You are on page 1of 13

EVALUASI TATA KELOLA TERMINAL TIPE C TUAH TUALANG DI

KABUPATEN SIAK
Oleh: Ike Puspita
Pembimbing: Adianto
Program Studi Administrasi Publik – Jurusan Ilmu Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Kampus Bina Widya, Jl.H.R Soebrantas Km 12,5 Simp, Baru, Pekanbaru 28293
Telp/Fax. 0761-63277

Abstract

Siak Regency is one of the Districts that has excellent tourist destinations,
which in the presence of superior tourist destinations, transportations facilities and
infrastructure are needed as tourism support in Siak Regency. One of the problems of
transportation facilities and infrastructure is the management of Tuah Tualang Type C
Terminalsin Siak Regency, this is because there are still many shadow terminals and
ticket agents around the Tualang Sub-District road and the public transport route
network has not been arranged. The purpose of this study was to evaluate terminal
management and look at the evaluation factors for the management of Tuah Tualang
Type C Terminal in Regency. The theoretical concept used is the theory of evaluation by
Dunn in (Nugroho, 2017), namely : effectiveness, efficiency, sufficiency, equity,
responsiveness, and determination. This study uses qualitative methods with a case
study approach, and uses purposive sampling technique, with data collection thecniques
including : observation, interviews, and documentation. The results of the evaluation of
the management of the type C terminal of Tuah Tualang in Siak Regency have not run
optimally and have not been realized properly. it is better to improve the status of the
terminal to type A and to arrange a system for the public transport route network at the
Tuah Tualang terminal in Siak Regency.

Keywords : Evaluation, Governance, Terminal

1. PENDAHULUAN Kabupaten Siak saat ini telah


1.1. Latar Belakang memasuki usianya yang ke 19 tahun, di
Kabupaten Siak merupakan usianya yang masih tergolong belia,
salah satu kabupaten dengan ibu namun pembangunan di berbagai
kotanya “Siak Sri Indrapura” yang ada bidang telah di laksanakan, mulai dari
di Provinsi Riau. Kabupaten Siak pembangunan fisik maupun sumber
memiliki destinasi wisata unggulan, daya manusia. Pembangunan tersebut
yang dapat dijadikan sebagai salah satu terus mengalami kemajuan dan
penghasil devisa bagi pemerintah peningkatan melalui program-program
maupun masyarakat. Pengunjung pemerintah Siak. Salah satu hasil
destinasi tersebut berasal dari pembangunan dari sektor infrastruktur
wisatawan domestik maupun luar adalah pada sektor perhubungan, telah
negeri. Disamping destinasi wisata tentu di bangun tiga unit terminal angkutan
dibutuhkan infrastruktur sebagai darat.
penunjang wisata di Kabupaten Siak.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 1


Terminal sebagaimana perecanaan awal terminal Tuah Tualang
dimaksud dalam Undang-Undang No. yaitu terminal tipe A. Namun dalam
22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan realisasinya terminal Tuah Tualang
Angkutan Jalan adalah prasarana dibangun menjadi terminal tipe C
transportasi jalan untuk keperluan Dinas Perhubungan merupakan
menurunkan dan menaikkan pelaksana otonomi daerah yang
penumpang, perpindahan intra dan/atau menyelenggarakan pelayanan dibidang
antar moda transportasi serta mengatur perhubungan yang mana mempunyai
kedatangan dan pemberangkatan umum tugas pokok melaksanakan urusan
maupun distribusi barang. Terminal pemerintahan daerah berdasarkan asas
merupakan pangkalan kendaraan otonomi dan tugas pembuatan di bidang
bermotor umum digunakan untuk perhubungan sesuai dengan
mengatur kedatangan dan kewenangan dan kebijakan pemerintah
keberangkatan, menaikkan dan daerah. Dinas Perhubungan Kabupaten
menurunkan barang orang dan/atau Siak memiliki kompetensi sebagai
barang, serta perpindahan moda perumus kebijakan dan pelaksana
angkutan (Peraturan Menteri kebijakan dibidang perhubungan.
Perhubungan Republik Indonesia Fenomena-fenomena yang
Nomor 40 Tahun 2015 tentang Standar terjadi di Terminal Tipe C Tuah
Penyelenggaraan Terminal Penumpang Tualang di Kabupaten Siak yaitu:
Angkutan Jalan) harus dapat bekerja Pertama, Terminal bayangan,
secara optimal dan efesien sehingga permasalahan terminal bayangan
dapat mendukung mobilitas penduduk, menjadi masalah serius bagi pihak
ketertiban lalu lintas, disamping itu Dinas Perhubungan karena terminal
Terminal juga berfungsi sebagai sarana bayanganlah yang membuat arus
penunjang bagi peningkatan Pendapatan perpindahan penumpang di terminal
Asli Daerah (PAD) dari sektor retribusi. Tuah Tualang tidak berjalan optimal.
Kabupaten Siak, kecamata Para sopir angkutan berdalih enggannya
Tualang dengan Ibu Kota Perawang, memasuki terminal Tuah Tualang
terminal Tuah Tualang tegolong karena akses menuju terminal belum
terminal Tipe C yang berfungsi ada kendaraan umum sehingga terminal
melayani kendaraan angkatan umum sulit dijangkau dan terasa jauh bagi
untuk angkutan pedesaan. Namun penumpang, yang menyebabkan
dikarenakan tata guna lahan di minimnya penumpang yang berada di
perawang di domisili oleh sektor lokasi tersebut. Masih kurangnya
industri dengan luas wilayah kecamatan kesadaran para sopir angkutan kota
tualang 373,75 km. Jumlah penduduk di untuk pindah kedalam terminal Tuah
perawang juga merupakan jumlah Tualang yang telah
penduduk sebaran terbesar di disediakan.Kurangnya komunikasi yang
Kabupaten Siak, menyebabkan diciptakan antara Dinas Perhubungan
meningkatnya kegiatan transportasi, dengan sopir-sopir sangat merugikan
maka terminal Tuah Tualang juga harus masyarakat, khususnya masyarakat
melayani kendaraan umum untuk Kabupaten Siak. Kecenderungan
angkutan Antar Kota Antar Provinsi masyarakat (penumpang) untuk
(AKAP) dan atau Antar Lintas Batas memanfaatkan terminal bayangan juga
Negara Angkutan Antar Kota Dalam semakin memperburuk keadaan.
Provinsi (AKDP), angkutan kota, dan Penumpang lebih sering menunggu bus
angkutan pedesaan. Jika dilihat dari di pinggir jalan tanpa harus menempuh

