You are on page 1of 16

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES

MELITUS TIPE-2 PADA PASIEN WANITA DI RS DUSTIRA KOTA CIMAHI


PERIODE APRIL-MEI TAHUN 2018

Unggul Guligah*1, Sri Wahyuningsih**, Sri Rahayu***

Program Studi Sarjana Kedokteran, FK UPN “Veteran” Jakarta


*
**
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Kedokteran Keluarga, FK UPN “Veteran” Jakarta
Jl. RS Fatmawati, Pondok Labu, Jakarta Selatan 12450, Telp. (021) 7656971
E-mail : unggulg15@gmail.com

Abstract
Diabetes mellitus is a degenerative disease and the leading cause of death in the world.
Geographically, the prevalence of diabetes mellitus in Indonesia is higher in urban areas as
much as 2.0% than in rural areas that is as much as 1.0% and based on gender characteristics
the prevalence of diabetes mellitus in women is 1.7%, which tends to be higher than men,
namely as much as 1.4%. Diabetes mellitus is a disease that is included in the category 10 most
diseases in the City of Cimahi in 2014. The purpose of this study was to determine the factors
associated with the incidence of type-2 diabetes mellitus in women in Dustira Hospital Cimahi
City. This research uses observational analytic design with cross sectional method. The sample
of this study were 48 patients with diabetes mellitus patients who were treated in internal
medicine for Dustira Hospital in Cimahi City. Data were analyzed using univariate test, chi-
square test, and logistic regression test. The chi-square test results showed age, family history,
BMI, physical activity, and hypertension have a relationship with the incidence of type-2
diabetes mellitus in women. Logistic regression test results showed that the most dominant
variables associated with type-2 diabetes mellitus in women were family history (P = 0.05, OR
= 5.180, CI = 0797-33.669). Respondents who had a family history of diabetes mellitus had an
opportunity of 5,180 times higher for type-2 diabetes mellitus compared with people who did
not have a family history of diabetes mellitus.

Keywords: Cimahi City, Diabetes mellitus Type 2, Woman.

PENDAHULUAN
Diabetes melitus (DM) adalah menduduki urutan ke 7 di dunia untuk
penyebab utama kematian di dunia. jumlah terbanyak menderita DM
Prevalensi DM lebih tinggi di negara (International Diabetes Federation, 2015).
berkembang dibandingkan negara maju Jumlah penderita DM di Indonesia yang
yaitu, 90,2% di negara berkembang dan berusia lebih dari 15 tahun sekitar 6,9%
61,6% di negara maju, Indonesia atau sekitar 12 juta orang dan provinsi Jawa
Barat berada di urutan ke 10 terbanyak dari
1
Kontak Person : Unggul Guligah 33 provinsi yang terdiagnosis diabetes
Prodi Sarjana Kedokteran, FK UPN “Veteran”
melitus (Pusat Data dan Informasi
Jakarta, Telp. (021) 7656971

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan .........(Unggul Guligah, Sri Wahyuningsih, Sri Rahayu) 1
Kementerian Kesehatan, 2014). Secara oleh kurangnya aktivitas fisik dan tingginya
geografi kejadian DM di indonesia lebih konsumsi karbohidrat, protein dan lemak
tinggi di daerah perkotaan yaitu sebanyak sehingga terjadi peningkatan asam lemak di
2,0% daripada di daerah pedesaan yaitu dalam sel tubuh yang menyebabkan
sebanyak 1,0% dan berdasarkan resistensi insulin (Garnita, 2012).
karakteristik jenis kelaminnya prevalensi Berdasarkan data Riskesdas tahun
DM pada wanita tercatat sebanyak 1,7% 2013 jumlah penderita DM semakin
cenderung lebih tinggi daripada laki-laki meningkat sesuai bertambahnya usia. DM
yaitu sebanyak 1,4% (Badan Penelitian dan jika tidak terkontrol atau tidak terdiagnosis
Pengembangan Kesehatan Departemen pada usia tersebut dapat menyebabkan
Kesehatan RI, 2013). komplikasi yang serius apabila tidak
Prevalensi DM di Kota Cimahi ditangani dengan tepat (Wahyuni, 2013).
sebanyak 3,15% atau sebanyak 3.274 yang Penyakit DM tipe-2 merupakan
terdiagnosis DM dan Kota Cimahi berada penyakit terbanyak kedua setelah penyakit
di urutan ke 6 dari 9 kota di provinsi Jawa hipertensi di RS Dustira Kota Cimahi dan
Barat dengan prevalensi DM terbanyak prevalensi terbanyak berdasarkan jenis
yaitu sebanyak 1,0%. (Badan Penelitian dan kelamin adalah wanita dibandingkan laki-
Pengembangan Kesehatan Departemen laki sehingga peneliti tertarik untuk
Kesehatan RI, 2009). meneliti faktor-faktor yang berhubungan
DM merupakan penyakit yang dengan kejadian DM tipe-2 pada pasien
termasuk dalam kategori 10 penyakit wanita di RS Dustira Kota Cimahi Periode
terbanyak di Kota Cimahi tahun 2014, yaitu April-Mei tahun 2018.
sebanyak 3.274 kasus pada usia 15 – 44
tahun dan 11.041 kasus pada usia 45 - >75 METODE PENELITIAN
tahun, dan kebanyakan penderita DM Jenis Penelitian
dipengaruhi oleh faktor degeneratif (Dinas Jenis penelitian yang digunakan
Kesehatan Pemerintah Kota Cimahi, 2014). adalah analitik observasional. Penelitian ini
DM dibagi menjadi beberapa jenis menggunakan metode cross sectional. Hal
yaitu DM-tipe 1, DM tipe-2, DM ini peneliti lakukan dengan cara setiap
gestasional, dan DM tipe lainnya. DM tipe- subjek diobservasi dan dilakukan
2 adalah jenis diabetes melitus yang paling pengukuran dan pengamatan pada variabel
banyak terjadi (Trisnawati, 2013). Obesitas independen dan variabel dependen pada
adalah salah satu penyebab terjadinya waktu yang bersamaan dan tidak ada
diabetes melitus tipe-2 yang disebabkan

