You are on page 1of 11

Jur. Ilm. Kel. dan Kons., Januari 2009, p : 1-10 Vol. 2, No.

1
ISSN : 1907 - 6037

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI ADAPTASI, PENCAPAIAN


TUJUAN, INTEGRASI, DAN PEMELIHARAAN SISTEM DENGAN
KESEJAHTERAAN KELUARGA
The Correlation between AGIL Family Function (Adaptation, Goal attainment,
Integration, and Latency) with Family Welfare

EUIS SUNARTI1*, NIA NURYANI2, NETI HERNAWATI1


1
Staf Pengajar Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor, Jalan Lingkar Kampus IPB Dramaga,
Bogor 16680
2
Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor, Kampus Dramaga, Bogor 16680

ABSTRACT. AGIL (Adaptation, Goal attainment, Integration, and Latency) is


refers to the functions that indicate a system capability of the to sustain. In this
research, a system refers to a family system. The objective of this study is to
analyze the correlation among research’s variables i.e., family social economic
characteristics, AGIL family functions and family welfare. The research design
was a cross sectional study and involved 120 samples that chosen from this
research’s sampling frame. Result of research showed that there were positive
significant correlation between: (i) adaptation with goal attainment, (ii) goal
attainment with integration, and (iii) integration with latency. Those mean that
the more adaptation being done, the more aims that the family want to achieve;
then the more and the better integration and latency in functions of the family.
Beside that, there were also positive significant correlation among adaptation,
goal attainment and objective welfare. Those mean that the more adaptation
function being done and the more aims that family want to achieve; then the
higher the family objective welfare. Latency function of family had a positive
correlation with subjective welfare. It means that the better latency in poor
farmer families lead the higher the family subjective welfare.

Key words : AGIL (Adaptation, Goal attainment, Integration and Latency)


functions, family welfare.

PENDAHULUAN memenuhi tujuan keluarga (Sunarti 2001).


Ketahanan keluarga juga ditentukan oleh
Revitalisasi pertanian merupakan keberfungsian keluarga, sehingga dapat
kebijakan untuk memperbaiki dan berjalan mempertahankan keberlang-
menciptakan kesempatan kerja, serta sungan hidup untuk mencapai tujuan
upaya untuk menghapuskan kemiskinan keluarga.
atau meningkatkan kesejahteraan dan Menurut Parson (1953) dalam
kualitas hidup petani (Krisnamurthi 2006). Hamilton (1983), sebuah sistem akan
Sebagian besar petani di Indonesia masih mampu mempertahankan keber-
hidup dalam kondisi yang mem- langsungannya jika dapat menjalankan
prihatinkan, belum beranjak jauh dari fungsi Adaptation, Goal attainment,
lingkaran kemiskinan. Integration, dan Latency (AGIL).
Kesejahteraan keluarga merupakan Pembahasan atau perhatian mengenai
output dari berjalannya sebuah ketahanan keberlangsungan sistem terutama
keluarga, yaitu kemampuan keluarga diperuntukkan bagi sistem yang rapuh
mengelola sumberdaya baik yang dimiliki (vulnerable), terutama karena faktor
ataupun tidak dimiliki namun dapat sosial ekonomi. Keluarga petani negeri ini
diakses keluarga, serta mengelola yang identik dengan petani kecil (buruh
masalah yang dihadapi keluarga untuk dan penggarap lahan sempit)
2 SUNARTI ET AL. Jur. Ilm. Kel. dan Kons.

