You are on page 1of 13

Persona, Jurnal Psikologi Indonesia

Januari 2014, Vol. 3, No. 01, hal 71 - 82

Keharmonisan Keluarga, Konsep Diri


Dan Interaksi Sosial Remaja

Farida Yunistiati M. As’ad Djalali Muhammad Farid


Guru SMK NEGERI 3 Dosen Fakultas Psikologi Dosen Univ. Darul Ulum
Madiun Universitas 17 Agustus 1945 Jombang
Surabaya e-mail: abidinbasuni@yahoo.co.id
e-mail: drmasda@yahoo.com

Abstract. This study aims to examine the relationship between family harmony and self-
concept of the adolescent social interaction in vocational students. The population in this
study were students of SMK PGRI 3 Madiun class XII, 173 students and tested answers
after totaling 157 eligible students. Collecting data using a scale of family harmony, self-
concept scale and social interaction made by researchers. Data analysis method used is
multiple regression analysis techniques to be treated with the help of computer statistical
program SPSS 18 series. Testing multiple regression analysis obtained R = 0.103 and F
of 8.841 to p = 0.000 (P < 0.05), which means that family harmony and self-concept has
a significant relationship with adolescent social interaction. The results of the analysis of
the correlation between family harmony with social interaction indicates t = 3.541 and p
= 0.001 (p < 0.05), which means there is a significant positive correlation between family
harmony with social interaction. The result of the analysisof correlation between self-
concept and social interaction showed t = 1.187 and p = 0.237 (p > 0.05), which means
there is no significant correlation betweenself-concept and social interaction. R square =
0.103 shows that the two independent variables self-concept and family harmony together
to contribute effectively to the social interactions of adolescents are 10.299% and
89.701% of orther variables influence adolescent social interaction dependent variable in
this study.
Keywords : harmony family, self-concept, social interaction.

Intisari. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara keharmonisan keluarga
dan konsep diri dari interaksi sosial remaja pada siswa SMK. Populasi dalam penelitian
ini adalah siswa SMK PGRI 3 Madiun kelas XII, 173 siswa dan jawaban diuji setelah
berjumlah 157 siswa yang memenuhi syarat. Pengumpulan data menggunakan skala
keharmonisan keluarga, skala konsep diri dan interaksi sosial yang dilakukan oleh para
peneliti. Metode analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi berganda
untuk diperlakukan dengan bantuan komputer program statistik SPSS 18 seri. Pengujian
analisis regresi ganda diperoleh R = 0,103 dan F dari 8,841 untuk p = 0,000 (P <0,05),
yang berarti bahwa keharmonisan keluarga dan konsep diri memiliki hubungan yang
signifikan dengan interaksi sosial remaja. Hasil analisis korelasi antara keharmonisan
keluarga dengan interaksi sosial menunjukkan t = 3,541 dan p = 0,001 (p <0,05), yang
berarti ada hubungan positif yang signifikan antara keharmonisan keluarga dengan
interaksi sosial. Hasil korelasi ANALISA antara konsep diri dan interaksi sosial
menunjukkan t = 1,187 dan p = 0,237 (p> 0,05), yang berarti tidak ada hubungan yang
signifikan betweenself-konsep dan interaksi sosial. R square = 0,103 menunjukkan bahwa
kedua variabel bebas konsep diri dan keharmonisan keluarga bersama-sama untuk
berkontribusi secara efektif untuk interaksi sosial remaja 10,299% dan 89,701% variabel
lainnya dalam mempengaruhi variabel dependen sosial interaksi remaja dalam penelitian
ini.
Kata kunci: keharmonisan keluarga, konsep diri, interaksi sosial.

71
Keharmonisan Keluarga, Konsep Diri Dan Interaksi Sosial Remaja

PENDAHULUAN mempengaruhi perkembangan remaja yaitu me-


nyangkut motivasnya sendiri (konsep diri) serta
Remaja yang sehat fisik maupun sehat berinteraksi dengan lingkungannya yaitu inte-
mental yaitu remaja yang mampu menye- raksi sosial dengan teman sebaya. Dalam per-
lesaikan tugas-tugas hidupnya dan mampu jalanan hidupnya seorang remaja akan berha-
menghadapi tantangan-tantangan baik yang dapan dengan berbagai macam situasi. Remaja
berasal dari dalam dirinya maupun dari luar membutuhkan penerimaan, butuh untuk dihar-
dirinya. Sebab apabila remaja tidak dapat gai dan butuh mendapatkan tempat disetiap
menyelesaikan tugas-tugas hidupnya, bagai- remaja berada. Maka bila remaja memiliki
mana dapat menyelesaikan tugas-tugasnya kemampuan berinteraksi sosial yang tinggi,
sebagai bangsa yang bertanggungjawab atas remaja akan mudah menyesuaikan diri dan
nilai-nilai kebanggsaan. Dan apabila remaja mudah mengatasipasi setiap situasi dan kondisi
sebagai bangsa mampu menghadapi segala apapun dan dimanapan serta dengan siapapun.
tantangan maka remaja akan sanggup memper- Interaksi sosial sangat penting bagi remaja,
tahankan nilai-nilai bangsa dari rongrongan karena apabila seorang remaja tidak memiliki
yang mengancam keselamatan bangsa dan kemampuan untuk berinteraksi sosial atau
Negara. bahkan tidak dapat berinteraksi, disadari atau
Masa remaja merupakan masa transisi dari tidak, remaja ini akan kehilangan relasi. Dalam
masa anak ke masa dewasa (Hurlock, 1973). hubungan sehari-hari remaja tidaklah lepas dari
Pada masa ini akan timbul berbagai kemung- hubungan satu dengan yang lain, remaja akan
kinan seseorang akan berkembang. Perkem- menyesuaian diri dengan lingkungannya, sehi-
bangan yang meliputi aspek pisik dan psikis dan ngga kepribadian remaja, kecakapannya, cirri-
akan membawa atau menimbulkan dampak baik ciri kegiatannya baru menjadi kepribadian
bagi remaja itu sendiri, orang tua dan orang- individu yang sebenarnya apabila keseluruhan
orang sekitarnya. Hal ini disebabkan karena system psychophisik tersebut berhubungan
pada masa remaja terjadi transisi, dimana dengan lingkungannya. Interaksi sosial meru-
seseorang tidak dapat dikatakan sebagai seorang pakan hubungan-hubungan sosial yang me-
anak tetapi belum dapat dikatakan sebagai nyangkut hubungan antar individu, individu
orang dewasa. Perubahan-perubahan kepribadi- (seseorang) dengan kelompok, dan kelompok
an disini sangat cepat dan menimbulkan banyak dengan kelompok. Tanpa adanya interkasi
ketegangan.Pada masa transisi ini terjadi storm sosial maka tidak akan mungkin ada kehidupan
and stress yang ditandai dengan emosi yang bersama.
bergolak serta mempengaruhi daya fikir dan Proses sosial adalah suatu interaksi atau
perilakunya. Selain itu masa remaja adalah hubungan timbal balik atau saling mempe-
masa yang paling tepat untuk mengembangkan ngaruhi antar manusia yang berlangsung sepan-
ketrampilan sehingga dalam usia yang relatif jang hidupnya didalam amasyarakat. Menurut
muda dapat menjadi manusia yang kreatif dan Soerjono Soekanto, proses sosial diartikan
dinamis. Semua ini akan tercapai tidak dengan sebagai cara-cara berhubungan yang dapat di-
begitu saja akan tetapi akan melalui proses yang lihat jika individu dan kelompok-kelompok
cukup panjang dan penuh dengan hambatan, sosial saling bertemu serta menentukan sistem
tantangan atau gangguan. Bila masa remaja dan bentuk hubungan sosial. Homans (dalam
didukung perlakuan yang tepat (moril) dan Ali, 2004) mendefinisikan interaksi sebagai
sarana prasarana (materil) yang cukup meme- suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang
nuhi kebutuhan dari orang tua, yaitu bagaimana dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain
orang tua dapat menyediakan segala kebutuhan diberi ganjaran atau hukuman dengan menggu-
sesuai dengan yang diharapkan para remaja, nakan suatu tindakan oleh individu lain yang
maka remaja akan tumbuh dan berkembang menjadi pasangannya. Konsep yang dikemu-
sesuai dengan yang diharapkan para orang tua. kakan oleh Homans ini mengandung pengertian
Bila pemenuhan kebutuhan tidak tercukupi bahwa interaksi adalah suatu tindakan yang
maka akan timbul berbagai masalah yang akan dilakukan oleh seseorang dalam interaksi

