You are on page 1of 17

Jurnal Zaitun

Jurusan Keperawatan

GAMBARAN KARAKTERISTIK KEJADIAN IKUTAN PASCA


VAKSINASI COVID-19 PADA ANAK REMAJA DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KOTA TIMUR

JURNAL

ALVIAN SURYA PUTRA NALOLE


NIM. CO1417202

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
GORONTALO
2022

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo 1


Jurnal Zaitun
Jurusan Keperawatan

ISSN 2301– 5691


Artikel Penelitian
GAMBARAN KARAKTERISTIK KEJADIAN IKUTAN PASCA VAKSINASI COVID-
19 PADA ANAK REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA TIMUR

CHARACTERISTIC OF POST-COVID-19 VACCINATION EVENTS IN ADOLESCENTS


IN THE WORKING AREA OF THE EAST CITY HEALTH CENTER

Alvian Surya PutraNalole1, Dewi Modjo1, Andi Akifa Sudirman1


1
Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo

ABSTRAK
Vaksin yang digunakan dalam vaksinasi Covid-19 masih termasuk vaksin baru, namun vaksinasi telah
diwajibkan bagi seluruh kelompok usia, termasuk anak remaja, sehingga untuk menilai keamanannya
perlu dilakukan surveilans pasif kejadian ikutan pasca vaksinasi (KIPI) Covid-19. Tujuan dari penelitian
ini untuk mengetahui gambaran gejala lokal KIPI, gejala sistemik KIPI dan gejalan KIPI lainnya. Desain
penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi sejumlah 209 remaja. Sampel berjumlah 68 responden dengan
teknik purposive sampling. Instrument yang digunakan adalah kuesioner. Analisa data univariat dengan
menggunakan analyze descriptive statistic. Hasil yang diperoleh mayoritas responden mengalami gejala
lokal diantaranya nyeri (86,8%), tidak kemerahan (55,9%) dan bengkak (63,2%). Gejala sistemik
mayoritas yang dialami yaitu tidak demam (54,4%), tidak nyeri otot (75%), tidak nyeri sendi (85,3%),
badan tidak lemah (55,9%), tidak sakit kepala (72,1%) dan tidak mual (82,4%). Gejala lainnya mayoritas
yaitu tidak alergi (98,5%), tidak pingsan (100%) dan tidak ada gejala lainnya (95,6%). Kesimpulan gejala
lokal KIPI yang banyak terjadi nyeri dan bengkak, gejala sistemik dan gejala lainnya mayoritas tidak
dialami remaja. Saran remaja diharapkan menjadi motivasi dan sumber informasi bagi remaja yang belum
dilakukan vaksinasi agar tidak memperoleh isu-isu negatif terkait efek samping vaksin.

Kata kunci : KIPI, Vaksinasi, Covid-19, Remaja

ABSTRACT
The vaccine used in the Covid-19 vaccination still includes a new vaccine, but vaccination has been
required for all age groups, including adolescents, so to assess its safety it is necessary to conduct passive
surveillance of post-vaccination events (KIPI) of Covid-19. The purpose of this study is to find out the
picture of local symptoms of KIPI, systemic symptoms of KIPI and other symptoms of KIPI. Quantitative
descriptive research design. The population is 209 teenagers. The sample amounted to 68 respondents
with purposive sampling techniques. The instrument used is a questionnaire. Analyze univariate data
using analyze descriptive statistics. The results obtained by the majority of respondents experienced local
symptoms including pain (86.8%), not redness (55.9%) and swelling (63.2%). The majority of systemic
symptoms experienced were no fever (54.4%), no muscle pain (75%), no joint pain (85.3%), the body is
not weak (55.9%), no headache (72.1%) and no nausea (82.4%). The majority of other symptoms were not
allergic (98.5%), not fainting (100%) and no other symptoms (95.6%). Conclusion of local symptoms of
KIPI that occurs a lot of pain and swelling, systemic symptoms and other symptoms are mostly not
experienced by adolescents. Adolescent advice is expected to be a motivation and source of information
for adolescents who have not been vaccinated so as not to get negative issues related to vaccine side
effects.

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo 2


Jurnal Zaitun
Jurusan Keperawatan

Keywords : KIPI, Vaccination, Covid-19, Adolescents

PENDAHULUAN Kelompok usia 12-17 tahun merupakan kelompok


Covid-19 dapat ditularkan dari orang remaja yang menjadi sasaran pemberian vaksin
yang bergejala ke orang lain dalam jarak yang tahap ketiga sehingga dilaksanakan upaya
dekat melalui droplet atau melalui permukaan percepatan penanganan melalui vaksinasi Covid-
benda yang terkontaminasi (1). Hal ini yang 19 untuk mencegah terjadinya peningkatan kasus
menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah Covid-19 pada kelompok remaja. Oleh karena itu,
angka infeksi virus corona terus meningkat yang dimulai pada tanggal 1 Juli 2021 dilaksanakan
terjadi di berbagai negara (2). Penularan dan vaksinasi dengan sasaran masyarakat rentan,
penyebaran yang cepat inilah yang menyebabkan masyarakat umum lainnya dan anak usia 12-17
banyak kematian di dunia akibat Covid-19, tahun (4). Selain itu, menurut Ikatan Dokter Anak
berdasarkan data Worldmeter (2021) Indonesia (2021), dilakukannya vaksinasi pada
menunjukkan negara Amerika Serikat berada remaja karena mudah terjadi penularan dengan
pada urutan tertinggi dengan total kematian yaitu tanpa gejala yang menyebabkan anak menjadi
730.206 orang. Sementara, di Indonesia mencapai sakit ringan atau berat dan anak remaja memiliki
kasus kematian sebanyak 142.494 orang, jumlah mobilitas yang tinggi dalam kesehariannya serta
tersebut menempatkan Indonesia di peringkat ke- untuk persiapan pembelajaran tatap muka.
7 tertinggi di dunia dan peringkat pertama Menurut Our World in Data per tanggal
tertinggi di Wilayah Asia Tenggara. 12 Oktober 2021 populasi yang divaksinasi
Peningkatan kasus terkonfirmasi Covid- lengkap sebesar 35,8% atau sebanyak 2,79 Milliar
19 terjadi pada anak usia 0-18 tahun pada tanggal Jiwa di seluruh dunia. Berdasarkan data
29 Juni 2021 sebanyak 260 ribu kasus Kemenkes RI di Indonesia pemberian vaksin
terkonfirmasi dan 600 anak usia 0-18 tahun Covid-19 pada kelompok usia 12-17 tahun per
dilaporkan meninggal. Lebih dari 108 ribu kasus tanggal 13 Oktober Tahun 2021, telah mencapai
berada pada rentang usia 12-17 tahun dan persentase sebesar 15,39% atau 4.110.071 juta
sebanyak 197 anak usia 12-17 tahun dengan remaja untuk dosis pertama dan dosis kedua telah
angka Case Fatality Rate sebesar 0,18% (4). Pada mencapai persentase sebesar 11.16% atau
bulan Agustus kasus konfirmasi Covid-19 pada 2.979.870 juta remaja dengan target sasaran
anak meningkat pada usia 1-5 tahun sebesar 2,9% pemberian sebanyak 26.705.490 juta remaja
dan usia remaja 6-18 tahun sebesar 10%. (Kemenkes RI, 2021)
Sedangkan, angka kematian pada anak usia 6-18 Cakupan vaksinasi di Provinsi Gorontalo
tahuh sebesar 0,5% (IDAI, 2021). pada kelompok remaja usia 12-17 tahun