menggambarkan juga suatu sistem yang HASIL DAN PEMBAHASAN


sangat rapuh.
Berdasarkan latar belakang tersebut Karakteristik Sosial Ekonomi
maka dipandang penting untuk mengkaji Berdasarkan ukuran besar keluarga,
fungsi AGIL dan hubungannya dengan persentase terbesar keluarga petani
kesejahteraan keluarga petani kecil. penggarap (61,7%) dan keluarga buruh
Secara umum penelitian ini bertujuan tani (43,3%) termasuk ke dalam kategori
untuk mengkaji ketahanan keluarga keluarga sedang (5-6 orang). Hasil uji
petani dengan memfokuskan pada : (1) beda menunjukkan bahwa besar keluarga
analisis perbedaan fungsi AGIL dan antara kedua kelompok contoh tidak
kesejahteraan keluarga diantara keluarga berbeda nyata. Dari segi umur suami dan
penggarap dan buruh tani, serta (2) istri pada keluarga penggarap dan buruh
analisis hubungan antara fungsi AGIL tani ternyata persentase terbesar istri
(adaptasi, pencapaian tujuan, integrasi, petani penggarap (56,7%) dan buruh tani
dan pemeliharaan sistem) dengan (48,3%) berada pada kategori dewasa
kesejahteraan keluarga. madya (31-40 tahun). Separuh suami
pada keluarga buruh tani (50%) berada
METODE pada kategori dewasa akhir (41-50
tahun), sementara hampir separuh suami
Desain, Tempat dan Waktu Penelitian penggarap (43%) berada pada kategori
Desain penelitian ini adalah cross dewasa madya. Hasil uji beda
sectional study. Penelitian dilaksanakan menunjukkan bahwa umur suami dan istri
pada tahun 2007, di Desa Ciasihan dan antara kedua kelompok contoh tidak
Desa Ciasmara, Kecamatan Pamijahan, berbeda nyata. Dilihat dari segi
Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi pendidikan formal istri dan suami,
penelitian dilakukan secara sengaja ternyata persentase terbesar suami (35%)
(purposive) dengan pertimbangan dan istri (40%) pada keluarga penggarap
sebagian besar penduduk di kedua desa merupakan lulusan SD, sedangkan
tersebut bermata pencaharian di bidang persentase terbesar suami (50%) dan istri
pertanian. (68,3%) pada keluarga buruh tani adalah
tidak tamat SD. Hasil uji beda
Contoh Penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
Contoh dalam penelitian ini adalah suami istri antara kedua kelompok contoh
keluarga petani baik petani penggarap berbeda nyata. Hasil uji menunjukkan
maupun buruh tani. Contoh penelitian bahwa suami dan istri pada keluarga
terdiri dari 120 keluarga yang memiliki petani penggarap mempunyai tingkat
anak usia sekolah (6-12 tahun) meliputi pendidikan yang lebih baik daripada
60 keluarga petani penggarap dan 60 suami dan istri pada keluarga buruh tani.
keluarga buruh tani. Dari sisi pendapatan, terlihat bahwa
lebih dari setengah keluarga buruh tani
Pengolahan dan Analisis Data (53,3%) berpendapatan kurang dari
Data penelitian yang dikumpulkan Rp 100.000,00 (rata-rata pendapatan
meliputi karakteristik sosial ekonomi Rp 99.442,90). Sementara keluarga
keluarga, keberfungsian keluarga dalam penggarap lebih tinggi dibandingkan
hal adaptasi, penentuan tujuan, integrasi, keluarga buruh tani, bahkan lebih dari
dan latency, serta kesejahteraan objektif seperempatnya (28,3%) berpendapatan
dan subjektif keluarga. Data yang per kapita per bulan lebih dari
diperoleh diolah menggunakan program Rp 250.000,00 (rata-rata pendapatan
Microsoft Excel 2003 dan SPSS versi Rp 242.435,40). Tiga perempat peng-
13.0 for windows. Analisis data dilakukan garap (75%) memiliki aset pada kategori
secara deskriptif dan statistik inferensia, lebih dari Rp 20.000.000,00 (rata-rata
meliputi uji korelasi Rank Spearman, uji aset keluarga penggarap
beda Mann-Whitney dan independent Rp 99.282.960,00), sedangkan sebagian
sample t-test. besar keluarga buruh tani (78,3%)
memiliki aset kurang dari sebesar
Rp 5.000.000,00 (rata-rata asetnya
adalah Rp 3.449.900,00). Hasil uji beda
menunjukkan bahwa pendapatan suami
Vol. 2, 2009 HUBUNGAN FUNGSI AGIL DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA 3

dan istri antara kedua kelompok contoh sehingga upaya adaptasi yang dilakukan
berbeda nyata. lebih ke arah diversifikasi usaha untuk
Berkaitan dengan akses terhadap memperoleh pendapatan yang lebih
informasi, ternyata keluarga penggarap besar bagi keluarganya. Menurut White
(86,7%) lebih mudah memperoleh (1990) dalam Lubis (1999), upaya
informasi daripada keluarga buruh tani adaptasi ini merupakan strategi akumulasi
(76,7%). Jenis informasi yang banyak (accumulation strategy) keluarga untuk
diperoleh keluarga contoh adalah membesarkan usaha luar pertanian atau
mengenai pekerjaan dan kesehatan. sebaliknya. Semakin banyak tindakan
Lebih dari separuh keluarga penggarap adaptasi yang dilakukan maka kemam-
(60%) dan lebih dari sepertiga keluarga puan untuk meningkatkan kesejahteraan
buruh tani (40%) mendapatkan jenis keluarga semakin tinggi.
informasi tentang pekerjaan. Hasil uji Hasil uji beda menunjukkan tidak
beda menunjukkan bahwa akses, sumber terdapat perbedaan yang signifikan
dan jenis informasi yang diperoleh antara banyaknya tindakan adaptasi yang
keluarga penggarap lebih tinggi atau lebih dilakukan oleh keluarga penggarap dan
baik dibandingkan pada keluarga buruh keluarga buruh tani. Tindakan adaptasi
tani. tersebut merupakan tindakan instrumental
keluarga contoh berupa pola nafkah
Fungsi AGIL ganda yang dilakukan untuk mengatasi
Fungsi Adaptasi. Fungsi adaptasi masalah ekonomi keluarga. Persentase
(adaptation) merupakan suatu upaya terbesar keluarga penggarap (38,3%) dan
yang dilakukan oleh keluarga untuk keluarga buruh tani (43,3%) mencari
memperoleh sumberdaya atau fasilitas nafkah dengan cara bertani dan
yang cukup dari lingkungan luar sistem berdagang (Tabel 2).
dan kemudian mendistribusikannya di
dalam sistem (Parson 1953 dalam Tabel 2. Sebaran contoh menurut variasi
Hamilton 1983). Data pada Tabel 1 pola nafkah yang dilakukan
menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga
contoh di kedua kelompok melakukan Jenis Pencarian Penggarap
Buruh
pola nafkah ganda sebagai tindakan Nafkah
Tani
adaptasi, bahkan terdapat 11,7% n % n %
keluarga petani penggarap dan 3,3% Bertani 11 18,3 9 15,0
keluarga buruh tani yang memiliki empat Bertani, berdagang 23 38,3 26 43,3
dan lima jenis pekerjaan atau usaha. Bertani, buruh 3 5,0 12 20,0
Bertani, jasa 13 21,7 3 5,0
Tabel 1. Sebaran contoh menurut Bertani, berdagang,
banyaknya tindakan adaptasi 8 13,3 6 10,0
jasa
Tindakan Penggarap Buruh Tani Bertani, buruh,
2 3,3 4 6,7
Adaptasi n % n % berdagang
1 tindakan 6 10,0 7 11,7 Total 60 100,0 60 100,0
2 tindakan 32 53,3 34 56,7
3 tindakan 15 25,0 17 28,3 Pola pencarian nafkah ini merupakan
4 tindakan 6 10,0 2 3,3
strategi konsolidasi (consolidation
strategy), dikarenakan pekerjaan sektor
5 tindakan 1 1,7 0 0,0
luar pertanian ini dipertimbangkan
Total 60 100,0 60 100,0 sebagai sumber security (untuk
p-value 0,249 melindungi mereka dari gagal panen)
atau melengkapi pendapatan usaha tani
Terdapat sepersepuluh contoh yang yang bersifat musiman dengan sumber
hanya memiliki satu jenis pekerjaan atau penghasilan yang berkelanjutan. Keluarga
usaha, dikarenakan keterbatasan akses penggarap cenderung mencari nafkah
dan kesempatan untuk memperoleh tambahan dengan cara melakukan
pekerjaan atau usaha, dan bukan karena kegiatan di sektor jasa yang membutuh-
ketidakmauan/sikap malas dari contoh kan modal dalam jumlah yang cukup
tersebut. besar seperti membuka penggilingan padi
Kelompok keluarga penggarap atau pabrik tepung dan membuka
merupakan kelompok pemilik-penggarap, bengkel. Keluarga buruh tani cenderung
2 SUNARTI ET AL. Jur. Ilm. Kel. dan Kons.

