Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
This research was conducted to fulfill the final project of the Ethnobotany course, Department
of Biology, FMIPA, Padang State University. The purpose of this study was to examine what
types of plants can be used by the people of Guguk Bulek as drinks and traditional foodstuffs
within the scope of ethnobotany. The people of Guguk Bulek generally work as farmers and
traders, for that it is necessary to know the knowledge of the community about ethnobotany,
especially in the processing of traditional drinks and food. Data collection in this study was
carried out using the in-depth interview method. participatory observation, and literature study.
Based on the data, it is known that the types of plants used as the main ingredients for making
traditional drinks and food, there are 8 Familia are 10 types and types of plants that can be used
as additional ingredients for making drinks and food, there are many of them which are most
often used, there are 6 Familia are 12 kinds of plants. So, based on the data obtained, the people
of Guguk Bulek still use plants of various types to be used as ingredients for traditional drinks
and food. The surrounding community is quite easy to get these plants because it is the
profession of some people as farmers who at the same time preserve the plants so that their
availability will still be there in the future.
Keywords: ethnobotany, traditional drinks, traditional food, Guguk Bulek
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Etnobotani Jurusan Biologi
FMIPA Universitas Negeri Padang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji jenis tumbuhan
apa saja yag dapat digunakan oleh masyarakat Guguk Bulek sebagai bahan minuman dan bahan
pangan tradisional dalam lingkup etnobotani. Masyarakat Guguk Bulek umumnya berprofesi
sebagai petani dan pedagang, untuk itu perlu diketahui pengetahuan masyarakat mengenai ilmu
etnobotani khususya dalam pengolahan minuman dan pangan tradisional. Pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan menggunakan metode wawancara mendalam (in-depth interview),
observasi partisipatif, dan studi pustaka. Berdasarkan data, diketahui jenis tumbuhan yang
digunakan sebagai bahan utama pembuatan minuman dan pangan tradisional ada 8 Famili yaitu
10 jenis dan jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan tambahan pembuatan minuman
dan pangan ada bayak diantaranya yang paling sering digunakan ada 6 Famili yaitu 12 macam
tumbuhan. Jadi, berdasarkan data yang didapatkan, masyarakat Guguk Bulek masih
menggunakan tumbuhan dari berbagai macam jenis untuk dijadikan bahan minuman dan pangan
tradisional. Masyaraka sekitar cukup mudah mendapatkan tumbuhan tersebut karena sudah
profesi sebagian masyarakat sebagai petani yang sekaligus mlestarikan tumbuha tersebut
sehingga ketersediannya masih ada di masa mendatang.
Kata Kunci: etnobotani, minuman tradisional, pangan tradisional, Guguk Bulek
PENDAHULUAN
Etnobotani adalah interaksi masyarakat setempat dengan lingkungan hidupnya, khususnya
tumbuh-tumbuhan serta suatu pengkajian terhadap penggunaan tumbuh-tumbuhan asli dalam
kebudayaan dan agama bagi sesuatu kaum seperti cara penggunaan tumbuhan sebagai
makanan, perlindungan atau rumah, pengobatan, pakaian, perburuan dan upacara adat. Suatu
bidang ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik secara menyeluruh antara masyarakat
lokal dan alam lingkungannya meliputi sistem pengetahuan tentang sumberdaya alam
tumbuhan (Purwanto, 1999).
Etnobotani adalah penelitian ilmiah murni yang mengunakan pengalaman pengetahuan
tradisional dalam memajukan dan improvisasi kualitas hidup, tidak hanya bagi manusia tetapi
juga kualitas lingkungan, karena nilai nilai guna yang dimiliki dan digunakan secara
antrophologis adalah konservasi tumbuhan tersebut harus dilakukan sebagai konsekuensinya.
Studi tersebut bermanfaat ganda, karena selain bermanfaat bagi manusia dan lingkungan, dan
perlindungan pengetahuan tersebut, melalui perlindungan jenis jenis tumbuhan yang
digunakan. Tidak mungkin pula menyimpan pengetahuan tersebut dalam bentuk daftar
katalog tumbuhan obat dan mempelajari sifat sifat yang dimilikinya, dan ilmu pengetahuan
tersebut bersifat lebih luas dan lebih besar (Suryadarma, 2008).
