Professional Documents
Culture Documents
Artikel Ilmiah
Artikel Ilmiah
OLEH:
NIKEN SETIATI
12.141.131
Niken Setiati. 2016. Use of the Media Learning Visual-Based Video To Improve Learning
Outcomes IPA liveliness and Grade IV SDN Singgahan Kebonsari Madiun District 01
District Academic Year 2015/2016. Study program Elementary School Teacher
Education, Faculty of Education, Teachers' Training College PGRI Madiun.
Supervisor (I) Drs. R. Bekti Kiswardianta, M Ed, Supervisor (II) Dian Permata
Sari .K.D, S.Pd., M.Pd
Keywords: Visual Learning Media, Video, Results Learning, Motivation and Learning
science.
This research aims to enhance the activity and results of student learning science
subjects fourth grade students of SDN Singgahan Kebonsari Madiun District 01 District
school year 2015/2016. With the use of video-based visual media.
This research is a classroom action research (Classroom Action Research). The
research phase of this class action consisted of four stages: planning, action, observation and
reflection. This study was conducted in two cycles. Techniques of collecting data through
observation sheet to obtain data on student activity and cognitive tests to obtain data on
student learning outcomes. The validity of the data used in this study was conducted in
collaboration with teachers. This study uses three stages in the data analysis of data reduction,
data presentation and conclusion.
The results of the research the acquisition of a percentage of the two cycles are
performed in the first cycle mastery learning outcomes 40% in the second cycle increased to
75% of students who completed and to kekatifan in the first cycle results of activity of
students, 40% or 8 students are active, 30% or 6 students less active, 30% or 6 students who
are not active. In the second cycle there is an increase of activity of students is 75% or 15
students are active, 10% or 2 students are quite active, 10% or 2 students who are less active.
As for the students who are not active as much as 1 students with a percentage of 5%. Which
indicates the level of classical completeness of students has increased and has reached
expectations. Based on these results it can be concluded that the use of video-based visual
learning media is able to enhance the activity and results of fourth grade students learn
science Singgahan Elementary School District 01 District Kebonsari Madiun the academic
year 2015/2016.
ABSTRAK
Niken Setiati. 2016. Pemanfaatan Media Pembelajaran Visual Berbasis Video Untuk
Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN Singgahan 01
Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2015/2016. Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP PGRI Madiun.
Pembimbing (I) Drs. R. Bekti Kiswardianta, M.Pd, Pembimbing (II) Dian Permata
Sari .K.D, S.Pd., M.Pd
Kata Kunci: Media Pembelajaran visual, Video, Hasil Belajar, Keaktifan, Pembelajaran IPA.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa mata
pelajaran IPA siswa kelas IV SDN Singgahan 01 Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun
tahun pelajaran 2015/2016. Dengan pemanfaatan media visual berbasis video.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research).
Tahap penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus. Tekhnik pengambilan data
melalui lembar observasi untuk memperoleh data keaktifan siswa dan tes kognitif untuk
memperoleh data hasil belajar siswa. Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dilaksanakan secara kolaborasi dengan guru. Penelitian ini menggunakan tiga tahap
dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.
Hasil penelitian perolehan persentase dari dua siklus yang dilakukan pada siklus I
ketuntasan hasil belajar 40% di siklus II meningkat menjadi 75% siswa yang tuntas dan untuk
kekatifan pada siklus I hasil keaktifan siswa 40% atau 8 siswa sudah aktif, 30% atau 6 siswa
yang kurang aktif, 30% atau 6 siswa yang tidak aktif. Pada siklus II terdapat peningkatan
untuk keaktifan siswa yaitu 75% atau 15 siswa sudah aktif, 10% atau 2 siswa yang cukup
aktif, 10% atau 2 siswa yang kurang aktif. Sedangkan untuk siswa yang tidak aktif sebanyak
1 siswa dengan presentase 5%. Yang menunjukan tingkat ketuntasan klasikal siswa
mengalami peningkatan dan telah mencapai harapan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa pemanfaatan media pembelajaran visual berbasis video mampu
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Singgahan 01 Kecamatan
Kebonsari Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2015/2016.