mencari nafkah tambahan sebagai buruh, kebutuhan keluarga sebagai upaya untuk
pedagang kecil, atau usaha lain yang mewujudkan secara kualitatif tujuan yang
membutuhkan modal relatif kecil. Pola akan dicapai (Deacon & Firebaugh 1988).
pencarian nafkah ini merupakan strategi
bertahan hidup (survival strategy), karena Tabel 4. Sebaran contoh menurut jenis
penghasilan pada sektor luar pertanian tujuan yang ingin dicapai
merupakan sumber nafkah penting untuk Penggarap
Buruh
menutupi kekurangan kebutuhan dari Jenis Tujuan Tani
sektor pertanian (White 1990 dalam Lubis n % n %
1999). Pendidikan anak 16 26,7 21 35,0
Fungsi Pencapaian Tujuan. Fungsi Pendidikan anak,
30 50,0 35 58,3
pencapaian tujuan (goal attainment) ekonomi
mengacu pada gambaran sistem aksi Pendidikan anak,
13 21,7 1 1,7
ekonomi, agama
dalam menetapkan tujuan, memotivasi
Pendidikan anak,
dan memobilisasi usaha dan energi ekonomi, 1 1,7 3 5,0
dalam sistem untuk mencapai tujuan kesehatan
(Parsons 1953 dalam Hamilton 1983). Total 60 100,0 60 100,0
Hasil penelitian (Tabel 3) menunjukkan
bahwa contoh penggarap memiliki jumlah
Data Tabel 4 menunjukkan bahwa
tujuan yang ingin dicapai secara nyata
separuh contoh penggarap maupun buruh
lebih besar dibandingkan hal yang sama
tani masing-masing menempatkan
di kelompok buruh tani.
pendidikan anak dan ekonomi (keluarga
sejahtera) sebagai tujuan yang ingin
Tabel 3. Sebaran contoh menurut
dicapai keluarga.
banyaknya tujuan yang ingin
Fungsi Integrasi. Fungsi integrasi
dicapai
(integration) merupakan upaya
Tujuan yang Penggarap Buruh Tani
pemeliharaan ikatan dan solidaritas,
ingin Dicapai n % n % dengan melibatkan elemen tersebut
1 tujuan 16 26,7 21 35,0 dalam mengontrol, memelihara subsistem
2 tujuan 17 28,3 27 45,0 dan mencegah gangguan utama dalam
3 tujuan 21 35,0 12 20,0 sistem (Parsons 1953 dalam Hamilton
4 tujuan 5 8,3 0 0,0 1983). Jenis tindakan integrasi yang
5 tujuan 1 1,7 0 0,0 dianalisis dalam penelitian ini
dikelompokkan menjadi 5 (lima), yaitu
Total 60 100,0 60 100,0
kebersamaan dalam: 1) aktivitas rutin
p-value 0,006 sehari-hari (mengerjakan pekerjaan
rumah tangga bersama, menonton,
Hasil uji beda tersebut membawa makan bersama), 2) aktivitas rutin dan
kepada pertanyaan apakah jumlah tujuan beribadah, 3) aktivitas rutin dan diskusi,
yang ingin dicapai keluarga merupakan 4) aktivitas rutin dan rekreasi, serta 5)
konsekuensi dari kebutuhan atau justru aktivitas rutin, beribadah dan rekreasi.
sebaliknya, yaitu ditentukan oleh Lebih dari separuh keluarga penggarap
ketersediaan sumberdaya keluarga? (58,3%) dan keluarga buruh tani (83,3%)
Sumberdaya yang dimiliki oleh keluarga melakukan fungsi integrasi dalam
penggarap lebih banyak daripada aktivitas rutin sehari-hari, terutama saat
keluarga buruh tani. Banyaknya tujuan makan dan menonton TV.
yang ingin dicapai keluarga berkaitan Data Tabel 5 menunjukkan bahwa
dengan kemampuan untuk meman- persentase terbesar keluarga penggarap
faatkan sumberdaya yang ada di dalam dan keluarga buruh tani melakukan dua
dan di lingkungan luar keluarga. tindakan integrasi. Hasil uji beda
Salah satu indikator kemampuan menunjukkan bahwa tindakan integrasi
keluarga dalam memperoleh sumber- keluarga penggarap secara nyata lebih
daya dari lingkungan luar adalah banyak dibandingkan hal sama dari
besarnya pendapatan keluarga. Terjadi- kelompok buruh tani. Hal tersebut
nya perubahan pendapatan akan menunjukkan bahwa tindakan integrasi
mempengaruhi nilai dan tujuan yang akan membutuhkan energi dan upaya khusus
dicapai oleh keluarga. Perubahan yang berkaitan dengan sumberdaya
pendapatan akan mengubah selera dan
Vol. 2, 2009 HUBUNGAN FUNGSI AGIL DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA 3

