You are on page 1of 18

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 8, No. 1, Hlm.

11-28, Juni 2016

DISTRIBUSI DAN PERILAKU Pb DAN Zn TERLARUT DAN PARTIKULAT


DI PERAIRAN ESTUARIA JENEBERANG, MAKASSAR

DISTRIBUTION AND BEHAVIOUR OF DISSOLVED AND PARTICULATE Pb AND Zn


IN JENEBERANG ESTUARY, MAKASSAR

Najamuddin1*, Tri Prartono2, Harpasis S. Sanusi2, dan I Wayan Nurjaya2


1
Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas Khairun, Ternate
2
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK-IPB, Bogor
*E-mail:najamuddin313@gmail.com

ABSTRACT
Dissolved and particulate heavy metals play a role in geochemical cycle as an agent in adsorption-
desorption, deposition-resuspension, and dispersion mechanisms of heavy metals in water
environment. The objectives of this research were to determine the distribution and behaviour of
dissolved and particulate heavy metals Pb and Zn in different seasons (west and east seasons) at
Jeneberang Estuary of Makassar. Concentrations of Pb and Zn were analysed using Atomic
Adsorption Spectrophotometry based on APHA, AWWA, WEF (2005). The concentration of dissolved
Pb in the riverine, estuarine, and marine waters were in the range (average) of <0.002 mg/L (below
detectable limit), 0.013-0.144 mg/L (0.047 mg/L), 0.016-0.198 mg/L (0.079 mg/L); and the concen-
tration of dissolved Zn were in the range (average) of <0.002 mg/L (below detectable limit), <0.002-
0.014 mg/L (0.005 mg/L), <0.002-0.083 mg/L (0.017 mg/L). Meanwhile, the concentration of parti-
culate Pb were in the range (average) of 1.807-2.569 mg kg-1 (2.215 mg kg-1), 0.521-1.272 mg kg-1
(0.911 mg kg-1), 0.465-2.182 mg kg-1 (1.033 mg kg-1), and the concentration of particulate Zn were in
the range (average) of 19.151-90.942 mg kg-1 (51.710 mg kg-1), 16.999-63.059 mg kg-1 (31.694 mg
kg-1), 19.439-80.283 mg kg-1 (45.554 mg kg-1) in the riverine, estuarine and marine waters, respecti-
vely. Behaviour of dissolved heavy metals Pb and Zn showed that the concentrations tended to
increase (desorption) along the gradient of high salinity as a result of the higher heavy metals input
from coastal region than that riverine regimes.

Keywords: distribution, behaviour, dissolved, particulate, heavy metal, Jeneberang Estuary

ABSTRAK
Logam berat dalam bentuk terlarut dan partikulat berperan dalam siklus geokimia, sebagai agen dalam
mekanisme adsorpsi-desorpsi, deposisi-resuspensi dan dispersi logam berat di lingkungan perairan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi dan perilaku Pb dan Zn terlarut dan partikulat
pada musim berbeda (musim barat dan timur) di perairan Estuaria Jeneberang, Makassar. Analisis
konsentrasi logam berat Pb dan Zn ditentukan dengan Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
berdasarkan APHA, AWWA, WEF (2005). Kisaran dan rata-rata konsentrasi Pb terlarut pada perairan
tawar (sungai) <0,002 mg/L (di bawah batas deteksi), perairan payau (estuaria) 0,013-0,144 mg/L
(0,047 mg/L), perairan asin (pantai) 0,016-0,198 mg/L (0,079 mg/L), dan Zn terlarut pada perairan
tawar (sungai) <0,002 mg/L, perairan payau (estuaria) <0,002-0,014 mg/L (0,005 mg/L), perairan asin
(pantai) <0,002-0,083 mg/L (0,017 mg/L). Kisaran dan rata-rata konsentrasi Pb partikulat pada
perairan tawar (sungai) 1,807-2,569 mg kg-1 (2,215 mg kg-1), perairan payau (estuaria) 0,521-1,272 mg
kg-1 (0,911 mg kg-1), perairan asin (pantai) 0,465-2,182 mg kg-1 (1,033 mg kg-1), dan Zn partikulat
pada perairan tawar (sungai) 19,151-90,942 mg kg-1 (51,710 mg.kg-1), perairan payau (estuaria)
16,999-63,059 mg kg-1 (31,694 mg kg-1), perairan asin (pantai) 19,439-80,283 mg kg-1 (45,554 mg kg-
1
). Perilaku logam berat terlarut Pb dan Zn menunjukkan kecenderungan peningkatan konsentrasi
(desorpsi) di sepanjang gradien salinitas tinggi karena input logam berat terlarut yang bersumber dari
perairan pantai lebih tinggi dibanding input dari sungai.

Kata kunci: distribusi, perilaku, terlarut, partikulat, logam berat, Estuaria Jeneberang

@Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia dan


Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK-IPB 11
Distribusi dan Perilaku Pb dan Zn . . .

I. PENDAHULUAN tersuspensi yang tinggi di dalam perairan dan


proses pengadukan (turbulensi) yang intensif
Logam berat dalam perairan terdiri terjadi akibat pertemuan dua massa air yang
dari dua bentuk yaitu terlarut dan partikulat. berbeda densitasnya. Percampuran dua massa
Logam berat terlarut akan senantiasa berada air yang berbeda tersebut menyebabkan ter-
dalam kolom air dan tersebar sesuai pola alir- jadinya perubahan karakteristik massa air
an air, sedang logam berat partikulat akan terutama salinitas dan pH yang kemudian
mengalami deposisi (pengendapan) dan seba- memicu terjadi proses adsorpsi-desorpsi da-
gian menyebar dalam kolom air terutama lam perairan estuaria.
partikel yang berukuran sangat halus dan Karakteristik massa air yang berbeda
kemudian mengendap dalam kondisi air yang pada perairan sungai, estuaria, dan pantai
tenang. menyebabkan perbedaa perilaku logam berat
Keberadaan dan efek logam berat da- pada masing-masing zona perairan tersebut.
lam suatu sistem perairan ditentukan oleh Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilaku-
beberapa faktor utama seperti kuantitas lo- kan pembagian wilayah sampling dalam tiga
gam berat dan komposisi fraksi terlarut dan zona perairan tersebut. Pembagian zona per-
partikulat logam berat di dalam perairan airan tersebut membantu mengidentifikasi
(Hamad et al., 2012). Studi dan publikasi sumber polutan dan mengungkap perilaku
terkait polutan logam berat selama ini masih logam berat terlarut dan partikulat berdasar-
lebih banyak difokuskan hanya pada analisis kan gradien salinitas melalui pendekatan the-
kuantitas (konsentrasi) logam terlarut dan oretical dilution line untuk melihat proses
konsentrasinya di dalam sedimen dasar per- adsorpsi-desorpsi yang terjadi di dalam per-
airan tanpa dilengkapi kajian logam berat airan.
bentuk partikulat. Beberapa penelitian dan publikasi
Kajian logam berat terlarut dan par- menunjukkan fakta tersebut, seperti Rastina
tikulat perlu dilakukan karena karakteristik (2012) yang melakukan penelitian di sekitar
keduanya sangat berbeda, dimana karakter perairan Kota Makassar, Hamzah dan Setia-
tersebut menentukan perilakunya di dalam wan (2010) di Teluk Jakarta, Lestari (2011)
perairan melalui interaksi keduanya dengan di perairan pantai Semarang, Arifin (2011)
parameter lingkungan perairan. Salah satu di Teluk Kelabat Pulau Bangka, Ahmad
perilaku yang penting untuk dikaji adalah (2013) di perairan Pulau Bangka, dan Sagala
proses adsorpsi-desorpsi yang berperan me- et al. (2014) di perairan Pulau Natuna.
nentukan fate dan fluks logam berat dalam Aspek lain yang juga penting diana-
sistem lingkungan perairan (Hatje et al., lisis adalah pengaruh perbedaan musim dan
2003; Kontas, 2012; Sanusi, 2006). Meka- kondisi pasang surut dalam mempengaruhi
nisme adsorpsi-desorpsi yang terjadi antara distribusi dan perilaku logam berat terlarut
logam berat terlarut dan partikulat akan dan partikulat serta hubungannya dengan
mempengaruhi distribusi, akumulasi, dan parameter fisika kimia perairan. Distribusi
efek logam berat dalam perairan dan selan- dan perilaku logam berat dalam perairan
jutnya berimplikasi terhadap kualitas ling- estuaria selain di pengaruhi oleh sumber atau
kungan dan kelangsungan hidup biota akua- input logam berat berat, karakteristik estuaria
tik. Mekanisme adsorpsi-desorpsi ini secara dan dinamika perairan, juga dipengaruhi oleh
umum sangat intensif terjadi di perairan perbedaan musim (Chester, 1990, Al-Najjar
estuaria. et al., 2008, Turekian, 2010, Hamad et al.,
Peranan partikulat sangat nyata ter- 2012).
lihat terutama pada perairan estuaria yang di- Rastina (2012) pada penelitiannya di
cirikan sebagai perairan dengan tingkat keke- Estuaria Tallo Makassar menemukan adanya
ruhan yang tinggi karena keberadaan partikel perbedaan distribusi konsentrasi logam berat

