You are on page 1of 15

METODOLOGI STUDI FIQIH:

STUDI FIQIH DENGAN PENDEKATAN ANTROPOLOGIS

fikrian yurdika putra

Institut Agama Islam Negeri Kudus

Abstract

Islamization does not mean placing various bodies of knowledge under each dogmatic or
arbitrary goal, but freed him from the shackles that always held him. Islam view all science
as something critical, namely universal, important and rational. He wants to see every claim
beyond the text of the relationship internal, will conform to reality, elevate human life and
morality. Therefore, the fields that we have Islamized will open up a new page in the history
of the human spirit and closer to truth. Anthropology, like all other scientific disciplines,
must free himself from his narrow vision. He had to learn something that new, simple, but
the primordinal truth of all sciences that is the first truth of Islam. (Akbar S. Ahmad, 5-9).
But along with the times, finally most of the people can understand that religion can be
researched without destroying the teachings or essence of religion itself. Now, research on
religion is not a new thing, in fact people "race" to do it with various approaches. Through
an anthropological approach, religious figures who are on the plains empirically will be able
to see the fibers and the background why the teachings religion emerged and formulated.
Anthropology seeks to see between the relationship between religion and various social
institutions that occur in Public. Research on the relationship between religion and
economics gave birth to several theory that has piqued the interest of religious researchers.
In various Anthropological research on religion can be found a positive relationship between
religious beliefs and economic and political conditions.

Keywords: Approach, Anthropology, Religion

1
Abstrak

Islamisasi tidaklah berarti menempatkan berbagai tubuh ilmu pengetahuan dibawah masing-
masing dogmatis atau tujuan yang berubah-ubah, tetapi membebaskannya dari belenggu yang
senantiasa mengungkungnya. Islam memandang semua ilmu pengetahuan sebagai sesuatu
yang kritis, yakni universal, penting dan rasional. Ia ingin melihat setiap tuntutan melampaui
teks hubungan internal, akan sesuai dengan realitas, meninggikan kehidupan manusia dan
moralitas. Karenanya, bidang-bidang yang telah kita islamisasikan akan membuka halaman
baru dalam sejarah semangat manusia dan lebih menekatkan kepada kebenaran. Antropologi
seperti semua disiplin ilmu pengetahuan lainnya, harus membebaskan dirinya dari visi yang
sempit. Ia harus mempelajari sesuatu yang baru, sederhana, tetapi kebenaran yang
primordinal dari semua ilmu pengetahuan yaitu kebenaran pertama Islam. ( Akbar S. Ahmad,
5-9). Namun seiring dengan perkembangan zaman, akhirnya sebagian besar orang dapat
memahami bahwa agama bisa diteliti tanpa merusak ajaran atau esensi agama itu sendiri.
Kini, penelitian terhadap agama bukanlah hal yang asing lagi, malah orang "berlomba-lomba"
melakukannya dengan berbagai pendekatan. Melalui pendekatan antropologi sosok agama
yang berada pada dataran empirik akan dapat dilihat serat-seratnya dan latar belakang
mengapa ajaran agama tersebut muncul dan dirumuskan. Antropologi berupaya melihat
antara hubungan agama dengan berbagai pranata sosial yang terjadi di masyarakat. Penelitian
hubungan antara agama dan ekonomi melahirkan beberapa teori yang cukup menggugah
minat para peneliti agama. Dalam berbagai penelitian antropologi agama dapat ditemukan
adanya hubungan yang positif antara kepercayaan agama dengan kondisi ekonomi dan
politik.

Kata Kunci: Pendekatan, Antropologis, Agama

Pendahuluan tersebut. Antropologi adalah suatu ilmu


tentang manusia dan segala seluk beluk
Perkembangan ilmu antropologi di
kehidupannya. Ilmu ini sangat bermanfaat
Indonesia tidaklah terlalu terlihat jelas,
dikarenakan ilmu tersebut dapat membantu
hanya sebagian orang mengenal apa itu
dalam penerepan berkehidupan baik
ilmu antropologi. Namun seiring
sebagai makhluk individu maupun sebagai
berjalannya waktu ilmu antropologi mulai
makhluk sosial. Ilmu antropologi telah
diperkenalkan hal ini dikarenakan mulai
memberikan pengetahuan tentang
timbul kesadaran akan pentingnya ilmu

2
perkembangan zaman dan fenomena hamba/pengabdi dan juga sebagai khalifah
kehidupan budaya dan masyarakat dari di muka bumi. Dalam al-Qur’an surat al-
waktu ke waktu. Hujurat ayat 13, Allah berfirman :

