You are on page 1of 9

Suparlan Al Hakim, Muhammad Mujtaba Habibi, dan Sudirman/ JIAP Vol. 2 No.

3 (2016) 65-73

JIAP Vol. 2, No. 3, pp 65-73, 2016


© 2016 FIA UB. All right reserved
ISSN 2302-2698
e-ISSN 2503-2887
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik (JIAP)
U R L : h t t p : / / e j o ur n a l f i a . ub . a c . i d / i n d e x. p h p / j i a p

Implementasi Kebijakan Remunerasi dalam Meningkatkan Kinerja


Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang

Suparlan Al Hakim a , Muhammad Mujtaba Habibi a dan Sudirman a


a
Universitas Negeri Malang, Jawa Timur, Indonesia

IN FO R M AS I AR T IK E L AB S TR AC T

Article history: The remuneration policy is a policy issued by the central government to give
Dikirim tanggal: 25 Oktober 2016 awards to civil servants on the professionalism of the work done. Remuneration is
Revisi pertama tanggal: 28 Oktober 2016 based on performance appraisal that is the target of employee and workplace
Diterima tanggal: 01 November 2016
behavior. This study aims to describe and analyze the implementation of the
Tersedia online tanggal: 16 November 2016
remuneration policy to improve the performance of civil servants at the Faculty of
Social Sciences, State University of Malang, and to describe and analyze the
Keywords: policy implementation, factors that affect the implementation of the remuneration policy to improve the
remuneration, performance of civil performance of civil servants at the Faculty of Social Sciences, State University of
servants Malang. The results showed that the implementation of the remuneration policy at
the Faculty of Social Sciences, State University of Malang can improve the
performance of civil servants because the remuneration is based on the workload
and responsibilities of employees. There are supporting factors and obstacles in
the implementation of remuneration policies that affect the policy implementation
process.

INTISARI
Kebijakan remunerasi merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah
pusat untuk memberikan penghargaan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) atas
profesionalisme kerja yang dilakukan. Remunerasi diberikan berdasarkan pada
penilaian prestasi kerja yaitu Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan perilaku kerja.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis implementasi
kebijakan remunerasi dalam meningkatkan kinerja pegawai negeri sipil (PNS) di
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang, serta mendeskripsikan dan
menganalisis faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kebijakan remunerasi dalam
meningkatkan kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi
kebijakan remunerasi di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang dapat
meningkatkan kinerja PNS karena pemberian remunerasi didasarkan pada beban
kerja dan tanggung jawab pegawai. Terdapat faktor pendukung dan penghambat
dalam implementasi kebijakan remunerasi sehingga mempengaruhi proses
pelaksanaan kebijakan tersebut.

2016 FIA UB. All rights reserved.

1. Pendahuluan Birokrasi. Dilatarbelakangi oleh kesadaran sekaligus


komitmen pemerintah untuk mewujudkan clean and
Remunerasi pegawai negeri sipil merupakan bagian good governance. Namun pada tataran pelaksanaannya,
yang
²²²tidak terpisahkan dari Kebijakan Reformasi perubahan dan pembaharuan yang dilaksanakan dalam
Corresponding author. Tel.: +62-812-3249-8999; e-mail: suparlan.al.fis@um.ac.id

