, karena mempertimbangkan required
EVA negatif maka menunjukkan nilai perusahaan rate of return yang dituntut oleh investor dan
menurun karena tingkat pengembalian lebih rendah kreditor. Oleh sebab itu perlu dipahami dalam
dari biaya modal. Secara sedehana apabila EVA>0 rumusan yang sederhana, bahwa jika EVA lebih
maka telah terjadi proses nilai tambah pada besar dari satu, berarti menunjukkan adanya nilai
perusahaan. Sementara apabila EVA=0 tambah ekonomi terhadap perusahaan selama
menunjukkan posisi impas perusahaan. Sebaliknya
operasionalnya. Apabila EVA sama besarnya
apabila EVA<0 maka menunjukkan tidak terjadinya
dengan nol, berarti perusahaan berada pada kondisi
proses nilai tambah pada perusahaan, karena laba
impas yang berarti return yang diharapkan sama
yang tersedia tidak bisa memenuhi harapan para
dengan yang terdahulu selama operasionalnya,
penyandang dana. Salah satu kekuatan terbesar
apabila EVA berada dibawah nol, mengindikasikan
EVA adalah kaitan berkaitan langsung dengan
harga saham. bahwa perusahaan gagal memnuhi harapan para
investornya.
Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui
pengaruh EVA (Economic Value Added), ROA Pada prinsipnya pemodal (investor) akan
(Return on Asset), ROE (Return on Equity) dan tertarik untuk berinvestasi pada saham yang
NPM (Net Profit Margin) terhadap return saham menawarkan jumlah, stabilitas dan tingkat
perusahaan manufaktur yang telah go public yang pertumbuhan dari pendapatan yang akan mereka
terdaftar pada BEI. terima. Jika para investor mengetahui dengan pasti
laba yang akan mereka raih oleh perusahaan
TINJAUAN PUSTAKA tersebut di masa yang akan datang dan besarnya
Hubungan Profitabilitas dan EVA dengan deviden yang akan diterima. EVA sebagai indikator
Return Saham dari keberhasilan manajemen dalam memilih dan
mengelola sumber-sumber dana yang ada di
Economic value added (EVA) didefinisikan perusahaan tentunya juga akan berpengaruh positif
sebagai sisa laba (residual income,excess earning) terhadap return pemegang saham. Terlebih lagi,
Volume 7, Maret 2009 FENOMENA 15
dalam konsep EVA ini biaya modal saham juga lain. Hasilnya menunjukkan bahwa EVA memiliki
diperhitungkan, sehingga memberikan R² (r-determinan, menggambarkan korelasi antara
pertimbangan yang adil bagi para penyandang dana variable yang diregres) yang tertinggi yaitu 0,44,
perusahaan karena biaya modal yang sebenarnya sedangkan return on capital, return on equity,
ditanggung oleh perusahaan dapat diketahui. growth in cash flow dan bahkan growth in dividend,
Dengan meningkatnya EVA dan profitabilitas lebih rendah.
perusahaan juga membaik berarti kinerja
Lehn dan Makhija dalam Utama (1997),
perusahaan semakin baik sehingga kesejahteraan
melakukan uji-sahih atas hubungan EVA/MVA
para pemegang sahamnya pun dapat ditingkatkan.
dengan stock returns dari 241 perusahaan yang
Dengan demikian, return pemegang saham akan
termasuk dalam peringkat pencipta nilai yang setiap
menyangkut prestasi perusahaan di masa yang akan
tahun diterbitkan oleh Stern Stewart & Co seperti
datang, karena harga saham (dan juga deviden)
tersebut di atas yaitu untuk tahun 1987, 1988, dan
yang diharapkan oleh para pemodal (investor)
1993. Lehn dan Makhija menghitung 6 pengukur
merupakan nilai intristik yang menunjukkan nilai
kinerja (performance measure) yaitu 3 tingkat
intrinsik yang menunjukkan prestasi dan resiko
balikan akunting (ROE, ROA dan NPM), tingkat
saham tersebut di masa yang akan datang. Konsep
balikan saham (stock return) serta EVA dan MVA
pengukuran profitabilitas perusahaan yang
perusahaan tersebut pada setiap tahun yang diuji.
