You are on page 1of 8

Jurnal Kesehatan

Volume 9, Nomor 2, Agustus 2018


ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online)
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK

Konsentrat Buah Naga Super Red (Hylocereus costaricensis) Sebagai


Pewarna Alami dalam Pembuatan Permen Karet Sehat

Agnescia Clarissa Sera1, Dwirina Hervilia2


1,2
Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya, Indonesia
Email: agnesciasera@poltekkes-palangkaraya.ac.id

Abstract: Super Red Dragon Fruit’s (Hylocereus costaricensis) Concentrates as Natural


Colorants of Healthy Chewing Gum. In Indonesia, chewing gum is still classified as unhealthy
snacks due to the content of synthetic dyes. These synthetic dyes can be replaced with natural dyes
like anthocyanin and betacyanin, pigments found in super red dragon fruit (Hylocereus
costaricensis). This research aimed to investigate color intensity and consumer preferences toward
dragon fruit chewing gums and synthetic dyes-containing chewing gums. Five levels (80%, 70%,
60%, 50%, and 40%) of dragon fruits concentrations used as natural colorants and were compared
to carmoisine, rose-pink, and purple synthetic dyes. Pure experimental research with the complete
randomized design was employed. Color intensity (RGB value) was analyzed using Kruskal-
Wallis statistical test (α 0.05). A total of 80 untrained panelists aged 17-30 years old evaluated the
color of chewing gum. Level of panelist preferences was processed descriptively. There were
significant color differences in red (p=0.037) and blue (p=0.012) in dragon fruit gum groups.
There were significant differences between red (p=0.023), green (p=0.018) and blue (p=0.012) in
synthetic-colored gum groups compared with 80% and 60% concentrate dragon fruit gums. The
higher the percentage of the dragon fruit concentrate, the higher the intensity of color produced in
chewing gums. Dragon fruit chewing gum with 80% concentration was preferable among other
dragon fruit gum formulations. Carmoisine chewing gum produced sharper color intensity and was
preferable among all products.

Keywords: Carmoisine, Colour intensity, Healthy chewing gum, Super red dragon fruit

Abstrak: Konsentrat Buah Naga Super Red (Hylocereus costaricensis) Sebagai Pewarna
Alami dalam Pembuatan Permen Karet Sehat. Di Indonesia, permen karet masih tergolong
sebagai jajanan tidak sehat karena kandungan pewarna sintetisnya. Pewarna sintetis ini sebenarnya
dapat diganti dengan pewarna alami, salah satunya dari buah naga super red yang kaya akan
pigmen antosianin dan betasianin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pigmen alami
yang terdapat dalam konsentrat buah naga super red (Hylocereus costaricensis) dalam pembuatan
permen karet dengan cara membandingkan intensitas warna dan tingkat kesukaan panelis terhadap
permen karet buah naga super red (Hylocereus costaricensis) konsentrat 80%, 70%, 60%, 50%
dan 40% dengan permen karet yang mengandung pewarna sintetis karmoisin, rose-pink dan ungu.
Penelitian bersifat eksperimen dengan rancangan acak lengkap. Intensitas warna (nilai RGB)
dianalisa menggunakan uji statistik Kruskal-Wallis (α 0,05). Uji tingkat kesukaan dilakukan oleh
panelis tidak terlatih berjumlah 80 orang dari golongan umur 17-30 tahun. Hasil uji hedonik
terhadap warna permen karet diolah secara deskriptif. Terdapat perbedaan warna yang signifikan
terhadap warna merah (p=0,037) dan biru (p=0,012) pada kelompok permen karet buah naga.
Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap warna merah (p=0,023), hijau (p=0,018) dan biru
(p=0,012) pada kelompok permen karet dengan pewarna sintetis yang dibandingkan dengan
permen karet buah naga konsentrat 80% dan 60%. Semakin tinggi persentase konsentrat buah
naga, semakin tinggi pula intensitas warna yang dihasilkan pada permen karet. Permen karet buah
naga dengan konsentrasi 80% merupakan formulasi yang lebih disukai oleh panelis di antara
formulasi permen karet buah naga lainnya. Permen karet dengan pewarna sintetis karmoisin
memiliki intensitas warna yang lebih tajam dan lebih disukai panelis dibanding permen karet buah
naga.