Manusia adalah mahkluk sosial ‫ٰۤيا َ يُّهَا النَّا سُ اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّواُ ْن ٰثى> َو َج َع ْل ٰن ُك ْم‬
yang memerlukan kerja sama antara satu َ‫ُشعُوْ بًا َّوقَبَٓاِئ َ>ل لِتَ َعا َرفُوْ ا ۗ اِ َّن اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هّٰللا ِ ا‬
dengan yang lain. Pengetahuan adalah ‫ْت ٰقٮ ُك ْم ۗ اِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم خَ بِ ْي ٌر‬
upaya seseorang yang bersifat benar,
sedangkan ilmu adalah usaha mencari "Wahai manusia! Sungguh, Kami telah
kebenaran. Berbagai cara manusia untuk menciptakan kamu dari seorang laki-laki
meraih hidup dan perkembangannya dari dan seorang perempuan, kemudian Kami
masa kemasa. Sehingga perkembangan jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
struktur fisik dan pengaruhnya terhadap bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
kehidupan mereka. Antropologi Sungguh, yang paling mulia di antara
merupakan studi terhadap semua kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
masyarakat, dari masyarakat yang primitif bertakwa. Sungguh, Allah Maha
atau kuno hingga masyarakat modern. Dari Mengetahui, Maha Teliti."
masyarakat yang sederhana hingga (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 13)1
masyarakat yang komplek. Antropologis Merujuk pada ayat ini, bahwa Allah
menggunakan metode ilmiah dan prinsip- menciptakan manusia dengan berbagai
prinsip analisis ilmiah serta merangkul bangsa dan suku agar manusia saling
dimensi artistik,ekspretif dan simbolik mengenal antara yang satu dengan yang
prilaku manusia . lain. Yang dimaksud saling mengenal di
Manusia sebagai makhluk ciptaan sini bukan sekedar mengetahui asal
Allah yang paling sempurna jika seseorang dari bangsa dan suku mana,
dibandingkan dengan makhluk ciptaan tetapi lebih jauh dari itu adalah
lainnya, karena manusia terdiri dari unsur mempelajari dan memahami
jasmani dan unsur rohani, yang keduanya keragamannya baik berupa sejarah,
merupakan suatu kesatuan yang tidak budaya, pola sikap dan tingkah laku
terpisahkan, keduanya saling menunjang maupun praktik keberagamaan dalam
dalam kehidupan. Di sisi lain, manusia
adalah makhluk individu  dan juga sebagai
1 Departemen Agama RI, 2009, Syamil Al-Qur’an
makhluk sosial. Sebagai makhluk, The Miracle 15 in 1, Bandung, PT Sygma
Examedia Arkanleema.
kedudukan manusia sebagai

3
kehidupan sehari-hari di mana manusia itu dunia nyata.Terlebih dari itu, makna hakiki
berada. dari keberagamaan adalah terletak pada
Posisi penting manusia dalam interpretasi dan pengamalan agama. Oleh
Islam juga mengindikasikan bahwa karena itu, antropologi sangat diperlukan
sesungguhnya persoalan utama dalam untuk memahami Studi Fiqih, sebagai alat
memahami agama Islam adalah bagaimana untuk memahami realitas kemanusiaan dan
memahami manusia. Persoalan-persoalan memahami Islam yang telah dipraktikkan
yang dialami manusia adalah dalam kehidupan.
sesungguhnya persoalan agama yang Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
sebenarnya. Pergumulan dalam kehidupan saya menulis makalah ini dengan judul
kemanusiaan pada dasarnya adalah STUDI FIQIH DENGAN PENDEKATAN
pergumulan keagamaannya, karena ANTROPOLOGIS.
berbagai aspek kehidupan manusia tidak
terlepas dari agama. Praktik keberagamaan Pengertian Antropologi
dalam kehidupan umat Islam beraneka Antropologi berasal dari kata
ragam tergantung pada berbagai faktor anthropos yang berarti "manusia", dan
yang memengaruhinya, misalnya mazhab logos yang berarti ilmu. Kata antropologi
yang dianutnya atau pola hidup dalam bahasa Inggris yaitu “anthropology”
keberagamaan kaum muslim pun ada yang yang didefinisikan sebagai the social
berbeda sesuai dengan kecenderungan science that studies the origins and social
pada organisasi-organisasi Islam tertentu. relationships of human beings atau the
Ada pula yang praktek keberagamaannya science of the structure and functions of
terpengaruh dengan budaya lokal tertentu, the human body. Dalam Kamus Besar
sehingga budaya dikaitkan dengan ajaran Bahasa Indonesia disebutkan bahwa
agama. Jadi mempelajari manusia berarti antropologi adalah ilmu tentang manusia
tidak terlepas dari mempelajari budaya dan khususnya tentang asal usul, aneka warna
praktek keberagamaannya. bentuk fisik, adat istiadat, dan
        Dengan demikian memahami Fiqih kepercayaannya pada masa lampau, ilmu
Islam yang telah berproses dalam sejarah tentang organisme manusia dan tentang
dan budaya tidak akan lengkap tanpa manusia sebagai obyek sejarah alam.
memahami manusia. Karena realitas Menurut Koentjaraningrat
keagamaan sesungguhnya adalah realitas antropologi adalah ilmu yang mempelajari
kemanusiaan yang mengejawantah dalam umat manusia pada umumnya dengan