65
Suparlan Al Hakim, Muhammad Mujtaba Habibi, dan Sudirman/ JIAP Vol. 2 No. 3 (2016) 65-73

rangka mewujudkan tata pemerintahan yang bersih dan setiap pegawai memahami bahwa untuk mendapatkan
berwibawa tersebut tidak mungkin akan dapat imbalan tertentu harus mencapai kinerja tertentu pula.
dilaksanakan dengan baik (efektif) tanpa kesejahteraan Selain itu, untuk efektifitas remunerasi perlu dilakukan
yang layak dari pegawai. Perubahan dan pembaharuan pembinaan mental terhadap PNS yang terkadang tidak
tersebut dilaksanakan untuk menghapus kesan menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik, dan
pemerintahan yang selama ini dinilai buruk, yang antara menyiapkan sanksi bagi PNS yang terbukti melakukan
lain ditandai oleh indikator: buruknya kualitas hal tersebut.
pelayanan publik (lambat, tidak ada kepastian aturan/ Dosen Hukum Kepegawaian Universitas Indonesia,
hukum, berbelit belit, arogan, minta dilayani atau feodal Harsanto Nursadi (www.hukumonline.com),
style); sarat dengan perilaku KKN (Korupsi, Kolusi, berpendapat pemberian remunerasi itu seharusnya bisa
Nepotisme); rendahnya kualitas disiplin dan etos kerja mendorong kualitas kinerja pegawai. Mengingat
aparatur negara; kualitas manajemen pemerintahan yang besarnya anggaran negara yang dikeluarkan untuk
tidak produktif, tidak efektif dan tidak efisien; serta remunerasi pegawai sudah selayaknya pelayanan yang
kualitas pelayanan publik yang tidak akuntabel dan tidak diberikan semakin baik dan kinerja aparat kian tinggi.
transparan. Namun Harsanto meyakini remunerasi belum tentu
Remunerasi sendiri bermakna total kompensasi langsung memperbaiki kinerja, untuk itu remunerasi
yang diterima oleh Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, harus didukung langkah internal lembaga agar mampu
dan Pegawai PTN BLU berdasarkan tanggung jawab meningkatkan kinerja PNS berupa pembiasaan PNS
dan tuntutan profesionalisme yang diperlukan melakukan aktivitas kerjanya sesuai dengan sasaran
(Permendikbud No. 77 Tahun 2014 Pasal 1 ayat 7). kerja yang menjadi target pekerjaannya dengan melihat
Remunerasi juga merupakan hal yang mungkin prosesnya, pembinaan mental PNS dan pengenaan
dinantikan oleh setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS), sanksi kode etik.
karena setiap PNS akan menerima tunjangan-tunjangan Universitas Negeri Malang (UM) merupakan salah
rutin selain gaji pokok berdasarkan kuantitas dan satu Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Kota Malang.
kualitas pekerjaannya. Dimana secara teori, dapat UM memiliki 8 (delapan) fakultas dan 1 Pascasarjana,
dikatakan bahwa PNS yang bekerja lebih baik akan ke delapan fakultas tersebut diantaranya yaitu Fakultas
menerima upah lebih banyak dari pegawai yang bekerja Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Sasta (FS), Fakultas
kurang baik. Remunerasi berdasarkan kamus bahasa Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA),
Indonesia artinya imbalan atau gaji. Dalam konteks Fakultas Ekonomi (FE), Fakultas Teknik (FT), Fakultas
reformasi birokrasi, pengertian remunerasi, adalah Ilmu Keolahragaan (FIK), Fakultas Ilmu Sosial (FIS)
penataan kembali sistem penggajian yang dikaitkan dan Fakultas Pendidikan Psikologi (FPPsi). UM
dengan sistem penilaian kinerja. Menurut Pormadi merupakan institusi yang memiliki peran dan posisi
(2008), remunerasi dapat berupa gaji, honorarium, strategis dalam pencapaian tujuan pendidikan secara
tunjangan tetap, insentif, bonus atau prestasi, pesangon makro yang perlu melakukan upaya perbaikan secara
dan/ atau pensiun. Dengan remunerasi diharapkan terus menerus untuk mewujudkan sumber daya manusia
adanya sistem penggajian pegawai yang adil dan layak. yang berkualitas. Keberadaan manusia sebagai sumber
Besaran gaji pokok didasarkan pada bobot jabatan. daya sangat penting di UM karena sumber daya manusia
Penggajian PNS juga berdasar pada pola keseimbangan menunjang melalui karya, bakat, kreativitas, dorongan,
komposisi antara gaji pokok dengan tunjangan dan dan peran nyata. Tanpa adanya unsur manusia, tidak
keseimbangan skala gaji terendah dan tertinggi. Dengan mungkin UM dapat bergerak dan menuju apa yang
remunerasi pula, peningkatan kesejahteraan pegawai diinginkan. UM sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan
dikaitkan dengan kinerja individu dan kinerja organisasi. Layanan Umum (PTN BLU) di Kota Malang terus
PNS diharapkan berkomitmen melaksanakan berupaya untuk mengutamakan standar mutu dalam
pekerjaannya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat dan
karena tunjangan remunerasi yang diterima sudah cukup pemangku kepentingan. Salah satu kebijakan yang
dan sesuai dengan beban pekerjaannya. Sehingga PNS diterapkan sebagai konsekuensi UM menjadi PTN BLU
tidak lagi mencari pekerjaan sampingan di luar jam adalah dengan menerapkan kebijakan remunerasi.
kantor dengan alasan karena gaji yang diterima itu tidak Kebijakan tersebut telah dilaksanakan sejak Tahun 2015
mencukupi kebutuhan hidup yang bersangkutan. di setiap fakultas yang ada di UM. Salah satu fakultas
Remunerasi hanya akan efektif jika dilaksanakan yang menerapkan kebijakan remunerasi adalah Fakultas
bersamaan dengan penerapan manajemen kepegawaian Ilmu Sosial (FIS).
yang berorientasi pada kinerja, sehingga ada kejelasan FIS merupakan fakultas yang tergolong baru di UM
tentang apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab yang terbentuk pada tanggal 17 Agustus 2009. FIS
masing-masing pegawai, serta ukuran/ target kinerja mempunyai 7 (tujuh) program studi diantaranya PS
yang bagaimana yang harus dicapai, dengan demikian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, PS

66
Suparlan Al Hakim, Muhammad Mujtaba Habibi, dan Sudirman/ JIAP Vol. 2 No. 3 (2016) 65-73

Pendidikan Geografi, PS Geografi, PS Pendidikan keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau


Sejarah, PS Ilmu Sejarah, PS Pendidikan IPS, dan PS keputusan badan peradilan. Lazimnya, keputusan
Pendidikan Sosiologi. FIS dalam rangka mewujudkan tersebut mengidentifikasikan masalah yang ingin
visi dan misi yang ada, menetapkan 5 (lima) sasaran diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan atau
pengembangan yaitu: (1) Penyediaan Layanan menstrukturkan atau mengatur proses
Akademik Program Studi; (2) Dosen dan Tenaga implementasinya.
Kependidikan Bermutu; (3) Pengembangan Penelitian Kamus Webster (Wahab, 2010:64) merumuskan
dan Pengabdian Kepada Masyarakat; (4) Penyediaan secara pendek bahwa to implement
Layanan Kelembagaan; dan (5) Dukungan Manajemen (mengimplementasikan) berarti to provide the means for
dan Pelaksanaan Tugas Teknis. Kelima sasaran tersebut carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan
dijabarkan kedalam tujuan, sasaran strategis, strategi sesuatu); to give practical effect to (menimbulkan
pencapaian, kegiatan dan indikator kerja. dampak/ akibat terhadap sesuatu). Jika pandangan ini
Berkenaan dengan hal tersebut tentunya sangat diikuti maka implementasi kebijakan dapat dipandang
membutuhkan pengelolaan sumber daya manusia yang sebagai suatu proses melaksanakan keputusan
berkualitas bagi PNS baik dosen maupun tenaga kebijaksanaan (biasanya dalam bentuk undang-undang,
kependidikan. Hal ini disebabkan karena PNS peraturan pemerintah, keputusan peradilan, perintah
merupakan satu-satunya sumber penggerak dan eksekutif, atau dekrit presiden).
pengelola semua aktivitas dalam FIS, sehingga Mazmanian dan Sabatier (dikutip dari Wahab,
keberhasilan dalam mencapai tujuan tidak terlepas dari 2010:65) menjelaskan makna implementasi sebagai
kinerja setiap pegawainya. Salah satu upaya yang berikut:
dilakukan adalah dengan memberikan remunerasi Memahami yang senyatanya terjadi sesudah suatu
kepada setiap PNS di FIS. Harapan dengan diberikan program dinyatakan berlaku atau dirumuskan
remunerasi adalah agar PNS di FIS baik dosen maupun merupakan fokus perhatian implementasi
tenaga kependidikan memberikan kontribusi yang baik kebijaksanaan yakni kejadian-kejadian dan
dengan lebih giat bekerja dan meningkatkan kinerjanya kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah disahkannya
sesuai bahkan lebih dari itu diharapkan agar PNS di FIS pedoman-pedoman kebijaksanaan negara, yang
bisa mengukir prestasi yang membanggakan demi mencangkup baik usaha untuk
memajukan FIS untuk menjadi fakultas terbaik di UM. mengadministrasikan maupun untuk menimbulkan
Dari fakta-fakta empirik yang juga didukung oleh akibat, dampak nyata pada masyarakat atau
kejadian-kejadian.
aspek teoritik maka sangat menarik untuk mencermati
Sedangkan menurut Van Meter dan Van Horn
implementasi kebijakan remunerasi dalam
(dikutip dari Agustino, 2008:139) mendefinisikan
meningkatkan kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) di
implementasi kebijakan sebagai berikut:
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.
Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh
2. Teori individu-individu atau pejabat-pejabat atau
kelompok pemerintah atau swasta yang diserahkan
2.1 Implementasi Kebijakan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah
digariskan dalam keputusan kebijaksanaan.
Implementasi kebijakan merupakan aspek yang
Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa
penting dari keseluruhan proses kebijakan. Menurut
implementasi kebijakan menyangkut tiga hal yaitu: (1)
Udoji (dikutip dari Wahab, 2010:59) dengan tegas
adanya tujuan atau sasaran kebijakan; (2) adanya
mengatakan bahwa:
aktivitas atau kegiatan pencapaian; dan (3) adanya hasil
The Execution of policies is as important if not
more important than policy-making. Policies will kegiatan. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan
remain dreams or blue prints file jackets unless bahwa implementasi merupakan proses yang dinamis,
they are implemented (pelaksanaan kebijakan dimana pelaksana kebijakan melakukan suatu aktivitas
adalah sesuatu yang penting, bahkan mungkin jauh atau kegiatan, sehingga pada akhirnya akan
lebih penting daripada pembuatan kebijakan. mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau
Kebijakan-kebijakan akan sekedar berupa impian sasaran kegiatan itu sendiri.
atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip 2.2 Remunerasi
kalau tidak diimplementasikan).
Implementasi menurut Mazmanian dan Sabatier Menurut Hasibuan (2012:115) remunerasi
(dikutip dari Agustino, 2008:139) yang mendefinisikan merupakan semua pendapatan yang berbentuk uang,
implementasi kebijakan adalah: barang langsung atau tidak langsung yang diterima
Pelaksanaan keputusan kebijaksanaan dasar, pegawai sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada
biasanya dalam bentuk undang-undang, namun perusahaan. Sikula dalam Hasibuan (2012:118)
dapat pula berbentuk perintah-perintah atau mencoba memberikan pengertian remunerasi sebagai

