You are on page 1of 18

1

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS


PADA MATA KULIAH SPEAKING 3 MELALUI TEKNIK INFORMATION
GAP TASK PADA MAHASISWA SEMESTER 3
ABA DIAN CIPTA CENDIKIA BANDAR LAMPUNG

Oleh :
Juni Hartiwi, Herpratiwi, Sudirman.
FKIP Unila, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung
Email : Strawberry7737@yahoo.co.id
085228836390

Abstract : The improvement of speaking skill using information gap task in speaking 3
subject towards students of foreign language academy of dian cipta cendikia, bandar
lampung. The aims of this research are to analyze (1) the lesson plan of teaching
speaking through information gap tasks, (2) the implementation of teaching speaking
through information gap tasks, (3) the evaluation system of teaching speaking
through informatioQ JDS WDVNV WKH LQFUHDVH RI VWXGHQWV¶ VSHDNLQJ XVLQJ
information gap tasks.This is a classroom action research which lasted in 3 cycles.
The subject of research was ABA students, class D3BI1 consisting of 30 students
2011/2012 academic year. The data was collected by test, observation note and
documentation. The data was analyzed into qualitative descriptive. The result of the
research shows that; (1) the lesson plan was designed by using information gap
technic with the procedure as follows; the 1st cycle every pair group work was asked
to decribe and to tell about the picture, then they had an interview about the
information. The 2nd cycle, students were asked to make small group work of 4-5
students, then by the representative, they chose one series picture, and they told the
members about the picture, finally they told about their own activity. The 3rd cycle
they were asked to have a pair group work and had a role play to perform the
dialogue . The score for 1st cycle was 3.2, for 2nd was 3.7 and 3rd was 4. (2) The
activity of the students increased every cycle for the indicators of activity, attention,
cooperation, and responsibility. (3) Evaluation system of speaking skill test obtained
JRRG YDOLGLW\ DQG JRRG UHOLDELOLW\ 6WXGHQWV¶ VSHDNLQJ VNLll of the 1st cycle was
20%, the 2nd was 50 % and the 3rd ZDV ,W PHDQV WKH VWXGHQWV¶ VSHDNLQJ VNLOO
increased.
Key Words : speaking skill, information gap task

Abstrak : Peningkatan keterampilan berbicara bahasa inggris pada mata


kuliah speaking 3 melalui teknik information gap task pada mahasiswa semester
3 ABA Dian Cipta Cendikia Bandar Lampung Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis (1) desain perencanaan pembelajaran keterampilan berbicara Bahasa
Inggris melalui teknik information gap tasks (2) proses pelaksanaan pembelajaran
keterampilan berbicara Bahasa Inggis melalui teknik information gap tasks, (3) hasil
pembelajaran keterampilan berbicara Bahasa Inggris melalui teknik information gap
tasks, (4) evaluasi pembelajaran keterampilan berbicara Bahasa Inggris melalui
teknik information gap tasks. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dengan 3 siklus. Data dikumpulkan melalui tes (tes keterampilan berbicara)
dan non tes (observasi, dokumentasi), dan data dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Perencanaan pembelajaran didesain
menggunakan teknik information gap tasks dengan sintaks sebagai berikut;
mahasiswa membentuk kelompok berpasangan kemudian mahasiswa diminta untuk
2

membuat deskripsi tentang gambar yang dikemas dalam sebuah dialog, yang
kemudian dialog tersebut dilakukan dalam bentuk role play dengan sebuah topik.
siklus kesatu mendapat nilai 3,2 siklus kedua 3,7 dan siklus ketiga 4. (2) Aktifitas
mahasiswa dalam pembelajaran baik dalam pair group work, maupun small group
work meningkat pada setiap siklus baik pada indikator keaktifan, perhatian,
kerjasama juga tanggung jawab (3) Sistem evaluasi siklus menggunakan tes
keterampilan berbicara lisan diperoleh nilai validitas termasuk kategori cukup,
reliabilitas kategori cukup. (4) Prestasi belajar siswa yang tergolong tuntas pada
siklus pertama sebesar 20%, pada siklus kedua sebesar 50%, dan untuk siklus ketiga
sebesar 86%.
Kata Kunci: keterampilan berbicara, information gap task.

PENDAHULUAN information gap task dimana


Mahasiswa dalam pembelajaran mahasiswa belum dapat berperan aktif
Bahasa Inggris dituntut menguasai tiga dalam proses pembelajaran tersebut.
aspek bahasa yaitu pelafalan Tanpa disadari berbagai kenyataan
(pronunciation), aspek tata bahasa tersebut seringkali ditimpakan pada
(grammar) dan aspek kosa kata anak didik dengan berbagai alasan.
(vocabulary). Ketiga aspek ini Namun apabila dicermati sungguh-
direalisasikan dalam empat sungguh adakah faktor lain yang
keterampilan berbahasa, yaitu menyebabkan rendahnya hasil belajar
keterampilan mendengar, berbicara, Bahasa Inggris mahasiswa? Misalnya
membaca, dan menulis. Fakta di faktor dosen. Apakah pembelajaran
lapangan menunjukkan bahwa prestasi Bahasa Inggris selama ini baik dan
belajar mahasiswa pada mata kuliah menyenangkan? Apakah dosen sudah
keterampilan berbicara (Speaking 2) menggunakan media dan teknik
belum mencapai standar keberhasilan bervariasi untuk ketercapaian tujuan
(KKM skor 71). Standar belum pembelajaran?
tercapai disebabkan oleh beberapa
Dalam penggunaan keterampilan
faktor seperti; kurangnya penguasaan
berbahasa, dosen seharusnya dapat
kosa kata, tidak pernah mencoba untuk
lebih optimal dalam proses
berkomunikasi menggunakan Bahasa
pelaksanaan pembelajaran Speaking 3
Inggris dikelas dan malu untuk
dengan menggunakan media ataupun
berkomunikasi menggunakan Bahasa
teknik pembelajaran. Dosen
Inggris. Selain itu pembelajaran juga
diharapkan mampu meyakinkan
belum dirancang sesuai prinsip
mahasiswa untuk berbicara dengan
3