4
mempelajari aneka warna, bentuk fisik nilai, analisis yang tenang (tidak
masyarakat serta kebudayaan yang memihak).
dihasilkan. Menurut Akbar S. Ahmad Adapun pengertian pendekatan,
(dalam Hasan Baharun, Akmal Mundiri, dalam dunia ilmu pengetahuan makna dari
dkk), antropologi adalah sebuah ilmu yang istilah pendekatan adalah sama dengan
didasarkan atas observasi yang luas metodologi, yaitu sudut pandang atau cara
tentang kebudayaan, menggunakan data melihat dan memperlakukan sesuatu yang
yang terkumpul, dengan menetralkan nilai, menjadi perhatian atau masalah yang
analisis yang tenang (tidak memihak). Dari dikaji. Bersamaan dengan itu, makna
beberapa pengertian yang telah metodologi juga mencakup berbagai teknik
dikemukakan, dapat disimpulkan suatu yang digunakan untuk melakukan
pengertian  bahwa antropologi adalah penelitian atau pengumpulan data sesuai
suatu ilmu yang mempelajari tentang dengan cara melihat dan memperlakukan
manusia dari segi keanekaragaman fisik masalah yang dikaji. Dengan demikian,
serta kebudayaan (cara-cara berprilaku, pengertian pendekatan atau metodologi
tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang bukan hanya diartikan sebagai sudut
dihasilkannya, sehingga di antara satu pandang atau cara melihat sesuatu
manusia  dengan yang lainnya berbeda- permasalahan yang menjadi perhatian
beda. tetapi juga mencakup pengertian metode-
Dari beberapa pengertian seperti metode atau teknik-teknik penelitian yang
yang telah dikemukakan, dapat disusun sesuai dengan pendekatan tersebut.
suatu pengertian yang sederhana bahwa Pendekatan antropologis dalam
antropologi adalah sebuah ilmu yang memahami agama dapat diartikan sebagai
mempelajari tentang manusia dari segi salah satu upaya memahami agama dengan
keanekaragaman fisik serta kebudayaan cara melihat wujud praktik keagamaan
(cara-cara berprilaku, tradisitradisi, nilai- yang tumbuh dan berkembang dalam
nilai) yang dihasilkannya, sehingga setiap masayarakat. Melalui pendekatan ini
manusia yang satu dengan yang lainnya agama tampak akrab dan dekat dengan
berbeda-beda.Antropologis adalah sebuah masalah-masalah yang dihadapi manusia
ilmu yang didasarkan atas observasi yang dan berusaha memberikan
luas tentang kebudayaan, menggunakan jawabannya.Dengan kata lain bahwa cara-
data yang terkumpul, dengan menetralkan cara yang

5
digunakan dalam disiplin ilmu pengertian, metode-metode atau teknik-
antropologi dalam melihat suatu masalah teknik penelitian yang sesuai dengan
digunakan pula untuk memahami agama. pendekatan tersebut.
Antrapologi ini lebih mengutamakan Menurut Abudin Nata,
pengamatan langsung, bahkan sifatnya “Pendekatan antropologis dalam
partisipasif. Dengan demikian dapat memahami fiqih dapat di artikan sebagai
disimpulkan bahwa pendekatan salah satu upaya memahami agama dengan
antropologi dalam studi fiqih adalah suatu cara melihat wujud praktik keagamaan
cara pandang yang mendalam dan yang tumbuh dan berkembang dalam
proporsional praktik keberagamaan kaum masyarakat. Melalui pendekatan ini agama
muslim sebagai suatu gejala yang terkait tampak akrab dan dekat dangan masalah-
dengan budaya lokal, politik, ekonomi, masalah yang di hadapi manusia dan
sosial dan pengaruh fakto-faktor lainnya berupaya menjelaskan dan memberikan
dalam kehidupan. jawabannya. Dengan kata lain bahwa cara-
cara yang di gunakan dalam disiplin ilmu
PengertianPendekatan antropologi dalam melihat suatu masalah
Antropologi Dalam Studi Fiqih di gunakan pula untuk memahami fiqih”.
Dalam dunia ilmu pengetahuan Islam adalah agama samawi yang
makna dari istilah pendekatan adalah sama diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
dengan metodologi, yaitu sudut pandang melalui malaikat Jibril. Islam tidak hanya
atau cara melihat dan memperlakukan diperuntukkan kepada Nabi Saw, tetapi
sesuatu yang menjadi perhatian atau juga untuk umatnya (manusia). Supaya
masalah yang dikaji. Bersamaan dengan Islam dapat diterima dan ajarannya
itu, makna metodologi juga mencakup dipahami serta dilaksanakan oleh umat
berbagai tekhnik yang digunakan untuk manusia, maka dalam penyampaiannya
melakukan penelitian atau pengumpulan harus menggunakan pendekatan atau
data sesuai dengan cara melihat dan metodologi yang  sesuai dan tepat. Jika
memperlakukan masalah yang dikaji. tidak, maka dikhawatirkan dalam waktu
Dengan demikian, pengertian pendekatan yang tidak lama Islam hanya tinggal
atau metodologi bukan hanya diartikan namanya saja.  Hal ini perlu disadari oleh
sebagai sudut pandang atau cara melihat para ilmuwan muslim. Dan karena agama
sesuatu permasalahan yang menjadi itu sangat erat hubungannya dengan
perhatian, tetapi juga mencakup manusia, maka pendekatan antropologi

