You are on page 1of 13

Perencanaan Sarana Prasarana Pendidikan

(Studi di PAUD Darush Sholihin Tanjunganom


Nganjuk)

Niken Ristianah
STAI Darussalam Krempyang Nganjuk

Email : nikenristianah@gmail.com

Abstrak : Educational facilities and infrastructure planning is the initial stage and
becomes the basic basis in the process of procurement, use, maintenance and
elimination of infrastructure facilities in educational institutions. But not
infrequently the existing planning in the school is not carried out optimally so that
the management of educational facilities does not get effective and efficient results.
To get maximum results, the education community should understand what
infrastructure facilities are planning, the benefits and objectives, principles,
conditions, stages and classification of educational facilities. Good planning that can
answer 5W 1H in the design of infrastructure programs that will be implemented so
that its existence can help achieve goals and avoid unwanted errors and failures.
Where infrastructure planning is an intellectual program, a needs analysis is carried
out in a comprehensive, realistic, clear and detailed manner. Educational facilities
and infrastructure planning is classified into three, first, based on the depletion or
not, which is divided into two wearable and durable parts. Both are based on
moving or not moving, the three facilities and infrastructure related to the teaching
and learning process. DS PAUD schools have implemented planning in managing
educational infrastructure. The step of analyzing needs by accommodating all
proposals of the school community and designing needs in accordance with the
classification so that they can be integrated with the infrastructure that has been
available before and determine how to procure it. The next step is budget analysis.
The needs that have been arranged are adjusted to the budget so that the party
responsible for infrastructure can determine the priority scale in the procurement of
infrastructure

Keyword : Perencanaan, Sarana, Prasarana, Pendidikan

Accepted : July, 10 2018


Reviewed : August 25 2018
Published : October 30 2018

Pendahuluan
Perencanaan (planning) adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan
dan cara pencapaiannya1. Dimana perencanaan merupakan tahap awal yang harus
dilalui dalam semua proses manajemen baik dalam instansi pendidikan maupun
instansi lainnya. Dalam substansi pendidikan perencanaan selalu menjadi peranan
penting dalam sebuah proses pengelolahan pendidikan termasuk dalam mengelola
sarana prasarana pada instansi pendidikan. Ditahap inilah visi misi sebuah sekolah
1Agus Sabardi, Manajemen Pengantar (Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2008) 210
INTIZAM : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 2, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN : 2622-6162 (Online) 2598-8514 (Print)

direncanakan dan diputuskan secara mendetail. Suatu rencana yang baik ialah
yang mampu menjawab pertanyaan 5W 1H.
Sarana dan prasarana merupakan intrumen penting dalam dunia pendidikan
dan menjadi salah satu dari delapan standar Nasional Pendidikan. Begitu
pentingnya sarana prasarana pendidikan institusi-institusi berlomba-lomba untuk
memenuhi standar sarana dan prasarana pendidikan demi meningkatkan kualitas
proses pembelajaran. Tidak itu saja, kelengkapan sarana dan prasarana
merupakan daya tarik bagi calon peserta didik. Sayangnya, sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah tidak dikelola dengan pengetahuan yang cukup sehingga
sering terjadi ketidaktepatan dalam pengelolahan, pemeliharaan, dan perawatan,
serta penghapusan. Bahkan banyak pengelola yang kurang memahami standar dari
sarana prasarana yang dibutuhkan. Beberapa kasus membuktikan banyak sarana
yang dibeli, padahal bukan menjadi sekala prioritas utama suatu lembaga
pendidikan. Hal yang paling tragis dan sering terjadi dalam budaya adalah mampu
membeli tetapi tidak mampu merawat.
Manajemen sarana dan prasarana adalah segenap proses pengadaan dan
pendayagunaan sarana dan prasarana agar mendukung tercapainya tujuan
pendidikan secara tepat guna dan tepat sasaran. Namun proses tersebut tidak akan
berjalan maksimal tanpa adanya perencanaan sarana prasarana pendidikan.
Perencanaan yang matang dapat meminimalisasi kemungkinan terjadi kesalahan
dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengadaan, pengaturan, penggunaan
dan penghapusan sarana prasarana pendidikan.2
Berdasarkan uraian di atas penulis merasa perlu menguraikan bagaimana
konsep dasar, dan klasifikasi pengelolahan perencanaan sarana prasarana yang
diterapkan di salah satu lembaga pendidikan jalur formal pada jenjang Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) yang di bawah naungan yayasan Darush Sholihin
Tanjunganom Nganjuk. Yang mana perencanaan merupakan sebuah dasar dan
langkah awal dalam proses manajemen sarana prasarana pendidikan selanjutnya
yaitu: pengadaan, penggunaan, pemeliharan serta penghapusan sarana prasarana
Pendidikan.