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan .........(Unggul Guligah, Sri Wahyuningsih, Sri Rahayu) 2
intervensi sebelum dan setelah diambil Metode Pengumpulan Sampel
datanya. Metode sampling yang peneliti
gunakan adalah non probability sampling
Populasi dan Sampel atau non random sampling dengan teknik
Populasi penelitian adalah sampling yang akan peneliti gunakan
keseluruhan objek penelitian. Populasi adalah Consecutive sampling yaitu jenis
dalam penelitian ini adalah seluruh pasien non probability sampling yang paling baik
DM rawat jalan yang berada di poli dan yang paling mudah dilakukan, dengan
penyakit dalam RS Dustira Kota Cimahi menggunakan teknik tersebut maka
Periode April-Mei tahun 2018. Sampel populasi memiliki kesempatan yang sama
yang peneliti ambil dalam penelitian ini untuk dilakukan penelitian (Sastroasmoro,
adalah pasien wanita dengan DM yang 2016).
sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi
di poli penyakit dalam RS Dustira Kota Pengumpulan Data
Cimahi. Metode pengumpulan data yang
Kriteria inklusi dalam penelitian ini peneliti lakukan adalah dengan
yaitu Pasien di poli penyakit dalam RS memberikan lembar kuesioner penelitian
Dustira Kota Cimahi yang telah diberikan dan mengambil data dari rekam medis.
penjelasan berupa informed consent dan Peneliti memilih untuk melakukan teknik
menyetujui dilakukan wawancara dan ini karena peneliti menganggap bahwa cara
pemeriksaan, pasien berjenis kelamin ini yang paling efektif dan paling mudah
wanita yang berusia >26 tahun di poli untuk dilakukan.
penyakit dalam RS Dustira Kota Cimahi,
pasien baru dan pasien lama yang Prosedur Penelitian
terdiagnosis DM tipe-2 di poli penyakit Pengambilan sampel sesuai dengan
dalam RS Dustira Kota Cimahi. kriteria inklusi dan eksklusi secara
Adapun kriteria eksklusi kelompok berurutan sesuai dengan waktu kedatangan
kasus pada penelitian ini yaitu pasien yang pasien di poli penyakit dalam RS Dustira
memiliki riwayat menderita DM di usia Kota Cimahi.
<26 tahun, pasien DM dengan komplikasi
dan pasien dengan riwayat dislipidemia. HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Karakteristik responden penelitian
di RS Dustira Kota Cimahi tahun 2018

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan .........(Unggul Guligah, Sri Wahyuningsih, Sri Rahayu) 3
dapat dilihat pada Tabel 1. Data sebagian besar pasien memiliki status
menunjukkan bahwa sebagian besar pasien hipertensi yaitu sebesar 62.5%, sedangkan
wanita yang mengalami DM tipe-2 pasien yang tidak berstatus hipertensi
berdasarkan diagnosis dan gejala klinis sebesar 37.5%.
adalah sebesar 56.3%, sedangkan yang
tidak mengalami DM tipe-2 adalah sebesar Tabel 1 Karakteristik Responden
43.7%. Usia pasien wanita yang berkunjung Penelitian di RS Dustira
di poli penyakit dalam RS Dustira Kota Kota Cimahi Tahun 2018
Cimahi sebagian besar berusia 45-65 tahun No Karakteristik n %
1 DM Tipe 2 Pada
yaitu sebesar 35.4%, sedangkan pasien Wanita
Ya 27 56,3
yang berusia 26-45 tahun yaitu sebesar Tidak 21 43,7
33.3% dan pada usia 65 > tahun yaitu Total 48 100

sebesar 31.3%. Jumlah pasien yang 2 Usia


26-45 Tahun 16 33,3
memiliki riwayat keluarga menderita DM 45-65 Tahun 17 35,4
 65 Tahun 15 31,3
yaitu sebesar 56.3% sedangkan pasien yang Total 48 100
tidak memiliki riwayat keluarga menderita 3 Riwayat Keluarga
DM yaitu sebesar 43.8%. Berdasarkan Menderita DM
Ya 27 56,3
aktivitas fisik, pasien yang memiliki Tidak 21 43,7
Total 48 100
aktivitas fisik yang sangat kurang aktif
4 Aktivitas Fisik
yaitu sebesar 29.2%, pasien yang memiliki Sangat Aktif 0 0
Aktif 13 27,0
aktivitas fisik kurang aktif yaitu sebesar Cukup Aktif 9 18,8
Kurang Aktif 12 25,0
25%, pasien yang memiliki aktivitas fisik
Sangat Kurang 14 29,1
cukup aktif sebesar 18.8%, dan pasien yang Aktif
Total 48 100
memiliki aktivitas fisik aktif sebesar 27.1%.
5 IMT
Sebagian besar pasien memiliki masalah Underweight 9 18,8
Normoweight 12 25,0
berat badan berlebih atau IMT lebih dari Overweight 12 25,0
Obese 1 15 31,2
normal seperti overweight dan obese 1.
Obese 2 0 0
Pasien yang memiliki IMT obese 1 yaitu Total 48 100

