You are on page 1of 8

TANGGUNG JAWAB PENGIRIMAN BARANG EKSPEDISI ATAS

KEHILANGAN DAN/ ATAU KERUSAKAN BARANG


BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38
TAHUN 2009 TENTANG POS
(Studi Kasus di Kantor Pos Solo)

Fida Amira
fidaamira17@gmail.com
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
M. Hudi Asrori S
Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

This research is aimed to study the appropriation of Logistic Courier Services Company’s responsibility
based on the postal legislation billnumber 38 on 2009. This reasearch is an empirical law and applied
with descriptive method. Data or legal material used is primary data obtained directly from PT. POS
Indonesia, Solo Bramch. Secondary data were obtained from the materials library, books, journals, as
well as the results of previous studies. The data collection technique is by interview and study documents
or library materials and analyzed using qualitative analysis with interactive models. Based on the studies
and discussions PT. POS Indonesia, specifically Solo branch related to the company’s responsibility
on lost and damaged items. The company has compensated for any damaged and missing contents
which compensation values are already decided by the company. However, PT. POS Indonesia will not
take any responsibilities for lost and missing items due to force majeure reasons. Legal remedy may be
taken by the claimers due to loss and damage items is non-lawsuit path (non-litigations); which means
the settlements done directly by PT. POS Indonesia and the customer. The court legal action (litigation)
is used when a conflict of claims or complains cannot be settled by both parties. Based on the research
done by the researcher at PT. POS Indonesia, Solo branch there has not been any lost and damaged
items cases of filed complaint by the customers using these kinds of legal actions.

Key words: Logistic, Courier Services, Compensation, Company responsibility, PT. POS Indonesia

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kesesuaian bentuk tanggung jawab pihak pengiriman barang
ekspedisi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos. Penulisan ini merupakan
penelitian hukum empiris yang bersifat deskriptif. Data atau bahan hukum yang digunakan adalah data
primer yang diperoleh langsung dari PT. Pos Indonesia Cabang Solo. Data sekunder diperoleh dari bahan-
bahan kepustakaan, buku, jurnal, maupun hasil penelitian terdahulu. Teknik pengumpulan data yang
dilakukan adalah dengan wawancara dan studi dokumen atau bahan pustaka dan dianalisis menggunakan
analisis kualitatif dengan interaktif model. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, bentuk tanggung
jawab atas kehilangan dan/atau kerusakan barang-barang tercatat milik pengguna layanan jasa, PT. Pos
Indonesia Cabang Solo telah memberikan ganti rugi apabila didapati barang kiriman hilang dan/ atau
rusak dimana besar ganti rugi telah diatur oleh PT. Pos Indonesia Cabang Solo dan tidak bertanggung
jawab atas kehilangan dan/atau kerusakan barang yang disebabkan oleh sebab kahar. Upaya hukum
yang dapat ditempuh pengguna jasa layanan PT. Pos Indonesia Cabang Solo atas kehilangan dan/
atau kerusakan barang-barang dengan jalur diluar pengadilan (non litigasi) yaitu penyelesaian secara
langsung pihak PT. Pos Indonesia dengan pihak pengguna layanan jasa. Juga dapat melalui upaya
hukum di dalam pengadilan (litigasi) ketika sengketa atau keluhan tidak bisa diselesaikan dengan cara
lain. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis di PT. Pos Indonesia Cabang Solo belum ada
kasus kehilangan dan/atau kerusakan barang milik pengguna layanan jasa PT. Pos Indonesia Cabang
Solo yang diselesaikan melalui proses di dalam pengadilan (litigasi).

Kata Kunci: Logistik, Jasa Kurir, Ganti Rugi, Tanggung Jawab Perusahaan, PT. POS Indonesia