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 2


jarak yang jauh ke terminal Tuah TUAH TUALANG DI KABUPATEN
Tualang. SIAK”.
Kedua, Kurangnya sumber daya 1.2. Perumusan Masalah
manusia, kelemahan yang muncul juga Berdasarkan permasalahan serta
terjadi pada sumber daya manusia yang fenomena-fenomena yang telah
kurang, karena di terminal Tuah diuraikan dalam latar belakang
Tualang hanya terdapat satu orang diatas,maka yang menjadi rumusan
pegawai koordinator, empat orang masalah dalam penelitian ini adalah :
operator, tiga orang keamanan dan lima 1. Bagaimana evaluasi tata kelola
orang kebersihan. Dengan sumber daya terminal Tipe C Tuah Tualang di
manusia yang berjumlah satu pegawai Kabupaten Siak?
dan dua belas honorer tersebut, kurang 2. Faktor-faktor apa saja yang
mampu mengelola organisasi dan menghambat evaluasi tata kelola
manajerial para pengurus terminal yang terminal Tipe C Tuah Tualang di
telah dibentuk oleh Dinas Perhubungan. Kabupaten Siak?
Ketiga, Tidak optimalnya fungsi 1.3. Tujuan Penelitian
terminal, karena kurangnya pengawasan Tujuan yang ingin di capai
dari pemerintah daerah dan kurang melalui penelitian ini adalah:
tegas melaksanakan kebijakan untuk 1. Untuk mengetahui evaluasi tata
menjaga ketertiban operasional kelola terminal Tipe C Tuah Tualang
terminal dan kurangnya pengawasan di Kabupaten Siak.
dari Dinas Perhubungan terhadap kios- 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang
kios agen tiket. Kios-kios tersebut juga menghambat evaluasi tata kelola
digunakan sebagai tempat menaikkan terminal Tipe C Tuah Tualang di
dan menurunkan penumpang tanpa Kabupaten Siak.
harus melalui terminal Tuah Tualang. 1.4. Manfaat Penelitian
Ke empat, Jaringan trayek yang 1. Manfaat Teoritis
belum tertata, permintaan terhadap Penelitian ini di harapkan dapat
angkutan umum menurun akibat memacu perkembangan penelitian
meningkatnya penggunaan kendaraan khususnya di bidang Administrasi
pribadi, investasi dibidang Publik, terutama untuk pengembangan
kepengusahaan angkutan umum tidak teori-teori implementasi, evaluasi dan
diminati pengusaha karena belum manajemen.
menjanjikan secara ekonomi dan 2.Manfaat Praktis
finansial, dan bahwasannya sepi Hasil penelitian ini di harapkan
penumpang, sehingga orang tidak minat dapat menjadi bahan masukan dan
jadi pengusaha angkot. Hal tersebut koreksi bagi pihak instansi terkait,
menjadi alasan belum tertatanya khususnya dinas perhubungan
jaringan trayek di terminal Tipe C Tuah Kabupaten Siak dalam pengembangan
Tualang di Kabupaten Siak. dan pengambilan keputusan, khususnya
Maka dari itu perlu dilakukan mengenai tata kelola terminal, sehingga
evaluasi agar dapat meningkatkan tata dapat mengoptimalkan tata kelola
kelola Terminal Tuah Tualang yang terminal Tuah Tualang di Kabupaten
baik. Berdasarkan fenomena yang Siak.
peneliti paparkan di latar belakang, 3. Manfaat Akademis
maka peneliti tertarik untuk mengkaji Penelitian ini dapat dijadikan
tentang “EVALUASI TATA sebagai wahana untuk menambah dan
KELOLA TERMINAL TIPE C menerapkan ilmu pengetahuan yang di