72
Farida Yunistiati; M. As’ad Djalali; Muhammad Farid

merupakan suatu stimulus bagi tindakan indi- mengikuti pelajaran sehingga banyak bolos,
vidu lain yang menjadi pasangannya. karena sering nunggak administrasi, konflik
Sedangkan menurut Shaw, interaksi sosial dengan teman sebaya.
adalah suatu pertukaran antar pribadi yang Sedangkan sosial ekonomi orang tua murid
masing-masing orang menunjukkan perilakunya di SMK PGRI 3 Kota Madiun rata-rata me-
satu sama lain dalam kehadiran mereka, dan nengah kebawah dan domisili siswa sebagian
masing-masing perilaku mempengaruhi satu besar berasal dari daerah, dalam kehidupan
sama lain. Hal senada juga dikemukan oleh keluarga sangat beragam ada orang tuanya yang
Thibaut dan Kelley bahwa interaksi sosial lengkap berada di rumah dengan kehidupan
sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu pas-pasan tetapi harmonis, disisi lain ada orang
sama lain ketika dua orang atau lebih hadir tua yang berpisah karena masalah ekonomi dan
bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu tidak sedikit orang tua utuh tetapi demi mencu-
sam lain atau berkomunikasi satu sama lain. kupi kebutuhan sang ibu bekerja di luar negeri
Jadi dalam kasus interaksi, tindakan setiap menjadi TKI (Arab Saudi, Taiwan, Hongkong
orang bertujuan untuk mempengaruhi individu dan Malaysia) yang rata-rata menjadi pramu
lain. Pengertian Interaksi sosial menurut wisma, adapula siswa yang sejak kecil dirawat
(Bonner dalam Ali, 2004) merupakan suatu dan dibesarkan oleh Neneknya karena orang tua
hubungan antara dua orang atau lebih individu, berpisah ada pula kelahirannya yang tidak di-
dimana kelakuan individu mempengaruhi, inginkan karena hasil dari hubungan diluar ni-
mengubah atau mempengaruhi individu lain kah dan sang Ibu meninggalkannya.
atau sebaliknya Dengan kondisi keluarga seperti yang di-
Proses interaksi sosial yang terjadi dalam sebutkan diatas banyak siswa yang kurang men-
masyarakat bersumber dari faktor imitasi, su- dapat perhatian dan pendampingan. Dan karena
gesti, simpati, identifikasi dan empati. Imitasi orang tua berpisah, Ibu yang bekerja di luar
merupakan suatu tindakan sosial seseorang negri dan Nenek yang sudah tua sehingga pan-
untuk meniru sikap, tindakan, atau tingkah laku tauan terhadap anak sangat. Disisi lain terdapat
dan penampilan fisik seseorang. Sugesti meru- siswa berprestasi dan dapat menyelesaikan pen-
pakan rangsangan, pengaruh, atau stimulus didikannya dengan lancar yang hanya memiliki
yang diberikan seseorang kepada orang lain keluarga dengan sosial ekonomi rendah serta
sehingga ia melaksanakan apa yang disuges- orang tua utuh. Ada pula siswa yang memiliki
tikan tanpa berfikir rasional.Simpati merupakan orang tua yang tidak utuh atau berpisah karena
suatu sikap seseorang yang merasa tertarik perceraian, tetapi siswa inipun dapat menye-
kepada orang lain karena penampilan, kebijak- lesaikan pendidikannya dengan baik dan memi-
sanaan atau pola pikirnya sesuai dengan nilai- liki kemampuan berinteraksi baik dilingkungan
nilai yang dianut oleh orang yang menaruh teman sebayanya maupun di lingkungan seko-
simpati. Identifikasi merupakan keinginan sama lah. Terdapat pula siswa yang tidak memiliki
atau identik bahkan serupa dengan orang lain kemampuan untuk berinteraksi dengan teman
yang ditiru (idolanya). dan guru sehingga anak mengalami hambatan
Dalam kehidupan sehari-hari sepanjang pe- dalam belajar dan siswa tidak dapat menye-
neliti menggeluti profesi Guru Bimbingan lesaikan pendidikannya dengan baik, meskipun
Konseling, banyak menemukan kondisi siswa berasal dari keluarga yang cukup dalam eko-
yang cenderung kurang memiliki kemampuan nomi dan cukup harmonis (orang tua utuh).
berinteraksi di lingkungan teman sebaya. Dapat Terdapat peristiwa-peristiwa yang terjadi di
dibuktikan dengan adanya siswa berhenti di masyarakat pada kehidupan remaja, diantaranya
tengah jalan karena sudah tidak mampu lagi adalah adanya remaja yang bunuh diri karena
melanjutkan pendidikannya Dalam setiap tahun hidup dengan ibu tiri, remaja yang terjerumus
selalu terdapat siswa yang berhenti sekolah baik narkoba, karena kurang mendapat perhatian dari
ketika masih di kelas X, XI, bahkan sudah kelas orang tua dan kurangnya penerimaan terhadap
XII. Siswa yang berhenti di tengah jalan rata- dirinya. Dengan tekanan yang didapat dari
rata karena pergaulan bebas, tidak mampu keluarga dan kurangnya perhatian dari orang