Makanan tradisional merupakan wujud budaya yang berciri kedaerahan, spesifik, beraneka
macam dan jenis yang mencerminkan potensi alam daerah masing-masing. Makanan tidak
hanya sebagai sarana untuk pemenuhan kebutuhan gizi seseorang, tetapi juga berguna untuk
mempertahankan hubungan antar manusia, dapat pula dijual dan dipromosikan untuk
menunjang parawisata yang selanjutnya dapat mendukung pendapatan suatu daerah (Rosyidi,
2006:7).
Kelurahan Campago Guguk Bulek yang masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan
Mandiangin Koto Selayan, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar). Kelurahan Campago
Guguk Bulek memiliki luas 1,72 kilometer persegi, yang terdiri dari 6 RW dan 30 RT. Jumlah
penduduk Kelurahan Campago Guguk Bulek sebanyak 6711 jiwa, yang terdiri dari 3309 laki-
laki dan 3402 perempuan. Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani dan pedagang.
Lahan pertanian yang luas membantu petani menanamberbagai macam tanaman yang dapat
dijadikan bahan minuman dan pangan, seperti padi-padian, sayuran, dan buah-buahan (BPS,
2020).
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 29 Oktober hingga 5 November (pengambilan data di
lapangan) di Guguk Bulek, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan. Peneltian ini merupakan
penelitian deskriptif eksploratif. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode
wawancara mendalam (in-depth interview), observasi partisipatif, dan studi pustaka.
Masyarakat yang dipilih menjadi narasumber adalah masyarakat yang berprofesi sebagai
penjual makanan tradisional dan ibu rumah tangga.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitatif. Data
dianalisis berupa pengetahuan masyarakat tentang minuman dan pangan tradisional, bagian
yang digunakan, cara membuat miniman dan pangan tradisional, dan sumber tumbuhan yang
digunakan sebagai minuman dan pangan tradisional.
HASIL
a. Pengetahuan masyarakat mengenai tumbuhan yang dapat diolah menjadi makanan dan
minuman tradisional
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, tingkat pengetahuan masyarakat
mengenai jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan minuman dan pangan
tradisional cukup tinggi di Guguk Bulek. Masyarakat mengetahui hal ini secara turun
temurun, diajakan di sekolah, dan saat kegiatan masak-masaak untuk upacara adat.
b. Jenis tumbuhan yang dijadikan minuman dan pangan tradisional
Tumbuhan yang digunakan sebagai bahan minuman dan pangan tradisional cukup banyak,
namun hanya digunakan sebagai bahan tambahan saja, sedangkan untuk minuman dan
pangan tradisional dengan bahan utama tumbuhan hanya ada beberapa.
Jenis tumbuhan yang digunakan sebagai minuman dan bahan utama pangan tradisional
disajikan dalam tabel 1.
No. Jenis Nama Lokal Familia (Suku)
1. Brassica oleracea Kubis Brassicaceae
2. Carica papaya L. Pepaya Caricaceae
3. Ipomoea aquatica Forssk. Kangkung Convolvulaceae
4. Manihot esculenta Crantz. Singkong Euphorbiaceae
5. Musa acuminata L. Pisang Musaceae
6. Oryza sativa L. Padi Poaceae
7. Premna oblongifolia Cincau hijau Verbanaceae
8. Vigna radiata Kacang hijau
Fabaceae
9. Vugna unguiculata Kacang panjang
10. Zea mays L. Jagung Poaceae
Jenis tumbuhan yang digunakan sebagai minuman dan bahan tambhan pangan tradisional
disajikan dalam tabel 2.
No. Jenis Nama Lokal Familia (Suku)
1. Allium cepa L. Bawang merah
2. Allium fistulosum L. Daun bawang Amaryllidaceae
3. Allium sativum L. Bawang putih
Alpinia galanga L. Sw.
4. Lengkuas Zingiberaceae
Willd.
