You are on page 1of 12

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DALAM

PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA


Muhammad Fachri Said
Fakultas Hukum, Universitas Muslim Indonesia,
Jalan Urip Sumohardjo Km. 5 Makassar, Sulawesi Selatan
e-mail: fachri.said@umi.ac.id

Abstract
This study aims to analyze the problem of legal protection for children in the perspective of
human rights. The type of this research is socio-juridical or including descriptive research with a
non-doctrinal approach, which views law as a socio-empirical symptom observed in experience. The
research method used is descriptive research with the type of incorporation of normative legal
research with sociological legal research related to the implementation of legal protection for
children in the perspective of human rights. The results of the study show that the results of this
study are the legal protection of children in the perspective of human rights in essence is an effort
made by parents, government and society to fulfill and guarantee all children's rights that have been
guaranteed in the convention of children's rights and laws Number 35 of 2014 concerning Child
Protection. Legal protection for children in the perspective of human rights is less implemented
because the government has not implemented its obligations in fulfilling children's rights so that
there are still legal violations of children. The recommendation of this research is to implement
legal protection for children in the perspective of human rights, parents should be fully responsible
for the behavior of children and the government establishes policies that are in line with the wishes
of the community, so that the common perception between parents, government and society is
realized in fulfilling the rights child.
Keywords: Legal Protection, Children, Human Rights
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis masalah perlindungan hukum terhadap anak
dalam perspektif Hak Asasi Manusia. Adapun jenis penelitian ini adalah sosio yuridis atau termasuk
penelitian deskriptif dengan pendekatan secara non doktriner, yang memandang hukum sebagai
gejala sosio empirik yang teramati dalam pengalaman. Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif dengan tipe penggabungan antara penelitian hukum normatif dengan penelitian
hukum sosiologis yang terkait pelaksanaan perlindungan hukum terhadap anak dalam persepektif
Hak Asasi Manusia. Hasil penelitian menunjukkan Adapun hasil penelitian ini adalah perlindungan
hukum terhadap anak dalam perspektif Hak Asasi Manusia pada hakikatnya adalah suatu upaya
yang dilakukan oleh orang tua, pemerintah dan masyarakat untuk memenuhi dan menjamin segala
hak anak yang telah di jamin dalam konvensi hak anak dan Undang-undang No. 35 Tahun 2014
Tentang Perlindungan Anak. Perlindungan hukum terhadap anak dalam perspektif Hak asasi
manusia kurang terimplementasi karena pemerintah belum melaksanakan kewajibannya dalam
memenuhi hak-hak anak sehingga masih terjadi pelanggaran hukum terhadap anak. Rekomendasi
penelitian ini adalah dalam mengimplementasikan perlindungan hukum terhadap anak dalam
perspektif hak asasi manusia hendaknya orang tua bertanggung jawab penuh atas perilaku anak
dan pemerintah menetapkan kebijakan yang sejalan dengan keinginan masyarakat, sehingga
terwujud kesamaan persepsi antara orang tua, pemerintah dan masyarakat dalam memenuhi hak-
hak anak.
Kata Kunci: Perlindungan Hukum, Anak, Hak Asasi Manusia


Naskah diterima: 10 September 2018, direvisi: 12 September 2018, disetujui untuk terbit: 23 September 2018

141
Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 4, No 1, September 2018