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo 3


Jurnal Zaitun
Jurusan Keperawatan

ditetapkan target sebanyak 127,07 ribu jiwa, rekapan vaksinasi Covid-19 di Wilayah Kerja
untuk dosis pertama telah diberikan kepada 3,841 Puskesmas Kota Timur sebanyak 836 remaja
jiwa dan dosis kedua telah diberikan kepada telah mendapatkan vaksin dosis pertama dan
2,574 jiwa. Kota Gorontalo merupakan sebanyak 282 remaja telah memperoleh vaksin
pelaksanaan vaksinasi tertinggi di Provinsi dosis kedua. Berdasarkan wawacara dengan
Gorontalo pada 20 Oktober 2021 yaitu sebesar petugas vaksin Covid-19 di Puskesmas,
60,86% dan yang terendah berada di Kabupaten didapatkan bahwa remaja mengalami KIPI
Gorontalo Utara yaitu sebesar 40,96% (Kemenkes dengan gejala lokal yaitu nyeri pada lengan
RI, 2021). Vaksin Covid-19 pada remaja di tempat suntikan yang berlangsung satu sampai
Wilayah Kerja Puskesmas Kota Timur telah dua hari, tidak terdapat gejala atau reaksi vaksin
dilakukan vaksinasi dan setiap bulannya yang membahayakan atau mengancam jiwa
mengalami peningkatan jumlah remaja yang maupun yang menyebabkan remaja harus
melakukan vaksinasi. Pada bulan Juli remaja yang menjalani perawatan setelah vaksin.
memperoleh vaksin dosis pertama bertambah Dari data yang didapatkan dari berbagai
sebanyak 134 remaja, bulan Agustus pemberian sumber bahwa kelompok sasaran penerima vaksin
vaksin dosis pertama meningkat sebanyak 242 Covid-19 remaja usia 12-17 tahun secara
remaja dan vaksin dosis kedua sebanyak 73 keseluruhan mengalami KIPI dengan gejala lokal,
remaja, serta bulan September meningkat namun perlu adanya pengamatan secara langsung
sebanyak 456 remaja untuk dosis pertama dan oleh peneliti terhadap KIPI pasca vaksin Covid-
sebanyak 209 remaja yang telah melakukan 19 pada remaja untuk memperoleh kajian
vaksinasi dosis kedua. mendalam melalui penelitian yang dilakukan
Vaksin yang digunakan dalam vaksinasi peneliti terhadap KIPI pada remaja pasca vaksin
Covid-19 masih termasuk vaksin baru, namun Covid-19 dan penelitian ini masih kurang
vaksinasi telah diwajibkan bagi seluruh kelompok dilakukan di Indonesia terutama KIPI pasca
usia, termasuk anak remaja, sehingga untuk vaksin Covid-19 pada remaja. Tujuan penelitian
menilai keamanannya perlu dilakukan surveilans untuk mengetahui gambaran karakteristik ikutan
pasif kejadian ikutan pasca vaksinasi Covid-19. kejadian pasca vaksinasi Covid-19.
Kejadian ikutan pasca vaksinasi Covid-19 atau
yang dikenal sebagai KIPI merupakan kejadian METODE
medik yang diduga berhubungan dengan Desain penelitian deskriptif kuantitatif,
vaksinasi (Kemenkes RI, 2021). penelitian dilaksanakan di Wilayah Puskesmas
Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada Kota Timur dan waktu penelitian Oktober 2021
tanggal 20 Oktober 2021 didapatkan data hasil sampai dengan Januari 2022. Populasi dalam

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo 4


Jurnal Zaitun
Jurusan Keperawatan

penelitian ini adalah semua remaja yang telah telah menerima dosin vaksin Covid-19 kedua
memperoleh vaksin Covid-19 pada bulan yaitu sebanyak 40 responden (58.8%).
September di Wilayah Puskesmas Kota Timur Table 2. Gejala Lokal KIPI Covid-19 Pada Anak
Remaja Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Timur
Tahun 2021 sebanyak 209. Sampel pada Dosis 1 Dosis 2
Gejala Lokal
penelitian ini sebanyak 68 remaja yang telah Jumlah % Jumlah %
Nyeri Daerah Suntikan
memperoleh dosis vaksin Covid-19 dengan teknik Nyeri 27 96.4 32 80
Tidak nyeri 1 3.6 8 20
pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Total 28 100 40 100
Kemerahan Daerah
Suntikan 19 67.9 11 27.5
Kemerahan 9 32.1 29 72.5
HASIL Tidak kemerahan 28 100 40 100
Total
Table 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Bengkak Daerah
Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Suntikan 24 85.7 19 47.5
Bengkak 4 14.3 21 52.5
Timur Tidak bengkak 28 100 40 100
Karakteristik Responden Jumla Presentase (%) Total
h
Sumber : Olahan Data Primer (2022)
Umur
Remaja awal (11-14 tahun) 12 17.6
Tabel di atas menunjukkan gejala lokal
Remaja pertengahan (15-18 56 82.4
tahun) 68 100 pada dosis 1 hampir seluruh remaja mengalami
Total
Jenis Kelamin nyeri suntikan sebanyak 27 responden (96.4%),
Laki-Laki 29 42.6
Perempuan 39 57.4 mayoritas mengalami kemerahan sebanyak 19
Total 68 100
Pendidikan responde (67.9%) dan mayoritas mengalami
SD 2 2.9
SMP/MTS 13 19.1 bengkak sebanyak 24 responden (85.7%). Gejala
SMA/STM/SMK 53 77.9
Total 68 100 lokal dosis 2 diperoleh bahwa mayoritas
Dosis Vaksin Covid-19
Dosis 1 28 41.2 mengalami nyeri sebanyak 32 responden (80%),
Dosis 2 40 58.8
Total 68 100 mayoritas tidak mengalami kemerahan sebanyak
Sumber : Olahan Data Primer (2022) 29 responden (72.5%) dan mayoritas tidak
Tabel di atas menunjukkan karakteristik
bengkak sebanyak 21 responden (52.5%).
responden berdasarkan umur mayoritas adalah
Tabel 3. Gejala Sistemik KIPI Covid-19 Pada
remaja pertengahan yang berusia 15-18 tahun Anak Remaja Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota
yaitu sebanyak 56 responden (82.4%). Timur
Dosis 1 Dosis 2
Karakteristik responden berdasarkan jenis Gejala Sistemik
Jumlah % Jumlah %
Demam
kelamin terbanyak adalah perempuan sebanyak Demam 18 64.3 13 32.5
Tidak demam 10 35.7 27 67.5
39 responden (57.4%). Karakteristik responden Total 28 100 40 100
Nyeri Otot
berdasarkan pendidikan responden sebagian besar Nyeri 10 35.7 7 17.5
Tidak nyeri 18 64.3 33 82.5
adalah SMA/STM/SMK yaitu sebanyak 53 Total 28 100 40 100
Nyeri Sendi
responden (77.9%). Karakteristik responden Nyeri 8 28.6 2 5
Tidak nyeri 20 71.4 38 95
berdasarkan dosis vaksin sebagian besar remaja Total 28 100 40 100