5. Apium graveolens L. Seledri Apiaceae
6. Capsicum annuum L. Cabai merah Solanaceae
Citrus aurantifolia
7. Jeruk nipis Rutaceae
Swingle.
8. Coriandrum sativum L. Ketumbar Apiacee
9. Curcuma domestica Val. Kunyit Zingiberaceae
Cymbopogon citratus
10. Serai Poaceae
(DC) Stapf.
11. Solanum lycopersicum L. Tomat Solanaceae
Syzygium polyanthum
12. Salam Myrtaceae
(Wight) Walp.
13. Zingiber officinale Roscoe Jahe Zingiberaceae
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Brassicales
Family : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya
Pepaya merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara
dari Amerika Selatan. Tanaman ini menyebar ke Benua Afrika dan Asia serta India. Dari
India, tanaman ini menyebar ke berbagai negara tropis, termasuk Indonesia di abad ke-17
(Setiaji, 2009). Bentuk dan susunan tubuh bagian luar tanaman pepaya termasuk tumbuhan
yang umur sampai berbunganya dikelompokkan sebagai tanaman buah-buahan semusim,
namun dapat tumbuh setahun lebih. Sistem perakarannya memiliki akar tunggang dan akar-
akar cabang yang tumbuh mendatar ke semua arah pada kedalaman 1 meter atau lebih
menyebar sekitar 60-150 cm atau lebih dari pusat batang tanaman.
Batang tanaman berbentuk bulat lurus, di bagian tengahnya berongga, dan tidak berkayu.
Ruas-ruas batang merupakan tempat melekatnya tangkai daun yang panjang, berbentuk bulat,
dan berlubang. Daun pepaya bertulang menjari dengan warna permukaan atas hijau-tua,
sedangkan warna permukaan bagian bawah hijau-muda (Suprapti, 2005). Pohon ini biasanya
tidak bercabang, batang bulat berongga, tidak berkayu, terdapat benjolan bekas tangkai daun
yang sudah rontok. Daun terkumpul di ujung batang, berbagi menjari. Buah berbentuk bulat
hingga memanjang tergantung jenisnya, buah muda berwarna hijau dan buah tua kekuningan /
jingga, berongga besar di tengahnya; tangkai buah pendek. Biji berwarna hitam dan diselimuti
lapisan tipis (Muhlisah, 2007).
Di Bukittinggi, pangan tradisional dengan bahan utama tumbuhan pepaya adalah Anyang
kalikih, di daerah lain disebut urap. Bagian yang digunakan adalah daunnya dan bunganya.
Berikut caramembuat anyang kalikih:
Bahan: pucuk daun pepaya secukupnya, 2 genggam kelapa yang agak muda, 8 buah cabe
merah, 1 buah jeruk nipis/limau, 5 siung bawang merah, garam dan penyedap secukupnya.
Cara membuat:
1. Rebus cabe sampai lunak
2. Rebus dan tiriskan daun pepaya
3. Ambil ulekan lalu ulek cabe sampai halus, tambahkan kelapa,bawang merah,garam dan
kucuri air jeruk.. Ulek terus sampai semua tercampur rata..tes rasaa
4. Ambil daun pepaya lalu campurkan dengan bumbu urap yg sudah tercampur rata
3. Pisang (Musa acuminata)
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Zingiberales
Family : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa acuminata
Pisang merupakan tumbuhan monokotil yang termasuk dalam familia Musaceae. Pohonnya
memiliki tinggi 2 hingga 9 meter, akar rizoma berada dalam tanah, dan pelepahnya terdiri dari
lembaran daun dan mahkota terminal daun tempat munculnya bakal buah. Pisang merupakan
buah klimaterik yang artinya memiliki fase perkembangan dengan meningkatnya ukuran buah
dan meningkatnya kadar karbohidrat yang terakumulasi dalam bentuk pati. Pertumbuhan
terhenti saat buah telah benar-benar ranum dan fase pematangan buah terhambat. Selama fase
pematangan, kekerasan buah menurun, pati berubah menjadi gula, warna kulit berubah dari
hijau menjadi kuning dan kekelatan pada buah hilang, berkembang menjadi flavor dengan
karakteristik yang khas (Stover dan Simmonds, 1987).