73
Keharmonisan Keluarga, Konsep Diri Dan Interaksi Sosial Remaja

tua, mengakibatkan remaja kehilangan haluan campur dengan hal-hal yang berada diluar diri-
dalam kehidupan sosialnya di sekolah dan di nya. Dengan kata lain diri dan dunia luar adalah
masyarakat. suatu keutuhan, suatu gestalt.
Dari berbagai permasalahan diatas, mendo- Djamarah (2002) menambahkan baha remaja
rong peneliti untuk meneliti ketiga hal tersebut adalah suatu stadium dalam siklus perkem-
diatas baik mengenai keharmonisan keluarga, bangan anak berada dalam rentangan usia 12
konsep diri dengan interaksi sosial remaja. sampai engan 21 tahun bagi wanita dan 13 sam-
pai dengan 23 bagi pria yang dikenal sebagai
Tujuan Penelitian masa pencarian daan penjekajahan identitas
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian diri. Kartono (1995) berpendapat pula bahwa
ini adalah remaja merupakan masa peralihan antara masa
1. Untuk menganalisa ada/ tidaknya hubungan kanak-kanak dengan masa dewasa. Dikatakan
yang signifikan antara keharmonisan keluar- pula baha remaja dalam periode ini masuk
ga dengan interaksi sosial remaja. kepada periode transisi mengalami perubahan-
2. Untuk menganalisa ada/ tidaknya hubungan perubahan yang besar dan esensial baik secara
yang signifikan antara konsep diri dengan biologis, psikologis, sosial dan ekonominya.
interaksi sosial remaja. Hal ini berlangsung antara 13 sampai dengan 19
3. Untuk menganalisa ada/tidaknya hubungan tahun.
yang signifikan antara keharmonisan keluar- Selanjutnya Hurlock (1980) menyatakan
ga dan konsep diri dengan interaksi sosial baha pada masa remaja individu akan menga-
remaja. lami perubahan-perubahan fisik, psikis maupun
sosialnya. Masa ini berlangsung antara usia 13
sampai dengan 18 tahun Dapat disimpulkan dari
LANDASAN TEORI
beberapa pendapat bahwa yang dimaksud rema-
Remaja ja adalah individu berada pada masa peralihan
dan masa kanak-kanak menuju masa dan masa
Ada beberapa definisi mengenai remaja yang kanak-kanak menuju masa dewasa yang ber-
dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah langsung antara usia 12 sampai dengan 21 tahun
pendapat Hurlock (1980) menyatakan remaja dengan ditandai oleh berbagai perubahan secara
menampilkan dengan jelas sifat-sifat transisi fisik, psikis, sosial dan ekonominya.
atau perlihan, karena remaja belum memperoleh Menurut Kartono (1995) tugas perkemba-
status sebagai orang dewasa tetapi sudah tidak ngan adalah tugas-tugas khusus yang harus
memiliki sifat yang kekanak-kanakan lagi. dilakukan oleh individu sebab didorong oleh
Pengertian remaja dalam penelitian ini adalah kematangan pribadi dan didorong oleh tekanan
masa transisi antara masa kanak-kanak dan sosial atau norma-norma sosial agar individu
dewasa yang dimulai dari umur 12 tahun hingga yang bersangkutan bisa mempertahankan per-
22 tahun. kembangan yang normal sebagai makhluk so-
sial ditengah masyarakat.
Ciri-ciri Remaja Hurlock (1980) mengemukakan bentuk dan
Masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu tugas perkembangan remaja adalah mencapai
yang membedakan dengan periode sebelum dan hubungan baru yang lebih matang dengan
sesudahnya. Pada remaja, wilayah-wilayah da- teman sebaya baik pria maupun wanita dalam
lam lapangan psikologinya masih terus berkem- men capai peran sosial, menerima keadaan fisik
bang dan pagar-pagarnya masih belum kuat. dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
Oleh karena itu dorongan-dorongan bergerak Sehubungan dengan perkembangan sosialnya
secara terus menerus. Hal ini terlihat dalam Havighurst membagi tugas-tugas perkembangan
bentuk tingkah laku remaja yang gelisah dan pada masa remaja diantaranya adalah :
meletup-letup. Lewin (dalam Sarwono, 2008) a. Menerima keadaan fisiknya dn menerima
memandang diri seseorang sebagai bagian dan perannya sebagai pria dan wanita.
termasuk di dalam lapangan psikologi, ber-

74
Farida Yunistiati; M. As’ad Djalali; Muhammad Farid

b. Menjalin hubungan-hubungan baru dengan dan saling mengenal atau mutual action dan
teman sebaya baik sesama jenis maupun lain mutual recognation”.
jenis kelamin. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut
c. Memperolah kebebasan dalam hal penga- pula adanya kehidupan berkelompok, sehingga
turan ekonomis . keadaan ini merupakn community, seperti desa,
d. Memilih dan mempersiapkan diri kearah suku bangsa, dan sebagainya, yang masing-
pekerjaan atau jabatan. masing kelompok memiliki ciri yang berbeda
e. Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan satu sama lain. Berdasarkan uraian diatas, maka
dan konsep-konsep intelektual yang diperlu- dapat disimpulkan bahwa setiap individu dalam
kan dalam hidup sebagai warga negara yang kehidupan harus menjalin interaksi sosial antar
terpuji. individu dengan individu lain, yang sama-sama
f. Menginginkan dan dapat berprilaku yang hidup dalam satu kelompok.
diperbolehkan oleh masyarakat. Dalam hal ini menurut Sargent (dalam
g. Mempersiapkan diri untuk pernikahan dan Ma’sum, 2001) “Social interaction is to consi-
hidup berkeluarga . der behavior always within a group framework,
h. Menyusun nilai-nilai kata hati yag sesuai as related to group structure and function”.
dengan gambaran dunia yang diperoleh dari Artinya interaksi sosial pada pokoknya meman-
pengetahuan yang memadai (dalam Mam- dang tingkah laku sosial yang selalu dalam
piare, 1982). kerangka kelompok seperti strutur dan fungsi
dalam kelompok.Sementara itu menurut H.
Interaksi Sosial Bonner (dalam Gerungan, 1998) interaksi sosial
Dewasa ini kita semua menerima pendapat adalah sustu hubungan antara dua individu atau
bahwa dalam kehidupan sehari-hari manusia lebih, dimana perilaku individu yang satu
tidak lepas dari hubungan yang satu dengan mempengaruhi, mengubah, memperbaiki perila-
yang lain maupun dengan lingkungan yang ada, ku individu yang lain atau sebaliknya. Rumusan
baik lingkungan fisik maupun non fisik. Ling- ini dengantepat menggambarkan kelangsungan
kungan fisik adalah alam benda-benda yang hubungan timbal balikdari pada interaksi sosial
konkrit sedangkan lingkungan non figsik antara dua atau lebih individu itu. Sedangkan
(psikis) jiwa raga orang dalam lingkungan. Gerungan (1988) merumuskan interaksi sosial
Menyesuaikan diri adalah mengubah diri adalah sebagai suatu hubungan antara dua ma-
sesuai dengan keadaan lingkungan (pasif), te- nusia atau lebih, dimana kelakuan individu yang
satu mempengaruhi yang lain dan sebaliknya.
tapi juga bisa mengubah lingkungan sesuai
dengan keadaan diri (aktif). Pada hakekatnya
manusia telah memilki sifat yang digolongkan Teori-Teori Interaksi Sosial
ke dalam; manusia sebagai makhluk individual, Terdapat dua teori penting dalan interaksi
manusia sebagai makhluk sosial dan manusia sosial, Yaitu :
sebagai makhluk berkebutuhan. 1. Teori Interaksi Sosial dari Bales, dengan
Sebagai makhluk sosial, sudah barang tentu membagi :
manusia dituntut untuk mengadakan hubungan a. Aspek-aspek interaksi social terdiri dari :
sosial antar sesamanya dalam kehidupan, di- 1) Situasi : yaitu sustu Susana dimana
samping tuntutan hidup dalam berkelompok. tingkah laku masing-masing individu
Hubungan sosial merupakan salah satu hu- tersebut berlangsung.
bungan yang dilaksanakan mengandung penger- 2) Aksi/ interaksi : yaitu suatu tingkah
tian bahwa dalam lingkungan itu setiap individu laku yang tampak sebagai pernyataan
menyadari kehadirannya disamping kehadiran pribadi. Setiap aksi adalah interaksi
individu yang lain. Hal ini disebabkan bahwa sebab aksi/ interaksi selalu menghu-
kata sosial berarti “Hubungan yang berdasarkn bungkan cubjek dengan objek atau
atas kesadaran yang satu terhadap yang lain, situasi tertentu.
dimana mereka saling berbuat, saling mengakui