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo 5


Jurnal Zaitun
Jurusan Keperawatan

Badan Lemah Pingsan 0 0 0 0


Lemah 19 67.9 11 27.5 Tidak pingsan 28 100 40 40
Tidak lemah 9 32.1 29 72.5 Total 28 100 40 100
Total 28 100 40 100 Lainnya
Sakit Kepala Lapar setiap waktu/- 3 10.7 0 0
Sakit 11 39.3 8 20 banyak makan
Tidak sakit 17 60.7 32 80 Tidak ada 25 89.3 40 100
Total 28 100 40 100 Total 28 100 40 100
Mual
Mual 8 28.6 4 10 Sumber : Olahan Data Primer (2022)
Tidak mual 20 71.4 36 90
Total 28 100 40 100 Tabel di atas menunjukkan gejala lainnya
Sumber : Olahan Data Primer (2022) pada dosis 1 diperoleh bahwa mayoritas
Tabel di atas menunjukkan gejala
responden tidak alergi sebanyak 27 responden
sistemik pada dosis 1 diperoleh bahwa mayoritas
(96.4%), keseluruhan responden tidak pingsan
mengalami demam sebanyak 18 responden
sebanyak 28 responden (100%) dan mayoritas
(64.3%), mayoritas tidak mengalami nyeri otot
tidak ada gejala lain sebanyak 25 responden
sebanyak 18 responden (64.3%), mayoritas tidak
(89.3%). Pada dosis 2 keseluruhan responden
mengalami nyeri sendi sebanyak 20 responden
tidak mengalami alergi, pingsan maupun gejala
(71.4%), mayoritas mengalami badan lemah
lainnya seperti lapar setiap waktu atau banyak
sebanyak 19 responden (67.9%), mayoritas tidak
makan.
sakit kepala sebanyak 17 responden (60.7%) dan
mayoritas tidak mengalami mual sebanyak 20
responden (71.4%). Gejala sistemik pada dosis 2 PEMBAHASAN .

diperoleh bahwa mayoritas tidak demam 1. Nyeri Daerah Suntikan

sebanyak 27 responden (67.5%), mayoritas tidak Hasil penelitian gejala lokal pada dosis 1

mengalami nyeri otot sebanyak 33 responden hampir seluruh remaja mengalami nyeri daerah

(82.5%), mayoritas tidak mengalami nyeri sendi suntikan sebanyak 27 responden (96.4%).

sebanyak 38 responden (95%), mayoritas badan Sementara, dosis ke-2 diperoleh bahwa

tidak lemah sebanyak 29 responden (72.5%), mayoritas mengalami nyeri daerah suntikan

mayoritas tidak sakit kepala sebanyak 32 sebanyak 32 responden (80%), Hal ini

responden (80%) dan mayoritas tidak mual menunjukkan bahwa ketiga gejala yang paling

sebanyak 36 responden (90%). banyak dirasakan oleh responden adalah nyeri

Table 4. Gejala Lainnya KIPI Covid-19 Pada pada daerah suntikan baik dosis ke-1 dan dosis
Anak Remaja Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota ke-2 setelah pemberian vaksin Pfizer, yang
Timur
Dosis 1 Dosis 2 dirasakan rata-rata selama 1-3 hari, nyeri yang
Gejala Lainnya
Jumlah % Jumlah %
Alergi dirasakan bersifat sedang dan nyeri yang timbul
Alergi 1 3.6 0 0
Tidak alergi 27 96.4 40 100 saat responden menggerakkan bagian lengan
Total 28 100 40 100
yang disuntik.
Pingsan

