Professional Documents
Culture Documents
Imroatul Fatihah
Jurusan Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN
Syekh Nurjati Cirebon
imroatulfatihah.mpi@gmail.com
Abstract
Islamic religious learning should not be merely delivering material, but also instilling
values and implementing it. In fact, so far the learning of Islam in schools is more
limited to knowledge, because it is not managed properly, so it does not change
behavior. However, something different happened in State Elementary School Mega
Eltra, learning of Islamic religion through the habituation of the dhuha prayer could
already be carried out in good learning management, even in conditions of limited
religious facilities. For this reason, this research was intended to reveal more about
religious learning through the habituation of the dhuha prayer in the Mega Eltra State
Elementary School. This research was descriptive qualitative. The instruments were in-
depth observation, in-depth interviews, and documentation. Data analysis was carried
out through data collection, data reduction, data display, and data conclusions. The
findings showed that principals and religious teachers plan religious learning through
curriculum development and meetings. Religious learning through habituation of dhuha
prayer in state elementary school Mega Eltra was carried out in good management. It
was indicated by students’ enthusiasm taking ablution and performing dhuha prayer.
Dhuha prayer was held in Islamic Education subjects. Dhuha prayer was carried out by
students of grades 2 to 6. However, the place of worship was inadequate. Regularly,
evaluations were carried out at teacher meetings.
aspek keyakinan (aqidah), aspek ritual Agama. Shalat Dhuha adalah shalat sunat
atau norma (syari’ah), dan aspek perilaku yang dilakukan pagi hari antara pukul
(akhlak). Aspek keyakinan yaitu dimana 07:00 hingga jam 10:00 waktu setempat.
suatu ikatan seseorang dengan Tuhan yang Jumlah roka’at shalat dhuha minimal dua
diyakininya. Aqidah Islam adalah tauhid, rokaat dan maksimal dua belas roka’at
yang meyakini ke-Esaan Allah Subhanahu dengan satu salam setiap dua roka’at.
Wata’ala, baik Dzat maupun sifat-Nya. Menurut Rifa’i (1976: 83), shalat dhuha
Aspek syari’ah yaitu aturan atau hukum adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada
yang mengatur hubungan manusia dengan waktu matahari terbit/naik. Sekurang-
Allah Swt., manusia dengan sesama kurangnya pelaksanaan shalat dhuha
manusia, dan manusia dengan alam. adalah dua raka’at, empat raka’at, atau
Sedangkan aspek akhlak yaitu aspek delapan raka’at. Waktu pelaksanaan shalat
perilaku yang tampak pada diri seseorang dhuha kira-kira matahari sedang naik
dalam hubungan dengan dirinya, sesama setinggi kurang lebih 7 hasta (pukul tujuh
manusia, dan di lingkungan sekitar. sampai masuk waktu dhuhur).
Keberimanan seseorang seluruh- Adapun pendidikan agama di
nya diukur oleh hal-hal yang bersifat sekolah-sekolah kurang dikelola dengan
akhlaqi, termasuk shalat, sebab seseorang baik dan tidak melibatkan seluruh sivitas
yang melakukan shalat dengan makna sekolah serta kepemimpinan kepala
yang sebenarnya, akan efektif untuk sekolah. Pendidikan agama kurang
merealisasikan tanha ‘anil fakhsya’i wal terencana, lebih terfokus pada
munkar’ di mana dengannya akan tercipta penyampaian materi yang bersifat kognitif
masyarakat yang damai, aman dan dengan kurang penekanan pada aspek
harmonis. Indikasi bahwa akhlak dapat penanaman nilai dan aksi yang nyata
dipelajari dengan metode pembiasaan, berupa praktek langsung. Akibatnya,
meskipun pada awalnya anak didik pelajaran kurang memberikan efek positif
menolak atau terpaksa melakukan suatu pada perilaku baik para siswa. Fakta-fakta
perbuatan atau akhlak yang baik, tetapi mengenai demoralisasi di kalangan para
setelah lama dipraktekkan, secara terus- pelajar seperti kasus tawuran, bully,
menerus dibiasakan akhirnya anak pergaulan bebas dan lain-lain tidak bisa
mendapatkan akhlak mulia. dilepaskan dari pembelajaran agama yang
Seperti yang telah dijelaskan di belum memainkan perannya dalam
atas, bahwa shalat itu dibagi menjadi dua membangun karakter yang baik pada diri
macam, yaitu: shalat fardlu dan shalat siswa.
sunah. Shalat fardhu adalah shalat yang Akan tetapi ada hal yang berbeda
dilaksanakan wajib yakni lima waktu yang terjadi di SD Negeri Melga Eltra.
