Professional Documents
Culture Documents
Abstract: The level of nutrition knowledge of ones influence on attitude and behavior in
choosing foods that are consumed. Lifesyle changes of today society also impact the
consumption of instant foods, which one is instant noodles. This is possible caused instant
noodles are practical and can fulfill the tastes of society, both adults and children.
However, instant noodles can not be considered as wholesome food, because it is not
sufficient for a balanced nutrition of body. This study aims to determine the behavior of
instant noodles consumption in student of Public Health Faculty of Undana Kupang who
lives in kos region Naikoten 1. The study was descriptive with sample 74 people (total
population). Primary data was collected thorugh distributing of questionnaire that includes
data of knowledge, attitude, and action. The results showed that most of students had
good knowledge of nutrition. All of students have positive attitudes about the consumption
of instant noodles. Actions of consumption instant noodles include: most of respondents
consume instant noodles maximum once a week, dish up 1 packet of instant noodles in
each consumption, brand of instant noodle that are commonly consumed is mie sedap,
most respondents consume instant noodles as a snack or outside the time of main meal,
the way to dish up instant noodles is without sauce or fried noodles, and most of the
respondents add variation of menu when consume instant noodles. Students should not
consume instant noodles as a substitute for a main meal, but need to vary with other
foods to satisfy body balanced nutrition.
sehingga mereka tidak sempat untuk Tinggal di Kos wilayah Naikoten 1. Tujuan
membuat ataupun membeli makanan yang khusus yaitu mengetahui tingkat
sehat (Kurnianingsih, 2007). pengetahuan tentang konsumsi mie instan
pada mahasiswa, mengetahui sikap terhadap
Mie instan yang termasuk dalam makanan konsumsi mie instan pada mahasiswa, dan
siap saji merupakan jenis makanan yang mengetahui tindakan konsumsi mie instan
dikemas, mudah disajikan, praktis, dan pada mahasiswa.
diolah dengan cara sederhana. Makanan
METODE PENELITIAN
tersebut umumnya diproduksi oleh industri
pengolahan pangan dengan teknologi dan Jenis penelitian yang digunakan dalam
memberikan berbagai zat aditif untuk penelitian ini adalah penelitian deskriptif,
mengawetkan dan memberikan cita rasa yaitu penelitian yang dilakukan dengan
bagi produk tersebut (Fahmi, 2010). tujuan membuat gambaran atau deskkripsi
tentang suatu keadaan secara objektif
Namun, mie instan belum dapat dianggap (Notoatmodjo, 2005).
sebagai makanan penuh (wholesome food)
karena belum mencukupi kebutuhan gizi Penelitian dilakukan di kos-kosan mahasiswa
yang seimbang bagi tubuh. Mie yang terbuat FKM Undana yang terletak di Kelurahan
dari terigu mengandung karbohidrat dalam Naikoten 1 pada bulan Maret sampai
jumlah besar, tetapi kandungan protein, Desember 2010.
vitamin, dan mineralnya hanya sedikit.
Pemenuhan kebutuhan gizi mie instan dapat Populasi adalah keseluruhan objek penelitian
diperoleh jika ada penambahan sayuran dan atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005a).
sumber protein (Fahmi, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa FKM Undana yang tinggal di kos-
Praktek konsumsi mie instan juga ditemui kosan wilayah Naikoten 1 yang berjumlah 74
pada mahasiswa Fakultas Kesehatan orang. Jumlah in diperoleh dari hasil studi
Masyarakat (FKM) Undana yang tinggal di awal.
kos. Peneliti telah melakukan studi awal
kepada 10 orang mahasiswa FKM (8 Sampel adalah sebagian dari keseluruhan
mahasiswa semeseter 8 dan 2 mahasiswa objek yang diteliti dan dianggap mewakili
semeseter 6) yang tinggal di kos berkaitan populasi (Notoatmodjo, 2005a). Arikanto
dengan konsumsi mie instan. Hasil studi (2002) mengemukakan bahwa dalam sebuah
tersebut menunjukkan bahwa dalam 1 penelitian, jika jumlah populasi kurang dari
minggu rata-rata konsumsi mie instan adalah 100 orang, maka keseluruhan populasi dapat
sebagai berikut: 2 responden mengkonsumsi dijadikan sampel. Jadi sampel dalam
sebanyak 3 bungkus, 4 responden penelitian ini adalah seluruh total populasi
mengkonsumsi 5 bungkus, 3 responden yaitu 74 orang.
