You are on page 1of 14

1374

PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, UKURAN


PERUSAHAAN, OPINION SHOPPING, KUALITAS AUDIT,
AUDIT CLIENT TENURE, DEBT DEFAULT DAN AUDIT
LAG TERHADAP
PENERIMAANOPINI AUDIT GOING
CONCERN
(Studi Empiris Pada PerusahaanManufaktur Yang
Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014)

Oleh:
Riza Safitri
Pembimbing : Desmiyawati dan Meilda Wiguna

Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia


Email : Rizasafitri70@gmail.com

The Effect Of Financial Condition, Firm Size, Opinion Shopping, Audit


Quality, Audit Client Tenure,Debt Default And Audit Lag To The Acceptance
Of Going Concern Audit Opinion.
(The Empirical Study On Manufacturing Company On The Stock Exchange On
Period 2010-2014)

ABSTRACT

The financial statements are an important part of this due to become the
main information required by potential investors. Nowdays, auditor’s
responsibility to disclose the information about the entity was not only things
revealed in the financial statement, but also must be disclose information such us
the excistence and contuinity of an entity. Auditor was expected to not only
examine the financial statement, but also can predict and appraise entity’s ablity
to continues his existence.This research’s goal was to examine the effect of
financial condition, firm size, opinion shopping, audit quality, audit client
tenure,debt default and audit lag to the acceptance of going concern audit
opinion. The samples of this research were manufacturing companies that listed
in Indonesia Stock Exchange on period 2010-2014.Population of this research
was 131 companies. Samples of this research were 12 companies selected by
purposive sampling method, with 5 years observationperiod. The data was
analiyzed by logistic regression method.The result showed that opinion shopping
issignificantly affect the going concern audit opinion. Whereas, of financial
condition, firm sizeaudit quality, audit client tenure,debt default and audit lag
have no affect with the going concern audit opinion.

Keyword: going concern,opinion shopping, audit quality, debt default, audit lag.

PENDAHULUAN oleh auditor karena terdapat


Opini Audit Going Concern
adalah Opini Audit yang dikeluarkan
JOM Fekon Vol.4 No.1 (Februari) 2017 1
kesangsian besar mengenai kelangsungan hidupnya (SPAP,
kemampuan dalam mempertahankan 2011).
Keberadaan entitas bisnis telah concern?4) Apakah kualitas audit
banyak diwarnai oleh kasus hukum berpengaruh terhadap penerimaan
yang melibatkan manipulasi opini audit going concern? 5) Apakah
akuntansi. Bangkrutnya Perusahaan audit client tenure berpengaruh
Energi Enron yang merupakan salah terhadap penerimaan opini audit
satu contoh terjadinya kegagalan going concern? 6) Apakah debt
auditor untuk menilai kemampuan default berpengaruh terhadap
perusahaan dalam mempertahankan penerimaan opini audit going
kelangsungan usahanya (Adriani concern?7) Apakah audit lag
dkk,2012). berpengaruh terhadap penerimaan
Di Indonesia kasus terkait dengan opini audit going concern?
going concernyang terjadi belakangan Tujuan penelitian ini adalah 1)
ini adalah padamaskapai indonesia Menguji dan memperoleh bukti
yaitu Batavia air, Batavia Air yang empiris tentang pengaruh kondisi
tidak bisa membayar hutang sebesar keuangan perusahaan terhadap
$4,68 juta yang jatuh tempo pada 13 penerimaan opini audit going concern
desember 2012, karena Batavia Air pada perusahaan manufaktur. 2)
tidak melakukan pembayaran, pihak Menguji dan memperoleh bukti
kreditor mengajukan pailit kepada empiris tentang pengaruh ukuran
Batavia Air.Dimana saat sebelum perusahaan terhadap penerimaan
Batavia Air mengalami opini audit going concern pada
kebangkrutan,laporan keuangannya perusahaan manufaktur. 3) Menguji
menunjukan kemampuan membayar dan memperoleh bukti empiris
kewajiban jangka pendek serta jangka tentang pengaruh opinion shopping
panjang, dan arus kas dalam kondisi terhadap penerimaan opini audit
baik. Laporan keuangan pun going concern pada perusahaan
mendapatkan opini audit yang wajar manufaktur. 4) Menguji dan
tanpa pengecualian dan tidak memperoleh bukti empiris tentang
menerima kualifikasi going concern pengaruh kualitas audit terhadap
pada tahun 2011. Namun ternyata penerimaan opini audit going concern
Batavia Air justru tidak dapat pada perusahaan manufaktur. 5)
mempertahankan kelangsungan Menguji dan memperoleh bukti
usahanya sehingga mengalami empiris tentang pengaruh audit client
kebangrutan. Kenyataan ini tenure terhadap penerimaan opini
menimbulkan pertanyaan mengapa audit going concern pada perusahaan
perusahaan yang mendapat opini manufaktur. 6) Menguji dan
wajar tanpa pengecualian tiba-tiba memperoleh bukti empiris tentang
berhenti beroperasi (Fauziah, 2014). pengaruh debt default terhadap
Adapun rumusan masalah dalam penerimaan opini audit going
penelitian ini adalah 1) Apakah concern pada perusahaan
kondisi keuangan perusahaan manufaktur. 7) Menguji dan
berpengaruh terhadap penerimaan memperoleh bukti empiris tentang
opini audit going concern?2) Apakah pengaruh audit lag terhadap
ukuran perusahaan berpengaruh penerimaan opini audit going concern
terhadap penerimaan opini audit pada perusahaan manufaktur.
going concern?3) Apakah opinion
shopping berpengaruh terhadap TELAAH PUSTAKA / TINJAUAN
penerimaan opini audit going TEORI
Opini Audit Going Concern oleh auditor karena terdapat kesangsian
Opini Audit Going Concern besar mengenai kemampuan entitas
adalah Opini Audit yang dikeluarkan dalam