Beberapa manfaat buah pisang pada kesehatan manusia antara lain :melumas (lubricate)
usus, penawar racun, penurun panas (antipiretik), antiradang, peluruh kencing (diuretik),
laksatif dingin dan lain-lain.Buah pisang mengandung banyak vitamin (diantaranya vitamin C
dan D) dan mineral (diantaranya Kalsium, Potasium dan Fosfor), sehingga sangat bermanfaat
dalam menjaga kesehatan manusia, sebab dapat meningkatkan daya tahan tubuh yang
mengkonsumsinya, sehingga mengurangi resiko terserang penyakit.
Tingginya nilai gizi buah pisang disertai seratnya yang halus, menyebabkan buah ini sangat
baik digunakan sebagai makanan bayi, balita maupun lansia. Buah pisang juga baik untuk
para penderita sakit yang sedang dalam proses penyembuhan. Kandungan karbohidrat (gula)
dan fosfor dalam buah pisang akan membuat yang mengkonsumsinya tahan lapar, namun bagi
penderita tukak lambung dan asam lambung berlebihan disarankan untuk tidak
mengkonsumsi buah pisang masak secara berlebihan, terlebih ketika perut dalam keadaan
kosong (Afandi 2013).
Di Guguk Bulek, pangan tradiosional dengan bahan utama pisang yang terkenal adalah
pisang kapik dan lapek pisang. /keduanya bisa dijadikan lalapan saat bersantai ataupun setelah
baralek. Berikut cara pembuatannya:
a. Pisang kapik
Bahan: 1 sisir pisang kepok (sebanyak 16 buah), 300 gram kelapa parut, 150 gram gula
merah, garam secukupnya, 1 lembar daun pandan, 100 ml air
Cara membuat:
1. Geprek pisang sampai agak tipis.
2. Panaskan teflon, oles margarin, panggang pisang sampai kecoklatan, angkat.
3. Cairkan gula merah, masukkan daun pandan, kelapa, gula, garam, masak sampai gula
merah meresap.
4. Sajikan pisang dengan unti kelapa.
b. Lapek pisang
Bahan: 500 gr pisang kepok, 10 sdm tepung beras, 150 gr kelapa parut (yg muda), 65 ml
santan instant, 1/2 sdt garam, 1/4 sdt vanilli bubuk, gula merah secukupnya
(diarsir/ditajang halus)
Cara membuat:
1. Siapkan daun utk membungkus dl ya mak Dilap bersih dl baru dilemaskan,kemudian
disobek sesuai kebutuhan
2. Kupas pisangnya,kemdian lumatkan / hancurkan dg garpu,lalu masukkan semua
bahan lainnya,kecuali gula merah,aduk hingga rata.
3. Ambil daun.kemudian lipat mincuk ujungnya,taruh adonan pisang 1 sdm,beri isian
gula merah,kemudian tutup lg dg 1sdm adonan pisang.
4. Lalu tutup daun dr arah ujung dulu dilipat kedalam,kemudian lipat sisi kanan &
kiri,lalu ujungnya dimasukkan kedalam lipatan.
5. Setelah lipatan terakhir dimasukkan,selesaikan sampai adonan habis. Kemudian
kukus sekitar 20 - 30 mnt/samoai matang. Sajikan selagi hangat.
4. Jagung (Zea mays)
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays
Secara morfologi, Sistem perakaran tanaman jagung terdiri atas akar-akar seminal, koronal
dan akar udara, Batang beruas-ruas dengan jumlah 10-40 ruas, Daun terbentuk dari pelepah
daun dan menutupi hampir semua batang, Terdiri dari bunga jantan dan betina, dengan letak
terpisah. Bunga jantan terletak pada malai bunga (di ujung tanaman) sedangkan bunga betina
terdapat pada tongkol jagung, Biji jagung dikenal sebagai kernel dimana terdiri dari tiga
bagian utama yaitu dinding sel, endosperm dan embrio (Bellfield dan Brown, 2008).