Kajian Teori
A. Konsep Dasar Perencanaan Sarana Prasarana Pendidikan
1. Pengertian Perencanaan Sarana Prasarana Pendidikan
Perencanaan berasal dari kata dasar Rencana yang memiliki arti
rancangan atau keragka dari suatu yang akan dilakukan pada masa depan.
Perencanaan dapat diartikan juga sebagai keseluruhan proses perkiraan dan
penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan
datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Perencanaan Sarana dan Prasarana pendidikan merupakan proses
perencanaan upaya pembelian, penyewaan, peminjaman, penukaran, daur
ulang, rekondisi/ rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan dan
perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Proses ini hendaknya
2Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana & Prasarana Sekolah (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2016)51.

65
Niken Ristianah
INTIZAM : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 2, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN : 2622-6162 (Online) 2598-8514 (Print)

melibatkan unsur-unsur penting di sekolah, seperti kepala sekolah dan


wakilnya, dewan guru, kepala tata usaha, dan bendahara serta komite
sekolah. Hal ini perlu dilakukan untuk membuka masukan dari berbagai
pihak dan meningkatkan tingkat kematangan dari sebuah rencana.3
Suatu rencana yang baik selalu menuju sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya, dilandaskan atas perhitungan dan selalu
mengandung kegiatan/tindakan/usaha. Sasaran perencanaan kerjasama
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Perencanaan yang efektif dalam penyusunannya harus dilakukan
melalui suatu rangakaian pertanyaan yang perlu dijawab dengan
memuaskan:
(What)
Kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan?
(Where)
Dimana kegiatan hendak dilaksanakan?
Pertanyaan ini mencakup tata ruang yang disusun, tempat yang akan
digunakan, tempat perhimpunan alat-alat serta perlengkapan lainnya.
(When)
Bilamana kegiatan tersebut hendak dilaksanakan? Hal ini berarti harus
tergambar sistem prioritas yang akan digunakan, penjadwalan waktu, target,
fase-fase tertentu yang akan dicapai serta hal-hal lain yang berhubungan
dengan faktor waktu. Rencana kebutuhan dibuat untuk jangka waktu pendek,
menengah, dan panjang.
(How)
Bagaimana cara melaksanakan kegiatan ke arah tercapainya tujuan?
Yang diackup oleh pertanyaan ini menyangkut sistem kerja, standar
yang harus dipenuhi, cara pembuatan dan penyampaian laporan, cara
menyimpan dan mengolah dokumen-dokumen yang timbul sebagai akhir
pelaksanaan.
(Who)
Pertanyaan siapa? Berarti diketemukannya jawaban tentang personalia,
tentang pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab.
(Why)
Secara filosofis, pertanyaan yang terpenting diantara rangkaian
pertanyaan ini ialah “Mengapa” karena pertanyaan ini ditujukan kepada
kelima pertanyaan yang mendahuluinya4.