JOM Fekon Vol.4 No.1 (Februari) 2017 2


mempertahankan kelangsungan pada perusahaan yang sama
hidupnya (SPAP, 2011). (Muttaqin dan Sudarno, 2011).
Kondisi Keuangan Perusahaan Debt Default
Menurut Hongaluan Debt default di definisikan
(2014) Kondisi keuangan sebagai kegagalan debitor
perusahaan merupakan suatu (perusahaan) untuk membayar hutang
tampilan atau keadaan secara utuh pokok dan/atau bunganya pada waktu
atas keuangan perusahaan selama jatuh tempo (chen dan church, 1992)
periode waktu tertentu. dalam (Tamba, 2009).
Ukuran Perusahaan Audit Lag
Ukuran perusahaan adalah Menurut Januarti dan
suatu skala dimana perusahaan dapat Fitrianasari (2008:47), Audit lag
diklasifikasikan menjadi perusahaan didefinisikan sebagai jumlah tanggal
yang besar atau kecil, dengan kalender antara tanggal berakhirnya
berbagai cara, antara lain: total aset, laporan keuangan tahunan (31
penjualan dan kapitalisasi pasar Desember) dengan tanggal selesainya
(Sudarmadji dan Sularto, 2007). pekerjaan lapangan.
Opinion Shopping Pengaruh Kondisi Keuangan
Menurut Security Exchange terhadap Penerimaan Opini
Commisision (SEC), opinion Audit Going concern.
shopping didefinisikan sebagai Ketika suatu perusahaan
aktivitas mencari auditor yang mau mengalami permasalahan keuangan
mendukung perlakuan akuntansi (financial distress), kegiatan
yang diajukan oleh manajemen operasional perusahaan akan
untuk mencapai tujuan pelaporan terganggu yang akhirnya dapat
perusahaan. berdampak pada tingginya risiko
yang dihadapiperusahaan dalam
Kualitas Audit mempertahankan kelangsungan hidup
Kualitas audit menurut usahanya di masa mendatang, hal ini
Tuankotta (2010:68) didefinisikan akan berpengaruh terhadap opini
sebagai profibalitas error dan audit yang diberikan oleh
irregularitas yang dapat dideteksi dan auditor.Dalam penelitian Santosa dan
dilaporkan. Wedari (2007) menemukan bukti
bahwa kondisi perusahaan yang baik
Audit client tenure atau tidak mengalami kesulitan
Audit client keuangan maka kemungkinan kecil
tenure merupakan akan mendapat opini going concern.
jumlah tahun dimana KAP H1 : Kondisi keuangan perusahaan
melakukan perikatan audit berpengaruh terhadap penerimaan
opini audit going concern.