Kata kunci: Karmoisin, Intensitas warna, Permen karet sehat, Buah naga merah

Permen karet dapat didefinisikan sebagai terbuat dari 4 bahan utama, yaitu gum base,
permen kenyal yang memiliki daya gelembung pemanis (sweeteners), pewarna (colors) dan
setelah dikunyah secara konsisten. Permen ini perisa makanan (flavors) (Panda, 2015).
233
234 Jurnal Kesehatan, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2018, hlm 233-240

Berdasarkan sejarahnya, permen karet dibuat dari Sarjana2012; Silalahi, Chahaya & Marsaulina,
getah pepohonan. Contohnya, orang Yunani kuno 2010). Tingginya kandungan bahan tambahan
menggunakan damar pohon mastic, orang pangan seperti pemanis dan pewarna buatan yang
Amerika Utara memanfaatkan getah pohon mungkin terdapat pada permen karet komersil
cemara dan suku Maya menggunakan getah inilah yang menyebabkan produk ini mendapat
pohon sapodilla untuk membuat permen karet kesan negatif di kalangan masyarakat Indonesia.
(Mathews, 2009; Yunita, 2017). Meskipun Pemanis dan pewarna sintetis umumnya
permen karet telah dijual secara komersil oleh digunakan oleh produsen karena alasan efisiensi
John B. Curtis, seorang pengusaha Amerika pada biaya dan efektivitas produksi. Padahal, apabila
tahun 1848, baru pada akhir tahun 1869 permen dikonsumsi dalam jangka panjang, makanan yang
ini resmi dipatenkan oleh William Finley Semple, mengandung bahan tambahan pangan sintetis
seorang dokter gigi dari Ohio, Amerika (Yunita, tersebut dapat memicu munculnya penyakit
2017). Sejak saat itu, permen karet seperti gangguan syaraf otak dan kanker (Yusuf,
dikembangkan dengan menggunakan berbagai Ramdhan & Rochmawati, 2016; Pratama,
pewarna, pemanis dan perisa untuk Ciptono & Sudarsono, 2017). Untuk itu,
meningkatkan daya tarik dari produk ini. pemerintah Indonesia melalui Badan Pengawasan
Sejak dikembangkannya permen karet, Obat dan Makanan (BPOM) menganjurkan
para peneliti menemukan bahwa ternyata produk pembatasan konsumsi pangan yang mengandung
ini memiliki banyak manfaat. Salah satunya pewarna dan pemanis sintetis dan menggantinya
terkait dengan kemampuan kognitif dan suasana dengan bahan-bahan alami yang didapat dari
hati (mood). Penelitian yang dilakukan di Inggris tumbuhan, tanaman herbal, sayuran ataupun
dan Canada membuktikan bahwa mengunyah buah-buahan. Salah satu bagian buah yang
permen karet dapat meningkatkan daya ingat dan berpotensi digunakan sebagai bahan tambahan
mengurangi stress (Allen & Smith, 2011; Lee & makanan alami adalah buah naga super red.
Sergueeva, 2017). Demikian halnya dengan Studi literatur menunjukkan bahwa selama
penelitian yang dilakukan di Cina baru-baru ini, ini buah naga belum dimanfaatkan secara
permen karet terbukti efektif dan aman maksimal. Buah naga umumnya hanya
digunakan untuk mengobati pasien pankretitis dikonsumsi langsung ataupun diolah menjadi
akut stadium awal (Jiang et al., 2017). Lebih minuman sari buah naga. Untuk itulah penelitian
lanjut, penelitian yang dilakukan oleh Ruban, ini dibuat, dimana ekstrak buah naga super red
Masliy & Kutsenko (2017) menyimpulkan bahwa (Hylocereus costaricensis) akan digunakan
permen karet dapat digunakan sebagai salah satu sebagai pengganti bahan pewarna buatan pada
terapi alternatif untuk mengontrol berat badan permen karet sehat. Secara khusus, penelitian ini
pasien overweight. Bahkan, permen karet yang bertujuan untuk membandingkan intensitas warna
yang mengandung nikotin pun kini telah dan tingkat kesukaan permen karet dengan
dipatenkan di Amerika Serikat sebagai obat bagi pewarna sintetis dan permen karet sehat dengan
pasien kanker (pharmaceutical chewing gum) pewarna dari ekstrak buah naga super red.
(Neergaard, 2017).
Sayangnya, penggunaan permen karet
untuk hal-hal yang positif lebih banyak terjadi di METODE
negara maju. Di negara berkembang seperti
Indonesia, permen karet masih diidentikkan Penelitian ini merupakan eksperimen
dengan jajanan tidak sehat. Contohnya, dalam murni dengan rancangan acak lengkap. Penelitian
penelitian Anugrah, Arifah dan Zulaicha (2012) dibagi menjadi 2 tahap. Pada tahap 1 akan dipilih
serta penelitian Febrian, Rasyid dan Noviantika 2 formulasi permen karet buah naga yang paling
(2013), permen karet termasuk salah satu bentuk disukai panelis dan kemudian akan dibandingkan
jajanan manis yang banyak dikonsumsi oleh anak dengan permen karet dengan pewarna sintetis
usia 5-6 tahun dan berpotensi menyebabkan karmoisin, rose-pink, dan ungu pada tahap 2.
karies gigi. Sebagian besar permen karet Eksperimen ini dilakukan di Laboratorium
komersial yang beredar di pasaran ini Pangan dan Laboratorium Organoleptik Jurusan
mengandung sakarin, aspartame dan acesulfame Gizi Poltekkes Kemenkes Palangka Raya pada
K yang tergolong sebagai pemanis buatan bulan Oktober-Desember 2017.
(Silalahi, Chahaya & Marsaulina, 2010). Di Sebelum melakukan penelitian tahap 1 dan
samping itu, tartrazin, karmoisin, titanium 2, terlebih dulu dilakukan ekstraksi buah naga
dioksida, indigotin dan merah allura juga kerap super dengan mengikuti prosedur berikut ini
kali digunakan sebagai pewarna tambahan pada a. Buah naga super red (Hylocereus
permen karet (Ambarsari, Qanytah & costaricensis) dengan berat rata-rata 350-
Sera, Konsentrat Buah Naga Super Red (Hylocereus costaricensis) sebagai Pewarna Alami ... 235