menggunakan Bahasa Inggris. Dengan menyediakan input serta kesempatan


melihat kenyataan tersebut muncul bagi mahasiswa untuk penggunaan
pertanyaan upaya apakah yang bahasa yang bermakna yang tentu saja
seharusnya dilakukan dosen untuk dipandang penting bagi penguasaan
meningkatkan kualitas proses bahasa, khususnya penguasaan
pembelajaran yang optimal? kosakata yang dapat membuat
mahasiswa lancar dalam menerapkan
Masalah lainnya adalah tentang komunikasi berbahasa Inggris. Seiring
kriteria evaluasi dalam pembelajaran dengan apa yang dipaparkan pada latar
berbicara yang masih belum belakang masalah, maka tujuan
digunakan secara optimal oleh dosen. penelitian ini adalah untuk
Mengevaluasi keterampilan berbicara menganalisis: 1) desain perencanaan
dianggap lebih sulit dibandingkan pembelajaran Speaking 3 dengan
keterampilan berbahasa lain, karena menggunakan information gap task
meliputi beberapa komponen yang untuk meningkatkan keterampilan
harus dikuasai mahasiswa seperti; berbicara pada mahasiswa semester
kosakata, pengucapan, kelancaran dan tiga ABA DCC Bandar Lampung. 2)
tata bahasa sehingga perlu adanya proses pelaksanaan pembelajaran
kriteria penilaian berbicara yang lebih Speaking 3 dengan menggunakan
rinci. information gap task untuk
meningkatkan keterampilan berbicara
Proses pembelajaran dapat pada mahasiswa semester tiga ABA
dikembangkan dengan memberikan DCC Bandar Lampung. 3) hasil
berbagai macam media seperti media pembelajaran Speaking 3 dengan
animasi, audio visual ataupun teknik menggunakan information gap task
seperti teknik information gap task. untuk meningkatkan keterampilan
Menurut Yufrizal (2007:232) teknik berbicara pada mahasiswa semester
information gap task dapat mendorong tiga ABA DCC Bandar Lampung. Dan
seseorang untuk melakukan negosiasi 4) evaluasi pembelajaran Speaking 3
makna, dan melalui negosiasi makna dengan menggunakan information gap
terjadilah pemerolehan bahasa. Teknik task untuk meningkatkan keterampilan
ini dapat memberikan beberapa berbicara pada mahasiswa semester
keuntungan yang sangat menarik dan tiga ABA DCC Bandar Lampung.
4

dalam bentuk lisan. Pembelajaran ini


akan lebih berhasil apabila seseorang
sering melakukan latihan dalam
II. KAJIAN PUSTAKA
pengucapan sebelum mereka
menggunakan bahasa.
2.1 Konsep Pembelajaran Speaking

2.2 Teknik Information Gap Task


Menurut Ramlannarie (2011:88),
speaking merupakan proses berpikir
Dan Mazrozikin (2010;16)
dan bernalar agar pembicaraan
menyatakan bahwa teknik information
seseorang dapat diterima dan dipahami
gap merupakan gabungan dari teknik
dengan baik oleh orang lain atau
yang mana (which face)?, pura-pura
penyimak. Speaking mempunyai
lupa (loss of memory), dan membagi
kaitan erat dengan keterampilan
informasi (shared information).
menyimak. Keduanya merupakan satu
Kegiatan ini adalah salah satu bentuk
kesatuan yang padu.
dari banyak kegiatan komunikatif.
Nation (1996: 8) menyebutnya sebagai
³Children in learning their first
language appear to do a lot of split information activities. Kegiatan
listening before they speak,and that
pembelajaran ini melibatkan minimal
their listening is accompanied by
physical responses (reaching, satu siswa yang mempunyai informasi
grabbing, moving, looking and so
dan yang siswa lainnya tidak
IRUWK ´ (Brown, 2000: 57)
mempunyainya tetapi memerlukannya.
Ini berarti bahwa seperti halnya
Untuk mendapatkan informasi tersebut
mempelajari bahasa ibu, anak-anak
siswa yang tidak mempunyainya harus
lebih banyak mendengarkan disertai
melakukan komunikasi dalam bentuk
respon fisik seperti menjangkau,
tertentu. Keterampilan yang dapat
merampas, menggerakkan, melihat
dikembangkan dengan kegiatan ini
dan seterusnya sebelum mereka
adalah keterampilan berbicara. Dan
berbicara. Berdasarkan pendapat para
sintak pembelajaran dengan
pakar bahasa berkaitan dengan
menggunakan teknik information gap
Speaking maka dapat disimpulkan
task adalah sebagai berikut:
pembelajaran Speaking adalah
kegiatan menyampaikan suatu pesan 1) Guru menentukan kompetensi dan
atau informasi kepada orang lain topik yang akan dikembangkan,
5

