Professional Documents
Culture Documents
Manuskrip Kel 5 - Ekologi
Manuskrip Kel 5 - Ekologi
Diterima: tanggal artikel masuk; Direvisi: tanggal artikel selesai direvisi; Disetujui:
tanggal artikel disetujui
ABSTRACT
ABSTRAK
gizi tidak berhubungan terhadap KIPI yakni gizi kurang (OR 1,75 95% CI : 0,63 – 4,87)
dan gizi lebih (OR 0,48 95% CI : 0,20 – 1,10). Simpulan bahwa faktor yang berhubungan
dengan KIPI yaitu pola makan dan dosis vaksin serta pola makan menjadi faktor yang
paling dominan berpengaruh terhadap KIPI.
lebih muda, berjenis kelamin perempuan, yang berusia >12 tahun, sudah
dan yang sebelumnya memiliki riwayat melaksanakan vaksinasi COVID-19, dan
COVID-19. bersedia menjadi responden.
Penelitian ini dilakukan karena Pengumpulan data dilakukan
masih terbatasnya informasi mengenai dengan pengisian kuesioner secara online
KIPI vaksinasi COVID-19. Tujuan melalui google form mulai dari tanggal
penelitian ini yaitu mengetahui faktor- 12 - 20 Oktober 2021. Link pengisian
faktor yang berhubungan dengan KIPI kuesioner dibagikan melalui media sosial
vaksinasi COVID-19. Dengan agar masyarakat mudah mengaksesnya.
diketahuinya pengaruh variabel tersebut Penelitian ini disetujui oleh Komite Etik
diharapkan dapat diambil upaya Penelitian FIKES UIN Syarif
pencegahan ataupun penanganan yang Hidayatullah Jakarta dengan nomor surat
tepat. Un.01/F.10/kp.01.1/KE.SP/10.08.002/20
21. Responden mengisi informed consent
BAHAN DAN CARA terlebih dahulu sebelum mengisi
kuesioner dan menyatakan langsung
Desain studi yang digunakan
melalui jawaban kuesioner. Informasi
yaitu cross-sectional dengan pendekatan
yang dikumpulkan meliputi karakterisitk
kuantitatif. Penelitian ini menggunakan
responden, jenis vaksin yang digunakan,
metode non probability sampling dengan
durasi tidur, perilaku merokok, aktivitas
teknik pengambilan sampel yaitu
fisik, pola makan, kejadian pasca
convenience sampling. Besar sampel
imunisasi (KIPI), dan reaksi apa yang
dihitung menggunakan uji hipotesis dua
dirasakan. Variabel dependen dalam
populasi dengan nilai p1=0,105 dan
penelitian ini adalah kejadian ikutan
p2=0,227 pada α=0,05 dan β=80%
pasca imunisasi (KIPI) yang terbagi
diperoleh sampel minimal sebanyak 145
menjadi dua kategori yaitu mengalami
sampel lalu ditambah 10% menjadi 160,
kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI)
dan total sampel yang mengisi kuesioner
dan tidak mengalami kejadian ikutan
sebanyak 163 namun setelah dilakukan
pasca imunisasi (KIPI). Variabel
cleaning terdapat 3 data di-drop
independen yang diteliti yaitu usia, status
dikarenakan adanya data responden yang
gizi, jenis vaksin, durasi tidur, aktivitas
missing sehingga jumlah sampel yang
fisik dan pola makan.
dianalisis sebanyak 160 sampel. Kriteria
Kategori variabel usia
inklusi penelitian ini adalah masyarakat
dikelompokkan berdasarkan mean dan
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. X N0 Y, Bulan Tahun : HalamanM-N Vol. 14 No 2, Juni 2015 : 89 – 95
standar deviasi. Variabel status gizi kali/minggu, skor 25= 1x sehari,dan skor
didapatkan dari hasil pengukuran IMT 50= >1 kali sehari. Setelah itu, ditotal dan
berdasarkan usia, untuk usia >18 tahun dilihat nilai mean, dibagi menjadi 2
yaitu berat badan (kg) dibagi dengan kategori yaitu kurang baik <mean dan
tinggi badan (m2) dengan yakni baik ≥mean (Kementerian Kesehatan RI,
IMT≤18,4 (gizi kurang), 18,5 – 25,0 2014).
(normal), 25,1->27,0 (gizi lebih) Penelitian ini menggunakan
(Kementerian Kesehatan, 2019), software IBM SPSS Statistic Version
sedangkan usia ≤18 tahun pengukurannya 25 dalam menganalisis data univariat,
adalah IMT/umur dengan pengkategorian bivariat dan multivariat. Untuk melihat
menjadi <-3SD - <-2SD (gizi kurang), distribusi frekuensi dari variabel yang
-2SD – 1 SD (normal), >1SD – >2SD diteliti dilakukan analisis univariat.