PENDAHULUAN bagian dari hukum dan peraturan


Anak merupakan amanah Tuhan perundang-undangan yang berlaku (Ernis,
Yang Maha Esa yang harus kita lindungi 2016: 164).
agar tercapai masa pertumbuhan dan Di Indonesia, peraturan mengenai
perkembangannya menjadi seorang perlindungan anak telah diterbitkan sesuai
manusia dewasa sebagai keberlanjutan dengan kebutuhan masyarakat di
masa depan bangsa (Fajaruddin, 2014: Indonesia, peran dunia internasional
23) sehingga mutlak bagi negara dan dalam mengawasi terpenuhinya hak anak
pemerintah memberikan perlindungan berdasarkan Convention of The Right of a
hukum dan hak asasi manusia kepada Child turut memberikan efek yang positif
anak sebagai bagian dari anak bangsa bagi perkembangan perlindungan anak di
yang diharapkan menjadi pelanjut cita- Indonesia.
cita perjuangan bangsa Indonesia
Undang-undang Nomor 35 Tahun
(Djanggih, 2018: 317).
2014 Tentang perlindungan anak
Setiap negara, hak anak telah di atur ditegaskan bahwa penyelenggara
dalam Undang-Undang dalam hal ini perlindungan anak adalah orang tua,
tidak terkecuali di Indonesia (Roza, 2018: keluarga, pemerintah dan negara, beban
10). Negara memikul tanggungjawab pertama dalam penyelenggaraan
memberi jaminan atas kesejahteraan anak- perlindungan anak jatuh pada orang tua,
anak secara konstitusional dalam Undang- namun diera modern seperti sekarang ini
Undang Dasar 1945. Secara hierarkis kebanyakan orang tua sibuk dengan
dikeluarkan dan disahkan berbagai produk pekerjaannya dan mulai mengabaikan
hukum yang menjadi dasar kebijakan dan anaknya.
rambu-rambu dalam memperlakukan
Berbagai peraturan baik dalam
anak-anak Indonesia, mulai dari produk
undang-undang, ajaran agama dan budaya
hukum nasional dan produk hukum
telah banyak membahas mengenai
internasional yang telah diratifikasi
perlindungan anak, namun tetap saja dari
Indonesia (Ismawati, 2013: 197).
tahun ke tahun pelanggaran perlindungan
Indonesia telah meratifikasi Konvensi anak terus meningkat seiring
Hak-Hak Anak beserta protokolnya, perkembangan zaman, akibat dari bentuk
melalui Keppres No. 36 Tahun 1990 dan regulasi yang kurang visioner sehingga
Undang-Undang No. 5 Tahun 1998 cenderung terlihat sebagai sebuah
sebagai ratifikasi terhadap Konvensi masalah baru. (Aswari, et.al, 2018: 39)
Menentang Penyiksaan dan Perlakuan
Universal Declaration of Human
atau Penghukuman yang lain yang kejam.
Rights pada tahun 1948 menjadi dasar
tidak manusiawi yang merendahkan
Convention Of The Right Of a Child,
martabat manusia. Karena itu, secara
namun konvensi perlu dianalisis lebih
hukum terikat untuk melaksanakan
baik, hal ini dimaksudkan karena
konvensi tersebut dan menjadikannya

142 - P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678


Muhammad Fachri Said: Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Perspektif HAM

konvensi ini lebih banyak mengakomodir menjadi korban kekerasan atau anak yang
nilai-nilai dan budaya yang bernuansa berhadapan dengan hukum belum
eropa sehingga beberapa kalangan menilai menunjukkan perkembangan yang baik.
budaya asia tidak terakomodir di Melihat jumlah pengaduan yang
dalamnya (Haling, et.all, 2018: 360). disebutkan di atas tentunya bukan tidak
Sehingga pemerintah saat itu ada perhatian sama sekali dari Pemerintah
dianggap tergesa-gesa dalam meratifikasi Indonesia. Banyak hal yang sudah
Convention Of The Right of a Child, hal dilakukan oleh pemerintah baik kebijakan
ini dapat dilihat dari ketersediaan fasilitas, mengenai perbaikan sanksi kepada para
perangkat pendukung dan sistem sanksi pelanggar perlindungan anak ataupun
dari perlindungan anak, sebagai contoh di upaya konkrit yang sudah di terapkan,
bidang pengawasan dan jenis sanksi- berbagai regulasi dan legislasi,
sanksi selain ancaman pidana penjara. perencanaan dan penganggaran serta
pembentukan kelembagaan yang bisa
Kejahatan terhadap anak tiap
mengatasi masalah anak secara lebih
tahunnya meningkat dengan sangat pesat,
sistematis telah dilakukan oleh
berdasarkan hasil pantauan KPAI (Komisi
Pemerintah Indonesia.
Perlindungan Anak Indonesia) dari tahun
2011 sampai 2014 sebelum berlakunya Terlepas dari fakta-fakta tersebut
Undang-undang No 35 Tahun 2014 diatas maka hal lain yang memprihatinkan
Tentang Perlindungan Anak terjadi 2178 adalah eksploitasi anak pada sektor
kasus kekerasan pada tahun 2011, seksual. Pemerintah mengakui tidak
sedangkan tahun 2012 sejumlah 3512 adanya data akurat, namun diperkirakan
kasus, 2013 terjadi 4311 kasus dan tahun dari semua kasus eksploitasi seksual
2014 terjadi 5066 kasus. Jumlah tersebut sekitar 60% korbannya adalah anak-anak.
adalah anak yang menjadi korban, Sedangkan mayoritas dari 60% korbannya
sementara anak yang berhadapan dengan adalah perempuan dan sebagian anak laki-
hukum dari tahun 2011 sampai tahun laki.
2015 berjumlah 6006 kasus, selanjutnya Eksploitasi seksual komersial anak
kasus pengasuhan 3160 kasus, pendidikan dilaporkan bahwa semua bentuk
1764 kasus, kesehatan dan napza 1366 eksploitasi komersial anak dijumpai di
kasus serta pornografi dan cybercrime Indonesia seperti anak yang dilacurkan,
1032 kasus (www.kpai.go.id, 2017:6/5) pelacuran anak, perdagangan anak untuk
Data terakhir yang dirilis Komisi tujuan seksual, dan pornographi anak.
Perlindungan Anak Indonesia di tahun Diperkirakan sekitar 30% dari pekerja
2016 telah menerima 3.851 pengaduan seksual di Indonesia yang jumlahnya
masyarakat terkait pelanggaran hak anak 30.000-70.000 adalah anak-anak
(www.nasional.kompas.com, 2017: 4/9). (http://www.republika.co.id, 2017: 6/10)
Hal tersebut menunjukkan bahwa anak
yang berada pada kondisi sulit baik