6
sangat penting untuk diterapkan didalam nenek moyang manusia serta memusatkan
studi fiqih Islam. studi terhadap variasi umat manusia, tetapi
Pendekatan antropologi dapat pekerjaan para ahli di bidang ini
diartikan sebagai suatu sudut pandang atau sesungguhnya menyediakan kerangka
cara melihat dan memperlakukan sesuatu yang diperlukan oleh antropologi budaya.
gejala yang menjadi perhatian terkait Sebab tidak ada kebudayaan tanpa
bentuk fisik dan kebudayaan sebagai hasil manusia.
dari cipta, karsa dan rasa manusia. Dengan Sedangkan menurut Atho Mudzhar, 
demikian dapat disimpulkan bahwa ada lima fenomena agama yang dapat
pendekatan antropologi dalam studi fiqih dikaji melalui antropologi,3  yaitu:
adalah suatu cara pandang yang mendalam 1.    Scripture atau naskah atau sumber
dan proporsional praktik keberagamaan ajaran dan simbol agama.
kaum muslim sebagai suatu gejala yang 2.    Para penganut atau pemimpin atau
terkait dengan budaya lokal, politik, pemuka agama, yakni sikap, perilaku
ekonomi, sosial  dan pengaruh fakto-faktor dan penghayatan para penganutnya.
lainnya dalam kehidupan bermasyarakat 3.    Ritus, lembaga dan ibadat, seperti
maupun kehidupan manusia dengan shalat, haji, puasa, perkawinan dan waris.
Allah.2 4.    Alat-alat seperti masjid, gereja,
lonceng, peci dan semacamnya.
Obyek Kajian Dalam Pendekatan 5.    Organisasi keagamaan tempat para
Antropologi penganut agama berkumpul dan
Abd. Shomad dalam M. Amin berperan, seperti Nahdatul Ulama,
Abdullah dkk.mengemukakan Muhammadiyah, Persis, Gereja
bahwa secara umum obyek kajian Protestan, Syi’ah dan lain-lain.
antropologi dapat dibagi menjadi dua Kelima obyek di atas dapat dikaji
bidang, yaitu antropologi fisik yang dengan pendekatan antropologi, karena
mengkaji makhluk manusia sebagai kelima obyek tersebut memiliki unsur
organisme biologis, dan antropologi budaya dari hasil pikiran dan kreasi
budaya dengan tiga manusia. Dari pendapat tersebut di atas
cabangnya: arkeologi, linguistik dan etnog dapat disimpulkan bahwa jika ditinjau dari
rafi. Meski antropologi fisik menyibukan pengertian antropologi secara umum,
diri dalam usahanya melacak asal usul
3 M. Atho Mudzhar, 1998, Pendekatan Studi Islam
2 H. Abuddin Nata, 2013, Metodologi Studi Fiqiih, dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta: Pustaka
Jakarta, Raja Grafindo Persada, 54. Pelajar, 35.