mengkonsumsi 10 bungkus dan 1
responden jarang mengkonsumsi mie instan. CARA, BAHAN DAN ALAT
Ada beberapa alasan mengapa mahasiswa PENGUMPULAN DATA
yang tinggal di kos lebih suka mengkonsumsi Data primer dari penelitian ini adalah data
mie instan dengan frekuensi yang cukup yang didapat oleh peneliti di tempat
tinggi yaitu mie instan memiliki harga yang penelitian. Instrumen yang digunakan dalam
sangat murah sehingga mudah dijangkau, penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri
memiliki berbagai macam pilihan rasa dan dari kuesioner pengetahuan, sikap dan
penyajiannya yang sangat mudah serta tidak tindakan. Data yang telah dikumpulkan
membutuhkan waktu yang lama. kemudian diedit, dicoding dan diolah secara
manual serta menggunakan bantuan
Tujuan Umum dari penelitian ini adalah komputer. Hasil pengolahan data ini
mengetahui perilaku konsumsi mie instan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
pada mahasiswa FKM Undana Kupang yang
42
Perilaku Konsumsi Mie Instan pada Mahasiswa FKM Undana Kupang
melakukan persuasif. Tujuan dari pemberian goreng lebih enak dan gurih, mie goreng
informasi adalah untuk memperkenalkan dianggap lebih praktis dan mudah
produk baru, menginformasikan karakteristik pengolahannya dibandingkan dengan mie
suatu produk, dan memberi informasi tentang kuah. Selain itu, sebagian responden
harga dan ketersediannya. Sedangkan memilih menyajikan mie instan dengan kuah
tujuan dari persuasi adalah untuk atau mie berkuah dengan alasan lebih enak
meyakinkan konsumen tentang manfaat dan mengenyangkan serta lebih mudah
suatu produk, untuk mengajak konsumen divariasikan.
agar membeli produk dan untuk mengurangi
keragu-raguan setelah membeli atau Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Cara
mengkonsumsi produk (Kristanto, 2008). Penyajian Mie Instan pada Mahasiswa FKM Undana
yang Tinggal di Kos Wilayah Naikoten 1 Tahun
2010
Kebiasaan mengkonsumsi mie instan
Cara Penyajian Jumlah Persentase
terutama bagi mahasiswa yang tinggal di kos
(%)
sudah menjadi salah satu pola makan dalam Berkuah 32 43,24
kehidupan sehari-hari. Mie instan dapat Goreng 42 56,76
dikonsumsi pada waktu makan utama Jumlah 74 100
ataupun diluar waktu makan utama. Pada Sumber: Data Primer Tahun 2010
waktu makan utama mie instan dikonsumsi
untuk sarapan, sebagai pengganti makan Berdasarkan hasil penelitian, alasan utama
siang atau pun sebagai pengganti makan responden mengkonsumsi mie instan adalah
malam. Sedangkan di luar waktu makan karena penyajiannya yang mudah dan tidak
utama mie instan dikonsumsi sebagai snack. membutuhkan waktu yang lama harga mie
instan yang sangat terjangkau. Alasan
Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Waktu lainnya adalah terpengaruh iklan, malas, dan
Makan Mie Instan pada Mahasiswa FKM Undana karena tidak tersedia sayuran di kos. Hal ini
yang Tinggal di Kos Wilayah Naikoten 1 Tahun sejalan dengan penelitian yang dilakukan
2010
oleh Lastariwati dkk (2006) yang menyatakan
Waktu Makan Jumlah Persentase bahwa alasan responden mengkonsumsi
(%) makanan instan adalah kepraktisan dan
Untuk Sarapan 2 2,10
Pengganti makan 27 36,49
kemudahan dalam penyajian, lebih enak,
siang harga terjangkau dan murah. Selain itu,
Pengganti makan 8 10,81 informasi tentang makanan instan yang
malam diperoleh responden dari media massa baik
Snack/ di luar waktu 37 50,00 media elektronik maupun media cetak,
makan utama
Jumlah 74 100
mempengaruhi responden dalam
Sumber: Data Primer Tahun 2010 mengkonsumsi mie instan. Menurut Jafkins
(1996), iklan akan menimbulkan keinginan
Pola makan mie instan ini berkaitan dengan seseorang untuk membeli makanan instan.
selera responden serta kondisi responden.
Menurut Levi dkk (dalam Witari,1997) alasan SIMPULAN DAN SARAN
makan dilakukan karena menurut kebutuhan Simpulan
fisiologis (rasa lapar), kebutuhan psikologis Sebagian besar responden memiliki
(mood, perasaan, suasana hati), dan pengetahuan gizi yang baik. Seluruh
kebutuhan sosial (konformitas antara teman responden bersikap positif terhadap
sebaya, gengsi). konsumsi mie instan. Tindakan konsumsi
mie instan meliputi frekuensi, jumlah, merk,
Hasil penelitian juga menyebutkan bahwa waktu makan, cara penyajian, dan variasi
sebagian besar responden lebih memilih menu saat mengkonsumsi mie instan yakni:
untuk menyajikan mie instan tanpa kuah atau (a) Sebagian besar responden
lebih dikenal dengan nama mie goreng. mengkonsumsi mie instan maksimal 1 kali
Berbagai alasan responden untuk memilih dalam seminggu, (b) responden terbanyak
menyajikan mie goreng yaitu karena mie menyajikan 1 bungkus mie instan dalam
46
Perilaku Konsumsi Mie Instan pada Mahasiswa FKM Undana Kupang
48