Pengaruh ukuran perusahaan


terhadap Penerimaan Opini
Audit Going Concern.
Perusahaan dengan tingkat kebangkrutan. Menurut Alichia (2013)
pertumbuhan aset positif dan diikuti perusahaan dengan ukuran besar
peningkatan hasil operasi akan memiliki probabilitas lebih besar untuk
menambah kepercayaan terhadap memenangkan persaingan atau
perusahaan dan memberikan suatu bertahan dalam industri. Hal ini
tanda bahwa perusahaan tersebut jauh menjadi salah satu pertimbangan
dari kemungkinan mengalami auditor dalam memberikan opini audit
JOM Fekon Vol.4 No.1 (Februari) 2017 3
going concern pada perusahaan besar. Pengaruh kualitas audit terhadap
H2: Ukuran perusahaan berpengaruh
penerimaan opini audit going
terhadap penerimaan opini audit
concern.
going concern.
Auditor bertanggung jawab
untuk menyediakan informasi yang
Pengaruh Opinion shopping
mempunyai kualitas tinggi yang akan
terhadap Penerimaan Opini
berguna untuk pengambilan
Audit Going concern.
keputusan para pemakai laporan
Opinion shopping seperti yang
keuangan. Auditor yang mempunyai
didefinisikan oleh SEC sebagai
kualitas audit yang baik lebih
aktivitas mencari auditor yang mau
cenderung akan mengeluarkan opini
mendukung perlakuan akuntansi
audit going concern apabila kliennya
yang diajukan oleh manajemen
terdapat masalah mengenai going
untuk mencapai tujuan pelaporan
concern. Dalam penelitian
perusahaan. Tujuannya adalah
Krisindiastuti dan Rasmini (2016)
memanipulasi hasil operasi atau
tentang faktor-faktor yang
kondisi keuangan.
mempengaruhi opini audit going
Dalam penelitian sebelumnya
concern menyatakan bahwa KAP big
,Krisindiastuti dan Rasmini (2016)
four lebih teliti dalam memberikan
tentang faktor-faktor yang
opini audit going concern.
mempengaruhi opini audit going
H4 : Kualitas audit berpengaruh
concern, Hasil dari penelitian tersebut
terhadap penerimaan opini audit
memberikan bukti bahwa opinion
going concern.
shopping berpengaruh terhadap
penerimaan opini audit going
Pengaruh Audit client tenure
concern. Berbeda dengan hasil
terhadap Penerimaan Opini
penelitian Hongaluan (2014) yang
Audit Going concern.
menemukan bukti empiris bahwa
Semakin lama hubungan
opinion shopping berpengaruh
auditor dengan klien, maka
signifikan terhadap penerimaan opini
dikhawatirkan semakin rendah
audit going concern.
pengungkapan atas ketidakmampuan
H3: Opinion shopping berpengaruh perusahaan dalam menjaga
terhadap opini audit going concern. kelangsungan usahanya. Hal tersebut
akan mempengaruhi penerimaan
opini audit going concern terhadap
perusahaan (Junaidi dan Hartono,
2010).
Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian yang
dilakukan Junaidi dan Hartono (2010)
dan Hangoluan (2014) yang
menemukan bahwa audit client tenure
berpengaruh terhadap opini audit
going concern, bahwa semakin lama
hubungan auditor dengan klien maka
semakin kecil kemungkinan
perusahaan untuk mendapatkan opini
audit going concern.
H5 : Audit client tenure berpengaruh penerimaan opini audit going
terhadap penerimaan opini audit concern.
going concern. Menurut Januarti (2009),
status hutang perusahaan dapat
Pengaruh Debt default terhadap dikatakan sebagai faktor utama yang
akan diperiksa oleh auditor untuk
JOM Fekon Vol.4 No.1 (Februari) 2017 4
mengukur kesehatan keuangan METODE PENELITIAN
perusahaan. Hasil penelitian
Nirmalasari (2014) mendapatkan Populasi dalam penelitian ini
bukti empiris bahwa debt default adalah perusahaan dalam industri
berpengaruh positif signifikan manufaktur yang terdaftar di Bursa
terhadap penerimaan opini audit Efek Indonesia (BEI) selama periode
going concern. Hasil penelitian ini tahun 2010 sampai dengan 2014.
juga konsisten dengan hasil beberapa Teknik sampling dalam penelitian ini
penelitian yang dilakukan Ardiani menggunakan metode purposive
dkk (2012) dan Januarti (2009) yang sampling.
mendapatkan bukti empiris bahwa Adapun kriteria pengambilan
adanya status debt default, semakin sampel penelitian yaitu1)Perusahaan
besar kemungkinan perusahaan yang listing di BEI tahun 2010-2014
menerima opini audit going concern. 2) Perusahaan manufaktur yang tidak
H6 : Debt Default berpengaruh keluar (delisting) tahun 2010–2014 3)
terhadap penerimaan opini audit Perusahaan yang tidak mengalami
going concern . laba bersih negatif sekurang
kurangnya dua tahun berturut turut
Pengaruh Audit Lag Terhadap 4)Perusahaan memiliki data lengkap
Penerimaan Opini Audit Going dan menerbitkan laporan audit.
Concern Sumber data penelitian ini
Audit lag merupakan jumlah data sekunder. Data tersebut berupa
kalender antara tanggal disusunya laporan keuangan yang telah di
laporan keuangan dengan tanggal publikasikan dari tahun 2010-2014
selesainya pekerjaan lapangan dan data lainnya yang berhubungan
(Januarti, 2009). Opini audit going dengan penelitian. Variabel yang di
concern lebih banyak ditemui ketika teliti tersedia dengan lengkap dalam
pengeluaran opini terlambat pelaporan keuangan-keuangan tahun
(McKeown et.al,1991 dalam Januarti 2010-2014 sumber data di peroleh
& Fitrianasari, 2008). Utama dan dari Indonesian Capital Market
Badera (2016) menyatakan bahwa Directory, IDX Statistics, dan website
audit lag mempunyai pengaruh positif IDX:http:www.idx.co.id
terhadap penerimaan opini audit
going concern. Metode Analisis
H7 : Audit lag berpengaruh terhadap Alat analisis yang digunakan
penerimaan opini audit going dalam penelitian ini adalah analisis
concern. regresi logistik (logistic regression)
hal ini dikarenakan variabel dependen
bersifat dikotomi (Opini Going
Concern dan Non Going Concern).
Asumsi normaldistribution tidak
dapat di penuhi karena variabel bebas
merupakan campuran antara variabel
kontinyu (metrik) dan kategori (non-
metrik) (Ghozali, 2011). Pengujian
terhadap hipotesis dalam penelitian
ini dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut : (1) Menilai Model Fit dan
Keseluruhan Model (Overall Model yang digunakan adalah sebagai berikut
Fit). (2) Menilai Kelayakan Model :
Regresi. (3) Koefisien Determinasi
(4) Matrik Klasifikasi. (5) Pengujian
Hipotesis.
Adapun persamaan regresi
JOM Fekon Vol.4 No.1 (Februari) 2017 5
Keuangan Perusahaan (X1) yaitu (Hongaluan, 2014).Kondisi keuangan
suatu tampilan atau keadaan secara diukur dengan menggunakan model
utuh atas keuangan perusahaan prediksi kebangkrutan revised
selama periode waktu tertentu Altman, yang terkenal dengan
Ln = α + β1KKP+ β2UP+ β3 OS+ istilah Z score
β4 KA+ β5 ACT+β6 DD+
β7AL + e DimanaZ’=
: 0.717 Z1 + 0.847Z2 +
Ket : Z1 =3.107Z3
Working+0.42Z4 + 0.998Z5
capital/total
assets.
Ln = probabilitas mendpatkan Z2 = Retained
cepat audit earnings/total assets.
going concern. Z3 = Earnings before
α = Konstanta interest
Β = Koefisien regresi
KKP = Kondiai keuangan and taxes/total assets.
perusahaan Z4 = Book value of
UP = Ukuran perusahaan equity/book value of
OS = Opinion shopping debt.
KA = Kualitas audit Z5 = Sales/total sales.
ACT = Audit client tenure
DD = Debt default
AL = Audit lag
e = Error Ukuran Perusahaan (X2) yaitu
Ukuran perusahaan adalah suatu skala
Definisi Operasionalisasi Variabel dimana perusahaan dapat
Dan Pengukurannya. diklasifikasikan menjadi perusahaan
Variabel dependen dalam yang besar atau kecil, dengan
penelitian ini adalah Opini Audit berbagai cara, antara lain: total aset,
Going concern(y)yaitu Opini Audit penjualan dan kapitalisasi pasar
yang dikeluarkan oleh auditor karena (Sudarmadji dan Sularto,
terdapat kesangsian besar mengenai 2007).Variabel ukuran perusahaan
kemampuan entitas dalam disajikan dalam bentuk logaritma
mempertahankan kelangsungan natural, karena nilai dan sebarannya
hidupnya (SPAP, 2011). Variabel yang besar dibandingkan variabel
inidi ukur dengan menggunakan yang lain (Barlian dkk, 2014).
variabel dummy, dimana kategori Adapun pengukurannya dengan
satu di berikan kepada perusahaan menggunakan rumus:
yang menerima audit going concern
sedangkan kategori 0 di berikan SIZE = log natural Total Aset
perusahan yang tidak menerima audit
going concern (Hongaluan, 2014).
Variabel independen dalam Opinion Shopping (X3)
penelitian ini adalah Kondisi menurut (SEC) adalah aktivitas
mencari auditor yang mau dan 0 jika tidak melakukan pergantian
mendukung perlakuan akuntansi auditor ketika mendapatkan opini
yang diajukan oleh manajemen going concern (Adriani dkk, 2012).
untuk mencapai tujuan pelaporan Kualitas audit (X3) menurut
perusahaan. Opinion shoppingdi ukur Tuankotta (2010:68) didefinisikan
menggunakan variabel dummy, kode sebagai profibalitas error dan
1 diberikan kepada perusahaan yang irregularitas yang dapat dideteksi dan
melakukan pergantian auditor ketika dilaporkan. Kualitas audit dalam
mendapatkan opini going concern, penelitian ini di proksikan dengan