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 3


dapat selama menuntut ilmu di masa program. Menurut Replay dan Franklin
perkuliahan sebagai referensi dalam (Winarno, 2014:148)
kepustakaan di Fakultas Ilmu Sosial dan berpendapat bahwa implementasi
Ilmu Politik khususnya Program Studi adalah apa yang terjadi setelah undang-
Ilmu Administrasi Publik. Sebagai undang atau kebijakan ditetapkan yang
rujukan bagi kalangan peneliti memberikan otoritas program,
berikutnya yang membahas kebijkana, keuntungan (benefit), atau
permasalahan yang sama. suatu jenis keluaran yang nyata
2.KONSEP TEORI (tangible output). Implementasi
2.1 Konsep Implementasi mencakup tindakan-tindakan oleh
Purwanto dan Sulistyastuti berbagai aktor, khususnya para birokrat
(2015:21) memberikan definisi bahwa yang dimaksudkan untuk membuat
implementasi dapat dimaknai dengan program berjalan.
beberapa kata kunci berikut: untuk Pandangan Grindle dalam
menjalankan kebijakan (to carry out), (Winarno, 2014:149) bahwa
untuk memenuhi janji-janji implementasi secara umum tugas
sebagaimana dinyatakan dalam implementasi adalah membentuk suatu
dokumen kebijakan (to fulfill), untuk kaitan (linkage) yang memudahkan
menghasilkan output sebagaimana tujuan-tujuan kebijakan bisa
dinyatakan dalam tujuan kebijakan (to direalisasikan sebagai dampak dari
complete). Dari sebagai kata kunci yang suatu kegiatan pemerintah. Oleh karena
mulai digunakan untuk mendefinisikan itu tugas implementasi mencakup
implementasi tersebut .Agustino terbentuknya “a policy delivery
(2016:126) mendefinisikan system”, dimana sarana-sarana tertentu
Implementasi kebijakan secara dirancang dan dijalankan dengan
sederhana dapat diartikan sebagai harapan sampai pada tujuan-tujuan yang
proses menerjemahkan peraturan diinginkan.
kedalam bentuk tindakan. Dalam Weimber dan Vining dalam
prakteknya implementasi kebijakan (Tahir, 2015:76) mengemukakan ada
merupakan suatu proses yang begitu tiga kelompok variabel besar yang dapat
kompleks bahkan tidak jarang mempengaruhi keberhasilan
bermuatan politis karena wujudnya implementasi suatu program :
intervensi berbagai kepentingan. 1. Logika kebijakan.
Implementasi kebijakan 2. Lingkungan tempat kebijakan
merupakan tahap yang krusial dalam dioperasionalkan.
proses kebijakan publik. Suatu program 3. Kemampuan implementor kebijakan.
kebijakan harus di implementasikan 2.2 Evaluasi
agar mempunyai dampak atau tujuan Evaluasi kebijakan ditujukan
yang diinginkan (Winarno, 2014:146). untuk menilai sejauh mana keefektifan
Menurut Lester dan Stewart dalam kebijakan publik guna
(Winarno, 2014:147) menjelaskan dipertanggungjawabkan kepada
implemtasi dipandang secara luas konstitusinya sejauh mana tujuan
mempunyai makna pelaksanaan dicapai. Evaluasi diperlukan untuk
undang-undang dimana berbagai faktor, melihat kesenjangan antara harapan dan
organisasi, prosedur dan teknik bekerja kenyataan (Nugroho, 2017). Tujuan
bersama-sama untuk menjalankan pokok evaluasi bukan untuk
kebijakan dalam upaya untuk meraih menyalahkan melainkan untuk melihat
tujuan-tujuan kebijakan atau program- seberapa besar kesenjangan antara

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 4


pencapaian dan harapan suatu kebijakan 4. Akunting, untuk melihat dan
publik. Tugas selanjutnya adalah mengukur akibat sosial ekonomi dan
mengurangi atau menutup kesenjangan kebiajkan. Misalnya, seberapa jauh
tersebut. Jadi, evaluasi harus dipahami program yang dimaksud mampu
sebagai suatu yang bersifat positif. meningkatnkan pencapaian
Evaluasi bertujuan untuk mencari masyarakat dan dampak yang
kekurangan dan menutup kekurangan ditimbulkan telah sesuai dengan
tersebut. yang diharapkan.
Tujuan evaluasi menurut Dunn menggambarkan kriteria-
(Soetari, 2014), yaitu: kriteria kinerja kebijakan yang harus
1. Mengukur efek suatu dievaluasi adalah sebagaimana yang
program/kebiajkan pada kehidupan tampak didalam tabel berikut:
masyarakat dengan membandingkan 1. Efektivitas
kondisi antara sebelum dan sesudah Efektivitas adalah apabila suatu
adanya program tersebut. kebijakan yang telah dikeluarkan
2. Memperoleh informasi tentang pemerintah tepat pada sasaran dan
kinerja implementasi kebijakan serta tujuan yang diinginkan. Keinginan
menilai kesesuaian dan perubahan pemerintah dalam mengeluarkan
program dengan rencana. kebijakan supaya nilai-nilai yang
3. Memberikn umpan balik bagi diinginkan sampai kepada publik. Agar
manajemen dalam rangka masalah-masalah yang ada
perbaikan/penyempurnaan dilingkungan masyarakat dapat di atasi
implementasi dengan baik. Dengan demikian
4. Memberikan rekomendasi pada efektivitas dari sebuah kebijakan yang
pembuat keputusan lebih lanjut berkenaan dengan apakah hasil yang di
mengenai program pada masa inginkan dari sebuah kebijakan telah
mendatang. tercapai.
William N.Dunn dan Ripley Berkenaan dengan jumlah usaha
dalam (Anggara, 2014), evaluasi yang di perlukan untuk menghasilkan
berfungsi untuk memenuhi akuntabiltas tingkat efektivitas yang di kehendaki.
publik karena sebuah kajian evaluasi Dimana di dalam efesiensi dari sebuah
harus mampu memenuhi esensi kebijakan melihat berapa sumber daya
akuntabilitas tersebut, antara lain yang digunakan untuk penerapan suatu
sebagai berikut: kebijakan. Untuk mengetahui seberapa
1. Memberikan ekspalanasi yang logis banyak usaha yang diperlukan untuk
atas realitas pelaksanaan sebuah mencapai hasil yang diinginkan dalam
program/kebijakan. pengimplementasian kebijakan.
2. Mengukur kepatuhan, artinya 2. Kecukupan
mampu melihat kesesuaian antara Berkenaan dengan seberapa jauh
pelaksana dengan standar dan suatu tingkat efektivitas memuaskan
prosedur yang telah ditetapkan. kebutuhan, nilai, atau kesempatan yang
3. Melakukan auditing untuk melihat menumbuhkan adanya masalah.
output kebiajkan sampai pada Dimana dalam suatu kebijakan terdapat
sasaran yang dituju, ada tidaknya alternatif apa yang dilakaukan bila
kebocoran dan penyimpangan pada kebijakan telah diimplementasikan.
pengunaan anggaran, ada tidaknya Dengan kata lain seberapa jauh
penyimpangan tujuan dan pencapaian hasil yang diinginkan telah
pelaksanaan program.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 5