550 gr dibeli langsung dari petani lokal buah b. Tambahkan xanthan gum dan gula halus ke
naga merah pada musim panen. Buah dalamnya untuk membuat adonan permen
dibersihkan dan dipotong-potong karet.
menggunakan pisau, ditimbang dengan c. Adonan kemudian diuleni hingga kalis,
timbangan digital, dihancurkan dengan dipipihkan dengan ketebalan 5 mm dan
blender dan direndam dalam pelarut aquades dipotong dengan ukuran rata-rata 1 cm x 3
dan asam sitrat 10% (food grade) selama 1 cm.
hari sebelum dilakukan proses ekstrasi. d. Permen karet kemudian dikemas
b. Proses ekstraksi buah naga dilakukan menggunakan kertas minyak (wax paper).
menggunakan metode MAE (Microwave
Assissted Extraction) dimana bubur buah Permen karet dengan pewarna sintetis juga
naga dipanaskan dalam microwave berdaya dibuat mengikuti resep standar di atas. Namun,
800 watt selama 6 menit. Proses ini terutama ekstrak buah naga diganti dengan pewarna
bertujuan untuk memaksimalkan pigmen karmoisin CI 14720, rose pink (campuran
yang akan diekstrak dari kulit buah naga pewarna Tartrazine (E102), Quiloline Yellow
(Ingrath, Nugroho & Yulianingsih, 2015). (E104), Sunset Yellow FCF (E110), Carmoisine
c. Selanjutnya, bubur buah naga disaring 2 kali (E122) dan Allura red (E129)) dan pewarna
menggunakan kain saring (kain blacu) dan sintetis ungu (campuran pewarna biru berlian CI
kertas saring kemudian didistilasi dengan 42090 dan karmoisin CI 14720).
rotary vacuum evaporator untuk Sebelum dilakukan pengukuran terhadap
mendapatkan ekstrak buah naga. intensitas warna dan tingkat kesukaan panelis,
d. Dari ekstrak buah naga tersebut dibuatlah seluruh sampel permen karet diberi kode acak.
larutan dengan konsentrasi 80%, 70%, 60%, Intensitas warna diukur dengan menggunakan
50% dan 40%. aplikasi smartphone colorimeterversi 3.5.2 yang
Setelah dilakukan proses ekstraksi dan diproduksi oleh Research Lab Tools, Sao Carlos,
pembuatan konsentrat, langkah berikutnya adalah SP. Intensitas warna dicatat dalam bentuk nilai
pembuatan produk permen karet. Dengan konsep RGB (Red, Green, Blue).
trial and error, peneliti sebelumnya mencoba Sebanyak 80 orang panelis tidak terlatih
beberapa resep pembuatan permen karet yang dari golongan umur 17-30 tahun diminta
diambil dari internet dan menambahkannya tanggapannya terhadap perbandingan warna
dengan ekstrak buah naga. Setelah melakukan seluruh sampel yang diuji dan tingkat
beberapa kali percobaan, didapatkanlah resep kesukaannya terhadap warna dari produk permen
standar yang dapat menghasilkan permen karet karet dengan mengisi formulir uji hedonik yang
buah naga dengan tekstur dan warna yang sesuai telah disiapkan oleh peneliti.
dengan harapan peneliti. Bahan yang digunakan Data intensitas warna dalam bentuk nilai
dalam pembuatan permen karet tersebut dapat RGB dianalisa secara statitistik menggunakan
dilihat pada Tabel 1. Resep dapat di-scale up statistik uji beda lebih dari 2 kelompok non-
untuk membuat permen karet dalam jumlah yang parametrik Kruskal-Wallis dengan tingkat
banyak. kepercayaan 95%. Data tingkat kesukaan dari uji
hedonik diolah dengan melakukan
Tabel 1. Resep Dasar Permen Karet Buah pengelompokkan dan penghitungan persentase
Naga terhadap pilihan responden dan disajikan secara
Bahan Jumlah deskriptif.
Gula halus 27,5 gr
Xanthan gum 9 gr
Sirup jagung 5 ml HASIL
Gliserin 2 ml
Ekstrak buah naga 2 ml
Tabel 2 menunjukkan kombinasi nilai RGB
Asam sitrat 1 gr
dan warna yang dihasilkan pada permen karet
buah naga super red dan permen karet dengan
Pembuatan permen karet sehat buah naga
pewarna sintetis. Secara umum, jenis warna yang
mengikuti prosedur sebagai berikut:
dihasilkan pada permen karet buah naga adalah
a. Sirup jagung, gliserin, asam sitrat dan ekstrak
merah muda keunguan. Tabel 2 juga
buah naga dicampur menjadi satu dalam
menunjukkan bahwa pewarna sintetis, terutama
sebuah wadah hingga menjadi campuran yang
karmoisin dan rose-pink memiliki intensitas
homogen.
warna yang lebih tajam/kuat bila dibandingkan
dengan pewarna alami dari buah naga super red.
236 Jurnal Kesehatan, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2018, hlm 233-240

