You are on page 1of 8

JURNAL ILMIAH KESEHATAN RUSTIDA| Page : 149 – 156

Vol. 08 No. 02 Juli 2021 | p-ISSN2356-2528; e-ISSN 2620-9640

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENCEGAHAN


LUKA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS (DM)

Eva Oktaviani1
Email: evaoktaviani101015@gmail.com
1
Program Studi DIII Keperawatan Akademi Kesehatan Rustida
Siswoto Hadi Prayitno2(CA)
Email: siswotohp@gmail.com (Coresponding Author)
2
Program Studi DIII Keperawatan Akademi Kesehatan Rustida
Rizki Yulia Purwitaningtyas3
3
Program Studi DIII Keperawatan Akademi Kesehatan Rustida
Email: rizkiyuliapurwitanintyas@gmail.com

ABSTRACT
Diabetes mellitus is a disorder of carbohydrate, fat and protein metabolism caused
by abnormal performance of insulin in the body, causing hyperglycemia. Diabetes
causes various complications in the body. The most common complication in DM
sufferers is diabetic ulcers which end in amputation (30%). This study aims to
provide an overview of the level of knowledge about wound prevention in DM
sufferers in Tegalharjo Village. The research design used a quantitative descriptive
method with a total sampling technique adjusted for the exclusion and inclusion
criteria. Respondents in this study amounted to 45 people. Data collection was
carried out by means of a questionnaire that had been tested by previous researchers.
The results showed that the majority of DM sufferers in Tegalharjo Village had
enough knowledge with 21 respondents (46.7%), 15 respondents (33.3%) had good
knowledge, and 9 respondents (20%) lacked knowledge. Data analysis in this study
used univariate analysis because it only wanted to describe 1 variable, namely the
level of knowledge about wound prevention. Knowledge possessed by DM
sufferers can be a domain in behavior. However, the application of knowledge also
requires education and family support so that DM sufferers are able to implement
proper wound prevention.

Keywords: Diabetes Mellitus, Knowledge Level, Wound Prevention

HATAN RUSTIDA
Gambaran Tingkat Pengetahuan........
Eva Oktaviani, Siswoto Hadi Prayitno & Rizki Yulia Purwitaningtyas