memecahkan masalah. Indikator managing director = direktur pelaksana:
penilaiannya adalah : manageable (kata sifat), artinya dapat
2. Perataan diatur/di kendalikan; dan maagement.
Berkenaan dengan pemerataan Ritonga (2015:26).
distribusi manfaat dari suatu kebijakan. Haiman dalam (Manullang,
Yang dilihat dari pemerataan adalah 2009:3), mengatakan bahwa manajemen
apakah manfaat distribusi merata adalah fungsi untuk mencapai sesuatu
kepada kelompok-kelompok yang melalui kegiatan orang lain dan
berbeda, dimana ada tiga unsur mengawasi usaha-usaha individu untuk
kelompok dari kebijakan yang harus mencapai tujuan bersama. Sedangkan
diperhatikan yaitu : menurut Hasibuan dalam (Marnis,
3. Responsivitas 2008:3), manajemen merupakan ilmu
Berkenaaan dengan seberapa dan seni mengatur proses pemanfaatan
jauh suatu kebijakan dapat memuaskan sumberdaya manusia dan sumber-
kebutuhan, preferensi, atau nilai sumber lainnya secara efektif dan
kelompok-kelompok masyarakat yang efesien untuk mencapai suatu tujuan
menjadi target kebijakan. Kebijakan tertentu.
ingin melihat bagaimanakah tanggapan Menurut Farland dalam
dari masyarakat yang menjadi (Brantas, 2009:4) mendefinisikan
kelompok target kebijakan. manajemen adalah suatu proses atau
Indikatornya adalah respon masyarakat kerangka kerja, yang melibatkan
terhadap kebijakan. bimbingan atau pengarahan suatu
4. Ketetapan kelompok orang-orang kearah tujuan-
Berkenaan dengan pertanyaan tujuan organisasional atau maksud-
apakah kebijakan tersebut tepat untuk maksud yang nyata.
suatu masyarkat?. Apakah kebijakan Menurut Handoko, ada empat
yang telah diimplementasikan belas prinsip-prinsip manajemen yang
pemerintah adanya antara tujuan dan dikutip dari Henri Fayol (1841-1925),
hasil yang diperoleh, benar-benar yaitu:
berguna atau bernilai. Untuk ketepatan a. Pembagian kerja-adanya spesialisasi
alternatif yang digunakan dapat di ukur akan meningkatkan efesiensi
dengan indikator : ketepatan dari pelaksanaan kerja.
produk kebijakan. b. Wewenang-hak untuk memberi
2.3 Manajemen perintah dan di patuhi.
Pada awalnya kata “manage” ini c. Disiplin-harus ada respek dan dan
di adopsi dari bahasa india, maneggio, ketaatan pada peranan-peranan dan
dari bahasa latin, managiare, dari kata tujuan-tujuan organisasi.
manus, artinya tangan. Kata “to d. Kesatuan perintah-setiap karyawan
manage”, sendiri artinya 1) mengurus, atau anggota organisasi hanya
mengatur, melaksankan, mengelola; 2) menerima instruksi tentang kegiatan
memperlakukan. Dari kata manage tertentu dari hanya seorang atasan.
(kata kerja) ini terbentuklah kata-kata e. Kesatuan pengarahan-operasi-operasi
lainnya seperti manager (kata benda), dalam organisasi yang mempunyai
artinya pengelola/pemimpin usaha; tujuan yang sama harus diarahkan
managerial (kata sifat), artinya yang oleh seorang manajer dengan
berhubungan dengan penggunaan suatu rencana.
kepemimpinan/pengelolaan; managing f. Meletakkan kepentingan
(kata sifat), artinya pelaksana, eks: perseorangan di bawah kepentingan

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 6


umum-kepentingan perseorangan l. Stabilitas staf organisasi-tingkat
harus tunduk pada kepentingan perputaran tenaga kerja yang tinggi
organisasi. tidak baik bagi pelaksaan fungsi-
g. Balas jasa-kompensasi untuk fungsi organisasi.
pekerjaan yang di laksanakan harus m. Inisiatif-bawahan harus di beri
adil baik bagi anggota maupun kebebasan untuk menjalankan dan
pimpinan. menyelesaikan rencanannya,
h. Sentralisas-adanya keseimbangan walaupun beberapa kesalahan
yang tepat antara sentralisas dan mungkin terjadi.
desentralisas. n. Esprit de Coros (semangat korps)
i. Rantai saklar (garis wewenang)-garis “kesatuan adalah kekuatan
wewenang dan perintah yang jelas. “pelaksanaan operasi organisasi
Dengan jelasnya garis wewenang di perlu memiliki kebanggan, kesetiaan
harapkan tidak timbul kecemburuan, dan rasa memiliki dari para anggota
sehingga konflik juga dapat yang tercermin pada semangat korps,
diminimalisir. Ritonga (2015:34).
j. Order-bahan-bahan (material) dan Follet dalam (Bangun, 2008),
orang-orang harus ada pada tempat mendefinisikan management is an art.
dan waktu yang tepat. Terutama Stoner yang dirujuk oleh Bangun (2008)
orang-orang hendaknya di tempatkan mengatakan bahwa manajemen adalah
pada posisi-posisi atau pekerjaan- proses membuat perencanaan,
pekerjaan yang paling cocok untuk pengorganisasian, memimpin dan
mereka. mengendalikan berbagai usaha dari
k. Keadilan-harus ada persamaan anggota organisasi dan menggunakan
perlakuan dalam organisasi. sumberdaya organisasi untuk mencapai
Prsamaan yang paling jelas terlihat sasaran.
ketika membebankan tugas, reward
dan punishment.
3.METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti
Jenis penelitian yang digunakan menggunakan metode purposive
adalah penelitian kualitatif dengan sampling. Dimana peneliti menentukan
pendekatan studi kasus. Studi kasus yang menjadi inforan yaitu orang yang
merupakan rancangan penelitian yang mewakili karakteristik populasi untuk
ditemukan dibanyak bidang, khususnya memperoleh data untuk mendapatkan
evaluasi, dimana peneliti informasi selanjutnya. Adapun
mengembangkan analisis mendalam informan pada penelitian ini adalah:
atas suatu kasus, sering kali program, 1. Kepala Bidang Perhubungan Darat
peristiwa, aktivitas, proses, atau satu 2. Kasi Prasarana Lalu Lintas
individu atau lebih. Studi kasus pada 3. Koordinator Terminal Tuah Tualang
penelitian ini yaitu Terminal Tipe C 4. PO Bus
Tuah Tualang di Kabupaten Siak. 5. Supir
3.1 Lokasi Penelitian 6. Masyarakat
Penelitian ini dilakukan di 3.3 Jenis Data
Kabupaten Siak, dengan lokus Terminal 3.3.1 Data primer
Tuah Tualang Perawang dan Kantor Data yang diperoleh penulis melalui
Dinas Perhubungan Kabupaten Siak. wawancara secara langsung dengan
3.2 Informan Penelitian informan yaitu state (Dinas
Perhubungan Kabupaten Siak ), private