seperti shalat dzhuhur, ashar, maghrib, Berdasarkan penelitian awal tanggal 4-22
isya’ dan shubuh. Sedangkan shalat Juli 2018, melalui observasi dan
sunnah ialah shalat yang hanya dikerjakan wawancara, peneliti menemukan fakta
di luar shalat fardhu dan hukumnya yang ada di SD Negeri Melga Eltra, bahwa
sunnah. Pada dasarnya shalat sunah terdiri pembelajaran agama sudah cukup
dari beberapa macam, namun, dalam tertanamkan melalui shalat dhuha di SDN
penelitian ini, peneliti lebih Mega Eltra banyak sekali siswa yang
mengkhususkan pada shalat sunah dhuha. sangat antusias melakukan shalat dhuha
Shalat dhuha merupakan shalat maupun hanya saat mata pelajaran PAI,
yang dilaksanakan ketika fajar mulai terbit namun antusiasme para siswa tidak
dari jam 07:00-10:00, hal ini sudah berbanding lurus dengan sarana tempat
diterapkan di SD Negeri Melga Eltra yang ibadah yang digunakan, karena di SDN
pelaksanaanya sudah dimulai dari pukul Mega Eltra semua siswa memakai
07:00-09:00 sesuai dengan mata pelajaran kelasnya masing-masing untuk melakukan
shalat dhuha dengan keadaan yang kurang shalat dhuha adalah shalat sunnah yang
bersih. Untuk itulah penelitian ini perlu dilakukan seorang muslim ketika waktu
ditindaklanjuti untuk mengung-kap secara dhuha. Waktu dhuha adalah waktu ketika
mendalam terhadap fenomena ini. matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta
sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi)
B. Landasan Teori hingga waktu dhuhur. Shalat dhuha
Manajemen pembelajaran meru- merupakan shalat sunnah yang dianjurkan
pakan berbagai upaya pengatur-an proses oleh Nabi, bagi siap umatnya yang
belajar mengajar untuk mencapai proses mengamalkan shalat sunnah dhuha dua
belajar mengajar yang efektif dan efisien. raka’at pada pagi hari maka orang tersebut
Manajemen program pembelajaran akan dicukupkan sampai sore. Shalat
acapkali dinamakan dengan manajemen dhuha adalah shalat pada siang hari yang
kurikulum dan pembelajaran (Bafadhal, dianjurkan. Pahalanya disisi Allah sangat
2004: 11). besar. Rasulullah saw biasa melakukannya,
Konsep manajemen apabila dan mendorong kaum muslimin untuk
diterjemahkan dalam aktivitas melakukannya. Beliau menjelaskan barang
pembelajaran, menurut Syaiful Sagala siapa yang shalat empat raka’at pada siang
dimaknai sebagai suatu upaya dan hari niscaya Allah mencukupinya pada
tindakan kepala sekolah sebagai pemimpin sore harinya.
instruksional di sekolah dan upaya ataupun Menurut al-Mahfani (2008: 37),
tindakan guru sebagai pemimpin ada tiga makna filosofis dalam shalat
pembelajaran di kelas dilaksanakan dhuha, yaitu:
sedemikian rupa untuk mendapatkan hasil 1. Perwujudan syukur kepada Allah
untuk mencapai tujuan pembelajaran dan Salah satu cara manusia bersyukur
program sekolah. kepada Allah ialah mentaatinya dengan
Sementara itu shalat dhuha adalah rajin beribadah sunnah, seperti shalat
shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu dhuha. Mentaati perintah Allah itu
matahari terbit/naik. Sekurang-kurangnya hukumnya wajib dan menjauhi larangan
pelaksanaan shalat dhuha adalah dua Allah juga wajib. Melaksanakan shalat
raka’at, empat raka’at, atau delapan merupakan salah satu upaya dalam
raka’at. Waktu pelaksanaan shalat dhuha mewujudkan rasa syukur kepada Allah
kira-kira matahari sedang naik setinggi atas segala rahmat, nikmat dan karunia-
kurang lebih 7 hasta (pukul tujuh sampai Nya yang telah diberikan kepada
masuk waktu dhuhur) (Rifa’i, 1976: 83). manusia. Dengan melaksanakan shalat
Sedangkan menurut Shofia (2003: salah satunya dapat meminimalisir
50) bahwasannya shalat dhuha ialah terlena kita terhadap urusan duniawi,
sebagai shalat sunnah yang dikerjakan sehingga hidup terasa lebih bermanfaat.
pada waktu matahari sepenggalah naik 2. Mengingat Allah dalam keadaan senang
sekitar pukul 07.00 sampai waktu Selalu ingat atau dzikir kepada Allah
menjelang dhuhur. Dalam surat al-Dhuha dapat menumbuhkan sifat baik, yaitu
sendiri dijelaskan bahwasannya ketika kesadaran manusia akan adanya
waktu matahari setinggi tujuh hasta pengawasan Sang Pencipta dari
naiknya dan demi malam apabila telah bagaimana manusia bertingkah laku
sunyi (gelap). menjalankan kehidupannya di bumi.