75
Keharmonisan Keluarga, Konsep Diri Dan Interaksi Sosial Remaja

b. Macam-macam Interaksi Sosial : minta orientasi, informasi, pengu-


1) Interaksi antara individu dengan diri langan
pribadi. e. Proses Analisa Interaksi Sosial
2) Interaksi antara individu dengan indi-
vidu. 2. Teori Interaksi Sosial dari G.C. Homans,
3) Interaksi antara individu derngan ke- membagi :
lompok. G.C. Homan membagi aspek-aspek dalam
4) Interaksi antara kelompok dengan ke- interaksi social sebagai berikut :
lompok (1). Adanya motif/ tujuan yang sama artinya
c. Fase-fase.dalam Interaksi sosial : setiap individu yang mengadakan inte-
Interaksi sosial merupakan proses yang raksi mempunyai motif/ tujuan tertentu.
komplek sehingga bila dianalisa terdap (2). Adanya suasana emosional yang sama
pase-pase sebagai berikut : artinya bahwa setiap individu didorong
1) Dalam interaksi social terdapat aspek. oelh perasaan masing-masing yang da-
2) Dalam interaksi social ada dimensi lam interaksi social.
waktu (3). Adanya interaksi yaitu setiap individu
3) dalam interaksi social ada problem dalam keadaan demikian pasti berhu-
yang timbul bungan dengan individu lain, yang di-
4) dalam interaksi social timbul kete- sebut dengan interaksi. Dipandang dari
gangan dalam penyelesaian problem segi individu maka interaksi itu disebut
yang ada . dengan aksi.
5) dalam interaksi social timbul suatu (4). Adanya pimpinan artinya bahwa adanya
integrasi yaitu proses penyelesaian dari interaksi, aksi dan sentiment menimbul-
problem yang ada tersebut. kan suatu bentuk pimpinan dan umum-
d. Kriteria untuk Analisa Interaksi sosial, nya berlangsung secara wajar serta me-
meliputi : rupakan bentuk piramida.
1) Bidang sosio emosional, yang terbagi (5). Adanya eksternal system artinya bahwa
menjadi : (a). Reaksi-reaksi positif dengan adanya interaksi dan sentiment
(1). Menunjukan solidaritas, pembe- maka mereka tidak dapat melepaskan
rian bantuan dan hadiah; (2). Menun- diri dari pengaruh luar dan pengaruh
jukan ketegangan, kepuasan dan ke- dari ini disebut dengan eksternal system.
gembiraan. (3). Menunjukan perse- (6). Adanya internal siste artinya untuk me-
tujuan, penerimaan, pengertian dan nanggulangi pengaruh dari luar, masing-
sebagainya masing individu yang berinteraksi social
(b). Reaksi-reaksi negatif meliputi : semakin memperkuat dirinya masing-
(1).Menunjukan pertentangan, mem- masing seperti menciptakan kesamaan
pertahankan pendapat sendiri. pandangan, kesadaran, yang ini menim-
(2). Menunjukan ketegangan acuh tak bulkan internal sistem.
acuh (3). Menunjukan ketidak setuju-
an, penolakan, pormalitas. Keharmonisan Keluarga
2) Bidang tugas-tugas; yang terbagi men- Keluarga merupakan suatu organisasi social
jadi : (a). Memberi jawaban, meliputi : yang paling penting dalam kelompok social dan
(1). member saran, tujuan keluarga merupakan lembaga didalam masyara-
(b). member pendapat, penilaian, ana- kat yang paling utama bertanggungjawab untuk
lisa (c). member informasi, orientasi, menjamin kesejahteraan sosial dan kelestarian
pengulangan (b). Meminta tugas-tugas biologis anak manusia (Kartono, 1977).
meliputi : (1). meminta saran, tujuan, Sedangkan menurut Hawari (1997) keharmo-
kegiatan yang positif; (2). meminta nisan keluarga itu akan dapat diciptakan.
pendapat, penilaian, analisa; (3). Me- Dalam kehidupan berkeluarga antara suami
istri dituntut adanya hubungan yang baik dalam