Namun, permen karet buah naga konsentrat 40% karet dengan pewarna sintetis ungu.
memiliki warna yang serupa dengan permen

Tabel 2. Kombinasi Nilai RGB dan Warna yang Dihasilkan pada Sampel Permen Karet
Sampel R G B Warna Jenis warna
Permen karet buah naga 199 136 144 Light-red
konsentrat 80%
Permen karet buah naga 195 134 139 Light-red
konsentrat 70%
Permen karet buah naga 196 145 142 Light-red
konsentrat 60%
Permen karet buah naga 195 145 136 Light-red-orange
konsentrat 50%
Permen karet buah naga 192 140 129 Light-red-orange-
konsentrat 40% brown
Permen karet dengan pewarna 203 71 92 Red
sintetis karmoisin
Permen karet dengan pewarna 208 80 103 Pink-red
sintetis rose-pink
Permen karet dengan pewarna 175 139 127 Light-red-orange-
sintetis ungu brown

Uji statistik Kruskal-Wallis dilakukan Tabel 4. Hasil Uji Perbedaan Nilai RGB pada
terhadap kelompok permen karet buah naga Pewarna Sintetis dan Dua
konsentrat 80%, 70%, 60%, 50% dan 40% untuk Konsentrat Buah Naga
melihat perbedaan warna pada produk permen Nilai MeanSD Min Max n p
karet buah naga. Hasil uji statistik membuktikan RGB value
terdapat perbedaan warna yang signifikan Nilai 195,80  172 208 15 0,023*
terhadap warna merah (red) dan biru (blue) Red 11,92
dengan nilai signifikansi masing-masing 0,037 Nilai 114,20  65 148 15 0,018*
dan 0,012 (Tabel 3). Green 34,01
Nilai 112,00  86 146 15 0,012*
Blue 22,78
Tabel 3. Hasil Uji Perbedaan Nilai RGB pada
*) ada perbedaan
Lima Konsentrat Buah Naga
Nilai MeanSD Min Max n p
RGB value Hal ini dikonfirmasi oleh 80 panelis yang
Nilai 195,93  192 202 15 0,037* menilai produk permen karet, dimana seluruh
Red 3,348 panelis menyatakan terdapat perbedaan warna,
Nilai 140,00  132 148 15 0,132 baik di antara kelima jenis permen karet buah
Green 4,870 naga, maupun saat permen karet buah naga
Nilai 138,40  129 146 15 0,012* konsentrat 80% dan 60% dibandingkan permen
Blue 5,316 karet dengan pewarna sintetis.
*) ada perbedaan Pada eksperimen tahap 1, dilakukan uji
hedonik untuk menilai tingkat kesukaan panelis
Demikian pula halnya pada kelompok terhadap warna permen karet buah naga. Dari
permen karet dengan pewarna sintetis karmoisin, kelima produk tersebut, warna produk yang
rose-pink dan ungu yang dibandingkan dengan paling disukai panelis adalah permen karet buah
permen karet buah naga konsentrat 80% dan 60% naga konsentrat 60%, diikuti oleh permen karet
(Tabel 4). Uji Kruskal-Wallis menunjukkan buah naga konsentrat 80%, permen karet buah
adanya perbedaan yang signifikan terhadap naga konsentrat 70%, permen karet buah naga
warna merah (p=0,023), hijau (p=0,018) dan biru konsentrat 50% dan permen karet buah naga
(0,012) dari kelima kelompok permen karet konsentrat 40% (Gambar 1).
tersebut. Dengan demikian, produk permen karet
buah naga konsentrat 60% dan 80% ini
selanjutnya dipilih untuk dibandingkan dengan
permen karet yang berwarna sintetis pada
eksperimen tahap 2.
.
Sera, Konsentrat Buah Naga Super Red (Hylocereus costaricensis) sebagai Pewarna Alami ... 237