67
Suparlan Al Hakim, Muhammad Mujtaba Habibi, dan Sudirman/ JIAP Vol. 2 No. 3 (2016) 65-73

segala sesuatu yang dikonstitusikan atau dianggap pada yang ditunjukan oleh nilai relatifnya karena
sebagai suatu balas jasa atau ekuivalen. Werther dan kondisi desakan pasar;
Davis (1982:278) mendefinisikan bahwa, b) Serikat pegawai. Lemah kuatnya serikat pegawai
³Compensation is what employee receive ini exchange sangat pengaruhi untuk menggunakan kekuatan
of their work. Whether hourly wages orperiodic dalam penetuan tingkat kompensasi;
salaries, the personnel department usually designs and c) Produktivitas. Faktor ini lebih mengutamkan laba
administers employee compensation´. Flippo dalam untuk membuat suatu perusahaan tetap bertahan dan
Hasibuan (2012:118) juga menyatakan bahwa ³Wages dapat membayar upah pekerjaanya, dan factor ini
is defined as the adeguate and equitable renumeration tidak berlaku bagi organisasi pemerintah;
of personnel for their constribution to organizational d) Kesediaan untuk membayar besar pembarian
objectives´ %HUGDVDUNDQ SHQGDSDW-pendapat yang telah kompensasi pada faktor ini sangat berhubungan
disampaikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan kualitasn pegawai baik segi pendidikan dan
kompensasi (remunerasi) adalah segala sesuatu yang pengalaman;
diberikan oleh organisasi yang dikonstitusikan sebagai e) Kemampuan untuk membayar. Kemampuan untuk
suatu balas jasa atas pekerjaan yang telah dilakukan membayar kompensasi sangat tergantung dari laba
karyawan. Dalam panelitian ini terminologi karyawan yang diperoleh perusahaan, sedangkan instaansi
yang dimaksud adalah PNS, maka remunerasi adalah pemerintah sangat tergantung dari alokasi dana
segala sesuatu yang diberikan oleh negara yang pemerintah; dan
dikonstitusikan sebagai suatu balas jasa atas pekerjaan f) Berbagai kebijaksanaan pengupahan dan penggajian.
yang telah dilakukan oleh PNS. Bagi instasi pemerintah, faktor ini sangat ditentukan
Dessler dalam Dharma (1986:30) mengemukakan oleh kebijakan pemerintah dalam menerapkan sistem
bahwa remunerasi pegawai memiliki tiga komponen. kompensasi bagi pegawai.
Ketiga komponen tersebut meliputi sebagai berikut:
a) Pembayaran uang secara langsung (direct financial 3. Metode Penelitian
paymet); Metode penelitian yang digunakan adalah
b) Pembayaran tidak langsung (indirect payment); dan menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan
c) Ganjaran non finansial (nonfinancial rewards). pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dari
Berdasarkan ketiga komponen remunerasi ini observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisa data
disimpulkan bahwa remunerasi adalah setiap imbalan menggunakan model interaktif Milles dan Huberman.
yang berupa imbalan ekstrinsik maupun imbalan Model ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi
intrinsik yang diberikan kepada pegawai sebagai balasan secara kebersamaan, yaitu mereduksi data, penyajian
atas apa yang dikerjakannya, sehingga secara logis data dan penarikan kesimpulan (Milles dan Huberman,
menimbulkan motivasi yang tinggi bagi pegawai untuk dikutip dari Tjetjep Rohendi Rohidi, 2009:16). Kegiatan
menimbulkan kinerja yang produktif dalam rangka ini dilakukan selama penelitian sampai pengumpulan
pencapaian tujuan organisasi. data selesai. Secara diagramatik proses siklus
Pemberian kompensasi kepada pegawai tentu pengumpulan data dan analisis data sampai pada tahap
mengandung maksud atau tujuan tertentu dari suatu penyajian hasil penelitian, serta pengambilan
instansi mampun pegawai itu sendiri dalam mencapai kesimpulan, seperti gambar berikut:
tujuan. Handoko (1987:156-157) mengemukakan bahwa
tujuan kompensasi, antara lain sebagai berikut:
Pengumpulan
a) Memperoleh pegawai yang berkualitas; Data
b) Mempertahankan para pegawai yang ada sekarang;
c) Menjamin keadilan; Penyajian
Data
d) Menghargai perilaku yang diinginkan;
e) Mengendalikan biaya; dan Reduksi Data
f) Memenuhi peraturan legal.
Menurut (Handoko, 1987:158) pemberian Kesimpulan/
kompensasi kepada pegawai tergantung dari kebijakan Verifikasi
dan peraturan pemerintah serta instansi tempat bekerja.
Pemberlakuan kompensasi tidaklah mudah, banyak
hambatan yang akan mempengaruhi kebijakan tersebut,
Gambar 1 Analisis Data Model Interaktif
antara lain sebagai berikut:
Sumber: Milles dan Huberman (dikutip dari Tjetjep
a) Supply dan permintaan tenaga kerja, beberapa jenis
Rohendi Rohidi, 2009:20)
pekerjaan mungkin harus dibayar lebih tinggi dari