contohnya mendiskripsikan bentuk menyebutkan strategi pembelajaran


seperti bulatan, segitiga, garis, secara eksplisit. Strategi pembelajaran
empat persegi panjang dan posisi dikembangkan melalui pemilihan dan
benda. pemanfaatan metode, media, bahan
2) Guru menyiapkan dua lembar ajar peserta didik dikelas
kertas dengan gambar yang mirip, (Prawiradilaga, 2008:47). Model ini
umpamanya satu berisi sejumlah merupakan rujukan bagi pendidik
gambar bentuk dua dimensi dengan dalam membelajarkan peserta didik
posisi tertentu, dan kertas yang lain dalam pembelajaran yang
berisi gambar bentuk dimensi yang direncanakan dan disusun secara
sama tetapi mempunyai posisi yang sistematis dengan mengintegrasikan
berbeda. teknologi dan media sehingga
3) Guru membagi siswa menjadi pembelajaran menjadi lebih efektif
kelompok bisa berpasangan atau dan bermakna bagi peserta didik.
beberapaorang, tiap siswa Pembelajaran dengan menggunakan
mendapat gambar yang berbeda ASSURE Model mempunyai beberapa
dari gambar pasangannya. tahapan adalah sebagai berikut:
4) Guru menjelaskan prosedur 1. Analyze Learner (Analisis
kegiatan dimana tiap pasangan Pembelajar)
harus saling tanya jawab untuk 2. State Standards and
mencari perbedaan dan persamaan. Objective (Menentukan Standard Dan
5) Guru memberikan contoh. Tujuan)
6) Setelah selesai salah satu anggota Tujuan pembelajaran yang
kelompok atau pasangan diminta Berbasis ABCD, rumusan baku
untuk melaporkan hasil tanya ABCD tadi dijabarkan sebagai
jawabnya. berikut: A = audience, B =
7) Guru mendiskusikan dan behaviour, C = conditions dan D =
memberikan masukan terkait degree.
kesalahan siswa. 3. Select Strategies, Tecnology,
Media and Materials (Memilih,
2.3 Desain Pembelajaran
Strategi, Teknologi, Media
Penelitian ini menggunakan model dan Bahan ajar)
desain ASSURE karena model ini tidak
6

4. Utilize Technology, Media and sehingga jelas dan mudah dipahami,


Materials (Menggunakan dan diungkapkan dengan bahasa yang
Teknologi, Media dan dikemas dalam susunan tata bahasa
Bahan Ajar) yang wajar, pilihan kata-kata yang
5. Require Learner tepat, serta lafal dan intonasi sesuai
Participation (Mengembangkan dengan tujuan dan sifat kegiatan
Partisipasi Peserta Didik). berbicara yang sedang dilakukan.
6. Evaluate and Revise (Mengevaluasi
III. METODE PENELITIAN
dan Merevisi).
3.1 Metode Penelitian
2.4 Evaluasi Pembelajaran Penelitian ini menggunakan
³7HV PHUXSDNDQ VXDWX EHQWXN DODW rancangan Penelitian Tindakan Kelas
evaluasi untuk mengukur seberapa (PTK) yang bertujuan untuk
jauh tujuan pengajaran telah tercapai, memperbaiki kualitas proses
jadi berarti evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang nantinya akan
belajar. Tes yang baik harus berpengaruh pada meningkatnya
memenuhi beberapa persyaratan keterampilan berbicara Bahasa Inggris
tertentu ; 1) harus efisien (parsimony) pada mahasiswa.
2) harus baku (standardize) 3)
3.2 Subjek penelitian
mempunyai norma 4) objektif 5)
sahih (valid) 6) andal (reliable) ´ Subjek penelitian ini adalah
Arikunto (2006). Untuk memperoleh mahasiswa semester tiga tahun
tes yang baik, tes tersebut harus akademik 2011/2012 yaitu D3BI1,
dianalisis sehingga memenuhi syarat- dimana kelas berjumlah 30 mahasiswa
syarat tersebut. di ABA DCC Bandar Lampung, tahun
akademik 2011/2012.
2.5 Tes Keterampilan Berbicara

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Tingkat keterampilan berbicara ini
Adapun pengumpulan data dilakukan
ditentukan oleh kemampuan untuk
dengan tes keterampilan berbahasa
mengungkapkan isi pikiran sesuai
diberikan sesudah tindakan kelas dan
dengan tujuan dan konteks
non tes. Non tes yang lakukan adalah
pembicaraan yang sedang dilakukan,
observasi kelas dan dokumentasi.
bagaimana isi pikiran disusun
7