Permen karet Permen karet Permen karet Permen karet Permen karet
buah naga buah naga buah naga buah naga buah naga
konsentrat 60% konsentrat 80% konsentrat 70% konsentrat 50% konsentrat 40%

30% 20% 19% 17% 14%


Gambar 1. Tingkat Kesukaan Panelis terhadap Warna Sampel Permen Karet Buah Naga

Tingkat kesukaan panelis terhadap warna rose-pink dan 1% panelis menyukai permen karet
permen karet pada eksperimen tahap 2 dengan pewarna sintetis ungu. Hanya 19%
digambarkan secara rinci pada gambar 2. Dari panelis menyukai permen karet sehat dengan
total 80 orang panelis, 40% di antaranya pewarna alami buah naga konsentrat 80% dan 5%
menyukai permen karet yang dibuat dengan lainnya menyukai permen karet buah naga
penambahan pewarna karmoisin, 35% panelis konsentrat 60%.
menyukai permen karet dengan pewarna sintetis

Permen karet
Permen karet Permen karet Permen karet Permen karet
dengan pewarna
sintesis dengan pewarna buah naga buah naga dengan pewarna
karmoisin sintetis rose pink konsentrat 80% konsentrat 60% sintesis ungu

40% 35% 19% 5% 1%

Gambar 2. Tingkat Kesukaan Panelis terhadap Warna Sampel Permen Karet dengan Pewarna
Sintetis dan Permen Karet dengan Pewarna Alami Buah Naga

PEMBAHASAN pink dan ungu. Pewarna sintetis


karmoisin/carmoisine (CI No. 14720 atau E122)
Warna merah muda keunguan pada merupakan salah satu pewarna yang sering
permen karet buah naga berasal dari pigmen digunakan pada makanan, seperti permen, selai,
antosianin dan betasianin yang terkandung di produk bakery, pudding, jelly, yoghurt, keju dan
dalam buah naga (Ingrath, Nugroho & sirup. Pewarna sintesis karmoisin memberikan
Yulianingsih, 2015). Buah naga super red yang warna merah hingga marun. Dengan
digunakan merupakan buah naga masak yang menggunakan standar resep permen karet buah
memiliki kandungan antosianin dan betasianin naga, permen karet dengan pewarna sintesis
tertinggi (Harjanti, 2016). Dari tabel 2, dapat karmoisin menghasilkan warna merah terang.
dilihat bahwa semakin rendah persentase Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
konsentrat buah naga yang digunakan, semakin Nomor 33 Tahun 2012, pewarna ini diizinkan
pucat warna yang dihasilkan. untuk digunakan dengan batas maksimal 4 mg/kg
Permen karet pembanding dibuat dengan berat badan.
menambahkan pewarna sintesis karmoisin, rose-
238 Jurnal Kesehatan, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2018, hlm 233-240