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo 6


Jurnal Zaitun
Jurusan Keperawatan

Gejala yang paling banyak dilaporkan terkait Penelitian lainnya yang terkait yang
gejala lokal yaitu nyeri di daerah penyuntikan dilakukan oleh Riad et al., (2021) diperoleh
yang biasanya sembuh dalam beberapa hari (9). bahwa sebagian besar prevalensi gejala dari
Didukung teori Matulessy et al., (2021) yang pemberian vaksin Pfizer adalah nyeri pada area
menyatakan bahwa gejala lokal yang banyak penyuntikan yang dialami oleh 388 responden
dialami yaitu nyeri di tempat penyuntikan, (93,3%) pada usia <43 tahun dan lama gejala
namun hilang dalam 2 hari. Sementara, yang dirasakan mayoritas hanya 1 hari pada 196
berdasarkan teori Yusuf & Usman (2021) reaksi responden (47,2%). Sejalan dengan penelitian
lokal akan hilang dalam 3-4 hari. Menurut yang dilakukan Menni et al., (2021) responden
Nardina et al., (2021) Gejala lokal seperti rasa yang menerima vaksin Covid-19 pfizer
nyeri di tempat suntikan merupakan kondisi yang mengalami gejala nyeri lokal di area penyuntikan
sering terjadi setelah pemberian vaksin. Oleh untuk dosis pertama sebanyak 61.016 responden
karena itu, semua gejala klinis yang terjadi akibat (29,2%) dan dosis kedua sebanyak 4515
trauma tusuk jarum suntik dalam hal ini reaksi responden (34,3%).
suntikan langsung meliputi rasa sakit harus Asusmi peneliti nyeri pada area suntikan ini
dicatat sebagai reaksi KIPI. dirasakan setelah pemberian vaksin Pfizer pada
Nyeri lokal pada area penyuntikan menjadi dosis pertama dan dosis kedua. Tetapi, nyeri
gejala lokal yang mayoritas dirasakan oleh yang dirasakan bersifat tidak menganggu
penerima vaksin Covid-19, sejalan dengan aktivitas remaja, nyeri timbul apabila remaja
penelitian yang dilakukan Hatmal et al., (2021) melakukan gerakan pada bagian ekstremitas
pada 2213 resonden menyebutkan bahwa efek yang disuntik dan mayoritas gejala ini dirasakan
pemberian setalah vakksinasi Covid-19 untuk hanya 1-3 hari serta hilang tanpa membutuhkan
gejala lokal sebagian besar adanya nyeri dan perawatan lanjutan untuk mengurangi nyeri
bengkak pada daerah suntikan sebanyak 1183 tersebut.
responden (53,45%), dimana gejala ini lebih 2. Kemerahan Daerah Suntikan
banyak terjadi pada responden dengan penerima Hasil penelitian menunjukkan setelah
vaksin Covid-19 dosis pertama. Tetapi, dalam pemberian dosis ke-1 vaksin Pfizer mayoritas
penelitian Beatty et al., (2021) diperoleh bahwa ada kemerahan daerah suntikan sebanyak 19
baik setelah pemberian vaksin pfizer dan responden (67.9%), sedangkan setelah pemberian
moderna dosis pertama dan kedua, sama-sama dosis ke-2 vaksin Pfizer mayoritas remaja tidak
terdapat responden yang merasakan reaksi gejala ada kemerahan daerah suntikan sebanyak 29
lokal. responden (72.5%). Hasil tersebut menunjukkan
bahwa kemerahan di area penyuntikan lebih

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo 7


Jurnal Zaitun
Jurusan Keperawatan

banyak terjadi pada remaja setelah menerima gejala kemerahan dan bengkak sebanyak 45
vaksin Pfizer dosis ke-1. Kemerahan ini berada responden (15%). Didukung penelitian Ali et al.,
disekitar titik penyuntikan dan ukurannya kecil. (2021) didapatkan bahwa pada pemberian dosis
Remaja tidak membutuhkan penanganan khusus ke-1 dan dosis ke-2 kedua responden masih
untuk menghilangkan gejala tersebut, karena mengalami kemerahan di area penyuntikan.
gejala yang timbul tidak berlangsung lebih dari 3 Asumsi peneliti remaja yang telah
hari. melakukan vaksinasi Pfizer untuk gejala lokal
Gejala kemerahan daerah penyuntikan kemerahan dialami pada pemberian dosis
merupakan respon pertahanan tubuh lokal pertama dan dosis kedua, tetapi dosis kedua
terhadap jaringan akibat trauma. Tujuan dari banyaknya remaja yang mengalami kemerahan
kemerahan yakni untuk memulai perbaikan daerah suntikan menurun, dibandingkan
jaringan yang rusak (17). Respon seluler tubuh pemberian vaksin Pfizer dosis pertama. Hal ini
terhadap cedera disebut sebagai peradangan. mungkin pada dosis ke-1 merupakan pemberian
Peradangan adalah reaksi vaskular protektif yang pertama sehingga membutuhkan adaptasi tubuh
mengirimkan cairan, produk darah dan nutrisi ke remaja dalam merespon masukan vaksin dalam
area cedera. Setelah jaringan terluka, serangkaian tubuh.
proses menetralisir dan menghilangkan patogen 3. Bengkak Daerah Suntikan
atau jaringan nekrotik dan membentuk sarana Hasil penelitian menunjukkan bahwa selain
untuk memperbaiki sel-sel serta jaringan- rasa sakit dan kemerahan di daerah penyuntikan
jaringan tubuh (18). Kemerahan daerah suntikan vaksinasi Covid-19, efek setelah vaksinasi juga
merupakan gejala pasca vaksinasi yang bersifat dapat terjadi berupa bengkak daerah suntikan
ringan dan sementara karena biasanya mereda pada dosis pertama mayoritas responden yaitu
dalam waktu 3 hari (19). mayoritas mengalami bengkak sebanyak 24
Penelitian Novitasari et al., (2021) bahwa responden (85.7%) dan dosis kedua mayoritas
efek samping setelah pemberian kedua lebih tidak bengkak sebanyak 21 responden (52.5%).
ringan dan lebih jarang terjadi. Hal tersebut Bengkak berada di sekitar titik penyuntikan yang
sejalan dengan penelitian Omeish et al., (2021) ukurannya kecil dan padat, apabila bengkak
menyebutkan bahwa gejala lokal setelah ditekan remaja merasakan nyeri. Remaja yang
vaksinasi Covid-19 berupa kemerahan pada mengalami pembengkakan dirasakan juga sekitar
daerah penyuntikan untuk dosis pertama terjadi 1-3 hari sesudah vaksinasi Covid-19 baik dosis
pada 177 responden (16.3%) dan dosis kedua pertama dan dosis kedua.
gejala ini dirasakan menurun oleh penerima Timbulnya respon dari suntikan dapat
vaksinasi, dimana responden yang mengalami mengakibatkan trauma tusukan pada lokasi yang