Shalat dhuha dilakukan pada hari Dzikir dapat dilaksanakan salah satunya
antara jam 06.30 hingga jam 11.00 dengan shalat, karena shalat merupakan
bilangan raka’atnya dua raka’at dan media utama untuk berdzikir kepada
sebanyak-banyaknya delapan raka’at. Allah Subhanahu Wata’ala.
Menurut Abu Jamin (1992: 84) 3. Tawakal dan berserah diri kepada Allah
bahwasannya setiap dua raka’at satu shalat sebagai pengatur rezeki
sendat, dan Sanyo mati karena listrik karpet baru bisa digunakan shalat
mati, sehingga shalatnya cukup dhuha. Namun karena ruang
terhambat, namun guru memberi-kan perpustakaannya terkadang
solusi seperti ungkapan dalam dipakai oleh siswa kelas lain, jadi
wawancara. terhambat pelaksanaannya,
“Ketika anak ingin shalat dan air sehingga memutuskan di kelas
tidak ada, PDAM tersendat, dan saja, daripada tidak shalat dhuha.”
Sanyo tidak bisa nyala karena (Narasumber Guru Agama Ibu
menggunakan listrik, Saya suruh Wiwi Wihartini, M.Pd.,
siswa-siswi shalat-nya minggu 15/11/2018).
depan lagi, karena kan airnya
tidak ada, namun siswa-siswi tuh Pelaksanaan shalat dhuha di
kekeh pengen shalat, katanya SDN Mega Eltra memang sempat
tayamum aja sih bu di tembok. dimushola warga yang jaraknya
Kata Saya, ya sudah tayamum. sangat dekat (bersebelahan), namun
Siswa-siswi suka seperti itu, sudah tidak dilaksanakan selama 2
karena kan sudah biasa, sehingga bulan terakhir, karena mushola
kalau tidak shalat dhuha, seperti warga tidak boleh dipakai oleh
ada yang kurang. Walaupun ada siswa-siswi yang bersekolah di SDN
syarat minimal-nya, namun untuk Mega Eltra. Berikut beberapa
membang-kitkan semangat shalat informasi yang didapatkan dari salah
dhuha anak, Saya membolehkan.” satu penjual makanan dikantin
(Narasumber Guru Agama Ibu sekolah, “dulu sih dipakai shalat
Wiwi Wihartini, M.Pd., 15/11/ dhuha oleh siswa, tetapi karena
2018). siswa-siswi wudhu disitu, lantainya
jadi basah dan kotor, dan tidak
Pelaksanaan shalat dhuha di dibersihkan pula. Warga juga sering
SDN Mega Eltra dilaksanakan sudah mengeluh seperti itu.” (Narasumber
baik, terlihat dari antusiasnya siswa- Ibu Nemi, penjual bakso bakar di
siswi yang melaksanakan shalat dari kantin SDN Mega Eltra, /11/2018).
mulai mengantri berwudhu dan Berdasarkan ricek kami
melaksanakan shalatnya. Namun mengenai hal tersebut, bertanya
pelaksanaannya di kelas masing- langsung kepada guru agama,
masing, namun terkadang diruang bahwasannya siswa tiba-tiba
perpustakaan. Ini dikarenakan semua mengeluh kepada guru agama tidak
ruangan di sekolah sudah tidak ada bisa shalat dimushola karena
lagi tempat yang dijadikan sebagai terkunci. Kemudian, guru agama
mushola. Sebagaimana ungkapan mencari tahu persoalannya kepada
guru agama dalam wawancara. warga, ternyata dikarenakan mushola
“Ketika itu sempat dijadikan selalu kotor setelah dipakai shalat
mushola gudang yang tidak oleh siswa SDN Mega Eltra, padahal
terpakai, dibersihkan, kemu-dian sudah menjadi pembiasaan setelah
diberi karpet sebagai alas untuk shalat guru memerintahkan untuk
shalat. Tetapi karena pintunya membersihkan dengan mengepel
bolong, banyak tikus yang masuk kembali lantai yang kotor,
ke dalam, siswa-siswi mengeluh dibersihkan karpetnya, terkadang
karena bau dan banyak kotoran juga guru memerintahkan untuk
tikus dan kucing. Kemudian mengelap jendela, dan siswa
pindah ke perpustakaan, setelah melaksanakannya. Apabila pekerjaan
dibereskan dan diberikan alas siswa membersihkan mushola tidak
mencapai tujuan yang benar dan lingkungan yang baik (sekolah) dan
bernilai. menghasilkan manusia baik (menjadi
Dengan adanya perencanaan yang siswa-siswi yang berakhlak mulia
baik maka hasil ataupun kegiatan dengan melaksanakan shalat sunnah
pembelajaran akan berjalan sejalan dhuha).