12 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt81
Najamuddin et al.

terlarut dan konsentrasi logam berat di dalam gam berat di perairan sekitar Estuaria Jene-
sedimen pada musim barat dan musim timur. berang.
Namun riset tersebut belum mengkaji logam
berat bentuk partikulatnya. Demikian pula II. METODE PENELITIAN
Al-Najjar et al. (2008) di Teluk Aqaba Jor-
dania yang merupakan wilayah subtropies, 2.1. Waktu dan Tempat Penelitian
juga menemukan adanya perbedaan konsen- Pengumpulan data penelitian dilaksa-
trasi logam berat pada empat periode musim, nakan pada bulan Desember 2014 sampai
namun hanya menganalisis logam berat ben- Agustus 2015. Tempat penelitian di perairan
tuk partikulatnya saja. Estuaria Jeneberang, Kota Makassar, Pro-
Estuaria Jeneberang adalah muara vinsi Sulawesi Selatan yang terletak pada
aliran sungai terbesar di Kota Makassar yang posisi geografis antara 5°08’40’’ sampai 5°
terbentang dari Kabupaten Gowa hingga 12’40’’ LS dan 119°21’00’’ sampai 119°
Kota Makassar. Aliran sungai Jeneberang 24’10’’ BT. Pengukuran parameter dan pe-
membentang di wilayah urban dan sangat ngambilan sampel air dilakukan pada 17 titik
dekat dengan aktivitas pelabuhan Internasio- sampling yang dibagi dalam tiga zona per-
nal Soekarno-Hatta dan kawasan bisnis kota airan yaitu perairan tawar atau sungai (R1-
Makassar menyebabkan esturia Jeneberang R3), payau atau estuaria (E1-E7), dan pantai-
berpotensi mendapat masukan limbah yang laut (CS1-CS7) seperti disajikan pada Gam-
dapat menimbulkan permasalahan lingku- bar 1.
ngan. Kawasan di sekitar Estuaria Jenebe-
rang merupakan kawasan strategis yang di- 2.2. Pengambilan Sampel
peruntukkan sebagai kawasan bisnis global Sampel air diambil pada lapisan per-
terpadu sehingga perairan sekitar kawasan mukaan dengan pertimbangan tipe estuaria
estuaria akan terancam mengalami menurun- dilokasi penelitian adalah tipe tercampur
kan kualitas lingkungan yang kemudian ber- sempurna (massa air tidak terstratifikasi seca-
dampak terhadap penurunan sumber daya ha- ra vertikal) dan kedalaman maksimal perair-
yati (Rencana Tata Ruang Kota Makassar an sungai dan estuaria hanya 3 meter. Sampel
2010-2030). air diambil dengan alat Van Dorn Water
Pada penelitian ini, logam berat yang Sampler yang terbuat dari bahan PVC
dianalisis adalah Pb dan Zn dengan beberapa dengan kapasitas 2 liter. Sampel air diambil
pertimbangan bahwa logam berat Pb dan Zn pada dua periode waktu yang berbeda yaitu;
memiliki karakter yang berbeda sehingga 1) saat air pasang dan surut dan 2) musim ba-
dapat mewakili karakter beberapa logam rat (puncak musim barat yaitu bulan januari)
berat lainnya. Karakter tersebut seperti Pb dan timur (puncak musim timur yaitu bulan
bersifat non-esensial sedang Zn bersifat esen- Agustus). Total sampling sebanyak empat
sial, Pb memiliki kelarutan yang tinggi se- kali yaitu dua kali di musim barat dan dua
dang Zn kelarutannya rendah, secara alami kali di musim timur. Sampel air yang diper-
konsentrasi Pb di dalam kerak bumi kecil oleh kemudian dimasukkan ke dalam botol
sedang Zn cukup besar, dan adanya potensi sampel dengan volume 1 liter dan selanjut-
sumber pencemar logam berat Pb dan Zn di nya disimpan dalam ice box. Botol sampel
sekitar perairan Estuaria Jeneberang. sebelumnya telah dibersihkan dengan cara
Tujuan penelitian ini adalah untuk direndam dengan HCl 2 N selama 24 jam dan
mengetahui distribusi dan perilaku logam be- setelah itu dibilas dengan air suling sebanyak
rat Pb dan Zn terlarut dan partikulat berda- tiga kali. Sampel partikel diperoleh dengan
sarkan perbedaan musim (musim barat dan menyaring air sebanyak 50 liter dengan
musim timur) dan pengaruh pasang surut kertas saring miliopore 0.45 μm yang
serta menentukan tingkat pencemaran lo- dilengkapi vacum pump.

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 8, No. 1, Juni 2016 13
Distribusi dan Perilaku Pb dan Zn . . .

Konsentrasi logam berat ditentukan kan fase padat (solid phase). Analisis logam
dengan Spektrofotometer Serapan Atom berat dilakukan di Balai Besar Laboratorium
(AAS) berdasarkan APHA, AWWA, WEF Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan (ter-
(2005). Konsentrasi logam berat terlarut di- akreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional
tentukan dengan menyaring sampel air meng- dengan nomor LP-400-IDN).
gunakan kertas miliopore ukuran pori 0,45 Penentuan total partikel tersuspensi
μm. Sampel air hasil saringan diekstraksi (TSS) menggunakan metode gravimetri
dengan larutan APDC (ammonium pirolidin dengan tahapan homogenisasi sampel, pe-
dithio carbamat) dan MIBK (metil isobutil nyaringan, pencucian, pengeringan dan pe-
keton). Adapun partikel tersaring diekstraksi nimbangan. Karbon organik terlarut Diana-
dengan asam florida (HF) untuk menentukan lisis menggunakan titrasi KMNO4. Titrasi di-
konsentrasi logam berat bentuk partikulat dan lakukan dengan melihat perubahan warna
selanjutnya diukur dengan AAS varian Shi- (merah jambu) dan mencatat volume titran
mudzu-6300 dengan limit deteksi terkecil yang dipakai. Beberapa parameter lingkung-
sebesar 0,002. Satuan untuk konsentrasi lo- an yang diukur secara in situ adalah salinitas
gam berat bentuk terlarut adalah mg/L karena dengan hand-refraktometer, suhu dengan
merupakan fase cair (liquid phase) sedang termometer, pH dengan pH Meter, oksigen
partikulat satuannya mg kg-1 karena merupa- terlarut dengan DO Meter.

Gambar 1. Peta lokasi penelitian dan sebaran titik sampling di perairan Estuaria
Jeneberang, Sulawesi Selatan.

14 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt81
Najamuddin et al.