2. Landasan Ideologis
Pentingnya sarana dan prasarana untuk menunjang proses pendidikan,
diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan Nasional “Setiap satuan pendidikan formal dan non formal
menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi yang memenuhi
keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi
3Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana…, 51.
4http://myblogirwandi.blogspot.co.id/2015/03/perencanaan-dan-pengadaan-sarana-

dan.html

66
Niken Ristianah
INTIZAM : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 2, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN : 2622-6162 (Online) 2598-8514 (Print)

fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kewajiban peserta didik” (


Undang-Undang RI Tahun 2003). Juga Peraturan Pemerintah RI No 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab VII pasal 42 ayat 1 dan 2:
a. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi: perabot,
peralatan pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai
serta perlengkapan yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
b. Dari setiap satuan pendidikan meliputi : lahan, ruang kelas, ruang
pimpinan, ruang guru, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, kantin,
tempat berolah raga dan tempat beribadah, tempat bermain, tempat
berekreasi, dan ruang tempat lain yang diperlukan untuk menunjang
proses pemmbelajaran yang teratur dan berkelanjutan.(PP RI Tahun
2005) 5
Berdasarkan peraturan menteri dalam negeri N0. 17 Tahum 2007
tentang pedoman teknis pengelolaan barang milik daerah pada Bab III Pasal
7 ayat (1) menyatakan bahwa perencanaan kebutuhan barang milik daerah
disusun dalam rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah
setelah memperhatikan ketersediaan barang milik daerah yang ada. 6

3. Manfaat dan Tujuan Perencanaan


Manfaat perencanaan, yaitu: dapat membantu menentukan tujuan,
meletakkan dasar-dasar dan menetapkan langkah-langkah, menghilangkan
ketidakpastian, dapat dijadikan sebagai suatu pedoman atau dasar untuk
melakukan pengawasan, pengendalian dan bahkan juga penilaian agar
nantinya kegiatan dapat berjalan efektif dan efesien.7
Tujuan Perencanaan Sarana dan Prasarana Adalah demi menghindari
terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan dan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaannya. Perencanaan
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan berdasarkan analisis
kebutuhan dan penentuan skala prioritas kegiatan untuk dilaksanakan yang
disesuaikan dengan tersedianya dana dan tingkat kepentingan.

4. Prinsip-prinsip perencanaan
Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan harus memenuhi
prinsip-prinsip :
a. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan harus betul-betul
merupakan program intelektual

5Rika Megasari, Peningkatan Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Untuk

Meningkatan Kualitas Pembelajaran Di Smpn 5 Bukittinggi, Volume 2 Nomor 1, Juni 2014 | Bahana
Manajemen Pendidikan | Jurnal Administrasi Pendidikan. Hal. 637 ‐ 831.
6Nurbaiti, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, Manajer Pendidikan, Vo. 9, No. 4, Juli

2015, hal. 536-546, 538


7Nurbaiti, Manajemen Sarana dan..., hal 536-546, 539

67
Niken Ristianah
INTIZAM : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 2, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN : 2622-6162 (Online) 2598-8514 (Print)

b. Perencanaan didasarkan pada analisis kebutuhan melalui studi


komprehensif mengenai masyarakat pendidikan dan kemungkinan
pertumbuhan serta prediksi populasi sekolah
c. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan harus realistis sesuai
dengan kenyataan anggaran
d. Visualisasi hasil perencanaan sarana dan prasarana pendidikan harus jelas
dan rinci baik jumlah, jenis, merek, dan harganya8
Disamping kita harus memenuhi prinsip-prinsip diatas, perencanaan
pengadaan sarana dan prasarana sekolah harus memperhatikan hal-hal
berikut:
a. Kesesuaian dengan kebutuhan dan kemampuan karena barang-barang
yang tidak tepat akan menjadi sumber pemborosan
b. Kesesuaian dengan jumlah dan tidak terlalu berlebihan dan kekurangan
c. Mutu yang selalu baik agar dapat dipergunakan secara efektif
d. Jenis alat atau barang yang diperlukan harus tepat dan dapat
meningkatkan efesiensi kerja.9
Khusus untuk perlengkapan atau sarana dan prasarana sekolah perluh
diperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Mengikuti pedoman (standar)
b. Mengadakan perlengkapan sekolah sesuai dengan pladfond (anggaran
yang disediakan)
c. Menyediakan dan menggunakannya sesuai kebutuhan
d. Menyimpan dan memelihara saran dan prasarana sekolah
e. Menghapuskan dan mengelolah perlengkapan sesuai prosedur yang
berlaku
f. Mengumpulkan dan mengelolah data perlengkapan10