68
Suparlan Al Hakim, Muhammad Mujtaba Habibi, dan Sudirman/ JIAP Vol. 2 No. 3 (2016) 65-73

4. Hasil Dan Pembahasan menjamin prinsip equity atau kesetaraan dan


keseimbangan yang dikaitkan dengan kompetensi,
4.1 Kebijakan Remunerasi di Fakultas Ilmu Sosial prestasi, kompleksitas tugas, dan risiko jabatan. Evaluasi
Universitas Negeri Malang atas prestasi dan kinerja tugas diberlakukan sistem
Pelaksanaan remunerasi di Fakultas Ilmu Sosial penghargaan yang mampu mendorong produktivitas dan
Universitas Negeri Malang berpedoman pada Kebijakan kreativitas para pejabat dan pegawai serta sanksi atas
Universitas Negeri Malang yang dalam hal ini telah hasil evaluasi yang terkategori kurang atau tidak sesuai.
menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Komponen Remunerasi di FIS UM dapat diuraikan,
Umum yang didasarkan pada beberapa aturan, yaitu yaitu sebagai berikut:
sebagai berikut: a) Pembayaran atas jabatan (pay for position) gaji
a) UU Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perbendaharaan terdiri atas gaji sumber RM dan sumber PNBP. Gaji
Negara; yang bersumber dari PNBP dibayarkan untuk jabatan
b) PP 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan dihitung sesuai dengan job value yang dihasilkan
BLU sebagaimana diubah dengan PP No. 74 Tahun oleh suatu jabatan tersebut. Untuk jabatan dosen, pay
2012; for position berupa tambahan gaji bersumber dari
c) PMK No. 10/PMK.02/2006 tentang Pedoman PNBP dibayarkan atas realisasi beban tugas
Penetapan Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola, tridharma minimal 12 sks yaitu untuk pendidikan,
Dewan Pengawas dan Pegawai BLU sebagaimana penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta
diubah dengan PMK No. 73/PMK.05/2007; tugas penunjang lainnya. Komponen gaji merupakan
d) KMK 279/KMK.05/2008 tanggal 24 September kompensasi yang bersifat final. Pembayaran
2008 tentang Penetapan Universitas Negeri Malang dilakukan setiap pertengahan bulan;
Pada Departemen Pendidikan Nasional Sebagai b) Pembayaran atas ketercapaian target kinerja (pay for
Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan performance). Pay for perfomance merupakan
Keuangan Badan Layanan Umum; dan insentif kinerja yang dibayarkan untuk prestasi kerja
e) Peraturan Rektor Nomor 7 Tahun 2015 Tentang dan ketercapaian target kinerja kunci atau key
Pedoman Pelaksanaan Remunerasi Bagi Dosen dan performance indicator/ KPI. Syarat pembayaran
Tenaga Kependidikan di Universitas Negeri Malang. insentif kinerja adalah telah memenuhi tugas standar
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang dan terevaluasi mencapai realisasi target kinerja
berupaya menjalankan kebijakan remunerasi dengan diatas beban tugas standar. Insentif kinerja
baik yang berdasarkan pada asas proposionalitas, merupakan kompensasi yang bersifat variabel;
kesetaraan, kepatutan, dan kinerja operasional. c) Perhatian untuk kesejahteraan (pay for people); dan
Pimpinan FIS UM memberikan informasi kepada d) Program benefit yang merupakan bentuk
pegawai negeri sipil baik dosen maupun tenaga kesejahteraan bersifat individual.
kependidikan terkait dengan mekanisme pengajuan Penentuan penetapan remunerasi diawali dengan
remunerasi. Hal tersebut tentu sangat diperlukan untuk pembuatan kontrak pekerjaan dengan melakukan
mempermudah bagi pegawai negeri sipil dalam pengisian Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), yaitu PNS
melakukan pengajuan remunerasi. Fakultas Ilmu Sosial diwajibkan mengajukan pekerjaan apa saja yang akan
UM memberikan remunerasi kepada Pejabat Pengelola dia laksanakan selama 1 (satu) tahun, lengkap dengan
BLU yaitu Pimpinan BLU yang bertanggung jawab target yang direncanakan. Selanjutnya, pimpinan
terhadap kinerja operasional BLU yang terdiri dari langsung melakukan pemeriksaan SKP tersebut dan
pejabat teknis (dekan dan wakil dekan, ketua dan melakukan pengkoreksian jika diperlukan, kemudian
sekretaris jurusan, ketua laboratorium, kepala bagian, PNS akan menerima kembali hasil koreksian SKP dan
dan kepala subbagian) dan jabatan lain yang disetarakan jika telah tercapai kesepakatan antara PNS dengan
(ketua senat fakultas). Selain pimpinan BLU, pimpinan langsung maka kedua belah pihak
remunerasi juga diberikan kepada pegawai yang terdiri menandatangi SKP tersebut. Selanjutnya, dilakukan
atas Dosen PNS dan tenaga kependidikan PNS. penerbitan SKP yang sudah ditetapkan yaitu kontrak
Penerima remunerasi wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang akan dilaksanakan PNS yang telah
berorientasi pencapaian sasaran kerja dan kinerja sesuai disetujui oleh pimpinan. Dari SKP yang telah
jabatannya. Evaluasi atas pelaksanaan kerja akan ditetapkan, Pimpinan Fakultas melakukan penetapan
dilakukan oleh atasan langsung terhadap hasil kerja, grade terhadap PNS tersebut berdasarkan bobot kerja
capaian kinerja, kedisiplinan, dan perilaku dalam yang tertuang dalam SKP yang telah ditentukan.
bekerja. Pemberian tugas harus disertai oleh kejelasan Penentuan grade mengacu pada ketetapan sebagai
hak dan kewajiban yang terukur dan dapat memacu berikut:
produktivitas dan menjamin kesejahteraan,
memperhatikan optimalisasi prestasi dan kinerja, dan