sebesar 31.2 % dan pasien yang memiliki 6 Hipertensi


Ya 30 62,5
IMT overweight yaitu sebesar 25%. Tidak 18 37,5
Total 48 100

Sumber: Data Primer, 2018

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan .........(Unggul Guligah, Sri Wahyuningsih, Sri Rahayu) 4
Pembahasan belakang meja menyebabkan kurangnya
Peneliti melakukan analisis secara waktu untuk berolahraga, sehingga
deskriptif untuk mengetahui gambaran pencegahan primer harus dilakukan.
karakteristik pasien dan setiap variabel Pencegahan primer adalah upaya yang
yang diteliti. Peneliti menggunakan lembar ditujukan pada kelompok yang memiliki
questioner dan data rekam medis untuk faktor risiko, namun belum mengalami
menentukan status DM pada pasien. DM, tetapi berpotensi untuk mengalami
Berdasarkan diagnosis dan gejala klinis DM di masa yang akan datang dengan cara
yang dialami pasien sebanyak 56.3% pasien mengubah pola hidup mereka (Sudoyo dkk.
adalah pasien yang mengalami DM tipe-2 2009).
dan sebanyak 43.8% tidak mengalami DM Dari data yang diperoleh peneliti
tipe-2 namun memiliki risiko untuk bahwa sampel data pasien wanita yang
mengalami DM tipe-2 di masa yang akan berkunjung di poli penyakit dalam RS
datang apabila tidak dilakukan pencegahan Dustira Kota Cimahi menunjukkan,
lebih dini. presentase terbanyakan adalah pasien yang
DM tipe-2 merupakan salah satu berusia 45-65 tahun yaitu sebesar 35.4%,
penyakit yang banyak terjadi di Indonesia sedangkan pasien yang berusia 26-45 tahun
baik di daerah perkotaan maupun di daerah sebanyak 33.3% dan yang berusia 65 >
pedesaan. DM tipe-2 di pedesaan terjadi tahun sebesar 31.3%. Hasil penelitian
dikarenakan pengetahuan masyarakat desa Trisnawati tahun 2013 di puskesmas
mengenai penyakit DM baik dari segi kecamatan Cengkareng Jakarta Barat,
penyebab maupun gejala klinis masih menunjukkan kondisi serupa yaitu
sangat minim (Lail, 2014). DM tipe-2 di kelompok usia terbanyak yang mengalami
perkotaan muncul karena perubahan pola DM tipe-2 adalah kelompok usia > 45 tahun
makan di kota-kota yang telah bergeser dari sebanyak 75%, dan kelompok usia terendah
pola makan tradisional yang mengandung adalah pada kelompok usia < 45 tahun
banyak karbohidrat dan serat dari sayuran, sebanyak 38,9 %. Kondisi serupa terjadi
ke pola makan ke barat-baratan, dengan pada hasil penelitian yang dilakukan
komposisi makanan yang terlalu banyak Fitriyani tahun 2012 kelompok usia
mengandung protein, lemak, gula, garam terbanyak yang mengalami DM tipe-2 di
dan mengandung sedikit serat. Cara hidup puskesmas kecamatan Citangkil dan
yang sangat sibuk dengan pekerjaan dari puskesmas kecamatan Pulo Merak adalah
pagi hingga malam pada orang yang kelompok usia >45 tahun yaitu sebanyak
bekerja di perkantoran dan hanya duduk di

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan .........(Unggul Guligah, Sri Wahyuningsih, Sri Rahayu) 5
6.4% dibandingkan pada usia < 45 tahun pasien yang menderita DM tipe-2 memiliki
yaitu sebanyak 2.4%. aktivitas fisik yang intensitasnya ringan
Pasien dalam penelitian ini yang yaitu sebanyak 75.9%, sedangkan yang
memiliki riwayat keluarga menderita DM memiliki aktivitas fisik yang intensitasnya
tipe-2 yaitu sebanyak 56.3%, sedangkan berat sebanyak 42.9%. Kondisi yang serupa
pasien yang tidak memiliki riwayat terjadi pada hasil penelitian Erniati tahun
keluarga menderita DM tipe-2 sebanyak 2013, kelompok pasien yang menderita DM
43.8%. Kondisi serupa terjadi pada hasil tipe-2 sebagian besar memiliki aktivitas
penelitian Syamiyah tahun 2014 fisik yang kurang yaitu sebanyak 55.9%,
menunjukkan bahwa, kelompok kasus sedangkan sebagian lainnya memiliki
wanita yang menderita DM tipe-2 di aktivitas fisik yang cukup sebanyak 44.1%.
puskesmas kecamatan Pesanggrahan Berdasarkan tabel klasifikasi IMT
sebanyak 54.4% memiliki riwayat keluarga dari WHO, sebagian besar pasien memiliki
menderita DM, sedangkan yang tidak masalah berat badan lebih dari kriteria
memiliki riwayat keluarga menderita DM normal. Kelompok pasien terbanyak adalah
sebanyak 45.5%. Hasil penelitian yang memiliki IMT obese 1 yaitu sebanyak
Sukmaningsih tahun 2016 menunjukkan 31.1% diikuti kelompok pasien yang
kondisi yang berbeda yaitu, kelompok memiliki IMT overweight yaitu sebanyak
kasus wanita yang menderita DM tipe-2 di 25%, pasien yang memiliki IMT normal
puskesmas Purwodiningratan Surakarta yaitu sebanyak 25%, dan pasien yang
kelompok kasus yang paling banyak adalah memiliki IMT underweight yaitu sebanyak
kelompok yang tidak memiliki riwayat 18.8%. Berdasarkan keterangan pasien saat
keluarga menderita DM yaitu sebanyak melakukan wawancara ke beberapa pasien
57.5%, sedangkan kelompok kasus yang yang memiliki IMT normal maupun
memiliki riwayat DM sebanyak 42.5%. underweight pernah memiliki riwayat IMT
Pasien dalam penelitian ini rata-rata lebih dari kriteria normal. Hasil penelitian
memiliki aktivitas fisik yang rendah. Pasien Trisnawati tahun 2013 menunjukkan
yang memiliki aktivitas sangat kurang aktif kondisi serupa yaitu, kelompok pasien yang
sebanyak 29.2%, sedangkan yang memiliki menderita DM tipe-2 di puskesmas
aktivitas fisik kurang aktif sebanyak 25% kecamatan Cengkareng Jakarta barat
dan yang memiliki aktivitas fisik aktif sebagian besar memiliki IMT obese yaitu
hanya sebanyak 27.1%. Dalam penelitian sebanyak 76.5%, sedangkan yang memiliki
lain yang dilakukan Trisnawati tahun 2013 IMT normal sebanyak 31.3% (Trisnawati,
menunjukkan kondisi yang sama yaitu, 2013). Penelitian yang dilakukan Jorgy