2.3. Analisis Data cenderung membentuk garis mendatar dari


Distribusi logam berat Pb dan Zn sungai ke laut seperti disajikan pada Gambar
dianalisis secara deskriptif, perilaku logam 2. Berdasarkan pola distribusinya maka lo-
berat dianalisis menggunakan pendekatan gam berat Pb dan Zn terlarut menunjukkan
theoritical dilution line untuk mengungkap sumber logam berat terlarut dominan berasal
proses adsorpsi-desorpsi logam berat dalam dari perairan pantai/laut (coastal based
estuaria, hubungan antara distribusi logam sources), sedang sumber logam berat Pb dan
berat dengan parameter fisika kimia perairan Zn partikulat berasal dari sungai dan laut
dianalisis dengan regresi dan korelasi, penga- (river and coastal based sources).
ruh perbedaan musim dan kondisi pasang su- Distribusi kisaran dan rata-rata kon-
rut terhadap distribusi logam berat dianalisis sentrasi logam berat Pb terlarut pada musim
dengan uji T sampel berpasangan menggu- barat (musim hujan) masing-masing saat
nakan perbandingan rata-rata (compare pasang dan surut berdasarkan zona perairan
means). adalah di perairan sungai <0,002 mg/L (tidak
Tingkat pencemaran logam berat dia- dipengaruhi pasang surut), estuaria 0,018-
nalisis menggunakan indeks beban pence- 0,037 mg/L (0,025 mg/L) dan 0,015-0,025
maran (pollution load index) berdasarkan mg/L (0,019 mg/L), pantai 0,015-0,075 mg/L
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 115 (0,035 mg/L) dan 0,016-0,056 mg/L (0,029
tahun 2003 tentang status mutu air dan indeks mg/L) sedang pada musim timur (musim
pencemaran air dengan persamaan; kemarau) adalah di perairan sungai <0,002
mg/L (tidak dipengaruhi pasang surut),
PLI   (C1 L1 , C2 L2 , ... Cn / Ln ) estuaria 0,039-0,166 mg/L (0,081 mg/L) dan
0,024-0,122 mg/L (0,064 mg/L), pantai
dimana Cn adalah konsentrasi logam berat 0,063-0,221 mg/L (0,151 mg/L) dan 0,058-
terlarut hasil pengukuran dan Ln adalah 0,175 mg/L (0,102 mg/L). Konsentrasi
konsentrasi alami. Total indeks pencemaran <0,002 mg/L menunjukkan nilai konsentrasi
menggunakan persamaan Numerow (1991); di bawah batas deteksi alat.
Kisaran dan rata-rata konsentrasi logam berat
C n Ln M  C n Ln R
2 2 Zn terlarut pada musim barat (musim hujan)
TPLI  masing-masing saat pasang dan surut ber-
2
dasarkan zona perairan adalah di perairan
dimana Cn Ln M adalah indeks beban pen- sungai <0,002 mg/L (tidak dipengaruhi
cemaran maksimum dan Cn Ln R adalah in- pasang surut), estuaria <0,002-0,019 mg/L
deks beban pencemaran rata-rata. Kategori (0,005 mg/L) dan <0,002-0,005 mg/L (0,002
tingkat pencemaran dibagi dalam empat ke- mg/L), pantai 0,004-0,020 mg/L (0,011
las yaitu PLI<1 tidak tercemar, 1<PLI<5 ter- mg/L) dan <0,002-0,015 mg/L (0,006 mg/L),
cemar ringan, 5<PLI<10 tercemar sedang, sedang pada musim timur (musim kemarau)
PLI>10 tercemar berat. adalah di perairan sungai <0,002 mg/L (tidak
dipengaruhi pasang surut), estuaria <0,002-
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 0,015 mg/L (0,008 mg/L) dan <0,002-0,013
mg/L (0,005 mg/L), pantai <0,002-0,092
3.1. Distribusi Pb dan Zn mg/L (0,030 mg/L) dan <0,002-0,074 mg/L
Distribusi logam berat Pb dan Zn (0,021 mg/L).
terlarut dan partikulat menunjukkan pola Sebaran logam berat Pb dan Zn ter-
yang berbeda. Pola distribusi logam berat Pb larut berdasarkan titik sampling dan zona
dan Zn terlarut dari sungai ke laut cenderung perairan menunjukkan konsentrasi logam
meningkat, sebaliknya Pb partikulat cen- berat Pb terlarut tertinggi pada titik CS4 yang
derung menurun dan Zn partikulat polanya merupakan zona perairan pantai dan terendah

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 8, No. 1, Juni 2016 15
Distribusi dan Perilaku Pb dan Zn . . .

Gambar 2. Sebaran konsentrasi Pb dan Zn terlarut (mg/L) dan partikulat (mg kg-1) pada
musim barat-timur dan kondisi pasang-surut.

16 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt81
Najamuddin et al.

pada titik E1 zona perairan tawar (sungai). berat sehingga terjadi penambahan (addition)
Pola distribusi logam berat Zn terlarut juga logam berat terlarut dalam kolom air. Hal ini
serupa dengan pola distribusi logam berat Pb sesuai dengan Tengeberg et al. (2003) dan
terlarut, dimana konsentrasi Zn terlarut yang Lenzi (2008) bahwa resuspensi sedimen da-
tertinggi dan terendah ditemukan pada titik sar dapat menyebabkan peningkatan logam
atau zona yang sama dengan konsentrasi Pb berat terlarut akibat desorpsi.
terlarut. Perbedaan besaran nilai konsentrasi
Konsentrasi logam berat Pb dan Zn logam berat Pb dan Zn terlarut menunjukkan
terlarut yang lebih tinggi pada titik CS4 bahwa sifat atau karakteristik kedua logam
(zona perairan pantai) diduga berasal dari tersebut berbeda. Konsentrasi logam berat Pb
berbagai aktivitas di sekitar perairan pantai terlarut yang cukup tinggi dalam kolom air
seperti kegiatan di pelabuhan Internasional menggambarkan sifat logam berat Pb sebagai
Soekarno Hatta dan aktivitas domestik per- logam dengan kelarutan yang cukup tinggi
airan pantai Losari Kota Makassar seperti ru- sedang konsentrasi logam berat Zn terlarut
mah sakit, rumah makan, hotel, tempat hibur- yang sangat kecil menjelaskan bahwa sifat
an, dan pemukiman. Sumber potensinya ber- logam berat Zn merupakan logam berat de-
asal dari buangan knalpot mobil dan kapal/ ngan tingkat kelarutan yang rendah. Hal ini
perahu nelayan, debu yang berasal dari jalan- pula dibuktikan dengan tingginya konsentrasi
an dan pemukiman, buangan limbah rumah logam berat Zn dalam bentuk partikulat dan
sakit dan hotel, buangan hasil pencucian dari dalam sedimen dibanding konsentrasi logam
rumah makan, rumah tangga dan hotel serta berat Pb. Pernyataan ini senada dengan
buangan dari lokasi rekreasi pantai. Hal ini Effendi (2003) bahwa kelarutan unsur seng
sesuai dengan hasil penelitian Werolangi et dan oksida seng dalam air relative rendah.
al. (2013) yang juga menemukan konsentrasi Distribusi kisaran (rata-rata) konsen-
Pb terlarut yang tinggi di sekitar perairan trasi logam berat Pb partikulat pada musim
pantai Losari yang dijustifikasi berasal dari barat (musim hujan) dan saat pasang dan
sumber antropogenik. surut berdasarkan zona perairan adalah di
Distribusi konsentrasi logam berat Pb perairan sungai 2,513-2,569 mg kg-1 (2,534
dan Zn terlarut pada kondisi pasang dan su- mg kg-1) (tidak dipengaruhi pasang surut),
rut menunjukkan bahwa konsentrasi logam estuaria 0,639-1,283 mg kg-1 (0,996 mg kg-1)
berat antara kondisi pasang dan surut ber- dan 0,560-0,971 mg kg-1 (0,805 mg kg-1),
beda, sebaliknya untuk logam berat parti- pantai 0,945-1,288 mg kg-1 (1,136 mg kg-1)
kulat tidak ada perbedaan distribusi konsen- dan 1,022-1,395 mg kg-1 (1,143 mg kg-1),
trasi pada kondisi pasang dan surut, yang di- sedang pada musim timur (musim kemarau)
peroleh dari hasil uji t menggunakan Perban- adalah di perairan sungai 1,807-2,046 mg kg-
1
dingan Rata-rata (Compare Means). Konsen- (1,896) (tidak dipengaruhi pasang surut),
trasi logam berat Pb dan Zn terlarut saat air estuaria 0,521-1,273 mg kg-1 (0,921 mg kg-1)
laut pasang cenderung lebih tinggi dibanding dan 0,520-1,270 mg kg-1 (0,921 mg kg-1),
pada saat air laut surut. Hal ini disebabkan pantai 0,470-0,965 mg kg-1 (0,640 mg kg-1)
karena sumber logam berat terlarut berasal dan 0,459-0,966 mg kg-1 (0,642 mg kg-1).
dari perairan pantai bagian utara yang terba- Kisaran dan rata-rata konsentrasi lo-
wa oleh arus pasang ke wilayah pantai Jene- gam berat Zn partikulat pada musim barat
berang dan masuk ke dalam estuaria. Kece- (musim hujan) masing-masing saat pasang
patan aliran massa air saat pasang di wilayah dan surut berdasarkan zona perairan adalah
pantai juga lebih tinggi menyebabkan terjadi- di perairan sungai 60,946-90,942 mg kg-1
nya pengadukan massa air (turbulensi) se- (80,021 mg kg-1) (tidak dipengaruhi pasang
hingga terjadi resuspensi sedimen dasar ke surut), estuaria 34,235-70,308 mg kg-1 (46,
kolom air yang diikuti proses desorpsi logam 235 mg kg-1) dan 28,536-55,810 mg kg-1