Jagung yang digunakan untuk produk olahan makanan tradisional umumnya varietas lokal,
sedangkan produktivitasnya rendah. Dari segi nutrisi, jagung lokal relatif lebih rendah
dibanding varietas unggul jagung khusus pangan. Jagung QPM (Quality Proten Maize)
varietas Srikandi Putih-1 berpotensi hasil 8,09 t/ha, kandungan protein 10,44%, lisin 0,41%,
dan triptofan 0,087%. Varietas Srikandi Kuning-1 memiliki potensi hasil 7,92 t/ha, kandungan
protein 10,34%, lisin 0,48%, dan triptofan 0,093%. Kandungan lisin dan triptofan kedua
varietas QPM tersebut dua kali lipat jagung biasa (Suarni et al. 2010).
Di Guguk Bulek, pangan tradisional dengan bahan utama jagung adalah lepat, disebut
lapek jaguang. Berikut cara pembuatan lapek jaguang:
Bahan: 3 tongkol jagung manis, air, 100 gr kelapa parut (bagian putihnya saja), 7 sdm gula
pasir, 5 sdm tepung beras, daun pisang.
Cara membuat:
1. Kupas jagung,cuci,sisir kemudian sisakan sedikit,sisanya blender dgn sedikit air.
Sementara itu kukus kulit jagung ±7 menit.
2. Dalam wadah,campurkan jagung blender,jagung sisir,tepung,kelapa dan gula,aduk rata
(adonan memang lembek,tapi nanti pas di kukus memadat sendiri.
3. Ambil selembar daun pisang,isi 1-2 sdm adonan,lipat daun pisang kebagian bawah.
4. Kukus ±20 menit,sajikan.
5. Padi (Oryza sativa L.)
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa L.
Padi merupakan tanaman semusim dengan sistem perakaran serabut. Terdapat dua macam
perakaran padi yaitu akar seminal yang tumbuh dari radikula (akar primer) pada saat
berkecambah, dan akar adventif (akar sekunder) yang bercabang dan tumbuh dari buku batang
muda bagian bawah. Radikula (akar primer) yaitu akar yang tumbuh pada saat benih
berkecambah. Apabila pada akar primer terganggu, maka akar seminal akan tumbuh dengan
cepat. Akar-akar seminal akan digantikan oleh akar-akar sekunder (akar adventif) yang
tumbuh dari batang bagian bawah. Bagian akar yang telah dewasa dan telah mengalami
perkembangan berwarna coklat, sedangkan akar yang masih muda berwarna putih (Suhartatik,
2008).
Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau bulir/gabah, sebenarnya bukan biji
melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Lemma dan palea serta bagian lain
akan membentuk sekam atau kulit gabah, lemma selalu lebih besar dari palea dan menutupi
hampir 2/3 permukaan beras, sedangkan sisi palea tepat bertemu pada bagian sisi lemma.
Gabah terdiri atas biji yang terbungkus sekam. Sekam terdiri atas gluma rudimenter dan
sebagian dari tangkai gabah (pedicel) (Rosadi, 2013). Bobot gabah beragam dari 12-44 mg
pada kadar air 0%, sedangkan bobot sekam rata-rata adalah 20% bobot gabah (Makarim,
2009).
Padi terdiri dari biji yang terbungkus oleh sekam. Biji yang sehari-hari dikenal dengan
nama beras pecah kulit adalah karyopsis yang terdiri dari janin (embrio) dan endosperm yang
diselimuti lapisan aleuron, kemudian tegmen dan lapisan terluar disebut perikarp. Embrio
terdiri atas kotiledon dan sumbu embrio (embryo axis) yang dapat tumbuh menjadi akar, dan
daun saat perkecambahan berlangsung. Dalam jenis-jenis japonica, sekam terdiri dari gluma
rudimenter dan sebagian dari tangkai gabah, sedangkan pada jenis-jenis indica, sekam
dibentuk oleh palea, lemma mandul dan rakhilla. Perbedaan tersebut disebabkan oleh
perbedaan bagian tanaman, di mana gabah itu lepas atau rontok. Pada jenis-jenis japonika,
gabah lepas dari malai pada bagian bawah gluma, sedangkan pada jenis-jenis indika gabah
lepas dari malai pada bagian atas gluma (Damardjati, 1988).