Pewarna sintesis rose-pink merupakan pewarna alami ini sesungguhnya dapat dikoreksi
pewarna makanan komersil dari campuran antara dengan penerapan teknologi mikroenkapsulasi
pewarna Tartrazine (E102), Quiloline Yellow dan nanoenkapsulasi (Sohail, et al. 2012). Pada
(E104), Sunset Yellow FCF (E110), Carmoisine prinsipnya, dalam teknologi enkapsulasi ini,
(E122) dan Allura red (E129). Pewarna ini pigmen akan dilindungi dari kondisi lingkungan
biasanya digunakan pada makanan ringan, cake, yang tidak mendukung. Bahan pembungkus
icing, permen dan es krim. Saat diaplikasikan memiliki permeabilitas selektif dan biasanya
pada permen karet, pewarna rose-pink ini berupa gelatin (Lam & Chui, 2013; Mahdavi et
menghasilkan warna merah muda yang cukup al., 2014). Hanya saja, teknologi ini masih
intens dibandingkan dengan warna permen karet tergolong mahal.
buah naga. Walaupun pewarna alami memiliki
Pewarna sintesis ungu merupakan bahan kekurangan di atas, pewarna alami merupakan zat
tambahan pangan campuran dari pewarna biru aktif yang masih dianggap aman (Simon et al.,
berlian (CI 42090) dan karmoisin (CI 14720). 2017). Sejauh ini, belum ada penelitian yang
Pewarna ini menghasilkan warna ungu dengan menemukan efek samping pigmen tanaman
batas penggunaan pada makanan sebesar 100 sebagai pewarna alami makanan terhadap
mg/kg bahan. Dengan menggunakan standar kesehatan manusia. Sebaliknya, penggunaan
resep permen karet buah naga, permen karet pewarna sintetis pada makanan perlu mendapat
dengan pewarna sintesis ungu menghasilkan perhatian. Hal ini disebabkan karena pewarna
warna ungu pucat hampir menyerupai warna sintetis dibuat dari zat kimia yang dapat
permen karet buah naga konsentrasi 40%. memberikan efek samping pada organ tubuh
Intensitas warna yang terdapat pada manusia bila terakumulasi dalam jumlah tertentu.
permen karet dengan pewarna sintetis karmoisin Di samping itu, dalam proses pembuatan pewarna
dan rose-pink memiliki nilai warna merah (red) sintetis, seringkali ditemukan adanya residu
karet lainnya. Selain itu, kombinasi nilai RGB arsen, timbal dan logam berat lainnya hasil dari
pada kedua jenis permen karet ini didominasi penambahan asam nitrat dan asam sulfat
oleh nilai warna merah (red). Dengan demikian, (Khatoon & Rai, 2016). Logam berat ini bersifat
intensitas warna permen karet karmoisin dan toksik bagi darah dan sangat membahayakan
permen karet rose pink menghasilkan warna kesehatan.
merah muda yang lebih tajam dibandingkan Uji statistik Kruskal-Wallis yang
produk permen karet lainnya. Tampaknya, ditampilkan pada tabel 3 dan 4 menunjukkan
pigmen alami yang terdapat pada buah naga adanya perbedaan warna pada kelima produk
super red yang diekstrak pada penelitian ini permen karet buah naga maupun saat permen
belum mampu memberikan warna setajam karet buah naga konsentrat 80% dan 60%
pewarna sintetis karmoisin dan rose pink. dibandingkan permen karet dengan pewarna
Dalam konsentrasi rendah, pewarna sintetis membuktikan bahwa mata manusia
sintesis dapat memberikan warna yang lebih merupakan indera yang peka terhadap perbedaan
tajam dibandingkan pewarna alami (Harjanti, warna. Hal ini disebabkan karena adanya sel-sel
2016; Simon et al., 2017). Untuk menghasilkan berbentuk kerucut pada retina mata, yang terdiri
warna yang lebih tajam, pewarna alami harus dari cone dan rod cells yang sensitif terhadap
ditambahkan dalam jumlah yang banyak atau perubahan warna (Hutchings, 1999). Selain itu,
dalam konsentrasi yang lebih tinggi. Hal inilah retina mata manusia juga memiliki fotoreseptor
yang menjadi salah satu penyebab penggunaan untuk tiga warna primer, yaitu merah (red), hijau
pewarna alami kurang disukai oleh produsen (green) dan biru (blue) sehingga warna yang
makanan. Karena dari segi ekonomi, hal ini tentu dilihat oleh mata manusia merupakan kombinasi
memakan biaya yang lebih besar dibandingkan dari ketiga warna tersebut (Foroni, Pergola &
bila menggunakan pewarna sintesis. Rumiati, 2016). Namun, tampaknya pigmen
Di sisi lain, pewarna sintesis umumnya alami buah naga yang ditambahkan pada permen
bersifat lebih stabil bila dibandingkan dengan karet belum mampu meningkatkan daya tarik
pewarna alami (Lazuardi, 2010). Pada panelis bila dibandingkan dengan produk permen
penyimpanan dengan suhu dan pH yang tidak karet dengan penambahan pewarna sintetis. Bila
terkontrol serta adanya paparan sinar matahari dikaitkan dengan intensitas warna permen karet
akan mengakibatkan degradasi pigmen pada dengan pewarna sintetis karmoisin dan rose-pink
pewarna alami (Hutchings, 1999). Sebaliknya, yang cenderung lebih tajam dibandingkan dengan
pewarna sintetis cenderung lebih tahan terhadap permen karet lainnya, dapat disimpulkan bahwa
perubahan suhu, pH, cahaya serta kelembaban panelis cenderung menyukai warna yang lebih
lingkungan tempat penyimpanan. Ketidakstabilan tajam/cerah dibandingkan warna yang pucat.
Sera, Konsentrat Buah Naga Super Red (Hylocereus costaricensis) sebagai Pewarna Alami ... 239