menggunakan NPM, ROA, dan ROE juga dapat
Hasil pengujian menyimpulkan bahwa semuanya
memperlihatkan bagaimana kinerja suatu
menunjukkan hubungan yang positif dengan
perusahaan pada masa yang akan datang. Menurut
balikan saham, tetapi walaupun perbedaannya tidak
Sartono ( 2000), EVA memberikan pengukuran
terlalu besar ternyata hubungan EVA dengan return
yang lebih baik atas nilai tambah yang diberikan
saham memiliki hubungan yang lebih tinggi.
perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena
itu manajer yang menitikberatkan pada EVA dapat Dewanto dalam Sartono dan Setiawan (1999),
diartikan telah beroperasi pada cara-cara yang menguji pengaruh EVA terhadap harga saham di
konsisten untuk memaksimumkan kemakmuran Bursa Efek Indonesia seperti yang dilakukan
pemegang saham. Dengan demikian EVA Rousanna (1997) dengan tahun pengamatan yang
merupakan salah satu kriteria yang lebih baik dalam berbeda yaitu 1994-1996. Dewanto (1998) kembali
penilaian kebijakan manajerial dan kompensasi. mendapat kesimpulan yang sama tentang EVA
Nilai perusahaan akan meningkat jika perusahaan yaitu bahwa EVA tidak berkolerasi secara
membiayai dengan Net Present Value yang positif, signifikan terhadap MVA namun berkolerasi secara
karena Net Present Value yang positif akan signifikan terhadap proporsi utang dan proporsi
memberikan Economic Value Added kepada saham. Perubahan pada proporsi struktur modal
pemegang saham. sendiri ini yang mempengaruhi nilai EVA.
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan METODE PENELITIAN
memperoleh laba dalam hubungannya dengan Sampel Penelitian
penjualan, total aktiva maupun modal sendiri
(Sartono, 2000:122). Dengan demikian bagi Penelitian ini dilakukan pada:
investor jangka panjang akan sangat 1. Perusahaan Manufaktur yang telah go public,
berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini tercatat sebagai emiten sejak tahun 2004
misalnya bagi pemegang saham akan melihat sampai 2007 secara terus menerus.
keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam
bentuk dividen. Profitabilitas perusahaan yang 2. Mengeluarkan laporan keuangan setiap tahun
pengamatan.
diwakili oleh rasio-rasio EVA (Economic Value
Added), ROA (Return on Asset), ROE (Return on 3. Perusahaan tercatat mempunyai data harga
Equity) dan NPM (Net Profit Margin) secara saham di pojok Pojok Bursa Efek Indonesia FE
langsung berpengaruh positif terhadap return UII.
pemegang saham. 4. Di dalam laporan keuangan tersebut tercantum
Telaah Penelitian Terdahulu biaya bunga (interest expense) dan beban pajak.
George Bennet Stewart III dalam Soetjipto 5. Perusahaan yang mempunyai laba paling besar
(1997) menguji sample 476 perusahaan industri diantara jenis-jenis perusahaan manufaktur
pada pasar modal selama tahun 1984-1988, yang ada di indonesia.
memulai analisis regresi dari setiap perubahan Berdasarkan kriteria tersebut, perusahaan yang
MVA terhadap EVA serta ukuran-ukuran umum dijadikan sampel selama periode penelitian, yaitu
kinerja perusahaan (common performance measure) tahun 2004 sampai tahun 2007 adalah 30
seperti ROE, dividend, cash flows, EPS dan lain- perusahaan.