Di Guguk Bulek, pangan tradisional dengan bahan utama padi atau beras adalah lepat,
disebut lapek bareh. Berikut cara pembuatan lapek bareh:
Bahan: 75 ml air, 100 gr gula merah, 1/2 sdt garam, 425 ml santan(1/2 butir kelapa), 200 gr
tepung beras, 1 helai daun pandan, daun pisang.
Cara membuat:
1. Dalam wajan masukan air + gula merah & garam rebus hingga gula larut. Matikan api.
Lalu tuang santan.
2. Masukan tepung beras aduk rata hingga tidak ada yang bergerindil.Nyalakan api sedang
aduk terus dengan sendok kayu.
3. Setelah adonan mulai mengental kecilkan api aduk terus hingga adonan mengental &
berat. Matikan api.
4. Siapkan daun yang sudah di layukan sebelumnya. Ambil sehelai daun letakan potongan
daun pandan di tengah lalu ambil secukupnya adonan. Kemudian bungkus & lipat
lakukan hingga habis.
5. Panaskan kukusan lalu masukan lepat tadi kukus selama 20 menit dengan api sedang
tutup kukusan lapisi serbet.Sajian siap untuk di nikmati
6. Kacang Hijau /Toge (Vigna radiata L.)
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna radiata L.
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek kurang lebih
60 hari. Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram atau golden gram. Tanaman kacang
hijau merupakan tanaman yang tumbuh hampir di seluruh tempat di Indonesia , baik di
dataran rendah hingga daerah dengan ketinggian 500 meter dari permukaan laut (Astawan,
2005). Biji kacang hijau dapat berkecambah apabila berada dalam lingkungan yang
memenuhi syarat untuk perkecambahan, yaitu kandungan air kacang hijau dan kelembaban
udara sekeliling harus tinggi. Kadar air biji kacang hijau berkisar 5-15%, pada kadar air ini
kelembaban terlalu rendah untuk berlangsungnya metabolisme sehingga tahap perkecambahan
adalah kadar air biji kacang hijau harus dinaikkan dengan cara dilakukan perendaman atau
ditempatkan pada lingkungan yang jenuh uap air (Anggrahini, 2009).
Kecambah kacang hijau merupakan hasil pertumbuhan dari biji kacang hijau yang disemai.
Proses ini disertai dengan mobilisasi cadangan makanan dari jaringan penyimpanan atau
keping biji ke bagian vegetatif (sumber pertumbuhan embrio atau lembaga). Germinasi
selama 2 hari dapat menghasilkan kecambah dengan panjang mencapai 4 cm, dan dalam 3-5
hari dapat mencapai 5-7 cm (Simanjuntak, 2007).
Tauge merupakan kecambah yang berasal dari biji-bijian baik biji kacang kedelai maupun
biji kacang hijau.Tauge merupakan bahan pangan yang tergolong dalam sayur-sayuran, di
Indonesia sendiri tauge menjadi salah satu makanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat
Indonesia baik dari kalangan menengah keatas maupun menengah kebawah. Dengan banyak
gizi yang terkandung dalam tauge menyebabkan banyak diminati masyarakat untuk
dikonsumsi, harganya yang sangat murah dan sangat mudah untuk mencarinya.
Tauge banyak mengandung senyawa fitokimiawi yang berkhasiat. Protein tauge lebih
tinggi 10 persen dibandingkan dengan kandungan protein dalam biji aslinya, hal ini
disebabkan selama proses menjadi kecambah terjadi pembentukan asam-asam amino esensial
yang merupakan penyusun protein. Tauge baik dari kacang kedelai, kacang hijau mapun
kacang tunggak mengandung vitamin C sebanyak 15 mg setiap 100 gram. Tauge juga
merupakan sumber vitamin Emyang sangat potensial dengan kandungan 662 mg setiap 100
gram. Manfaat tauge antara lain adalah dapat mencegah kanker, mencegah serangan jantung
dan stroke, mencegah osteoporosis, membangkitkan sisitem kekebalan tubuh (Mahandika,
2019).
7. Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna sinensis L.
Kacang panjang (Vigna sinensis L) adalah tanaman legume yang menghasilkan polong,
banyak dimanfaatkan masyarakat indonesia sebagai sayuran maupun lalapan. Menurut
Haryanto (2007), kacang panjang penting sebagai sumber vitamin dan mineral. Kacang
panjang yang memiliki banyak manfaat merupakan sumber protein nabati yang cukup
potensial. Perbanyakan tanaman kacang panjang melalui biji.
Tanaman kacang panjang merupakan tanaman semak, menjalar, semusim dengan tinggi
kurang lebih 2,5 m. Batang tanaman ini tegak, silindris, lunak, berwarna hijau dengan
permukaan licin. Daunnya majemuk, lonjong, berseling, panjang 6 - 8 cm, lebar 3 - 4,5 cm,
tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip, pertulangan menyirip, tangkai silindris, panjang
kurang lebih 4 cm, dan berwarna hijau (Hutapea, 1994). Memiliki akar tunggang berwarna
coklat muda (Haryanto, 2007).
8. Kubis (Brassica oleracea)
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Brassicales
Family : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica oleracea
Tanaman kubis atau kol merupakan salah satu jenis sayuran dari genus Brassica yang
tergolong kedalam famili Cruciferae (Brassicaeae). Tanaman kubis umumnya tumbuh di
dataran tinggi antara 1.000-3.000 m di atas permukaan laut (Sunaryono, 1990). Tanaman
kubis (Brassica oleracea L. var. capitata L.) memiliki bentuk kepala bulat dan kompak mirip
seperti kepala berdiameter dapat mencapai lebih dari 20 cm, batangnya kadang-kadang
bercabang dan panjangnya mencapai 1 m atau lebih, daun berwarna hijau berukuran besar dan
panjang mencapai lebih dari 50 cm tebal dan berdaging, akarnya serabut dan panjangnya
mencapai 1 m dari tanaman (Pracaya, 1992).
Kubis putih merupakan sayuran yang tumbuh di dataran tinggi. Di Indonesia, kubis putih
merupakan sayuran yang tersedia sepanjang tahun di pasaran. Pada umumnya, umur simpan
kubis putih relatif singkat (Dalimartha, 2000). Bagian pada kubis putih yang biasa diolah
menjadi makanan adalah krop bagian dalam yang memiliki warna hijau muda, sedangkan
krop terluar atau kelopaknya disingkirkan. Sayuran jenis kubis putih dapat diolah menjadi
masakan seperti pecel, lotek, maupun sup.
9.Kangkung (Ipomea aquatica)
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Family : Convolvulaceae
Genus : Ipomea
Spesies : Ipomea aquatica
Kangkung merupakan tanaman tahunan yang banyak ditanam di daerah tropis maupun
subtropis. Tanaman ini termasuk dalam famili Convolvulaceae atau kangkung-kangkungan
yang dicirikan dengan batang bergetah dan berlubang di dalamnya.Jenis kangkung yang
umumnya dibudidayakan terdiri dari dua macam yaitu kangkung air dan kangkung darat.
Bagian dari tanaman kangkung yang paling banyak dimanfaatkan ialah batang muda dan
daun-daunnya. Daun dan batang kangkung merupakan sumber vitamin A yang sangat baik
(Purwandari, 2006).