PENDAHULUAN diabetes mellitus di Indonesia


menempati posisi ke 7 dengan jumlah
Diabetes mellitus (DM) 12 juta jiwa dan diperkirakan akan
merupakan salah satu penyakit tidak mengalami peningkatan menjadi 21,3
menular yang diderita oleh jutadi tahun 2030 (Yuliastuti et al.,
masyarakat luas (Masniari, 2018). 2017). Data dari Riskesdas Jawa
Penyakit ini disebut juga sebagai Timur, penyakit DM menempati
silent killer yang gejalanya sering urutan 10 besar dengan prevalensi
tidak disadari tiba-tiba penyakitnya penderita diabetes mellitus sebesar
sudah parah (Yuliastuti et al., 2017). 6,8% (Sundari, 2018). Peningkatan
Penyakit ini bersifat kronik progresif prevalensi penyakit DM pada tahun
dan menimbulkan berbagai 2013 - 2014 juga terjadi di Kabupaten
komplikasi pada seluruh tubuh Banyuwangi dengan jumlah 12.880
diantaranya mata, jantung, ginjal, dan menjadi 15.071 jiwa (Yulia et al.,
syaraf (Trinadewi et al., 2018). 2015). Insidensi kematian akibat
Komplikasi yang terjadi pada syaraf ulkus diabetikum di Indonesia
menimbulkan gangguan pada syaraf mencapai 32% dan amputasi
tersebut yang disebut dengan mencapai 30% (Srimiyati, 2018).
neuropati (Ngadiluwih, 2018). Pada tahun 2032, diperkirakan
Neuropati tersebut berlanjut pada kejadian kaki diabetik atau ulkus
kerusakan syaraf yang diakibatkan diabetikum akan meningkat seiring
oleh penyakit DM, lalu terjadi mati dengan melonjaknya jumlah
rasa sehingga bila sampai terjadi luka penderita DM (Permadani, 2017).
yang disebut dengan ulkus Tingginya angka kejadian diabetes
diabetikum (Herawati, 2016). Bila mellitus tersebut berkaitan dengan
terjadi ulkus diabetikum akan gaya hidup yang buruk (Rohmah,
menjadi beban bagi penderita DM 2019).
serta keluarganya (Prasetyo et al., Ulkus diabetikum atau luka
2018), karena seringkali berakhir diabetes menjadi masalah serius bagi
dengan amputasi pada kaki penderita DM dengan resiko
(Srimiyati, 2018). Pencegahan yang merupakan poin penting untuk
harus dilakukan agar tidak terjadi mencegah ulkus diabetikum
amputasi sangatlah mudah yaitu (Rohmah, 2019). Pengetahuan
dengan merawat kaki secara efektif tersebut sangat berperan dalam
(Permadani, 2017). Namun, menentukan perilaku penderita dalam
minimnya pengetahuan serta mencegah ulkus diabetikum
kesadaran dalam diri menyebabkan (Permadani, 2017). Salah satu hal
penderita DM sering mengalami luka yang perlu ditekankan pada penderita
dengan kondisi yang telah memburuk DM dalam mencegah ulkus
(Safitri, 2019). diabetikum adalah perawatan kaki
WHO (2011) menyatakan yang tepat (Srimiyati, 2018). Dengan
bahwa diabetes mellitus berada di dibekali pengetahuan yang memadai,
urutan ke 4 di seluruh dunia dalam seharusnya mereka dapat mencegah
kategori penyakit degeneratif ulkus diabetikum dengan baik
(Trisnadewi et al., 2018). Penyakit (Rohmah, 2019).

150 | Vol. 08 No. 02 Juli 2021 | JURNAL ILMIAH KESEHATAN RUSTIDA


HATAN RUSTIDA
Gambaran Tingkat Pengetahuan........
Eva Oktaviani, Siswoto Hadi Prayitno & Rizki Yulia Purwitaningtyas

Deteksi dini merupakan tahap Peneliti menggunakan kuesioner


awal dalam mencegah komplikasi sebagai instrument penelitian.
diabetes mellitus (Khairani, 2017). Kuesioner terdiri dari 2 yaitu
Diabetes mellitus membutuhkan kuesioner demografi dan kuesioner
perawatan rutin serta pengawasan pengetahuan tentang pencegahan
yang ketat untuk mencegah luka. Penelitian ini menggunakan
munculnya komplikasi seperti ulkus analisa univariat karena hanya ingin
diabetikum (Masniari, 2018). mengetahui gambaran tingkat
Perawatan kaki merupakan salah satu pengetahuan tentang pencegahan luka
bentuk preventif terjadinya ulkus pada penderita DM. Analisa ini
diabetikum (Hudiyawati & Rizki, berfokus dalam menjelaskan
2018). Perawat dapat memberi penyebaran frekuensi dan
edukasi tentang pemeriksaan kaki proporsinya saja. Analisa univariat
setiap hari, membersihkan dan pada penelitian ini terdiri dari
memotong area kuku kaki, karakteristik penderita serta tingkat
menggunakan lotion atau pelembab pengetahuan penderita tentang
pada kulit kering, serta memilih pencegahan luka DM. Data yang telah
sepatu atau sandal dengan ukuran terkumpul diolah menggunakan
yang sesuai (Ngadiluwih, 2018). analisis data statistik deskriptif
Tingkat keberhasilan perawatan kaki dengan bantuan software SPSS versi
juga ditunjang oleh beberapa hal, 26.
diantaranya yaitu pengobatan,
kepatuhan diet, aktivitas fisik, dan HASIL PEMBAHASAN
memantau kadar gula darah secara PENELITIAN
rutin (Hidayat & Nurhayati, 2014). Data Umum
Dari uraian di atas, peneliti tertarik 1. Karakteristik Responden
untuk meneliti dengan judul Berdasarkan Usia
gambaran tingkat pengetahan tentang Tabel 4.1 Karakteristik Responden
pencegahan luka pada penderita DM Berdasarkan Usia di Desa
di desa Tegalharjo tahun 2020. Tegalharjo Tahun 2020
Usia Frekuensi Persentase(
METODE PENELITIAN %)
Jenis penelitian ini adalah 18-40 4 8,9
deskriptif dengan pendekatan 41-60 2 62,2
8
kuantitatif yang bertujuan untuk
> 60 1 28,9
mengidentifikasi pengetahuan 3
tentang pencegahan luka pada Total 4 100
penderita DM. Populasi dari 5
penelitian ini adalah seluruh penderita Sumber: Data Primer, 2020 (Telah
DM tipe 2 di desa Tegalharjo dengan Diolah Kembali)
jumlah 45 responden. Teknik Berdasarkan karakteristik responden
pengambilan sampel menggunakan diatas diketahui bahwa responden
teknik total sampling. Sampel dalam yang banyak menderita DM berada
penelitian adalah seluruh populasi direntang usia 41-60 tahun dengan
penderita DM di desa Tegalharjo. jumlah 28 responden (62,2 %) dan
Variabel dalam penelitian ini adalah terendah ada direntang usia 18-40
tingkat pengetahuan tentang tahun sebanyak 4 responden (8,9%).
pencegahan luka pada penderita DM.