A. PENDAHULUAN duduk dikelas IV. Siswa siswa ini ketika
Perkembangan dunia pendidikan mengikuti pembelajaran kurang
saat ini tidak lepas dari perkembangan ilmu berpartisipasi sehingga proses kegiatan
pengetahuan dan teknologi. Dunia belajar mengajar hanya berjalan satu arah
pendidikan dituntut agar selalu bergerak dari guru dan juga banyak siswa yang
seiring perkembangan teknologi global. kurang berkonsentrasi sibuk bercerita
Pendidikan merupakan modal pokok dalam dengan teman sebangkunya dalam proses
membangun generasi muda yang siap belajarnya sehingga mengganggu
dalam menghadapi dunia kerja. Tuntutan penerimaan materi yang disampaikan oleh
dunia kerja dimasa sekarang ini semakin guru, akibatnya hasil belajar dan keaktifan
sulit, karena dunia kerja mensyaratkan siswa menurun
calon tenaga kerja yang memiliki
Untuk mengatasi masalah yang
keunggulan kompetensi di bidangnya
terdapat dikelas tersebut, maka perlu
masing-masing.
adanya perbaikan dalam proses
Lembaga pendidikan Sekolah Dasar
pembelajaran. Salah satu perbaikan yang
Negeri Singgahan 01 terletak di Jl. Wora-
dapat dilakukan adalah dengan
Wari No. 15 Desa Singgahan, Kecamatan
menggunakan media video dalam proses
Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa
pembelajaran untuk penyampaian materi
Timur. SDN Singgahan 01 didirikan pada
IPA. Pemilihan media tersebut karena
tahun 1978 dan mulai digunakan pada
melihat usia siswa SD yang menyukai hal-
tahun 1979. Sarana penunjang
hal yang baru yang jarang dilihat oleh
pembelajaran yang digunakan di SDN
siswa.
Singgahan 01 meliputi, Media
pembelajaran yang ada antara lain: black Media video dapat diterapkan pada
board, kapur, modul, papan absen, daftar materi pembelajaran IPA, karena dengan
piket, LCD (Liquid Cristal Display) media video siswa bisa melihat suatu benda
proyektor, komputer, dan alat-alat peraga yang tidak sepenuhnya dapat dilihat oleh
lainya, lapangan olahraga, dan lapangan mata atau kejadian yang akurat yang belum
sepak bola, tempat ibadah ( mushola ) serta dilihat oleh siswa contohnya peristiwa
Perpustakaan. gunung meletus, banjir. Dengan media
video maka siswa akan menemukan hal-hal
Berdasarkan observasi yang
yang baru, sehingga pembelajaran menjadi
dilakukan peneliti selama melaksanakan
lebih bermakna serta siswa lebih mudah
PPL, penulis tertarik pada siswa yang
memahami materi pembelajaran.
Melihat kelebihan dari penggunaan Media pembelajaran dalam arti
media video tersebut, maka penulis akan dahulu dan sekarang sudah mengalami
meneliti “Pemanfaatan Media Visual pergeseran. Pada masa silam media
berbasis video untuk meningkatkan pembelajaran menitikberatkan pada alat
keaktifan dan hasil belajar IPA Siswa Kelas yang digunakan untuk menyampaikan
IV SDN Singgahan01 Kecamatan informasi yang berarti media lebih
Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun mementingkan pada sumber pesan itu
Pelajaran 2015/2016” sendiri yakni guru. Pada masa sekarang
media lebih dimaknai sebagai segala
B. KAJIAN PUSTAKA
sesuatu yang dapat mempengaruhi belajar
1. Media Visual
siswa, yang berarti media menitikberatkan
Sadiman (2011: 6) kata media
pada proses dan siswa itu sendiri. Dari hasil
berasal dari bahasa latin, yang merupakan
uraian di atas, maka dapat disimpulkan
bentuk jamak dari kata medium, yang
bahwa media pembelajaran adalah segala
secara harfiah berarti perantara atau
sesuatu seperti alat, lingkungan, dan segala
penghantar. Sedangkan Arsyad (2011: 3).
bentuk kegiatan yang dikondisikan untuk
Dalam bahasa Arab, media adalah
menambah ilmu pengetahuan (kognitif),
perantara (wasail) atau pengantar pesan
mengubah sikap (afektif) dan menanamkan
dari pengirim kepada penerima pesan.
keterampilan (psikomotor) pada peserta
Robert Hanick (dalam Sanjaya 2012: 57)
didik.
mendefinisikan media adalah sesuatu yang
Menurut Hamalik (dalam Arsyad
membawa informasi antara sumber
2011: 15) menyatakan bahwa pemakaian
(source) dan penerima (receiver) informasi.
