Professional Documents
Culture Documents
Niken Ristianah
STAI Darussalam Krempyang Nganjuk
Email : nikenristianah@gmail.com
Abstrak : Educational facilities and infrastructure planning is the initial stage and
becomes the basic basis in the process of procurement, use, maintenance and
elimination of infrastructure facilities in educational institutions. But not
infrequently the existing planning in the school is not carried out optimally so that
the management of educational facilities does not get effective and efficient results.
To get maximum results, the education community should understand what
infrastructure facilities are planning, the benefits and objectives, principles,
conditions, stages and classification of educational facilities. Good planning that can
answer 5W 1H in the design of infrastructure programs that will be implemented so
that its existence can help achieve goals and avoid unwanted errors and failures.
Where infrastructure planning is an intellectual program, a needs analysis is carried
out in a comprehensive, realistic, clear and detailed manner. Educational facilities
and infrastructure planning is classified into three, first, based on the depletion or
not, which is divided into two wearable and durable parts. Both are based on
moving or not moving, the three facilities and infrastructure related to the teaching
and learning process. DS PAUD schools have implemented planning in managing
educational infrastructure. The step of analyzing needs by accommodating all
proposals of the school community and designing needs in accordance with the
classification so that they can be integrated with the infrastructure that has been
available before and determine how to procure it. The next step is budget analysis.
The needs that have been arranged are adjusted to the budget so that the party
responsible for infrastructure can determine the priority scale in the procurement of
infrastructure
Pendahuluan
Perencanaan (planning) adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan
dan cara pencapaiannya1. Dimana perencanaan merupakan tahap awal yang harus
dilalui dalam semua proses manajemen baik dalam instansi pendidikan maupun
instansi lainnya. Dalam substansi pendidikan perencanaan selalu menjadi peranan
penting dalam sebuah proses pengelolahan pendidikan termasuk dalam mengelola
sarana prasarana pada instansi pendidikan. Ditahap inilah visi misi sebuah sekolah
1Agus Sabardi, Manajemen Pengantar (Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2008) 210
INTIZAM : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 2, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN : 2622-6162 (Online) 2598-8514 (Print)
direncanakan dan diputuskan secara mendetail. Suatu rencana yang baik ialah
yang mampu menjawab pertanyaan 5W 1H.
Sarana dan prasarana merupakan intrumen penting dalam dunia pendidikan
dan menjadi salah satu dari delapan standar Nasional Pendidikan. Begitu
pentingnya sarana prasarana pendidikan institusi-institusi berlomba-lomba untuk
memenuhi standar sarana dan prasarana pendidikan demi meningkatkan kualitas
proses pembelajaran. Tidak itu saja, kelengkapan sarana dan prasarana
merupakan daya tarik bagi calon peserta didik. Sayangnya, sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah tidak dikelola dengan pengetahuan yang cukup sehingga
sering terjadi ketidaktepatan dalam pengelolahan, pemeliharaan, dan perawatan,
serta penghapusan. Bahkan banyak pengelola yang kurang memahami standar dari
sarana prasarana yang dibutuhkan. Beberapa kasus membuktikan banyak sarana
yang dibeli, padahal bukan menjadi sekala prioritas utama suatu lembaga
pendidikan. Hal yang paling tragis dan sering terjadi dalam budaya adalah mampu
membeli tetapi tidak mampu merawat.
Manajemen sarana dan prasarana adalah segenap proses pengadaan dan
pendayagunaan sarana dan prasarana agar mendukung tercapainya tujuan
pendidikan secara tepat guna dan tepat sasaran. Namun proses tersebut tidak akan
berjalan maksimal tanpa adanya perencanaan sarana prasarana pendidikan.