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan .........(Unggul Guligah, Sri Wahyuningsih, Sri Rahayu) 6
tahun 2015 menunjukkan hasil yang Tabel 2 Hubungan antara Usia Dengan
berbeda yaitu, sebagian besar pasien yang Kejadian DM Tipe-2 Pada
menderita DM tipe-2 memiliki IMT normal Pasien Wanita di RS Dustira
sebanyak 53.6%, diikuti pasien dengan DM Tipe-2
Usia Ya Tidak Total P
dengan IMT overweight sebanyak 28%,
n % n % n % Value
pasien dengan IMT obese sebanyak 10.6% 26-45 13 81.3 3 18.8 16 100
dan pasien yang memiliki IMT underweight 46-65 9 52.9 8 47.1 17 100 0.025
> 65 5 33.3 10 66.7 15 100
sebanyak 7.8% (Jorgy, 2015).
Total 27 56.3 21 43.7 48 100
Pasien dalam penelitian ini yang
Sumber: Data Primer, 2018
memiliki status hipertensi sebanyak 62.5%,
sedangkan pasien yang tidak berstatus Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
hipertensi sebanyak 37.5%. Penelitian yang bahwa, Pasien yang memiliki usia 26-45
dilakukan Trisnawati tahun 2013 di tahun sebagian besar menderita DM tipe-2
puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta yaitu sebesar 81.3%, sedangkan pada usia
Barat menunjukkan hasil yang sama yaitu, tersebut yang tidak menderita DM tipe-2
pasien yang menderita DM tipe-2 yang hanya sebesar 18.8%. Pasien usia 46-65
memiliki status hipertensi sebanyak 81.5%, tahun yang menderita DM tipe-2 sebesar
sedangkan yang tidak berstatus hipertensi 52.9%, sedangkan pasien yang tidak
sebanyak 31.3%. Hasil yang berbeda menderita DM tipe-2 pada usia tersebut
terdapat pada penelitian Syamiyah tahun yaitu sebesar 47.1%. Pasien usia >65 tahun
2014 di puskesmas Kecamatan yang menderita DM tipe-2 hanya sebesar
Pesanggrahan yaitu, kelompok pasien yang 33.3%, sedangkan pasien yang tidak
menderita DM tipe-2 yang tidak berstatus menderita DM tipe-2 pada usia tersebut
hipertensi jumlahnya lebih banyak jumlahnya sebesar 66.7%. Berdasarkan
dibandingkan dengan pasien yang berstatus hasil uji chi-square didapatkan P-value
hipertensi. Pasien yang tidak berstatus 0.025 (<0.05), artinya terdapat hubungan
hipertensi sebanyak 57.1%, sedangkan yang bermakna antara usia dengan kejadian
yang berstatus hipertensi sebanyak 42.9% DM tipe-2 pada pasien wanita di RS Dustira
(Syamiyah, 2014). Kota Cimahi. Berdasarkan hasil uji chi-
square didapatkan nilai P-value 0.025
Hubungan Antara Usia Dengan (<0.05), artinya terdapat hubungan yang
Kejadian DM Tipe-2 Pada Pasien bermakna antara usia dengan kejadian DM
Wanita di RS Dustira tipe-2 pada wanita di RS Dustira Kota

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan .........(Unggul Guligah, Sri Wahyuningsih, Sri Rahayu) 7
Cimahi, karena pada penelitian ini pasien Tabel 3 Hubungan Antara Riwayat
yang menderita DM tipe-2 rata-rata berada Keluarga Dengan Kejadian
pada usia 45-65 tahun, Teori mengatakan DM Tipe-2 Pada Pasien
bahwa seseorang yang berusia >45 tahun Wanita di RS Dustira
memiliki risiko menderita DM dan DM Tipe-2
Riwayat Ya Tidak Total P
intoleransi glukosa yang disebabkan oleh
Keluarga
n % n % n %
faktor degeneratif yaitu menurunnya fungsi Menderit
organ-organ tubuh, khususnya kemampuan a DM
Ya 20 74.1 7 25.9 27 100
dari sel beta pankreas dalam memproduksi
insulin untuk memetabolisme glukosa Tidak 7 33.3 14 66.7 21 100 0.005

(Betteng, 2014). Hasil penelitian ini sejalan Total 27 56.3 21 43.7 48 100
Sumber: Data Primer, 2018
dengan penelitian yang dilakukan
Trisnawati tahun 2013 bahwa, terdapat
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
hubungan yang signifikan antara usia
bahwa, pasien yang memiliki riwayat
dengan kejadian DM tipe-2 dengan nilai P-
keluarga sebagian besar menderita DM
value <0.05 karena pada penelitiannya juga
tipe-2 yaitu sebesar 74.1%. Pasien yang
menunjukkan hasil yang sama yaitu, rata
tidak memiliki riwayat keluarga sebagian
rata yang menderita DM tipe-2 adalah
besar tidak menderita DM yaitu sebesar
pasien yang berusia >45 tahun. Hal ini
66.7%. Berdasarkan hasil uji chi-square
diperkuat oleh penelitian yang dilakukan
didapatkan P-value 0.005 (<0.05), artinya
Jorgy tahun 2015 bahwa, terdapat
terdapat hubungan yang bermakna antara
hubungan yang bermakna secara statistik
riwayat keluarga dengan kejadian DM tipe-
antara usia dengan kejadian DM tipe-2
2 pada pasien wanita di RS Dustira Kota
dengan hasil uji statistik nilai p <0.05,
Cimahi. Berdasarkan hasil uji chi-square
berdasarkan penelitiannya kelompok usia >
didapatkan P-value 0.005 (<0.05), artinya
45 tahun memiliki peluang 9.24 kali lebih
terdapat hubungan yang bermakna antara
besar mengalami DM tipe-2 dibandingkan
riwayat keluarga dengan kejadian DM tipe-
dengan kelompok usia 18-24 tahun.
2 pada wanita di RS Dustira Kota Cimahi.
Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian
Hubungan Antara Riwayat Keluarga
besar pasien memiliki riwayat keluarga
Menderita DM Dengan Kejadian DM
menderita DM. Pasien yang menderita DM
Tipe-2 Pada Pasien Wanita di RS
mempunyai pola familial yang kuat, risiko
Dustira
menurunnya DM tipe-2 pada saudara