media pembelajaran dalam proses belajar
Gagne (dalam Sadiman 2011: 6)
mengajar dapat membangkitkan keinginan
menyatakan bahwa media adalah berbagai
dan minat baru, membangkitkan motivasi
komponen dalam lingkungan siswa yang
dan rangsangan kegiatan belajar dan
dapat merangsangnya untuk belajar.
bahkan membawa pengaruh-pengaruh
Dari konsep di atas, maka bedanya
psikologi dalam siswa. Sedangkan Arsyad
antara media dan media pembelajaran
(2011: 25-27) menyatakan bahwa manfaat
terletak pada pesan atau isi yang ingin
media pembelajaran antara lain :
disampaikan. Artinya alat apapun itu asal
1. Media pembelajaran memperjelas
berisi tentang pesan-pesan pendidikan
penyajian pesan dan informasi sehingga
termasuk ke dalam media pendidikan atau
dapat memperlancar dan meningkatkan
media pembelajaran.
proses dan hasil belajar.
2. Media pembelajaran dapat 3) Media yang digunakan harus sesuai
meningkatkan dan mengarahkan dengan materi pelajaran. Setiap materi
perhatian anak sehingga dapat pelajaran memiliki kekhasan dan
menimbulkan motivasi belajar, interaksi kekompleksan tersendiri.
yang lebih langsung antara siswa untuk 4) Media pembelajaran harus sesuai dengan
belajar sendiri-sendiri sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa.
kemampuan dan minatnya. 5) Media yang digunakan harus
3. Media pembelajaran dapat mengatasi memperhatikan efektivitas dan efesiensi.
keterbatasan indera, ruang, dan waktu 6) Media yang digunakan harus sesuai
Berdasarkan beberapa keterangan di dengan kemampuan guru dalam
atas maka dapat disimpulkan mengenai mengoperasikannya. Sering media yang
manfaat media dalam pembelajaran yaitu: kompleks seperti komputer, LCD, dan
(1) dapat memperjelas penyajian pesan dan media elektronik lainnya memerlukan
informasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan khusus untuk
kualitas proses dan hasil belajar, (2) mengoperasikannya.
menarik minat siswa sehingga dapat Dari beberapa pendapat diatas dapat
menimbulkan motivasi belajar, (3) dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip
mengatasi keterbatasan indera, ruang dan penggunaan media pemnbelajaran adalah
waktu, (4) dapat memberikan kesamaan media yang dipilih harus sesuai dengan
pengalaman dan persepsi kepada siswa, (5) tujuan dan materi pembelajaran serta
pembelajaran akan lebih menarik didukung penggunaan metode harus disesuaikan
media pembelajaran yang inetraktif dan dengan karakteristik peserta didik yang
edukatif, sehingga terjadi komunikasi dua belajar meliputi tingkat pengetahuan,
arah antara guru dan siswa. bahasa pelajar. Selain itu juga harus
Menurut Sanjaya (2012: 75) menyatakan memperhatikan ciri-ciri dari tiap media
terdapat sejumlah prinsip yang harus pembelajaran.
diperhatikan dalam penggunaan media Arsyad (2011:106) menyatakan
dalam proses pembelajaran, yaitu : bahwa media pembelajaran berbasis visual
1) Media digunakan dan diarahkan untuk merupakan visualisasi pesan, informasi,
mempermudah siswa belajar dalam dan konsep yang ingin di sampaikan
upaya memahami materi pembelajaran. kepada siswa dan dikembangkan dalam
2) Media yang akan digunakan oleh guru berbagai bentuk seperti foto, grafik, bagan,
harus sesuai dan diarahkan untuk chart dan gabungan dari dua bentu atau
mencapai tujuan pembelajaran. lebih. Secara garis besar unsur-unsur yang
terdapat pada media visual terdiri atas dengan minat dan kemampuannya.
garis, bentuk, warna, dan tekstur. Penggunaan media visual dalam
pembelajaran dapat membantu anak dalam
a) Garis digunakan untuk
memberikan pengalaman yang bermakna
menghubungkan unsur-unsur sehingga
bagi siswa. Penggunaan media visual
dapat menuntun perhatian siswa untuk
pembelajaran dapat mempermudah siswa
mempelajari suatu urutan-urutan
dalam memahami sesuatu yang abstrak
khusus.
menjadi lebih konkrit.
b) Bentuk yang aneh dan asing bagi siswa
2. Hakekat Video
dapat membangkitkan minat dan
Seiring kemajuan teknologi dan
perhatian, oleh karena itu, pemilihan
perkembangan jaman, guru dituntut untuk
bentuk sebagai unsur visual dalam
dapat memilih ataupun membuat media
penyajian pesan,informasi atau isi
sebagai penunjang dalam pembelajaran.
pembelajaran.