151 | Vol. 08 No. 02 Juli 2021 | JURNAL ILMIAH KESEHATAN RUSTIDA


HATAN RUSTIDA
Gambaran Tingkat Pengetahuan........
Eva Oktaviani, Siswoto Hadi Prayitno & Rizki Yulia Purwitaningtyas

2. Karakteristik Responden Responden Berdasarkan Jenis


Berdasarkan Jenis Kelamin Kelamin di Desa Tegalharjo
Tahun 2020

Berdasarkan diagram di atas,


penderita DM di desa Tegalharjo
dengan jenis kelamin laki-laki
sebanyak 17 responden (38%)
Sumber: Data Primer, 2020 (Telah sedangkan perempuan sebanyak 28
Diolah Kembali) responden (62%).

Gambar 4.1 Karakteristik


3. Karakteristik Penderita DM Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Tegalharjo
Tahun 2020
Pekerjaan Frekuensi Persentase(%)
Pedagang 1 2,2
Buruh tani 7 15,6
Pensiunan 2 4,4
Wiraswasta 14 31,1
IRT 13 28,9
Lain-lain 6 13,3
Tidak bekerja 2 4.4
Total 45 100
Sumber: Data Primer, 2020 (Telah Diolah Kembali)

Berdasarkan tabel 2 di atas, (31,1%), sedangkan terendah adalah


pekerjaan penderita DM desa pedagang sejumlah 1 responden
Tegalharjo terbanyak adalah (2,2%).
wiraswasta sejumlah 14 responden

4. Karakteristik Penderita DM Berdasarkan Pendidikan Terakhir


Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir di Desa
Tegalharjo Tahun 2020
Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase(%)
SD 23 51.1
SMP 13 28.9
SMA 7 15.6
Perguruan Tinggi 2 4.4
Total 45 100
Sumber: Data Primer, 2020 (Telah Diolah Kembali)

Berdasarkan tabel 3 diatas, dan terendah dengan tingkat


pendidikan terakhir penderita DM pendidikan perguruan tinggi
desa Tegalharjo terbanyak adalah sebanyak 2 responden (4,4%).
SD sejumlah 23 responden (51,1%)

5. Karakteristik Penderita DM Berdasarkan Lama Menderita

152 | Vol. 08 No. 02 Juli 2021 | JURNAL ILMIAH KESEHATAN RUSTIDA


HATAN RUSTIDA
Gambaran Tingkat Pengetahuan........
Eva Oktaviani, Siswoto Hadi Prayitno & Rizki Yulia Purwitaningtyas