keluarga. Banyaknya tindakan integrasi Tabel 6. Sebaran contoh menurut


akan membawa ikatan solidaritas banyaknya tindakan pemeliha-
keluarga semakin kuat. raan sistem
Tindakan Penggarap Buruh tani
Tabel 5. Sebaran contoh menurut Pemeliharaan
Sistem n % n %
banyaknya tindakan integrasi Dimensi pemeliharaan yang dilakukan suami
Tindakan Penggarap Buruh tani 1 tindakan 19 31,7 25 41,7
integrasi n % n % 2 tindakan 24 40,0 22 36,7
1 tindakan 6 10,0 8 13,3 3 tindakan 14 23,3 11 18,3
4 tindakan 3 5,0 2 3,3
2 tindakan 26 43,3 32 53,3
Total 60 100,0 60 100,0
3 tindakan 20 33,3 19 31,7 p-value 0,245
4 tindakan 4 6,7 1 1,7 Dimensi pemeliharaan yang dilakukan istri
5 tindakan 4 6,7 0 0,0 1 tindakan 16 26,7 18 30,0
2 tindakan 20 33,3 20 33,3
Total 60 100,0 60 100,0
3 tindakan 19 31,7 17 28,3
p-value 0,027 4 tindakan 5 8,3 5 8,3
Total 60 100,0 60 100,0
p-value 0,701
Fungsi Pemeliharaan Sistem. Dimensi pemeliharaan yang dilakukan orang
tua terhadap anak
Fungsi pemeliharaan sistem (latency) 1 tindakan 25 41,7 31 51,7
mengacu kepada proses dimana energi 2 tindakan 23 38,3 23 38,3
keluarga disimpan dan didistri-busikan 3 tindakan 8 13,3 5 8,3
dalam sistem. Fungsi ini melibatkan dua 4 tindakan 4 6,7 1 1,7
masalah yang saling berikatan yaitu pola Total 60 100,0 60 100,0
pemeliharaan dan pengelolaan masalah p-value 0,095
atau ketegangan (Parson 1953 dalam
Hamilton 1983). Sebaran tindakan Semakin banyak tindakan peme-
pemeliharaan sistem yang dilakukan liharaan sistem yang dilakukan dalam
anggota keluarga (suami, istri dan orang keluarga, maka semakin baik hubungan
tua) disajikan pada Tabel 6. antar anggota keluarga. Data pada Tabel
Pemeliharaan sistem dibagi 6 tidak menunjukkan pola pemeliharaan
berdasarkan pembagian peran dalam sistem yang khas antara penggarap dan
keluarga yang terdiri dari dimensi buruh tani, sehingga hasil uji beda
pemeliharaan yang dilakukan suami, yang menguatkannya bahwa tidak terdapat
dilakukan istri dan yang dilakukan suami- perbedaan yang nyata pemeliharaan
istri sebagai orang tua terhadap anak. sistem yang dilakukan suami dan istri
Setiap dimensi pemeliharaan sistem antara keluarga penggarap dan buruh
diukur berdasarkan banyaknya tindakan tani. Namun demikian pemeliharaan
yang dilakukan. Berdasarkan analisis sistem yang dilakukan orang tua terhadap
jawaban yang diberikan oleh sebagian anak pada keluarga penggarap secara
besar contoh, tindakan pemeliharaan nyata lebih baik dibandingkan hal sama di
sistem yang dilakukan oleh suami antara keluarga buruh tani.
lain memberi uang belanja, perhatian,
membantu pekerjaan rumah tangga dan Kesejahteraan Keluarga
terdesak karena kebutuhan. Tindakan Kesejahteraan Objektif. Kese-
pemeliharaan sistem yang dilakukan oleh jahteraan objektif diukur oleh dua
istri antara lain menyediakan kebutuhan indikator, yaitu indikator utama dan
sehari-hari, memberi nasehat, memberi indikator tambahan. Indikator utama
pengertian dan membantu bekerja. adalah pendapatan per kapita per bulan
Tindakan pemeliharaan sistem yang dengan mengacu standar garis
dilakukan oleh orang tua terhadap anak kemiskinan BPS (2006) Kabupaten Bogor
antara lain memberi uang jajan, mengajak yaitu Rp 152.847,00 per kapita per bulan.
rekreasi, memberi nasehat dan memberi Sementara itu, indikator tambahan
perhatian. meliputi indikator pemenuhan kebutuhan
pangan, pakaian, perumahan, pendidikan
anak, dan perawatan kesehatan keluarga.
2 SUNARTI ET AL. Jur. Ilm. Kel. dan Kons.