Salah satu media pembelajaran yang dapat
c) Tekstur adalah unsur visual yang dapat
digunakan dalam perkembangan jaman
menimbulkan kesan kasar atau halus.
sekarang ini adalah media video.
Tekstur dapat digunakan untuk
Menurut Munir (2013: 289) Istilah
penekanan suatu unsur seperti halnya
video berasal dari bahasa latin yaitu dari
warna.
kata vidi atau visum yang artinya melihat
d) Warna merupakan unsur visual yang
atau mempunyai daya penglihatan.
penting, tetapi harus digunakan secara
Sadiman (2011: 74) menyatakan bahwa
hati-hati untuk memperoleh dampak
media video adalah media audio-visual
yang bagus. Warna digunakan untuk
yang menampilkan gerak, semakin lama
memberi kesan pemisahan atau
semakin populer dalam masyarakat. Media
penekanan dan membangun
video sebagai media pembelajaran
keterpaduan.
mempunyai karakteristik yang
Dari beberapa pendapat diatas maka
membedakannya dengan media lain. Yudhi
dapat disimpulkan Dengan menggunakan
Munadi (2008: 127) menjelaskan bahwa
media visual secara tepat dan bervariasi
karakteristik media video adalah sebagai
dapat mengatasi sikap pasif siswa.
berikut:
Sehingga menimbulkan gairah belajar,
1) Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.
memungkinkan interaksi langsung antara
2) Video dapat diulangi bila perlu untuk
siswa, lingkungan, kenyataan, dan
menambah kejelasan.
memungkinkan siswa untuk belajar sesuai
3) Pesan yang disampaikan cepat dan 6) Bagi penonton untuk menebak dimana
mudah diingat. kejadian tersebut berlangsung.
4) Mengembangkan pikiran dan pendapat 7) Material pendukung video
siswa. membutuhkan alat proyeksi untuk dapat
5) Mengembangkan imajinasi peserta menampilkan gambar yang ada di
didik. dalamnya.
6) Memperjelas hal-hal yang abstrak dan 8) Budget; artinya biaya untuk membuat
memberikan gambaran yang lebih program video membutuhkan biaya
realistik. yang tidak sedikit.
7) Sangat kuat mempengaruhi emosi Sedangkan menurut Arsyad (2011:
seseorang. 49-50) menjelaskan kelebihan media video
8) Sangat baik menjelaskan suatu proses yang antara lain :
dan keterampilan. 1) Video dapat melengkapi pengalaman-
Daryanto (2010: 90) menyatakan pengalaman dasar dari siswa ketika
bahwa kelemahan-kelemahan media video mereka membaca, berdiskusi, dan lain-
antara lain : lain.
1) Fine details; artinya media tayangnya 2) Video dapat ditunjukkan kepada
tidak dapat menampilkan objek sampai kelompok besar atau kelompok kecil
yang sekecil-kecilnya dengan sempurna. yang heterogen, maupun perorangan.
2) Size information; artinya tidak dapat 3) Video dapat menggambarkan suatu
menampilkan objek dengan ukuran yang proses secara tepat yang dapat
sebenarnya. disaksikan secara berulang-ulang jika
3) Third dimention; artinya gambar yang dipandang perlu.
diproyeksikan oleh video umumnya 4) Video dapat menyajikan peristiwa yang
berbentuk dua dimensi. berbahaya bila dilihat secara langsung
4) Opposition; artinya pengambilan yang seperti lahar gunung berapi.
kurang tepat dapat menyebabkan 5) Di samping mendorong dan
timbulnya keraguan penonton dalam meningkatkan motivasi, video
menafsirkan gambar yang dilihatnya. menanamkan sikap dan segi afektif
5) Setting; artinya kalau kita tampilkan lainnya. Misalnya film kesehatan yang
adegan dua orang yang sedang menyajikan proses perjangkitan penyakit
bercakap-cakap diantara kerumunan diare.
banyak orang, akan sulit
6) Video yang mengandung nilai-nilai proses analisis, analogi, komparasi,
positif dapat mengundang pemikiran dan penghayatan, yang kesemuanya merupakan
pembahasan dalam kelompok. keterlibatan siswa dalam psikis dan emosi.