Privat Law Vol. IV No 1 Januari-Juni 2016 Tanggung Jawab Pengiriman Barang ekspedisi ... 117
A. Pendahuluan layanan pos barang tidak terlepas dari hambatan
dan kendala yang mengakibatkan kerusakan atau
Industri pengangkutan dewasa ini berkembang
kehilangan pada barang milik konsumen tersebut.
sangat pesat, hal ini nampak dengan semakin
Hal ini terjadi dikarenakan adanya faktor manusia
banyak transaksi perdagangan yang tidak hanya
(human error) dan faktor alam (force majeure).
melibatkan satu kota saja tetapi sudah melibatkan
Masalah mengenai rusak dan /atau hilangnya
antar daerah/wilayah. Untuk mempelancarkan
barang kiriman sangat sering terjadi dan menjadi
transaksi perdagangan antar daerah/wilayah
sangat menarik karena banyaknya dijumpai kasus-
menuntut orang untuk menggunakan jasa
kasus tentang hilang dan /atau rusaknya barang
pengangkutan/ekpedisi. Pengangkutan adalah
kiriman tersebut.
kegiatan pemindahan orang dan/atau barang dari
suatu tempat ke tempat lain baik melalui angkutan Menurut berita yang dilansir dari seputarjabar.
darat, angkutan perairan, maupun angkutan udara com, Warga Kota Bandung dan sejumlah kota
dengan menggunakan alat angkutan (Hasim lainnya di Jawa barat, mengeluhkan pelayanan
Purba, 2005: 4). Terdapat hak dan kewajiban PT Pos Indonesia. Keluhan kali ini terkait dengan
dalam industri pengangkutan, yaitu antara pelayanan pengguna layanan posan barang dan
pengangkut dan pengirim barang. Hubungan ini surat yang terlambat, bahkan tak sampai ke tangan
terjadi karena adanya perbuatan, kejadian, atau penerima. Masyarakat merasa dirugikan dengan
keadaan dalam proses pengangkutan. Selama jeleknya pelayanan di PT Pos. Salah satu keluhan,
pelaksanaan pengangkutan, keselamatan barang mencuat dari seorang pejabat perbankan di Kota
yang diangkut pada dasarnya adalah tanggung Kembang. Ia mempertanyakan kinerja PT Pos
jawab dari perusahaan pengangkutan barang. Indonesia cabang Bandung khususnya, karena
Kewajiban utama pengangkut ialah untuk menjaga banyak kiriman dari mitra kerja di luar kota yang
keselamatan barang atau penumpang yang tidak sampai. Masalah serupa juga dialami Priyo,
diangkutnya hingga sampai ditempat tujuan yang warga Klari, Karawang Timur. Ia mempertanyakan
telah diperjanjikan dan juga pengangkut berhak masalah keterlambatan pengguna layanan posan
atas ongkos angkutan yang telah ia selenggarakan barang. Bahkan untuk validasi sampai tidaknya
Jadi disini penumpang atau pengirim barang juga paket tersebut, Ia mengeceknya langsung di
harus membayar ongkos angkutan tersebut sesuai layanan internet PT Pos Indonesia. Di sana tertulis
dengan kesepakatan dengan pengangkut. pengguna layanan posan barang sudah sampai
tujuan sejak 2 hari setelah paket dikirim. (http://
Pada dasarnya didalam pengangkutan,
www.seputarjabar.com/2013/06/masyarakat-
terdapat ekspeditur, ekspeditur ialah orang
keluhkan-pelayanan-pt-pos.html Diakses pada
yang berusaha untuk menyediakan/jasa usaha
Kamis 29 Oktober 2015 pukul 21.22 wib).
pengangkutan dan pengiriman barang (Soegijatna
Tjakranegara, 1995: 70). Dengan kata lain Dari segi hukum, khususnya Hukum Perdata
ekspeditur adalah perantara yang bersedia untuk dalam hukum perjanjian, masalah perlindungan
melayani penumpang maupun angkutan barang. hukum terhadap barang kiriman yang sangat erat
ekspeditur dalam menjalankan tugas dibebani kaitannya mempunyai hubungan hukum dengan
kewajiban dan tanggung jawab pengiriman pengirim dan penerima. Hubungan hukum tersebut
dengan rapi dan secepatnya atas barang-barang menimbulkan suatu hak dan kewajiban antara
dagangan dan barang yang telah diterimanya pengangkut dengan pengirim selaku orang yang
untuk itu, dengan mengindahkan segala sarana mengirimkan barang kepada penerima. Dengan
yang dapat diambilnya untuk menjamin pengiriman demikian antara pengangkut dengan pengirim
yang baik (Suwardi, 2011: 24). Perjanjian ekspedisi mendapat jaminan kepastian hukum tentang
adalah perjanjian timbal balik antara ekspeditur kedudukan hukum serta hak dan kewajibannya.
dengan pengirim, dimana ekspeditur mengikatkan Ketentuan dasar hukum mengenai Pos diatur
diri untuk mencarikan pengangkut yang baik bagi dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
si pengirim, sedangkan si pengirim mengikatkan 38 Tahun 2009 Tentang Pos. Dalam Undang-
diri untuk membayar provisi kepada ekspeditur. Undang ini penyelenggara pos wajib menjaga
Pengirim pos pada pengangkutan barang kerahasiaan, keamanan, dan keselamatan
biasanya mengirimkan barang yang isinya kerugian. Selain itu mengenai kelalaian yang dapat
beragam, ada yang banyak dan sedikit maupun berupa keterlambatan, kerusakan dan kehilangan.
barang mudah pecah dan barang yang tidak Hal ini juga telah diuraikan dalam pasal 31
mudah pecah. Pengangkutan dalam arti luas erat Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 Tentang
hubungannya dengan tanggung jawab pengangkut Pos. Dalam pasal tersebut tidak dijelaskan ganti
apabila terjadi peristiwa yang menimbulkan rugi apakah yang akan diberikan oleh kantor pos
kerugian. Dalam melakukan pengiriman, pengguna apabila barang kiriman tersebut hilang dan/ atau