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 7


sector (pihak swasta) dan civil society 4.1 Evaluasi Tata Kelola Terminal
(masyarakat) yang berkaitan dengan Tipe C Tuah Tualang di
evaluasi tata kelola terminal Tipe C Kabupaten Siak
Tuah Tualang di Kabupaten Siak. Data 4.1.1 Efektivitas
juga diperoleh dari observasi atau Efektivitas yang ditinjau dari tujuan
pengamatan langsung terhadap objek dari tata kelola terminal Tuah Tualang
penelitian yaitu di terminal Tuah belum tercapai secara maksimal, tentu
Tualang. hal tersebut berpengaruh terhadap
3.3.2 Data Sekunder sasaran yang ingin dicapai untuk tata
Data sekunder merupakan data kelola terminal Tuah Tualang, karena
olahan atau data sumber kedua yang realisasinya sampai saat ini terminal
diperoleh dari laporan-laporan tersebut tidak semua bus menjadikan
penelitian terdahulu, jurnal, buku-buku, terminal Tuah Tualang sebagai
internet, media massa, dan sumber pangkalan kendaraan bermotor umum
lainnya yang relavan dengan penelitian yang digunakan untuk mengatur
sebagai penunjang sebagai kelegkapan kedatangan dan keberangkatan,
dalam penelitian ini, seperti, Profil menaikkan dan menurunkan
Kecamatan Tualang. Profil Dinas penumpang serta perpindahan moda
Perhubungan Kabupaten Siak. Undang- angkutan dimana hal tersebut tentu
Undang Republik Indonesia Nomor 22 berpengaruh terhadap lalu lintas yang
Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan menjadi macet akibat tidak teraturnya
Angkutan Jalan.. Peraturan Menteri bus-bus dalam menaikkan dan
Perhubungan Republik Indonesia menurunkan penumpang.
Nomor PM 132 Tahun 2015. Peraturan 4.1.2 Efesiensi
Bupati Siak Nomor 75 Tahun 2016 Evaluasi tata kelola terminal Tipe C
Tentang Kedudukan, Susunan Tuah Tualang di Kabupaten Siak, yang
Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta ditinjau melalui Efesiensi dari segi
Tata Kerja Dinas Perhubungan biaya yang diharapkan, dari segi waktu
Kabupaten Siak. Dan Data Trayek yang dihabiskan dan dari segi tenaga
Tahun 2018. yang dipakai belum efektif dalam
3.4 Teknik Pengumpulan Data penerapannya. Hal ini dapat dilihat saat
Teknik pengumpulan data yang ini di terminal Tuah Tualang Kabupaten
digunakan dalam penelitian ini yaitu Siak belum terkelola dan masih
observasi, interview, dan dokumentasi. kurangnya tenaga personil untuk tata
3.5 Analisis Data kelola terminal ini.Dana yang diperoleh
Analisis data dalam penelitian ini untuk pemeliharaan operasional
diawali dengan mengumpulkan data Terminal Tuah Tualang di Kabupaten
mentah yang telah diperoleh saat Siak hanya Rp. 5.000.000/tahunnya
wawancara dan survei. Data mentah diluar gaji pegawai. Hal ini tentu tidak
yang diperoleh baik dalam bentuk cukup untuk pemeliharaan terminal dan
tertulis, softcopy dan rekaman ataupun kebutuhan minimal yang ditetapkan
catatan penelitian, dikumpulkan untuk terminal Tuah Tualang di Kabupaten
kemudian di transkripkan menjadi Siak. Dan kesiapan sumber daya
sebuah data dan informan yang lebih manusia/personil/petugas merupakan
sederhana untuk dibaca dan dipahami. aspek yang wajib dipenuhi untuk
4.HASIL DAN PEMBAHASAN penyelenggaraan terminal.
4.1.3 Kecukupan