Perencanaan yang matang dapat meminimalisasi kemungkinan terjadi kesalahan
dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengadaan, pengaturan, penggunaan
dan penghapusan sarana prasarana pendidikan.2
Berdasarkan uraian di atas penulis merasa perlu menguraikan bagaimana
konsep dasar, dan klasifikasi pengelolahan perencanaan sarana prasarana yang
diterapkan di salah satu lembaga pendidikan jalur formal pada jenjang Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) yang di bawah naungan yayasan Darush Sholihin
Tanjunganom Nganjuk. Yang mana perencanaan merupakan sebuah dasar dan
langkah awal dalam proses manajemen sarana prasarana pendidikan selanjutnya
yaitu: pengadaan, penggunaan, pemeliharan serta penghapusan sarana prasarana
Pendidikan.
Kajian Teori
A. Konsep Dasar Perencanaan Sarana Prasarana Pendidikan
1. Pengertian Perencanaan Sarana Prasarana Pendidikan
Perencanaan berasal dari kata dasar Rencana yang memiliki arti
rancangan atau keragka dari suatu yang akan dilakukan pada masa depan.
Perencanaan dapat diartikan juga sebagai keseluruhan proses perkiraan dan
penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan
datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Perencanaan Sarana dan Prasarana pendidikan merupakan proses
perencanaan upaya pembelian, penyewaan, peminjaman, penukaran, daur
ulang, rekondisi/ rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan dan
perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Proses ini hendaknya
2Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana & Prasarana Sekolah (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2016)51.
65
Niken Ristianah
INTIZAM : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 2, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN : 2622-6162 (Online) 2598-8514 (Print)
2. Landasan Ideologis
Pentingnya sarana dan prasarana untuk menunjang proses pendidikan,
diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan Nasional “Setiap satuan pendidikan formal dan non formal
menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi yang memenuhi
keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi
3Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana…, 51.
4http://myblogirwandi.blogspot.co.id/2015/03/perencanaan-dan-pengadaan-sarana-
dan.html
66
Niken Ristianah
INTIZAM : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 2, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN : 2622-6162 (Online) 2598-8514 (Print)
4. Prinsip-prinsip perencanaan
Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan harus memenuhi
prinsip-prinsip :
a. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan harus betul-betul
merupakan program intelektual
Meningkatan Kualitas Pembelajaran Di Smpn 5 Bukittinggi, Volume 2 Nomor 1, Juni 2014 | Bahana
Manajemen Pendidikan | Jurnal Administrasi Pendidikan. Hal. 637 ‐ 831.
6Nurbaiti, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, Manajer Pendidikan, Vo. 9, No. 4, Juli
67
Niken Ristianah
INTIZAM : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 2, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN : 2622-6162 (Online) 2598-8514 (Print)
8Bafadal
Ibrahim. 2004. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya (Jakarta:
Bumi Aksara) Hal. 37.
9Nurbaiti, Manajemen Sarana dan..., hal 536-546, 539
68
Niken Ristianah
INTIZAM : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 2, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN : 2622-6162 (Online) 2598-8514 (Print)
6. Tahapan perencanaan
Perencanaan merupakan tahap pertama dari manajemen sarana dan
prasarana yang sekaligus merupakan dari langkah pengadaan. Bafadal
(2004) bahwa proses perencanaan sarana dan prasarana pendidikan sebagai
berikut:
a. Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang
diajukan oleh setiap unit kerja dan atau menginventarisir kekurangan
kelengkapan sekolah.
b. Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode
tertentu, misalnya untuk satu triwulan atau satu ajaran.
c. Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapan
yang tersedia sebelumnya. Dalam rangka itu perencana informasi tahu
tentang perlengkapan yang telah dimiliki oleh sekolah. Salah satu jalan
adalah dengan membaca buku inventaris atau buku induk barang.
Berdasarkan panduan tersebut lalu disusun rencana kebutuhan
perlengkapan, yaitu mendaftar yang belum tersedia di sekolah
d. Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang
tersedia. Dalam hal ini, jika dana yang tersedia tidak mencukupi untuk
pengadaan semua kebutuhan yang diperlukan, maka perlu diadakan
seleksi terhadap semua kebutuhan perlengkapan yang telah direncanakan
dengan melihat urgensi setiap perlengkapan yang diperlukan. Semua
perlengkapan yang urgen didaftar dan didahulukan pengadaannya.
Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan yang urgen dengan
69
Niken Ristianah
INTIZAM : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 2, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN : 2622-6162 (Online) 2598-8514 (Print)
dana atau anggaran yang tersedia, maka perlu diadakan seleksi lagi
dengan melihat skala prioritas.
e. Penetapan rencana pengadaan akhir.12
Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan
berdasarkan analisis kebutuhan dan penentuan skala prioritas kegiatan
untuk dilaksanakan serta sesuai dengan dana dan tingkat kepentingan.
Tujuan dan perencanaan adalah demi menghindari terjadinya kesalahan dan
kegagalan yang tidak diinginkan, untuk meningkatkan efektifitas dan
efesiensi dalam pelaksanaannya.
b. Tidak bergerak
70
Niken Ristianah
INTIZAM : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 2, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN : 2622-6162 (Online) 2598-8514 (Print)
71
Niken Ristianah
INTIZAM : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 2, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN : 2622-6162 (Online) 2598-8514 (Print)
Metode Penelitian
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif atau sering disebut
metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi
yang alamiah (natural setting).14 Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan
jenis penilitian Deskriftif analitik, yang mana dalam penelitian ini penulis
menggambarkan keadaan yang ada, kemudian menganalisanya. Data yang
diperoleh seperti hasil pengamatan, wawancara, pemotretan, analisis dokumen,
catatan lapangan. Adapun sasaran penelitian dalam hal ini, peneliti merujuk ke
SD Islam Sunan Ampel kelurahan rejomulyo Kediri.
B. Sumber Data
Sumber Data penelitian dikumpulkan dari sumber data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh dari sumber pertama melalui prosedur dan
teknik pengambilan data yang berupa interviu, observasi, maupun penggunaan
intrumen pengukuran yang khusus dirancang sesuai dengan tujuannya. Data
sekunder diperoleh dari sumber tidak langsung yang biasanya berupa
dokumentasi dan arsip-arsip resmi.15
C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan proses pengumpulan berbagai data dan
informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. proses pengumpulan data ini
mengacu pada prosedur penggalian data yang telah dirumuskan dalam desain
penelitian.16 Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis
menggunakan beberapa teknik diantaranya:
1. Observasi
Menurut Kartono observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis
tentang fenomena sosial dan gejala-gejala sikis dengan jalan pengamatan dan
pencatatan.17 Mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi
juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam
suatu skala bertingkat.18 Adapun penulis menggunakan pengamatan terbuka,
dalam artian keberadaan pengamat diketahui oleh subyek yang diteliti, dan
subyek memberikan kesempatan kepada pengamat untuk mengamati
13Alex Aldha Yudi, Pengembangan Mutu Pendidikan Ditinjau Dari Segi Sarana Dan Prasarana
(Sarana dan Prasarana PPLP)vvv, Cerdas Sifa, Edisi No.1. Mei – Agustus 2012, 3.
14Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: CV. Pustaka
16Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi enelitian Kualitatif .., 47.
17Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), 143.
18Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu PendekatanPraktik (Jakarta: T Rineka Cita,
2014), 272.
72
Niken Ristianah
INTIZAM : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 2, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN : 2622-6162 (Online) 2598-8514 (Print)
peristiwa yang terjadi dan subyek menyadari adanya orang yang mengamati
apa yang subyek kerjakan.19
2. Wawancara
Wawancara merupakan suatu kegiatan tanya jawab dengan tata muka
(face to face) antara pengacara (interviewer) dan yang diwawancarai
(interviewee) tentang masalah yang diteliti, dimana pengacara bermaksud
memeroleh persepsi, sikap dan pola pikir dari yang diwawancarai yang
relavan dengan masalah yang diteliti.20
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bentuk penelitian “semi
struktured” dalam hal ini maka mula-mula interviwer menanyakan serentetan
pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam
dalam mengorek dengan keterangan lebih lanjut.21
D. Analisis Data
Menurut Bagdon & Biklen analisis data adalah proses pencarian dan
pengaturan secara sistematik hasil wawancara, catatan-catatan, dan bahan-
bahan yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap semua hal
yang dikumpulkan dan memungkinkan menyajikannya apa yang ditemukan. 22
Untuk menganalisis data yang diperoleh, peneliti menggunakan analisis data
model Miles and Hubarman.