Menderita di Desa Tegalharjo


Tahun 2020
Berdasarkan diagram di atas, lama
menderita diabetes mellitus pada
penderita DM di desa Tegalharjo
terbanyak adalah < 4 tahun dengan
jumlah 32 responden (71,1%),
Sumber: Data Primer, 2020 (Telah sedangkan lama menderita DM < 4
Diolah Kembali) tahun sebanyak 13 responden
(28,9%).
Gambar 4.2 Karakteristik
Responden Berdasarkan Lama

6. Karakteristik Penderita DM Berdasarkan Penyakit Penyerta di Desa Tegalharjo

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Penyakit Penyerta di Desa


Tegalharjo Tahun 2020
Penyakit Penyerta Frekuensi Persentase(%)
Darah tinggi 18 40
Stroke 2 4.4
Gagal Ginjal 1 2,2
Jantung 4 8,9
Tidak ada 20 44,4
Total 45 100
Sumber: Data Primer, 2020 (Telah Diolah Kembali)

Berdasarkan tabel 4 di atas, responden (44.4%), dan terendah


mayoritas penderita DM tidak yaitu penderita DM dengan penyakit
memiliki penyakit penyerta yang gagal ginjal sebanyak 1 responden
berhubungan dengan diabetes (2,2%).
mellitus dengan jumlah 20

Data Khusus
Data khusus pada penelitian ini akan menjabarkan distribusi frekuensi terkait
tingkat pengetahuan penderita DM tentang pencegahan luka di Desa
Tegalharjo Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi Tahun 2020.
Tabel 4.5 Distribusi Tingkat Pengetahuan Penderita DM tentang Pencegahan Luka
di Desa Tegalharjo Tahun 2020
Pengetahuan Frekuensi Persentase(%)
Baik 15 33.3
Cukup 21 46.7
Kurang 9 20.0
Total 45 100
Sumber: Data Primer, 2020 (Telah Diolah Kembali)

153 | Vol. 08 No. 02 Juli 2021 | JURNAL ILMIAH KESEHATAN RUSTIDA


Gambaran Tingkat Pengetahuan........
Eva Oktaviani, Siswoto Hadi Prayitno & Rizki Yulia Purwitaningtyas