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 8


Kinerja pelaksanaan tata kelola bentuk positif berupa dukungan ataupun
terminal Tuah Tualang masih kurang wujud yang negatif berupa penolakan.
baik, begitu pula pengawasan yang 4.1.5 Ketetapan
dilakukan kurang baik, karena yang Ketetapan dalam tata kelola
bertanggung jawab dan memiliki Terminal Tuah Tualang di Kabupaten
wewenang untuk pengawasan sendiri Siak perlu diperbaiki lagi kedepannya
adalah Dinas Perhubungan.Kinerja dan menjalankan fungsi terminal yang
pelaksana tata kelola terminal lebih baik lagi. Hal tersebut
seharusnya memiliki kualitas dalam membuktikan bahwa masyarakat
menjalankan tugas-tugasnya. Dan lebih merasa terminal tersebut perlu
bertanggung jawab terhadap tanggung dilakukan peningkatan Tipe terminal.
jawab yang telah diberikan. Serta Dalam hal ini pemerintah harus mampu
memahami tugas-tugas yang harus membuat alternatif untuk tata kelola
dilakukan oleh setiap personil terminal. terminal Tuah Tualang ini, karena
Hal tersebut untuk mendukung berdasarkan observasi peneliti masih
tercapainya tata kelola terminal yang belum terlaksana secara optimal
lebih efektif. kondisi ini akan terus seperti ini apabila
4.1.4. Pemerataan pemerintah tidak menindaklanjuti dan
Pemerataan ini tidak berjalan menegakkan hukum secara intensif.
sesuai dengan yang diharapkan. Karena Pemerintah sebaiknya harus mengambil
pemerintah sebagai pembuat kebijakan langkah konkret untuk mengatasi
harus menyesuaikan Tipe terminal masalah tata kelola terminal yang
sesuai dengan yang dibutuhkan terjadi di Terminal Tuah Tualang di
masyarakat karena setiap tahunnya Kabupaten Siak.Salah satu upaya yang
kebutuhan masyarakat sendiri akan harus dilakukan pemerintah Daerah dan
berubah sesuai dengan perkembangan segenap akademisi adalah perlu adanya
zamannya. Akan tetapi hingga saat ini pengkajian mendalam mengenai tata
pemerintah belum menaikkan tipe kelola Terminal Tuah Tualang di
terminal, sehingga mengakibatkan Kabupaten Siak.
banyaknya pelanggaran yang terjadi. 4.2 Faktor-faktor yang menghambat
4.1.4 Responsivitas Evaluasi Tata Kelola Terminal
kepuasan masyarakat mengenai tata Tipe C Tuah Tualang di
kelola Terminal Tuah Tualang ini masih Kabupaten Siak.
kurang puas dan perlu melakukan tata 4.2.1 Aksebilitas/Jaringan Trayek
kelola yang lebih baik lagi kedepannya Angkutan Umum
dan meningkatkan upaya dalam Tidak tersedianya trayek
pelaksanaan tata kelola Terminal Tuah angkutan lokal yang mendukung dan
Tualang. Pihak yang berwenang harus melayani aksebilitas penumpang dari
memberikan bukti kepada masyarakat dan ke terminal Tuah Tualang secara
bukan hanya sekedar janji saja. Karena langsung menyebabkan pengguna jasa
suatu keberhasilan kebijakan dapat angkutan umum tidak memanfaatkan
dilihat melalui tanggapan masyarakat terminal sebagai tempat perpindahan
yang menanggapi pelaksanaan setelah moda angkutan. Dan secara langsung
terlebih dahulu memprediksi pengaruh menyebabkan kendaraan angkutan
yang akan terjadi jika suatu kebijakan umum tidak masuk terminal.
akan dilaksanakan. Juga tanggapan Untuk menciptakan keterpaduan
masyarakat setelah dampak kebiajkan dan integrasi trayek tersebut maka perlu
sudah mulai dapat dirasakan dalam dilakukan penyediaan/penataan trayek

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 9


angkutan umum, terutama angkutan kebutuhan minimum yang dibutuhkan
lokal serta menjadikan terminal Tuah oleh Terminal Tuah Tualang. Hal
Tualang ini sebagai simpul dari jaringan tersebut untuk sebuah tata kelola
dan sistem angkutan umum tersebut. terminal yang baik sangat menghambat
pelaksanaannya, untuk pemeliharaan
4.2.2 Penyimpangan Trayek AKAP terminal sendiri yang harus dilakukan
Kabupaten Siak khususnya Kecamatan yaitu menjaga kebersihan bangunan
Tualang walaupun tidak termasuk beserta perbaikannya, menjaga
dalam jaringan trayek angkutan AKAP, kebersihan peralatan terminal,
namun telah disinggahi dan menjadi perawatan tanda-tanda dan perkerasan
asal tujuan angkutan AKAP dari pulau peralatan.
sumatera maupun dari jawa. Kondisi ini 4.2.6 Sumber Daya Manusia
telah telah terjadi sejak tahun 1990 - an, Sumber Daya Manusia yang
sebelum Kabupaten Siak terbentuk. tidak memadai menghambat terhadap
4.2.3 Sarana dan Prasarana tata kelola terminal. Jika jumlah sumber
Fasilitas di termial perlu daya nya saja tidak terpenuhi
dilakukan penyediaan, penataan, bagaimana tata kelola terminal dapat
perawatan dan pemeliharaan terminal tecapai sesuai dengan yang diharapkan.
secara rutin sehingga pemanfaatan Sumber daya yang dibutuhkan juga
fasilitas terminal dapat berfungsi secara haruslah berkompeten dan bertanggug
optimal dan untuk menjamin jawab yang dapat memaksimalkan hasil
terpenuhinya aspek fasilitas yang baik. kebijakan mengenai tata kelola terminal
Kondisi fasilitas utama terminal Tuah agar manfaat dari tata kelola sendiri
Tualang saat ini yaitu: fasilitas dapat dirasakan oleh kelompok yang
penerangan di gedung terminal banyak ada.
yang tidak menyala. Fasilitas 5. PENUTUP
penerangana di luar terminal banyak 5.1 Kesimpulan
yang tidak menyala. Fasilitas air bersih Berdasarkan data yang diperoleh
tidak berfungsi secara maksimal. Dan dari lokasi penelitian dan informan serta
kebersihan diluar/pekarangan terminal analisa peneliti dan semua indikator
yang tidak terjaga kebersihannya. yang telah di sajikan pada bab
4.2.4 Partisipasi Masyarakat sebelumnya, mengenai Evaluasi Tata
Partisipasi masyarakat sangat Kelola Terminal Tipe C Tuah Tualang
dibutuhkan dalam melaksanakan sebuah di Kabupaten Siak maka diperoleh
kebijakan. Hal ini disebabkan karena kesimpulan sebagai berikut:
masyarakat merupakan komponen yang 1. Efektivitas, belum berjalan dengan
penting dalam sebuah kebijakan untuk maksimal dikarenakan tujuan yang
menentukan berhasil atau tidaknya diharapkan realisasinya sampai saat
suatu kegiatan. Yang dimaksud ini terminal tersebut tidak semua bus
partisipasi masyarakat disini adalah menjadikan terminal Tuah Tualang
keikutsertaan atau kepedulian sebagai pangkalan kendaraan
masyarakat dalam melaksanksanakan bermotor umum.Efesiensi belum
tata kelola terminal Tuah Tualang. efektif dalam penerapannya, Hal ini
4.2.5 Anggran dapat dilihat saat ini belum terkelola
Tata kelola terminal yang baik tentu dan masih kurangnya tenaga personil
membutuhkan adanya biaya yang untuk tata kelola terminal ini.
memadai. bahwa dengan jumlah dana Kecukupan dimana kinerja
yang sangat minim tidak sesuai dengan pelaksanaan tata kelola terminal