16 HARJITO, ARYAYOGA FENOMENA
Tingkat modal ( Pd ) =
Variabel Penelitian Hutang jangka panjang
Ada dua macam variabel yang diteliti pada Total assets
penelitian ini yaitu variabel dependen : Y pada 5. Menghitung biaya hutang jangka pendek (kd)
penelitian ini adalah return saham. Sedangkan
variabel independennya : X adalah: Dimana cost of debt diketahui dari
perbandingan antara beban bunga dengan
1. EVA (Economic Value Added) = X1 jumlah pinjaman bank (jangka panjang).
2. ROA (Return On Assets) = X2
Cost of Debt (kd ) =
3. ROE (Retun On Equity) = X3 Biaya bunga
4. NPM (Net Profit Margin) = X4 Hutang jangka panjang
Return saham merupakan pendapatan yang Dari data laporan laba rugi maka diketahui
diterima oleh pemegang saham berupa deviden bahwa pajak penghasilan berasal dari beban
yang dibayar oleh perusahaan maupun capital gain pajak berbanding dengan laba sebelum pajak.
Tingkat pajak (T ) =
yaitu selisih antara harga jual dan harga beli saham. Beban pajak
Untuk menghitung return saham ini dugunakan
Laba sebelum pajak
return realisasi yaitu:
Harga saham t − Harga saham t − 1
Return saham =
7. Menghitung Cost of Equity (ke)
Harga saham t − 1 Dimana dapat diketahui dari perbandingan
EVA (Economic Value Added) = X1 dividen yang diterima dengan harga saham
(Sartono, 2000:131).
Menghitung Variabel bebas yaitu Economic
Cost of Equity ( Ke) =
Value Added (EVA), dengan cara: D
Po
1. Menghitung Nilai Laba Operasi Bersih Setelah
pajak Net Operating Profit After Tax (NOPAT) dimana: D = Dividen yang diterima dan Po =
Harga Saham.
NOPAT merupakan laba operasi ditambah
dengan biaya bunga (Young, S David & 8. Menghitung Tingkat Modal dari Ekuitas (Pe)
Stephen O Bryne, 2001). Dimana dapat diketahui dari perbandingan
NOPAT = Laba Operasi + Biaya Bunga antara total ekuitas dengan jumlah hutang dan
ekuitas.
2. Menghitung Nilai Invested Capital
Tingkat modal ( Pe) =
Total ekuitas
Invested Capital merupakan pinjaman jangka Total assets
pendek + pinjaman jangka + ekuitas pemegang
saham atau total hutang dan ekuitas (Young, S 9. Menghitung Capital Charges
David & Stephen O Bryne, 2001).
Adalah aliran kas yang dibutuhkan untuk
Invested Capital = Total Hutang + Ekuitas mengganti para investor atas resiko usaha dari
Pemegang Saham modal yang ditanamkan (Young, S David &
ICAwal − ICAkhir
Stephen O Bryne, 2001).
Rata-rata IC =
2 Capital Charges = WACC x Rata – Rata
Invested Capital
3. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang
(WACC) 10. Menghitung Nilai Economic Value Added
(EVA)
WACC adalah jumlah biaya dari masing-
masing komponen modal. EVA = NOPAT – Capital Charges (Young, S
David & Stephen O Bryne,2001).
WACC = { Pd x kd (1-T) } + { Pe x ke }
11. ROA (Return on Asset):
4. Menghitung Tingkat Modal dari Hutang (D)
Rasio ini sering disebut sebagai Return on
Dimana diketahui dari perbandingan antara Investment. Rasio ini menunjukkan
tingkat hutang dengan jumlah hutang dan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari
ekuitas. aktiva yang dipergunakan (Sartono, 2000:131).
Volume 7, Maret 2009 FENOMENA 17
ROA =
LabaBersih 2. Menentukan taraf signifikansi (α) yaitu = 5%
TotalAktiva atau 0,05.
12. ROE (Return on Equity) 3. Menentukan alat statistika yang digunakan dan
kriteria pengujian.
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang Jika P ≥ α = Ho diterima. Artinya tidak ada
saham perusahaan (Sartono, 2000:131). pengaruh positif EVA, ROA, ROE, dan NPM
secara bersama – sama terhadap return saham.