76
Farida Yunistiati; M. As’ad Djalali; Muhammad Farid

arti diperlukan suasana yang harmonis yaitu a. Pengertian Keluarga Tidak harmonis (broken
dangan menciptakan saling pengertian, saling home) Ulwan (2002) mengatakan bahwa
terbuka, saling menjaga, saling menghargai dan yang dimaksud dengan keluarga broken
saling memenuhi kebutuhan (Anonim, 1985). home adalah keluarga yang mengalami dis-
Menurut Basri (1999) bahwa setiap orang tua harmonis antara Ayah dan Ibu. Pernyataan
bertanggungjawab juga memikirkan dan me- Ulwan ini dipertegas oleh Atriel (2008) yang
ngusahakan agar senantiasa terciptakan dan mengatakan bahwa “broken home” meru-
terpelihara suatu hubungan antara orang tua pakan suatu kondisi keluarga yang tidak har-
dengan anakyang baik, efektif dan menambah monis dan orang tua tidak lagi dapat menjadi
kebaikan dan keharmonisan hidup dalam kelu- tauladan yang baik untuk anak-anaknya. Bisa
arga, sebab telah terjadi bahan kesadaran para jadi mereka bercerai, pisah ranjang atau
orang tua bahwaq hanya dengan hubungan yang keributan yang terus menerus terjadi dalam
baik kegiatan pendidikan dapat dilaksanakan keluarga.
dengan efektif dan dapat menunjang terciptanya b. Faktor penyebab terjadinya Keluarga Tidak
kehidupan keluarga yang harmonis. Harmonis (broken home) Willis (2009) me-
Selanjutnya Hurlock (1973) menyatakan ngatakan setidaknya ada tujuh faktor penye-
bahwa anak yang hubungan perkawinan orang bab terjadinya keluarga broken home, ke
tuanya bahagia dan mempersepsikan rumah tujuh faktor tersebut adalah:
mereka sebagai tempat yang membahagiakan a. Kurang atau putus komunikasi diantara
untuk hidup, karena makin sedikit masalah anggota keluarga.
orang tua, semakin sedikit maslah yang di- b. Sikap egosentrisme masing-masing
hadapi anak, dan sebaliknya hubungan keluarga anggota keluarga
yang buruk akan berpengaruh kepada seluruh c. Permasalahan ekonomi keluarga.
anggota keluarga. Suasana keluarga yang ter- d. Masalah kesibukan orang tua.
cipta adalah tidak menyenangkan, sehingga e. Pendidikan orang tua yang rendah.
anak ingin keluar dari rumah sesering mungkin, f. Perselingkuhan yang mungkin terjadi, dan
karena secara emosional, sussana tersebut akan g. Jauh dari nilai-nilai Agam
mempengaruhi masing-masing anggota keluar-
ga untuk bertengkar dengan yang lainnya. Konsep Diri
Konsep diri adalah gambaran seseorang
Aspek-aspek menciptakan Keluarga mengenai dirinya sendiri, baik bersifat fisik,
Harmonis sosial maupun psikologis yang diperoleh atu
Untuk menciptakan suatu hubungan rumah timbul dalam interaksi dengan lingkungn sosial-
tangga yang harmonis setidaknya ada enam nya. Centi (1993) mengatakan bahwa konsep
aspek yang harus diperhatikan, sebagaimana diri adalah gagasan tentang dirinya sendiri yang
yang dikatakan oleh Hawari (dalam Maria berisikan mengenai bagaimana individu melihat
2007): dirinya sendiri sebagai pribadi, bagaiman indi-
1. Menciptakan kehidupan beragama dalam vidu mersa tentang dirinya sendiri, dan bagai-
keluarga. mana individu menginginkn diri sendiri sebagai
2. Mempunyai waktu bersama keluarga. manusia sebagaimana yang diharapkan.
3. Mempunyai komunikasi yang baik antar Konsep diri terbenuk melaui proses belajar
anggota keluarga. sejk masa pertumbuhan manusia dari kecil
4. Saling menghargai antar sesama anggota hingga dewasa. Lingkungan p, pengalaman dan
keluarga. kondisi keluarga memberikan pengaruh yang
5. Kualitas dan kuantitas konflik yang minim. signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk.
6. Adanya hubungan atau ikatan yang erat antar Sikap atau respon orang tua dan lingkungan
anggota keluarga akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk
Keluarga Tidak Harmonis (broken home) menilai siapa dirinya, oleh sebab itui seringkali
anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam pola
asuh yang keliru atau negatif ataupun ling-

77
Keharmonisan Keluarga, Konsep Diri Dan Interaksi Sosial Remaja

kungan yang kurang mendukung, cenderung perasaan kestabilan dan keutuhan diri. Indi-
mempunyai konsep diri yang negatif. vidu tersebut benar-benar tidak tahu siapa
Konsep diri ini memiliki sifat yang dinamis, dirinya, kekuatan dan kelemahannya atau
artinya yidak luput dari perubahan. Ada aspek- yang duihargai dalam kehidupannya.
aspek yang bisa bertahan dalam jangka waktu 2. Pandangan tentang dirinya terlalu stabil dan
tertentu, namun ada pula yang mudah sekali teratur. Hal ini bisa terjadi karena individu
berubah sesuai dengan situasi sesaat. Misal dididik dengan cara yang sangat keras, sehi-
seorang individu merasa dirinya pandai dan ngga menciptakan citra diri yang tidak me-
selalu berhasil mendapatkan nilai yang baik, ngijinkan adanya penyimpangan dari sepe-
namub suatu ketika dia mendapat angka merah. rangkat hukum yang dalam pikirannya meru-
Bisa ssaja saat itu menjadi merasa ”bodoh” pakan cara hidup yang tepat.
namun karena keyakinannya yang positif, ia Dengan demikian individu yang memilki
berusaha memperbaiki nilai konsep diri yang negatif terdiri dari 2 tipe,
pertama yaitu individu yang tidak tahu siapa
Jenis-jenis Konsep Diri dirinya, sedangkan yang kedua adalah indi-
Menurut Calhoun dan Acocella (1990) dalam vidu yang memandang dirinya dengan sangat
perkembangannya konsep diri terbagi menjadi teratur dan stabil.
dua, yaitu konsep diri positif dan konsep diri
negatif. METODE

a. Konsep Diri Positif Subjek Penelitian


Konsep diri positif lebih kepada penerimaan Subjek penelitian ini adalah remaja akhir
diri bukan sebagai suatu kebanggaan yang besar berusia 19 sampai 21 tahun, berstatus siswa
tentang diri. Konsep diri yang positif bersifat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI 3
stabil dan bervariasi. Individu yang memiliki Madiun, memiliki orang tua lengkap dan tinggal
konsep diri yang positif adalah individu yang bersama orang tua, baik orang tua sendiri
tahu betuil tentang dirinya dapat memahami dan maupun ikut dengan Nenek atau Paman (sau-
menerima sejumlah fakta dan sangat bermacam- dara dari ayah atau Ibu). Proses pemilihan
macam tentang dirinya sendiri, evaluasi terha- subjek diambil secara Multistage Cluster sam-
dap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat pling dengan cara random.
menerima keberadaan orang lain. Individu yang
memiliki konsep diri positif akan merancang
Varibel Penelitian
tujuan-tujuan sesuai dengan realitas, yaitu tuju-
an yang memiliki kemungkinan besar untuk Tujuan penelitian adalah menguji hubungan
dapat dicapai, mampu menghadapi kehidupan keharmonisan keluarga dan konsep diri dengan
didepannya serta menganggap bahwa hidup interaksi sosial remaja. Variabel-variabel dalam
adalah suatu proses penuaan. penelitian ini meliputi :
Dapat disingkat individu yang memilki kon- 1. Variabel dependen : Interaksi sosial,
sep diri positif adalah individu yang tahu betul 2. Variabel independen: a) Keharmonisan
siapa dirinya sehingga dapat menerima kele- keluarga b) Konsep diri
bihan dan kekurangan dirinya, evaluasi terha-
dap dirinya menjadi lebih positif serta mampu Instrumen Pengumpul Data dan Teknik
merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan Analisis Data
realitas. Instrumen pengumpul data menggunakan
b. Konsep Diri negatif skala psikologi ,yaitu: skala interaksi social,
skala keharmonisan keluarga dan skala konsep
Calhoun dan Acocella (1990) membagi diri. Hasil uji reliabilitas Alpha skala interaksi
konsep diri negatif menjadi dua type, yaitu : sosial diperoleh koeffisien reliabilitas sebesar
1. Pandangan individu tentag dirinya sendiri 0,902. Hasil uji reliabilitas Alpha skala kehar-
benar-benar tidak teratur, tidak memiliki