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan .........(Unggul Guligah, Sri Wahyuningsih, Sri Rahayu) 8
kandung sebanyak 40% dan untuk anak dan hubungan yang signifikan antara riwayat
cucunya sebanyak 33%. jika orang tua keluarga menderita DM dengan kejadian
menderita DM tipe-2 pasti membawa DM tipe-2 (Sukmaningsih, 2016).
(carrier) DM tipe-2 ke anak kandungnya
(Price & Wilson, 2005). Individu yang Hubungan Antara Aktivitas Fisik
kedua orang tuanya menderita DM Dengan Kejadian DM Tipe-2 Pada
memiliki risiko sebesar 75% dan risiko Pasien Wanita di RS Dustira
untuk menderita DM apabila ibu menderita
DM lebih besar 10-30% daripada ayah yang Tabel 4 Hubungan Antara Aktivitas
menderita DM, hal ini karena penurunan Fisik Dengan Kejadian DM
gen sewaktu dalam kandungan cenderung Tipe-2 Pada Pasien Wanita di
lebih besar (Fitriyani, 2012). Menurut teori RS Dustira
mutasi gen mtDNA A3243G berperan DM Tipe-2
Aktivitas Ya Tidak Total P
dalam patogenesis terjadinya DM tipe-2
Fisik n % n % n %
yang diturunkan secara maternal. Mutasi Sangat Aktif 0 0 0 0 0 100
gen mtDNA ini mengakibatkan terjadinya Aktif 1 7.7 12 92.3 13 100

gangguan proses fosforilasi oksidatif di Cukup Aktif 5 55.6 4 44.4 9 100

mitokondria di tingkat sel beta pankreas Kurang 9 75 3 25 12 100 0.00


Aktif
maupun di tingkat reseptor insulin sehingga
Sangat 12 85.7 2 14.3 14 100
memicu terjadinya penurunan sekresi Kurang
insulin dari sel beta pankreas maupun Aktif
Total 27 56.3 21 43.7 48 100
resistensi insulin dan menyebabkan
Sumber: Data Primer, 2018
terjadinya DM tipe-2 (Yuliana, 2012). Hal
ini sejalan dengan hasil penelitian
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan
Fatmawati tahun 2010 bahwa, hasil analisis
bahwa, Pasien yang memiliki aktivitas fisik
uji chi-square yang dilakukan
aktif sebagian besar tidak menderita DM
menunjukkan nilai p-value <0.05 yang
yaitu sebesar 92.3%. Pasien yang memiliki
berarti terdapat hubungan antara riwayat
aktivitas fisik cukup aktif sebagian besar
keluarga menderita DM dengan kejadian
menderita DM tipe-2 yaitu sebesar 55.6%
DM tipe-2 (Fatmawati, 2010). Hal ini
sedangkan pasien yang tidak menderita
diperkuat oleh penelitian yang dilakukan
DM tipe-2 yaitu sebesar 44.4%. Pasien
Sukmaningsih tahun 2016 bahwa, hasil uji
yang memiliki aktivitas fisik kurang aktif
chi-square yang dilakukan menunjukkan
sebagian besar menderita DM tipe-2 yaitu
hasil p-value <0,05 yang berarti terdapat

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan .........(Unggul Guligah, Sri Wahyuningsih, Sri Rahayu) 9
sebesar 75%. Pasien yang memiliki fisik dengan kejadian DM tipe-2
aktivitas fisik sangat kurang aktif sebagian (Trisnawati, 2013). Bertentangan dengan
besar menderita DM tipe-2 yaitu sebesar penelitian yang dilakukan Amalia tahun
85.7%. Berdasarkan hasil uji chi-square 2014 yang menunjukkan hasil uji chi-
didapatkan P-value 0.000 (<0.05), artinya square nilai p-value > 0.05 yang berarti,
terdapat hubungan yang bermakna antara tidak ada hubungan yang bermakna antara
aktivitas fisik dengan kejadian DM tipe-2 orang dengan aktivitas fisik rendah,
pada pasien wanita di RS Dustira Kota sedang, maupun berat dengan kejadian DM
Cimahi. Berdasarkan hasil uji chi-square tipe-2. Hasil penelitiannya diasumsikan
didapatkan P-value 0.000 (<0.05), artinya karena pasien penelitiannya adalah lansia
terdapat hubungan yang bermakna antara yang rata-rata aktivitas fisiknya hampir
aktivitas fisik dengan kejadian DM tipe-2 sama dan sebagian besar pasien adalah
pada wanita di RS Dustira Kota Cimahi. pensiunan dan ibu rumah tangga sehingga
Menurut teori yang ada aktivitas fisik tidak banyak pasien lansia yang melakukan
memang berkaitan dengan kejadian DM aktivitas fisik berat (Amalia, 2014)
tipe-2 jika asupan energi dari makanan
dengan pengeluaran energi melalui Hubungan Antara IMT Dengan
aktivitas fisik tidak seimbang. Jika asupan Kejadian DM Tipe-2 Pada Pasien
bahan bakar metabolik yang berasal dari Wanita di RS Dustira
makanan jumlahnya selalu lebih besar Berdasarkan tabel 5 menunjukkan
daripada pengeluaran energi melalui bahwa, Pasien yang memiliki IMT
aktivitas fisik, sehingga akan terjadi underweight sebagian besar tidak
kelebihan bahan bakar metabolik di dalam menderita DM tipe-2 yaitu sebesar 66.7%,
tubuh, kelebihan bahan bakar ini akan pasien yang memiliki IMT normoweight
disimpan dalam bentuk triasilgliserol di sebagian besar tidak menderita DM tipe-2
jaringan adiposa sehingga lama kelamaan yaitu sebesar 66.7%, pasien yang memiliki
akan timbul obesitas yang merupakan IMT overweight sebagian besar menderita
faktor risiko yang berhubungan dengan DM tipe-2 yaitu sebesar 83.3%, dan pasien
DM tipe-2 (Murray dkk. 2009). Penelitian yang memiliki IMT obese 1 sebagian besar
ini sejalan dengan penelitian yang menderita DM tipe-2. Berdasarkan hasil uji
dilakukan Trisnawati tahun 2013 yang chi-square didapatkan P-value 0.033
menunjukkan hasil uji chi-square nilai p- (<0.05), artinya terdapat hubungan yang
value <0.05 yang berarti, terdapat bermakna antara IMT dengan kejadian DM
hubungan yang signifikan antara aktivitas