5. Syarat Perencanaan Sarana Prasarana Pendidikan


Dalam kegiatan perencanaaa sarana prasarana pendidikan (Depdiknas,
2009:8-9), ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, sebagai
berikut:
a. Perencanaa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan harus dipandang
sebagai bagian integral dari usaha peningkatan kualitas belajar mengajar
b. Perencanaan harus jelas. Untuk hal tersebut, kejelasan suatu rencana
dapat dilihat pada hal-hal berikut:
1) Tujuan dan sasaran atau target yang harus dicapai serta ada penyusunan
perkiraan biaya/ harga keperluan pengadaan
2) Jenis dan bentuk tindakan/kegiatan yang akan dilaksanakan
3) Petugas pelaksana, misalnya guru, karyawan, dan lain-lain

8Bafadal
Ibrahim. 2004. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya (Jakarta:
Bumi Aksara) Hal. 37.
9Nurbaiti, Manajemen Sarana dan..., hal 536-546, 539

10 Prastyawan, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, Al Hikmah Jurnal Studi

Keislaman, Volume 6, Nomor 1, Maret 2016. Hal 40.

68
Niken Ristianah
INTIZAM : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 2, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN : 2622-6162 (Online) 2598-8514 (Print)

4) Bahan dan peralatan yang dibutuhkan


5) Kapan dan dimana pelaksanaan dilaksanakan
6) Harus diingat bahwa suatu perencanaan yang baik adalah yang realistis,
artinya rencana tersebut dapat dilaksanakan
c. Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama dengan pihak-pihak
yang terlibat dalam perencanaan
d. Mengikuti pedoman (standar) jenis, kuantitas, dan kualitas sesuai dengan
skala prioritas
e. Perencanaan pengadaan sesuai dengan platform anggaran yang disediakan
f. Mengikuti prosedur yang berlaku
g. Mengikut sertakan unsur orang tua murid
h. Fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan keadaan, perubahan situasi,
kondisi yang tidak disangka-sangka
i. Dapat didasarkan pada jangka pendek (1 tahun), jangka menengah (4-5
tahun), dan jangka panjang (10-15 tahun)11

6. Tahapan perencanaan
Perencanaan merupakan tahap pertama dari manajemen sarana dan
prasarana yang sekaligus merupakan dari langkah pengadaan. Bafadal
(2004) bahwa proses perencanaan sarana dan prasarana pendidikan sebagai
berikut:
a. Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang
diajukan oleh setiap unit kerja dan atau menginventarisir kekurangan
kelengkapan sekolah.
b. Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode
tertentu, misalnya untuk satu triwulan atau satu ajaran.
c. Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapan
yang tersedia sebelumnya. Dalam rangka itu perencana informasi tahu
tentang perlengkapan yang telah dimiliki oleh sekolah. Salah satu jalan
adalah dengan membaca buku inventaris atau buku induk barang.
Berdasarkan panduan tersebut lalu disusun rencana kebutuhan
perlengkapan, yaitu mendaftar yang belum tersedia di sekolah
d. Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang
tersedia. Dalam hal ini, jika dana yang tersedia tidak mencukupi untuk
pengadaan semua kebutuhan yang diperlukan, maka perlu diadakan
seleksi terhadap semua kebutuhan perlengkapan yang telah direncanakan
dengan melihat urgensi setiap perlengkapan yang diperlukan. Semua
perlengkapan yang urgen didaftar dan didahulukan pengadaannya.
Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan yang urgen dengan

11Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana &..., 52-53

69
Niken Ristianah
INTIZAM : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 2, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN : 2622-6162 (Online) 2598-8514 (Print)

dana atau anggaran yang tersedia, maka perlu diadakan seleksi lagi
dengan melihat skala prioritas.
e. Penetapan rencana pengadaan akhir.12
Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan
berdasarkan analisis kebutuhan dan penentuan skala prioritas kegiatan
untuk dilaksanakan serta sesuai dengan dana dan tingkat kepentingan.
Tujuan dan perencanaan adalah demi menghindari terjadinya kesalahan dan
kegagalan yang tidak diinginkan, untuk meningkatkan efektifitas dan
efesiensi dalam pelaksanaannya.