Di sisi lain, hasil temuan pada gambar 2 SIMPULAN


juga berbanding terbalik dengan hasil temuan
sebelumnya. Pada eksperimen tahap 1, Buah naga super red (Hylocereus
permenkaret buah naga konsentrat 60% costaricensis) memiliki pigmen alami yang dapat
cenderung lebih disukai dibandingkan permen diekstrak dan digunakan sebagai bahan pewarna
karet buah naga konsentrat 80%. Namun pada alami pada permen karet. Semakin tinggi
eksperimen selanjutnya, setelah kedua jenis persentase konsentrat buah naga, semakin tinggi
permen karet buah naga ini dibandingkan dengan pula intensitas warna yang dihasilkan pada
permen karet beperwarna sintetis, panelis lebih permen karet. Permen karet dengan pewarna
menyukai permen karet buah naga konsentrat sintetis karmoisin dan rose-pink memiliki
80% dibandingkan permen karet buah naga intensitas warna yang lebih tajam dibandingkan
konsentrat 60%. Dengan demikian, dapat dengan permen karet buah naga.Permen karet
disimpulkan bahwa formulasi yang dihasilkan buah naga dengan konsentrasi 80% merupakan
dari buah naga konsentrat 80% lebih baik dalam formulasi yang lebih disukai oleh panelis di
meningkatkan daya tarik panelis terhadap warna antara formulasi permen karet buah naga lainnya.
produk permen karet. Namun, bila dibandingkan dengan permen karet
Spence (2015) berpendapat bahwa dengan pewarna sintetis, permen karet dengan
perubahan terhadap intensitas warna pada pewarna karmoisin lebih disukai oleh panelis.
makanan akan berpengaruh secara dramatis pada Dengan demikian dapat disimpulkan
preferensi makan seseorang. Pada eksperimen bahwa meskipun buah naga super red memiliki
tahap 1, perbedaan warna antar permen karet pigmen alami yang berpotensi untuk menjadi
buah naga tidak terlalu mencolok sehingga bahan substitusi pewarna pada produk permen
panelis cenderung memilih warna yang berada karet, intensitas warnanya masih lebih lemah
pada posisi di tengah, tidak terlalu terang dan dibandingkan pewarna sintetis untuk
tidak terlalu pucat, yaitu warna permen karet menimbulkan daya tarik konsumen.
buah naga konsentrat 60%.
Berbeda halnya setelah dibandingkan
dengan permen karet yang bewarna sintetis pada SARAN
eksperimen tahap 2 yang memiliki perbedaan
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
intensitas warna yang cukup mencolok. Hal ini
untuk meningkatkan intensitas warna dari pigmen
secara tidak disadari oleh panelis, mengubah
alami buah naga super red sehingga mampu
preferensinya kepada warna yang lebih
menyerupai pewarna sintesis yang memiliki
terang/menarik mata. Oleh karena itu, pada
intensitas warna yang kuat dalam konsentrasi
eksperimen tahap 2, permen karet buah naga
rendah. Dalam hal ini, penerapan teknologi
konsentrat 80% cenderung lebih disukai
enkapsulasi mungkin menjadi salah satu alternatif
dibanding permen karet buah naga konsentrat
yang dapat diterapkan untuk meningkatkan
60%.
kestabilan warna pigmen alami buah naga super
red. Di sisi lain, untuk menjamin keamanan
produk permen karet, perlu dilakukan penelitian
terhadap kadar pewarna sintesis yang terkandung
dalam permen karet dengan standar resep yang
ada pada penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Allen, A.P.& Smith, A.P. 2011. A Review of The http://digilib.polban.ac.id/gdl.php?mod=br


Evidence That Chewing Gum Affects owse&op=read&id=jbptppolban-gdl-
Stress, Alertness and Cognition. Journal of indrieamba-3115 (Diakses pada 15
Behavioural and Neuroscience Research, Februari 2017).
9(1): 7-23. Anugrah, A.S., Arifah, S.& Zulaicha, E. 2012.
Ambarsari, I, Qanytah & Sarjana. 2012. Hubungan Frekuensi Konsumsi Makanan
Penerapan Standar Penggunaan Pemanis Jajanan Anak terhadap Kejadian Karies
Buatan pada Produk Pangan. Gigi di TK Aisyah Kateguhan Sawit
Perpustakaan Digital Politeknik Negeri Boyolali. [Doctoral Disertation].
Bandung. Universitas Muhammadiyah. Surakarta.
240 Jurnal Kesehatan, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2018, hlm 233-240