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan .........(Unggul Guligah, Sri Wahyuningsih, Sri Rahayu) 10
tipe-2 pada pasien wanita di RS Dustira translokasi transporter glukosa ke
Kota Cimahi. membran plasma, dan menyebabkan
terjadinya resistensi insulin pada jaringan
Tabel 5 Hubungan Antara IMT Dengan otot dan adipose (Garnita, 2012). Obesitas
Kejadian DM Tipe-2 Pada maupun kelebihan berat badan terjadi
Pasien Wanita di RS Dustira ketika asupan bahan bakar metabolik yang
DM Tipe-2 berasal dari makanan jumlahnya selalu
IMT Ya Tidak Total
lebih besar daripada pengeluaran energi
n % n % n % P
melalui aktivitas fisik, seperti yang sudah
Underw 3 33.3 6 66.7 9 100
eight
dibahas sebelumnya kelebihan bahan bakar
Normow 4 33.3 8 66.7 12 100 ini akan disimpan dalam bentuk
eight 0.033
triasilgliserol di jaringan adiposa sehingga
Overwei 10 83.3 2 16.7 12 100
lama kelamaan akan terakumulasi dan
ght
Obese 1 10 66.7 5 33.3 15 100 timbul obesitas yang merupakan faktor
Obese 2 0 0 0 0 0 100 risiko yang berhubungan dengan DM tipe-
Total 27 56.3 21 43.7 48 100
2 (Murray dkk. 2009). Penelitian ini sejalan
Sumber: Data Primer, 2018
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Trisnawati tahun 2013 yang menunjukkan
Berdasarkan hasil uji chi-square
hasil uji chi-square dengan nilai p-value <
didapatkan P-value 0.033 (<0.05), artinya
0.05 yang berarti, terdapat hubungan yang
terdapat hubungan yang bermakna antara
signifikan antara IMT dengan kejadian DM
IMT dengan kejadian DM tipe-2 pada
tipe-2 (Trisnawati, 2013). Penelitian yang
wanita di RS Dustira Kota Cimahi. Pasien
dilakukan Garnita tahun 2012 juga
yang menderita DM tipe-2 rata-rata
menunjukkan hasil yang sama yaitu uji chi-
memiliki IMT lebih dari kriteria normal.
square didapatkan nilai p-value < 0.05
Berdasarkan keterangan pasien, yang
yang berarti, terdapat hubungan yang
memiliki IMT normal maupun
signifikan antara aktivitas fisik dengan
underweight juga memiliki riwayat IMT
kejadian DM.
lebih dari kriteria normal sebelumnya
namun mengalami penurunan berat badan
saat menderita DM. Orang yang
mengalami obesitas terjadi penumpukan
asam lemak bebas atau triasilgliserol di
jaringan adiposa yang akan menurunkan

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan .........(Unggul Guligah, Sri Wahyuningsih, Sri Rahayu) 11
Hubungan Antara Status Hipertensi terjadi secara terus menerus akan
Dengan Kejadian DM Tipe-2 Pada menyebabkan kerusakan pembuluh darah
Pasien Wanita di RS Dustira arteri dan secara perlahan lahan dinding
arteri akan mengalami pengerasan atau
Tabel 6 Hubungan Antara Status penebalan (Budiman dkk. 2015). Pengaruh
Hipertensi Dengan Kejadian hipertensi terhadap kejadian DM
DM Tipe-2 Pada Pasien disebabkan oleh penebalan pembuluh darah
Wanita di RS Dustira arteri yang menyebabkan diameter
DM Tipe-2
pembuluh darah menjadi menyempit
Status Ya Tidak Total
Hiper P sehingga kondisi ini mengganggu proses
n % n % n %
tensi pengangkutan glukosa dari dalam darah ke
Ya 22 73.3 8 26.7 30 100
jaringan jaringan (Trisnawati, 2013).
Tidak 5 27.8 13 72.2 18 100 0.002
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Total 27 56.3 21 43.7 48 100
yang dilakukan Jorgy tahun 2015 yang
Sumber: Data Primer, 2018
menunjukkan hasil uji chi-square dengan

Berdasarkan tabel 6 menunjukkan nilai p-value <0.05 yang berarti, terdapat

bahwa, pasien yang memiliki status hubungan antara hipertensi dengan

hipertensi mayoritas menderita DM tipe-2 kejadian DM tipe-2. Bertentangan dengan

yaitu sebesar 73.3% dan pasien yang tidak penelitian yang dilakukan Amalia tahun

memiliki status hipertensi mayoritas tidak 2014 yang menunjukkan hasil uji chi-

menderita DM tipe-2 yaitu sebesar 72.2%. square dengan nilai p-value > 0.05 yang

Berdasarkan hasil uji chi-square berarti, tidak ada hubungan yang signifikan

didapatkan P-value 0.002 (<0.05), artinya antara hipertensi dengan kejadian DM tipe-

terdapat hubungan yang bermakna antara 2, hal ini dikarenakan penelitiannya hanya

hipertensi dengan kejadian DM tipe-2 pada mengandalkan daya ingat pasien sehingga

pasien wanita di RS Dustira Kota Cimahi. terjadi bisa informasi (Amalia, 2014).

Berdasarkan hasil uji chi-square


didapatkan P-value 0.002 (<0.05), artinya Hasil Analisis Multivariat Faktor Yang

terdapat hubungan yang bermakna antara Paling Dominan Mempengaruhi

hipertensi dengan kejadian DM tipe-2 pada Kejadian DM Tipe-2 di RS Dustira

wanita di RS Dustira Kota Cimahi.