Berdasarkan tabel 5 di atas, pada kesehatan juga akan


sebagian besar penderita DM mempengaruhi antusias penderita
Desa Tegalharjo memiliki dalam mencari informasi tentang
pengetahuan tentang pencegahan perawatan kesehatan.
luka dalam kategori cukup Adanya bekal pengetahuan
sejumlah 21 responden (46,7%) cukup yang dimiliki oleh responden
pada penelitian ini, seharusnya
penderita mampu menerapkan
Pembahasan perilaku pencegahan luka dengan
Setiap hasil penelitian sangat baik. Hal tersebut juga dapat
menarik untuk diperhatikan. Judul mencegah berbagai komplikasi pada
penelitian sama, subjek berbeda hasil tubuh serta menurunkan insidensi
bisa sama atau berbeda. Hal ini amputasi. Namun perlu diketahui
tergantung dari keunikan masing- bahwa pengetahuan belum tentu
masing responden. Hasil penelitian mempengaruhi sikap dan perilaku
yang dilakukan oleh peneliti pada penderita dalam melaksanakan
responden DM di desa Tegalharjo pencegahan luka, perlu adanya
menunjukkan bahwa sebagian besar edukasi dan dukungan dari keluarga
penderita DM di Desa Tegalharjo dalam pelaksanaan pencegahan luka.
memiliki pengetahuan cukup tentang Meskipun mayoritas responden pada
pencegahan luka sebanyak 21 penelitian ini berpendidikan SD, tidak
responden (46,7%). menjadi kendala dalam mengakses
Luka diabetes menjadi informasi terkait pencegahan luka.
masalah serius bagi penderita DM Terdapat banyak factor pendukung
dengan resiko amputasi yang tinggi. seperti: mayoritas penderita DM
Pengetahuan tentang pencegahan luka berusia 41-60 tahun yang merupakan
menjadi poin penting dalam kategori dewasa madya sehingga
menghindari komplikasi tersebut memiliki daya fikir yang matang
(Rohmah, 2019). Pengetahuan dalam menerima pengetahuan,adanya
tersebut sangat berperan dalam responden yang berinisiatif untuk
menentukan perilaku penderita dalam menggali informasi dari tenaga
mencegah ulkus diabetikum kesehatan terdekat saat
(Permadani, 2017). Perawatan kaki memeriksakan kesehatan diri,
yang tepat merupakan salah satu sehingga akan mempermudah dalam
upaya preventif yang dapat menerima informasi khususnya
diterapkan dalam mencegah luka tentang pencegahan luka. Hasil ini
(Hudiyawati & Rizki, 2018). Menurut sejalan dengan penelitian Hartini
Notoadmodjo (2011), terdapat (2017) yang sebagian besar
beberapa factor yang memengaruhi responden memiliki pengetahuan
tingkat pengetahuan diantaranya cukup dalam mencegah komplikasi
adalah usia, jenis kelamin, diabetes mellitus sejumlah 46 orang
pendidikan, pekerjaan, lingkungan, (46%), namun berbeda dengan hasil
social budaya, paparan informasi penelitian Rahma (2015) yang
serta pengalaman. Sedangkan, sebagian besar respondennya
menurut Yesi (2011), adanya memiliki pengetahuan baik sejumlah
penyakit penyerta atau komplikasi 30 orang (60%) (Hartini, 2017).

154 | Vol. 08 No. 02 Juli 2021 | JURNAL ILMIAH KESEHATAN RUSTIDA


Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja........
Shifwatul Jayyidah Luthfi, Hendrik Probo Sasongko & Haswita

komplikasi luka diabetes mellitus


KESIMPULAN di desa Tegalharjo serta mampu
meningkatkan kerjasama dengan
Berdasarkan hasil penelitian yang instansi kesehatan agar
telah dilakukan di Desa Tegalharjo pelaksanaan program tersebut
tahun 2020, dapat ditarik kesimpulan berjalan sesuai harapan.
bahwa: 2. Bagi Perawat
1. Gambaran karakteristik penderita Diharapkan lebih proaktif dalam
DM di Desa Tegalharjo antara memberikan edukasi terkait
lain sebagai berikut: usia pencegahan luka, khususnya
didominasi oleh dewasa madya tentang perawatan kaki yang baik
(41-60 tahun) sebanyak 28 dan benar.
responden (62,2%), mayoritas 3. Bagi peneliti selanjutnya
penderita DM berjenis kelamin Diharapkan peneliti selanjutnya
perempuan sejumlah 28 tidak hanya mendeskripsikan
responden (62,2%), mayoritas tingkat pengetahuan saja, namun
penderita DM bekerja sejumlah dapat menganalisa faktor-faktor
43 responden (95,6%) dengan lainnya yang mempengaruhi
pekerjaan dominan adalah 14 perilaku kepatuhan pencegahan
responden (31,1%), pendidikan luka pada penderita DM
terakhir pada penderita DM berdasarkan teori.
didominasi oleh SD sejumlah 23
responden (51,1%), sebagian REFERENSI
besar penderita DM menderita
diabetes < 4 tahun sejumlah 32 Hartini, S. (2017). Tingkat
responden (71,1%), serta pengetahuan, sikap, dan
mayoritas penderita DM tindakan masyarakat Kecamatan
memiliki penyakit penyerta Tanjung Tiram tentang diabetes
sejumlah 25 responden (55,6%) melitus. Repositori Institusi
dengan presentase penyakit USU.
terbanyak adalah hipertensi http://repositori.usu.ac.id/handle
(40%). /12345678
2. Pengetahuan tentang pencegahan Herawati, L. (2016). Tingkat
luka pada penderita DM pengetahuan pasien tentang
mayoritas kategori cukup perawatan luka diabetes mellitus
sebanyak 21 responden (46,7%) di Rumah Sakit PTPN II
Bangkatan Binjai tahun 2016.
SARAN 1(2), 110–117.
Hudiyawati, D., & Rizki, S. (2018).
Berdasarkan kesimpulan yang telah Pengetahuan berpengaruh
dipaparkan, peneliti memberikan terhadap kepatuhan dalam
beberapa saran antara lain: perawatan kaki pada klien
1. Bagi Desa diabetes melitus tipe II. (Jkg)
Diharapkan dapat dijadikan acuan Jurnal Keperawatan Global,
dalam menggalakkan program 3(2), 66–74.
yang mendukung pencegahan https://doi.org/10.37341/jkg.v3i