B. Klasifikasi Perencanaan Sarana Prasarana Pendidikan


Sarana pendidikan diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu (1) habis
tidaknya dipakai; (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan; (3) hubungannya
dengan proses belajar mengajar.

1. Habis Tidaknya Dipakai


Dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan,
yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan
lama.
a. Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang
apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat. Contoh,
kapur tulis, beberapa bahan kimia untuk praktik guru dan siswa, dsb.
b. Sarana pendidikan tahan lama. Sarana pendidikan tahan lama adalah
keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus
dan dalam waktu yang relatif lama. Contoh, bangku sekolah, mesin tulis,
atlas, globe, dan beberapa peralatan olah raga.

2. Bergerak Tidaknya Pada Saat Digunakan


a. Bergerak
Sarana pendidikan yang bergerak Sarana pendidikan yang bergerak
adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindah sesuai dengan
kebutuhan pemakainya, contohnya: almari arsip sekolah, bangku sekolah,
dsb.
Perencanaan Pengadaan Barang Bergerak. Barang yang habis dipakai,
direncanakan dengan urutan sebagai berikut:
1) Menyusun daftar perlengkapan yang disesuaikan dengan kebutuhan dari
rencana kegiatan sekolah.
2) Memperkirakan biaya untuk pengadaan barang tersebut tiap bulan.
3) Menyusun rencana pengadaan barang menjadi rencana triwulan dan
kemudian menjadi rencana tahunan.

b. Tidak bergerak

12Nurbaiti, Manajemen Sarana dan..., hal. 536-546, 538

70
Niken Ristianah
INTIZAM : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 2, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN : 2622-6162 (Online) 2598-8514 (Print)

Sarana pendidikan yang tidak bergerak, adalah semua sarana


pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan,
misalnya saluran dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Penentuan barang tidak bergerak meliputi pengadaan tanah dan
bangunan, direncanakan dengan urutan sebagai berikut:
1) Mengadakan survei tentang keperluan bangunan yang akan direnovasi
dengan maksud untuk memperoleh data mengenai: fungsi bangunan,
struktur organisasi, jumlah pemakai dan jumlah alat-alat perabot yang
akan ditempatkan.
2) Mengadakan perhitungan luas bangunan yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan disusun atas dasar data survei.
3) Menyusun rencana anggaran biaya yang disesuaikan dengan harga
standar yang berlaku di daerah yang bersangkutan.
4) Menyusun pentahapan rencana anggaran biaya yang disesuaikan
dengan rencana pentahapan pelaksanaan secara teknis, serta
memperkirakan anggaran yang disediakan setiap tahun, dengan
memperhatikan skala prioritas yang telah ditetapkan, sesuai dengan
kebijaksanaan departemen.

c. Hubungan dengan Pembelajaran


Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar, Sarana
Pendidikan dibedakan menjadi 3 macam yaitu: alat pelajaran, alat peraga,
dan media pengajaran.
1) Alat pelajaran
Alat pelajaran adalah alat yang digunakan secara langsung dalam
proses belajar mengajar, misalnya buku, alat tulis, dan alat praktik.
2) Alat peraga
Alat peraga adalah alat pembantu pendidikan dan pengajaran,
dapat berupa perbuatan-perbuatan atau benda-benda yang mudah
memberi pengertian kepada anak didik berturut-turut dari yang
abstrak sampai, dengan yang konkret.
3) Media pengajaran
Media pengajaran adalah sarana pendidikan yang digunakan
sebagai perantara dalam proses belajar mengajar, untuk lebih
mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan
pendidikan. Ada tiga jenis media, yaitu media audio, media visual, dan
media audio visual.
Adapun prasarana pendidikan di sekolah bisa diklasifikasikan
menjadi dua macam, yaitu:
1. Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses
belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang
praktik keterampilan, dan ruang laboratorium.
2. Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses
belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya

71
Niken Ristianah
INTIZAM : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 2, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN : 2622-6162 (Online) 2598-8514 (Print)

proses belajar mengajar, misalnya ruang kantor, kantin sekolah, tanah


dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah,
ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir kendaraan. 13

Metode Penelitian
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif atau sering disebut
metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi
yang alamiah (natural setting).14 Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan
jenis penilitian Deskriftif analitik, yang mana dalam penelitian ini penulis
menggambarkan keadaan yang ada, kemudian menganalisanya. Data yang
diperoleh seperti hasil pengamatan, wawancara, pemotretan, analisis dokumen,
catatan lapangan. Adapun sasaran penelitian dalam hal ini, peneliti merujuk ke
SD Islam Sunan Ampel kelurahan rejomulyo Kediri.

B. Sumber Data
Sumber Data penelitian dikumpulkan dari sumber data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh dari sumber pertama melalui prosedur dan
teknik pengambilan data yang berupa interviu, observasi, maupun penggunaan
intrumen pengukuran yang khusus dirancang sesuai dengan tujuannya. Data
sekunder diperoleh dari sumber tidak langsung yang biasanya berupa
dokumentasi dan arsip-arsip resmi.15

C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan proses pengumpulan berbagai data dan
informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. proses pengumpulan data ini
mengacu pada prosedur penggalian data yang telah dirumuskan dalam desain
penelitian.16 Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis
menggunakan beberapa teknik diantaranya:
1. Observasi
Menurut Kartono observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis
tentang fenomena sosial dan gejala-gejala sikis dengan jalan pengamatan dan
pencatatan.17 Mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi
juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam
suatu skala bertingkat.18 Adapun penulis menggunakan pengamatan terbuka,
dalam artian keberadaan pengamat diketahui oleh subyek yang diteliti, dan
subyek memberikan kesempatan kepada pengamat untuk mengamati
13Alex Aldha Yudi, Pengembangan Mutu Pendidikan Ditinjau Dari Segi Sarana Dan Prasarana
(Sarana dan Prasarana PPLP)vvv, Cerdas Sifa, Edisi No.1. Mei – Agustus 2012, 3.
14Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: CV. Pustaka

Setia, 2012), 57.


15Saifiddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2015), 36.

16Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi enelitian Kualitatif .., 47.
17Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), 143.
18Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu PendekatanPraktik (Jakarta: T Rineka Cita,

2014), 272.

72
Niken Ristianah
INTIZAM : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 2, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN : 2622-6162 (Online) 2598-8514 (Print)

peristiwa yang terjadi dan subyek menyadari adanya orang yang mengamati
apa yang subyek kerjakan.19
2. Wawancara
Wawancara merupakan suatu kegiatan tanya jawab dengan tata muka
(face to face) antara pengacara (interviewer) dan yang diwawancarai
(interviewee) tentang masalah yang diteliti, dimana pengacara bermaksud
memeroleh persepsi, sikap dan pola pikir dari yang diwawancarai yang
relavan dengan masalah yang diteliti.20
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bentuk penelitian “semi
struktured” dalam hal ini maka mula-mula interviwer menanyakan serentetan
pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam
dalam mengorek dengan keterangan lebih lanjut.21

D. Analisis Data
Menurut Bagdon & Biklen analisis data adalah proses pencarian dan
pengaturan secara sistematik hasil wawancara, catatan-catatan, dan bahan-
bahan yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap semua hal
yang dikumpulkan dan memungkinkan menyajikannya apa yang ditemukan. 22
Untuk menganalisis data yang diperoleh, peneliti menggunakan analisis data
model Miles and Hubarman.
1. Data Reduction (reduksi data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2. Data Display (penyajian data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Dalam hal ini Miles and Huberman menyatakan “the most frequent form of
display data for qualitative research data in the past has been narrative text”.
Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.23
3. Conclusions Drawing/verifying
Langkah ketiga menurut Miles and Huberman adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi, yaitu suatu tahap lanjutan dimana pada tahap ini
peneliti menarik kesimpulan dari temuan data. 24

19Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif.., 145.


20Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif.., 162.
21Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik..., 270.

22Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif.., 210.


23Sugiono, Metodologi Penelitian Bisnis (Bandung: Alfabeta, 2013), 432-438.

24Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rajawali, 2015), 180.

73
Niken Ristianah
INTIZAM : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 2, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN : 2622-6162 (Online) 2598-8514 (Print)

Hasil Penelitian
Pendidikan Anak Usia Dini Darush Sholihin Bagbogo Tanjunganom Nganjuk
merupakan sekolah dibawah naungan yayasan Darush Sholihin yang baru tahun
2017 ini terakreditasi A. Tentunya tidak mudah bagi para pelaku-pelaku
pendidikan anak usia dini untuk mencapai titik tersebut dan pastinya tidak mudah
untuk mempertahankan dan senantiasa meningkatkan kualitas kinerjanya.
Sarana dan prasarana merupakan intrumen penting dalam dunia pendidikan
dan menjadi salah satu dari standar Nasional Pendidikan. Salah satu factor yang
menunjang dalam proses pendidikan anak usia dini tersebut adalah dalam hal
pengelolahan sarana dan prasarana. Dimana perencanaan saran dan prasarana
merupakan tahap awal dan menjadi dasar dalam langkah-langkah proses sarana
dan prasarana selanjutnya.
Perencanaan sarana dan prasarana yang ada di pendidikan anak usia dini
pertama melalui analisi kebutuhan. Dimana analisis kebutuhan mulai dilaksanakan
2-3 bulan sebelum masuk tahun pelajaran baru sehingga dalam tahun pelajan baru
sudah siap untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan siswa maupun tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan.
Setiap tenaga pendidik dan tenaga kependidikan bahkan wali murid yang ada
di lembaga tersebut boleh mengusulkan sarana prasarana apa yang akan di
gunakan dalam kegiatan belajar mengajar yang bersifat secara langsung maupun
tidak langsung dalam proses pendidikan anak sehingga tujuan sekolah bisa
tercapai secara efektif dan efisien.
Selanjutnya, team yang bertanggung jawab dalam perencanaan sarana
prasarana menyusun rencana kebutuhan yang sesuai dengan klasifikasi sarana
prasarana. Mana barang yang cepat habis dipakai, tahan lama, bergerak, tidak
bergerak dan sarana prasarana yang berhungan dengan proses belajar mengajar.
Dengan begitu team penyusun bisa menetukan bagaimana pengadaan barang
tersebut dipenuhi dengan tetap mengacu pada sarana prasarana yang tersedia
sebelumnya. Sehingga dapat diputuskan pegadaan barang/ kebutuhan dengan
membeli atau membuat sendiri yang membuat sendiri seperti media
pembelajaran.
Langkah selanjutnya yaitu analisis anggaran yakni kebutuhan yang telah
dirancang dan disusun disesuaikan dengan anggaran yang tersedia sehingga
dengan begitu team penyusun perencanaan bisa menentukan skala prioritas dalam
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan.
Perencanaan di sekolah tersebut tidak berhenti dalam perencanaan
pengadaan sarana prasarana saja, namun pada perencanaan pemanfaatan, dimana
sarana prasarana boleh dimanfaatkan oleh semua pihak dalam kepentingan
pendidikan anak usia dini. Salah satu perencanaan pemanfaatan dengan mengatur
jadwal bergantian menggunakan sarana prasarana contohnya: cooking class yang
dimanfaatkan oleh semua pihak dengan bergantian atau sesuai dengan jadwalnya
Selanjudnya perencanaan pemeliharaan kepala sekolah bahkan kepala
yayasan selalu menghimbau kepada seluruh tenaga pendidik, tenaga kependidikan
dan siswa bahwa kita semua bertanggung jawab dalam pemeliharaan sarana
prasarana yang ada di sekolah. Usahakan untuk semuanya menjaga dan merawat
dengan baik sarana prasarana yang telah ada.
Yang terakhir yaitu tentang perencanaan penghapusan. Dalam sekolahan
PAUD DS telah direncanakan penghapusan sarana prasarana pendidikan dengan
74
Niken Ristianah
INTIZAM : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 2, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN : 2622-6162 (Online) 2598-8514 (Print)