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo 8


Jurnal Zaitun
Jurusan Keperawatan

disuntik (22). Trauma tersebut dapat 4. Demam


menyebabkan kerusakan jaringan, akibatnya Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala
tubuh melepaskan mendiator kimia yang sistemik pada dosis 1 setelah pemberian vaksin
meningkatkan permeabilitas pembuluh darah Pfizer diperoleh bahwa mayoritas mengalami
kecil, cairan, protein dan sel-sel memasuki ruang demam sebanyak 18 responden (64.3%) dan
interstisial yang menimbulkan akumulasi cairan gejala sistemik pada dosis 2 vaksin Pfizer
sebagai pembengkakan lokal (18). Gejala ini diperoleh bahwa mayoritas tidak demam
timbul satu hari setelah pemberian vaksinasi dan sebanyak 27 responden (67.5%). Pada penelitian
berlangsung satu sampai tiga hari (23). ini ditemukan banyak responden yang telah
Pemberian vaksinasi Covid-19 dapat menerima vaksin Pfizer dosis 1 mengalami
menimbulkan gejala lokal yaitu pembengkakan demam, dibandingkan dengan responden yang
di lokasi penyuntikan, hal ini sejalan dengan menerima vaksin Pfizer dosis 2. Responden
penelitian Menni et al., (2021) sebanyak 13.264 mengatakan saat demam tidak dapat beraktivitas
responden (6.4%) pada dosis pertama setelah dan hanya berbaring serta untuk menghilangkan
menerima vaksinasi Covid-19 menunjukkan gejala tersebut responden mengonsumi
pembengkakak daerah suntikan dan dosis kedua paracetamol. Demam yang dirasakan rata-rata
sebanyak 1.285 responden (9.8%). Diperkuat ≥38OC dan dirasakan responden selama 1-4 hari.
penelitian yang dilakukan Konu et al., (2021) Demam setelah vaksinasi merupakan hal
bahwa dari 1.174 responden penerima vaksin yang wajar, demam tersebut merupakan efek
Covid-19, terdapat 10.7% responden samping yang cukup sering terjadi. Biasanya
menunjukkan efek samping gejala lokal bengkak demam ini berlangsung 1-2 hari. Gejala tersebut
di tempat penyuntikan. umumnya tidak berbahaya dan akan hilang
Asumsi peneliti pembengkakan yang dengan cepat. Efek samping demam tidak perlu
merupakan gejala lokal KIPI Covid-19 dirasakan dikhawatirkan karena demam akibat vaksinasi
juga oleh remaja. Bengkak yang dirasakan masih biasanya tidak terlalu tinggi dan tidak
tergolong ringan sehingga remaja tidak berlangsung lama. Setelah pemberian obat
membutuhkan perawatan untuk mengobat penurun panas, demam akan segera menurun.
kondisi tersebut, hanya di observasi oleh petugas Namun, karakteristik kejadian ini harus terus
yang melakukan vaksinasi dan akan segera dipantau sepanjang vaksin tersebut digunakan
hilang dengan waktu paling lama gejala (25). Diperkuat oleh teori Novitasari et al.,
dirasakan yaitu sekitar 1-3 hari, serta gejala yang (2021) yang menyatakan bahwa gejala sistemik
muncul tidak membuat kondisi remaja yang banyak dilaporkan setelah pemberian
memburuk. vaksinasi Covid-19 adalah demam ≥38 OC. Selain

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo 9


Jurnal Zaitun
Jurusan Keperawatan

itu, menurut Dafiyanti et al., (2021) efek Asumsi peneliti tidak semua remaja
samping vaksin terkait gejala sistemik yang mengalami gejala sistemik hal ini tergantung
wajar terjadi diantaranya mual, pusing dan nyeri kondisi individu masing-masing, gejala sistemik
badan. yang paling banyak terjadi pada remaja adalah
Gejala demam akibat pemberian vaksin demam dibandingkan gejala sistemik lainnya,
dapat terjadi, hal ini terakait dengan penelitian demam setelah pemberian vaksin Covid-19 dosis
yang dilakukan oleh Saeed et al., (2021) 1 dan 2 merupakan kondisi yang umumnya dapat
ditemukan bahwa sebanyak 12 responden (1,1%) terjadi karena respon pertahanan tubuh untuk
yang mengalami demam pada dosis pertama dan membuktikan bahwa antibodi mulai terbentuk
dosis kedua juga sebanyak 32 responden (3%) sehingga mempunyai kekebalan terhadap virus
yang demam setelah menerima vaksin Covid-19 corona, respon kekebalan dapat juga terjadi pada
jenis sinopharm. Penelitian Rudan et al., (2021) remaja sebagai penerima vaksin tanpa ada gejala
dalam penelitiannya, dimana sebuah studi yang demam dan gejala demam tidak membahayakan
dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan kondisi klinis remaja karena sifatnya yang
bahwa 14 responden remaja yang usianya 15 sementara, dimana gejala sistemik demam ini
tahun mengalami gejala demam sebesar 67% 1-6 dirasakan oleh penerima sekitar 1-6 hari.
hari setelah vaksin Covid-19. 5. Nyeri Otot
Vaksinasi Covid-19 yang diberikan pada Hasil penelitian meunjukkan bahwa gejala
remaja usia 12-17 tahun banyak yang mengalami sistemik pada dosis 1 diperoleh bahwa mayoritas
demam setelah pemberian dosis kedua, dimana tidak mengalami nyeri otot sebanyak 18
hal ini didapatkan dari penelitian Ali et al., responden (64.3%) dan ada 10 responden
(2021) bahwa setelah pemberian vaksin moderna (35.7%) yang merasakan nyeri otot. Sedangkan,
dosis kedua pada remaja terjadi demam grade 3 gejala sistemik pada dosis 2 diperoleh bahwa
dengan suhu badan 38,4-39,7OC pada 46 dari mayoritas tidak mengalami nyeri otot sebanyak
2477 responden (1,9%) dan demam grade 4 33 responden (82.5%) dan terdapat 7 responden
dengan suhu badan ≥39,8OC pada 1 dari 2477 (17.5%) mengalami nyeri otot. Remaja yang
responden, gejala sistemik ini dirasakan sekitar 4 mengalami nyeri otot dirasakan pada lengan
hari. Penelitian lainnya Zewude et al., (2021) bagian luar sekitar area yang disuntik dengan
diperoleh juga bahwa gejala sistemik yang lama gejala dirasakan berlangsung satu atau dua
sebagian besar dirasakan oleh penerima vaksin hari setelah pemberian vaksin Pfizer. Nyeri
Covid-19 adalah demam yang ditunjukkan dirasakan rata-rata 1-3 hari.
dialami pada 92 responden (10,6%) dengan lama Penerima vaksinasi Covid-19 dapat
gejala dirasakan mayoritas selama 2 hari. mengalami gejala nyeri otot atau myalgia yang