Febrian, Rasyid, R. & Noviantika, D. 2013. Journal of Retailing and Consumer


Analisis Hubungan Jenis dan Frekuensi Services, 35: 127-32.
Mengkonsumsi Jajanan Kariogenik dengan Mathews, J.P. 2009.Chicle: The Chewing Gum of
Kejadian Rampan Karies pada Anak Usia The Americas, From Ancient Maya to
5-6 Tahun di Kota Padang. Andalas Dental William Wrigley. Tucson: The University
Jurnal1(1). of Arizona Press.
http://adj.fkg.unand.ac.id/index.php/adj/art Mahdavi, S.A., Jafari, S.M., Ghorbani,
icle/view/1. (Diakses tanggal 15 Februari M.&Assadpoor, E. 2014. Spray-Drying
2017) Microencapsulation of Anthocyanins by
Foroni, F., Pergola, G.& Rumiati, R.I. 2016. Natural Biopolymers: A Review. Drying
Food Colour Is in The Eye of The Technology an International Journal,
Beholder: The Role of Human 32(5): 509-518.
Trichromatic Vision in Food Evaluation. Neergaard, J. 2017. Medical Chewing Gum. US
Scientific reports, 6, 37034. Patent 002081A1.
Harjanti, R.S. 2016. Optimasi Pengambilan Panda, Himadri. 2015. Technology of
Antosianin dari Kulit Buah Naga Merah Confectionery, Chocolates, Toffee, Candy,
(Hylocereus polyrhizus) Sebagai Pewarna Chewing & Bubble Gum, Lollipop and
Alami pada Makanan. Chemica 3(2): 39- Jelly Products with Formulations. New
45. Delhi: Engineers India Research Ins.
Hutchings, J.B. 1999. Food Colour and Pratama, A.F., Ciptono & Sudarsono. 2017.
Appearance. Springer-Science + Business Pengaruh Pemberian Sakarin terhadap
Media Dordrecht. UK. Morfometri Fetus Putih (Rattus
Ingrath, W., Nugroho, W.A.& Yulianingsih, R. Norvegicus, L.). Jurnal Mahasiswa
2015. Ekstraksi Pigmen Antosianin dari Universitas Negeri Yogyakarta 6(1).
Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.p
costaricensis) Sebagai Pewarna Alami hp/biologi/article/view/6054 (Diakses
Makanan dengan Menggunakan tanggal 15 Februari 2017).
Microwave (Kajian Waktu Pemanasan Silalahi, R., Chahaya, I. & Marsaulina, I. 2010.
dengan Microwavedan Penambahan Rasio Analisa Jenis dan Kadar Pemanis Buatan
Pelarut Aquades dan Asam Sitrat. Jurnal pada Permen Karet yang Beredar di Kota
Bioproses Komoditas Tropis, 3 (3): 1-8. Medan Tahun 2010. [Skripsi]. Universitas
Jiang, Z., Liang, H., Huang, Z., Tang, J.& Tang, Sumatera Utara.
L. 2017. Sham Feeding with Chewing Simon, J.E., Decker, E.A., Ferruzzi, M.G., Giusti,
Gum in Early Stage of Acute Pancreatitis: M.M., Mejia, C.D., Goldschmidt, M. &
A Randomized Clinical Trial. Medical Talcott, S.T. 2017. Establishing Standards
Science Monitor, 23: 623-30. on Colors from Natural Sources. Journal
Khatoon, H.& Rai, J.P.N. 2016. Agricultural of Food Science, 82(11): 2539-2553.
Waste Materials as Biosorbents for The Sohail, A., Turner, M.S., Coombes, A.&
Removal of Heavy Metals and Synthetic Bhandari, B. 2012. Food and Bioprocess
Dyes-A Review. Octa Journal of Technology, 6(10): 2763-2769.
Environmental Research, 4 (3). Spence, Charles. 2015. On The Physicological
Lam, P.K.& Chui, C.H. 2013. A Novel Green Impact of Food Colour. BioMed Central,
Gelatin-Agar Microencapsulation System 4(21): 1-16.
with P. Urinariaas an Improved Anti-A. Yunita, C.M. 2017. Permen Karet.
Niger Model. Carbohydrate Polymers, https://www.academia.edu/8193440/PER
92(1): 877-880. MEN_KARET (Diakses tanggal 15
Lazuardi, R.N.M. 2010. Mempelajari Ekstraksi Februari 2017).
Pigmen Antosianin dari Kulit Manggis Yusuf, Y., Ramdhan, M.& Rochmawati, Y. 2016.
(Garcinia mangostana L.) dengan Analysis on Level of Saccharin And
Berbagai Jenis Pelarut. [Tugas Akhir]. Cyclamate Additives Inside Cup-
Jurusan Teknik Pangan Fakultas Teknik. Packaging-Drink at SD Karang Tengah,
Universitas Pasundan. Bandung. Tangerang City. ADRI International
Lee, S.H.& Sergueeva, K. 2017. Chewing Journal of Medical and Health Sciences,
Increases Consumer’s Thought- 1(1).
Engagement During Retail Shopping.

You might also like