tujuan dengan baik. Hal ini pun juga Kurangnya kebersihan tempat
selaras dengan penjelasan G.R. Terry ibadah akan mempengaruhi adanya
dalam bukunya Principle of peluang najis yang mengakibatkan
Management (1995: 17) mendefinisikan shalat dhuha menjadi batal. Menurut
perencanaan (planning) sebagai berikut, Muhammad (2009: 5) bahwasannya
“planning is the selecting and relating syarat syah shalat adalah salah satunya
of facts and the making of using of dari segi tempat shalat, yaitu
assumptions regarding the future in the mengatakan bahwa shalat wajib
visualization and formulations of mengeluarkan najis dari tiga hal, dari
proposed activities believed necessary tubuh seseorang, dari pakaian
to achieve desired results”. seseorang, dan dari tempat shalat. Dalil
Penerapan agama melalui tentang kesucian tempat shalat
pembiasaan shalat dhuha SDN Mega berdasarkan firman Allah swt yang
Eltra sudah baik. Hal ini menjadi artinya: “bersihkanlah rumah-Ku
pembiasaan yang baik dan berhasil (Baitullah) (wahai Ibrahim dan Ismail)
diterapkan di lingkungan sekolah. untuk orang-orang yang thawaf, yang
Sesuai dengan teori behavioristik yang i’tikaf, yang ruku’, dan yang sujud.”
dicetuskan oleh John. B Watson dan (al-Baqarah: 125). Sehingga wajib
yang digerakkan oleh Burrhus Frederic adanya membersihkan sarana tempat
Skinner dalam Sobur (2013: 123), ibadah yang akan dilaksanakan untuk
bahwasannya manusia akan shalat dhuha walau dilingkungan kelas
berkembang berdasarkan stimulus yang atau perpustakaan.
diterimanya dari lingkungan sekitarnya. Berdasarkan hadits berikut yang
Lingkungan yang buruk akan artinya: “sebagaimana diberitahukan
menghasilkan manusia buruk; Abu Sa’id al-Khudri ”Tatkala
lingkungan yang baik akan Rasulullah sedang shalat bersama
menghasilkan manusia baik. Pandangan sahabat-sahabat beliau, tiba-tiba beliau
ini berasumsi bahwasannya apa yang melepas kedua sandalnya lalu
terjadi pada seseorang salah satunya meletakkan disebelah kiri beliau. Ketika
yang menentukan adalah melihat hal tersebut mereka (para
lingkungannya. sahabat) pun melepas sandal mereka.
Di SDN Mega Eltra telah Selesai dari shalat, Rasulullah bertanya
menciptakan lingkungan pembiasaan “Ada apa kaian melepas sandal-sandal
shalat dhuha satu minggu sekali dimana kalian?” Mereka menjawab, “Kami
setiap ada mata pelajaran agama dan melihatmu melepas sandalmu maka
berhasil membuat siswa terbiasa dan kami pun melepas sandal-sandal kami.”
rutin melaksanakan shalat dhuha. Hal Rasulullah menjelaskan, “tadi Jibril
ini jelas terbukti bahwasannya teori mendatangiku dan mengabarkan bahwa
behavioristik dapat dibenarkan karena pada kedua sandalku ada kotoran/najis,
berdasarkan penelitian teori maka aku melepaskan keduanya.”
behavioristik mampu terbukti membuat Beliau juga mengatakan, “Apabila salah
siswa menjadi manusia yang baik dari seorang dari kalian datang ke masjid,
sebuah pembiasaan yang diciptakan di sebelum masuk masjid hendaklah ia
lingkungan sekolah, yaitu pada melihat kedua sandalnya. Bila ia lihat
lingkungan yang mencerminkan ada kotoran atau najis maka hendaklah