118 Privat Law Vol. IV No 1 Januari-Juni 2016 Tanggung Jawab Pengiriman Barang ekspedisi ...
rusak tetapi hanya dijelaskan apabila barang
tersebut hilang dan/ atau rusak akan diselesaikan Kantor Pos Pengirim
dengan cara kesepakatan bersama.
Kejadian kehilangan kerusakan barang pada
jasa pengangkutan khususnya yang terjadi pada Kantor Pos Transit
PT. Pos Indonesia seperti yang disebutkan berita
di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
pada PT. Pos Indonesia Cabang Solo karena
PT. Pos Indonesia Cabang Solo merupakan Kantor Pos Tujuan
badan milik Negara yang sudah jelas aturan- Bagan Alur Pengguna layanan posan Barang
aturan mengenai hak dan kewajiban dari jasa PT. Pos Indonesia Sumber: PT. Pos
pengangkutan maupun pengguna layanan pos. Indonesia Cabang Solo
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan penulis
hendak mengkaji dan menelaah lebih lanjut
tentang bentuk tanggung jawab PT. Pos Indonesia Berdasarkan hasil wawancara dengan
Cabang Solo atas kehilangan dan/atau kerusakan Ibu Dyah esthi Pawoeri selaku Manajer
barang serta mengetahui upaya hukum yang dapat Pelayanan Jasa Suratpos Dan Layanan
ditempuh atas kehilangan dan/atau kerusakan Prioritas, bahwa dengan alur tersebut dapat
barang-barang milik pengguna layanan posan terlihat posisi pengiriman barang tersebut
yang dilakukan oleh PT. Pos Indonesia Cabang telah sampai dimana yang memudahkan
Solo. apabila barang kiriman didapati hilang dan/
atau rusak. Umumnya, apabila paket didapati
hilang dan/ atau rusak Kantor Pos Tujuan ada
B. Metode Penelitian keterangan selisih atau hilang yang kemudian
Penulisan hukum ini menggunakan jenis dibuat berita acara yang dengan berita acara
penelitian hukum yang bersifat deskriptif untuk tersebut sebagai suatu dokumen untuk
memberikan data seteliti mungkin dengan memproses pelaporan selanjutnya.
pendekatan kualitatif berdasarkan data-data Alur tersebut nantinya dijadikan suatu
responden. Lokasi penelitian di PT. Pos Indonesia penentu untuk mengetahui dimana lokasi
Cabang Solo. Dari hasil penelitian jenis data yang kerusakan dan/ atau kehilangan barang
diperoleh yaitu data primer dan data sekunder kiriman apakah ada pada pihak Kantor Pos
berupa dokumen yang bersifat pribadi dan publik, Pengirim, Kantor Pos Transit, atau Kantor
dalam menganalisis data digunakan teknik analisis Pos Tujuan untuk menyesuaikan ganti rugi.
interaktif yang teridir dari reduksi data, sajian data, Apabila kesalahan terjadi pada Kantor Pos
dan kemudian terakhir penarikan simpulan, dan Pengirim ganti rugi akan dibebankan pada
verifikasi (HB. Sutopo, 2002: 37). Kantor Pos Pengirim. Apabila kesalahan
terjadi pada Kantor Pos Transit ganti rugi
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan akan dibebankan pada Kantor Pos Transit.
Apabila kesalahan terjadi pada Kantor Pos
1. Bentuk Ta nggung J a wa b PT. Pos Tujuan ganti rugi akan dibebankan pada
Indonesia Atas Kehilangan Dan/Atau Kantor Pos Tujuan.
Kerusakan Barang Apabila terjadi kehilangan dan/ atau
Pertanggungjawaban berarti kewajiban kerusakan barang milik pengguna layanan
memberikan jawaban yang merupakan pos atau penerima disebabkan oleh Pegawai
perhitungan atas semua hal yang terjadi dan Pos maka yang akan mengganti kerugian
kewajiban untuk memberikan pemulihan tersebut ialah Pegawai Pos itu sendiri antara
atas kerugian yang mungkin ditimbulkannya lain sebagai berikut :
(Soegeng Istanto, 1994:77). Apabila dikaitkan 1. Para pegawai Pos di Bagian Loket
dengan pengangkutan adalah tanggung (Petugas Loket, Pembantu Manajer,
jawab pengangkut kesediaan membayar ganti Manajer Pelayanan Loket) dikenakan
kerugian kepada penumpang atau pengirim kewajiban untuk membayar ganti rugi
atau penerima atau pihak ketiga yang timbul kepada pelanggan baik sendiri maupun
akibat penyelenggaraan pengangkutan secara bersama-sama apabila Surat
menurut undang-undang atau perjanjian dan/ atau Paket rusak karena para
pengangkutan (Abdulkadir Muhammad, pegawai tersebut tidak memperhatikan
2013: 37). kewajiban persyaratan pembungkusan