Dari beberapa pengertian di atas, Menurut Yamin (dalam Pratiwi
dapat disimpulkan bahwa media video 2013: 21) menyatakan keaktifan siswa
adalah media audio visual yang dalam proses pembelajaran akan dapat
menggabungkan gambar dengan suara, merangsang dan mengembangkan bakat
yang dikemas menjadi satu kesatuan, yang dimilikinya, berfikir kritis, dan dapat
yang dirancang dan bisa dikembangkan memecahkan masalah-masalah dalam
untuk kepentingan untuk mendukung kehidupan sehari-hari. Guru dalam
proses pembelajaran dikelas. mengajar dapat menginovasikan
3. Keaktifan Belajar pembelajaran sehingga dapat merangsang
Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk siswa dalam proses pembelajaran. Piaget
mengembangkan aktivitas dan keaktifan (dalam Pratiwi 2013: 2) menekankan
peserta didik melalui berbagai interaksi dan pentingnya kegiatan seorang siswa yang
pengalaman belajar. Keaktifan belajar aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan.
merupakan unsur dasar yang penting dalam Hanya dengan keaktifanya mengolah
proses pembelajaran. Keaktifan meliputi bahan, bertanya secara aktif, dan mencerna
kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, bahan secara kritis, siswa akan dapat
yaitu berbuat dan berfikir suatu rangkaian menguasai bahan dengan lebih baik. Oleh
yang tidak dapat dipisahkan. karena itu, kegiatan aktif dalam proses
Menurut Dimyati (dalam Pratiwi pembelajaran perlu ditekankan. Bahkan,
2013: 20) menyatakan siswa merupakan kegiatan siswa secara pribadi dalam
makhluk yang aktif. Siswa memiliki mengolah bahan, mengerjakan soal,
dorongan untuk melakukan sesuatu, membuat kesimpulan, dan merumuskan
memiliki kemauan dan kegiatan. Belajar suatu rumusan dengan kata-kata sendiri
pada hakikatnya adalah proses aktif dimana adalah kegiatan yang sangat diperlukan
seorang melakukan kegiatan untuk agar siswa benar-benar membangun
merubah suatu perilaku. Sugandi (dalam pengetahuannya. Tugas guru dalam proses
Rizkina 2013: 12) keaktifan siswa dalam pembelajaran adalah menyediakan alat-alat
proses pembelajaran tidak hanya dan mendorong agar siswa aktif.
keterlibatan dalam bentuk fisik seperti
Dari beberapa pendapat diatas maka
duduk melingkar, mengerjakan/ melakukan
dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa
sesuatu, akan tetapi juga dalam bentuk
berarti suatu kegiatan pembelajaran yang yang ada didalam kelas dengan kata lain
melibatkan mental maupun fisik siswa disama ratakan .
dalam menanggapi pelajaran selama proses 4. Hasil Belajar
pembelajaran berlangsung. Selain itu Menurut Djamarah (2012: 21)
pengetahuan yang didapat berdasarkan menyatakan belajar adalah suatu aktivitas
pengalaman yang dialami siswa tidak akan yang sadar akan tujuan tujuan dalam belajar
mudah dilupakan. adalah terjadinya sebuah perubahan dalam
Keaktifan dipengaruhi oleh suatu individu.
beberapa faktor, faktor-faktor yang Purwanto (2011 : 34) berpendapat
mempengaruhi keaktifan belajar siswa hasil belajar merupakan perubahan perilaku
antara lain: siswa akibat belajar, perubahan itu
1. Memberikan motivasi atau menarik diupayakan dalam proses belajar mengajar
perhatian peserta didik sehingga siswa untuk mencapai pengetahuan. Sedangkan
berperan aktif dalam pembelajaran menurut Muslich (2011: 38) menyatakan
2. Menjelaskan tujuan instruksional atau bahwa hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan dasar peserta didik kemampuan yang dimiliki peserta didik
3. Mengingat kompetensi belajar kepada setelah ia menerima pengalaman belajar.
peserta didik Rusman (2013: 123) hasil belajar
4. Memberikan stimulus seperti masalah, adalah sejumlah pengalaman yang
topik, dan konsep yang akan dipelajari diperoleh siswa yang mencakup ranah
5. Memberikan petunjuk kepada peserta kognitif, afektif dan psikomotorik. Oemar
didik cara mempelajarinya Hamalik (dalam Rusman 2013: 123)
6. Memunculkan aktifitas, partisipasi, menyatakan hasil belajar itu dapat terlihat
dalam kegiatan pembelajaran dari terjadinya perubahan dari persepsi dan
Berdasarkan penjelasan tersebut perilaku termasuk juga perbaikan perilaku.