69
Suparlan Al Hakim, Muhammad Mujtaba Habibi, dan Sudirman/ JIAP Vol. 2 No. 3 (2016) 65-73

Tabel 1 Grade Sasaran Kinerja Pegawai adalah berdasarkan merit yang disebutkan dalam Pasal 7
Teknis, Pelaksana 1-4 Maksimal 5 Ayat 1 menyatakan setiap pegawai negeri berhak
Sumber: Permenpan No. 34 Tahun 2011 memperoleh gaji yang adil dan layak sesuai dengan
beban pekerjaan dan tanggung jawabnya (Muwwardi,
Tiap grade akan berdampak kepada penerimaan
2009:46)
tunjangan kinerja/ remunerasi tiap PNS per bulan
Kebijakan remunerasi di Fakultas Ilmu Sosial
besarannya, adalah sebagai berikut:
Universitas Negeri Malang bertujuan untuk memberikan
Tabel 2 Tunjangan Kinerja Pegawai
tambahan berupa pengasilan diluar gaji dalam rangka
di Lingkungan Kemenristekdikti
menunjang pelaksanaan tugas dan kesejahteraan
Kelas Tunjangan Kinerja pegawai agar prestasi kerja pegawai lebih optimal.
Jabatan / Grade (Rp) Seiring berjalannya waktu, implementasi kebijakan
17 22.842.000 remunerasi di Fakultas Ilmu Sosial UM menerapkan
16 17.413.000 standar kerja sebagai acuan dalam pemberian uang
15 12.518.000 remunerasi bagi PNS dengan berpedoman pada
14 9.600.000 penilaian kinerja yang berdasar pada PP Nomor 46
13 7.293.000 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai
12 6.045.000 Negeri Sipil. Sesuai dengan tujuan program yang telah
11 4.519.000 dijabarkan diatas, maka titik fokus program berada pada
10 3.952.000 proses penilaian kinerja yang menjadi unsur utama
9 3.348.000 dalam implementasi kebijakan remunerasi di Fakultas
8 2.927.000 Ilmu Sosial UM.
7 2.616.000 Penilaian prestasi kerja PNS di Fakultas Ilmu
6 2.399.000 Sosial UM bertujuan untuk menjamin objektivitas
5 2.199.000 pembinaan PNS yang dilakukan berdasarkan sistem
4 2.082.000 prestasi kerja dan sistem karier yang dititik beratkan
3 1.972.000 pada sistem prestasi kerja. Penilaian tersebut dilakukan
2 1.867.000 berdasarkan prinsip objektif, terukur, akuntabel,
1 1.766.000 partisipatif dan transparan. Unsur yang dinilai dalam
Sumber: Perpres No. 32 Tahun 2016 prestasi kerja adalah Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan
perilaku kerja. Pada Bulan Januari setiap tahunnya PNS
Langkah setelah penetapan grade oleh pimpinan, di Fakultas Ilmu Sosial UM wajib menyusun SKP
penetapan grade dapat diakses secara terbuka oleh PNS berdasarkan rencana kerja tahunan yang memuat
(bentuk keterbukaan), hal ini akan berdampak positif kegiatan tugas jabatan dan target yang harus dicapai
yakni fungsi pengawasan dari PNS secara langsung dalam kurun waktu penilaian yang bersifat nyata dan
terhadap penyelewengan kewenangan pimpinan. dapat diukur. SKP yang telah disusun harus disetujui
Sehingga diharapkan tidak terjadi pilih kasih terhadap dan ditetapkan oleh pimpinan langsung. SKP yang telah
pemberian grade. Hal tersebut juga menjadi motivasi disetujui dan ditetapkan menjadi dasar penilaian bagi
positif bagi PNS untuk meraih grade yang lebih tinggi pimpinan yang meliputi aspek kuantitas, kualitas, waktu
dengan cara meningkatkan kinerjanya. Setelah dan biaya. Penilaian SKP dilakukan dengan cara
penetapan grade maka PNS berhak mendapatkan membandingkan antara realisasi kerja dengan target dan
tunjangan kinerja (Remunerasi) per bulan sesuai dengan apabila realisasi kerja melebihi dari target maka
grade nya. penilaian SKP capaiannya dapat lebih dari 100 (seratus),
4.2 Kebijakan Remunerasi dalam Meningkatkan namun apabila SKP tidak tercapai yang diakibatkan oleh
Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Fakultas faktor diluar kemampuan individu PNS maka penilaian
Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang didasarkan pada pertimbangan kondisi penyebabnya.
Selain SKP, prestasi kerja PNS Fakultas Ilmu
Prinsip dasar kebijakan remunerasi adalah adil dan Sosial UM diukur dengan perilaku kerja yang meliputi
proporsional. Artinya kalau kebijakan masa lalu orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerja
menerapkan pola sama rata (generalisir). Maka dengan sama dan kepemimpinan. Penilaian perilaku kerja
kebijakan remunerasi, besar penghasilan (reward) yang dilakukan melalui pengamatan oleh pimpinan terhadap
diterima oleh seorang pejabat akan sangat ditentukan PNS sesuai kriteria yang telah dibuat. Dalam melakukan
oleh bobot dan harga jabatan yang disandangnya. Secara penilaian perilaku kerja PNS, pimpinan dapat
garis besar yang mendasari munculnya kebijakan mempertimbangkan masukan dari pimpinan lain yang
remunerasi bagi pegawai negeri adalah dalam Amanat setingkat. Nilai perilaku kerja dapat diberikan paling
Undang-undang No. 43 Tahun 1999 tentang tinggi 100 (seratus).
Kepegawaian bahwa sistem penggajian Pegawai Negeri
70
Suparlan Al Hakim, Muhammad Mujtaba Habibi, dan Sudirman/ JIAP Vol. 2 No. 3 (2016) 65-73