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - 143


Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 4, No 1, September 2018

Hingga saat ini metode Perlindungan terhadap anak menjadi


penanggulangan pelanggaran pening, karena anak merupakan penerus
perlindungan anak kebanyakan masih kehidupan berbangsa dan bernegara,
pada tataran pendampingan baik anak sehingganya, jika mereka telah matang
yang berhadapan dengan hukum ataupun pertumbuhan fisik maupun mental dan
anak yang menjadi korban. sosialnya, maka tibalah saatnya untuk
mereka menggantikan generasi terdahulu.
METODE PENELITIAN
Bangsa Indonesia sebagai bagian dari
Jenis penelitian ini adalah sosio
masyarakat dunia mempunyai komitmen
yuridis atau termasuk penelitian deskriptif
untuk menjamin terpenuhinya hak anak
dengan pendekatan secara non doktriner,
dan perlindungan anak yang merupakan
yang memandang hukum sebagai gejala
bagian dari hak asasi manusia
sosio empirik yang teramati dalam
sebagaimana tercantum dalam konstitusi
pengalaman. Untuk itu, tidak hanya
yang tidak lain memberi makna bahwa
mengkaji dari aspek normatifnya, tetapi
masa depan anak Indonesia yang
juga hukum sebagaimana dalam
sejahtera, berkualitas dan terlindungi
realitasnya,
(Sudrajat, 2011: 112-113)
Metode pendekatan yang digunakan
Dalam rangka mewujudkan sumber
pendekatan yuridis normatif atau
daya manusia Indonesia yang berkualitas,
pendekatan perundang-undangan. Sebagai
memiliki daya saing dan mampu
spesifikasi penelitian adalah penelitian
memimpin serta memelihara persatuan
deskriptif yuridis analitis, dengan sumber
dan kesatuan bangsa dalam wadah Negara
data berupa bahan hukum primer,
Kesatuan Republik Indonesia yang
sekunder dan tertier, serta yang didukung
berdasarkan Pancasila, diperlukan
dengan data primer, dan dianalisis secara
pembinaan secara terus menerus demi
juridis kualitatif.
keberlangsungan hidup anak yang
HASIL DAN PEMBAHASAN berdasarkan hak asasi manusia.
Perlindungan terhadap anak menjadi Pertumbuhan dan perkembangan mental,
tanggung jawab negara, pemerintah, fisik serta sosial, melindungi dari segala
masyarakat, keluarga dan orang tua dalam kemungkinan yang akan membahayakan
bidang kehidupan agama, pendidikan, bagi setiap anak.
kesehatan dan sosial (Indriati, 2014: 409). Anak sebagai sebuah pribadi yang
Hal ini sangat beralasan Karena anak sangat unik dan memiliki ciri yang khas.
merupakan bagian dari berbagai aspek Perkembangan anak dengan kemampuan
kehidupan yang wajib untuk dilindungi dirinya melakukan sesuatu sangatlah
(Astari, 2015: 2) serta kehidupan anak dipengaruhi oleh lingkungan dalam
tidak berbeda dengan kehidupan orang membentuk perilaku anak. Sehingga
dewasa (Rasyid & Asmara, 2015: 2). peran dari orang tua, guru serta orang
dewasa lainnya sangat dibutuhkan dalam

