You are on page 1of 16

7

Bencana Alam Banjir dan Tanah Longsor


dan Upaya Masyarakat dalam Penanggulangan
Flood and Landslide Natural Disasters
and Its People Prevention Effort

Murdiyanto dan Tri Gutomo


Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS)
Kementerian Sosial RI Yogyakarta, Jl. Kesejahteraan Sosial No. 1 Nitipuran Yogyakarta Telp. (0274) 377265.
HP +628164261741. Email: murdiyanto471@yahoo.com.
Diterima 25 Februari 2015, direvisi 17 Juni 2015, disetujui 20 Oktober 2015.

Abstract

This research is meant to know the condition of flood and landslide and its people prevention effort. This research
took place in Jayapura Municipality based on the consideration that in that place flood and landslide disasters happend
very often. Data were gathered through opened interview, observation, and documentary analysis, then analysied through
qualitative-descriptive technique. The research showed that Jayapura municipality condition are mostly mountainous,
highland, and fyords, prone to flood and landslide natural disastesr. Natural disasters in Jayapura were caused by cutting
down forest trees, shalowing river bed, and narrowing river width. The effort that has been done by locals are through
informing and awareness to local people on the benefit of planting and the impact of rubbish littering, river bed dredging,
widening river, and banning to build house on river sides. Landslide was caused by land occupying on water conservation,
deforestation and worse city plan. The prevention effort is to refunction water conservation area, awaring locals on the
benefit of environmental greening, and repairing better city plan, and prohibition making houses on the slope, and drain-
age betterment. Based on the research can be concluded that Jayapura city is an area prone to natural disaster, especially
flood and landslide. The effort to prevent is needed, with the participation of local government, social organization, public
figures, local people, and families, both on forestry management, keeping current river swift, drainage, keeping conserva-
tion area, and a better city zoning.

Keywords: flood; landslide; prevention

Abstrak

Penelitian bertujuan untuk mengetahui kondisi bencana alam banjir dan tanah longsor serta upaya masyarakat
dalam penanggulangan. Penelitian dilakukan di Kota Jayapura atas dasar pertimbangan bahwa di daerah tersebut sering
terjadi bencana alam banjir dan tanah longsor. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara terbuka, observasi,
dan telaah dokumen, selanjutnya data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa kondisi
wilayah Kota Jayapura sebagian besar terdiri dari dataran tinggi berupa pegunungan yang terjal dan kawasan pantai yang
berteluk-teluk, sangat rawan terhadap bencana alam yang berupa banjir dan tanah longsor. Bencana alam banjir yang
terjadi di Kota Jayapura terutama disebabkan oleh penggundulan hutan, pendangkalan dasar sungai, dan menyempitnya
lebar sungai. Upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk penanggulangan bencana alam banjir yaitu dengan memberi
penyuluhan dan penyadaran kepada warga tentang manfaat penghijauan dan dampak pembuangan sampah sembarangan,
pengerukan dasar sungai, serta pelebaran sungai ataupun pelarangan terhadap bangunan di bantaran sungai. Sedangkan
bencana alam tanah longsor disebabkan karena beralihnya wilayah konservasi menjadi pemukiman penduduk, penebangan
hutan, dan tata ruang kota yang kurang baik. Upaya penanggulangan yang dilakukan yaitu dengan difungsikan kembali
wilayah konservasi, penyadaran warga terhadap pentingnya penghijauan, dan memperbaiki tata ruang kota yang lebih baik
seperti pelarangan mendirikan bangunan di lereng terjal dan perbaikan drainase. Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa Kota Jayapura merupakan daerah yang sangat rawan terhadap bencana alam terutama
banjir dan tanah longsor. Upaya penanggulangan bencana alam sangat diperlukan partisipasi dan kesadaran dari semua
pihak (aparat pemerintah daerah, organisasi sosial, tokoh masyarakat, warga masyarakat, keluarga) baik dalam mengelola
hutan, menjaga kelancaran arus sungai, drainase, menjaga wilayah konservasi, dan tata ruang kota yang lebih baik.

Kata Kunci: Banjir; Tanah Longsor; Penanggulangan

437
Jurnal PKS Vol 14 No 4 Desember 2015; 437 - 452

A. Pendahuluan dan kepemilikan pribadi, masyarakat terutama


Bencana alam adalah bencana yang diaki- korban berhak mendapatkan perlindungan atas
batkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa jiwa dan hak miliknya. Oleh karena itu, resiko
yang disebabkan oleh alam, antara lain: berupa bencana harus diminimalisir, dan secara moral
banjir, tanah longsor, gempa bumi, tsunami, jatuhnya korban tidak dapat ditolerir. Pemerintah
gunung meletus, kekeringan, dan angin topan menempatkan persoalan bencana alam menjadi
(Pasal 1 UU No. 24Tahun 2007). Bencana alam salah satu prioritas penanganan. Berkait dengan
merupakan peristiwa alam yang mengakibat- hal tersebut, lembaga legislatif pada bulan April
kan dampak besar bagi manusia. Korban dapat 2007 mensahkan dua undang-undang, Undang-
berupa perorangan, keluarga atau kelompok Undang Penanggulangan Bencana (UU No.
masyarakat yang menderita baik secara fisik, 24 tahun 2007) dan Undang-Undang Penataan
mental, maupun sosial ekonomi. Sebagai akibat Ruang (UU No. 26 tahun 2007) yang merupakan
dari terjadinya bencana, menyebabkan mereka revisi dari undang-undang sebelumnya, yaitu
mengalami hambatan dalam melaksanakan tugas Nomor 24 tahun 1992 yang menunjukkan, bahwa
kehidupannya. Indonesia sebagai negara kepu- kebijakan penanganan resiko bencana ditangani
lauan, memiliki karakteristik geografis beragam secara komprehensif dan dititikberatkan pada
baik secara tatanan tektonik, dinamika meteo- upaya preventif, yaitu tidak hanya pada saat
rologis, maupun klimatologis yang rawan ter- terjadinya bencana alam.
hadap bencana alam. Selama satu abad terakhir
(1907-2007), sebuah riset yang dilakukan oleh Tabel 1
CRED (Centre for Research on the Epidemiology Bencana Alam Besar di Indonesia
of Disasters) menunjukkan, bahwa di Indonesia (1907- 2007)
telah terjadi bencana alam besar sebanyak 343
kali. Secara keseluruhan, bencana tersebut telah
menelan korban jiwa sebanyak 236.543 orang
dan menyentuh 2.639.025 penduduk. Daerah
Indonesia beresiko terjadi bencana alam, dan
telah menjadi bagian dari sejarah serta menjadi
isu aktual. Salah satu penyebab karena wilayah
Indonesia dilalui oleh dua jalur gunung berapi
dunia, sirkum pasifik (Pacific ring of fire) dan
sirkum Mediterania yang melintasi wilayah
Sumber: Centre for Research on the Epidemiology of
Pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, hingga Disasters.
Sulawesi Utara. Jenis dan jumlah bencana alam
besar yang terjadi tahun 1907-2007 untuk men- Pada umumnya terutama di daerah pegu-
jadi gambaran kondisi, sebagaimana tersebut nungan, kejadian banjir diikuti pula dengan
dalam tabel 1. bencana tanah longsor. Sesuai arah kebijakan
Menyikapi fakta kebencanaan tersebut, yang mementingkan upaya pencegahan, maka
banjir merupakan bencana yang sering terjadi. dalam upaya untuk mengetahui gambaran secara
Merujuk pada pengalaman negara-negara Eropa, objektif mengenai bencana alam banjir dan tanah
seperti Perancis menyikapi keselamatan sipil longsor serta upaya masyarakat dalam penanggu-
merupakan hak individu yang penting dan harus langan perlu dilakukan penelitian ini, yang lebih
dijamin, keselamatan sipil sama pentingnya memfokuskan pada upaya preventif atau persia-
dengan pengakuan terhadap kebebasan individu pan menghadapi bencana atau pra-bencana.