berbagai ketentuan diantaranya jika sarana prasarana sudah tidak layak pakai dan
membahayakan untuk sivitas sekolah maka sarana/prasarana tersebut berhak
untuk dihapus, dan sarana prasarana yang dianggap kurang relevan menunjang
pembelajaran atau proses pendidikan maka sarana prasarana tersebut boleh di
hapus/ baiknya dihapus.

Kesimpulan
Perencanaan sarana prasarana pendidikan merupakan hal yang sangat penting
dimana perencanaa sarana prasarana merupakan langkah awal dalam mengatur
sarana prasarana dalam dunia pendidikan yang mana hal tersebut telah diatur
dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI No 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Bab VII pasal 42 ayat 1 dan 2.
Perencanaan yang baik yang bisa menjawab 5W 1H dalam rancangan
tersebut sehingga keberadaannya dapat membantu menentukan tujuan dan
menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan. Dimana
pengelola sarana dan prasarana pendidikin harus tetap memegang prinsip, syarat,
dan tahapan-tahapan dalam merumuskan perencanaan sarana prasarana
pendidikan
Perencanaan sarana prasarana pendidikan diklasifikasikan menjadi tiga yaitu
pertama, dilihat berdasarkan habis tidaknya yang hal ini dibagi menjadi dua
bagian habis dipakai dan tahan lama. Kedua berdasarkan bergerak atau tidak
bergerak, ketiga saran dan prasarana yang berhubungan dengan proses belajar
mengajar
Sekolah PAUD DS telah menerapkan perencanaan dalam pengelolahan sarana
prasarana pendidikan. Langkah analisis kebutuhan dengan menampung segala
usulan sivitas sekolah dan merancang kebutuhan sesuai dengan klasifikasinya
sehingga dapat dipadukan dengan sarana prasarana yang telah tersedia
sebelumnya dan menentukan bagaimana pengadaannya
Langkah selanjutnya adalah analisis anggaran. Kebutuhan yang telah
tersusun disesuaikan dengan anggaran sehingga pihak yang bertanggung jawab
dalam sarana prasarana dapat menentukan skala prioritas dalam pengadaan
sarana prasarana

Reference

Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif.


Bandung: CV. Pustaka Setia.
Afrizal. 2015. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali.
Aldha, Alex Yudi. 2012. Pengembangan Mutu Pendidikan Ditinjau Dari Segi Sarana
dan Prasarana (Sarana Dan Prasarana PPLP) vvv, Cerdas Sifa. Edisi No.1. Mei
– Agustus.
Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: T
Rineka Cita.
Azwar, Saifiddin. 2015. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.

75
Niken Ristianah
INTIZAM : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 2, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN : 2622-6162 (Online) 2598-8514 (Print)

http://myblogirwandi.blogspot.co.id/2015/03/perencanaan-dan-pengadaan-
sarana-dan.html
Ibrahim, Bafadal. 2004. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya.
Jakarta: Bumi Aksara.
M. Arifin, &Barnawi. 2016. Manajemen Sarana & Prasarana Sekolah. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media.
Megasari, Rika. 2014. Peningkatan Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Untuk Meningkatan Kualitas Pembelajaran Di Smpn 5 Bukittinggi, Volume 2
Nomor 1, Juni. |Bahana Manajemen Pendidikan | Jurnal Administrasi
Pendidikan.
Nurbaiti. 2015. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, Manajer Pendidikan. Vo.
9, No. 4, Juli.
Prastyawan. 2016. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Al Hikmah Jurnal
Studi Keislaman, Volume 6, Nomor 1, Maret.
Sabardi, Agus. 2008. Manajemen Pengantar. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Sugiono, 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

76
Niken Ristianah

You might also like