7
obyek kajian dalam antropologi mencakup pengaruh faktor geografis dalam
2 (dua) hal yaitu : pengamalan ajaran yang dianutnya.
a)    Keanekaragaman bentuk fisik
manusia. c)    Ritus, lembaga dan ibadat, seperti
b)    Keanekaragaman budaya/kebudayaan shalat, haji, puasa, perkawinan dan waris.
sebagai hasil dari cipta, karsa dan rasa Dalam beragama ibadah-ibadah ritual
manusia. merupakan suatu hal yang sangat
Sedangkan secara khusus pengkajian sakral, terjaga dan terpelihara, namun
antropologi dalam studi fikih, maka obyek hal tersebut tidak terlepas
kajian antropologi meliputi  lima hal dari  pengaruh budaya dan aspek-
yaitu : aspek kehidupan manusia lainnya dan
hal tersebut menyatu dan berlangsung
a)    Scripture atau naskah atau sumber dalam kehidupan manusia.
ajaran dan simbol agama.
 Pada bagian ini antropologi mengkaji d)    Alat-alat seperti masjid,  peci dan
bagaimana cara pandang penganut semacamnya.
agama terhadap al-Qur’an dan al- Alat-alat seperti masjid, tasbih,
Hadits sebagai naskah atau sumber sorban, peci dan lainnya merupakan
ajaran agama Islam yang dianutnya, symbol atau lambang dalam
serta bagaimana cara menfsirkan isi kehidupan keberagamaan, dan hal
ajaran tersebut dan diimplementasikan inipun tidak terlepas dari pengaruh
dalam kehidupannya. berbagai aspek kehidupan manusia di
b)    Para penganut atau pemimpin atau mana ia berada.
pemuka agama, yakni sikap, perilaku e)    Organisasi keagamaan tempat para
dan penghayatan para penganutnya. penganut agama berkumpul dan
Terhadap penganut, pemimpin atau berperan, seperti Nahdatul Ulama,
pemuka agama,  antropologi Muhammadiyah, Persis,  Syi’ah dan
mengamati, mengkaji dn meneliti lain-lain.
sikap, perilaku dan penghayatan Organisasi sebagai wadah
terhadap ajaran agama yang dianutnya berhimpunnya para penganut, tokoh
serta pengaruh sosial, budaya, atau pemuka agama yang terkotak-
ekonomi, politik, pendidikan dan kotak sesuai dengan isme-isme yang
lainnya, bahkan sampai pada dianutnya serta sikap dan perilaku

8
kelompok menjadi suatu budaya dan Setiap metode atau pendekatan dalam
bahkan menjadi suatu kekuatan dalam penelitian dan pengkajian terhadap suatu
kehidupan keberagamaan dan masalah pasti terdapat kelebihan dan
kemasyarakatan . kekurangan dari pendekatan yang
Bustanuddin Agus mengemukakan digunakan. Begitu pula pada pendekatan
bahwa, Jika budaya tersebut dikaitkan Antropologi dalam studi Fikih, kita akan
dengan agama, maka agama yang menemukan kelebihan dan kekurangannya.
dipelajari adalah agama sebagai fenomena Dalam pengkajian makalah ini ada
budaya, bukan ajaran agama yang datang beberapa kekurangan dan kelebihan yang
dari Allah. Antropologi tidak membahas terdapat pada pendekatan antropologi
salah benarnya suatu agama atau studi dalam studi Fikih, sebagai berikut :
fikih dan segenap perangkatnya, seperti
kepercayaan, ritual dan kepercayaan 1.   Kelebihan
kepada yang sakral, Menurut pendapat Kelebihan yang terdapat pada pendekatan
tersebut, bahwa praktik yang nyata dalam antropologi dalam studi Fikih yaitu :
kehidupan yang dimaksud adalah praktik a)Pendekatan antropologi bercorak
keberagamaan, bukan agama. Artinya deskriptif dan dengan melakukan
bahwa praktik dalam keseharian kehidupan pengamatan langsung, sehingga peneliti
manusia adalah telah adanya pengaruh mengetahui dengan sebenarnya praktik
budaya, social, ekonomi, politik, sejarah keberagamaan (local practices) praktik
dan keadaan geografis terhadap ajaran yang nyata di suatu tempat.
agama dalam kehidupan, dan hal tersebut
itulah merupakan obyek kajian pendekatan b)   Antropologi selalu mencari keterkaitan
antropologi. atau hubungan antara berbagai domain
kehidupan secara lebih utuh dan
Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan melakukan perbandingan dari berbagai
Antropologi Dalam Studi Fikih tradisi.

c)   Dengan antropologi kita dapat meneliti


asal-usul fikih, dan dengan itu  kita dapat
mengerti cara berpikir manusia yang
menganut studi fikih tersebut pada
zamannya, sehingga dengan melakukan