Privat Law Vol. IV No 1 Januari-Juni 2016 Tanggung Jawab Pengiriman Barang ekspedisi ... 119
Surat dan/ atau Paket, tidak hati – kepada pelanggan baik sendiri maupun
hatian dalam memindahkan Surat secara bersama-sama apabila Surat dan/
dan/ atau Paket dari suatu tempat ke atau Paket rusak karena para pegawai
tempat lainnya dengan dilemparkan, tersebut menyortir kasar dan halus Surat
terjatuh atau terbanting, Surat dan/ dan/ atau Paket dengan cara dibanting/
atau paket ditempatkan ditempat yang diseret/ dilempar, memasukkan ke
tidak aman, membubuhkan teraan cap dalam Tas Pengantar dengan dibanting/
tanggal tidak hati-hati, dan yang terakhir dijatuhkan, menyerahkan kepada
penyusunan surat dan/ atau paket ke penerima dengan cara dilemparkan,
dalam keranjang kurang memperhatikan berita terima ditandatangani sendiri oleh
kekuatan pembungkus Surat dan/ atau pengantar.
Paket yang paling bawah.
2. Para pegawai pos di Bagian Proses Berdasarkan Undang-Undang Nomor 38
(Petugas sortir, mandor sortir, Manajer Tahun 2009 tentang Pos yakni terdapat dalam
Proses, Pembuat Adpis, Penutup Pasal 27 ayat 2, Pengguna layanan pos
Kantong Pos, Manajer Distribusi) berhak atas jaminan kerahasiaan, keamanan,
dikenakan kewajiban untuk membayar dan keselamatan kiriman serta dalam
ganti rugi kepada pelanggan baik Pasal 28 Pengguna layanan pos berhak
sendiri maupun secara bersama-sama mendapatkan ganti rugi apabila terjadi:
apabila Surat dan/ atau Paket rusak a. kehilangan kiriman;
karena para pegawai tersebut menyortir b. kerusakan isi paket;
Surat dan/ atau Paket dengan cara c. keterlambatan kiriman; atau
dilemparkan ke rak sortir yang mana d. ketidaksesuaian antara barang yang
tidak hati-hati dalam melakukakan dikirim dan yang diterima
kerjaan sortir, memasukan Surat dan/
atau Paket ke dalam kantong pos dengan Pada Pasal 31 ayat 1 sampai dengan
cara dilempar/ dibanting/ dijatuhkan, ayat 6 juga telah dijelaskan bahwa:
Menerapkan cap tanggal sedemikian (1) Penyelenggara Pos wajib memberikan
rupa sehingga mengakibatkan kerusakan ganti rugi atas kerugian yang dialami oleh
Surat dan/ atau Paket, menaikkan dan pengguna layanan pos akibat kelalaian
menurunkan kantong pos ke dan dari dan/atau kesalahan Penyelenggara Pos.
pihak pengangkut degan cara dilempar/ (2) Tuntutan ganti rugi sebagaimana
dibanting, tidak membuat berita acara dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku
kerusakan P6a pada saat menerima jika kehilangan atau kerusakan terjadi
kantong pos yang rusak, beratnya karena bencana alam, keadaan darurat,
kurang, atau ketidakberesan ainnya dari atau hal lain di luar kemampuan manusia.
pengangkut. (3) Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada
3. Para pegawai pos yang bertugas di ayat (1) diberikan oleh Penyelenggara
Bagian Distribusi (Sopir, pembantu Pos sesuai kesepakatan antara pengguna
sopir, petuas bongkar muat kantong pos, layanan pos dan Penyelenggara Pos.
pengawal pos) dikenakan kewajiban (4) Ganti rugi sebagaimana dimaksud
untuk membayar ganti rugi kepada pada ayat (1) tidak ditanggung oleh
pelanggan baik sendiri maupun secara Penyelenggara Pos apabila:
bersama-sama apabila Surat dan/ atau a. kerusakan terjadi karena sifat atau
Paket rusak karena para pegawai tersebut keadaan barang yang dikirim; atau
bongkar muat kantong pos dengan cara b. kerusakan terjadi karena kesalahan
dilempar atau di banting/ dijatuhkan, atau kelalaian pengguna layanan
menata kantong pos tidak hati-hati pos.
(menyeret/ menumpuk/ melempar) yang
(5) Tenggang waktu dan persyaratan yang
menyebabkan kerusakan isi kantong pos
harus dipenuhi untuk memperoleh ganti
pada saat pengangkutan.
rugi sebagaimana dimaksud pada ayat
4. Para pegawai pos yang bertugas di (1) ditetapkan berdasarkan kesepakatan
Bagian Antaran (Pengantar Pos, mandor antara Penyelenggara Pos dan pengguna
sortir kasar, mandor sortir halus, pembuat layanan pos.
daftar penyerahan N-21) dikenakan
(6) Barang yang hilang dan ditemukan
kewajiban untuk membayar ganti rugi
kembali diselesaikan berdasarkan