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 8, No. 1, Juni 2016 17
Distribusi dan Perilaku Pb dan Zn . . .

(39,181 mg kg-1), pantai 58,613-75,634 mg pelapukan batuan atau erosi tanah dan lim-
kg-1 (68,112 mg kg-1) dan 57,684-75,732 mg pasan permukaan dari berbagai aktivitas di
kg-1 (68,263 mg kg-1), sedang pada musim daratan di sepanjang jalur yang dilalui aliran
timur (musim kemarau) adalah di perairan Sungai Jeneberang seperti aktivitas pertanian,
sungai 19,151-26,876 mg kg-1 (23,399 mg. pemukiman, dan transportasi darat kemudian
kg-1) (tidak dipengaruhi pasang surut), estua- masuk ke dalam perairan melalui aliran
ria 17,005-26,643 mg kg-1 (20,684 mg kg-1) sungai. Sumber logam berat partikulat yang
dan 16,992-26,636 mg kg-1 (20,676 mg kg-1), berasal dari pantai diduga berasal dari debu
pantai 19,467-22,877 mg kg-1 (21,419 mg dari aktivitas bongkar muat barang di
kg-1) dan 19,410-22,775 mg kg-1 (21,424 mg pelabuhan dan aktivitas domestik di sekitar
kg-1). pantai Losari.
Konsentrasi logam berat partikulat Pb Padatnya aktivitas transportasi baik
dan Zn dalam kolom air ditemukan tertinggi laut maupun darat di sekitar kawasan pela-
pada zona perairan tawar (sungai) kemudian buhan dan kawasan urban Pantai Losari
perairan pantai dan konsentrasi terendah menjadi sumber polutan Pb terutama dari
terdapat pada zona perairan payau (estuaria). buangan asap karena TEL (tetra ethyl lead)
Sebaran konsentrasi logam berat Pb dan Zn digunakan sebagai peningkat nilai oktan ba-
partikulat cenderung lebih rendah pada saat han bakar sehingga buangan dari asap pem-
surut di zona perairan estuaria (daerah turbu- bakaran mesin meningkatkan Pb dalam ling-
lensi massa air) karena mekanisme desorpsi kungan. Hal ini didukung oleh pernyataan
(lepasnya ikatan logam berat pada permuka- Syakti et al. (2012) bahwa konsentrasi Pb
an partikel). Adapun di wilayah perairan terlarut dalam lingkungan akuatik yang men-
tawar (sungai) konsentrasi logam berat ter- dapat input dari aktivitas manusia terutama
larut dan partikulat Pb dan Zn tidak berubah berasal dari asap kendaraan bermotor yang
karena tidak dipengaruhi oleh pergerakan air mengandung TEL (tetra ethyl lead) yang di-
pasang dan surut air laut. gunakan sebagai peningkat nilai oktan bahan
Konsentrasi logam berat bentuk parti- bakar sehingga konsentrasinya meningkat.
kulat dalam kolom air sangat erat kaitannya Hasil uji T menggunakan perbandi-
dengan konsentrasi partikel tersuspensi. Par- ngan rata-rata diketahui bahwa perbedaan
tikel tersuspensi dengan konsentrasi yang musim barat dan timur (musim hujan dan
tinggi dalam kolom air menyebabkan sema- kemarau) mempengaruhi distribusi konsen-
kin banyak partikel tersuspensi mengadsorpsi trasi logam berat Pb dan Zn terlarut dan
logam berat terlarut sehingga terjadi penu- partikulat. Hasil penelitian ini sama dengan
runan konsentrasi logam berat terlarut dan beberapa hasil penelitian lainnya yang juga
peningkatan logam berat partikulat dalam membuktikan bahwa perbedaan musim
kolom air. Pernyataan ini diperkuat oleh mempengaruhi distribusi konsentrasi logam
pernyataan (Hatje et al., 2003, Kontas, 2012, berat di dalam suatu sistem perairan secara
Sanusi, 2006) bahwa di dalam kolom air, par- umum.
tikel tersuspensi memiliki kemampuan me- Penurunan konsentrasi logam berat ter-
ngadsorpsi material terlarut pada lapisan per- larut pada musim hujan disebabkan adanya
mukaannya (surface hydrophobic adsorp- peningkatan massa air yang masuk ke dalam
tion) melalui proses fisika kimia. Proses ad- badan air, baik yang berasal dari aliran
sorpsi akan mengurangi kadar senyawa ki- sungai, limpasan permukaan, maupun hasil
mia terlarut dalam kolom air dan meningkat- presipitasi dari atmosfir sehingga terjadi pe-
kan kadar logam partikulat dan pada ngenceran dalam badan air. Peningkatan
sedimen. konsentrasi logam berat partikulat pada mu-
Sumber potensial logam berat parti- sim hujan dalam perairan berasal dari pe-
kulat dari lahan atas (upstream) berasal hasil ningkatkan konsentrasi partikel tersuspensi

18 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt81
Najamuddin et al.