9
kajian lewat fikih kita dapat mengetahui Sebagaimana yang telah kita
pola berpikir manusia pada zaman dahulu, ketahui bahwa pendekatan antropologi
karena pasti ada keterkaitan antara studi dalam studi Fikih adalah salah satu upaya
fikih dan manusia. memahami fikih dengan cara melihat
wujud praktik keagamaan yang tumbuh
d)   Antropologi lebih terfokus pada dan berkembang dalam masyarakat.
symbol-simbol dan unsur-unsur dalam Antropologi, sebagai sebuah ilmu yang
agama seperti sholat, puasa, haji, golongan mempelajari manusia, menjadi sangat
agama, pemuka agama dan sebagainya, penting untuk memahami fikih.
karena hal itu dapat mempengaruhi Antropologi mempelajari tentang manusia
manusia. dan segala perilaku mereka untuk dapat
memahami perbedaan kebudayaan
2.   Kekurangan manusia. Dibekali dengan pendekatan
Kekurangan yang terdapat pada yang holistik dan komitmen antropologi
pendekatan antropologi dalam studi Fikih akan pemahaman tentang manusia, maka
yaitu : sesungguhnya antropologi merupakan ilmu
a) Antropologi tidak membahas fungsi yang penting untuk mempelajari studi fikih
fikih bagi manusia, tetapi membahas isi dan interaksi sosialnya dengan berbagai
dan unsur-unsur pembentuk dalam budaya.
studi fikih itu berkaitan dengan Sedangkan pembaharuan dalam
manusia dan kebudayaan sehingga akan Islam menurut Harun
sulit mengamati terjadinya sekularisasi. Nasutionadalah  upaya-upaya untuk
menyesuaikan paham keagamaan Islam

b)   Dalam kehidupan terjadinya dengan perkembangan baru yang

pembauran antara budaya dan fikih, ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan

sehingga dalam praktiknya jika kita tidak dan tekhnologi modern. 4 Menurut Abd.
cermat mengamatinya, maka tidak dapat Rahman Assegaf bahwa gagasan dan ide
dibedakan antara studi fikih dan budaya. modernisasi Islam muncul sebagai upaya
interpretasi kaum muslim terhadap
sumber-sumber ajaran Islam dalam rangka

Pengaruh Antara Pendekatan menghadapi berbagai perubahan social-

Antropologi  Dalam Studi Islam


4 Bustanuddin Agus, 2006, Agama dalam
Terhadap Pembaharuan Dalam Islam. Kehidupan Manusia; Pengantar Antropologi
Agama, Jakarta: Raja Grapindo Persada, 67.

10
kultural yang terjadi dalam setiap waktu secara proporsional. Pendekatan
dan tempat masing-masing.  Menurut H. antropologi dalam studi Fikih meneliti
Abudin Nata, pembaharuan dalam Islam manusia dengan praktik keberagamaan
bukan berarti mengubah, mengurangi, yang beraneka ragam karena dipengaruhi
menambah teks al-Qur’an maupun teks al- oleh berbagai factor kehidupan sedangkan
Hadits, melainkan hanya mengubah atau dengan adanya pembaharuan dalam Islam,
menyesuaikan paham atas keduanya sesuai dapat diketahui inti ajaran Islam yang
dengan perkembangan zaman, selain itu sebenarnya, baik secara tekstual maupun
pembaharuan dalam Islam dapat pula kontekstual serta mengetahui dan
berarti mengubah keadaan umat agar memahami praktik-praktik keberagamaan
mengikuti ajaran yang terdapat dalam al- lokal yang dipengaruhi oleh berbagai
Qur’an dan al-Sunnah. Hal ini perlu factor tersebut(budaya, social, ekonomi,
dilakukan karena terjadi kesenjangan politik dan lain-lain).
antara yang dikehendaki al-Qur’an dengan
kenyataan yang terjadi di masyarakat.5 Nilai-nilai Antropologis Dalam Tradisi

Dari beberapa definisi tersebut di Fiqih

atas, dapat disimpulkan bahwa Dalam menjelaskan wacana

modernisasi atau pembaharuan dalam studi antropologis dalam ilmu usul fikih, dapat

Fikih Islam adalah sebuah dijelaskan bagaimana cara kerja

bentuk  implementasi dari ajaran Islam pendekatan antropologis dalam kajian ilmu

secara kontekstual atas dasar interpretasi ushul fiqh/fiqh, yakni: Pertama,

atau penafsiran, dan hal tersebut pendekatan ini memiliki ciri khas

merupakan respondan jawaban kaum deskriptif, bukan doktrinalnormatif,

muslim atas segala persoalan yang apalagi literalistik. Pendekatan ini bermula

dihadapi di zamannya serta mereka harus dari membaca fenomena riil kehidupan

menyambutnya dengan arif dan bijaksana. manusia sebagaimana adanya tanpa ada

Dengan demikian ada rekayasa dan dijelaskan secara alamiah.

pengaruh  antara pendekatan antropologi Cara kerja ini dikenal dengan thick

dalam studi Fikih dan pembaharuan dalam description yang menjadi bagian dari

Islam, karena keduanya mengkaji masalah pengungkapan pengamalan empiris hukum

keberagamaan dan menempatkannya fikih oleh umat yang diperhatikan secara


serius, mendalam dan berkelanjutan.
5 Harun Nasution, 1975, Pembaharuan Dalam Menurut Clifford Geertz, thick description
Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Jakarta,
Bulan Bintang, 105.