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 10


Tuah Tualang masih kurang baik, kegiatan fungsi terminal yang
begitu pula pengawasan yang efesien dan efektif.
dilakukan kurang baik, karena yang 2. Terminal Tipe C Tuah Tualang
bertanggung jawab dan memiliki seharusnya dilakukan Penyediaan
wewenang untuk pengawasan sendiri dan penataan sistem dan jaringan
adalah Dinas trayek angkutan umum masuk
Perhubungan.Pemerataan, tidak keluar terminal, sehingga trayek
berjalan sesuai dengan yang dapat memasuki terminal dengan
diharapkan. Karena pemerintah teratur. Seharusnya dilakukan
sebagai pembuat kebijakan harus Peningkatan pelayanan terminal:
menyesuaikan Tipe terminal sesuai Pemenuhan sumber daya
dengan yang dibutuhkan masyarakat manusia/personil terminal,
karena setiap tahunnya kebutuhan Penyediaan, penataan,
masyarakat sendiri akan berubah pemeliharaan dan perawatan
sesuai dengan perkembangan fasilitas terminal. Mempetegas
zamannya.Selanjutnya pengawasan/penegakan hukum
Responsivitas, mengenai kepuasan terhadap angkutan umu yang tidak
masyarakat tentang tata kelola masuk terminal, pengawasan atau
Terminal Tuah Tualang ini masih penegakan hukum terhadap operasi
kurang puas.Serta ketetatapan perlu angkutan tidak resmi. Serta
ditingkatkan lagi. Pemerintah penyelenggaraan terminal tersebut
sebaiknya harus mengambil langkah perlu adanya biaya operasional
konkret untuk mengatasi masalah yang bersumber dari APBD atau
tata kelola terminal yang terjadi di sumber lain berdasarkan ketentuan
Terminal Tuah Tualang di yang berlaku. Melaksankan
Kabupaten Siak. program pengembangan terminal
2. Faktor-faktor yang menghambat Tuah Tualang sehingga apa yang
Evaluasi Tata kelola terminal Tipe C direncanakan dari studi yang telah
Tuah Tualang Di Kabupaten Siak dilaksnakan dapat tercapai seperti :
adalah, Aksebilitas/Jaringan Trayek pengembangan terminal dengan
Angkutan Umum. Penyimpangan mengakomodir Angkutan jenis
Trayek AKAP. Sarana dan AKAP, pengadaan Pasar
prasarana. Partisipasi masyarakat. Tradisional di dekat Terminal dan
Anggaran. Serta Sumber daya lain-lain.
manusia
5.2 Saran DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan kesimpulan Agustino, Leo. (2016). Dasar-dasar
mengenai Evaluasi Tata Kelola Kebijkan Publik (Edisi Revisi),
Terminal Tipe C Tuah Tualang di Bandung : Alfabeta.
Kabupaten Siak. Maka peneliti Anggara, Sahaya. (2014). Kebijakan
mencoba untuk memberikan saran Publik. Bandung : CV Pustaka
mengenai hasil penelitian. Bahwa untuk Setia
penyelenggaraan operasional Terminal Arikunto, S. (2010). Dasar-dasar
Tuah Tualang di Kabupaten Siak perlu Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi
dilakukan : Aksara.
1. Lokasi terminal hendaknya dapat Athoillah, Anton. (2010). Dasar-dasar
menjamin penggunaan dan operasi Manajemen. Bandung Pustaka setia.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 11


Creswell, J.W. (2016). Research Safi’i. (2009). Manajemen
Design: pendekatan kualitatif, Pembangunan Daerah. Malang :
kuantitatif, dan mixed. Averroes Press.
Yogjakarta : PT Pustaka Pelajar. Sinambela, Lijian Poltak, dkk. (2006).
Dewi, Ira Chrisyanti. (2011). Pengantar Reformasi Pelayan Publik Teori:
Ilmu Administrasi. Jakarta : Kebijkan dan implemantasi.
Prestasi Pustaka. Jakarta : Bumi Aksara