yang mengikat logam berat akibat tingginya dasar perairan. Dengan demikian, konsentrasi
intensitas erosi dan pengikisan di darat. Hal Pb dan Zn yang cukup tinggi dalam bentuk
ini sesuai dengan pernyataan yang dikemuka- partikulat dan rendah dalam bentuk terlarut
kan oleh Al-Najjar et al. (2008) bahwa faktor mengakibatkan mobilitas logam berat Pb dan
musim juga mempengaruhi distribusi kon- Zn cukup kecil sehingga menurunkan dam-
sentrasi logam berat. pak resiko lingkungan yang bisa timbul.
Satu hal yang menarik dan berbeda di Distribusi temporal dan spasial polutan
lokasi penelitian ini adalah keberadaan ben- logam berat terlarut sangat ditentukan oleh
dungan karet yang menjadi batas antara per- dua proses yaitu 1) hidrodinamika lokal ber-
airan tawar (sungai) dan perairan payau (es- peran dalam dispersi polutan, dan 2) interaksi
tuaria). Bendungan ini digunakan oleh pe- antara partikel dan air yang ditentukan oleh
rusahaan daerah air minum setempat sebagai partisi logam antara fase partikel dan terlarut
sumber bahan baku air. Keberadaan ben- karena mekanisme transpor antara partikel
dungan tersebut mengakibatkan jumlah ma- dan zat terlarut berbeda (Turekian, 2010).
sukan air tawar dan partikel yang masuk ke Oleh karena itu, konsentrasi partikel tarsus-
dalam estuaria menjadi terbatas karena hanya pensi dan karakteristiknya sangat berperan
mengalir dibagian atas atau permukaan ben- mengontrol fraksi logam partikel. Logam
dungan sehingga mempengaruhi pola per- seng (Zn) yang memiliki koefisien partisi
campuran massa air di dalam estuaria dan (KD) yang besar cenderung membentuk ikat-
transpor polutan logam berat dari sungai ke an kompleks dengan grup karboksil dan hid-
dalam estuaria. roksil yang biasanya dominan pada permu-
Keberadaan bendungan menyebabkan kaan partikel alami sehingga konsentrasi ben-
pula gerakan massa air di batas atas bendu- tuk partikulatnya selalu cukup besar. Logam
ngan menjadi cukup kecil sehingga deposisi timbal (Pb) mempunyai KD yang tidak terlalu
partikel menjadi tinggi dan kemudian berpe- besar memiliki kemampuan membentuk se-
ngaruh terhadap transpor atau fluks polutan nyawa kompleks dengan ion klorida di dalam
logam berat partikulat ke dalam estuaria air.
menjadi berkurang karena sebagian telah Perbandingan konsentrasi logam berat
terdeposisi bersama partikel. Indikasi ini ter- Pb dan Zn terlarut dengan hasil penelitian
lihat pada data yang diperoleh dimana kon- Rastina (2012) di Estuaria Tallo dan Samawi
sentrasi logam berat Pb dan Zn partikulat cu- (2007) di perairan pantai Kota Makassar
kup tinggi dalam partikel (Gambar 2). Peru- menunjukkan konsentrasi yang diperoleh
bahan sebaran logam berat terlihat adanya dilokasi penelitian ini lebih kecil. Konsen-
penurunan yang cukup signifikan konsentrasi trasi Pb dan Zn terlarut lebih tinggi di Estua-
logam berat partikulat dan dalam sedimen ria Tallo karena sangat dekat dengan wilayah
setelah bendungan sedang bentuk terlarut industri sedang Estuaria Jeneberang merupa-
terdapat peningkatan. Hal ini sesuai dengan kan wilayah urban. Bila dibandingkan de-
Chester (1990) yang menyatakan bahwa peri- ngan hasil penelitian lain di beberapa per-
laku logam berat dalam perairan sangat dipe- airan di Indonesia yang terpublikasi maka
ngaruhi oleh interaksi antara fase terlarut dan cenderung terlihat memiliki nilai konsentrasi
partikulat (padatan) serta input polutan. yang tidak jauh berbeda seperti disajikan
Bendungan di lokasi penelitian mem- pada Tabel 1.
berikan pengaruh terhadap transpor dan dis- Distribusi konsentrasi logam berat Pb
tribusi polutan logam berat dalam perairan dan Zn di lokasi penelitian diuji dengan uji
khususnya logam berat partikulat dengan me- normalitas menggunakan Kolmogorov-Smir-
nurunnya laju transpor polutan dari sungai ke nov dan hasilnya menunjukkan bahwa data
estuaria akibat terdeposit bersama partikel ke terdistribusi secara normal. Artinya bahwa

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 8, No. 1, Juni 2016 19
Distribusi dan Perilaku Pb dan Zn . . .

Tabel 1. Perbandingan konsentrasi Pb dan Zn terlarut (mg/L) dan partikulat (mg kg-1) di
beberapa lokasi perairan di Indonesia.

Terlarut Partikulat
Nama Peneliti Lokasi Penelitian
Pb Zn Pb Zn
Penelitian ini Estuaria Jeneberang <0,002-0,221 <0,002-0,092 0,465-2,569 16,998-
Samawi, 2007 Pantai Kota Makassar 0,158-0,167 - - 90,942
Rastina, 2012 Estuaria Tallo, <0,002-0,492 0,009-0,087 - -
Makassar -
Sagala et al., 2014 Perairan Pulau <0,005 - -
Arifin, 2011 Natuna 0,001-0,0026 0,001-0,004 - -
Teluk Kelabat, Pulau -
Sanusi et al., 2005 Bangka 0,0024-0,0121 - 0,0002-0,007
Mokoagouw, 2000 Teluk Jakarta <0,0001- <0,0001-0,0240 - -
Pantai Bitung 0,0025 -

stasiun terpilih telah mewakili populasi Es- trasinya berada di atas garis TDL (Chester,
tuaria Jeneberang dan data empirik yang 1990).
didapatkan dari lapangan tersebut sesuai Perilaku logam berat terlarut secara
dengan distribusi teoritiknya sehingga hasil umum pada perairan estuaria memperlihat-
penelitian bisa digeneralisasikan terhadap ke- kan kecenderungan dimana grafik theoritical
seluruhan perairan sekitar Estuaria Jenebe- dilution line menurun di sepanjang gradien
rang. Analisis distribusi normal menunjuk- peningkatan salinitas. Kondisi tersebut meng-
kan nilai absolut (D) sebesar 0,218 dan 0,129 gambarkan bahwa konsentrasi logam berat
masing-masing untuk logam berat Pb dan Zn terlarut dalam perairan estuaria terutama ber-
atau nilai Kolmogorov-Smirnov (Z) sebesar sumber dari sungai, sebagaimana yang dike-
0,899 dan 0,530 masing-masing untuk logam mukakan oleh Burton & Liss (1976), Libes
berat Pb dan Zn lebih kecil dari nilai t table (2009), dan Chester (1990). Namun, hasil pe-
pada selang kepercayaan 95 %. nelitian ini menunjukkan bahwa perilaku lo-
gam berat Pb dan Zn terlarut berbeda dari pe-
3.2. Perilaku Pb dan Zn Terlarut dan rilaku umum logam berat tersebut. Pola hu-
Partikulat bungan konsentrasi logam berat Pb dan Zn
Perilaku logam berat dalam lingku- terlarut di lokasi penelitian pada musim barat
ngan perairan selain dipengaruhi oleh karak- dan musim timur dalam kondisi air pasang
teristik logamnya juga dipengaruhi oleh para- dan surut menunjukkan kecenderungan kon-
meter fisika kimia lingkungan perairan. Lo- sentrasi logam berat terlarut meningkat sei-
gam berat dalam perairan bersifat non-kon- ring peningkatan nilai salinitas seperti terlihat
servatif atau reaktif (mengalami perubahan pada Gambar 3.
konsentrasi) karena adanya proses removal Perilaku logam berat terlarut yang
(adsorpsi) atau addition (desorpsi), deposisi- berbeda di lokasi penelitian dengan perilaku
resuspensi, dan dispersi namun tidak menga- umum logam berat terlarut di wilayah es-
lami proses degradasi oleh aktivitas mikro- tuaria disebabkan karena kecilnya input po-
biologi dan fotolisis. Perilaku logam berat lutan logam berat terlarut yang masuk ke
terlarut dan partikulat dalam perairan dapat dalam perairan estuaria yang berasal dari
diamati melalui hubungan antara konsentrasi sungai sedang masukan logam berat terlarut
logam berat dengan salinitas. Logam berat ke dalam perairan estuaria yang bersumber
yang mengalami adsorpsi ditandai dengan dari perairan pantai cukup tinggi. Perbedaan
konsentrasinya yang berada di bawah nilai perilaku logam berat terlarut di lokasi pene-
theoretical dilution line (TDL) dan keba- litian juga disebabkan karena proses adsorpsi
likannya mengalami desorpsi jika konsen- (removal) logam berat terlarut oleh partikel

20 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt81
Najamuddin et al.

Gambar 3. Hubungan konsentrasi logam berat Pb dan Zn terlarut dengan salinitas di


Estruaria Jeneberang.