Indikator Pendapatan. Lebih dari Tabel 7. Sebaran contoh menurut


separuh keluarga penggarap (53,3%) pemenuhan kebutuhan
tergolong sejahtera, sedangkan sebagian perumahan
besar keluarga buruh tani (85%) Kebutuhan
Peng- Buruh
tergolong tidak sejahtera. Hasil uji beda Perumahan
garap Tani
menunjukkan pendapatan perkapita n % n %
keluarga penggarap lebih tinggi Status kepemilikan rumah
dibandingkan hal sama dari keluarga Milik sendiri 58 96,7 50 83,3
Sewa 0 0,0 0 0,0
buruh tani.
Numpang 2 3,3 10 16,7
Pemenuhan Kebutuhan Pangan. Luas rumah perkapita
Tiga perempat keluarga penggarap < 8 m2 8 13,3 28 46,7
(76,7%) makan tiga kali sehari, ≥ 8 m2 52 86,7 32 53,3
sementara hanya setengah (50%) Kondisi fisik rumah
keluarga buruh tani yang dapat makan Tipe dinding
tiga kali sehari. Konsumsi makanan yang Tembok 57 95,0 45 75,0
beragam (yang terdiri dari nasi, lauk pauk Sebagian
3 5,0 7 11,7
dan sayur setiap kali makan) dipenuhi tembok
oleh sebagian besar (86,7%) keluarga Kayu 0 0,0 2 3,3
penggarap, namun hanya oleh setengah Bambu 0 0,0 6 10,0
(56,7%) keluarga buruh tani. Hal tersebut Tipe atap
Genteng 58 96,7 47 78,3
menunjukkan bahwa kualitas dan
Seng 2 3,3 0 0,0
kuantitas konsumsi pangan keluarga Nifah 0 0,0 1 1,7
penggarap lebih baik daripada keluarga Bambu 0 0,0 12 20,0
buruh tani. Tipe lantai
Pemenuhan Kebutuhan Pakaian. Keramik 25 41,7 5 8,3
Sebagian besar keluarga penggarap Ubin 29 48,3 22 36,7
(90%) dan lebih dari separuh keluarga Semen 6 10,0 31 51,7
buruh tani (71,7%) memiliki rata-rata Tanah 0 0,0 2 3,3
pakaian lebih dari empat setel. Fasilitas rumah
Berdasarkan data tersebut, maka dapat Sumber air minum
dikatakan bahwa pemenuhan kebutuhan PDAM 0 0,0 0 0,0
pakaian keluarga penggarap lebih baik Sumur 50 83,3 41 68,3
Mata air 10 16,7 19 31,7
daripada keluarga buruh tani.
Tempat buang air besar
Pemenuhan Kebutuhan Perumahan. WC sendiri 31 51,7 11 18,3
Pemenuhan kebutuhan perumahan dapat WC umum 10 16,7 11 18,3
diamati dari status kepemilikan rumah, Sungai/kali 19 31,7 38 63,3
luas lantai rumah per kapita, kondisi fisik Tempat pembuangan sampah
rumah dan fasilitas rumah (Tabel 7). Data TPS 5 8,3 13 21,7
tersebut menunjukkan bahwa keluarga Halaman rumah 55 91,7 47 78,3
penggarap lebih banyak yang memiliki Alat penerangan
rumah sendiri, memiliki densitas yang Listrik 60 100,0 57 95,0
memadai, kondisi fisik rumah dan fasilitas Lampu tempel 0 0,0 3 5,0
rumah yang lebih baik.
Pemenuhan Kebutuhan Pendidikan. anak. Jika dikaitkan dengan fungsi
Baik keluarga penggarap maupun pencapaian tujuan (Tabel 4), terdapat
keluarga buruh tani, memiliki anak usia kesenjangan antara tujuan yang ingin
sekolah (6-12 tahun) yang tidak dicapai keluarga, yang ditandai dengan
bersekolah. Jumlah anak usia sekolah besarnya persentase contoh yang
yang tidak bersekolah pada keluarga menempatkan pendidikan anak sebagai
penggarap lebih rendah (25%) tujuan utama yang ingin dicapai keluarga,
dibandingkan di kelompok buruh tani dengan kenyataan masih besarnya
(48,3%). Walaupun terkait berbagai persentase jumlah anak usia sekolah
keterbatasan, namun kondisi tersebut yang tidak bersekolah pada kedua
menunjukkan masih rendahnya kesadar- kelompok petani karena adanya berbagai
an orang tua akan pentingnya pendidikan faktor keterbatasan. Fakta ini menunjuk-
kan bahwa tujuan yang ingin dicapai oleh
suatu keluarga tidak selalu sesuai dengan
capaian aktual yang dialami keluarga
Vol. 2, 2009 HUBUNGAN FUNGSI AGIL DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA 3