144 - P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678


Muhammad Fachri Said: Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Perspektif HAM

membentuk perilaku anak demi masa berkembang dalam kehidupan


depan anak masyarakat, seperti pelacuran yang erat
kaitannya dengan aspek ekonomi.
Salah satu bentuk perlindungan anak
Problem lainnya yang sering dihadapi
adalah dengan terwujudnya kepastian
anak, yakni kekerasan yang dihadapi di
hukum bagi anak. Arif Gosita mengatakan
rumah dan di sekolah yang berkaitan era
bahwa Kepastian hukum sebagai sarana
dengan kemiskinan, nilai sosial, agama
untuk mencegah diskriminasi terhadap
dan adat istiadat Hal lain pula dijumpai
anak yang tentunya akan berakibat negatif
dalam perkembangan kemajuan teknologi
terhadap anak itu sendiri (Gosita, 2004:
bahwa anak sering terlibat dalam masalah
19)
kriminalitas, misalnya anak perdagangan
Perlindungan adalah pemberian anak dan pornografi anak.
jaminan atas keamanan, ketentraman,
Perlindungan anak dilakukan sesuai
kesejahteraan, dan kedamaian di masa
dengan kebutuhannya sehingga tidak
sekarang, nanti dan akan datang, hakikat
terkesan berlebihan atau perlindungan
perlindungan hukum terhadap anak bukan
terhadap anak dilakukan dengan
saja terletak pada instrumen hukumnya,
memperhatikan dampak terhadap
namun perangkat-perangkat lainnya
lingkungan dan anak itu sendiri,
seperti masyarakat, lingkungan, budaya
sehingganya perlindungan terhadap anak
dan jaminan masa depan yang cerah.
dilakukan secara rasional
Dari berbagai define perlindungan bertanggungjawan dan bermanfaat yang
anak, penulis mendefiinisikan bahwa dilakukan secara efektif dan efisien.
perlindungan anak merupakan
Sehingganya, makna dari usaha
perlindungan anak yang terlepas dari
perlindungan anak merupakan usaha yang
kekerasan fisik maupun mental,
kreatif yang menjadikan anak dapat hidup
penyalahgunaan tanggungjawab dalam
mandiri, yakni anak memiliki kemampuan
bentuk apapun (abuse), dan eksploitasi.
dan kemauan menggunakan hak-haknya
Dalam bentuknya yang paling dan melaksanakan kewajibannya sebagai
sederhana, perlindungan anak seorang anak.
mengupayakan agar setiap hak sang anak
Hakikat perlindungan anak sendiri
tidak dirugikan. Perlindungan anak
dapat dibedakan menjadi dua bagian
bersifat melengkapi hak-hak lainnya yang
menurut penulis, yang dimana kedua
secara sederhana menjamin bahwa anak-
bagian tersebut merupakan unsur inti
anak akan menerima apa yang mereka
dalam perlindungan anak. Adapun kedua
butuhkan agar supaya mereka bertahan
bagian yang Penulis maksud adalah:
hidup, berkembang dan tumbuh.
1) Perlindungan anak yang bersifat
Perlindungan anak merupakan
yuridis, mencakup:
masalah penting dan dianggap sangat
penting diusahakan dari hal-hal yang

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - 145


Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 4, No 1, September 2018

a. Perlindungan dalam bidang Perlindungan anak bermanfaat bagi


hukum publik dan anak dan orang tuanya serta
b. Perlindungan dalam bidang pemerintahnya, maka koordinasi kerja
hukum keperdataan. sama perlindungan anak perlu diadakan
2) Perlindungan anak yang bersifat non dalam rangka mencegah
yuridis, meliputi: ketidakseimbangan kegiatan perlindungan
a. Perlindungan dalam bidang anak secara keseluruhan. Perlindungan
sosial, Anak berhubungan dengan beberapa hal
b. Perlindungan dalam bidang yang perlu mendapat perhatian, yaitu:
kesehatan, 1) Luas lingkup perlindungan:
c. Perlindungan dalam bidang a Perlindungan yang pokok
pendidikan. meliputi antara lain: sandang,
Perlindungan anak dimaknai pula pangan, pemukiman, pendidikan,
sebagai usaha untuk pencegahan, kesehatan, hukum.
rehabilitasi dan pemberdayaan terhadap b Meliputi hal-hal yang jasmaniah
anak, sehingga anak terlepas dari dan rohaniah.
perlakuan salah (child abused), c Mengenai pula penggolongan
ekspliotasi, dan penelantaran. Berbagai keperluan yang primer dan
usaha tersebut tidak lain adalah sebagai sekunder yang berakibat pada
jaminan atas kelangsungan anak agar prioritas pemenuhannya.
dapat hidup dan berkembang secara 2) Jaminan pelaksanaan perlindungan:
normal, baik fisil, mental dan sosialnya a Sewajarnya untuk mencapai hasil
(Media Advokasi & Penegakan Hak-Hak yang maksimal perlu ada
Anak, 1998:3). Hal ini sejalan dengan jaminan terhadap pelaksanaan
pendapat Arif Gosita (2004:52) yang kegiatan perlindungan ini, yang
mengatakan bahwa perlindungan anak dapat diketahui, dirasakan oleh
merupakan suatu usaha melindungi anak pihak-pihak yang terlibat dalam
atas pemenuhan hak dan kewajibannya. kegiatan perlindungan.
b Sebaiknya jaminan ini
Perlindungan hak-hak anak sangat
dituangkan dalam suatu
erat kaitannya dengan pengaturan
peraturan tertulis baik dalam
perundang-undangan sebagai jaminan
bentuk undang-undang atau
kepastian dengan pertimbangan bahwa
peraturan daerah, yang
anak merupakan golongan usia yang
perumusannya sederhana tetapi
sangat rawan (dependet), dan hal lain pula
dapat dipertanggungjawabkan
bahwa adanya golongan anak-anak yang
serta disebarluaskan secara
mengalami hambatan dan pertumbuhan
merata dalam masyarakat.
perkembangannya, baik secara rohani,
c Pengaturan harus disesuaikan
jasmani maupun sosial.
dengan kondisi dan situasi di