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 8, No. 1, Juni 2016 21
Distribusi dan Perilaku Pb dan Zn . . .

lebih kecil dibanding dengan desorpsi (addi- Perilaku logam berat Pb dan Zn
tion) ke dalam badan air di zona perairan bentuk partikulat berbeda dengan bentuk
payau (estuaria) dan perairan asin (pantai). terlarutnya. Logam berat Pb partikulat cende-
Penambahan (addition) logam berat terlarut rung menunjukkan grafik theoritical dilution
yang cukup tinggi dari perairan laut/pantai line menurun di sepanjang gradien pening-
dibanding yang berasal dari sungai menye- katan salinitas. Artinya bahwa terjadi penu-
babkan perilaku umum logam berat terlarut runan konsentrasi logam berat partikulat sei-
di lokasi penelitian berbeda dengan perairan ring peningkatan nilai salinitas baik pada mu-
estuaria lainnya. sim barat-timur maupun kondisi pasang-surut
Pada Gambar 3 terlihat bahwa de- seperti terlihat pada Gambar 4.
sorpsi (addition) logam berat terlarut terjadi Kondisi ini menunjukkan bahwa pro-
di sepanjang salinitas yang lebih besar dari ses desorpsi lebih besar dibanding proses ad-
0,5 yaitu pada perairan estuaria dan pantai sorpsi dalam lingkungan estuaria dan laut.
dan desorpsi semakin tinggi dengan mening- Proses desorpsi menyebabkan menurunnya
katnya salinitas. Adapun proses adsorpsi (re- konsentrasi logam berat partikulat karena le-
moval) terjadi pada salinitas yang lebih tinggi pasnya logam berat partikulat dari permuka-
yaitu pada salinitas lebih besar dari 10. Pada an partikel menjadi logam berat terlarut ke
musim barat dalam kondisi pasang terlihat dalam air.
bahwa logam berat Pb terlarut mengalami Logam berat partikulat Zn menunjuk-
proses adsorpsi pada salinitas 12-21 sedang kan grafik theoritical dilution line yang lurus
pada kondisi surut adsorpsi terlihat pada mengindikasikan bahwa input logam berat ke
salinitas 14-21yang ditunjukkan dengan nilai dalam estuaria berasal dari sungai dan per-
konsentrasi terlarut Pb berada di bawah nilai airan pantai serta mekanisme adsorpsi dan
TDL (theoritical dilution line). Pada musim desorpsi berlangsung dalam kondisi seim-
timur dalam kondisi pasang terlihat bahwa bang. Artinya bahwa jumlah logam berat par-
proses adsorpsi logam berat terlarut oleh tikulat yang lepas dari permukaan partikel se-
partikel terjadi pada salinitas 10-30 sedang imbang dengan jumlah logam berat terlarut
pada kondisi surut adsorpsi terlihat terjadi yang terserap oleh partikel.
pada salinitas18-30. Namun perlu dipahami bahwa peri-
Logam berat Zn terlarut mengalami laku logam berat terlarut dan partikulat da-
adsorpsi pada salinitas yang lebih rendah lam perairan tidak hanya dipengaruhi oleh
dibanding pada logam berat terlarut Pb. Pada proses adsorpsi-desorpsi tetapi juga ditentu-
musim barat, adsorpsi terlihat terjadi pada kan oleh besarnya input logam berat terlarut
salinitas 0,5-21 baik pada kondisi pasang dan partikulat yang masuk ke dalam perairan
maupun surut. Sedang pada musim timur, ad- yang dapat bersumber dari daratan maupun
sorpsi terlihat terjadi pada salinitas 5-30 pada dari laut.
kondisi pasang dan pada salinitas 9-30 untuk Beberapa penelitian menunjukkan
kondisi surut. adanya perilaku logam berat terlarut yang
Fenomena tersebut menunjukkan bah- berbeda di perairan estuaria seperti; Duinker
wa terdapat perbedaan karakteristik antara lo- dan Notling (1978), di Estuaria Rhine yang
gam berat Pb dan Zn. Karakteristik logam telah tercemar logam berat dimana Cu, Zn
berat Zn memiliki tingkat kelarutan yang le- dan Cd mengalami proses removal (terad-
bih kecil dibanding logam berat Pb sehingga sorpsi). Boyle et al. (1982), di Estuari Ama-
Zn dapat mengalami proses adsorpsi pada zon dengan karakter estuaria yang mengan-
salinitas yang lebih rendah. Hal ini sesuai dung bahan organic rendah namun partikel
dengan Effendi (2003) bahwa kelarutan un- tersuspensi tinggi menunjukkan Cu bersifat
sur seng dan oksida seng dalam air relatif konservatif sementara Cd bersifat non-
lebih rendah dibanding kelarutan timbal. konservatif dimana Cd mengalami desorpsi

22 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt81
Najamuddin et al.

Gambar 4. Hubungan konsentrasi logam berat Pb dan Zn partikulat dengan salinitas di


Estruaria Jeneberang.

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 8, No. 1, Juni 2016 23
Distribusi dan Perilaku Pb dan Zn . . .

pada salinitas rendah. Hal yang sama terlihat dalam estuaria. Kondisi ini menyebabkan
pada penelitian Edmond et al. (1985), di Es- pola percampuran massa air tawar dan asin
tuari Changjiang dimana Cu bersifat konser- dalam estuaria bercampur secara sempurna
vatif dan Cd mengalami desorpsi pada saline- sehingga Estuaria Jeneberang memiliki tipe
tas rendah. tercampur sempurna (well mixed estuary).
Windom et al. (1983) di Savannah Pendapat ini diperkuat oleh Chester (1990)
dan Ogeechee (USA) yang menunjukkan bahwa perilaku logam berat dalam perairan
bahwa Cu bersifat non-konservatif dimana estuaria ditentukan pula oleh karakteristik
proses addition (desorpsi) pada salinitas yang atau tipe estuaria. Hasil penelitiannya me-
lebih kecil dari 5 dan lebih besar dari 20 serta nunjukkan bahwa proses removal (adsorpsi)
bersifat removal (adsorpsi) pada salinitas logam terlarut Pb dan Zn tidak berlangsung
intermediet (5–20). Peningkatan konsentrasi secara efektif di Estuari Gota, Swedia, dima-
Cu pada salinitas <5 terjadi karena adanya na tipe estuarinya baji garam (salt wedge)
pelepasan (desorpsi) dari partikel tersuspensi dan relatif tidak tercemar.
yang dibawa oleh air sungai dan peningkatan
pula terjadi pada salinitas >20 karena hasil 3.3. Hubungan Distribusi Pb dan Zn Ter-
resuspensi sedimen. Sejalan dengan hal ter- larut dan Partikulat dengan Para-
sebut Li et al. (1984) menyatakan bahwa Cd meter Fisika Kimia Perairan
dan Zn akan terdesorpsi dari material tarsus- Distribusi logam berat dalam perairan
pensi yang berasal dari sungai di sistem estu- selain dipengaruhi oleh sifat atau karakte-
aria. ristik logam berat, perbedaan musim, dan
Lim et al. (2012) yang melakukan karakteristik perairan seperti yang dijelaskan
penelitian di Sungai Langat Malaysia, mene- pada bagian sebelumnya. Distribusi logam
mukan bahwa logam Pb mempunyai kecen- berat juga dipengaruhi oleh beberapa para-
derungan lebih tinggi konsentrasinya di da- meter fisika kimia perairan seperti salinitas,
lam sedimen dibanding di dalam kolom air. pH, oksigen terlarut, konsentrasi TSS, dan
Fenomen ini menunjukkan bahwa logam Pb kandungan organic terlarut dalam air.
memiliki kapasitas adsorpsi yang cukup Analisis hubungan konsentrasi logam
besar. Adapun Hamad et al. (2012) pada berat Pb dan Zn bentuk terlarut dan partikulat
penelitiannya di Sungai Tigris menyatakan dengan parameter fisika kimia perairan me-
bahwa logam Pb memiliki kecenderungan nunjukkan nilai korelasi yang sangat kuat
dimana konsentrasinya dalam bentuk terlarut ditandai dengan nilai R square yang cukup
dan partikulat cenderung seimbang. Fakta besar yaitu sebesar 0,933 dan 0,877 untuk
tersebut menunjukkan bahwa terdapat per- logam berat Pb terlarut dan Pb partikulat,
bedaan karakteristik logam berat antara di sedang untuk logam berat Zn bentuk terlarut
Sungai Langat Malaysia dengan Sungai Tig- dan partikulatnya masing-masing dengan
ris Irak. Perbedaan tersebut disebabkan oleh nilai R square sebesar 0,941 dan 0,845.
perbedaan karakteristik partikel tersuspensi Selain itu, hubungan konsentrasi logam berat
(komposisi, ukuran, dan konsentrasi) yang dengan parameter fisika kimia perairan dapat
berperan dalam mekanisme adsoprsi dan pula ditunjukkan melalui analisis korelasi
desorpsi dan perbedaan karakteristik fisika dengan merujuk pada nilai koefisien korelasi
kimia perairan. Pearson seperti pada Tabel 2.
Keberadaan bendungan dekat hilir Parameter fisika kimia perairan yang
(muara sungai) juga menyebabkan perubahan memiliki nilai korelasi paling kuat dengan
pola perilaku logam berat terlarut di lokasi konsentrasi logam berat Pb dan Zn bentuk
penelitian karena perubahan suplai air tawar terlarut dan partikulatnya masing-masing
yang masuk ke estuaria menjadi sangat kecil berturut-turut salinitas, oksigen terlarut,
sehingga massa air laut sangat dominan di karbon organik terlarut, pH, konsentrasi par-