(gizi lebih) (Kementerian Kesehatan, Serta, analisis bivariat dilakukan
2020b). Variabel jenis vaksin menggunakan uji chi-square agar
dikategorikan menjadi Sinopharm, terlihat hubungan antar variabel dan
Sinovac, Astrazeneca, Moderna dan analisis multivariate untuk melihat
Pfizer (Simorangkir, 2021). Selanjutnya faktor yang paling dominan
variabel durasi tidur terbagi tiga kategori mempengaruhi KIPI.
yaitu < 7 jam, 7-8 jam dan >9 jam HASIL
(Peltzer and Pengpid, 2017). Hasil penelitian menunjukkan
Variabel aktivitas fisik bahwa Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
menggunakan kuesioner yang diadaptasi (KIPI) vaksinasi COVID-19 pada
dari International Physical Activity responden sebanyak 69% (Gambar 1).
Questionnaire (IPAQ) dikategorikan
menggunakan Metabolic Equivalent
(MET) dengan tiga kategori yaitu
kategori ringan (<600 MET menit
perminggu), kategori sedang (600-1499
MET menit perminggu), kategori berat
(≥1500 MET menit perminggu) (Forde,
2005). Variabel pola makan kategori
Gambar 1. Kejadian Ikutan Pasca
pertanyaan diberikan skor 0=tidak pernah
Imunisasi (KIPI) Vaksinasi COVID-19
, skor 10= 1-2 kali/minggu, skor 15=3-5
4
Faktor yang Berhubungan dengan...(Putri Kurniawati, Rifka Qatrunnida, Dadang Mulyono, Hoirun Nisa)
Iya 1 0,6
mengalami reaksi lainnya (4%), dan tidak
Tidak 159 99,4
mengalami reaksi (16%) (Gambar 2)
Status gizi
Gizi kurang 33 20,6
Normal 92 57,5
Gizi lebih 35 21,9
Durasi tidur (Jam)
<7 99 61,9
7–8 56 35,0
>8 5 3,1
Sedang 65 40,6
Tabel 1. Karakteristik Responden,
Berat 48 30,0
n=160
Pola Makan
Variabel n % Baik 52 32,5
KIPI Kurang Baik 108 67,5
Mengalami 111 69,0
Dosis Vaksin
Tidak 49 31,0 36 22,5
Dosis 1
mengalami
Dosis 2 124 77,5
Usia (tahun) 21,03 ± 4,569 160 100
Jenis kelamin mean ± SD
6
Faktor yang Berhubungan dengan...(Putri Kurniawati, Rifka Qatrunnida, Dadang Mulyono, Hoirun Nisa)
kaya nutrisi dapat menghindari efek dan responden yang lebih muda sebanyak
samping vaksin yang serius, 83% setelah dosis ke-1 menjadi 78%
meningkatkan kekebalan serta membantu setelah dosis ke-2. Penelitian tersebut
memerangi efek samping vaksin (KIPI), juga menunjukan bahwa terdapat
selain itu juga merekomendasikan untuk kemanjuran pemberian vaksin dosis ke-1
minum air yang banyak agar tetap dan dosis ke-2 sebanyak 52% (95% CI :
terhidrasi baik sebelum dan sesudah 29,5-68,4) dan terbukti sebagai protektif
vaksinasi dengan terhidrasi dengan baik terhadap COVID-19.
tidak hanya akan mencegah efek samping Penelitian ini menunjukkan
vaksin tetapi juga dapat membantu bahwa status gizi tidak berhubungan
mempersingkat durasi dan intensitas efek dengan KIPI. Sebanyak 81,8% responden
samping vaksin dan hindari alkohol serta yang memiliki status gizi kurang
merokok karena dapat memperburuk efek mengalami KIPI. Responden yang
samping vaksin karena alkohol juga memiliki status gizi kurang memiliki
mempengaruhi sistem kekebalan tubuh peluang 1,75 kali lebih besar untuk
secara negatif dan kemungkinan respon mengalami KIPI tetapi tidak signifikan.