maka dapat disimpulkan keaktifan Dari beberapa pendapat tersebut,
dipengaruhi oleh beberapa macam faktor hasil belajar adalah hasil yang diperoleh
seperti menari atau memberikan motivasi siswa setelah mengalami interaksi proses
kepada siswa dan keaktifan juga dapat pembelajaran. Dimana hasil tersebut tidak
ditingkatkan yaitu dengan cara mengenali hanya berupa ilmu pengetahuan tetapi juga
keadaan siswa yang kurang terlibat dalam berupa sikap dan kecakapan dan
proses pembelajaran dengan melibatkan keterampilan. Sedangkan belajar menurut
siswa aktif didalam kelas serta guru Djamarah (2012: 21) adalah suatu aktivitas
hendaknya tidak membeda-bedakan siswa yang dilakukan secara sadar untuk
mendapatkan sejumlah kesan dari bahan dalam aspek kognitif, afektif dan
yang telah dipelajari. Matlin dan Myers psikomotor yang diperoleh atau didapatkan
(dalam Akbar-Hawadi 2006: 168) siswa setelah atau melalui proses
memberikan definisi belajar adalah suatu pembelajaran dan melakukan kegiatan
proses usaha yang dilakukan siswa untuk belajar mengajar dikelas yang dilakukan
memperoleh suatu perubahan tingkah laku oleh guru. Hasil belajar ini biasanya
yang baru secara keseluruhan. Dari dua digunakan untuk mengukur atau menilai
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sejauh mana kemampuan siswa memahami
belajar adalah suatu aktivitas yang atau menyerap materi yang disampaikan
dilakukan secara sadar untuk mendapatkan oleh gurunya
hasil yang berupa perubahan tingkah laku 5. Hakekat IPA
Menurut Bloom ( dalam Rusman Pendidikan IPA di sekolah dasar
2013: 125 ) tujuan pembelajaran dapat sangat bermanfaat bagi siswa untuk
diklasifikasikan dalam tiga ranah (domain) mempelajari diri sendiri dan alam sekitar.
yaitu ; Pendidikan IPA menekankan pada
1. Domain Kognitif yaitu berkenaan pemberian pengalaman secara langsung
dengan kemampuan dan kecakapan – untuk mengembangankan kompetensi agar
kecakapan intelektual berfikir siswa mampu menjelajahi dan memahami
2. Domain efektif yaitu berkenaan dengan alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan Ilmu
sikap, kemampuan, dan penguasaan Pengetahuan Alam diarahkan untuk
segi-segi emosional yaitu perasaan, mencari tahu dan berbuat, sehingga bisa
sikap dan nilai membantu siswa memperoleh pemahaman
3. Domain psikomotor berkenaan dengan yang lebih mendalam tentang alam beserta
suatu keterampilan-keterampilan atau isinya.
gerakan-gerakan fisik Sedangkan Darmojo (dalam
Berdasarkan tujuan pembelajaran Samatowa 2010: 2) menyatakan IPA adalah
diatas maka guru selain mengajar juga pengetahuan yang rasional dan objektif,
mendidik dan melatih siswa agar menjadi tentang alam semesta dengan segala isinya.
siswa yang cerdas, bersikap baik dan Powler (dalam Samatowa 2010: 3) bahwa
memiliki keterampilan yang dapat IPA merupakan ilmu yang berhubungan
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. dengan gejala alam dan kebendaan yang
Dari pengertian diatas dapat sistematis yang tersusun secara teratur.
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah Trianto (2010: 136) menyatakan
suatu perubahan tingkah laku baik itu bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori
yang sistematis, penerapanya secara umum C. METODE PENELITIAN
terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan Penelitian ini dilaksanakan di SDN
berkembang melalui metode ilmiah seperti Singgahan 01 kelas IV Tahun ajaran
observasi dan eksperimen serta menuntut 2015/2016. Dan dilaksanakan semester
sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, genap tahun ajaran 2015/2016 pada bulan
terbuka, jujur, dan sebagainya. Selain itu Maret 2016 sampai bulan juli 2016.