tersebut, berkaitan dengan berbagai Hubungan antar Variabel


faktor.
Pemenuhan Kebutuhan Perawatan Hubungan antara Karakteristik
Kesehatan. Sebagian besar keluarga Keluarga dengan Fungsi AGIL dan
penggarap (83,3%) maupun keluarga Kesejahteraan Keluarga. Hasil analisis
buruh tani (95%) memanfaatkan menunjukkan bahwa lama pendidikan
Puskesmas untuk berobat. Pertimbangan suami dan atau istri berkorelasi dengan
ekonomi menjadi landasan tindakan keberfungsian dan kesejahteraan
tersebut. keluarga. Apabila dihubungkan dengan
Kesejahteraan Subjektif. Kesejah- karakteristik sosial ekonomi keluarga,
teraan subjektif menggambarkan evaluasi hasil uji korelasi Spearman menunjukkan
individu terhadap kehidupan yang bahwa fungsi AGIL berkorelasi positif
mencakup kebahagiaan, kondisi emosi dengan lama pendidikan suami dan istri.
dan kepuasan hidup (Diener & Biswas Tindakan adaptasi berkorelasi positif
2000). Kesejahteraan subjektif diukur dengan lama pendidikan suami (r=0,349;
berdasarkan tingkat kepuasan terhadap p<0,01) dan lama pendidikan istri (r=
pangan, pakaian, kualitas rumah, kualitas 0,189; p<0,01). Fungsi pencapaian tujuan
pendidikan anak, kesehatan keluarga, keluarga juga berkorelasi positif dengan
dan pendapatan per kapita. Semakin lama pendidikan suami (r=0,223; p<0,05).
tinggi kepuasan suatu keluarga terhadap Sementara itu, fungsi integrasi berkorelasi
hal-hal di atas, mencerminkan keluarga positif dengan lama pendidikan suami
tersebut semakin sejahtera. Sebaliknya, (r=0,205; p<0,05) dan lama pendidikan
semakin rendah tingkat kepuasan istri (r=0,183; p<0,05). Selain itu, akses
menunjukkan kondisi yang semakin tidak informasi, sumber informasi dan jenis
sejahtera. informasi berhubungan signifikan positif
Hasil elaborasi menunjukkan bahwa dengan fungsi integrasi (r=0,224; p<0,05)
keluarga penggarap merasa puas dan pemeliharaan sistem dalam keluarga
terhadap pemenuhan semua (lima) (r=0,254; p<0,01).
kebutuhan pokok. Sementara itu keluarga Sementara itu, hasil uji hubungan
buruh tani merasa puas atas pemenuhan pada kesejahteraan objektif menunjukkan
kebutuhan pangan, kebutuhan pakaian adanya hubungan positif antara
dan kesehatan keluarga, namun tidak kesejahteraan objektif dengan lama
puas terhadap kondisi rumah dan pendidikan suami (r=0,452; p<0,01), lama
kemampuan menyekolahkan anak usia pendidikan istri (r=0,337; p<0,01), dan
sekolah. akses-sumber-jenis informasi (r=0,231;
Klasifikasi kesejahteraan subjektif, p<0,05). Disamping itu, penelitian ini juga
yaitu kategori sejahtera dan tidak menunjukkan bahwa kesejahteraan
sejahtera (Tabel 8) menunjukkan enam subjektif juga berkorelasi positif dengan
dari sepuluh buruh tani yang merasa lama pendidikan suami (r=0,252; p<0,01),
sejahtera. Namun, terdapat satu dari tujuh lama pendidikan istri (r=0,263; p<0,01),
penggarap yang merasa tidak sejahtera. dan akses-sumber-jenis informasi
Hasil uji beda menunjukkan bahwa (r=0,426; p<0,01). Temuan tersebut
keluarga penggarap secara nyata merasa menunjukkan bahwa pendidikan
lebih sejahtera dibandingkan keluarga merupakan faktor latent kesejahteraan
buruh tani. objektif dan subjektif keluarga. Sementara
itu besar keluarga berkorelasi negatif
dengan kesejahteraan objektif (r=-0,324;
Tabel 8. Sebaran contoh menurut p<0,01). Artinya, semakin besar jumlah
kategori kesejahteraan subjektif keluarga maka semakin rendah
Kategori Penggarap Buruh tani pendapatan perkapitanya.
kesejahteraan Hubungan antar Variabel Fungsi
subjektif n % n %
AGIL. Hasil uji korelasi Spearman (Tabel
Tidak sejahtera 9 15,0 22 36,7 9) menunjukkan bahwa terdapat
Sejahtera 51 85,0 38 63,3
hubungan yang signifikan positif antara:
Total 60 100,0 60 100,0
1) tindakan adaptasi dengan pencapaian
p-value 0,000
tujuan yang dilakukan keluarga, 2)
pencapaian tujuan dengan tindakan
8 SUNARTI ET AL. Jur. Ilm. Kel. dan Kons.