Di Guguk Bulek, tumbuhan tauge (kecambah kacang hijau), kangkung, kubis, dan kacang
panjang bersama bahan-bahan lain yang diperlukan biasanya diolah menjadi pecel. Pangan
tradisional dari keempat bahan ini terkenal dengan sebutan Pical Sikai. Berikut cara
pembuatan pical sikai:
Bahan: 1 ikat kangkung, kubis diiris, 1/4 mie kuning, 1/4 toge, 1 ikat kacang panjang
Bumbu kuah pical: 250 gr kacang tanah, 2 helai daun jeruk, 1 helai daun salam, 1
batang serai memarkaan, air atau santan secukupnya, 3 buah gula merah, 1 sdm kecap
manis, 1 sdt kaldu bubuk,
Bumbu yg dihaluskan: 8 buah cabe merah, 8 buah cabai rawit, 3 buah bawang putih, 5
buah bawang merah, 3 cm kencur 3 cm Jahe, 1/2 sdt garam
Cara membuat:
1. Rebus semua bahan tambahkan sedikit garam masukan kangkung, mie, toge, kacang
panjang kecuali kol di iris aja.sisihkan
2. Goreng kacang lalu giling halus/blender dgn sedikit air
3. Tumis bumbu yg dihaluskan sampai harum tambahkan serai, daun jeruk, daun salam
4. Masukan air/santan, gula merah dan kecap manis aduk² sampai mendidih tambahkan
garam dan penyedap
4. Goreng kerupuk merah..sajikan dan taburi dgn bawang goreng
10. Cincau Hijau (Premna oblongifolia)
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Family : Verbanaceae
Genus : Premna
Spesies : Premna oblongifolia
Premna oblongifolia Merr. atau dikenal dengan tumbuhan cincau hijau pohon tumbuh
tersebar di daerah Sumatera, Kalimantan, pulau Jawa termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta
(Untoro, 1985). Jika dilihat dari struktur morfologinya, tanaman cincau hijau pohon memiliki
batang, daun, bunga, buah dan biji. Tanaman cincau hijau pohon memiliki batang berkayu
serta merambat tanaman lain, tetapi juga dapat tumbuh tegak dan bebas
(Untoro, 1985).
Tanaman cincau hijau pohon memiliki daun, bunga dan buah. Tipe daun dari tanaman
cincau hijau pohon Premna oblongifolia Merr. adalah tipe memanjang, memiliki bentuk yang
oval atau bulat telur. Tepi daun tidak bergerigi atau sedikit bergerigi. Daun memiliki
permukaan tidak berambut, panjangnya 8,5-23 cm dan lebar daun 3,5-10 cm, panjang tangkai
daun 1,5-4 cm (Backer dan Brink, 1968).
Cincau hijau (Premna oblongifolias) termasuk salah satu tanaman pangan berserat tinggi.
Kandungan serat pada cincau bersifat hidrokoloid atau larut air sehingga dapat membentuk
gel. Kemampuan cincau hijau dalam membentuk gel disebabkan oleh kandungan karbohidrat
berupa polisakarida pektin bermetoksil rendah (Anwar et al., 2013). Pektin tersebut memiliki
kemampuan gelasi sehingga mampu mengentalkan dan membentuk gel. Pektin termasuk
dalam sumber serat pangan dalam cincau (Nurdin, 2007).
Cincau hijau selain mengandung karbohidrat, lemak dan protein juga mengandung
kalsium, vitamin, mineral dan beberapa senyawa bioaktif seperti klorofil, polifenol dan
flavonoid (Susilawati et al., 2006). Kandungan senyawa bioaktif tersebut bersifat antioksidan
yang dapat menangkal radikal bebas. Bagian dari tanaman cincau hijau pohon yang dapat
berfungsi sebagai bahan pangan fungsional adalah bagian daunnya. Ekstrak daun cincau hijau
pohon yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai obat penurun panas, obat radang lambung,
penghilang rasa mual, dan dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Komponen-komponen
yang aktif dalam daun cincau hijau pohon adalahkarotenoid, flavonoid, dan klorofil. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun cincau hijau pohon dapat menurunkan sel
kanker. Bahkan ekstrak dari akar cincau hijau pohon mempunyai aktivitas sebagai antioksidan
(Mardiah, 2007).
Di Guguk Bulek, daun cincau biasanya diolah menjadi obat tawar atau aia aka. Minuman
tradisional ini selain menghilangkan dahaga, juga sangat banyak manfaatnya bagi tubuh kita.
Berikut cara pembuatan aia aka: