Professional Documents
Culture Documents
Analysis of Carbohydrate, Glucose Content, and Organoleptic Test On The Grilled Rice, Baked Rice, and Ordinary Rice
Analysis of Carbohydrate, Glucose Content, and Organoleptic Test On The Grilled Rice, Baked Rice, and Ordinary Rice
ABSTRACT
White rice is the most consumed food by Indonesian people. However, carbohydrate levels in
white rice are included in the high glycemic index (73). This makes the white rice less healthy,
especially for people with Diabetes Mellitus (DM). Appropriate processing is done to lower
carbohydrate and glucose levels in white rice to be more safe to eat, on the contrary is roasting and
burning. The purpose of this study was to analyzed the influence and grilling of white rice on
carbohydrate, glucose and white rice test after treatment. The research method used was analytic
with experimental design (pre-experimental). Sample of acceptance test research from 25 people with
DM in Clinic dr. Suherman University of Muhammadiyah Jember. Friedman Test and Wilcoxon Sign
Rank Test was used to analyzed, glucose level and analysis used One Way Anova and Post Hoc
(Tukey HSD) Test with 5% confidence level (α = 0,05). The results showed that the average of normal
rice sugar, grilled rice, and baked rice (X0, X1, and X2) were 39,44%; 34.84%; and 37.45%. Medium
for the average glucose levels (X0, X1, and X2) was 2.07%; 2.86%; and 3.38%. The results were
performed to measured energy, aroma and texture, white rice (p <α value). Grilled rice had low
carbohydrate levels and could be accessed by diabetes, 72.38 grams of grilled rice (25.22 g of
carbohydrates and 2.07 g of glucose) could be consumed 1-3 times a day.
Keywords: carbohydrate, glucose, organoleptic test, grilled rice, baked rice, ordinary rice
90
Analisis Kandungan Karbohidrat, Glukosa, dan Uji Daya Terima...
Jurnal Agroteknologi Vol. 12 No.01 (2018)
91
Analisis Kandungan Karbohidrat, Glukosa, dan Uji Daya Terima...
Jurnal Agroteknologi Vol. 12 No.01 (2018)
92
Analisis Kandungan Karbohidrat, Glukosa, dan Uji Daya Terima...
Jurnal Agroteknologi Vol. 12 No.01 (2018)
Tabel 1. Hasil post hoc tests (tukey HSD) terhadap hidrogen yang terputus (Imanningsih,
kadar karbohidrat nasi 2012).
Perlakuan X0 X1 X2
X0 0,000(*) 0,000(*) Analisis Kadar Glukosa Nasi Bakar,
X1 0,000(*) Nasi Panggang, dan Nasi Biasa
X2 Kadar Glukosa menjadi salah satu
Keterangan: (*) terdapat perbedaan signifikan indikator dalam penelitian ini. Kadar
karena p value ≤ 0,05 glukosa nasi dalam 100 gram bahan dapat
dilihat pada Gambar 2.
Kadar karbohidrat mulai tertinggi
hingga terendah terkandung dalam nasi 5
biasa (X0), kemudian nasi panggang (X2)
93
Analisis Kandungan Karbohidrat, Glukosa, dan Uji Daya Terima...
Jurnal Agroteknologi Vol. 12 No.01 (2018)
Tabel 2. Hasil post hoc tests (Tukey HSD) terhadap Semakin tinggi penguapan air yang terjadi
kadar glukosa nasi akan menyebabkan penurunan kadar air
Perlakuan X0 X1 X2 yang berakibat pada kenaikan persentase
X0 0,000(*) 0,000(*) total gula (Nilasari et al., 2017).
X1 0,000(*)
X2 Analisis Daya Terima Nasi Bakar, Nasi
Keterangan: (*) terdapat perbedaan signifikan Panggang, dan Nasi Biasa
karena p value ≤ 0,05 Rasa
Analisis sensori terkait rasa sangat
Kadar glukosa mulai tertinggi penting karena selera manusia sangat
hingga terendah terkandung dalam nasi menentukan dalam penerimaan dan nilai
panggang (X2), nasi bakar (X1), dan nasi suatu produk. Perlakuan yang memiliki
biasa (X0) (Gambar 2). Terlihat bahwa nilai rasa tertinggi berdasarkan penilaian
proses pemanasan, berupa pembakaran panelis yaitu pada perlakuan X2
(X1) dan pemanggangan (X2) sama-sama (pemanggangan). Perlakuan dengan nilai
membuat kadar glukosa pada nasi terendah adalah perlakuan X1
mengalami kenaikan. Hal ini sejalan (pembakaran) (Gambar 3).
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Wahyudi et al. (2011) yang menyatakan 5
bahwa semakin tinggi suhu reaksi (29oC,
4
60oC, 101oC), makin cepat pula jalannya
3
Rasa
94
Analisis Kandungan Karbohidrat, Glukosa, dan Uji Daya Terima...
Jurnal Agroteknologi Vol. 12 No.01 (2018)
Aroma
3 2,28
5 2
2 1,28
4
1
Warna
3
1,72 0
2 1,48 1,44 X0 X1 X2
1
0 Gambar 5. Penilaian panelis dengan hedonic scale
X0 X1 X2 test terhadap aroma nasi biasa (X0),
nasi bakar (X1), dan nasi panggang
(X2)
Gambar 4. Penilaian panelis dengan hedonic
scale test terhadap warna nasi biasa Berdasarkan hasil analisis
(X0), nasi bakar (X1), dan nasi menggunakan uji Friedman didapatkan p
panggang (X2) value sebesar 0,009 sehingga H0 ditolak,
yang berarti terdapat perbedaan yang
Berdasarkan hasil analisis signifikan dari perlakuan pembakaran dan
menggunakan uji Friedman didapatkan p pemanggangan terhadap daya terima
value sebesar 0,225 sehingga H0 diterima, aroma nasi. Uji dilajutkan dengan
yang berarti tidak terdapat perbedaan yang Wilcoxon Sign Rank Test.
signifikan dari perlakuan pembakaran dan
pemanggangan terhadap daya terima Tabel 3. Hasil uji wilcoxon sign rank test terhadap
warna nasi. Hal ini dikarenakan tidak daya terima aroma nasi
adanya penambahan bahan lain selain Perlakuan X0 X1 X2
bahan dasar berupa nasi. Oleh karena itu X0 0,084 0,427
perlakuan pembakaran dan pemanggangan X1 0,022(*)
tidak berpengaruh secara signifikan X2
terhadap warna nasi. Keterangan: (*) terdapat perbedaan signifikan
karena p value ≤ 0,05
Aroma
Berdasarkan hasil uji Hedonic Perbedaan secara nyata terlihat
Scale Test, perlakuan yang memiliki nilai ketika dilakukan uji Wilcoxon Sign Rank
aroma tertinggi yaitu pada perlakuan X2 Test yaitu antara perlakuan berupa
(pemanggangan), sedangkan perlakuan pembakaran (perlakuan X1) dengan
dengan nilai terendah adalah perlakuan pemaggangan (perlakuan X2). Nasi
X1 (pembakaran). Nilai aroma dengan perlakuan berupa pemanggangan
berdasarkan penilaian panelis dapat lebih disukai oleh para panelis. Menurut
dilihat pada Gambar 5. Kariada et al. (2014) masakan yang
dihasilkan pada proses pemanggangan
lebih merata matangnya. Panas pada oven
dihasilkan oleh plat logam dari segala
arah, sehingga aroma khas yang dihasilkan
dari daun pisang sebagai pembungkus nasi
lebih lebih terasa. Sedangkan pada nasi
bakar (perlakuan X1) mendapatkan nilai
paling rendah diantara perlakuan yang
diberikan. Hal ini terjadi karena dalam
95
Analisis Kandungan Karbohidrat, Glukosa, dan Uji Daya Terima...
Jurnal Agroteknologi Vol. 12 No.01 (2018)
proses pembakaran, panas yang dihasilkan Tabel 4. Hasil uji wilcoxon sign rank test terhadap
tidak merata, atau hanya dari bawah daya terima aroma nasi
panggangan saja. Selain itu bahan bakar Perlakuan X0 X1 X2
yang digunakan adalah arang yang banyak X0 0,048(*) 0,743
mengandung karbon. Oleh karena itu X1 0,017(*)
aroma yang dihasilkan pada nasi bakar X2
Keterangan: (*) terdapat perbedaan signifikan
adalah aroma carbon dari arang dan bau
karena p value ≤ 0,05
sangit dari daun pisang itu sendiri.
Perbedaan secara nyata terlihat
Tekstur ketika dilakukan uji Wilcoxon Sign Rank
Tekstur didefinisikan sebagai sifat Test yaitu antara perlakuan berupa
bahan makanan yang dideteksi oleh mata, pembakaran (perlakuan X1) dengan nasi
kulit dan otot-otot mulut, termasuk di biasa (perlakuan X0) dan pemaggangan
dalamnya sifat kasar, sifat halus, sifat (perlakuan X2) dengan pembakaran
berpasir dan sebagainya. Berdasarkan hasil (perlakuan X1). Nasi dengan perlakuan
uji Hedonic Scale Test, perlakuan yang berupa pembakaran (perlakuan X1) lebih
memiliki nilai tertinggi yaitu pada disukai karena nasi yang dibakar dengan
perlakuan X1 (pembakaran), sedangkan suhu ±180oC dengan waktu 10 menit,
perlakuan dengan nilai terendah adalah membuat kadar air yang ada di dalam nasi
perlakuan X0 (nasi biasa) (Gambar 6). sedikit berkurang, sehingga terkstur nasi
5 sedikit lebih pera/ keras. Sedangkan nasi
4
biasa (perlakuan X0) mendapatkan nilai
terendah dikarenakan kandungan air yang
Tekstur
96
Analisis Kandungan Karbohidrat, Glukosa, dan Uji Daya Terima...
Jurnal Agroteknologi Vol. 12 No.01 (2018)
sebesar 4,6% (39,44% menjadi 34, 84%), (perlakuan X2), dan tekstur yang tertinggi
sedangkan untuk perlakuan berupa nasi bakar (perlakuan X1).
pemanggangan (perlakuan X2) mengalami Berdasarkan uraian diatas, maka nasi
penurunan sebesar 1,99% (39,44 menjadi yang disarankan adalah nasi dengan
37,45). Dengan jumlah porsi yang sama perlakuan berupa pembakaran. Hal ini
(100 gram nasi), kadar karbohidrat yang disebabkan karena nasi bakar memiliki
rendah lebih direkomendasikan bagi kandungan karbohidrat yang rendah dan
penderita DM. Karena semakin sedikit kandungan glukosa yang tidak terlalu
jumlah karbohidrat yang masuk ke dalam tinggi, selain itu untuk daya terima tekstur
tubuh, maka semakin sedikit pula glukosa nasi bakar paling disukai oleh panelis.
yang akan terbentuk di dalam tubuh. Dalam uji daya terima (rasa, aroma, dan
Pengaruh perlakuan berupa warna) walaupun nasi yang memiliki daya
pembakaran dan pemanggangan juga terima yang paling tinggi adalah nasi
didapatkan hasil yang signifikan terhadap panggang namun kadar glukosa pada nasi
kadar glukosa pada nasi. Kadar glukosa mengalami kenaikan yang cukup tinggi,
berdasarkan hasil hitung mengalami yaitu 1,31 atau 63,28% dari glukosa nasi
kenaikan paling tinggi adalah perlakuan biasa. Aspek yang paling penting adalah
berupa pemanggangan (perlakuan X2) kandungan karbohidrat dan glukosa yang
yaitu sebesar 1,31% (2,07% menjadi rendah pada makanan lebih
3,38%), sedangkan untuk perlakuan direkomendasikan untuk penderita DM
berupa pembakaran (perlakuan X1) khususnya dan untuk pencegahan DM
mengalami kenaikan sebesar 0,79% pada umumnya. Sebanyak 72,38 gram nasi
(2,07% menjadi 2,86%). Kadar Glukosa bakar (25,22 g Karbohidrat dan 2,07 g
yang tinggi pada makanan akan dengan Glukosa) dapat dikonsumsi 1-3 kali sehari.
mudah menaikan kadar glukosa darah,
sehingga kadar glukosa yang sedikit dalam KESIMPULAN
nasi lebih aman dikonsumsi bagi penderita Kadar karbohidrat, glukosa dan uji
DM. daya terima (aroma dan tekstur) antara
Terdapat perbedaan yang nyata dari nasi bakar, nasi panggang dan nasi biasa
perlakuan berupa pembakaran dan memiliki perbedaan signifikan (α=5%).
pemanggangan terhadap daya terima Namun untuk uji daya terima rasa dan
(aroma dan tesktur) yang dinyatakan pada warna tidak terdapat perbedaan yang
hasil uji Friedman. Berdasarkan penilaian signifikan. Nasi yang direkomendasikan
dengan uji Wilcoxon Sign Rank Test untuk adalah nasi bakar, karena nasi bakar
daya terima aroma antara kelompok memiliki kadar karbohidrat yang rendah
sebelum perlakuan (X0) dengan kelompok dan dapat diterima oleh penderita DM,
perlakuan (X1 dan X2) tidak terdapat sehingga 72,38 gram nasi bakar (25,22 g
perbedaan yang nyata. Tapi terdapat Karbohidrat dan 2,07 g Glukosa) dapat
perbedaan signifikan antara (X1 dan X2) dikonsumsi 1-3 kali sehari.
dengan p value 0,022. Daya terima tekstur
terdapat perbedaan yang nyata antara X0 UCAPAN TERIMA KASIH
dan X1 dengan p value 0,048. Namun Ucapan terimakasih ditujukan
untuk daya terima (rasa dan warna) tidak kepada Klinik dr. Suherman yang telah
terdapat perbedaan yang nyata. bersedia menyediakan panelis (25 pasien
Berdasarkan penilaian Hedonic Scale Test DM) untuk uji daya terima nasi, dan
rasa, yang memiliki nilai tertinggi adalah Laboratorium Analisis Pangan Politeknik
nasi panggang (perlakuan X2), warna yang Negeri Jember yang telah membantu
tertinggi nasi panggang (perlakuan X2), menganalisis kadar (karbohidrat dan
aroma yang tertinggi nasi panggang glukosa).
97
Analisis Kandungan Karbohidrat, Glukosa, dan Uji Daya Terima...
Jurnal Agroteknologi Vol. 12 No.01 (2018)
98
Analisis Kandungan Karbohidrat, Glukosa, dan Uji Daya Terima...
Jurnal Agroteknologi Vol. 12 No.01 (2018)
99