JOM Fekon Vol.4 No.1 (Februari) 2017 6


menggunakan reputasi KAP. Variabel Audit Lag (X7) Menurut
ini di ukur dengan menggunakan Januarti dan Fitrianasari (2008:47),
variabel dummy, dimana kategori 1 Audit lag didefinisikan sebagai
untuk auditor yang berafiliasi dengan jumlah tanggal kalender antara
KAP Big Four dan kategori 0 untuk tanggal berakhirnya laporan keuangan
auditor yang tidak berafiliasi dengan tahunan (31 Desember) dengan
KAP Big Four (Fadila, 2015). tanggal selesainya pekerjaan
Audit Client Tenure (X5) lapangan.Audit Lag diukur dengan
adalah Audit client tenure menghitung jumlah hari dari tanggal
merupakan jumlah tahun dimana penutupan buku perusahaan hingga
KAP melakukan perikatan audit tanggal yang tertera pada laporan
pada perusahaan yang sama auditor independen.
(Muttaqin dan Sudarno, 2011). Audit
tenuredi ukur dengan menggunakan HASIL PENELITIAN DAN
skala interval sesuai dengan lama PEMBAHASAN
hubungan KAP dengan perusahaan.
Debt Default (X6) di Hasil Statistik Deskriptif
definisikan sebagai kegagalan debitor Statistikdeskriptif
(perusahaan) untuk membayar hutang memberikan gambaran atau deskriptif
pokok dan/atau bunganya pada waktu suatu data yang dilihat dari nilai rata-
jatuh tempo (chen dan church, 1992) rata (mean), standar deviasi,
dalam (Tamba, 2009).Debt default maksimum, dan minimum.
diukur dengan menggunakan variabel Tabel 1
dummy. Perusahaan yang dalam Descriptive Statistics
Min Std.
status default diberi kode 1, imu Maxi Deviat
sedangkan perusahaan yang tidak N m mum Mean ion
KK 6 1.00 3.00 1.9833 .72467
dalam status default diberi kode 0. P 0
UP 6 9.18 2.89E1 3.1448 6.3445
0 E8 3 E12 9E12
OS 6 .00 1.00 .2000 .40338
0
KA 6 .00 1.00 .4333 .49972
0
AC 6 1.00 5.00 2.0500 1.2544
T 0 8
DD 6 .00 1.00 .6667 .47538
0
AL 6 49.0 108.00 80.350 12.715
0 0 0 70
AC 6 .00 1.00 .5500 .50169
G 0
Vali 6
d 0
Sumber:Data olahan, 2016
Hasil Uji Kesesuaian Model
(overall Model Fit)
Pengujian kesesuaian
keseluruhan model (overall model fit)
dilakukan dengan membandingkan
nilai antara -2 Log Likehood (-2LL)
pada awal (Block Number=0) dengan Iteration
-2 Log Constant
nilai -2 Log Likehood (-2LL) likelihood
1 82.577 0.2
Step 0
Tabel 2 2 82.577 0.201
Iteration Historya,b,c Sumber:Data olahan, 2016
Coefficients

JOM Fekon Vol.4 No.1 (Februari) 2017 7


pada tabel 2 menunjukkan Berdasarkan tabel 3 tersebut,
bahwa nilai -2 Log Likehood awal terjadi penurunan nilai antara -2 Log
(tabel Interation History 0) adalah Likehood awal dan akhir sebesar
sebesar 82.577. Sebesar matematis, 32,619 . Penurunan nilai -2 Log
angka tersebut signifikan pada alpha Likehood ini dapat diartikan bahwa
5% dan berarti bahwa hipotesis nol penambahan variabel bebas ke dalam
(Ho) ditolak. Hal ini berarti hanya model dapat memperbaiki model fit
konstanta saja yang tidak fit dengan serta menunjukkan model regresi
data (sebelum dimasukkan variabel yang lebih baik atau dengan kata lain
bebas dimasukkan kedalam model model yang dihipotesiskan fit dengan
regresi). (Ghozali,2011:268). data.