Nash (dalam Samatowa 2010:3)
Penelitian menggunakan rancangan
menyatakan bahwa IPA adalah suatu cara
penelitian tidakan kelas (PTK). Menurut
atau metode untuk mengamati alam dimana
Kemmis (dalam Sanjaya 2011: 24)
dalam IPA mengamati dunia ini bersifat
mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan
analisis, lengkap, cermat, dan
Kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian
menghubungkanya antara suatu fenomena
reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh
dengan fenomena lain. Sehingga
peneliti dalam situasi sosial untuk
keseluruhannya membentuk suatu
meningkatkan penalaran praktik mereka.
persfektif yang baru tentang objek yang
Rancangan penelitian tindakan
diamatinya.
kelas ini dilakukan melalui beberapa siklus.
Dari beberapa pendapat diatas dapat
Dimana dalam setiap siklus tersebut terdiri
disimpulkan IPA adalah ilmu yang
dari perencanaan, pelaksanaan,observasi
mempelajari alam dan gejala-gejalanya
dan juga refleksi. Penggunaan siklus ini
melalui metode ilmiah serta pembuktian
dengan tujuan apabila pada siklus awal
atas suatu fakta atau konsep secara
dalam pelaksaaan tindakan belum mencapai
sistematis. Hakikat IPA membelajarkan
tujuan maka dilakukan pengulangan untuk
kepada siswa tentang alam semesta beserta
siklus-siklus berikutnya sehingga akan
isinya agar siswa bisa mengembangkan
diperoleh hasil yang diharapkan dari
ilmu pengetahuan untuk masa depan,
beberapa siklus tersebut untuk mencapai
memiliki sikap yang positif, dan IPA
nilai yang ditentukan.
menekankan pada dimensi nilai rohaniah,
dimana dengan memperhatikan keberadaan, Subjek dalam penelitian ini adalah
keindahan dan keteraturan alam semesta siswa kelas IV SDN Singgahan 01 Tahun
akan semakin meningkatkan keyakinan ajaran 2015/2016. Subjek penelitian
akan adanya sebuah kekuatan yang Maha berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 13
Dahsyat yang tidak dapat dibantah lagi anak laki-laki dan 7 anak perempuan.
yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Teknik pengumpulan data yang digunakan Singgahan 01 Kabupaten madiun tahun
diperoleh melalui : ajaran 2015/2016.
4. Dokumentasi
1. Tes
Dokumentasi pada penelitian ini
Dalam penelitian ini tes digunakan
adalah semua kegiatan yang berkaitan
untuk memperoleh data kognitif (hasil
dengan kegiatan pembelajaran, dan nilai
belajar) siswa dengan soal tes tulis (post
saat penelitian sedang berlangsung.
test) yang dibuat oleh guru dan dierikan
Prosedur penelitian tindakan kelas
kepada siswa setiap akhir pembelajaran
direncanakan ada 2 siklus, masing-masing
tujuanya untuk mengetahui kemampuan
siklus terdiri dari 4 tahap yaitu
dan hasil belajar siswa setelah dilakukan
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
pembelajaran melalui media visual berbasis
pengamatan, diuraikan sebagai berikut:
video.
2. Observasi ( Pengamatan )
Perencanaan
Dalam penelitian ini lembar
observasi digunakan untuk memperoleh
Refleksi SIKLUS
data keaktifan siswa selama mengikuti Pelaksanaan
I
proses pembelajaran mengunakan media
visual berbasis video. Pengisian lembar
Pengamatan
observasi dilakukan oleh observer. Data
keaktifan siswa meliputi siswa bertanya,
Perencanaan
menanggapi pada saat pelaksanaan
pembelajaran melalui media visual berbasis
Refleksi SIKLUS Pelaksanaan
video.