146 - P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678


Muhammad Fachri Said: Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Perspektif HAM

Indonesia tanpa mengabaikan perlindungan anak. Perlindungan


cara-cara perlindungan yang anak merupakan permasalahan yang
dilakukan di negara lain, yang rumit dan sulit sehingga
patut dipertimbangkan dan ditiru penanggulangannya harus dilakukan
(peniruan yang kritis) (Gosita, secara simultan dan bersama-sama;
2004: 4-6). e. Suatu tindakan individu yang
dipengaruhi oleh unsur-unsur sosial
Adapun pengertian perlindungan
tertentu atau masyarakat tertentu,
anak secara umum dapat juga dirumuskan
seperti kepentingan yang dapat
secara sederhana, yaitu:
menjadi motivasi, lembaga-lembaga
a. Suatu perwujudan adanya keadilan sosial (keluarga, sekolah, pesantren,
dalam suatu masyarakat. Keadilan ini pemerintah dan sebagainya), nilai-
merupakan keadilan sosial, yang nilai sosial, norma (hukum), status,
merupakan dasar utama perlindungan peran dan sebagainya. Agar dapat
anak; memahami dan menghayati secara
b. Suatu usaha bersama melindungi tepat sebab-sebab orang melakukan
anak untuk melaksanakan hak dan Perlindungan Anak sebagai suatu
kewajibannya secara manusiawi dan tindakan individu (sendiri-sendiri
positif; atau bersama-sama), maka dipahami
c. suatu permasalahan manusia yang unsur-unsur struktur sosial yang
Merupakan suatu kenyataan sosial. terkait;
Menurut proporsi yang sebenarnya, f. Dapat merupakan suatu tindakan
secara dimensional perlindungan hukum yang dapat mempunyai akibat
anak beraspek mental, fisik, dan hukum yang harus diselesaikan
sosial, hal ini berarti bahwa dengan berpedoman dan berdasarkan
pemahaman, pendekatan, dan hukum. Perlu adanya pengaturan
penanganan anak dilakukan secara berdasarkan hukum untuk mencegah
integratif, interdisipliner, dan menindak pelaksanaan
intersektoral, dan interdepartemental; Perlindungan Anak yang
d. Suatu hasil interaksi antara pihak- menimbulkan penderitaan mental,
pihak tertentu, akibat adanya suatu fisik, dan sosial pada anak yang
interrelasi antara fenomena yang ada bersangkutan;
dan saling mempengaruhinya. Jadi g. Harus diusahakan dalam berbagai
perlu diteliti, dipahami, dan dihayati bidang penghidupan dan kehidupan
siapa saja (objek dan subjek hukum) keluarga, bermasyarakat, bernegara,
yang terlibat sebagai komponen pada dan berbangsa. Taraf Perlindungan
adanya (eksistensi) Perlindungan Anak pada suatu masyarakat atau
Anak tersebut. Selain itu perlu juga bangsa merupakan tolok ukur taraf
diteliti, dipahami dan dihayati gejala peradaban masyarakat dan bangsa
mana saja mempengaruhi adanya tersebut;