78
Farida Yunistiati; M. As’ad Djalali; Muhammad Farid

monisan keluarga diperoleh koeffisien reliabili- bangan terhadap interaksi sosial sebesar
tas sebesar 0,912. Hasil uji reliabilitas Alpha 5,750.
skala konep diri diperoleh koeffisien reliabilitas
sebesar 0,852. Data dianalisis dengan menggu- PEMBAHASAN
nakan teknik regresi berganda dengan SPSS
rel.18.0 Dari hasil temuan penelitian diatas dapat
diketahui ada korelssi antara keharmonisan ke-
HASIL PENELITIAN luarga, konsep diri dengan interaksi sosial
remaja. Artinya tinngi rendahnya interaksi
1. Hubungan keharmonisan keluarga dan kon- sosial remaja dapat diterangkn melalui tinggi
sep diri dengan interaksi sosial. rendahnya keharmonisan keluarga dan tinggi
Pengujian hipotesis dengan analisis regre- rendahnya konsep diri. Temuan penelitian
si ganda diperoleh R = 0,103 ; F = 8,841, p memperlihatkan variabel keharmonisan keluar-
= 0,000 (p < 0,001). Hasil analisis data me- ga dan konsep diri secara bersma maupun
nemukan secara simultan variabel kehar- secara sendiri-sendiri berlaku sebagai priditor
monisan keluarga dan konsep diri ada ber- interaksi sosial remaja. Siswa yang memiliki
hubungan dengan interaksi sosial remaja. interaksi sosial yang tinggi, dapat bersikap
Hipotesis yang menyatakan ada hubungan peduli pada orang lain, menjaga rasa aman,
keharmonisan keluarga dan konsep diri memiliki tanggung jawab, dapat memercayai
dengan interaksi sosial diterima. orang lain dan memiliki sikap yang terbuka.
Model persamaan regresi sebagai berikut: Dengan terciptanya kehidupan beragama
Y = 85,568 + 0,282 X1 + 0,094 X2 dalam keluarga, adanya waktu kebersamaan
Pengolahan data penelitian menunjukan Rᵌ = dengan keluarga, komunikasi yang baik antar
0,103 yang berarti 10,30% proporsi variabel anggota keluarga, adanya saling menghargai
interaksi sosial remaja secara bersama-sama dalam keluarga, hubungan yang erat antar
dipengaruhi oleh variabel keharmonisan anggota keluarga dan kualitas serta kuantitas
keluarga dan variabel konsep diri sisanya konflik yang minim dihargai, rasa aman, mam-
sebesar 89,70% interaksi sosial remaja pu menghadapi masalah sampai dapat menga-
dipengaruhi faktor lain. tasi/memecahkan masalah. Siswa yang memi-
2. Hubungan keharmonisan keluarga dengan liki jiwa besar dapat berinterasi sosial dengan
interaksi sosial remaja semua lingkungan dimana siswa berada, mudah
Korelasi parsial antara keharmonisan ke- beradaptasi dan bersikap dewasa sebagai pelin-
luarga dengan interaksi sosial remaja di- dung dan dapat memb erikan perhatian kepada
peroleh t = 3,541 p = 0.001 (p < 0,005), teman sebaya, Guru dan Orang Tua serta sau-
berarti variabel keharmonisan keluarga dara.
memprediksi interaksi sosial remaja. Kehar- Interaksi sosial remaja dapat distimulasi
monisan keluarga berhubungan potif dengan melalui pengembangan konsep diri positif akan
interaksi sosial remaja, dengan mengenda- memiliki persepsi positif terhadap kemampuan
likan pengaruh variabel konsep diri. Kontri- dan ketidakmampuannya, fisik, sifat-sifat rasa
busi keharmonisan keluarga terhadap inte- percya diri, kemmpuan diri, penampilan diri,
raksi sosial remaja sebesar 4,549%. sikap terhadap diri, keyakinan dan hubungan
3. Hubungan konsep diri dengan interaksi dengan laan jenisberinteraksi dengan orang lain
sosial remaja dimana siswa berada. Siswa yang memiliki
Korelasi parsial antara konsep diri dengan gambaran diri yang positif akan menerima diri
interaksi sosial remaja eiperoleh t = 1,187 p sendiri seperti apa adanya, menerima keku-
= 0.237 (p > 0,005), berarti variabel konsep rangan dan kelebihan diri sendiri, memiliki
diri memprediksi interaksi sosial remaja keyakinan terhadap keputusan prilaku diri sen-
Variabel konsep diri tidak berhubungan diri, merasa memiliki kemampuan untuk mela-
positif dengan interaksi social remaja. Varia- kukan dan meraih apa yang diinginkan, mampu
bel konsep diri mengkontribusikan sum- unjuk diri dengan penampilan yang menggam-