pembelajaran yang dibagi


3.4 Rancangan Penelitian Tindakan
menjadi tiga tahapan yaitu pra
Kelas
aktifitas (pre-activity), selama
Penelitian Tindakan Kelas ini
kegiatan (while-activity), dan
direncanakan terdiri dari tiga siklus,
pasca kegiatan (post-activity)
dengan setiap siklusnya terdiri dari
melalui layar LCD.
empat tahapan berdasarkan model
2. Pada tahap pra aktivitas (pre-
Kemmis dan Taggart, yaitu : Tahap
activity), dosen memberi
perencanaan (Planning), Tahap
motivasi dengan kegiatan tanya
Pelaksanaan (Acting), Observasi
jawab mengenai materi pada
(Observing), dan Refleksi (Reflecting).
pertemuan sebelumnya dan
Rancangan Penelitian Tindakan Kelas
membagi mahasiswa dalam pair
yang akan dilaksanakan adalah
group.
sebagai berikut:
3. Dosen meminta satu orang dari
1. Tahap Perencanaan setiap group untuk maju dan
Pada tahap ini peneliti merencanakan dosen memberikan masing-
persiapan kegiatan pembelajaran masing mahasiswa tersebut
seperti: mempersiapkan kelas sebuah gambar tentang family
penelitian, silabus dan Satuan Acara tree (silsilah keluarga) lalu
Perkuliahan (SAP), instrument meminta mereka memahami
penelitian untuk dosen dan mahasiswa, maksud dari gambar tersebut.
sumber belajar yang berupa worksheet 4. Pada tahap selama kegiatan
pendukung information gap tasks (while-activity), dosen meminta
yang akan digunakan dalam bentuk perwakilan group untuk
lembar-lembar bergambar dan menyampaikan isi gambar
perangkat multimedia berupa kepada rekan masing-masing,
komputer, slide, dan LCD, dan pre-test dan mereka diperintahkan untuk
- tes siklus I. bertanya jawab mengenai
silsilah keluarga masing-masing.
2. Tahap Tindakan
5. Mahasiswa saling bertukar
1. Dosen menjelaskan materi
informasi mengenai silsilah
pembelajaran Speaking 3 serta
keluarga masing-masing.
instruksi yang jelas tentang
langkah-langkah kegiatan
8

6. Berikutnya pada tahap pasca mahasiswa dan mengetahui peingkatan


kegiatan (post-activity), dosen keterampilan mahasiswa selama
dan mahasiswa menyimpulkan proses pembelajaran berlangsung.
pembelajaran pada materi
IV. HASIL PENELITIAN DAN
pertemuan tersebut dan
PEMBAHASAN
mahasiswa merespon stimulus
yang telah diberikan selama Siklus I
pembelajaran.
7. Kegiatan diakhiri dengan Pelaksanaan pembelajaran yang
pemberian tes. diamati dari hasil observasi
pelaksanaan pembelajaran yang
3. Tahap Observasi
dilakukan dosen masih belum
Pada saat penelitian berlangsung,
maksimal dengan persentase 69%
kolaborator sebagai observer kedua
yang terlaksana oleh dosen.
melaksanakan observasi dan evaluasi
Pelaksanaan pembelajaran yang
dengan menggunakan lembar
diamati dari aktivitas mahasiswa
observasi dosen.
dalam proses pembelajaran persentase
4. Tahap Refleksi jumlah mahasiswa yang aktif 27 %
Pada tahap refleksi, peneliti dan belum mencapai indikator
kolaborator bersama-sama keberhasilan. Dan pelaksanaan
mengumpulkan data dan informasi pengambilan nilai akhir siklus yang
berupa temuan tingkat efektifitas berfungsi menentukan prestasi belajar
pembelajaran mahasiswa terhadap mahasiswa pada siklus I ternyata
proses pembelajaran, serta hambatan belum dilakukan sesuai prosedur,
yang dialami selama proses dalam hal ini validitas hasil penilaian
pembelajaran pada siklus I. belum tercapai, dikarenakan pengujian
keterampilan berbicara bersifat
3.5 Teknik Analisis Data
subjektif. Sehingga secara ideal,
Pada penelitian tindakan kelas ini
pengujian dilakukan dengan sistem
digunakan analisis deskriptif yaitu
inter rater atau dua orang penguji.
suatu metode analisis yang bersifat
Kemudian persentase jumlah
mendeskripsikan fakta sesuai dengan
mahasiswa yang tuntas adalah 20 %.
data yang diperoleh dengan tujuan
Prestasi belajar mahasiswa belum
untuk mengetahui hasil belajar
9

mencapai indikator keberhasilan yang yang dicapai mahasiswa belum sesuai


ditetapkan 75% sehingga perlu harapan yang ditetapkan dalam
ditingkatkan pada siklus selanjutnya. indikator keberhasilan. Hasil yang
diperoleh pada siklus II, yaitu
Siklus II
persentase jumlah mahasiswa yang
Indikator keberhasilan untuk
tuntas adalah 50 %. Prestasi belajar
perencanaan pembelajaran adalah skor
mahasiswa belum mencapai indikator
4, yaitu persiapan bahan dan materi
keberhasilan yang ditetapkan 75%
pembelajaran, persiapan media
sehingga perlu ditingkatkan pada
pembelajaran dan persiapan evaluasi.
siklus selanjutnya.
Namun demikian indikator
keberhasilan untuk perencanaan Siklus III
pembelajaran belum tercapai karena Nilai perencanaan pembelajaran untuk
jumlah skor total masih di bawah 96 setiap indikator memperoleh skor 4.
yaitu 89. Dan pelaksanaan Jadi, indikator keberhasilan untuk
pembelajaran yang diamati secara perencanaan pembelajaran sudah
keseluruhan telah terlaksana, ini tercapai karna jumlah skor total adalah
dibuktikan dengan indikator penilaian 96. Dan pengelolaan pembelajaran
\DQJ PHQGDSDWNDQ FKHFNOLVW ³\D´ SDGD secara keseluruhan pelaksanaan
semua komponen yang diamati. pembelajaran telah terlaksana, ini
Dengan demikian indikator ini dibuktikan dengan indikator penilaian
menunjukkan bahwa dosen sudah \DQJ PHQGDSDWNDQ FKHFNOLVW ³\D´ SDGD
melaksanakan semua langkah semua komponen yang diamati atau
pembelajaran sesuai prosedur yang sebesar 100 % terlaksana. Dari hasil
sudah ditentukan. Pelaksanaan pengamatan dosen observer diperoleh
pembelajaran yang diamati dari bahwa terdapat 30 mahasiswa yang
aktivitas mahasiswa dalam proses aktif yaitu 100% dari jumlah
pembelajaran persentase jumlah mahasiswa yang diamati. Dan
mahasiswa yang aktif 70 % belum keaktifan mahasiswa meningkat dari
mencapai indikator keberhasilan. Lalu 70 % ke 100% meskipun sebagian
sistem penilaian pada tahap mahasiswa belum memenuhi 3
penyusunan instrumen sudah berjalan indikator dari 4 indikator keaktifan
sesuai prosedur. Namun demikian nilai yang diharapkan. Namun hal ini masih
10

masuk kategori baik, sehingga memiliki skor di bawah 3 berarti pada


penelitian dihentikan pada siklus ke siklus I dikatakan belum berhasil.
III. Dan evaluasi pembelajaran untuk Selanjutnya pada siklus II jumlah skor
tes telah diuji validitas dan ditemukan kualitas SAP mengalami peningkatan,
bahwa test valid karena bisa jumlah skor yang diberikan penilai 89
menunjukkan kemampuan mahasiswa atau 3,7 dan tidak ada indikator yang
yang sebenarnya. Menurut face bernilai di bawah 3, namun masih ada
validity, test tersebut valid dan telah 7 indikator yang bernilai 3. Ini berarti
memenuhi unsur reliability, SAP belum memenuhi indikator
practicality, dan authenticity. keberhasilan, dan berdasarkan
Selanjutnya persentase jumlah indikator tersebut disimpulkan masih
mahasiswa yang tuntas adalah 86 %. perlu adanya perbaikan pada persiapan
Prestasi belajar mahasiswa sudah strategi dan metode yang digunakan
mencapai indikator keberhasilan yang dalam proses pembelajaran. Kemudian
ditetapkan yaitu 75% sehingga pada siklus III skor kualitas SAP yang
tindakan siklus dihentikan. diberikan penilai 96 dan tidak ada
indikator yang bernilai di bawah 3
4.2 Pembahasan
berarti SAP sudah memenuhi indikator
Kualitas SAP yang disusun dosen,
keberhasilan. Rerata skor penilaian
berdasarkan hasil perhitungan
RPP pada siklus I adalah 3,2; rerata
terhadap Alat Penilaian Kemampuan
skor penilaian SAP pada siklus II
Guru (APKG) pada perencanaan
adalah 3,7; dan rerata skor penilaian
pembelajaran menggunakan teknik
SAP pada siklus III adalah 4.
information gap tasks diperoleh hasil
Perencanaan pembelajaran yang baik
bahwa perencanaan pembelajaran dari
memberikan kontribusi yang besar
siklus I, II, III mengalami peningkatan
terhadap keberhasilan mahasiswa
skor. Pada siklus I jumlah skor
untuk mencapai tujuan pembelajaran
kualitas SAP yang diberikan penilai
sesuai dengan KKM yang
adalah 78 atau 3,2. Jika dikaitkan
direncanakan. Pada tahap perencanaan
dengan indikator keberhasilan yang
ini kegiatan pembelajaran yang
ditetapkan untuk perencanaan
mengarahkan mahasiswa untuk
pembelajaran adalah skor total di atas
beraktivitas sepenuhnya dapat
96 dan tidak ada indikator yang
diperiksa kesesuaiannya dengan
11

konsep konstruktivisme yang adalah 64 % dengan rata-rata skor 3,2,


dipahami dosen, menurut Sagala ini berarti pelaksanaan pembelajaran
(2007:32) bahwa pendekatan berkriterian cukup. Pada siklus II
konstruktivistik dalam pembelajaran presentase jumlah skor indikator
didasarkan pada perpaduan antara pelaksanaan pembelajaran adalah 74
psikologi kognitif dan psikologi sosial. % dengan rata-rata skor 3,7, ini berarti
Dengan teori konstruktivisme siswa pelaksanaan pembelajaran berkriterian
dapat berfikir untuk menyelesaikan baik. Pada siklus III presentase jumlah
masalah, mencari ide dan membuat skor indikator pelaksanaan
keputusan. Menyusun sebuah pembelajaran adalah 80 % dengan
perencanaan yang baik dalam arti rata-rata skor 4, ini berarti pelaksanaan
relevan dan konsisten terhadap konsep pembelajaran berkriterian sangat baik.
konstruktivisme adalah tidak mudah. Berdasarkan data hasil pengamatan
Dengan demikian peneliti melibatkan dan deskripsi pelaksanaan
orang lain yaitu dosen senior pembelajaran yang dilakukan dengan
berpengalaman, untuk melihat, langkah-langkah arahan dan
mempelajari, dan menilai perencanaan pengaturan waktu secara tepat setiap
pembelajaran yang telah disusun tahap kegiatan pembelajaran dapat
tersebut. Adanya penilaian dari teman dikatakan bahwa pembelajaran dengan
sejawat tersebut memberikan umpan menggunakan teknik information gap
balik untuk memperbaiki perencanaan. tasks dapat meningkatkan aktivitas
Hal inilah yang menyebabkan, dan hasil belajar keterampilan
penilaian perencanaan pembelajaran berbicara Bahasa Inggris mahasiswa
mengalami peningkatan dari siklus I, pada standar kompetensi kemampuan
II, dan III. memberi berita yang menarik
perhatian, memberi komentar terhadap
Pelaksanaan pembelajaran dengan
informasi yg diterima dan meminta
menggunakan teknik information gap
informasi dan pendapat. Selanjutnya
tasks yang dilakukan selama proses
berdasarkan hasil temuan, aktivitas
pembelajaran berlangsung mengalami
siswa selama proses pembelajaran
peningkatan dari siklus I, II, dan III.
dengan menggunakan teknik
Pada siklus I presentase jumlah skor
information gap tasks, diperoleh hasil
indikator pelaksanaan pembelajaran
pada siklus pertama persentase
12