11
adalah istilah yang dipakai untuk mengangkat dan mengakomodir realitas
menjelaskan fenomena yang sedang hidup masyarakat. deskripsi budaya
berlangsung dan terjadi di masyarakat berjalan sebagaimana apa adanya tanpa
yang perlu dipahami dan diketahui untuk ada hegemoni dan kepentingan yang
di-tafsirkan mengenai apa yang sedang menafikan atas pesan utama nas fiqih
dipikirkan dan dikerjakan masyarakat, dan Peran esensial budaya dalam
kajian bermula dari dalam, tidak dari luar pembangunan paradigma ushul fiqih yang
(outsider). berwawasan antropologis sesungguhnya
Segala aturan hukum fiqih yang di hendak menempatkan teori pembentukan
hasilkan oleh ilmu ushul fiqih harus hukum Islam atau Fiqih berupa urf sebagai
mencerminkan sifat dan karakter hukum paradigma penting dalam mengakomodir
yang memberikan kemudahan produk tradisi yang berjalan di masyarakat.
hukum yang diharapkan adalah produk sebagaimana diketahui bahwa urf adalah
hukum yang mampu mengantarkan kaum sesuatu yang dikenal dan menjadi tradisi
muslim mencapai kemaslahatan Individual dari suatu masyarakat. tradisi ini oleh
dan kolektif wacana Fikih di sini tumbuh ulama Ushul fiqih kemudian dikukuhkan
dan berkembang dengan suasana alamiah sebagai bagian dari teori pembentukan
seiring dengan perkembangan sejarah norma hukum fiqih sebagaimana kaidah Al
hidup manusia dengan tetap berada dalam adatu syariatun muhakkamtun yang artinya
koridor ketentuan nas hukum fiqih yang "tradisi dapat dikukuhkan menjadi hukum
qath'I Paradigma antropologis dalam syara"
kajian Ushul fiqih atau fiqih akan Paradigma urf bukanlah dalil syar'i
memberikan sumbangan nyata untuk yang berdiri sendiri tetapi merupakan dalil
memperkokoh dalam mengakomodir yang melestarikan budaya sebagaimana
tradisi dan budaya masyarakat sebagai adanya yang diyakini membawa maslahah.
bagian esensial dari pembentukan hukum Sebagaimana sabda Nabi: Barang siapa
fiqih. Hal yang paling bermakna dalam yang mengadakan transaksi jual beli salam
Paradigma antropologis adalah pada kurma, maka hendaklah ditentukan
memposisikan dan menempatkan budaya jumlahnya, takarannya, dan tenggang
masyarakat atau kebiasaan sebelumnya waktunya" (HR al-Bukhari). Bahkan Imam
sebagai bagian dari nalar keilmuan fiqih Al Qarafi berpendapat bahwa setiap ijtihad
atau usul Fiqih yang esensial dan integral, harus terlebih dahulu meneliti tradisi yang
sehingga paradigma keilmuan ini mampu berlaku di masyarakat, sehingga produk