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo 10


Jurnal Zaitun
Jurusan Keperawatan

lama gejala dirasakan selama 1 hari atau lebih. (67.9%) dan gejala sistemik pada dosis 2
Penanganan gejala yang dilakukan oleh penerima diperoleh bahwa mayoritas badan. Setelah
vaksin sebagian besar dengan banyak beristirahat menerima dosis ke-1 vaksin Pfizer mayoritas
di rumah tanpa adanya tindakan lainnya yang tidak sakit kepala sebanyak 17 responden
diberikan kepada penerima vaksin untuk mengasi (60.7%) dan dosis ke-2 mayoritas tidak sakit
gejala tersebut (13). kepala sebanyak 32 responden (80%) dan setelah
Studi penelitian yang dilakukan oleh Azimi pemberian dosis pertama vaksin Pfizer mayoritas
et al., (2021) bahwa prevalensi responden yang tidak mengalami mual sebanyak 20 responden
mengalami nyeri otot setelah menerima vaksin (71.4%) dan setelah pemberian dosis kedua
Covid-19 sebesar 68.3% dengan mayoritas vaksin Pfizer mayoritas tidak mual sebanyak 36
responden usia <40 tahun termasuk usia remaja responden (90%). Responden yang mengalami
banyak yang mengalami gejala sistemik nyeri gejala nyeri sendi, badan lemah, sakit kepala dan
otot yaitu sejumlah 167 responden (73.6%), mual hanya berlangsung 1-3 hari. Responden
dibandingkan usia responden >40 tahun yang hanya banyak berbaring untuk mengurangi gejala
mengalami nyeri otot yaitu sejumlah 106 tersebut dan lama-kelamaan menghilang rata-rata
responden (61.3%). pada hari ketiga setelah pemberian vaksin Pfizer.
Asusmi peneliti remaja penerima vaksin Hasil penelitian tersebut didukung penelitian
Pfizer banyak juga yang mengalami nyeri otot, Babamahmoodi et al., (2021) menunjukkan
tetapi kondisi ini jarang dirasakan oleh penerima bahwa gejala sistemik setelah pemberikan vaksin
vaksin Covid-19. Nyeri otot yang dirasakan Covid-19 untuk dosis pertama dari 2.194
hanya sekitar 1 hari atau lebih, tetapi nyeri akan responden, diperoleh 707 responden (32.2%)
segera menghilang sehingga remaja tidak perlu merasakan nyeri sendi, badan lemah dirasakan
mengonsumsi obat-obatan untuk mengurangi sebanyak 1.023 responden (46.6%), sakit kepala
nyeri otot tersebut. dialami sebanyak 835 responden (38.1%) dan
6. Gejala Sistemik Lainnya nausea atau mual terjadi pada 201 responden
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala (9.2%). Gejala ini tidak hanya terjadi setelah
sistemik pada dosis 1 mayoritas tidak mengalami pemberian vaksin Covid-19 dosis pertama,
nyeri sendi sebanyak 20 responden (71.4%) dan namun terjadi juga sesudah menerima vaksin
gejala sistemik pada dosis 2 diperoleh bahwa Covid-19 dosis kedua, dimana dari 1.042
mayoritas tidak mengalami nyeri sendi sebanyak responden ditemukan responden dengan nyeri
38 responden (95%). Hasil penelitian juga sendi sejumlah 275 responden (26.4%),
menunjukkan bahwa dosis ke-1 mayoritas responden yang mengalami kelemahan sebanyak
mengalami badan lemah sebanyak 19 responden 397 (38.1%), sakit kepala dialami sebanyak 321

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo 11


Jurnal Zaitun
Jurusan Keperawatan

responden (30.8%) dan 68 responden (6.5%) (32). Vaksin yang dapat menimbulkan alergi
mengeluh mual setelah vaksin Covid-19. parah hingga kejang tergolong jarang terjadi.
Asumsi peneliti gejala nyeri otot, badan Tetapi, untuk mencegah hal tersebut berulang
lemah, sakit kepala dan mual dapat juga pada pemberian vaksin selanjutnya perlu dicegah
ditemukan pada penerima vaksin Covid-19 pada dengan memberitahukan kepada petugas vaksin
dosis pertama dan kedua, tetapi banyak apabila mengalami gejala alergi tersebut (11).
responden yang tidak merasakan gejala ini. Gejala alergi tergolong alergi berat yang
Adapun responden yang merasakan gejala membahayakan dapat terjadi pada pemberian
tersebut berlangsung tidak lebih dari 3 hari dan vaksin jenis apapun, sehingga sebagai standar,
dapat sembuh dengan sendirinya. KIT anafilaksis tentu harus disiapkan setiap
7. Alergi memberikan vaksin. Seseorang yang pernah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada mengalami alergi berat harus mendapat
dosis 1 vaksin Pfizer mayoritas responden tidak pemantauan ketat di tempat yang dianggap
alergi sebanyak 27 responden (96.4%) dan pada mampu mengatasi dan penerima vaksin yang
dosis 2 keseluruhan responden tidak mengalami mengalami reaksi alergi berat ini tidak akan
alergi. Terdapat 1 responden yang mengalami diberikan suntikan kedua (33)
alergi setelah menerima vaksin Pfizer dosis Gejala KIPI selain gejala lokal dan sistemik
pertama, alergi yang dirasakan dikatakan cenderung tidak terjadi pada responden,
responden hanya berlangsung kurang lebih 1 jam penelitian Beatty et al., (2021) keseluruhan
berupa gatal-gatal disekitar area penyuntikan. responden tidak mengalami gejala alergi setelah
Oleh karena itu, responden ini tidak pemberian dosis ke-1 dan dosis ke-2 vaksin
membutuhkan penanganan lebih lanjut untuk pfizer, moderna dan johnson. Tetapi dalam
mengurangi reaksi alergi tersebut. penelitian Zewude et al., (2021) terdapat 24
Efek samping akibat vaksin pfizer biasanya responden (3,5%) menunjukkan respon alergi
adalah gejala lokal dan gejala sistemik. setelah menerima vaksinasi Covid-19 dan mudah
Kemungkinan kecil apabila jika vaksin pzifer kantuk sebanyak 28 responden (4,1%). Didukung
dapat menyebabkan alergi berat. Reaksi alergi penelitian Saeed et al., (2021) yang diperoleh
berat biasanya akan terjadi beberapa menit bahwa setelah pemberian dosis pertama vaksin
hingga satu jam setelah mendapatkan dosis Covid-19 terdapat 12 responden (1,1%)
vaksin pfizer. Biasanya petugas penyuntik menunjukkan respon alergi dan setelah
vaksin akan meminta penerima vaksin untuk pemberian dosis kedua seluruh responden tidak
menunggu sejenak agar dapat memantau apakah mengalami alergi.
akan muncul alergi berat pada penerima vaksin