120 Privat Law Vol. IV No 1 Januari-Juni 2016 Tanggung Jawab Pengiriman Barang ekspedisi ...
kesepakatan antara Penyelenggara Pos Analisis penulis ini dibuktikan dengan
dan pengguna layanan pos. sistem penghitungan ganti rugi yang dilakukan
oleh PT. Pos Indonesia Cabang Solo, sebagai
Menurut ketentuan Undang-Undang
berikut :
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Pengangkutan Jalan yang terdapat dalam a. Apabila Bea pengiriman paket pos
Pasal 193 yang berbunyi: biasa dengan tujuan SLO-BDO dengan
Standar Perusahaan, berat 3 Kg, ongkos
(1) P e r u s a h a a n A n g k u t a n U m u m
kirim Rp.31.800,- Harga atau nilai paket
bertanggung jawab atas kerugian yang
pos Rp. 250.000,- Perhitungan ganti
diderita oleh pengirim barang karena
rugi = 10 x R. 31.800,- =Rp.318.000,-
barang musnah, hilang, atau rusak akibat
Karena nilai isi hanya 250.000,- , maka
penyelenggaraan angkutan, kecuali
yang dapat dibayar hanya sebesar Rp.
terbukti bahwa musnah, hilang, atau
250.000,- bukan sebesar Rp. 318.000,-
rusaknya barang disebabkan oleh suatu
Apabila membayar Bea Jaminan Ganti
kejadian yang tidak dapat dicegah atau
rugi, maka 100% x Nilai Jaminan Ganti
dihindari atau kesalahan pengirim.
Rugi ditambah 10 x biaya pengiriman
(2) Kerugian sebagaimana dimaksud pada
b. Apabila barang rusak sebagian, maka
ayat (1) dihitung berdasarkan kerugian
Standar Perusahaan diberikan sebesar
yang nyata-nyata dialami.
5x biaya pengiriman, misal Bea Rp.
(3) Tanggung jawab sebagaimana dimaksud 114.00,- maka bea ganti ruginya adalah
pada ayat (1) dimulai sejak barang 5 x Rp. 114.000 = Rp. 570.000,-
diangkut sampai barang diserahkan di
c. Apabila barang rusak sebagian telah
tempat tujuan yang disepakati.
membayar Bea Jaminan Ganti Rugi
(4) Perusahaan Angkutan Umum tidak maka ganti rugi sebesar maksimal 50%
bertanggung jawab jika kerugian x Nilai Jaminan Ganti Rugi ditambah 5 x
disebabkan oleh pencantuman Ongkos Kirim, jadi Jaminan Ganti Rugi
keterangan yang tidak sesuai dengan sebesar Rp. 2.000.000,- maka besar
surat muatan angkutan barang. uang ganti rugi harga pertanggungannya
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai besaran maksimum yang didapat adalah sebesar
ganti kerugian diatur dengan peraturan Rp. 2.000.000,- x 50 % = Rp. 1.000.000,-
pemerintah. ditambah Rp. 570.000,- atau sebesar
1.570.000,-
Penulis menganalisis bahwa bentuk
tanggung jawab terhadap pemilik barang atau
Dalam Ilmu hukum, khususnya pada
pengirim dimulai sejak barang diterima untuk
hukum pengangkutan dikenal 3 (tiga) prinsip
diangkut sampai barang tersebut tiba di lokasi
atau teori mengenai tanggung jawab (Martono
tujuan. Berdasarkan wawancara dan analisis
dan Amad Sudiro, 2010: 217) yaitu:
data kehilangan dan/ atau kerusakan barang
milik pengguna layanan PT. Pos Indonesia a. Prinsip tanggung jawab berdasarkan
Cabang Solo diketahui telah melaksanakan atas adanya unsur kesalahan (fault
kewajibannya dalam pemberian ganti rugi liability, liability based on fault principle),
terhadap kehilangan dan/ atau kerusakan menurut prinsip ini dinyatakan bahwa
barang milik pengguna layanan jasa PT. Pos setiap pengangkut harus bertanggung
Indonesia Cabang Solo. Pemberian ganti jawab atas kesalahannya dalam
rugi kepada pengguna jasa yang mengalami penyelenggaraan pengangkutan dan
kehilangan dan/ atau kerusakan barang masih membayar ganti rugi atas segala kerugian
memiliki kekurangan. Kekurangan tersebut yang timbul akibat kesalahannya itu.
adalah pemberian ganti yang menurut penulis b. Prinsip tanggung jawab atas dasar
kurang menguntungkan pengguna layanan praduga bersalah (presumption of
jasa, dimana pemberian ganti rugi tidak liability), menurut prinsip ini dinyatakan
sesuai dengan jumlah atau nilai barang yang bahwa setiap pengangkut dianggap
hilang dan/ atau rusak karena telah ditentukan selalu bertanggung jawab atas setiap
perhitungan penggantian ganti kerugiannya kerugian yang timbul dari pengangkutan
dalam Keputusan Direksi PT. Pos Indonesia yang diselenggarakannya.
(PeRSeRO) Nomor: KD.65/ DIRUT/ 0812 c. Prinsip tanggung jawab tanpa bersalah
Tentang Jaminan Ganti Rugi Surat dan Paket (liability without fault) atau tanggung
Dalam Negeri. jawab mutlak (absolute liability),