24 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt81
Najamuddin et al.

tikel tersuspensi, dan suhu. Namun perlu cukup bervariasi baik pada musim barat mau-
ditegaskan bahwa parameter fisika-kimia pun musim timur. Kisaran oksigen terlarut
yang berpengaruh dalam suatu kompartemen pada musim barat dan timur masing-masing
lingkungan bukan merupakan kerja dari antara 3,35-6,77 mg/L dan 3,24-6,26 mg/L,
komponen tunggal tetapi merupakan kerja pH berada pada kisaran masing-masing pada
dari sejumlah komponen secara bersama- musim barat dan timur adalah 5,50-7,25 dan
sama sehingga perilaku komponen kimia 6,70-7,50, kisaran suhu pada musim barat
(logam berat) di dalam lingkungan sering dan timur antara 25-29,7 °C dan 27,5-32 °C,
berbeda antara suatu wilayah perairan. konsentrasi total padatan tersuspensi pada
Sebaran salinitas yang diperoleh dari musim barat dan timur masing-masing bera-
hasil pengukuran di lokasi penelitian pada da pada kisaran antara 30-316 mg/L dan 10-
musim barat dan musim timur masing- 31 mg/L, dan konsentrasi karbon organik
masing berkisar antara 0,2-21 dan 02-30. terlarut berkisar antara 1,23-27,68 mg/L dan
Salinitas pada musim barat lebih rendah 6,48-31,91 mg/L masing-masing pada musim
disebabkan oleh adanya input massa air ta- barat dan musim timur.
war yang cukup besar dari aliran sungai oleh Kisaran nilai dari keseluruhan para-
tingginya curah hujan maupun dari presipi- meter fisika kimia kualitas perairan masih
tasi secara langsung dari atmosfir masuk ke berada pada sebaran nilai yang cukup baik
dalam perairan estuaria dan laut. kecuali nilai TSS yang cukup tinggi pada
Distribusi parameter oksigen terlarut, musim barat yang berada di atas ambang
pH, suhu, konsentrasi total padatan tarsus- baku mutu kualitas perairan untuk kelangsu-
pensi, dan kandungan karbon organik terlarut ngan hidup biota.

Tabel 2. Matriks nilai koefisien korelasi Pearson antara konsentrasi Pb dan Zn terlarut dan
partikulat dengan parameter fisika kimia perairan.

Pb_T Pb_P Zn_T Zn_P Salinitas Suhu pH DO TSS DOC


Pb_T 1
Pb_P -,375 1
Zn_T ,872** -,002 1
Zn_P ,126 ,637** ,341 1
Salinita
,720** -,370 ,549* ,287 1
s
Suhu -,269 -,012 -,218 -,444 -,725** 1
pH ,671** -,446 ,467 ,226 ,989** **
-,701 1
DO ,675** -,331 ,501* ,326 ,975** -,761 **
,965 **
1
TSS -,335 -,206 -,328 -,662** -,726** ** **
,746 -,673 -,724 **
1
DOC ,848** -,445 ,722** ,090 ,898** *
-,528 ,872 **
,825 -,532*
**
1
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Pb_T = Pb terlarut
Pb_P = Pb partikulat
Zn_T = Zn terlarut
Zn_P = Zn partikulat
DO = oksigen terlarut
TSS = total partikel tersuspensi
DOC = karbon organik terlarut

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 8, No. 1, Juni 2016 25
Distribusi dan Perilaku Pb dan Zn . . .

3.4. Penilaian Tingkat Pencemaran Lo- pasang surut, namun bentuk partikulat hanya
gam Berat dipengaruhi oleh perbedaan musim.
Hasil perhitungan tingkat pencemaran Proses adsorpsi Pb dan Zn terlarut
oleh logam berat di Estuaria Jeneberang di lebih kecil dibanding desorpsinya dan seba-
peroleh nilai indeks beban pencemaran (PLI) liknya pada logam berat partikulat. Proses
untuk logam berat Pb adalah 6,108 (tercemar adsorpsi logam berat Zn terlarut terjadi pada
sedang) dan 18,940 (tercemar berat) masing- salinitas yang lebih rendah yaitu pada kisaran
masing untuk musim barat dan timur. salinitas 0,5-30 sedang Pb terlarut teradsorp-
Adapun untuk logam berat Zn di peroleh si pada kisaran salinitas 12-30. Mekanisme
nilai indeks beban pencemaran (PLI) masing- adsorpsi desorpsi dipengaruhi oleh perbedaan
masing untuk musim barat dan timur sebesar musim dan kondisi pasang surut. Tingkat
0,255 (tidak tercemar) dan 1,188 (tercemar pencemaran perairan Estuaria Jeneberang
ringan). oleh logam berat Pb termasuk kategori ter-
Jika lokasi penelitian dibagi berdasar- cemar sedang sampai berat dan oleh logam
kan zona perairan, maka diperoleh indeks be- berat Zn tergolong tercemar ringan.
ban pencemaran masing-masing zone adalah:
1) zona perairan sungai dengan PLI= 0 (tidak UCAPAN TERIMA KASIH
tercemar) baik logam berat Pb maupun Zn
pada kedua musim, 2) zona perairan estuaria Penulis mengucapkan terima kasih
dengan PLI= 3,210 (tercemar ringan) dan kepada Kementerian Ristek Dikti, Direktorat
14,250 (tercemar berat) untuk logam berat Pb Jenderal Sumberdaya Iptek dan Dikti untuk
musim barat dan timur dan untuk logam berat pembiayaan penelitian ini melalui Program
Zn diperoleh PLI= 0,175 (tidak tercemar) Hibah Kompetitif Nasional dalam Skema
dan 0,220 (tidak tercemar) untuk musim ba- Hibah Penelitian Disertasi Doktor dengan
rat dan timur, 3) zona perairan pantai dengan nomor kontrak 003/PEN-DD/PL/2015. Pe-
PLI= 6,430 (tercemar sedang) dan 20,768 nulis juga mengucapkan terima kasih kepada
(tercemar berat) untuk logam berat Pb musim para reviewer yang telah banyak memberikan
barat dan timur dan untuk logam berat Zn komentar dan saran untuk memperbaiki
diperoleh PLI= 0,272 (tidak tercemar) dan paper ini.
1,229 (tercemar ringan).
DAFTAR PUSTAKA
IV. KESIMPULAN
Ahmad, F. 2013. Distribusi dan prediksi
Distribusi logam berat Pb dan Zn ter- tingkat pencemaran logam berat (Pb,
larut dari sungai ke laut cenderung mening- Cd, Cu, Zn, dan Ni) dalam sedimen di
kat yang mengindikasikan sumber Pb dan Zn perairan Pulau Bangka menggunakan
terlarut di perairan Estuaria Jeneberang ber- indeks beban pencemaran dan indeks
asal dari perairan pantai (coastal based sour- geoakumulasi. J. Ilmu dan Teknologi
ces), sebaliknya Pb dan Zn partikulat cende- Kelautan Tropis, 5(1):170-181.
rung menurun dan membentuk pola garis Al-Najjar, T., J.B. Fawaz, R. Manasrah, M.
mendatar yang mengindikasikan sumber Pb Al-Zibdah, and A. Abu-Hilal. 2008.
dan Zn partikulat di perairan Estuaria Jene- Variations of heavy metals concen-
berang berasal dari perairan sungai dan tration in suspended matter and phy-
pantai (river and coastal based sources). Ber- siochemical properties in the coastal
dasarkan hasil uji T sampel berpasangan surface water of the Gulf of Aqaba.
menggunakan perbandingan rata-rata diketa- Jordan J. Biological Sciences 1(4):
hui bahwa distribusi Pb dan Zn terlarut di- 153-158.
pengaruhi oleh perbedaan musim dan kondisi