Tabel 9. Sebaran koefisien korelasi spearman antar variabel fungsi AGIL


Pencapaian Pemeliharaan
Variabel Adaptasi Integrasi
Tujuan Sistem
Adaptasi 1,000
Pencapaian tujuan 0,277** 1,000
Integrasi 0,104 0,225* 1,000
Pemeliharaan sistem 0,076 0,161 0,607* 1,000
Keterangan :
* : korelasi signifikan pada p<0,05
** : korelasi signifikan pada p<0,01

integrasi, dan 3) tindakan integrasi Hubungan antara Fungsi AGIL


dengan pemeliharaan sistem dalam dengan Kesejahteraan Keluarga. Hasil
keluarga. uji korelasi (Tabel 10) menunjukkan
Hasil penelitian ini tentang hubungan bahwa kesejahteraan objektif berkorelasi
antar fungsi AGIL di dalam keluarga positif dengan adaptasi dan dengan
petani menunjukkan beberapa temuan pencapaian tujuan. Hal tersebut
penting. Pertama, semakin banyak bermakna bahwa semakin tinggi
tindakan adaptasi yang dilakukan pendapatan per kapita keluarga semakin
keluarga, semakin banyak tujuan yang banyak tindakan adaptasi yang dilakukan
ingin dicapai dalam keluarga. Kedua, keluarga. Demikian halnya dengan
semakin banyak tujuan yang ingin dicapai kesejahteraan objektif keluarga, semakin
dalam keluarga, semakin baik tindakan tinggi kesejahteraan objektif keluarga
integrasi yang dilakukan dalam keluarga. maka tujuan yang ingin dicapai keluarga
Ketiga, semakin baik tindakan integrasi pun semakin banyak.
dalam keluarga, semakin baik Kesejahteraan subjektif berkorelasi
pemeliharaan sistem yang dilakukan positif dengan pemeliharaan sistem.
dalam keluarga. Pemeliharaan sistem berupa pengaturan
Pola korelasi tersebut menjawab sumberdaya fisik yang terbatas, serta
pertanyaan yang diajukan sebelumnya sosialisasi pesan dan atau dukungan
bahwa adaptasi mengarahkan moril serta mental terhadap keterbatasan
pencapaian tujuan dan bukan sebaliknya. kondisi ekonomi keluarga, dapat
Hal tersebut menguatkan konsep Parson membawa kepada penerimaan dan atau
dan menunjukkan pola hubungan AGIL meminimalisasi munculnya ketidak-
seperti gambar berikut ini: puasan.

Adaptation Goal Attainment Tabel 10. Sebaran koefisien korelasi


fungsi AGIL dengan
kesejahteraan keluarga
Latency Integration Kesejahteraan Kesejahteraan
Variabel
Objektif Subjektif
Gambar 1. Pola hubungan AGIL (Adaptation, Adaptasi 0,502** 0,045
Goal attainment, Latency, dan Integration) Pencapaian
0,276** 0,104
tujuan
Pola tersebut memberi pemaknaan Integrasi 0,105 0,112
Pemeliharaan
bahwa tindakan adaptasi (yang faktual 0,109 0,216*
sistem
dilakukan dan yang potensial untuk
Keterangan = * : korelasi signifikan pada
dilakukan) membawa kepada keyakinan p<0,05
akan tujuan yang ingin dicapai (yang ** : korelasi signifikan pada
secara sadar dinyatakan), serta energi p<0,01
untuk melakukan tindakan integrasi dalam
keluarga sehingga berdampak terhadap
pemeliharaan sistem keluarga.
Vol. 2, 2009 HUBUNGAN FUNGSI AGIL DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA 9