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - 147


Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 4, No 1, September 2018

h. Merupakan suatu bidang bidang hukum yang berkaitan


pembangunan hukum nasional. (Gosita, 1999: 266-267).
Mengabaikan masalah Perlindungan Sementara itu Pelaksanaan
Anak akan mengganggu perlindungan anak, harus memenuhi
pembangunan nasional serta syarat antara lain:
kesejahteraan rakyat maupun anak.
Ikut serta dalam pembangunan 1) Merupakan pengembangan
nasional adalah hak dan kewajiban kebenaran, keadilan, dan
setiap warga negara; kesejahteraan anak;
i. Merupakan bidang pelayanan 2) Harus mempunyai landasan filsafat,
sukarela (voluntarisme) yang luas etika, dan hukum;
lingkupnya dengan gaya baru 3) Secara rasional positif; dapat
(inovatif, inkonvensional) (Gosita, dipertanggungjawabkan; bermanfaat
1999: 264-265). untuk yang bersangkutan;
mengutamakan perspektif
Adapun dasar dari pelaksanaan kepentingan yang diatur, bukan
perlindungan anak adalah: perspektif kepentingan yang
1) Dasar Filosofis, Pancasila dasar mengatur;
kegiatan dalam berbagai bidang 4) Tidak bersifat aksidental dan
kehidupan keluarga, bermasyarakat, komplimenter, tetapi harus dilakukan
bernegara, dan berbangsa, serta dasar secara konsisten, mempunyai rencana
filosofis pelaksanaan perlindungan operasional, memperhatikan unsur-
anak; unsur manajemen;
2) Dasar Etis, pelaksanaan perlindungan 5) Melaksanakan respons keadilan yang
anak harus sesuai dengan etika restoratif (bersifat pemulihan);
profesi yang berkaitan, untuk 6) Tidak merupakan wadah dan
mencegah perilaku menyimpang kesempatan orang mencari
dalam pelaksanaan kewenangan, keuntungan pribadi atau kelompok;
kekuasaan, dan kekuatan dalam 7) Anak diberi kesempatan untuk
pelaksanaan perlindungan anak; berpartisipasi sesuai situasi dan
3) Dasar Yuridis, pelaksanaan kondisinya;
perlindungan anak harus didasarkan 8) Berdasarkan citra yang tepat
pada Undang-undang Dasar 1945 dan mengenai anak adalah manusia;
berbagai peraturan perundang- 9) Berwawasan permasalahan (problem
undangan lainnya yang berlaku. oriented) dan bukan berwawasan
Penerapan dasar yuridis ini harus target;
secara integratif, yaitu penerapan 10) Tidak merupakan faktor kriminogen;
terpadu menyangkut peraturan 11) tidak merupakan faktor viktimogen
perundang-undangan dari berbagai (Gosita, 1999: 265-267).

148 - P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678


Muhammad Fachri Said: Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Perspektif HAM

Perlindungan anak pada dasarnya Orang Tua atau Wali berkewajiban


dapat dilakukan secara langsung maupun dan bertanggung jawab terhadap
penyelenggaraan Perlindungan
secara tidak langsung, yang dimaksud
Anak."
secara langsung ialah kegiatannya
Jadi yang mengusahakan
langsung ditujukan kepada anak yang
perlindungan anak adalah setiap anggota
menjadi sasaran penanganan langsung.
masyarakat sesuai dengan kemampuannya
Kegiatan seperti ini dapat berupa dengan berbagai macam usaha dalam
antara lain dengan cara melindungi anak situasi dan kondisi tertentu. Setiap warga
dari berbagai ancaman dari luar dan negara ikut bertanggung jawab terhadap
dalam dirinya, mendidik, membina, dilaksanakannya perlindungan anak demi
mendampingi anak dengan berbagai cara, kesejahteraan anak itu sendiri.
mencegah anak kelaparan dan
Kebahagiaan anak merupakan
mengusahakan kesehatannya dengan
kebahagiaan bersama, kebahagiaan yang
berbagai cara, menyediakan sarana
dilindungi adalah kebahagiaan yang
pengembangan diri, dan sebagainya.
melindungi. Tidak ada keresahan pada
Perlindungan anak secara tidak anak, karena perlindungan anak
langsung yaitu kegiatan tidak langsung dilaksanakan dengan baik, anak menjadi
ditujukan kepada anak, tetapi orang lain sejahtera. Kesejahteraan anak mempunyai
yang melakukan atau terlibat dalam usaha pengaruh positif terhadap orang tua,
perlindungan anak. Usaha perlindungan keluarga, masyarakat, pemerintah, dan
demikian misalnya dilakukan oleh orang negara. Perlindungan anak bermanfaat
tua atau yang terlibat dalam usaha-usaha bagi anak dan orang tua, keluarga,
perlindungan anak terhadap berbagai masyarakat, pemerintah, dan negara.
ancaman dari luar ataupun dari dalam diri
Koordinasi kerja sama kegiatan
anak, mereka yang bertugas mengasuh,
perlindungan anak perlu dilakukan dalam
membina, mendampingi anak dengan
rangka mencegah ketidakseimbangan
berbagai cara, mereka yang terlibat
kegiatan perlindungan anak secara
mencegah anak kelaparan, mengusahakan
keseluruhan. Kewajiban dan
kesehatan, dan sebagainya dengan
tanggungjawab Negara dan Pemerintah
berbagai cara, mereka yang menyediakan
dalam usaha perlindungan anak diatur
sarana mengembangkan diri anak dan
dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun
sebagainya.
2014 yaitu:
Perlindungan anak diusahakan oleh
a. Negara, Pemerintah, dan Pemerintah
setiap orang baik orang tua, keluarga,
Daerah berkewajiban dan
masyarakat, pemerintah maupun negara.
bertanggung jawab menghormati
Pasal 20 Undang-undang Nomor 35
pemenuhan Hak Anak tanpa
Tahun 2014 menentukan:
membedakan suku, agama, ras,
"Negara, Pemerintah, Pemerintah golongan, jenis kelamin, etnik,
Daerah, Masyarakat, Keluarga, dan