155 | Vol. 08 No. 02 Juli 2021 | JURNAL ILMIAH KESEHATAN RUSTIDA


HATAN RUSTIDA
Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja........
Shifwatul Jayyidah Luthfi, Hendrik Probo Sasongko & Haswita

2.52 pencegahan luka kaki diabetik


Khairani, K. (2017). Pengetahuan pada pasien diabetes. Midwifery
diabetes mellitus dan upaya Journal of Galuh University, 1,
pencegahan pada lansia di Lam 23–36.
Bheu Aceh Besar. Idea Nursing Trisnadewi, N. W., Adiputra, I. M. S.,
Journal, 5(3), 58–66. & Mitayanti, N. K. (2018).
Masniari, C. (2018). Tingkat Gambaran pengetahuan pasien
pengetahuan dan sikap pasien diabetes mellitus (dm) dan
diabetes melitus terhadap resiko keluarga tentang manajemen dm
ulkus kaki di Poliklinik Penyakit tipe 2. Bali Medika Jurnal, 5(2),
Dalam Rumah Sakit Umum 22–45.
Pusat Haji Adam Malik Medan. https://doi.org/10.36376/bmj.v5i
Fakultas Keperawatan 2.33
Universitas Sumatera Utara Yuliastuti, R. A., Andriany, M., & Y.,
Ngadiluwih, M. S. (2018). Pengaruh E. P. (2017). Kejadian derajat
perawatan kaki terhadap luka diabetes tidak berhubungan
sensitivitas kaki pada penderita dengan nilai risiko diabetic foot
diabetes mellitus tipe II. Skripsi, ulcer. Jurnal Ilmu Dan
1. https://doi.org/.1037//0033- Teknologi Kesehatan, 4(2), 215–
2909.I26.1.78 227.
Permadani, A. D. (2017). Hubungan https://doi.org/10.32668/jitek.v4
tingkat pengetahuan tentang i2.91
ulkus kaki diabetik dengan
pencegahan terjadinya ulkus
kaki diabetik pada pasien
diabetes melitus di Persadia
Rumah Sakit Dokter Soeradji
Tirtonegoro Klaten. 1–10.
Prasetyo, D. Y., Mardiyono, M., &
Kusuma, H. (2018). Studi kasus
uji pra klinik perawatan ulkus
kaki diabetic dengan topikal
hidrokoloid kunyit. Jurnal
Kebidanan Dan Keperawatan
Aisyiyah, 13(2), 111–119.
https://doi.org/10.31101/jkk.394
Purwanti, L. E., & Maghfirah, S.
(2016). Faktor risiko komplikasi
kronis (kaki diabetik) dalam
diabetik melitus tipe 2. The
Indonesian Journal of Health
Science, 7(1), 26–29.
https://doi.org/10.32528/THE.V
7I1.382
Rohmah, S. (2019). Faktor yang
mempengaruhi perilaku

156 | Vol. 08 No. 02 Juli 2021 | JURNAL ILMIAH KESEHATAN RUSTIDA


HATAN RUSTIDA

You might also like