Penilaian prestasi kerja dilakukan dengan cara dipengaruhi pula oleh faktor-faktor yang mempengaruhi
menggabungkan penilaian SKP dengan penilaian kinerja pegawai.
perilaku kerja. Bobot nilai unsur SKP 60% (enam puluh Pada prinsipnya kriteria pemberian remunerasi di
persen) dan perilaku kerja 40% (empat puluh persen). Fakultas Ilmu Sosial UM dilakukan berdasarkan grade.
Penilaian prestasi kerja PNS dilaksanakan oleh Sistem penggajian merupakan bagian dari sistem
pimpinan dalam 1 (satu) tahun yaitu dilakukan setiap remunerasi dan merupakan salah satu implementasi atau
akhir Desember pada tahun yang bersangkutan dan penerapan hasil dari manajemen kinerja. Remunerasi
paling lama akhir Januari tahun berikutnya. Nilai sendiri memiliki pengertian sebagai setiap bentuk
prestasi kerja PNS dinyatakan dengan angka dan imbalan (reward) yang diterima pegawai sebagai akibat
sebutan, yaitu sebagai berikut: dari kinerja-kinerja tugas dalam organisasi, termasuk
a) 91 ± ke atas: sangat baik diantaranya hadiah, penghargaan atau promosi jabatan.
b) 76 ± 90: baik Kinerja sendiri tidak dapat dicapai secara optimal
c) 61 ± 75: cukup apabila remunerasi diberikan tidak secara proposional.
d) 51 ± 60: kurang Pendekatan melalui pengembangan remunerasi ini
e) 50 ke bawah: buruk dikenal sebagai cara yang efektif untuk mengurangi
Berdasarkan hal tersebut diatas pada prinsipnya biaya dan menambah produktifitas pegawai. Kenaikan
kegiatan utama dalam implementasi kebijakan gaji hanya akan efektif jika dilaksanakan bersamaan
remunerasi adalah penilaian prestasi kerja pegawai di dengan penerapan manajemen kepegawaian yang
Fakultas Ilmu Sosial UM. Kebijakan remunerasi secara berorientasi pada kinerja, sehingga ada kejelasan tentang
tidak langsung menuntut pegawai negeri sipil apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab masing-
melakukan kinerja secara maksimal, yaitu meningkatkan masing pegawai, serta ukuran/ target kinerja yang
mutu sumber daya manusia. Peningkatan mutu sumber bagaimana yang harus dicapai, dengan demikian setiap
daya manusia yang strategis terhadap ketrampilan, pegawai memahami bahwa untuk mendapatkan imbalan
motivasi, pengembangan dan manajemen tertentu harus mencapai kinerja tertentu pula. Dengan
pengorganisasian sumber daya manusia merupakan pengembangan sistem remunerasi pegawai yang
syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing berdasarkan pada beban kerja dan tanggung jawab
dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks masing-masing pegawai serta kinerja pegawai maka
pembangunan bidang kepegawaian dimasa yang akan diharapkan dapat meningkatkan kinerja PNS di Fakultas
datang adalah mempersiapkan Pegawai Negeri Sipil Ilmu Sosial UM.
yang profesional, mampu bersaing dan mampu
4.3 Faktor Pendorong dan Penghambat Pelaksanaan
mengantisipasi perkembangan dunia yang pesat Kebijakan Remunerasi dalam Meningkatkan
diberbagai aspek kehidupan sehingga mampu Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Fakultas
meningkatkan mutu pelayanan dan kinerja yang tinggi. Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang
Kesadaran akan perlunya sumber daya manusia yang
berkualitas, perlu ditindak lanjuti dengan berbagai Terdapat Faktor pendorong dan penghambat
strategi yang dapat meningkatkan kinerja pegawai. pelaksanaan remunerasi di Fakultas Ilmu Sosial
Salah satu strategi untuk menghadapi tantangan yang Univerasitas Negeri Malang, diantaranya sebagai
tidak ringan, setiap organisasi harus mendesain kembali berikut:
perencanaan organisasinya, pengelolaan manajemen 4.3.1 Faktor Pendorong
kinerja serta pendayagunaan manusia. Dalam hal ini
berarti mengupayakan agar sumber daya manusia itu a) Adanya komitmen yang tinggi dari tim pengajuan
mampu dan mau bekerjasama secara optimal demi dan verifikator remunerasi
tercapainya tujuan organisasi. Unsur sumber daya Dalam pelaksanaan kebijakan remunerasi di FIS
manusia dan sistem kerja yang fleksibel terhadap UM, tim pengajuan dalam hal ini tenaga kependidikan
lingkungan perubahan menjadi semakin menentukan pada masing- masing jurusan, menjembatani para
bagi keberhasilan pencapaian tujuan yang diharapkan. pegawai yang kesulitan dalam proses pengajuan
Beberapa pakar menyatakan bahwa salah satu penyebab remunerasi. Selain itu juga verifikator ditingkat fakultas
keterpurukan perekonomian Indonesia adalah rendahnya dalam hal ini Wakil Dekan II FIS melakukan verifikasi
komitmen dan kinerja penyelenggaraan negara. Kinerja dengan baik terkait dengan poin-poin remunerasi yang
pegawai merujuk pada tingkat keberhasilan seseorang diajukan oleh pegawai.
dalam melaksanakan tugas serta upaya yang dilakukan b) Adanya data berupa rubrik Satuan Poin Kegiatan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja Remunerasi (SPKR)
seseorang dapat menjadi optimal jika didukung oleh Dalam melakukan pengajuan dan verifikasi
kemampuan yang baik dan motivasi yang kuat. remunerasi, terdapat data dan informasi berupa rubrik
Keberhasilan kinerja pegawai sebuah organisasi SPKR sehingga memudahkan pegawai yang akan