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo 12


Jurnal Zaitun
Jurusan Keperawatan

Asusmi peneliti gejala KIPI lainnya pada sehari meningkat menjadi 5 kali sehari dan
remaja tidak sering terjadi setelah remaja banyak mengonsumi makanan-makanan ringan.
menerima vaksin Covid-19. Reaksi alergi dari Sedangkan, setelah menerima dosis ke-2
vaksin Covid-19 yang dialami termasuk dalam keseluruhan responden tidak mengalami gejala
kategori yang tidak berat sehingga masih ada lainnya seperti lapar setiap waktu atau banyak
penerima vaksin yang mengalami gejala alergi makan.
pada saat pemberian dosis pertama, tetapi setelah Asumsi peneliti gejala lainnya pada kedua
pemberian dosis kedua gejala alergi tersebut dosis pemberian vaksin Pfizer tidak
tidak ditemukan. Terdapat juga remaja yang menunjukkan gejala yang membahayakan seperti
merasa mudah mengantuk dan mudah lapar tidak pingsan, sementara gejala lainnya seperti lapar
biasanya setelah menerima vaksin Covid-19, hal yang dirasakan hampir setiap saat dialami oleh
ini yang belum ditemukan peneliti penyebab responden, terjadi peningkatan frekuensi makan
munculnya gejala tersebut. Oleh karena itu, remaja setelah melakukan vaksinasi Pfizer dosis
peneliti berpendapat bahwa vaksin Covid-19 pertama, namun pemberian dosis kedua seluruh
aman karena gejala setelah pemberian vaksin remaja tidak mengalami kondisi tersebut.
tidak membahayakan remaja sebagai penerima
vaksin Covid-19. KESIMPULAN DAN SARAN
8. Gejala Lainnya Gejala lokal KIPI Covid-19 mayoritas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjuukan gejala nyeri daerah suntikan, tidak
keseluruhan remaja yang menerima vaksin Pfizer ada kemerahan daerah suntikan dan bengkak
dosis pertama dan dosis kedua tidak mengalami daerah suntikan pada anak remaja di Wilayah
pingsan dengan jumlah responden sebanyak 28 Kerja Puskesmas Kota Timur. Gejala sistemik
responden (100%) untuk dosis ke-1 dan KIPI Covid-19 mayoritas remaja tidak mengalami
sebanyak 40 responden (100%) untuk dosis ke-2. demam, tidak nyeri otot, tidak nyeri sendi, badan
Hal ini dapat dikatakan bahwa gejala pingsan tidak lemah, tidak sakit kepala dan tidak mual
setelah pemberian vaksin Pfizer tidak ditemukan pada anak remaja di Wilayah Kerja Puskesmas
pada remaja. Kota Timur.Gejala KIPI Covid-19 lainnya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis mayoritas tidak mengalami alergi, seluruh
pertama setelah pemberian vaksin Pfizer responden tidak pingsan dan mayoritas tidak
mayoritas tidak ada gejala lain sebanyak 25 merasakan adanya gejal-gejala lain pada anak
responden (89.3%) dan 3 responden (10.7%) remaja di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Timur.
merasakan lapar setiap waktu atau banyak Penelitian diharapkan menjadi sumber informasi
makan. Responden yang biasanya makan 3 kali untuk pencatatan dan pelaporan karakteristik

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo 13


Jurnal Zaitun
Jurusan Keperawatan

kejadian ikutan paca vaksinasi Covid-19 pada https://sehatnegeriku.kemkes.go.ig/bac


remaja yang berusia 12-17 tahun di Wilayah a/rilis-media/20210701/0537998/
Puskesmas Kota Timur. Penelitian ini diharapkan vaksinasi-tahap-3-dimulai-sasar-
menjadi motivasi dan sumber informasi bagi
masyarakat-rentan-dan-anak-usia-12-
remaja yang belum dilakukan vaksinasi agar tidak
17-tahun/
memperoleh isu-isu negatif tentang vaksin terkait
5. IDAI. Pandangan IDAI Mengenai
efek samping yang ditimbulkan setelah pemberian
Vaksinasi SARSCoV2 Buatan Pfizer
vaksin sehingga dapat melakukan vaksinasi
Covid-19 dalam rangka pencegahan penularan
untuk Remaja [Internet]. Jakarta; 2021.

infeksi virus corona. Available from:


https://www.idai.or.id/tentang-idai/per
DAFTAR PUSTAKA nyataan-idai/pandangan-idai-
1. Rusman ADP, Umar F, Majid M. mengenai-vaksinasi-sars-cov2-buatan-
Covid-19 dan Psikososial Masyarakat pfizer-untuk-remaja
Di Masa Pandemi. Pekalongan: NEM; 6. Kemenkes RI. Vaksinasi Covid-19
2021. Nasional [Internet]. Kementerian
2. Chumaida ZV, Ariadi BS, Roro FSR. Kesehatan RI. 2021. Available from:
Penanganan Pelayanan Kesehatan Di https://vaksin.kemkes.go.id/#/vaccines
Masa Pandemi Covid-19. Surabaya: 7. Kemenkes RI. Vaksinasi Covid-19
CV. Jakad Media Publishing; 2021. Berdasarkan Provinsi dan
3. Worldmeter. Covid-19 Coronavirus Kabupaten/Kota Provinsi Gorontalo
Pandemic [Internet]. Worldmeter. dengan Kelompok Usia 12-17 Tahun
2021 [cited 2021 Nov 19]. Available [Internet]. Kementerian Kesehatan RI.
from: 2021 [cited 2021 Nov 15]. Available
https://www.worldometers.info/corona from:
virus/ https://vaksin.kemkes.go.id/#/detail_da
4. Rokom. Vaksinasi Tahap 3 Dimulai, ta
Sasar Masyarakat Rentan dan Anak 8. Kemenkes RI. Keputusan Menteri
Usia 12-17 Tahun [Internet]. Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Kementerian Kesehatan RI. 2021. HK.01.07/Menkes/4638/2021 Tentang
Available from: Petunjuk Teknik Pelaksanaan

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo 14


Jurnal Zaitun
Jurusan Keperawatan

Vaksinasi Dalam Rangka 2021;9(6):1–23.