1. Data Reduction (reduksi data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2. Data Display (penyajian data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Dalam hal ini Miles and Huberman menyatakan “the most frequent form of
display data for qualitative research data in the past has been narrative text”.
Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.23
3. Conclusions Drawing/verifying
Langkah ketiga menurut Miles and Huberman adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi, yaitu suatu tahap lanjutan dimana pada tahap ini
peneliti menarik kesimpulan dari temuan data. 24
73
Niken Ristianah
INTIZAM : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 2, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN : 2622-6162 (Online) 2598-8514 (Print)
Hasil Penelitian
Pendidikan Anak Usia Dini Darush Sholihin Bagbogo Tanjunganom Nganjuk
merupakan sekolah dibawah naungan yayasan Darush Sholihin yang baru tahun
2017 ini terakreditasi A. Tentunya tidak mudah bagi para pelaku-pelaku
pendidikan anak usia dini untuk mencapai titik tersebut dan pastinya tidak mudah
untuk mempertahankan dan senantiasa meningkatkan kualitas kinerjanya.
Sarana dan prasarana merupakan intrumen penting dalam dunia pendidikan
dan menjadi salah satu dari standar Nasional Pendidikan. Salah satu factor yang
menunjang dalam proses pendidikan anak usia dini tersebut adalah dalam hal
pengelolahan sarana dan prasarana. Dimana perencanaan saran dan prasarana
merupakan tahap awal dan menjadi dasar dalam langkah-langkah proses sarana
dan prasarana selanjutnya.
Perencanaan sarana dan prasarana yang ada di pendidikan anak usia dini
pertama melalui analisi kebutuhan. Dimana analisis kebutuhan mulai dilaksanakan
2-3 bulan sebelum masuk tahun pelajaran baru sehingga dalam tahun pelajan baru
sudah siap untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan siswa maupun tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan.
Setiap tenaga pendidik dan tenaga kependidikan bahkan wali murid yang ada
di lembaga tersebut boleh mengusulkan sarana prasarana apa yang akan di
gunakan dalam kegiatan belajar mengajar yang bersifat secara langsung maupun
tidak langsung dalam proses pendidikan anak sehingga tujuan sekolah bisa
tercapai secara efektif dan efisien.
Selanjutnya, team yang bertanggung jawab dalam perencanaan sarana
prasarana menyusun rencana kebutuhan yang sesuai dengan klasifikasi sarana
prasarana. Mana barang yang cepat habis dipakai, tahan lama, bergerak, tidak
bergerak dan sarana prasarana yang berhungan dengan proses belajar mengajar.
Dengan begitu team penyusun bisa menetukan bagaimana pengadaan barang
tersebut dipenuhi dengan tetap mengacu pada sarana prasarana yang tersedia
sebelumnya. Sehingga dapat diputuskan pegadaan barang/ kebutuhan dengan
membeli atau membuat sendiri yang membuat sendiri seperti media
pembelajaran.
Langkah selanjutnya yaitu analisis anggaran yakni kebutuhan yang telah
dirancang dan disusun disesuaikan dengan anggaran yang tersedia sehingga
dengan begitu team penyusun perencanaan bisa menentukan skala prioritas dalam
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan.
Perencanaan di sekolah tersebut tidak berhenti dalam perencanaan
pengadaan sarana prasarana saja, namun pada perencanaan pemanfaatan, dimana
sarana prasarana boleh dimanfaatkan oleh semua pihak dalam kepentingan
pendidikan anak usia dini. Salah satu perencanaan pemanfaatan dengan mengatur
jadwal bergantian menggunakan sarana prasarana contohnya: cooking class yang
dimanfaatkan oleh semua pihak dengan bergantian atau sesuai dengan jadwalnya
Selanjudnya perencanaan pemeliharaan kepala sekolah bahkan kepala
yayasan selalu menghimbau kepada seluruh tenaga pendidik, tenaga kependidikan
dan siswa bahwa kita semua bertanggung jawab dalam pemeliharaan sarana
prasarana yang ada di sekolah. Usahakan untuk semuanya menjaga dan merawat
dengan baik sarana prasarana yang telah ada.