mahasiswa yang tergolong aktif dalam Sistem penilaian dilakukan sesuai


pembelajaran sebanyak 85 dengan prosedur, soal tes yang digunakan
persentase sebesar 27%, untuk siklus untuk mengukur prestasi belajar telah
kedua meningkat dengan jumlah disusun dengan melalui tahap
mahasiswa tergolong aktif sebanyak penyusunan soal mulai dari
21 orang dengan persentase sebesar penyusunan kisi-kisi, penyusunan soal,
70%, untuk siklus ketiga diperoleh dan uji coba soal. Jumlah tes butir
persentase mahasiswa tergolong aktif siklus I, siklus II, dan siklus III
sebesar 100% dengan jumlah sebanyak 1 soal valid berbentuk soal
sebanyak 30, antara siklus kedua ke lisan, dengan instruksi yang jelas dan
siklus ketiga terjadi kenaikan sebesar bisa menunjukkan kemampuan
43%. Dan berdasarkan hasil yang mahasiswa yang sebenarnya. Menurut
diperoleh dapat diketahui bahwa face validity, test tersebut valid karena
persentase mahasiswa yang tergolong memenuhi beberapa kriteria, seperti:
aktif setiap siklusnya mengalami tersusun dengan baik, dapat dikerjakan
peningkatan. Adanya peningkatan secara jelas, jelas dan tidak
jumlah mahasiswa yang tergolong menyulitkan mahasiswa, memiliki
aktif dikarenakan mahasiswa mulai instruksi yang jelas, mengacu pada
termotivasi dan percaya diri untuk kurikulumnya, dan memberikan
aktif dalam proses pembelajaran, dan tantangan kesulitan. Dalam hal
dibentuknya group work maupun reliability hasil tes, hasil tes tersebut
pairwork sangat berpengaruh reliable, karena, mahasiswa diuji
terhadap keaktifan mahasiswa. Pada dengan inter rater reliability
prinsipnya urgensi small group dan (keandalan antar penguji - dua
pair group disamakan karena penguji). Dalam hal practicality, tes
keduanya berinteraksi lebih dari satu tersebut practical karena menghemat
siswa. Artinya bahwa siswa bisa waktu, terbukti dengan bisanya
bekerja sama dan menyelesaikan menguji 30 mahasiswa dalam tempo
masalah dengan cepat, lalu siswa yang waktu 60 menit saja. Dalam hal
lemah terbantu dengan rekan yang lain authenticity, tes tersebut authentic
dan memudahkan dosen karena menghubungkan kemampuan
mengontrol siswa murid pada kehidupan sehari-hari dan
(Woodward,1995:78).
interaksional dalam kemampuan
13

berbahasa. Dalam aspek scoring, tes mengindikasikan bahwa proses


tersebut mempunyai scoring yang pembelajaran dengan menggunakan
jelas, karena mampu menunjukkan information gap tasks dapat
kemampuan mereka secara spesifik. menstimulasi mahasiswa untuk
Secara umum hasil penilaian belajar. Mahasiswa termotivasi karena
pembelajaran mahasiswa selalu ketertarikannya dalam penggunaan
meningkat dari setiap siklus. teknik information gap tasks yang
didukung dengan media gambar serta
Prestasi belajar mahasiswa mengalami
aktifitas interview dan role play baik
peningkatan dari siklus I, II, dan III.
itu dalam pair group work maupun
Peningkatan ini dapat dilihat dari
small group work selama proses
persentase jumlah mahasiswa yang
pembelajaran disajikan. Penggunaan
tuntas belajar, mahasiswa yang tuntas
information gap tasks dalam
belajar adalah mahasiswa yang
pembelajaran membuat mahasiswa
memperoleh nilai sama dengan atau
termotivasi untuk belajar, mampu
lebih dari Kriteria Ketuntasan Minimal
menuntun mahasiswa belajar mandiri
(KKM) yang ditetapkan 71 Pada siklus
dan dapat menarik kesimpulan pokok
I persentase jumlah mahasiswa yang
bahasan yang diajarkan. Penerapan
tuntas 20% berarti belum mencapai
teknik information gap tasks yang
indikator keberhasilan 80%, pada
digunakan dapat mendorong
siklus II persentase jumlah mahasiswa
mahasiswa mengembangkan aktifitas
yang tuntas 50% juga belum mencapai
dan kreativitas dalam belajar. Dengan
indikator keberhasilan, dan pada siklus
demikian mampu mendorong
III persentase jumlah mahasiswa yang
mahasiswa secara aktif
tuntas 86% berarti sudah lebih dari
mengembangkan dan meningkatkan
indikator yang ditetapkan.
keterampilan serta potensi yang
Berdasarkan hasil observasi pada
dimiliki. Hal ini berimplikasi pada
siklus III, persentase jumlah
pencapaian prestasi belajar yang baik
mahasiswa yang tuntas adalah 86 %.
pada mahasiswa. Selain peningkatan
Hal ini berarti telah mencapai
aktivitas mahasiswa dalam
indikator yang telah ditetapkan.
pembelajaran, pembelajaran
Adanya peningkatan prestasi belajar
keterampilan berbicara Bahasa Inggris
dari siklus I, II, dan III tersebut
dengan menggunakan teknik
14