Tabel 3
Iteration Historya,b,c,d Hasil Uji Kelayakan Model Regresi
Menilai kelayakan dari model
regresi dapat dilakukan dengan
memperhatikan Goodness of fit model
yang diukur dengan chi-square pada
kolom Hosmer and Lemeshow’s.
Hipotesis yang digunakan untuk
menilai kelayakan model regresi ini
adalah :
Ho :Tidak ada model dengan data
Ha:Ada perbedaan antaramodeldengan
data

Tabel 4
Menguji Kelayakan Model
Regresi Hosmer and Lemeshow
Test

Step Chi-square Df Sig.


1 6.314 8 0.612
Sumber:Data olahan, 2016

Tabel 4 menunjukkan hasil


pengujian Hosmer and Lemeshow’s
Sumber:Data olahan, 2016 Test. Berdasarkan hasil tersebut,
dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi adalah sebesar 0,612. Hal
ini berarti model mampu mempresiksi
nilai observasinya atau model dapat
diterima karena cocok dengan data
observasinya sehingga model ini
dapat dgunakan untuk analisis
selanjutnya.

Hasil Uji Koefisien Determinasi


(Nagelkerke R. Square).
Besarnya nilai koefisien Koefisien Determinasi
determinasi pada model regresi Model Summary
logistik ditujukkan
-2 Log oleh
Cox nilai Nagelkerke
& Snell Cox &
Step
Snell R Square dan Negelkerke
likelihood R Square R SquareR
Square.
1 a
49.958 .419 .561
Tabel 5
Sumber:Data olahan, 2016
JOM Fekon Vol.4 No.1 (Februari) 2017 8
Overall 85.0
Tabel 7
Percentag Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik
e
Variables in the Equation
Sumber:Data olahan, 2016
B S.E. Wal d Sig. Exp
d f (B)
Berdasarkan tabel 5, Nilai S K - .568 2.28 1
.131 .424
K .858 1
Cox & Snell R Square adalah t
P
e
sebesar p U .725 .671 1.16 1 .280 2.06
P 8 5
0.419 yang berarti bahwa variabel
1 O 3.41 1.14 8.88 1 .003 30.4
dependen dapat dijelaskan oleh a S 5 6 1 11
variabel independen sebesar 41,9%. K - 1.03 .095 1
.319 5
.758 .727
A
Cox & Snell R Square merupakan A .306 .373 .675 1 .411 1.35
ukuran yang mencoba meniru ukuran C 8
T
R2 multiple regression sehingga sulit D 1.22 .823 2.20 1 .137 3.39
di intepretasikan dan nilai Negelkerke D 2 6 5
A .064 .040 2.57 1 .109 1.06
R Square sebesar 56,1% yang berarti L 0 6
variabel depanden dapat dijelaskan Sumber:Data olahan, 2016
C - 8.23 3.31 1 .069 .000
on 14.9 4 0
oleh variabel independen sebesar st 82
56,1%, sedangkan sisanya sebesar an Hasil pengujian terhadap
43,9% dijelaskan oleh veriabel- koefisien regresi menghasilkan model
t

variabel lain diluar model penelitian.. berikut ini :


GC = -14.982 -0.858 KKP + 0.725UP
Hasil Matriks Klasifikasi + 3.415 OS -0.319 KA+ 0.306
Matriks klasifikasi ACT + 1.222 DD +0.064 AL
menunjukkan kekuata prediksi dari
model regresi untuk memprediksi Pengaruh Kondisi Keuangan
kemungkinan perusahaan menerima Perusahaan Terhadap Opini Going
opini going concern. Concern (GC)
Tabel 6 Variabel KKP menunjukan
Matriks Klasifikasi koefisien regresi negatif sebesar - 0,0858
Classification Table a dengan tingkat signifikansi (p) 0,131, lebih
Predicted besar dari α=5%. Karena tingkat
GC
signifikansi (p) lebih besar dari α=5%,
Percenta
Non Going Going
ge maka hipotesis ke-1 tidak berhasil
Concern Concern
Observed Correct didukung (diterima). Penelitian ini tidak
Ste GC NGC 38 2 95.0 berhasil membuktikan bahwa kondisi
p1 GC 7 13 65.0 keuangan perusahaan berpengaruh terhadap
opini audit going concern.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan Variabel UP menunjukan
penelitian Aiisiah (2012), Hongaluan koefisien regresi sebesar 0.725 dengan
(2014) dan Idawati dan Ramlan (2015) yang tingkat signifikansi (p) 0.28, lebih
menyatakan bahwa Kondisi keuangan besar dari α=5%. Karena tingkat
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap signifikansi (p) lebih besar dari α=5%,
opini audit going concern. Namun hasil maka hipotesis ke-2 tidak berhasil
penelitian ini sejalan dengan temuan didukung (diterima). Penelitian ini
Ardiani dkk (2012 dan Khotimah (2015) tidak berhasil membuktikan bahwa
yang menyatakan bahwa kondisi keuangan Ukuran perusahaan berpengaruh
perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern.
terhadap opini audit going concern. hasil penelitian ini tidak konsisten
dengan penelitian yang dilakukan
Pengaruh Ukuran Perusahaan Aiisiah (2012), Alichia (2013), Barlian
Terhadap Opini Going Concern dkk (2014) dan Ginting dan Suryana
(GC) (2014) yang menyatakan bahwa ukuran
JOM Fekon Vol.4 No.1 (Februari) 2017 9
perusahaan berpengaruh terhadap aset yang dimiliki tidak menjadi
penerimaan opini audit going penentu auditor akan menerbitkan
concern. namun hasil penelitian ini opini audit going concern, perusahaan
sesuai dengan temuan Junaidi dan kecil belum tentu tidak bisa
Hartono (2010), Hongaluan (2014), menjalankan usahanya dalam jangka
Krisindiastuti dan Rasmini (2016) dan panjang. Kelangsungan hidup usaha
Utama dan Badera (2016). biasanya dihubungkan dengan
Hasil penelitian ini kemampuan manajemen dalam
memberikan bukti empiris bahwa mengelola perusahaan agar tetap
ukuran perusahaan tidak mempunyai bertahan hidup. Oleh karena itu,
pengaruh terhadap penerimaan opini meskipun suatu perusahaan tergolong
audit going concern. Berarti dalam perusahaan kecil akan tetap
klasifikasi ukuran perusahaan besar bertahan hidup dalam jangka waktu
ataupun kecil dengan indikator total yang panjang karena memiliki
manajemen dan kinerja yang bagus
sehingga semakin kecil
potensiperusahaan mendapatkan opini
audit going concern.

Pengaruh Opinion Shopping


Terhadap Opini Going Concern
(GC)
Variabel OS menunjukan
koefisien regresi sebesar 3.415
dengan tingkat signifikansi (p) 0.003,
lebih kecil dari α=5%. Karena tingkat
signifikansi (p) lebih kecil dari α=5%,
maka hipotesis ke-3 berhasil
didukung (diterima). Penelitian ini
berhasil membuktikan bahwa
Opinion shopping berpengaruh
terhadap opini audit going concern.
Sesuai dengan temuan Krisindiastuti
dan Rasmini (2016) yang menyatakan
bahwa opinion shopping berpengaruh
terhadap opini audit going concern,
sebaliknya hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian praptitorini
dan januarti (2011), Ardiani dkk
(2012) dan Hongaluan (2014).
Hasil penelitian ini
membuktikan bahwa perusahaan yang
melakukan praktik opinion shopping
akan tetap cenderung mendapatkan
opini audit going concern. Hal ini
bisa terjadi karena berhubungan
dengan independensi auditor. Auditor
yang memegang teguh pada prinsip
SPAP akan mengaudit laporan tidak mempengaruhi auditor untuk
keuangan perusahaan dengan baik memberikan opini yang lebih baik
dan benar tanpa melihat tujuan apabila pada kenyataannya perusahaan
manajemen perusahaan dalam praktik memang mengalami masalah dalam
opinion shopping tersebut. Sehingga kelangsungan hidup perusahaan.
praktik opinion shopping tersebut
JOM Fekon Vol.4 No.1 (Februari) 2017 10
Pengaruh Kualitas Audit Terhadap perusahaan tidak dapat menjalankan
Opini Going Concern (GC) aktivitas operasionalnya dalam jangka
Variabel KA menunjukan panjang. Hal ini dilakukan auditor
koefisien regresi sebesar -0.319 karena auditor bertanggung jawab
dengan tingkat signifikansi (p) 0.758, untuk mengungkapkan kondisi yang
lebih besar dari α=5%. Karena tingkat dialami oleh perusahaan. selain itu,
signifikansi (p) lebih besar dari auditor tetap berupaya untuk
α=5%, maka hipotesis ke-4 tidak mempertahankan independensinya.
berhasil didukung (diterima). Oleh karena itu anggapan
Penelitian ini tidak berhasil publik selama ini yang
membuktikan bahwa kualitas audit mengasumsikan bahwa KAP big four
berpengaruh terhadap opini audit memiliki kualitas audit yang lebih
going concern. Hasil penelitian ini baik dibandingkan dengan KAP non
tidak sejalan dengan penelitian big four tidak dapat dibenarkan.
Barlian dkk (2014) dan Krisindiastuti
dan Rasmini (2016) yang menyatakan Pengaruh Audit Client Tenure
bahwa kualitas audit berpengaruh Terhadap Opini Going Concern
terhadap opini audit going concern, (GC)
namun hasil penelitian ini sejalan Variabel ACT menunjukan
dengan temuan Junaidi dan Hartono koefisien regresi sebesar 0.306
(2010) dan Hongaluant (2014) . dengan tingkat signifikansi (p) 0.411
Hasil penelitian ini lebih besar dari α=5%. Karena tingkat
memberikan bukti empiris bahwa signifikansi (p) lebih besar dari
pemberian opini audit going concern α=5%, maka hipotesis ke-4 tidak
oleh auditor tidak berdasarkan pada berhasil didukung (diterima).
kualitas audit. Baik KAP big four dan Penelitian ini tidak berhasil
non big four menggunakan standar membuktikan bahwa audit client
yang sama dalam melaksanakan audit tenure berpengaruh terhadap opini
laporan keuangan. KAP berskala audit going concern. Hasil penelitian
besar maupun KAP berskala kecil ini tidak sejalan dengan penelitian
akan mengungkapkan opini audit Junaidi dan Hartono (2010), Muttaqin
going concern apabila auditor dan sudarno (2011) dan Hangoluan
memiliki keraguan akan (2014) yang menyatakan bahwa Audit
kelangsungan hidup entitas client tenure berpengaruh terhadap
kedepannya atau berkeyakinan bahwa opini audit going concern. Namun
sesuai dengan temuan Adriani dkk
(2012), Fadila (2015) dan
Krisindiastuti dan Rasmini (2016).
Hasil penelitian ini
memberikan bukti empiris bahwa
independensi auditor tidak terganggu
dengan lamanya perikatan yang
terjadi antara klien dengan auditor.
Auditor tetap akan mengeluarkan
opini audit going concern pada
perusahaan yang diragukan
kemampuannya unuk
mempertahankan kelangsungan
usahanya tanpa memperdulikan fee akuntan publik. Peraturan tersebut
audit yang akan diterima dimasa menyebutkan bahwa pemberi jasa audit
depan karena kehilangan klien. Selain umum atas laporan keuangan suatu
itu terdapat Peraturan Menteri entitas dilakukan oleh KAP paling
Keuangan Republik Indonesia Nomor lama 6 (enam) tahun berturut- turut dan
17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang jasa oleh seorang akuntan publik paling
JOM Fekon Vol.4 No.1 (Februari) 2017 11
lama 3 (tiga) tahun berturut- turut. Pengaruh Audit Lag Terhadap
Opini Going Concern (GC)
Pengaruh Debt Default Terhadap Variabel AL menunjukan
Opini Opini Going Concern (GC) koefisien regresi sebesar 0.064
Variabel DD menunjukan dengan tingkat signifikansi (p) 0,109,
koefisien regresi sebesar 1.222
lebih besar dari α=5%. Karena tingkat
dengan tingkat signifikansi (p) 0,137,
signifikansi (p) lebih besar dari
lebih besar dari α=5%. Karena tingkat
α=5%, maka hipotesis ke-7 tidak
signifikansi (p) lebih besar dari
berhasil didukung (diterima). Hasil
α=5%, maka hipotesis ke-6 tidak
penelitan ini sejalan dengan temuan
berhasil didukung (diterima). Hasil
penelitian ini konsisten dengan Januarti (2009) yang menyatakan
penelitan Irfana (2012), Diyanti bahwa Audit lag tidak berpengaruh
(2012) dan Azizah (2014) yang terhadap penerimaan opini audit
menyatakan bahwa Debt default tidak going concern. Namun tidak sesuai
berpengaruh terhadap opini audit dengan temuanSavitry (2013)dan
going concern. namun tidak sesuai Utama dan Badera (2016).
dengan temuan Ardiani dkk ( 2012) Audit lag merupakan jumlah
dan Januarti (2009). kalender antara tanggal disusunya
Debt default adalah kegagalan laporan keuangan dengan tanggal
perusahaan untuk membayar hutang selesainya pekerjaan lapangan
pokok dan bunganya. Hasil penelitian (Januarti, 2009). Opini audit going
ini menunjukkan debt default tidak concern lebih banyak ditemui ketika
berpengaruh terhadap penerimaan pengeluaran opini terlambat
opini audit going concern. Karena (McKeown et.al,1991 dalam Januarti
status debt default sering ditemukan & Fitrianasari, 2008). Namun, hasil
pada perusahaan-perusahaan pengujian hipotesis menunjukkan
menengah kebawah. Tetapi tidak bahwa audit lag tidak berpengaruh
demikian dengan perusahaan berskala pada opini audit going concern. Hasil
besar seperti perusahaan-perusahaan penelitian ini menunjukkan bahwa
yang dijadikan sampel dalam audit lag yang panjang belum tentu
penelitian ini. Jadi debt default tidak mengindikasikan adanya masalah
berpengaruh karena rata-rata sampel going concern pada auditee dan tidak
dalam penelitian ini adalah menjamin bahwa perusahaan yang
perusahaan berskala besar. memiliki audit lag yang panjang akan
memperoleh opini audit going
concern.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Berdasarkan hasil uji regresi
logistik (logistik regression), terbukti
bahwa opinion shopping berpengaruh
terhadap penerimaan opini audit
going concern sedangkan kondisi
keuangan perusahaan, ukuran
perusahaan opinion shopping kualitas
audit audit client tenuredebt default opini going concern dimasa yang akan
dan audit lag tidak berpengaruh datang diharapkan mampu memberikan
terhadap opini audit going concern . hasil penelitian yang lebih
berkualitas, dengan
Saran mempertimbangkan saran yaitu: (1)
Penelitian mengenai penerimaan Penelitian selanjutnya diharapkan tidak
JOM Fekon Vol.4 No.1 (Februari) 2017 12
banyak menggunakan variabel Mempengaruhi Pada
dummy karena akan berpengaruh Perusahaan Yang Mengalami
terhadap hasil uji. (2) Penelti dapat Financial Distress(Studi Pada
menggunakan variabel moderasi Perusahaan Manufaktur Yang
untuk mengetahui apakah variabel Terdaftar di Bursa Efek
lain dapat mempengaruhi variabel Indonesia Tahun 2010 - 2013).
independen yang digunakkan dalam Simposium Nasional Akuntansi
penelitian ini. 17, Mataram.
DAFTAR PUSTAKA Fauziah, Hanifah. 2014. Pengaruh
Rasio Likuiditas, Leverage,
Alichia, Yashinta Putri. 2013. Profitabilitas, Opini Audit
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Tahun Sebelumnya dan
Pertumbuhan Perusahaan, dan Pertumbuhan Perusahaan
Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini
Terhadap Opini Audit Going Audit Going Concern. Skripsi.
Concern”. Jurnal Penelitian. Fakultas Ekonomi Universitas
Universitas Negeri Padang. Widyatama. Bandung.
Ardiani, N. Emrinaldi Nur DP. dan Ghozali, Imm.
Nur A. 2012. Pengaruh Audit 2011.”Aplikasi Analisis
Tenure, Disclosure, Ukuran Multivariated dengan Program
KAP, Debt Default, Opinion SPSS”.Badan
Shopping, dan Kondisi Penerbit:Universitas
Keuangan Terhadap Diponegoro.Semarang.
Penerimaan Opini Audit
Going Concern Pada Hangoluang, Brilliant.2014. Pengaruh
Perusahaan Manufaktur di Kondisi Keuangan Perusahaan,
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ukuran perusahaan, Opinion
Ekonomi. Vol 20, No. 4 Shopping dan Audit Client
Desember 2012. Tenure terhadap Penerimaan
Opini Audit Going Concern
Barlian, Raisa Nanda, Yona (Studi Empiris pada Perusahaan
Perwitasari dan Agung Nur Manufaktur yang Listing di BEI
Probohudono.2014. Pendapat tahun 2005 – 2010).Skripsi
Going Concern: Analisis Universitas
Faktor-Faktor Yang Diponegoro.Semarang.
Ikatan Akuntansi Publik Indonesia.
2011. Standar Profesional
Akuntan Publik. Jakarta:
Salemba Empat. Junaidi dan
Jogiyanto Hartono. 2010.
Faktor Non Keuangan Pada
Opini Going Concern.
Simposium Nasional Akuntansi
XIII, Purwokerto.
Januarti, Indira dan Ella
Fitrianasari. 2008. “ Analisis
rasio keuangan dan rasio non perusahaan manufaktur yang
keuangan yang mempengaruhi terdaftar di BEJ tahun 2000-
auditor dalam memberikan 2005)” . Jurnal Maksi, UNDIP
opini going concern pada Vol. 8 No. 1: 43-58.
auditee (studi empiris pada
JOM Fekon Vol.4 No.1 (Februari) 2017 13
Januarti, Indria. 2009. Analisis Terdaftar Di Bursa Efek
Pengaruh Faktor Perusahaan, Indonesia Periode Tahun 2011-
Kualitas Auditor, Kepemilikan 2013). Skripsi Universitas
Perusahaan Terhadap Muhamadiyah surakarta.
Penerimaan Opini Audit Going
Concern (Perusahaan Savitry, Hevy Aprilia. 2013.
Manufaktur yang Terdaftar di Pengaruh Disclosure dan Audit
Bursa Efek Indonesia). Makalah Lag Terhadap Opini Audit
Disampaikan Dalam Going Concern (Studi Empiris
Simposium Nasional Pada Perusahaan Manufaktur
Akuntansi XII. Palembang: 4- Yang Terdaftar di BEI Tahun
6 November. 2007-2011). Skripsi Universitas
Krissindiastuti, Monica dan Ni Ketut Pasundan Bandung.
Rasmini.2016. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Opini Santoso, A. F., Wedari, L. K. 2007.
Audit Going Concern. E-Jurnal Analisis Faktor-Faktor yang
Akuntansi Universitas Udayana
Mempengaruhi Kecenderungan
Vol. 14. Universitas Udayana,
Penerimaan Opini Audit Going
Bali, Indonesia. Concern. Jurnal Akuntansi dan
Auditing Indonesia Vol. 11
Muttaqin, Ariffandita Nuri dan No. 2 hal. 141-158. UNIKA
Sudarno. 2011. “Analisis
Soegijapranata. Semarang.
Pengaruh Rasio Keuangan dan
Faktor Non Keuangan terhadap Utama, I Gusti Putu Oka Surya dan I
Penerimaan Opini Audit Going Dewa Nyoman
Concern”. Jurnal Akuntansi dan Badera.2016.Opini Audit
Auditing. Volume 7/ No.2Mei Dengan Modifikasi Going
2011 : 164-181. Universitas concern dan Faktor-Faktor
Diponegoro Prediktornya. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana Vol. 14.
Khotimah , Oktaviani Rizqi Khusnul. Universitas Udayana, Bali,
2015. Pengaruh kualitas Audit, Indonesia.
Kondisi Keuangan Perusahaan,
Opini Audit Tahun Sebelumnya Tamba,Revol
dan Pertumbuhan Perusahaan UlungBisara.2009.Pengaruh
Terhadap Opini Audit Going Debt Default, Kualitas Audit,
Concern(Studi Pada Dan Opini Auditterhadap
Perusahaan Manufaktur Yang Penerimaan Opini
Going Concern
PadaPerusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa
EfekIndonesia.Skripsi.Universit
as Sumatera Utara.Medan.
Tuanakotta, Theodorus. M. 2010.
Akuntansi Forensik dan
AuditorInvestigatif. Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia (LPFE www.idx.co.id
UI). Edisi ke 2: Jakarta.

JOM Fekon Vol.4 No.1 (Februari) 2017 14

You might also like