Beberapa literatur mengaitkan hipertensi
dengan resistensi insulin. Hipertensi yang

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan .........(Unggul Guligah, Sri Wahyuningsih, Sri Rahayu) 12
Tabel 7 Hasil Analisis Multivariat pasien yang tidak memiliki riwayat
Faktor Yang Paling Dominan keluarga menderita DM.
Mempengaruhi Kejadian DM
Tipe-2 di RS Dustira Tabel 8 Model Overall Percentage &
Variabel P OR 95% CI Nagelkerke R Square Analisis
bebas value Multivariat
Usia 0.148 2.267 0.749- Nagelkerke R Square Overall Percentage
6.865
Riwayat 0.085 5.180 0.797- 0.640 79.2 %

keluarga 33.669
Sumber: Data Primer, 2018
IMT 0.151 0.535 0.228-
1.256
Nagelkerke R Square sebesar 0.640
Aktivitas 0.003 0.255 0.104-
fisik 0.627 yang berarti bahwa DM tipe-2 dapat
Konstanta 0.459 8.641 dipengaruhi oleh variabel usia, riwayat
Sumber: Data Primer, 2018 keluarga, IMT, dan aktivitas fisik sebesar
64 % sedangkan sisanya 36% dipengaruhi
Setelah dilakukan uji multiple oleh faktor lain yang tidak diteliti. Overall
regression logistic dengan metode enter, percentage menunjukkan bahwa model
hasil diatas terlihat bahwa variabel riwayat regresi logistik yang digunakan sudah
keluarga dengan nilai p-value 0.085 adalah cukup baik karena dapat memprediksi
variabel yang paling dominan sebesar 79.2 % faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian DM Tipe-2, diikuti mempengaruhi DM tipe-2.
secara berurutan variabel usia, IMT dan
aktivitas fisik. Kekuatan hubungan dari Pembahasan
variabel bebas (Usia, riwayat keluarga, Setelah dilakukan analisis
IMT, hipertensi, aktivitas fisik) terhadap multivariat menggunakan uji multiple
variabel terikat (DM tipe-2) dapat dilihat regression logistic didapatkan bahwa faktor
dari nilai odds ratio. Kekuatan hubungan yang paling dominan berhubungan dengan
variabel riwayat keluarga memiliki nilai kejadian DM tipe-2 adalah faktor riwayat
odds ratio sebesar 5.180 (95% CI=0797- keluarga dengan odds ratio sebesar 5.180
33.669); artinya pasien wanita yang yang berarti pasien yang memiliki riwayat
memiliki riwayat keluarga menderita DM keluarga DM memiliki peluang sebesar
memiliki peluang sebesar 5.180 kali lebih 5.180 kali lebih tinggi untuk mengalami
tinggi terkena DM tipe-2 dibandingkan DM tipe-2, diikuti secara berurutan variabel

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan .........(Unggul Guligah, Sri Wahyuningsih, Sri Rahayu) 13
usia dengan odds ratio sebesar 2.267 yang KESIMPULAN
berarti semakin bertambahnya usia Kesimpulan dari penelitian ini adalah
terutama usia > 45 tahun pasien memiliki penelitian ini terbukti bahwa usia, riwayat
peluang sebesar 2.267 kali lebih tinggi keluarga, IMT, aktivitas fisik dan hipertensi
untuk mengalami DM tipe-2 dibandingkan berhubungan dengan kejadian DM Tipe-2
pasien yang berusia < 45 tahun, selanjutnya pada pasien wanita di RS Dustira Kota
IMT dengan odds ratio sebesar 0.535 yang Cimahi dan faktor-faktor yang paling
berarti apabila IMT lebih dari normal maka dominan berhubungan dengan kejadian
akan memiliki peluang sebesar 0.535 kali DM Tipe-2 di RS Dustira Kota Cimahi
lebih tinggi untuk mengalami DM tipe-2 adalah faktor riwayat keluarga, lalu diikuti
dibandingkan pasien yang memiliki IMT secara berurutan faktor usia, IMT dan
normal, dan selanjutnya adalah aktivitas aktivitas fisik sebesar 64%, sedangkan
fisik dengan odds ratio sebesar 0.255 yang sisanya 36% dipengaruhi oleh faktor lain
berarti semakin berkurangnya aktivitas yang tidak diteliti.
fisik maka akan memiliki peluang sebesar
0.255 kali lebih tinggi untuk mengalami DAFTAR PUSTAKA
DM tipe-2 dibandingkan pasien yang Amalia, RF 2014, ‘Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian
memiliki aktivitas cukup atau aktif.
Diabetes Melitus Pada Lansia di
Penyebab riwayat keluarga menjadi faktor Puskesmas Kecamatan Mampang
prapatan Jakarta Selatan Tahun
yang paling dominan berhubungan adalah
2014’, diakses 5 Februari 2018
karena pola familial atau penurunan gen http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/20
1606/S54936Riska%20Farina%20
dari orang tua yang kuat sehingga faktor ini
Amalia
berhubungan dengan terjadinya DM pada
Badan Penelitian dan Pengembangan
seseorang, mengacu pada Price & Wilson
Kesehatan Departemen Kesehatan
(2005) menurut teori dikatakan bahwa 2009, ‘Laporan Hasil Riset
Kesehatan Dasar Provinsi Jawa
timbulnya penyakit DM tipe-2 sangat
Barat Tahun 2007’, diakses 9
dipengaruhi oleh faktor genetik. Karena September 2018
http://terbitan.litbang.depkes.go.id/
jika terjadi mutasi gen akan menyebabkan
penerbitan/index.php/lpb/catalog/d
kekacauan metabolisme yang berujung ownload/63/92/236-1
pada timbulnya DM tipe-2. Berdasarkan
Badan Penelitian dan Pengembangan
hasil penelitian ini maka diharapkan pihak Kesehatan Departemen Kesehatan
2013, ‘Riset Kesehatan Dasar
RS Dustira Kota Cimahi dapat melakukan
2013’, diakses 9 September 2018
tindakan promotif dan preventif.