79
Keharmonisan Keluarga, Konsep Diri Dan Interaksi Sosial Remaja

barkan kekuatan diri, dan menjalin hubungan akan diikuti interaksi sosial remaja yang rendah.
dengan orang-orang atau kelompok-kelompok Siswa yang keluarganya yang harmonis serat
dalam masyaraka. konsep diri yang tinggi akan mengembangkan
Menurut Adler & Rodman (Partosuwido, kemampuan berinteraksi sosial. Siswa yamg
2004) menyatakan bahwa konsep diri adalah memiliki keluarga yang tidak harmonis dan
merupakan persepsi seseorang yang mendalam konsep diri yang tidak berkembang dengan baik
yang relative tetap terhadap dirinya yang sama tidak akan mengembangkan kemampuan ber-
atau berbeda dengan orang lain. Perilaku sek- interaksi.
sual pada umumnya merupakan kegagalan sis- Temuan penelitin ini sesuai dengan temuan
tim control diri terhadap impul-impul yang kuat penelitian Onorato dan Turner (2004) menun-
dan dorongan-dorongan instrinsik. Oleh karena jukkan ketidak stabilan dalam konsep diri akan
itu perlu mekanisme yang dapat mengatur menggeser dari individu ke identitas sosial.
mengarahkan prilakunya menuju kebaikan. Penolakan terhadap hipotesis kedua ini bisa
Salah satu mekanisme yang perlu dimiliki terjadi karena berbagai faktor, diantaranya :
remaja yang akan mempengaruhi perilakunya a. Faktor responden kemungkinan kurang
dalam hubungan social dengan individu lain. serius dalam memnjawab pertanyaan-perta-
Konsep diri positif akan b erpengaruh pada nyaan dalam skala pengukuran. Karena ang-
interaksi social positif. Sebaliknya konsep diri ket dibagikan dan diisi pada jam siang men-
rendah atau negatif akan member pengaruh jelang pulang sekolah sesuai ijin dari pihak
yang buruk bagi perilaku individu. sekolah. Atau peneliti hanya diberi waktu
Menurut Roger (2000) bahwa konsep diri dengan menggunakan jam pelajaran BK
yang negatif akan ditunjukan kepada perilaku yang hanya 1 jam pelajaran tiap kelasnya.
yang negative, pengetahuan yang tidak tetap b. Kelemahan alat ukur
tentang diri, penghargaan yang tidak realistic, Walaupun aitem-aitem konsep diri sudah
harga diri yang rendah, takut tidak berhasil. dianalisis, namun ketidaksempurnaan aitem
Kondisi ini menunjukan bahwa remaja memiliki masih mungkin terjadi. Dalam arti masih
kepribadian yang kurang matang dan emosi terdapat peluang (overlaving) dalam tiap
yang labil, sehingga mudah terpengaruh sehi- indikatornya. Menurut Kurt Lewin (2004)
ngga akan menghambat kemampuan interaksi perilaku manusia (behavior -b) dipengaruhi
sosial. Apabila individu memiliki konsep diri oleh faktor internal (organism atau individu -
yang positif, maka remaja mampu berinteraksi o) dan faktor lingkungan yang begitu luas
social dapat dilakukan dengan baik . Konsep (environment -e) dalam sebuah rumus di-
diri siswa yang berkembang dengan baik akan kemukakan B = F (o,e). Interaksi sosial di-
mendorong sisa untuk mengembangkan interak- pengaruhi oleh beberapa variabel, bukan saja
si sosial remaja. Siswa akan berusaha menjalin dengan variable keharmonisan keluarga dan
hubungan baik dengan teman sebaya, Guru dan variable konsep diri sebagai factor internal.
Orang tua. Siswa akan mengembangkan kepri- Akan tetapi, berdasar hasil studi Ma,sum
badiannya dengan berjiwa besar, dan mengem- (2001) interaksi sosial dipengaruhi pola asuh
bangkan kemampuan dalam memecahkan ma- demokratis, lintas budaya, 5 faktor model
salah yang dihadapinya dan mampu menempat- kepribadian, regulasi emosi, rasionalitas, hu-
kan diri dimana sisa berada. bungan sosial yang diharapkan, pemba-
Temuan penelitian menunjukkan interaksi ngunan sosial, pemikiran sosial, kegiatan
sosial, keharmonisan keluarga dan konsep diri wirausaha (dalam studi yang dilakukan oleh
dalam kategori sedang. Tinggi rendahnya inte- para peneliti seperti ; Nezlek (2011), Lopes
raksi sosial remaja dapat diprediksi memlalui (2011), Salovy (2011), Butero (2009), Leo,
tinggi rendahnya keharmonisan keluarga dan Wamsuk (2010), Turiel (2010), Guanneti dan
tinggi rendahnya konsep diri. Keharmonisan Simono (2009), Yap dan Tan (2011), dan
keluarga dan konsep diri yng tinggi akan diikuti lain-lain).
interaksi sosial remaja yang tinggi. Keharmo- Kelemahan penelitian ini adalah hanya
nisan keluarga dan konsep diri yang rendah melibatkan siswa dari satu SMK yang me-

80
Farida Yunistiati; M. As’ad Djalali; Muhammad Farid

masukan bumbungan pengembangan diri da- SARAN


lam kurikulum pembelajaran. Setiap SMK
memiliki karakteristik budaya yang berbeda. Beberapa saran penulis sampaikan kepada bebe-
Faktor kurikulum dan karakteristik budaya rapa pihak sebagaiberikut:
sekolah tidaak terukur dlam penelitian dan 1. Kepada Remaja Siswa SMK disarankan
kemungkian menjadi bias hasil penelitian. untuk mengembangkan jiwa besar dalam
harmonisnya keluarga dan konsep diri yang
KESIMPULAN DAN SARAN positif. Cara mengembangkan diri yang po-
sitif adalah berusaha memperbaiki hubungan
Berdasarkan analisis data yang telah dipapar- baik dengan keluarga dan lebih meningkat-
kan maka dari penelitian ini dapat dsimpulkan kan iman dan taqwa, ketabahan, memahami
bahwa : orang tua, guru, saudara lebih mendalam dan
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara meningkatkan kesadaran bahwa tanpa kelu-
variable keharmonisan keluarga dengan arga, guru, saudara dan teman baik sekolah
variable interaksi sosial remaja. Remaja yang maupun teman di pergaulan; diri siswa tidak
dibesarkan dalam keluarga yang harmonis ada apa-apanya. Serta memperbaiki sikap
lebih memiliki kualitas interaksi sosial yang penerimaan terhadap diri sendiri, mem-
lebih baik dari pada remaja yang dibesarkan bangun keyakinan terhadap keputusan peri-
dalam keluarga yang kurang harmonis. laku terhadap diri sendiri, belajar unjuk diri
Dengan data hipotesis yang menyatakan ada dan penampilan yang menggambarkan keku-
hubungan antara variable keharmonisan atan diri dan sebanyak mungkin menjalin
keluarga dengan variable interaksi sosial hubungan baik dengan orang lain.
remaja diterima. 2. Kepada Guru di sekolah disarankan untuk
2. Tidak terdapat hubungan yang signifikan membantu sisa melalui layanan konseling
antara variabel konsep diri dengan variable manumbuh kembangkan kemampuan berin-
interaksi sosial remaja. Remaja yang memi- teraksi sosial dengan orang lain malalui
liki konsep diri yang positif belum tentu pengembangan diri serta memperhatikan hu-
memiliki kualitas interaksi sosial yang lebih bungan dengan keluarga.
baik dari pada remaja yang memiliki konsep 3. Kepada Sekolah disarankan untuk untuk
diri yang negatif. Dengan data hipotesis yang membuat kebijakan pengembangan diri
menyatakan ada hubungan antara variable dengan mengadakan program-program pela-
konsep diri dengan variable interaksi sosial tihan dan pendidikan non akademik yang
remaja ditolak. didapat membantu siswa dapat memahami
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara keadaan keluarga dan konsep diri dan arti
variabel keharmonisan keluarga dan variable benting kemampuan interaksi sosial. Misal-
konsep diri dengan variabel interaksi sosial nya Outbond, seminar, memasukan unsur-
remaja. Remaja yang memiliki keluarga unsur keharmonisan keluarga, konsep diri
yang harmonis dan konsep diri yang positif dan interaksi sosial dalam kegiatan kepra-
lebih memilki kualitas interaksi sosial yang mukaan, Osis dan lain-lain.
lebih baik dari pada remaja yang dibesarkan 4. Kepada Penelitian lain disarankan untuk
dalam keluarga yang tidak harmonis dan tidak hanya mengambil sampel penelitian
memiliki konsep diri yang negatif. Dengan dari sekolah swsta saja tetapi juga dari SMK
data hipotesis yang menyatakan ada hubu- Negeri. Pengambilan penelitian dari berbagai
ngan antara variabel keharmonisan keluarga sekolah akan memperkuat hasil penelitin dan
dan variabel konsep diri dengan variabel memperluas generalisasi hasil penelitian.
interaksi sosial remaja diterima Penelitin lanjutan diarankan untuk melaku-
kan pengukuran terhadap persepsi siswa
terhadap bimbingan pengembangan diri da-
lam kurikulum pembelajaran. Dan strategi
penelitian yang efektif yaitu pelaksanaan