12
hukum yang berlaku tidak boleh Pranata yang mengedepankan
bertentangan dengan kepentingan dan pemikiran inklusif juga mengaruhi proses
kemaslahatan masyarakat semua ulama transformasi ajaran fikih dalam kehidupan
mazhab menerima dan mengakui masyarakat sebagaimana pernah dilakukan
eksistensi urf sebagai dalil dalam oleh ulama-ulama fikih Nusantara, semisal
penetapan Hukum fiqih walaupun masih Abdul Shamad al-Falimbangi (1116 H-
ada persyaratan tidak adanya Nas yang 1203 H) yang banyak menghasilkan karya-
menjelaskan tentang hal tersebut, misalnya karya monumental, kitab Hidâyah al-
tradisi sewa kolam renang atau kamar Salikin yang merupakan terjemahan dari
mandi umum tidak ada batasan waktu yang karya Imam al-Ghazali, Bidâyah
jelas, sedangkan dalam prinsip akad, alHidayah. Demikian juga Muhammad
keduanya harus jelas. tetapi seluruh ulama Arsyad al-Banjari yang lahir di kampung
mengakui keabsahan akad itu berdasarkan Luk GabangAtambul Banjar Kalimantan
urf Amali (tradisi dalam bentuk tindakan). Selatan setelah diangkat sebagai anak
Demikian juga kajian antropologis angkat Sultan Banjar, ia naik haji dan
ini memiliki kedekatan teoritik dengan mencari ilmu selama tiga puluh tahun. Ia
teori istishab. Sebagaimana teori thick berguru kepada Syaikh Atha’illah dan
description clifford geertz, para ulama mendapat ijazah mengajar di Masjidil
Ushul Fiqih juga bekerja dengan model Haram.
yang hampir sama, misalnya pendapat
Imam alsarkhasi (dari kalangan ulama Penutup
hanafiyah) yang menyebabkan kaidah Pemahaman isi Al-Qur’an dan
bahwa "istishhab al-hal li itu atau al- Hadis sebagai sumber utama ajaran Islam
hukum ibtida'un" Paradigma kajian fikih tidak lagi terbatas pada pemahaman
antropologis ini hendak menempatkan tekstual/tersurat saja, tetapi perlu
nilai-nilai budaya sebagai dasar dikembangkan ke arah pemahaman yang
pembangunan fiqh, sehingga kontekstual/tersirat. Dengan kata lain,
penekanannya bukan pada aspek idealisasi pendekatan yang digunakan dalam studi
dengan gerakan universalisasi norma Fikih dan keislaman tidak lagi hanya
hukum fikih, tetapi menekankan pada menggunakan pendekatan normatifitas
upaya pribumisasi nilai-nilai hukum fikih saja, tetapi perlu dan sangat penting untuk
dan mentransformasikan diri dalam menggunakan jenis-jenis pendekatan lain
pranata kehidupan masyarakat. yang dapat diterima oleh masyarakat yang

13
sangat majemuk/kompleks. Agar Islam Abdullah, M. Amin, Dkk.
dapat diterima, dipelajari, dipahami dan 2006, Metodologi Penelitian
diamalkan  ajarannya oleh umat manusia Agama, Pendekatan
yang tersebar diseluruh penjuru dunia yang Multidisipliner, Yogyakarta:
berbeda-beda suku, adat istiadat, ras, Lembaga Penelitian UIN
bahasa, letak geografis, dan lainnya, maka Sunan Kalijaga
perlu tindakan nyata yang lebih arif dan
Agus, Bustanuddin, 2006, Agama dalam
bijaksana dari para ilmuwan Islam.
Kehidupan Manusia;
Antropologi, sebagai sebuah ilmu Pengantar Antropologi
yang mempelajari manusia, menjadi sangat Agama, Jakarta: Raja
penting untuk memahami Fikih. Grapindo Persada
Antropologi mempelajari tentang manusia
Assegaf, Abd. Rahman, 2013, Aliran
dan segala perilaku mereka untuk dapat
Pemikiran Pendidikan Islam
memahami perbedaan kebudayaan
Hadharah Keilmuan Tokoh
manusia. Dibekali dengan pendekatan
Klasik Sampai Modern,
yang holistik dan komitmen antropologi
Jakarta, Raja Grafindo
akan pemahaman tentang manusia, maka
Persada.
sesungguhnya antropologi merupakan ilmu
yang penting untuk mempelajari studi Bahrun Hasan, Mundiri Akmal, dkk. 2011,

Fikih dan interaksi sosialnya dengan Seri Pemikiran Tokoh

berbagai budaya. Metodologi Studi Islam


Percikan Pemikiran Tokoh
       Pendekatan antropologi dalam
Dalam Membumikan Agama,
studi Fikih meneliti praktek keberagamaan
Jogjakarta, Ar-Ruzz Media.
yang dipengaruhi oleh factor budaya,
social, ekonomi, geografis dan lain-lain, Departemen Agama RI, 2009, Syamil Al-

sedangkan pembaharuan dalam Islam Qur’an The Miracle 15 in 1,

menempatkan inti ajaran Islam yang Bandung, PT Sygma

sebenarnya, yang dalam praktiknya telah Examedia Arkanleema.

terpengaruh dengan factor budaya, social, Mudzhar, M. Atho, 1998, Pendekatan


ekonomi, politik, geografis dan lain-lain Studi Islam dalam Teori dan
dalam kehidupan. Praktek, Yogyakarta: Pustaka

Daftar Pustaka Pelajar.

14
Nasution Harun, 1975, Pembaharuan Tim Pustaka Phoenix,2012, Kamus Besar
Dalam Islam Sejarah Bahasa Indonesia Edisi Baru,
Pemikiran dan Gerakan, Jakarta, Pustaka Phoenix,
Jakarta, Bulan Bintang
http://wawan-satu.blogspot.com/2011/11/definisi-
antropologi.html di akses 20 April 2022
Nata, H. Abuddin, 2013, Metodologi Studi
Islam, Jakarta, Raja Grafindo
Persada

15

You might also like