infromation gap tasks juga memicu menceritakan kepada anggotanya,


terjadinya penguasaan konsep selanjutnya mahasiswa diminta
mahasiswa (prestasi belajar). menceritakan informasi yang
disesuaikan dengan yang mereka
V. KESIMPULAN DAN SARAN
miliki. Siklus ke 3 mahasiswa
5.1 Kesimpulan diminta untuk membentuk
kelompok berpasangan kemudian
Berdasarkan hasil tindakan yang
mahasiswa diminta membuat
dilakukan pada siklus I, II,dan III
deskripsi tentang gambar yang
dengan menggunakan teknik
dikemas dalam sebuah dialog,
information gap task dalam
kemudian dialog tersebut
pembelajaran Speaking 3 pada
dilakukan dalam bentuk role play
mahasiswa kelas D3-BI1 ABA DCC
dengan sebuah topik.
Bandar Lampung dapat disimpulkan
2. Proses pembelajaran keterampilan
bahwa:
berbicara Bahasa Inggris melalui
1. Perencanaan pembelajaran
teknik information gap tasks
didesain menggunakan teknik
mengalami peningkatan yakni
information gap tasks dengan
ditunjukkan dengan kenaikan
sintaks sebagai berikut; siklus 1
persentase siswa yang tergolong
setiap kelompok mahasiswa
aktif dalam pembelajaran. Bekerja
berpasangan diminta untuk
dalam group membantu mereka
mendeskripsikan gambar yang
untuk termotivasi aktif dalm
dipilih, kemudian mereka bertanya
kegiatan pembelajaran.
jawab mengenai informasi yang
3. Evaluasi pembelajaran yang
tertuang dalam gambar. Siklus 2
diberikan berupa pemberian tes
mahasiswa diminta untuk
keterampilan I, tes keterampilan II,
membentuk kelompok kedalam 6
dan tes keterampilan III yang
kelompok yang terdiri dari 5
pengujiannya dianalisa melalui
anggota dalam setiap kelompoknya
face validity, inter-rater reliability,
kemudian dosen meminta
practicality, dan authenticity.
perwakilan dari setiap kelompok
Evaluasi pembelajaran siklus I,
untuk memilih salah satu gambar
siklus II dan siklus III mengalami
berseri, kemudian mereka diminta
hal Dan dalam aspek skoring, tes
15

tersebut mempunyai scoring yang analisa atau standar pengukuran


jelas, karena mampu menunjukkan soal yang sudah ditentukan.
kemampuan mereka secara d. Bagi pendidik dan peserta didik
spesifik. yang mengalami kesulitan dalam
4. Adanya peningkatan keterampilan penguasaan keterampilan
berbicara mahasiswa dari hasil berbicara Bahasa Inggris,
prestasi belajar siklus I, siklus II hendaknya dapat menggunakan
dan siklus III. teknik information gap tasks.

5.2 Saran DAFTAR PUSTAKA


Berdasarkan hasil penelitian yang
Andinurdiansah. 2011.Konsep Dasar
telah dilakukan, peneliti dapat Sistem Pembelajaran.
memberikan saran-saran sebagai http://andinurdiansah.blogspot.c
om/2011/11/konsep-dasar-
berikut: sistem-pembelajaran.html 30
a. Bagi dosen ABA DCC diberikan mei 2012.
sosialisasi tentang langkah- Ausubel, David P., The Use of
langkah pembelajaran Bahasa Advanced Organizersmin the
Learning and Retention of
Inggris melalui teknik information Meaningful Verbal
gap task . Material´Journal Of educational
psychology,51.267-272, 29
b. Bagi lembaga Perguruan Tinggi Desember 2012
Dian Cipta Cendikia hendaknya
Arikunto, S.2001. Prosedur
dapat lebih menyiapkan media Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta
dan sumber belajar yang inovatif Arikunto, Suharsimi dan Suhardjana.
2006. Penelitian Tindakan
dan beragam sebagai upaya Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
mendukung kualitas proses
Brown H. Doughlash.2000. Teaching
pembelajaran akademik. by Principles. An Interactive
c. Dosen/guru dan lembaga Approach to Language
Pedagogy. Second Edition.
pendidikan hendaknya dapat Weslet Longman Inc: A Pearson
menerapkan program evaluasi Education Company.
pembelajaran pada tes hasil Dick.W. and Carey, L. 1996. The
belajar yang dianalisa lebih rinci Systemic Design of Instruction.
Harper Collins College
dan akurat menggunakan program Publisher.
16