71
Suparlan Al Hakim, Muhammad Mujtaba Habibi, dan Sudirman/ JIAP Vol. 2 No. 3 (2016) 65-73

mengajukan poin remunerasi, dan juga akan 5. Kesimpulan


memudahkan verifikator dalam memverifikasi poin
remunerasi tersebut. Didalam rubrik SPKR terdapat Penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan,
rincian poin-poin pengajuan remunerasi yang yaitu sebagai berikut:
memudahkan pegawai untuk memilih dan memasukkan a) Implementasi kebijakan remunerasi di Fakultas Ilmu
poin remunerasi tersebut. Poin-poin rubrik diantaranya Sosial UM sudah berjalan dengan baik terbukti
Bidang Pendidikan dan Pengajaran; Bidang Penelitian dalam pelaksanaan kebijakan tersebut menggunakan
dan Pengembangan Ilmu dan Bidang Penunjang. Untuk asas proposionalitas, kesetaraan, kepatutan dan
bidang Pendidikan dan Pengajaran terdapat 11 (sebelas) kinerja operasional;
poin kegiatan; Bidang Penelitian dan Pengembangan b) Kebijakan remunerasi terbukti meningkatkan kinerja
Ilmu terdapat 15 (lima belas) poin kegiatan; dan Bidang pegawai negeri sipil di Fakultas Ilmu Sosial UM,
Penunjang terdapat 76 (tujuh puluh enam) poin. Masing- mengingat perolehan remunerasi dipengaruhi oleh
masing kegiatan mempunyai poin SPKR yang berbeda- prestasi kerja yang terdiri dari sasaran kerja pegawai
beda tergantung pada poin kegiatan. (SKP) dan perilaku kerja. Sehingga pegawai akan
berusaha semaksimal mungkin untuk bisa
4.3.2 Faktor Penghambat mendapatkan prestasi yang sangat baik dengan
a) Pemahaman yang berbeda-beda terhadap rubrik menjalankan kewajibannya sesuai dengan aturan
Satuan Poin Kegiatan Remunerasi (SPKR) yang ada; dan
Dalam meng input data isian remunerasi, pegawai c) Pelaksanaan kebijakan remunerasi di Fakultas Ilmu
seringkali kesulitas memahami rubrik Satuan Poin Sosial UM terdapat beberapa faktor pendorong dan
Kegiatan Remunerasi (SPKR), terdapat beragam penghambat, antara lain sebagai berikut:
pemahaman terkait poin-poin yang ada pada SPKR 1. Faktor Pendorong
tersebut. Hal ini menyebabkan pegawai berupaya ‡ Adanya komitmen yang tinggi dari Tim
memasukan segala jenis kegiatan sekalipun kegiatan Pengajuan dan Verifikator Remunerasi
yang dimasukkan tersebut tidak sesuai dengan rubik ‡ Adanya data berupa rubrik Satuan Poin
yang ada. Kegiatan Remunerasi (SPKR)
b) Sulitnya untuk mengumpulkan dokumen (surat tugas, 2. Faktor Penghambat
SK, JTM) sebagai syarat remunerasi ‡ Pemahaman yang berbeda-beda terhadap rubrik
Pegawai utamannya dosen, merasa kesulitan untuk Satuan Poin Kegiatan Remunerasi (SPKR)
mengumpulkan dokumen-dokumen penunjang ‡ Sulitnya untuk mengumpulkan dokumen (surat
remunerasi diantaranya surat tugas, SK, JTM, jurnal, tugas, SK, JTM) sebagai syarat remunerasi
buku dll. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan ‡ Terdapat beberapa dosen yang tidak menguasai
dokumen tidak tersimpan dengan baik sehingga ketika IT
pengajuan remunerasi mulai dibuka. dosen yang ‡ Adanya keterlambatan pembayaran uang
bersangkutan akan kebingungan untuk mencarinya. remunerasi
c) Terdapat beberapa dosen yang tidak menguasai IT
Beberapa dosen di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Daftar Pustaka
Negeri Malang tidak menguasai IT seperti
Agustino, Leo. (2008) Dasar-Dasar Kebijakan Publik.
pengoperasian komputer dan scanner, mengingat
Bandung, Alfabeta.
pengajuan remunerasi dilakukan dengan sistem online
Dharma. Agus. (1986) Manajemen Personalia: Teknik
yang menuntut pegawai untuk melakukan isian
dan Konsep Modern. Jakarta: Erlangga
menggunakan komputer dan scanner sebagai alat untuk
Handoko. (1987). Manajemen Personalia dan sumber
men scan dokumen yang digunakan sebagai bukti
Daya Manusia, Edisi Kedua. BPFE, Yogyakarta.
kegiatan yang akan diremunerasikan. Konsekuensinya,
Hasibuan, Malayu. (2012) Manajemen Sumber Daya
dosen yang bersangkutan meminta bantuan kepada
Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.
tenaga pendidik pada masing-masing jurusan, sehingga
Keputusan Menteri Keuangan 279/KMK.05/2008
proses pengajuannya sedikit lambat dikarenakan harus
tanggal 24 September 2008 tentang Penetapan
menunggu antrian dalam pengisiannya.
Universitas Negeri Malang Pada Departemen
d) Adanya keterlambatan pembayaran uang remunerasi
Pendidikan Nasional Sebagai Instansi Pemerintah
Keterlambatan pembayaran uang remunerasi juga
yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan
menjadi kendala pelaksanaan remunerasi di FIS UM,
Layanan Umum.
sehingga pegawai harus mengurus masalah tersebut
Miles, B Matthew & Huberman, A. Michael. (2009).
kepada Wakil Dekan II FIS UM yang kemudian akan
Analisis data Kualitatif, Disadur oleh Tjetjep
diteruskan ke level pusat.
Rohendi Rohidi. Jakarta: UI-Press.

72
Suparlan Al Hakim, Muhammad Mujtaba Habibi, dan Sudirman/ JIAP Vol. 2 No. 3 (2016) 65-73

Muwwardi. (2009). Remunerasi dan Keadilan


Masyarakat Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.
Nursadi, Harsanto. (2014). Lengkap Sudah Remunerasi
Bagi Penegak Hukum. Dapat diakses pada
http//www.hukumonline.com/[Diakses 09
Oktober 2016].
Peraturan Menteri Keuangan No. 73/PMK.05/2007
tentang Pedoman Penetapan Remunerasi Bagi
Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas dan Pegawai
BLU.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2014
Tentang Pedoman Pengusulan dan Pemeberian
Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola, Dewan
Pengawas, dan Pegawai Pada Perguruan Tinggi
Negeri Yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan
Bada Layanan Umum.
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Keuangan BLU.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46
tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja
Pegawai Negeri Sipil.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2016 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di
Lingkungan Kementerian Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi.
Peraturan Rektor Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Pedoman Pelaksanaan Remunerasi Bagi Dosen
dan Tenaga Kependidikan di Universitas Negeri
Malang.
Pomardi Simbolon. (2008). Upaya Meningkatkan
Kinerja PNS. Dapat diakses pada http://pormadi-
simbolon.blogspot.com/2008/06.html/ [Diakses
tanggal 20 Juni 2016].
Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen.
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Nomor 1 tahun 2014 Tentang
Perbendaharaan Negara
Wahab, Solichin Abdul. (2010) Analisis Kebijaksanaan
³'DUL )ormulasi ke Implementasi Kebijaksanaan
1HJDUD´ Jakarta: Bumi Aksara.
Werther, W.B., & K. Davis. (1982) Personal
Management and Human Resources. Tokyo:
McGraw Hill Ltd.

73

You might also like