ROE =
LabaBersih
Jika P < α = Ha diterima. Artinya ada pengaruh
ModalPemilik
positif EVA, ROA, ROE, dan NPM secara
13. NPM (Net Profit Margin) bersama – sama terhadap return saham.
Rasio ini mengukur seberapa efektif penjualan 4. Melakukan perhitungan sesuai dengan
yang dilakukan dapat memberikan laba bagi pendekatan (alat) statistika yang dipergunakan
perusahaan. yaitu dengan menggunakan Analisis of
NPM =
LabaBersih
Variance (ANOVA) pada program SPSS.
PenjualanBersih 5. Mengambil kesimpulan (sesuai dengan butir c
dan d).
Metode Analisis Data
Uji t
Untuk mengetahui pengaruh antara beberapa
atau lebih dari satu variabel independent (bebas) Uji t parsial bertujuan menguji apakah masing-
terhadap variabel dependen (terikat). Rumus regresi masing variabel bebas secara parsial berpengaruh
yang digunakan untuk hipotesis adalah Uji Regresi signifikan terhadap variabel terikat atai menguji
Berganda, yaitu: keberartian koefisien regresi secara parsial.
Yaitu variable EVA, ROA, ROE, dan NPM 1. Merumuskan hipotesis operasional yaitu Ho
berpengaruh terhadap harga saham, dimana: dan Ha.
Y = Return saham. Ho : β1 = 0 tidak ada pengaruh positif EVA
a = konstanta terhadap return saham.
bn = koefisien regresi untuk variable bebas β2 = 0 tidak ada pengaruh positif ROA
EVA = Economic Value Added terhadap return saham.
ROA = Return on Assets β3 = 0 tidak ada pengaruh positif ROE
ROE = Return on Equity terhadap return saham.
NPM = Net Profit Margin β4 = 0 tidak ada pengaruh positif NPM
terhadap return saham.
Pengujian Hipotesis
Ha : β1≥0 ada pengaruh positif EVA terhadap
Uji F return saham.
Uji F bertujuan untuk mengukur apakah β2 ≥0 ada pengaruh positif ROA terhadap
variabel independent (bebas) secara bersama-sama return saham.
atau serempak berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen (terikat) atau untuk menguji β3 ≥0 ada pengaruh positif ROE terhadap
keberartian koefisien regresi secara keseluruhan. return saham.
Ha : β1= β2 = β3 = β4 > 0 ada pengaruh positif Jika P ≥ α = Ho diterima. Artinya tidak ada
EVA, ROA, ROE, dan NPM secara bersama- pengaruh positif salah satu variabel independen
sama terhadap return saham. (bebas) terhadap return saham.
18 HARJITO, ARYAYOGA FENOMENA
Jika P < α = Ha diterima. Artinya ada pengaruh c. koefisien ROA = – 0.970
positif salah satu variabel independen (bebas)
ROA berpengaruh negatif terhadap return
terhadap return saham.
saham dengan koefisen regresi sebesar 0.970
4. Melakukan perhitungan sesuai dengan yang artinya jika ROA meningkat sebesar 1
pendekatan (alat) statistika yang dipergunakan satuan atau satu skala pengukuran, maka return
yaitu menggunakan program SPSS. saham akan menurun sebesar 0.970 satuan
dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.
5. Mengambil kesimpulan (sesuai dengan butir c
dan d) d. koefisien ROE = – 0.262
Dalam analisis regresi, selain mengukur ROE berpengaruh negatif terhadap return
kekuatan hubungan antara beberapa variabel juga saham dengan koefisien regresi sebesar 0.262
menunjukkan arah hubungan antara variabel yang artinya jika ROE meningkat sebesar 1
dependen dengan variabel independent. Model satuan atau satu skala pengukuran, maka return
persamaan regresi linier berganda dapat diterima saham akan menurun sebesar 0.262 satuan
secara ekonometrika jika memenuhi syarat Best dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.