imun terhadap vaksin menjadi tidak Pada penelitian yang dilakukan oleh
efektif jika ada alkohol yang berlebihan (Song et al., 2021) menyebutkan bahwa
dalam tubuh begitupula dengan merokok. semakin rendah IMT seseorang, maka
Penelitian ini menunjukkan hasil semakin sering mengalami KIPI. Pada
bahwa responden dengan vaksinasi penelitian tersebut, hubungan antara IMT
COVID-19 dosis ke-2 cenderung untuk dengan KIPI tidak jelas, namun terdapat
tidak mengalami KIPI dibandingkan penelitian-penelitian yang baru-baru ini
dengan dosis ke-1. Penelitian yang melaporkan bahwa KIPI lebih banyak
dilakukan oleh (Polack et al., 2020) terjadi pada kelompok yang memiliki
melaporkan bahwa persentase responden berat badan yang kurang. Penelitian yang
yang mengalami KIPI berupa kemerahan dilakukan oleh (Iguacel et al., 2021)
atau pembengkakan di tempat suntikan menunjukkan bahwa risiko mengalami
jauh lebih rendah setelah dosis ke-2 efek samping terhadap vaksin COVID-19
dibandingkan dosis ke-1. Selanjutnya, yaitu demam, muntah, diare dan
KIPI nyeri yang dialami responden >55 kedinginan lebih tinggi presentasinya
tahun sebanyak 71% pada dosis ke-1 pada orang yang memiliki berat badan
berkurang menjadi 66% pada dosis ke-2, kurang dan normal dibandingkan dengan
8
Faktor yang Berhubungan dengan...(Putri Kurniawati, Rifka Qatrunnida, Dadang Mulyono, Hoirun Nisa)
orang yang kelebihan berat badan, vaksin. Faktor yang paling dominan
termasuk obesitas. berpengaruh terhadap KIPI vaksinasi
Kelebihan penelitian ini terletak COVID dalam penelitian ini adalah pola
pada proses pengumpulan data yang makan.
dilakukan ketika berlangsungnya Saran
program vaksinasi COVID-19, sehingga Sebaiknya pemerintah terus
mengurangi bias informasi mengenai menggalakkan program vaksinasi sebagai
KIPI yang dilaporkan oleh responden. upaya pencegahan COVID-19 untuk
Minimnya penelitian mengenai KIPI menciptakan kekebalan kelompok (herd
Vaksinasi COVID-19, sehingga dapat immunity). Penelitian ini membuktikan
menjadi acuan untuk penelitian bahwa vaksin dosis ke-2 protektif
selanjutnya. Namun, terdapat pula terhadap KIPI sehingga masyarakat yang
keterbatasan dalam penelitian ini yaitu baru melakukan vaksinasi dosis ke-1
hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi dapat diinformasikan untuk segera
karena teknik pengambilan sampel yang melakukan dosis ke-2 sesuai rentang
digunakan adalah non probability waktu yang telah ditentukan. Selain itu,
sampling. Selain itu, pengumpulan data dibutuhkan pula edukasi mengenai
dalam penelitian ini dilakukan secara keamanan vaksin COVID-19, persiapan
online sehingga hanya masyarakat yang masyarakat sebelum melakukan vaksinasi
memiliki akses internet saja yang dapat COVID-19, efek samping yang dapat
berpartisipasi. Penelitian ini juga terjadi setelah divaksinasi serta pelaporan
dimungkinkan terdapat bias pelaporan dan penanganan jika mengalami KIPI
data pada variabel status gizi, pola setelah divaksinasi COVID-19.
makan, dan aktivitas fisik karena hanya Diharapkan KIPI vaksinasi COVID-19 di
berdasarkan pengakuan responden. Indonesia dapat berkurang dan
masyarakat menjadi tidak takut untuk
KESIMPULAN DAN SARAN
melakukan vaksinasi, sehingga cakupan
Kesimpulan vaksinasi COVID-19 di Indonesia dapat
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi meningkat.
(KIPI) setelah divaksinasi COVID-19
cukup tinggi. Faktor-faktor yang UCAPAN TERIMA KASIH
berhubungan dengan KIPI vaksinasi
COVID adalah pola makan dan dosis
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. X N0 Y, Bulan Tahun : HalamanM-N Vol. 14 No 2, Juni 2015 : 89 – 95
https://ugc.futurelearn.com/uploa 1562-020-0884-z
ds/files/bc/c5/bcc53b14-ec1e- %0Ahttps://doi.org/10.1080/1366
4d90-88e3- 9877.2020.1758193%0Ahttp://ser
1568682f32ae/IPAQ_PDF.pdf. sc.org/journals/index.php/IJAST/a
10
Faktor yang Berhubungan dengan...(Putri Kurniawati, Rifka Qatrunnida, Dadang Mulyono, Hoirun Nisa)
12