Dunn, William N. (2013). Analisis Siswanto. (2005). Pengantar


Kebijakan Publik. Yogyakarta : Manajemen. Bandung : Bumi Aksara.
Gadjah Mada University Press
Kusumanegara, Solahuddin. (2010). Sujianto. (2005). Implementasi
Model dan Aktor dalam Proses Kebijakan Publik : Konsep Teori
Kebijakan Publik. Yogyakarta: dan Praktis (Studi Implementasi
Gava Media Pembangunan Perkebunan
Manullang, M. (2009). Dasar-Dasar Daerah Transmigrasi Riau).
Manajemen. Yogyakarta : Alaf Riau : Graha Unri Press
Gadjah Mada University Press. Suharno. (2013), Dasar-Dasar
Marnis. (2008). Pengantar Manajemen. Kebijakan Publik: Kajian Proses
Pekanbaru : Unri Press. dan Analisis Kebijakan Publik.
Nugroho, Riant D. (2014). Public Pekanbaru: Alaf Riau
Policy. Jakarta : Elex Media Tahir, Arifin. (2015). Kebijakan Publik
Komputindo. yang Membumi. Yogyakarta :
---------- . (2017). Public Policy. Jakarta (YPAPI) Lukman Offset
: PT Elex Media Komputindo. Thoha, Miftah. (2008), Birokrasi
Nurchollis. (2014). Teori dan Praktik Pemerintah Indonesia di Era
Pemerintah dan Otonomi Reformasi. Jakarta : Kencana
Daerah. Jakarta: PT. Gramedia Prenada Media Group.
Widiasarana Indonesia. Winarno, Budi. (2014). Teori, Proses
Purwanto, Irwan Agus dan Dyah Ratih dan Studi Kasus Kebijakan
Sulistyastuti. (2015). Publik. Media Caps:
Implementasi Kebijakan Publik : Yogyakarta.
Konsep dan Aplikasinya di Jurnal :
Indonesia. Yogyakarta : Gava A. Rahmi. (2013). Revitalisasi Terminal
Media Penumpang Tipe A (Studi kasus
Ritonga, Hasnum Januahari, (2015). : Terminal Reginal Daya Kota
Manajemen Organisasi Makassar).
Pengantar Teori dan Praktek, Ayu Amrina Rosyada. (2016). Analisis
Medan : Perdana Publishing. Penerapan Prinsip Good
Sadermayanti. (2010). Reformasi Governance Dalam Rangka
Administrasi Publik, Reformasi Pelayanan Publik Di Badan
Birokrasi dan Kepemimpinan Pelayanan Perizinan Terpadu
Masa Depan (Mewujidkan Satu Pintu Di Kota Samarinda.
Pelayanan Prima dan eJournal Ilmu Pemerintahan.
Kepemerintahan yang Baik). Volume 4 Nomor 1. ISSN 2477-
Bandung : Rafika Aditama 2631. Fisip-Unmul.
Christian B.A Gultom. (2014).
Pengelolaan Terminal Bandar
Raya Payung Sekaki oleh Unit

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 12


Pelaksana Teknis Dinas (uptd) Pemerintah Daerah. Bandung:
Terminal Dinas Perhubungan Alfabeta.
Komunikasi dan Informasi Kota Yaniar Fidianingrum, Hermawan,
Pekanbaru. Jom FISIP Vol. 1 Sukanto. Evaluasi Dampak
No. 2-Oktober 2014 Kebijakan Pengembangan
Iqbal Ruliansyah. (2018). Evaluasi Terminal Kertosono (Studi Pada
Kebijakan Pemabngunan Dinas Perhubungan Komunikasi
Terminal Hamid Rusdi di Kota dan Informatika Kabupaten
Malang. JIAP Vol. 4 No. 1 – Nganjuk). Jurnal Administrasi
april 2018 Publik (JIAP) Vol. 1 No. 2
Muh. Aslan, Muhlis Madani, Nuraeni Yasmi Octaviana. (2017). Studi Tentang
Aksa. (2015). Peran Pemerintah Pengelolaan Terminal Bus Antar
dalam Pengelolaan Terminal di Kota dalam Provinsi di Kota
Terminal Regional Daya Kota Balikpapan. eJournal Ilmu
Makassar. Jurnal Administrasi Pemerintahan, Vol. 5 No. 1
Publik Vol. 1 No. 3 – Desember 2017.
2015 Dokumen :
Muhammad Rangga Sudrajat. (2017). Data trayek terminal Tuah Tualang Tipe
Pengawasan Dinas C Kabupaten Siak 2018.
Perhubungan Komunikasi dan Peraturan Bupati Siak Nomor 75 Tahun
Informatka (Dishubkominfo) 2016 Tentang Kedudukan,
Kota Pekanbaru Terhadap Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi Terminal Angkutan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas
Umum Bandar Raya Payung Perhubungan Kabupaten Siak.
Sekaki Kota Pekanbaru Tahun Peraturan Menteri Perhubungan
2016. Jom FISIP Vol. 4 No. 2 – Republik Indonesia Nomor PM
Oktober 2017 132 Tahun 2015 Tetntang
Nelma Neti. (2016). Evaluasi Penataan Penyelenggaraan Terminal
Kawasan Terminal Simpang Aur Peumpang Angkutan Jalan.
Kuning Kota Bukittinggi. Jom Undang-undang Republik Indonesia
FISIP Vol.3 No. 2 – Oktober Nomor 22 Tahun 2009 Tentang
2016 Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Sigit Nurshhabri. (2018). Analisis Website :
Kebijakan Pengelolaan
Terminal Tipe A Cicaheum https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten
Berdasarkan Peraturan Menteri _Siak. Diakses pada tanggal 14
Perhubungan Nomor 132 Tahun September 2018, pukul 15.16 wib.
2015 di Kota Bandung. 6-
Agustus 2018 http://pekanbaru.tribunnews.com/2017/
Sujianto. (2008). Implementasi 07/18/terminal-tidak-berfungsi-
Kebijakan Publik. Pekanbaru : organda-minta-pemkab-siak-
Alaf Riau serius-mengelola. Diakses pada
Tahir, Arifin.2015.Kebijakan Publik & tanggal 18 juli 2018, pukul 15.21
Transparansi Penyelenggaraan wib.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 13

You might also like