Yang terakhir yaitu tentang perencanaan penghapusan. Dalam sekolahan
PAUD DS telah direncanakan penghapusan sarana prasarana pendidikan dengan
74
Niken Ristianah
INTIZAM : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 2, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN : 2622-6162 (Online) 2598-8514 (Print)
berbagai ketentuan diantaranya jika sarana prasarana sudah tidak layak pakai dan
membahayakan untuk sivitas sekolah maka sarana/prasarana tersebut berhak
untuk dihapus, dan sarana prasarana yang dianggap kurang relevan menunjang
pembelajaran atau proses pendidikan maka sarana prasarana tersebut boleh di
hapus/ baiknya dihapus.
Kesimpulan
Perencanaan sarana prasarana pendidikan merupakan hal yang sangat penting
dimana perencanaa sarana prasarana merupakan langkah awal dalam mengatur
sarana prasarana dalam dunia pendidikan yang mana hal tersebut telah diatur
dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI No 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Bab VII pasal 42 ayat 1 dan 2.
Perencanaan yang baik yang bisa menjawab 5W 1H dalam rancangan
tersebut sehingga keberadaannya dapat membantu menentukan tujuan dan
menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan. Dimana
pengelola sarana dan prasarana pendidikin harus tetap memegang prinsip, syarat,
dan tahapan-tahapan dalam merumuskan perencanaan sarana prasarana
pendidikan
Perencanaan sarana prasarana pendidikan diklasifikasikan menjadi tiga yaitu
pertama, dilihat berdasarkan habis tidaknya yang hal ini dibagi menjadi dua
bagian habis dipakai dan tahan lama. Kedua berdasarkan bergerak atau tidak
bergerak, ketiga saran dan prasarana yang berhubungan dengan proses belajar
mengajar
Sekolah PAUD DS telah menerapkan perencanaan dalam pengelolahan sarana
prasarana pendidikan. Langkah analisis kebutuhan dengan menampung segala
usulan sivitas sekolah dan merancang kebutuhan sesuai dengan klasifikasinya
sehingga dapat dipadukan dengan sarana prasarana yang telah tersedia
sebelumnya dan menentukan bagaimana pengadaannya
Langkah selanjutnya adalah analisis anggaran. Kebutuhan yang telah
tersusun disesuaikan dengan anggaran sehingga pihak yang bertanggung jawab
dalam sarana prasarana dapat menentukan skala prioritas dalam pengadaan
sarana prasarana
Reference
75
Niken Ristianah
INTIZAM : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 2, Nomor 1, Oktober 2018
ISSN : 2622-6162 (Online) 2598-8514 (Print)
http://myblogirwandi.blogspot.co.id/2015/03/perencanaan-dan-pengadaan-
sarana-dan.html
Ibrahim, Bafadal. 2004. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya.
Jakarta: Bumi Aksara.
M. Arifin, &Barnawi. 2016. Manajemen Sarana & Prasarana Sekolah. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media.
Megasari, Rika. 2014. Peningkatan Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Untuk Meningkatan Kualitas Pembelajaran Di Smpn 5 Bukittinggi, Volume 2
Nomor 1, Juni. |Bahana Manajemen Pendidikan | Jurnal Administrasi
Pendidikan.
Nurbaiti. 2015. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, Manajer Pendidikan. Vo.
9, No. 4, Juli.
Prastyawan. 2016. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Al Hikmah Jurnal
Studi Keislaman, Volume 6, Nomor 1, Maret.
Sabardi, Agus. 2008. Manajemen Pengantar. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Sugiono, 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
76
Niken Ristianah