Linier Unbiased Estimation dan memenuhi asumsi
e. koefisien NPM = 1.980
dasar klasik, antara lain bebas multikolineritas,
heteroskesdastisitas, dan autokorelasi diantara NPM berpengaruh positif terhadap return
variabel-variabel bebas dalam model atau range saham dengan koefisen regresi sebesar 1.980 yang
tersebut (Ghozali, 2006). artinya jika ROS meningkat sebesar 1 satuan atau
satu skala pengukuran, maka return saham akan
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
meningkat sebesar 1.980 satuan dengan asumsi
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda variabel bebas lainnya konstan.
Analisis regresi untuk mengetahui pengaruh Uji F
antara beberapa atau lebih dari satu variabel
Uji F bertujuan untuk mengukur apakah
independen (bebas) terhadap variabel dependen
variabel independen (bebas) secara bersama-sama
(terikat). Hasil perhitungan dengan menggunakan
atau serempak berpengaruh signifikan terhadap
SPSS 15.0 dapat dilihat pada Tabel 1, sehingga
variabel dependen (terikat) atau untuk menguji
didapat rumus regresi linier berganda yang
keberartian koefisien regresi secara keseluruhan.
digunakan untuk hipotesis yaitu:
Uji ini dilihat pada nilai F test yang dapat dilihat
Return Saham = 0.491 – 7.621 EVA – 0.970 ROA – pada Tabel 2.
0.262 ROE + 1.980 NPM
Dari hasil uji F di atas diperoleh nilai
artinya bahwa: probabilitas sebesar 0.242 dengan taraf signifikansi
5% sehingga nilai probabilitas lebih besar dari taraf
a. Konstanta = 0.491
signifikansi atau p > 5%, maka Ho diterima yang
Berdasarkan persamaan di atas, maka dapat artinya bahwa tidak ada pengaruh positif EVA
diinterpretasikan nilai konstanta sebesar 0.491 (X1), ROA (X2), ROE (X3), NPM (X4) secara
artinya jika tidak ada variabel bebas yang bersama-sama terhadap return saham (Y)
terdiri dari EVA (X1), ROA (X2), ROE (X3), perusahaan manufaktur. Tidak signifikannya
NPM (X4) yang mempengaruhi return saham, variabel-variabel independen terhadap variabel
maka return saham sebesar 0.491. dependen dapat disebabkan oleh berbagai faktor
antara lain kondisi social, politik, serta ekonomi
b. koefisien EVA = - 7.621
Indonesia yang tidak stabil serta pasar modal di
EVA berpengaruh negatif terhadap return Indonesia (Bursa efek Indonesia) masih bersifat
saham dengan koefisien regresi sebesar 7.621 weak form efficient sehingga harga saham yang
yang artinya jika EVA meningkat sebesar 1 terbentuk bukan berdasarkan informasi yang
satuan atau satu skala pengukuran, maka return sebenarnya tentang kondisi perusahaan tetapi lebih
saham akan menurun sebesar 7.621 satuan dipengaruhi oleh gerakan harga historis (kekuatan
dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. permintaan dan penawaran harga saham).
Tabel 1. Hasil Analisis regresi
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) ,491 ,128
ROA -,970 2,011 -,086
ROE -,262 ,356 -,072
NPM 1,980 1,096 ,268
EVA -7,621 14,164 -,066
Volume 7, Maret 2009 FENOMENA 19
Tabel 2. Hasil Uji F
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 9,403 4 2,351 1,390 ,242(a)
Residual 194,486 115 1,691
Total 203,889 119
Tabel 3. Hasil Uji t
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) ,491 ,128 3,827 ,000
ROA -,970 2,011 -,086 -,482 ,631
ROE -,262 ,356 -,072 -,736 ,463
NPM 1,980 1,096 ,268 1,807 ,073
EVA -7,621 14,164 -,066 -,538 ,592
Tabel 4. Analisis koefisien determinasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 ,215(a) ,046 ,013 1,30046 1,882