Privat Law Vol. IV No 1 Januari-Juni 2016 Tanggung Jawab Pengiriman Barang ekspedisi ... 121
menurut prinsip tanggung jawab ini Indonesia. Penyelesaian perkara diluar
perusahaan bertanggung jawab mutlak pengadilan ini diakui di dalam peraturan
terhadap kerugian yang timbul dalam perundangan di Indonesia. Pertama,
pengangkutan yang diselenggarakan dalam penjelasan Pasal 3 Undang-
tanpa keharusan pembuktian ada Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang
tidaknya kesalahan pengangkut. Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman
disebutkan yang berbunyi “Penyelesaian
Prinsip tanggung jawab atas kehilangan perkara di luar pengadilan, atas dasar
dan/atau kerusakan barang-barang-barang perdamaian atau melalui wasit (arbitase)
dalam pengiriman yang dilakukan oleh PT. Pos tetap diperbolehkan" . Kedua, dalam
Indonesia Cabang Solo yaitu menggunakan Undang-Undang Nomor 30 Tahun
prinsip tanggung jawab atas dasar praduga 1999 tentang Arbitase dan Alternatif
bersalah (presumption of liability), menurut Penyelesaian Sengketa Pasal 1 angka 10
prinsip ini perusahan pengangkutan barang yang berbunyi "Alternatif Penyelesaian
dalam hal ini PT. Pos Indonesia Cabang Solo Perkara (Alternatif Dispute Resolution)
dianggap bersalah, sehingga perusahaan adalah lembaga penyelesaian sengketa
pengangkutan barang demi hukum harus atau beda pendapat melalui prosedur
membayar ganti kerugian yang diderita oleh yang disepakati para pihak, yakni
pengirim barang tanpa dibuktikan kesalahan penyelesaian di luar pengadilan dengan
terlebih dahulu, kecuali PT. Pos Indonesia cara konsultasi, negoisasi, mediasi, atau
Cabang Solo membuktikan tidak bersalah. penilaian para ahli."
Pengirim barang tidak perlu membuktikan Terkait dengan pemberian ganti
kesalahan perusahaan pengangkutan barang, kerugian yang diberikan oleh PT. Pos
cukup memberi tahu adanya kerugian yang Indonesia kepada pengguna jasa
terjadi pada saat penerimaan barang. yang mengalami kehilangan dan/
atau kerusakan tanpa harus melalui
pengadilan (non litigasi), maka proses
2. Upaya Hukum Yang Dapat Ditempuh pemberian ganti rugi sesuai dengan
Atas Kehilangan Dan/Atau Kerusakan Keputusan Direksi PT. Pos Indonesia
Barang-Barang Dalam Pengiriman Yang (PeRSeRO) Nomor: KD.65/ DIRUT/
Dilakukan Oleh PT. Pos Indonesia Cabang 0812 Tentang Jaminan Ganti Rugi Surat
Solo dan Paket Dalam Negeri adalah sebagai
Pengguna jasa PT. Pos Indonesia yang berikut:
merasa dirugikan atas kehilangan dan/atau 1) Pengguna layanan pos, penerima
kerusakan barang-barang miliknya yang atau kuasanya yang sah, yang
sedang dikirimkan dan belum sampai ke melakukan pengaduan wajib
tempat tujuan dapat mengajukan gugatan mengisi formulir pengaduan sperti
atau klaim kepada pihak PT. Pos Indonesia, contoh;
pengguna jasa yang mengalami kerugian 2) Formulir pengaduan tersebut harus
berhak untuk memilih model penyelesaian diisi lengkap dan disertai fotocopy
sengketanya, tidak menutup kemungkinan identitas diri (KTP/SIM/Paspor)
untuk diselesaikan secara damai yaitu pengadu;
penyelesaian secara langsung antara pihak 3) J i k a p e n g g u n a l a y a n a n p o s
PT. Pos Indonesia dengan pihak pengguna atau kuasanya yang sah akan
jasa. Upaya hukum yang dapat ditempuh mengajukan tuntutan ganti rugi,
yaitu: maka wajib untuk mengisi dengan
a. Non litigasi lengkap formulir tuntutan ganti rugi
Adalah proses penyelesaian dengan perarturan pengajuan di
sengketa di luar pengadilan yang Kantor pos Kirim dibuat rangkap 3,
diselenggarakan untuk mencapai dan pengajuan di Kantorpos Tujuan
kesepakatan mengenai bentuk dan dibuat rangkap 4;
besarnya ganti rugi dan/atau mengenai 4) Formulir pengajuan tuntutan ganti
tindakan tertentu untuk menjamin rugi harus dilampiri Resi, Fotocopy
tidak akan terjadi kembali atau tidak KTP pengguna layanan pos, Faktur
akan terulang kembali kerugian yang pembelian/kuitansi pembayaran
diderita oleh pengguna jasa PT. Pos perbaikan dari bengkel/toko