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - 149


Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 4, No 1, September 2018

budaya dan bahasa, status hukum, 1) Orang tua berkewajiban dan


urutan kelahiran, dan kondisi fisik bertanggung jawab untuk:
dan/atau mental. (Pasal 21); a. Mengasuh, memelihara,
b. Negara, Pemerintah, dan Pemerintah mendidik, dan melindungi Anak;
Daerah berkewajiban dan b. Menumbuh kembangkan Anak
bertanggung jawab memberikan sesuai dengan kemampuan,
dukungan sarana, prasarana, dan bakat, dan minatnya;
ketersediaan sumber daya manusia c. Mencegah terjadinya perkawinan
dalam penyelenggaraan Perlindungan pada usia Anak; dan
Anak (Pasal 22); d. Memberikan pendidikan karakter
c. Negara, Pemerintah, dan Pemerintah dan penanaman nilai budi pekerti
Daerah menjamin perlindungan, pada Anak.
pemeliharaan kesejahteraan dan 2) Dalam hal Orang Tua tidak ada, atau
mengawasi penyelenggaraan tidak diketahui keberadaannya, atau
perlindungan Anak dengan karena suatu sebab tidak dapat
memperhatikan hak dan kewajiban melaksanakan kewajiban dan
Orang Tua, Wali, atau orang lain tanggung jawabnya, kewajiban dan
yang secara hukum bertanggung tanggung jawab sebagaimana
jawab terhadap Anak. (Pasal 23); dimaksud pada ayat (1) dapat beralih
d. Negara, Pemerintah, dan Pemerintah kepada Keluarga, yang dilaksanakan
Daerah menjamin Anak untuk sesuai dengan ketentuan peraturan
mempergunakan haknya dalam perundang-undangan.
menyampaikan pendapat sesuai Adapun upaya-upaya untuk
dengan usia dan tingkat kecerdasan melindungi anak tidak hanya
Anak (Pasal 24). mencerminkan kepedulian dan semangat
e. Kewajiban dan tanggung jawab untuk memberikan pemeliharaan dan
Masyarakat terhadap Perlindungan jaminan finansial semata terhadap mereka
Anak melibatkan organisasi tetapi juga karena adanya rasa "keadilan"
kemasyarakatan, akademisi, dan dalam menyikapi nasib anak-anak.
pemerhati Anak, dilaksanakan Kepedulian saja tidak memberikan ikatan
melalui kegiatan peran Masyarakat apapun - tetapi rasa keadilan memberikan
dalam penyelenggaraan Perlindungan
ikatan berupa kewajiban moral (moral
Anak. (Pasal 25). obligation) untuk memenuhi berbagai
Kewajiban dan tanggung-jawab kebutuhan yang jika tidak diperoleh anak
keluarga dan orang tua dalam usaha akan mengancam kesejahteraan lahir-
perlindungan anak diatur dalam Pasal 26 batin dan mengancam jiwa mereka.
Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014
yaitu:

150 - P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678


Muhammad Fachri Said: Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Perspektif HAM

SIMPULAN sejawat lain yang tidak dapat


disebutkan satu-persatu.
Perlindungan hukum terhadap anak
dalam perspektif Hak Asasi Manusia pada DAFTAR PUSTAKA
hakekatnya adalah suatu upaya yang Buku-Buku
dilakukan oleh orang tua, pemerintah dan Arif Gosita, 2004, Masalah Perlindungan
masyarakat untuk memenuhi dan Anak, Akademi Pressindo, Jakarta.
menjamin segala hak anak yang telah di Arif Gosita, 1999, Aspek Hukum
jamin dalam konvensi hak anak dan Perlindungan Anak dan Konvensi
Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 Hak-hak Anak, Jakarta, Era Hukum,
Tentang Perlindungan Anak. Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum. No.
Perlindungan hukum terhadap anak dalam 4/Th.V/April 1999. Fakultas Hukum
perspektif Hak asasi manusia kurang Tarumanagara.
terimplementasi karena pemerintah belum Media Advokasi dan Penegakan Hak-hak
melaksanakan kewajibannya dalam Anak. Volume II No. 2, 1998,
memenuhi hak-hak anak sehingga masih Medan: Lembaga Advokasi Anak
terjadi pelanggaran hukum terhadap anak. Indonesia (LLAI).