26 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt81
Najamuddin et al.

APHA, AWWA, WEF. 2005. Standard me- Hamzah, F. dan A. Setiawan. 2010. Aku-
thods for the examination of water mulasi logam berat Pb, Cu, dan Zn di
and waste water. 21st edition. Ameri- hutan mangrove Muara Angke, Ja-
can public health association- karta Utara. J. Ilmu dan Teknologi
American water works association- Kelautan Tropis, 2(2):41-52.
water environment federation, Wa- Hatje, V., T.E. Payne, D.M. Hill, G. McOrist,
shington DC. 2.1-5.74pp G.F. Birch, and R. Szymczak, 2003.
Arifin, Z. 2011. Konsentrasi logam berat di Kinetics of trace element uptake and
air, sedimen, dan biota di Teluk Ke- release by particles in estuarine wa-
labat, Pulau Bangka. J. Ilmu dan Tek- ters: Effects of pH, salinity, and par-
nologi Kelautan Tropis, 3(1):104- ticle loading. Environ. International,
114. 29:619-629.
Boyle, E.A., S.S. Huested, and B. Grant. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.
1982. The chemical mass balance of 115 Tahun 2003 tentang Status Mutu
the Amazon plu-II. Copper, nickel Air dan Indeks Pencemaran Air. 15
and cadmium. Deep Sea Res., 29: hlm.
1355-1364. Kontas, A. 2012. A case study of trace metals
Burton, J.D and P.S. Liss. 1976. Estuarine in suspended particulate matter and
chemistry. Academic Press. New biota before wastewater treatment
York. 229p. plant from the Izmir Bay, Turkey. En-
Chester, R. 1990. Marine geochemistry. Un- viron Monit Assess 184:2605–2616.
win Hyman, London. 698p. Lestari. 2011. Distribusi dan geokimia logam
Desmit, X., K. Ruddick, and G. Lacroix. berat dalam sedimen di perairan Se-
2015. Salinity predict the distribution marang, Jawa Tengah. Prosiding per-
of chlorophyll a spring peak in the temuan ilmiah tahunan VIII ISOI,
southern North Sea continental Hotel Sahid, Makassar, 25-27 Sep-
waters. J. Sea Res., 103:59-74. tember 2011. Hlm.:204-217.
Duinker, J.C. and R.F. Notling. 1978. Mi- Li, Y.H., L. Burkhard and H. Teroaka. 1984.
xing, removal and mobilization of Desorption and coagulation of trace
trace metals in The Rhine Estuary. elements during estuarine mixing.
Neth. J. Sea Res., 12:205-223. Geochim. Cosmochim. Acta., 48:
Edmond, J.M., A. Spivack, B.C. Grant, H. 1879-1884
Ming-Hui, C. Zexiam, C. Sung, and Libes, S. 2009. Introduction to marine bio-
Z. Xiushau. 1985. Chemical dyna- geochemistry. Academic press. 909p.
mics of the Changjiang estuary. Cont. Mokoagouw, D. 2000. Kajian peredaran
Shelf Res., 4:17-36. logam berat (Hg, Pb, Cd, Cu, dan Zn)
Effendi, H. 2003. Telaah kualitas air. Bagi pada perairan pantai Kodya Bitung
pengelolaan sumber daya dan lingku- Provinsi Sulawesi Utara. Disertasi.
ngan perairan. Penerbit Kanisius, Sekolah Pascasarjana. Institut Perta-
Yogyakarta. 258hlm. nian Bogor, Bogor. 310hlm.
Hamad, S.H., J.J. Schauer, M.M. Shafer, Al- Numerow. 1991. Stream lake, estuary and
Raheem, A.E., and H. Satar. 2012. ocean pollution. Second edition. Van
The distribution between the dissol- Nostrand Reinhold. New York. 513p
ved and the particulate forms of 49 Peraturan daerah Kota Makassar tahun 2010
metals across the Tigris river, Bagh- tentang rencana tata ruang wilayah
dad, Iraq. The Scientific World J. Kota Makassar tahun 2010-2030.
2012:1-13. 70hlm

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 8, No. 1, Juni 2016 27
Distribusi dan Perilaku Pb dan Zn . . .

Rastina. 2012. Strategi pengelolaan lingku- Syakti, A.D., Hidayati, N.V., dan Siregar,
ngan berdasarkan pemodelan kualitas A.S. 2012. Agen pencemaran laut.
air di perairan estuaria Tallo, Sula- IPB Press, Bogor. 254hlm.
wesi Selatan. Disertasi. Sekolah Pas- Turekian, K.K. 2010. Marine chemistry and
casarjana. Institut Pertanian Bogor, geochemistry. A derivative of ency-
Bogor. 141hlm. clopedia of ocean sciences, 2nd (ed.)
Sagala, S.L., R. Bramawanto, A.R.T.D. Kus- Academic Press. 631p.
wardani, dan W. S. Pranowo. 2014. Werorilangi, S., A. Tahir, A. Noor, dan M.F.
Distribusi logam berat di Pulau Na- Samawi. 2013. Status pencemaran
tuna. J. Ilmu dan Teknologi Kelautan dan potensi bioavailibilitas logam di
Tropis, 6(2):297-310. sedimen perairan pantai Kota Makas-
Samawi, M. F. 2007. Desain sistem pengen- sar. Prosiding seminar nasional ke-
dalian pencemaran perairan pantai lautan dan perikanan, Universitas Ha-
kota. Studi kasus perairan pantai Kota sanuddin, Makassar. Hlm.:1-18.
Makassar. Disertasi. Sekolah Pasca- Windom, H.L., G. Wallace, R. Smith, N.
sarjana Institut Pertanian Bogor, Bo- Dudek, M. Maeda, R. Dulmage and
gor. 139hlm. F. Storti. 1983. Behaviour of copper
Sanusi, H.S., Fitriati M., dan Haeruddin. in southeastern United States estuary.
2005. Peranan padatan tersuspensi Mar. Chem., 12:183-194.
mereduksi logam berat Hg, Pb, dan
Cd terlarut dalam kolom air Teluk Diterima: 8 Desember 2015
Jakarta. Ilmu Kelautan, 10(2):72-77. Direview: 14 April 2016
Sanusi, H.S. 2006. Kimia laut. Proses fisik Disetujui: 8 Mei 2016
kimia dan interaksinya dengan ling-
kungan. Departemen Ilmu dan Tek-
nologi Kelautan. IPB, Bogor. 188hlm.

28 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt81

You might also like