122 Privat Law Vol. IV No 1 Januari-Juni 2016 Tanggung Jawab Pengiriman Barang ekspedisi ...
reparasi, Pertimbangan Kepala D. Simpulan
Kantorpos Kirim/Tujuan;
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah
5) Setiap Kantor Pos tempat pengaduan dilakukan, penulis dapat menyimpulkan sebagai
diterima, wajib melakukan berikut:
pengusutan tentang nasib kiriman
1. Bentuk tanggung jawab PT. Pos Indonesia
yang dipersoalkan
Cabang Solo atas kehilangan dan/atau
b. Litigasi kerusakan barang menurut penulis telah
Adalah proses penyelesaian sesuai dengan Undang-Undang Nomor 38
sengketa di pengadilan atau Tahun 2009 Tentang Pos yang terdapat
pengaduan dan penyelesaian tuntutan dalam Pasal 28, dan pasal 31. PT. Pos
atau penggantian atas kerusakan Indonesia Cabang Solo telah melakukan
ke pengadilan. Proses pengadilan tanggung jawabnya dengan memberikan
juga dikenal sebagai tuntutan hukum ganti rugi terhadap kehilangan dan/ atau
dan istilah biasanya mengacu pada kerusakan barang milik pengguna jasa
persidangan pengadilan sipil. Sengketa yang cara menentukan besar ganti ruginya
yang terjadi dan diperiksa melalui jalur telah ditentukan dan diatur dalam peraturan
litigasi akan diperiksa dan diputus oleh perusahaan.
hakim. Melalui sistem ini tidak mungkin 2. Upaya hukum yang dapat ditempuh pengguna
akan dicapai solusi yang memperhatikan jasa PT. Pos Indonesia atas kehilangan
kedua belah pihak (win-win solution) dan/atau kerusakan barang yaitu dapat
karena hakim harus menjatuhkan mengajukan gugatan atau klaim kepada
putusan dimana salah satu pihak akan pihak PT. Pos Indonesia melalui upaya
menjadi pihak yang menang dan pihak hukum diluar pengadilan (non litigasi) yaitu
lain menjadi pihak yang kalah. penyelesaian secara langsung tanpa melalui
Penyelesaian kasus melalui jalur pengadilan dan juga dapat melalui upaya
pengadilan belum pernah terjadi di PT. hukum di dalam pengadilan (litigasi). Upaya
Pos Indonesia Cabang Solo karena hukum melalui jalur pengadilan sampai
biasanya perkara kehilangan dan/ saat ini belum pernah terjadi pada PT. Pos
atau kerusakan barang milik pengguna Indonesia Cabang Solo.
layanan pos sudah dapat diselesaikan
melalui jalur non litigasi. Berdasarkan
penelitian dengan narasumber Ibu E. Saran
Tyas selaku Customor Service PT. Pos 1. Dibenahinya Sumber Daya Manusia yang
Indonesia Cabang Solo belum ada mumpuni, peningkatan kerja layanan POS
kasus kehilangan dan/atau kerusakan
Indonesia yang sudah terkenal sering lambat,
barang milik pengguna layanan pos
rusak nya barang kiriman atau bahkan sampai
yang diselesaikan melalui proses di
hilang sebagian atau sepenuhnya sebelum
pengadilan (litigasi). Kasus kehilangan
sampai ditujuan. yang berimplikasi pada
dan kerusakan barang milik pengguna
layanan pos biasanya sudah langsung penempatan kesetaraan kedudukan kedua
selesai dengan jalur non litigasi dengan pihak.
pemberian ganti rugi sesuai nilai barang 2. PT. Pos Indonesia Cabang Solo seharusnya
pengguna layanan pos yang hilang lebih memberikan informasi yang jelas dan
dan/ atau rusak. PT. Pos Indonesia memberikan kemudahan terhadap pengguna
Cabang Solo juga tidak menutup layanan jasa pos tentang tata cara dan juga
kemungkinan apabila ada kasus yang alur pengguna layanan pos ataupun alur
harus diselesaikan melalui pengadilan permohonan pertanggungjawaban atas
apabila tidak ada kesepakatan antara kehilangan dan/ atau kerusakan barang
pihak pengguna layanan pos yang yang dialami oleh pengguna layanan pos
merasa dirugikan atas kehilangn dan/ disini sebagai pengguna jasa dari PT. Pos
atau kerusakan barang tersebut. Indonesia Cabang Solo.