UCAPAN TERIMA KASIH Jurnal


Aan Aswari, Andika Prawira Buana, and
Puji dan Syukur penulis ucapkan ke
Farah Syah Rezah, Harmonisasi
hadirat Allah SWT yang telah
Hukum Hak untuk Dilupakan bagi
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya,
Koran Digital terhadap Calon
sehingga akhirnya penulis dapat Mahasiswa di Makassar, Kanun:
menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini Jurnal Ilmu Hukum Vol. 20, No. 1
yang berjudul: “Perlindungan Hukum 39-62, 2018.
Terhadap Anak Dalam Perspektif Hak
Darmini Roza, Laurensius Arliman S,
Asasi Manusia”. Penulis menyadari Peran Pemerintah Daerah Di
bahwa tanpa bantuan dan dorongan dari Dalam Melindungi Hak Anak Di
berbagai pihak tidak mungkin karya Indonesia, Jurnal Masalah-Masalah
ilmiah ini dapat diselesaikan. Oleh karena Hukum, Vol. 47, No. 1, 2018.
itu pada kesempatan ini dengan segala Fajaruddin, Perlindungan Hukum
kerendahan hati, penulis ingin Terhadap Anak Korban Pornografi,
mengucapkan terimakasih dan Jurnal Varia Justicia, Vol. 10, No. 2,
penghargaan yang sebesar-besarnya 2014
kepada:
Hardianto Djanggih, Konsepsi
1. Dekan Fakultas Hukum Universitas Perlindungan Hukum Bagi Anak
Muslim Indonesia. Sebagai Korban Kejahatan Siber
2. Sejawat Dosen Fakultas Hukum Melalui Pendekatan Penal Dan Non
Universitas Muslim Indonesia dan Penal. Mimbar Hukum-Fakultas
Hukum Universitas Gadjah
Mada, Vol. 30, No. 2, 2018.

LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh - 151


Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 4, No 1, September 2018

Noer Indriati, Pengembangan Model Dengan Hukum Di Pengadilan


Perlindungan Hukum Terhadap Negeri Lhokseumawe, Jurnal
Anak Sebagai Korban Perdagangan Mimbar Hukum, Vol. 29, No. 1,
Di Indonesia, Jurnal Dinamika 2017.
Hukum, Vol. 14, No. 3, 2014. Tedy Sudrajat, Perlindungan Hukum
Prima Astari, Landasan Filosofis Terhadap Hak Anak Sebagai Hak
Tindakan Diskresi Kepolisian Asasi Manusia Dalam Perspektif
Terhadap Anak Yang Berhadapan Sistem Hukum Keluarga Di
Dengan Hukum, Jurnal Arena Indonesia, Kanun Jurnal Ilmu
Hukum, Vol. 8, No. 1, 2015. Hukum, Vo. 13, No. 2, 2011.
Syamsu Haling, Paisal Halim, Syamsiah Yul Ernis, Diversi Dan Keadilan
Badruddin, & Hardianto Djanggih. Restoratif Dalam Penyelesaian
Perlindungan Hak Asasi Anak Perkara Tindak Pidana Anak Di
Jalanan Dalam Bidang Pendidikan Indonesia, Jurnal Ilmiah Kebijakan
Menurut Hukum Nasional Dan Hukum, Vol. 10, No. 2, 2016.
Konvensi Internasional. Jurnal
Internet
Hukum & Pembangunan, Vol. No.
2, 2018. www.kpai.go.id/berita/kpai-pelaku-
kekerasan-terhadap-anak-tiap-
Sri Ismawati, Mekanisme Penyelesaian tahun-meningkat diakses 5 Juni
Perkara Anak Yang Berhadapan 2017
Dengan Hukum Pada Masyarakat
Dayak Kanayatn (Kajian Nasional.kompas.com/amp/read/2017/01/
Perbandingan Terhadap Sistem 13/19503671/wajah.perlindungan.a
Peradilan Pidana Anak), Jurnal nak.2016 diakses 9 April 2017
Dinamika Hukum, Vol. 13, No. 2, http://www.republika.co.id/berita/koran/h
2013. alaman-1/16/11/21/ogzcs315-
Sumiadi, Laila M. Rasyid & Romi laporan-kekerasan-anak-di-daerah-
Asmara, Restorative Justice Hakim meningkat, diakses 10 Juni 2017
Terhadap Anak Yang Berkonflik

152 - P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678

You might also like