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan .........(Unggul Guligah, Sri Wahyuningsih, Sri Rahayu) 14
http://www.depkes.go.id/resources/ Fakultas Kesehatan Masyarakat,
download/general/Hasil%20Riskes Universitas Indonesia
das%20201 3.pdf http://lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstr
ak-20318875.pdf
Betteng, R 2014, ‘Analisis Faktor Risiko
Penyebab Terjadinya Diabetes Garnita, 2012, ‘Faktor Risiko Diabetes
melitus tipe 2 Pada Wanita Usia Melitus di Indonesia’, Skripsi
Produktif di Puskesmas Program Studi Kesehatan
Wawonasa’, Jurnal e-Biomedik Masyarakat Fakultas Kesehatan
(eBM), Vol.4, No.4, Juli 2014. Masyarakat, Universitas Indonesia,
diakses 20 Desember 2017 diakses 15 Oktober 2017
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.p http://www.lib.ui.ac.id/file?file=dig
hp/ebiomedik/article/download/455 ital/20320253-S-PDF-
4/4082 Dita%20Garnita.pdf

Budiman, Sihombing, R, Pradina, P 2015, International Diabetes Federation, 2015,


‘Hubungan Dislipidemia, ‘IDF Diabetes Atlas Seventh
Hipertensi dan Diabetes Melitus Edition 2015’, diakses 9 Januari
dengan Kejadian Infark Miokard 2018
Akut’, Jurnal Kesehatan http://www.oedg.at/pdf/1606_IDF_
Masyarakat Andalas, Vol.10, No.1, Atlas_2015_UK.pdf
diakses 25 September 2018
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index. Jorgy, GH 2015, ‘Faktor-faktor yang
php/jkma/article/download/160/156 Berhubungan dengan Kejadian
Diabetes Melitus Tipe-2 Pada
Dinas Kesehatan Kota Cimahi 2014, Profil Wanita Dewasa di Perkotaan di
Kesehatan Kota Cimahi Tahun Indonesia Tahun 2013’, Skripsi
2014, diakses 21 Februari 2018 Program Studi Kesehatan
https://www.scribd.com/document/ Masyarakat Fakultas Kesehatan
352457235/Profil-Kesehatan-Kota- Masyarakat, Universitas Indonesia,
Cimahi-2014 diakses 20 November 2017
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2
Fatmawati, A 2010, ‘Faktor Risiko 016-5/20412853-S-
Kejadian Diabetes Melitus Tipe-2 Geby%20Hasanah%20Jorgy.pdf
Pasien Rawat Jalan’, Skripsi
Jurusan Ilmu Kesehatan Lail, J 2014, ‘Pencegahan Penyakit
Masyarakat Fakultas Ilmu Diabetes Mellitus Melalui Program
Keolahragaan, Universitas Negeri Penyuluhan dan Pemeriksaan Kadar
Semarang, diakses 25 September Gula Darah di Dukuh Candran Desa
2018 Sentono Klaten Jawa Tengah’,
http://lib.unnes.ac.id/2428/1/6274.p ‘Jurnal Inovasi dan
df Kewirausahaan’, Vol.3, No.3,
September 2014, diakses 8 Agustus
Fitriyani, 2012, ‘Faktor Risiko Diabetes 2018
Melitus tipe 2 di Puskesmas http://journal.uii.ac.id/ajie/article/d
Kecamatan Citangkil dan ownload/7830/6842
Puskesmas Kecamatan Pulo
merak’, Skripsi Program Sarjana Murray, RK, Granner, DK, Rodwell, VW
Reguler Kesehatan Masyarakat 2009, Biokimia Harper, EGC, Jakarta

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan .........(Unggul Guligah, Sri Wahyuningsih, Sri Rahayu) 15
Price, SA & Wilson, LM 2006, Barat Tahun 2012’, Jurnal Ilmiah
Patofisiologi, EGC, Jakarta Kesehatan, Vol.5, No.1 Januari
2013, diakses 22 Januari 2018
https://www.academia.edu/196690
Pusat Data dan Informasi Kementerian 46/Jurnal_kesehatan_DM_epid_no
Kesehatan Republik Indonesia, n_PDF
2014, ‘Situasi dan Analisis
Diabetes’, diakses 30 Januari 2018 Wahyuni, S 2013, ‘Diabetes Melitus Pada
http://www.depkes.go.id/resources/ Perempuan Usia Reproduksi di
download/pusdatin/infodatin/infod Indonesia Tahun 2007’, Jurnal
atin-diabetes.pdf Kesehatan Reproduksi, Vol.3, No.1,
April 2013, diakses 10 Januari 2018
Sastroasmoro, 2016, Dasar-dasar http://ejournal.litbang.depkes.go.id/
Metodologi Penelitian Klinis Edisi index.php/kespro/article/download/
ke-5, Sagung Seto, Jakarta, 2016 3929/3772

Sudoyo, AW, Setiyohadi B, Alwi I, Yuliana, D 2012, ‘Kajian Mutasi Gen Pada
Simadibrata M, Setiati S, 2009, Mitokondria (mtDNA) Sebagai
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Predisposisi Diabetes Melitus’, As-
Edisi Kelima, Pusat Penerbitan Ilmu syifaa, Vol.4, No.1, diakses 17
Penyakit Dalam, Jakarta September 2018
http://download.portalgaruda.org/ar
Sukmaningsih, WR 2016, ‘Faktor Risiko ticle.php?article=526753&val=107
Kejadian Diabetes Mellitus Tipe II 82&title=KAJIAN%20MUTASI%
di Wilayah Kerja Puskesmas 20GEN%20PADA%20DNA%20
Purwodiningratan Surakarta’, MITOKONDRIA%20(mtDNA)%2
Skripsi Program Studi Kesehatan 0SEBAGAI%20PREDISPOSISI%
Masyarakat Fakultas Kesehatan, 20%20DIABETES%20MELITUS
Universitas Muhammadiyah
Surakarta, diakses 26 Januari 2018
http://eprints.ums.ac.id/42800/1/N
ASKAH%20PUBLIKASI.pdf

Syamiyah, N 2014, ‘Faktor Risiko Kejadian


Diabetes Melitus Tipe 2 Pada
Wanita di Puskesmas Kecamatan
Pesanggrahan Jakarta Selatan’,
Skripsi Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, diakses 26 Januari 2016
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace
/bitstream/123456789/25714/1/NA
JAH%20SYAMIYAH.pdf

Trisnawati, SK & Setyorogo, S 2013,


‘Faktor Risiko Kejadian Diabetes
Melitus Tipe II di Puskesmas
Kecamatan Cengkareng Jakarta

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan .........(Unggul Guligah, Sri Wahyuningsih, Sri Rahayu) 16

You might also like