Privat Law Vol. IV No 1 Januari-Juni 2016 Tanggung Jawab Pengiriman Barang ekspedisi ... 123
DAFTAR PUSTAKA

Abdulkadir Muhammad. 2013. Hukum Pengangkutan Niaga. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Hasim Purba. 2005. Hukum pengangkutan di laut: perspektif teori dan praktek Hukum pengangkutan
di laut: perspektif teori dan praktek Hukum pengangkutan di laut: perspektif teori dan praktek.
Medan: Pustaka Bangsa Press.
H.B. Sutopo. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.
Martono, K, Amad Sudiro. 2010. Hukum Angkutan Udara Berdasarkan UU RI No. 1 Tahun 2009. Jakarta:
Rajawali Pers.
Soegijatna Tjakranegara. 1995. Hukum Pengangkutan Barang dan Penumpang. Jakarta: Rineka Cipta.
Suwardi. 2011. “Tanggung Jawab Pengangkut Akibat Keterlambatan Pengguna layanan posan Barang”.
Jurnal Fakultas Hukum. Vol. XX Nomor 20. Surabaya: Fakultas Hukum Universitas Narotama.
Wahyuni Adriyani Simbolon. 2013. “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna layanan pos Pada
Pengguna layanan posan Barang Ke Luar Negeri”. Jurnal Ilmiah. Malang: Fakultas Hukum
Universitas Brawijaya.

124 Privat Law Vol. IV No 1 Januari-Juni 2016 Tanggung Jawab Pengiriman Barang ekspedisi ...

You might also like