Hubungan antara Kesejahteraan banyak dan lebih beragam. Namun


Objektif dengan Kesejahteraan demikian tindakan pemeliharaan sistem
Subjektif. Hasil analisis menunjukkan yang dilakukan suami dan istri pada
terdapat hubungan yang signifikan positif kedua kelompok tidak berbeda nyata, Hal
antara kesejahteraan objektif dengan tersebut mengindikasikan bahwa suami-
kesejahteraan subjektif (r=0,198; p<0,05). istri pada kedua kelompok tersebut
Hal tersebut menunjukkan bahwa memiliki peran yang seimbang dalam
semakin tinggi kesejahteraan objektif berbagai aspek kehidupan keluarga.
membawa kepada semakin tingginya Pola korelasi antar empat fungsi
kesejahteraan subjektif. Hasil penelitian AGIL mengindikasikan penguatan teori
ini tidak sejalan dengan hasil penelitian AGIL menurut Parson yaitu tindakan
Suandi (2007) yang menyatakan bahwa adaptasi yang dilakukan keluarga
tingkat penghasilan dan pengeluaran membawa kepada jumlah pilihan dan
sebagai proxy kesejahteraan objektif tidak jenis tujuan yang ingin dicapai keluarga
selalu berkorelasi positif dengan tingkat serta korelasi positif antara tujuan dengan
kepuasan (kesejahteraan subjektif). integrasi dan antara integrasi dengan
Dalam penelitian tersebut menunjukkan pemeliharaan sistem.
bahwa semakin tinggi kesejahteraan Analisis korelasi menunjukkan
objektif suatu keluarga tidak selalu bahwa kesejahteraan subjektif
memiliki tingkat kepuasan yang tinggi (kepuasan) beriringan dengan kese-
sebagai indikator dari kesejahteraan jahteraan objektifnya. Terdapat korelasi
subjektif. Sebaliknya, hasil penelitian ini positif antara fungsi adaptasi dan fungsi
menunjukkan bahwa pada keluarga pencapaian tujuan dengan kesejahteraan
petani, semakin tinggi kesejahteraan objektif. Sementara itu, fungsi peme-
objektif yang dimiliki akan cenderung liharaan sistem berhubungan signifikan
meningkatkan kesejahteraan subjektif positif dengan kesejahteraan subjektif.
yang dirasakan keluarga petani. Secara umum hasil penelitian ini menun-
jukkan bahwa lama pendidikan suami
KESIMPULAN DAN SARAN maupun istri berkorelasi dengan fungsi
AGIL dan kesejahteraan keluarga.
Kesimpulan
Hasil penelitian ini menguatkan akan Saran
pentingnya peningkatan lapangan kerja Bagi berbagai pihak, khususnya
dan kesempatan berusaha bagi kelompok pemerintah daerah dan departemen
masyarakat, khususnya dari kelompok teknis (khususnya departemen atau dinas
marjinal seperti buruh tani yang memiliki pertanian) yang menjadikan kesejah-
keterbatasan sumberdaya. Kelompok teraan keluarga, khususnya keluarga
buruh tani memiliki tingkat pendidikan, petani sebagai tujuan program,
pendapatan/kapita/keluarga, serta aset hendaknya memfokuskan programnya
yang lebih rendah dibandingkan peng- pada penciptaan lapangan kerja dan
garap. Sehingga kesejahteraannya pun perluasan kesempatan berusaha bagi
(baik objektif maupun subjektif), lebih keluarga buruh tani dan keluarga
rendah dari contoh kelompok penggarap. penggarap dengan lahan sempit. Penting
Hasil penelitian ini memberikan bukti juga untuk meningkatkan jangkauan
bahwa walaupun tidak berbeda nyata pendidikan keluarga, baik secara formal
jumlah tindakan adaptasi pada keluarga maupun non formal sebagai salah satu
penggarap dan buruh tani, namun jenis cara untuk dapat meningkatkan fungsi
adaptasi pada kedua kelompok tersebut AGIL dalam keluarga yang pada akhirnya
berbeda. Tindakan adaptasi keluarga dapat meningkatkan kesejahteraan
buruh lebih mengarah kepada strategi keluarga.
ekonomi survival strategy, sementara Bagi para peneliti, berdasarkan hasil
tindakan adaptasi penggarap lebih penelitian ini disarankan untuk melakukan
mengarah kepada konsolidasi dan evaluasi efektivitas dan efisiensi berbagai
akumulasi ekonomi keluarga. Hasil uji kebijakan dan program pembangunan
beda juga menunjukkan bahwa keluarga terhadap kesejahteraan keluarga dan
penggarap memiliki tujuan yang ingin masyarakat, sehingga bisa digunakan
dicapai serta tindakan integrasi yang lebih
10 SUNARTI ET AL. Jur. Ilm. Kel. dan Kons.

dalam perencanaan program Krisnamurthi B. 2006. Revitalisasi


pembangunan. Pertanian (sebuah konsekuensi
Bagi peneliti lainnya yang akan sejarah dan tuntutan masa depan).
memperdalam atau memperkuat kajian Di dalam: Revitalisasi Pertanian dan
ini, disarankan untuk menggunakan Dialog Peradaban. Jakarta: Buku
indikator kesejahteraan objektif dan Kompas.
indikator aset yang lebih beragam agar Lubis M. 1999. Strategi hidup rumah
diperoleh informasi dan analisis yang tangga petani miskin pada saat krisis
saling melengkapi. moneter (studi kasus: rumah tangga
miskin di Desa Wargaluyu,
DAFTAR PUSTAKA Kecamatan Tanjung Kerta,
Kabupaten Sumedang, Propinsi
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2005. Jawa Jawa Barat) [skripsi]. Bogor: Fakultas
Barat dalam Angka 2006. Badan Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat Noverina A. 2006. Perilaku sehat,
Kerjasama dengan Badan lingkungan sehat dan coping strategy
Perencanaan Daerah Provinsi Jawa rumah tangga penerima Bantuan
Barat. Langsung Tunai (BLT) (studi kasus
. 2006. di Kelurahan Cikarawang,
Tingkat kemiskinan di Indonesia Kecamatan Dramaga, Kabupaten
tahun 2005-2006. Bogor) [skripsi]. Bogor: Fakultas
http://www.bps.go.id/releases/files/ke Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
miskinan-01sep06.pdf. [20 Februari Sarafino EP. 1996. Health Psychology:
2007]. Biopsychosocial Interactions. New
Deacon RE, Firebough FM. 1988. Family York: Allyn and Bacon, Inc.
Resourse Management Principle and Suandi. 2007. Modal sosial dan
Application. Ed ke-2. London kesejahteraan keluarga di daerah
Sydney: Allyn and Bacon, Inc. perdesaan Propinsi Jambi [disertasi].
Dienar E, Biswas R. 2000. New Direction Bogor: Program Pascasarjana,
Well-Being Research: The Curting Institut Pertanian Bogor.
Edge. USA: University of Illinous Sunarti E. 2001. Ketahanan keluarga dan
Pasific. pengaruhnya terhadap kualitas
Hamilton P. 1983. Key Sociologists kehamilan [disertasi]. Bogor:
Talcott Parsons. England: Ellis Program Pascasarjana, Institut
Horwood Limited. Tavistock Pertanian Bogor.
Publications Limited.

*
Korespondensi :
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
Fakultas Ekologi Manusia IPB
Jl. Lingkar Kampus IPB Dramaga 16680
Telp : +62-251 8628303
Email : euisnm@gmail.com

You might also like