81
Keharmonisan Keluarga, Konsep Diri Dan Interaksi Sosial Remaja

penyebaran skala ukur hendaknya lebih Brooks, W.D. Emmart. (1976). Interpersonal
mempertimbangkan situasi dan kondisi Comunity. Lowa: Brow Company Publiser
remaja agar hasil dari penelitian optimal dan dari http://www.duniapsikologi.com/konsep
akurat. diri positif/negatif.
5. Kepada Orang tua disarankan untuk lebih Djalali, MA. (2012). Petunjuk Teknis Penyu-
memperhatikan keadaan remaja baik fisik sunan dan Penulisan Tesis. Surabaya: Pro-
maupun mental. Lebih banyak mendengar- gram Pascasarjana Psikologi Untag.
kan dari pada mendoktrin mengikuti kemau-
an orang tua. Lebih sering menyediakan Hadiwongso. (2010). Artikel nilai-nilai kebang-
waktu untuk mendampingi baik dalam kegi- saan dari http://lppkb.wordpress.com/2010/
atan belajar maupun ketika remaja sedang 07/07.
menghadapi masalah. Posisikan diri Orang Gerungan. (1983). Psikologi Sosial. Bandung –
tua saat remaja membutuhkan, bisa jadi guru, Jakarta: PT. Uresco.
bisa jadi sahabat bahkan sebagai teman
curhat, sehingga orang tua tidak kehilangan Giannetti, dkk. (2009). Interaksi Sosial dan
momen-momen terpenting pada perkem- Kegiatan Wirausaha. Jurnal Massachusetts
bangan remaja. Dan mengikuti perkem- Avenue Canbridge.
bangan jaman para remaja, sehingga dapat Hadi, S. (2004). Statistik 1, 2. Jogjakarta:
mengantisipasi segala kemungkinan yang Penerbit Andi.
tidak diinginkan terjadi sedini mungkin.
Hadi, S. (2004). Analisis Regresi. Jogjakarta:
DAFTAR PUSTAKA Penerbit Andi.
Hadi, S. (2000). SPS 2000. Jogjakarta: Gajah-
Ancok. (1997). Teknik Penyusunan Skala Ukur. mada.
Jogjakarta: Pusat Penelitian Pusat Kependu-
dukan Universitas Gajah Mada Pustaka Home. (2012). Artikel Sifat Orang Yang
Pelajar Omset. terbuka dari hhtp://www.g.excess.com/5451/
perbedaan sikap tertutup dan terbuka pada
Azwar, S. (1999). Penyusunan Skala Psikologi, manusia.
Jogjakarta.
hhtp://blogingbersama.blogspdt.com/2011/06/p
Cerulo. (2011). Interaksi Sosial: apakah No- engertian tanggung jawab.htm, diakses 17
Manusia terhitung?. Jurnal Rutgers Univer- April 2012.
city.
John B. Nezle, Astrid Schutz, Michela,
Cozby. (2009). Methods in Behavioral Rese- Schroder-abe, Veronika Smith. (2011).
arch. Jakarta: Pustaka Pelajar. Sebuah Studi Lintas Budaya; Hubungan
Bell, Fisher, Bauon, Greene. Environmental Antara Interaksi social sehari-hari dan Lima
Psychology. Program Pascasarjana Psikologi ffaktor model kepribadian. Jurnal German.
Untag Surabaya. Ma’sum. (2001). Hubungan antara Pola asuh
Benoit, dkk. (2009) Mood (suasana hati) dan Demokratis Orang tua dengan Interaksi
pengujian positif dalam interaksi social. social pada Remaja. Tesis, tidak dipubli-
Belgia. kasikan, Program Pascasarjana Psikologi
Untag Surabaya.
Bodenhausen. (2009). Challeges komplesitas
identity untuk persepsi social dan interaksi Robin, J. (2007). Perilaku Organisasi. Jakarta:
social. Jurnal USA. Salemba Empat.
Bottero. (2009). Relasionalitas dan interaksi Wirawan, S. (1987). Teori-teori Psikologi
social. Jurnal Universitas Manchester. Sosial. Jakarta: Gunungjati.
Burns. (1993). Konsep diri. Jakarta: Penerbit Shin. (2009). Memahami Diperensial Interaksi
Arca. Sosial. Jurnal Korea.

82
Farida Yunistiati; M. As’ad Djalali; Muhammad Farid

Suryabrata, S. (1990). Psikologi Umum. Jogja- Wansuk, dkk. (2010). Budaya dan presentas
karta: CD. Rajawali. diri: Pengaruh Interaksi Sosial dalam hubu-
Turiel. (2010). Domain Ketegasan Interaksi ngan social yang diharapkan.
Sosial, Pemikiran Sosial dan Pembangunan Wiliam and Marry. (2011). Regulasi emosi dan
Sosial, Jurnal U.S.A. kualitas interaksi social: apakah kemampuan
Tan, dkk. (2011). Keluarga mengalami harmo- untuk mengevaluasi situasi emiosional dan
nis dan ketidakharmonisan dalam psiko- efektifitas mengidentifikasi itu penting?
terapy sistemik dan pengaruhnya terhadap Jurnal USA.
kehidupan keluarga. Jurnal USA. Willis. (2008). Remaja dan Masalahnya. Ban-
Utari. (2010). Keharmonisan keluarga dan dung: Alfabeta.
Konsep diri dengan Kenakalan Remaja. Corresponding author Farida Yunistiati can be
Tesis, tidak diterbitkan, Program Pasca- contracted at: 082141880333
sarjana Psikologi Untag Surabaya.

83

You might also like