II
3. Wawancara
Pengamatan
Dalam penelitian ini wawancara
digunakan untuk menggali informasi guna
?
memeroleh data yang berkenaan dengan
aspek permasalahan pembelajaran
penetuan tindakan, dan respon yang Gambar 1.1 Alur Penelitian Tindakan
kriteria ketuntasan klasikal yaitu > 75%. bahwa perbandingan siswa yang tuntas
Dengan demikian secara klasikal siswa belajar dengan siswa yang belum tuntas
berbanding terbalik antara pembelajaran
siklus I, dan siklus II. Data tersebut
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa sebanyak 15 siswa yang tuntas dan hanya
mengalami peningkatan. Ketuntasan belajar 25% atau 5 siswa yang tidak tuntas.
secara klasikal pada pembelajaran siklus I 2. Pemanfaatan media visual berbasis
dan siklus II mengalami peningkatan yaitu video dapat meningkatkan keaktifan
40% dan 75% sedangkan ketidak tuntasan belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan
atau belum tuntas belajar secara klasikal adanya peningkatan persentase keaktifan
menurun yaitu 60% dan 25%. belajar dari siklus I ke siklus II. Diketahui
Pembahasan untuk peningkatan dari siklus I hasil keaktifan siswa 40%
keaktifan siswa pada siklus I dan II maka atau 8 siswa sudah aktif, 30% atau 6 siswa
dapat diperoleh informasi bahwa keaktifan yang kurang aktif, 30% atau 6 siswa yang
siswa pada siklus II meningkat. Yang tidak aktif. Dalam siklus II terdapat
semula pada siklus I siswa yang aktif hanya peningkatan untuk keaktifan siswa yaitu
8 anak pada siklus II siswa yang aktif 75% atau 15 siswa sudah aktif, 10% atau
menjadi 15 atau 75 % anak. Hal ini 2 siswa yang cukup aktif, 10% atau 2
disebabkan perkembangan interaksi dan siswa yang kurang aktif. Sedangkan untuk
pengalaman serta pengetahuan belajar siswa yang tidak aktif sebanyak 1 siswa
siswa dengan presentase 5%. Tetapi belum ada
siswa yang sangat aktif didalam kelas
E. SIMPULAN DAN SARAN
Dari kesimpulan di atas maka
Berdasarkan analisis data dan
peneliti memberikan saran sebagai berikut :
pembahasan yang telah diuraikan
1. Bagi Guru
sebelumnya, maka dapat diambil
Guru dalam proses pembelajaran
kesimpulan sebagai berikut :
merupakan fasilitator, dan fasilitator
1. Pemanfaatan media visual berbasis
bertugas memberikan segala kebutuhan
video dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam proses pembelajaran baik
siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya
media salah satunya dengan menggunakan
peningkatan persentase hasil belajar dari
media video dalam pembelajaran IPA. Dan
siklus I ke siklus II. Diketahui pada siklus
memberikan segala bentuk bimbingan
I ketuntasan belajar sebanyak 40% dari 20
akademis untuk menciptakan pembelajaran
siswa yaitu sebanyak 8 siswa dan siswa
yang aktif, kreatif, efektif dan
yang belum mencapai tuntas belajar 60%
menyenangkan sehingga siswa antusias
sebanyak 12 siswa. Dalam siklus II
dalam mengikuti pembelajaran yang
terdapat peningkatan dalam hasil belajar
diharapkan dari antusiasme siswa tersebut
yaitu sebesar 75% dari 20 siswa atau
dapat berimplikasi pada peningkatan hasil Reni Akbar-Hawadi. 2006. Akselerasi: A-Z
Informasi Program Percepatan
belajar siswa.
Belajar dan Anak Berbakat
2. Bagi Siswa Intelektual. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana.
Siswa harus lebih aktif dan berpartisipasi
dalam mengikuti pembelajaran dikelas agar Sadiman, A. dkk. 2011.Media Pendidikan.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
dapat menciptakan kondisi belajar yang
kondusif Syaiful Bahri Djamarah. 2012. Prestasi
3. Bagi sekolah Belajar Dan Kompetensi Guru.
Surabaya: Usaha Nasional.
Sekolah lebih memberikan fasilitas dan
dukungan dalam pembelajaran salah Suryani, N &Agung, L. 2012. Strategi
Belajar Mengajar. Yogyakarta:
satunya meningkatkan pemeliharaan media Ombak.
IT seperti komputer, LCD. Usman Samatowa. 2010. Pembelajaran
IPA di Sekolah Dasar. Jakarta:
Indeks
F. DAFTAR PUSTAKA
Azhar Arsyad, A. 2011. Media Udin Winataputra. 2002. Strategi Belajar
Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Mengajar. Jakarta: Universitas
Persada. Terbuka.