Hadfield J.1992. Classroom Malang: Universitas


Dynamics. Oxford: Oxford Muhammadiyah.
University Press.
Mustofa Arif.2009. Information Gap
Harris, David P. 1977. Teaching Task dapat Mengatasi Masalah
English as a Second Language. Kelancaran.
New Delhi:Tata Mc.Graw-Hill http://inovasipendidikan.net/jurn
Publishing Company Ltd. alptk/Jurnal%20PTK%20DBE%
203_Anw-
Heinich, Molenda, Russell, Smaldino. revisi%20%28Main%20Files%2
2005. Instructional Technology 9.pdf/diunduh tanggal 13
and Media for Learning. 8th agustus 2012.
edition . New Jersey. Pearson
Merill Prentice. Miarso, Yusufhadi. 2009. Menyemai
Benih Teknologi Pendidikan.
Kaltsum, Umi. 2012. Definisi Model, Jakarta: Kencana Prenada Media
Pendekatan, Strategi, Metode, Group.
dan Teknik Pembelajaran.
http://mkhgfthj.blogspot.com/20 Nation, Paul. 1996. The Four Strands
12/10/definisi-model- of Language Course. TESOL in
pendekatan-strategi.html. 29 context volume 6 June 1996.
Desember 2012.
Niaelhaq. 2011. Metode Langsung dan
Kunandar.2010. Penelitian Tindakan Metode Alami
Kelas.Jakarta: Rajawali Pers. alami.http://niaelhaq.wordpress.
com/2011/05/11/metode-
Kriswanti. 2006. Information Gap langsung-dan-metode-
Task Merubah Perilaku alami/.2012.
Belajar.Malang: Universitas
Muhamadiyah Octaria,Dina. 2012. Teori Belajar
Mardhiyanti.2010. Teori Belajar Bermakna David P. Ausubel.
Bermakna David P. Ausubel. http://dinaoctaria.wordpress.com
http://mardhiyanti.blogspot.com/ /2012/10/15/teori-belajar-
2010/03/teori-belajar-bermakna- bermakna-dari-david-p-ausubel/
dari-david-p.html 29 Desember 29 Desember 2012.
2012.
Peterson, P. L.1981. Student diversity
Mazrozikin.2010. Kerangka Model and student achievement in
Pembelajaran Interaktif large-group and small-group
http://masrozikin.wordpress.com approaches.Paper presented at
/kerangka-model-pembelajaran- the annual meeting of the
interaktif. 29 mei 2012/. American Educational Research
Association, Los Angeles.
Misriyah. 2010. Proses Pembelajaran
Melalui Information Gap Task Purwadarminta, WJS. 1997. Kamus
dengan Efektif Dapat Besar Bahasa Indonesia.
Meningkatkan Perolehan Jakarta.
Berbicara Bahasa Inggris Siswa.
17

Prawiradilaga, Dewi Salma. 2008. Slameto.2003. Belajar dan Faktor-


Prinsip Disain Pembelajaran. Faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. Rineka Cipta.
Jakarta.
Sudjianto. 2004. Makalah Pendekatan
Resources,Educational.2007. Komunikatif
Komponen Strategi http://file.upi.edu/Direktori/FPB
Pembelajaran S/JUR._PEND._BAHASA_JEP
http://blog.persimpangan.com/bl ANG/195906051985031-
og/2007/08/17/komponen- SUDJIANTO/8._Makalah_Pend
strategi-pembelajaran/. 29 mei ekatan_Komunikatif.pdf. 29
2012 mei 2012

Ramlannarie.2011. Pembelajaran Sunarto. 1995. Perkembangan Peserta


Berbicara Dengan Model Didik. Jakarta:Rineka Cipta.
Pembelajaran Debat.
http://ramlannarie.wordpress.co Supriyatna.2009. Klasifikasi Model
m/2011/10/22/pembelajaran- Desain Pembelajaran.Jakarta:
berbicara-dengan-model- Rajawali Pers.
pembelajaran-debat/. 29 mei
2012 Syahari. 2010. Information Gap Task
Dapat Meningkatkan
Sadiman, Arief. 1993. Media Kemampuan Speaking Siswa.
Pendidikan: Pengertian, Bandung: UNISBA.
Pengembangan, dan
Pemanfaatan. Jakarta: Grafindo Tarigan, Henry. 1993.Pengajaran
Persada. Kosakata. Jakarta; Rineka Cipta.
Sagala, Syaiful.2003. Konsep dan
Makna Pembelajaran. Bandung : Thorndike, R.L., and Hagen
Alfabeta. E,E.,2011. Measurement and
Evaluation in Psychology and
Salkind, N.J. 2004. Statistic for people Education. New York
who( think they) hate statistic.
Kansas: SAGE Thobroni, Mustofa. Belajar dan
Pembelajaran: Pengembangan
Saryanta. 2012. Teori-Teori Belajar Wacana dan Praktik
.http://www.sariyanta.com/kulia Pembelajaran dalam
h/teori-teori-belajar/. 28 mei Pembangunan Nasional, hal
2012 101, Ar-Ruzz Media
http://www.ayobukasaja.com/20
Senjaya, Wina. 2008. Strategi 12/05/teori-belajar-kognitif.html
Pembelajaran; Berorientasi 29 Desember 2012.
Standar Proses Pendidikan.
Jakarta. Kencana Prenada Media Uno, Hamzah B.2007. Teori Motivasi
Group dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi
aksara
Soelarko. 1980. Psikologi Uno, Hamzah B. 2008. Perencanaan
pendidikan, Jakarta : Depdikbud Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
18

:RRGZDUG 7 µPair and


groupwork ± confessions of
LJQRUDQFH¶ LQ 7KH 7HDFKHU
Trainer Vol 9/1 pp. 8-9.

Yufrizal, Hery. 2007. Negotiation of


Meaning by Indonesia EFL
Learners. Bandung: Pustaka
Reka Cipta.

http://repository.upi.edu/operator/uplo
ad/s_mat_060909_chapter2.pdf
29 Des 2012.
www.sekolahoke.com .Belajar Bahasa
Inggris Online di
sekolahoke.com yuk
http://www.sekolahoke.com/201
1/06/kelebihan-dan-kekurangan-
group-work-dan.html.

You might also like