Penanggulangan Pandemi Corona 14. Beatty AL, Peyser ND, Butcher XE,
Virus Disease 2019. Vol. 2019. Cocohoba JM, Lin F, Olgin JE, et al.
Jakarta: Kemenkes; 2021. Analysis of COVID-19 Vaccine Type
9. Novitasari S, Ferasinta, Fredrika L, and Adverse Effects Following
Andari FN, Agustina B, Yuliani H. Vaccination. JAMA Netw Open.
Indonesia Tangguh Melawan Covid- 2021;4(12):1–13.
19. Klaten: Lakeisha; 2021. 15. Riad A, Pokorná A, Attia S, Klugarová
10. Matulessy A, Hedriyani C, Suryawati J, Koščík M, Klugar M. Prevalence of
N, Alfathanah A, Rahmat A. Merawat covid-19 vaccine side effects among
Nilai-Nilai Kebangsaan dalam healthcare workers in the Czech
Kebhinekaan Di Tengah Pandemi Republic. J Clin Med. 2021;10(7):1–
Covid-19. Yogyakarta: Zahir 18.
Publishing; 2021. 16. Menni C, Klaser K, May A, Polidori L,
11. Yusuf S, Usman. Optimisme Capdevila J, Louca P, et al. Vaccine
Menghadapi Tantangan Pandemi side-effects and SARS-CoV-2
Covid-19. Pekalongan: PT Nasya infection after vaccination in users of
Expanding Management; 2021. the COVID Symptom Study app in the
12. Nardina EA, Astuti ED, Suryana, UK: a prospective observational study.
Hapsari W, Hasanah LN, Mariyana R, Lancet Infect Dis [Internet].
et al. Tumbuh Kembang Anak. Medan: 2021;21(7):939–49. Available from:
Yayasan Kita Menulis; 2021. http://dx.doi.org/10.1016/S1473-
13. Hatmal MM, Al-Hatamleh MAI, 3099(21)00224-3
Olaimat AN, Hatmal M, Alhaj-Qasem 17. Rani DM, Pranata L, Anggraini NL,
DM, Olaimat TM, et al. Side effects Siringoringo L. Anatomi Fisiologi
and perceptions following covid-19 Tubuh Manusia. Medan: Yayasan Kita
vaccination in jordan: A randomized, Menulis; 2021.
cross-sectional study implementing 18. Potter, Perry. Dasar-Dasar
machine learning for predicting Keperawatan Edisi 9 Bahasa
severity of side effects. Vaccines. Indonesia. Singapore: Elsevier Ltd;

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo 15


Jurnal Zaitun
Jurusan Keperawatan

2020. Zida-Compaore WIC, et al. Prevalence


19. Wirenviona R, Riris IDC, Susanti NF, of severe adverse events among health
Wahidah NJ, Kustantina AZ, Joewono professionals after receiving the first
HT. Kesehatan Reproduksi dan dose of the ChAdOx1 nCoV-19
Tumbuh Kembang Janin smpai Lansia coronavirus vaccine (Covishield) in
Pada Perempuan. Surabaya: Airlangga Togo, March 2021. Arch Public Heal.
University Press; 2021. 2021;79(1):1–9.
20. Omeish H, Najadat A, Al-Azzam S, 25. Lusia. Mengenal Demam dan
Tarabin N, Abu Hameed A, Al-Gallab Perawatannya Pada Anak. Surabaya:
N, et al. Reported COVID-19 vaccines Airlangga University Press; 2015.
side effects among Jordanian 26. Dafiyanti M, Fikri M, Shodiq MJ,
population: a cross sectional study. Pangestu A, Sofian A, Aulady AA.
Hum Vaccines Immunother [Internet]. Vaksinasi dan Stigma Masyarakat Di
2021;00(00):1–8. Available from: Masa Pandemi. Sukabumi: Farha
https://doi.org/10.1080/21645515.2021 Pustaka; 2021.
.1981086 27. Saeed BQ, Al-Shahrabi R, Alhaj SS,
21. Ali K, Berman G, Zhou H, Deng W, Alkokhardi ZM, Adrees AO. Side
Faughnan V, Coronado-Voges M, et effects and perceptions following
al. Evaluation of mRNA-1273 SARS- Sinopharm COVID-19 vaccination. Int
CoV-2 Vaccine in Adolescents. N Engl J Infect Dis [Internet]. 2021;111:219–
J Med. 2021;385(24):2241–51. 26. Available from:
22. Zainab. Monograf Mengatasi KIPI https://doi.org/10.1016/j.ijid.2021.08.0
Pada Bayi 0-11 Bulan dengan Bawang 13
Merah. Pekalongan: NEM; 2021. 28. Rudan I, Adeloye D, Katikireddi V,
23. Dewi KPDP, Megaputri PS. Asuhan Murray J, Simpson C, Shah SA, et al.
Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan The COVID-19 pandemic in children
Anak Prasekolah Series Imunisasi. and young people during 2020-2021:
Yogyakarta: Deepublish; 2021. A complex discussion on vaccination.
24. Konu YR, Gbeasor-Komlanvi FA, J Glob Health. 2021;11:1–19.
Yerima M, Sadio AJ, Tchankoni MK, 29. Zewude B, Habtegiorgis T, Hizkeal A,

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo 16


Jurnal Zaitun
Jurusan Keperawatan

Dela T, Siraw G. Perceptions and


Experiences of COVID-19 Vaccine
Side-Effects Among Healthcare
Workers in Southern Ethiopia: A
Cross-Sectional Study. Pragmatic Obs
Res. 2021;Volume 12:131–45.
30. Azimi M, Dehzad WM, Atiq MA,
Bahain B, Asady A. Adverse effects of
the COVID-19 vaccine reported by
lecturers and staff of kabul university
of medical sciences, Kabul,
Afghanistan. Infect Drug Resist.
2021;14:4077–83.
31. Babamahmoodi F, Saeedi M,
Alizadeh-Navaei R, Hedayatizadeh-
Omran A, Mousavi SA, Ovaise G, et
al. Side effects and Immunogenicity
following administration of the
Sputnik V COVID-19 vaccine in
health care workers in Iran. Sci Rep
[Internet]. 2021;11(1):1–8. Available
from: https://doi.org/10.1038/s41598-
021-00963-7
32. Rahayu RN, Sensusiyati. Vaksin covid
19 di indonesia : analisis berita hoax.
Intelektiva J Ekon Sos Hum Vaksin.
2021;2(07):39–49.
33. Aidah SN. Bacaan Wajib 72
Pertanyaan Seputar Covid.
Yogyakarta: KBM Indonesia; 2020.

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo 17

You might also like