438
Bencana Alam Banjir dan Tanah Longsor dan Upaya Masyarakat ..................... (Murdiyanto dan Tri Gutomo)

B. Penggunaan Metode Penelitian penanggulangan). Observasi, teknik ini diguna-


Lokasi penelitian di Kota Jayapura, lokasi di- kan untuk mengetahui secara objektif mengenai
tentukan secara purposive dengan pertimbangan situasi dan kondisi atas dampak yang ditimbul-
bahwa di daerah tersebut merupakan salah satu kan oleh bencana alam banjir dan tanah longsor,
kota di Indonesia yang sering dilanda bencana sehingga dapat melengkapi informasi yang telah
alam, khususnya berupa banjir dan tanah long- diperoleh melalui teknik wawancara. Telaah
sor. Jenis penelitian bersifat deskriptif kualitatif, dokumen, dipergunakan untuk memperoleh data
bertujuan untuk memperoleh informasi ataupun sekunder yang ada relevansinya dengan masalah
gambaran secara objektif mengenai bencana alam yang diteliti. Data sekunder yang diperlukan
banjir dan tanah longsor serta upaya masyarakat dalam penelitian ini adalah arsip, dokumen, dan
dalam penanggulangan. Penelitian deskriptif laporan yang berhubungan dengan bencana alam
merupakan suatu penelitian untuk memecahkan banjir dan tanah longsor serta upaya masyarakat
masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan dalam penanggulangan sehingga dapat meleng-
keadaan subjek dan objek penelitian berdasarkan kapi data yang telah terkumpul.
fakta yang tampak sebagaimana adanya. Hasil Berbagai data maupun informasi yang telah
penelitian tersebut selanjutnya dikembangkan dikumpulkan melalui wawancara, observasi,
dengan memberikan penafsiran yang adekuat dan telaah dokumen selanjutnya dianalisis se-
terhadap fakta yang ditemukan (Suharsimi Ari- cara kualitatif dan dideskripsikan secara naratif.
kunto: 1999). Penelitian deskriptif lebih berpijak pada penaf-
Teknik pengambilan informan secara pur- siran data dan informasi dalam setting sosial
posif, dalam arti bahwa sampel diambil secara alamiah sebagaimana adanya. Dalam upaya
sembarang dengan kriteria yang telah ditentukan untuk menganalisis data yang bersifat deskriptif
sebelumnya. Kriteria yang dimaksud adalah se- kualitatif, peneliti mempunyai kebebasan dalam
seorang ataupun sekelompok orang yang menge- menafsirkan ide dan data yang ditemukan di
tahui baik secara langsung maupun tidak langsung lapangan dengan berpijak dari teori yang ada
terjadinya bencana alam banjir dan tanah longsor (Kuntjaraningrat: 1991).
serta upaya penanggulangan yang dilakukan oleh
masyarakat di Kota Jayapura. Informan diambil C. Upaya Masyarakat Kota Jayapura dalam
sebanyak 12 orang yang terdiri dari aparat dinas Penanggulangan Bencana alam)
sosial dan masyarakat terisolir di Provinsi Papua 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
(satu orang), Dinas Sosial Kota Jayapura (tiga Kota Jayapura adalah Ibukota Provinsi Papua
orang), Distrik Jayapura (satu orang), BPBD yang terletak di Teluk Jayapura berada paling
Kota Jayapura (dua orang), Tagana (satu orang), timur Indonesia. Sebelum Perang Dunia II, Kota
pemuka masyarakat (dua orang), serta tenaga Jayapura diduduki oleh Pemerintah Belanda de-
relawan bencana (dua orang). ngan sebutan Hollandia. Pada tanggal 17 Maret
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan 1910, Hollandia ditetapkan menjadi Ibukota
menggunakan beberapa teknik. Wawancara, Nederland Nieuw Guinea. Sesuai perkemban-
karena penelitian ini bersifat kualitatif, maka gan dan pertumbuhan penduduk yang semakin
teknik yang digunakan untuk mengumpulkan cepat, maka status Kabupaten Jayapura diben-
data adalah wawancara secara mendalam yaitu tuk menjadi kota administratif. Berdasarkan
menggunakan instrumen bersifat terbuka, lebih Undang-Undang No. 6 Tahun 1993, secara resmi
mengarah dan terfokus pada beberapa hal yang status Kota Administratif Jayapura ditingkatkan
telah ditentukan (gambaran mengenai bencana menjadi Kotamadya Jayapura.
alam banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kondisi kependudukan wilayah Kota Ja-
Kota Jayapura dan upaya masyarakat dalam yapura secara geografis terletak di bagian Barat

439
Jurnal PKS Vol 14 No 4 Desember 2015; 437 - 452

pada 1370 271 Bujur Timur, Timur 1410 411 rawa-rawa, dan hutan lindung dengan kemirin-
Bujur Timur, Utara 10 271 Lintang Selatan, dan gan mencapai 40 persen, bersifat konservatif dan
bagian selatan pada 30 491 Lintang Selatan. Batas hutan lindung.
wilayah Kota Jayapura sebelah utara berbatasan Kota Jayapura yang begitu elok dan indah
dengan Samudera Pasifik, selatan dengan Dis- merupakan salah satu daerah yang rawan ter-
trik Arso Kabupaten Keerom, timur dengan hadap bencana alam. Kondisi wilayah geografis
Negara Papua New Guinea, dan sebelah barat yang berbukit-bukit dan berteluk-teluk di bibir
dengan Distrik Depapre Kabupaten Jayapura. pantai, serta berhadapan langsung dengan Sa-
Kota Jayapura memiliki luas wilayah 940 km2 mudera Pasifik Utara memungkinkan timbulnya
yang terbagi menjadi lima kecamatan (distrik), bencana alam. Beberapa jenis bencana alam yang
yaitu Distrik Abepura, Jayapura Utara, Jayapura terjadi di Kota Jayapura, seperti banjir, tanah
Selatan, Muara Tami, dan Heram, yang terdiri longsor, gempa bumi, dan tsunami. Spesifikasi
dari 11 kampung (dulu desa) dan 20 kelurahan. dan kekhawatiran bencana di setiap daerah ber-
Nama Kota Jayapura pada awalnya adalah Ho- beda, kalau daerah datar seperti di Pulau Jawa,
landia, dimana nama tersebut diberikan oleh bencana alam banjir yang ditakuti adalah apabila
Kapten Sachse pada tanggal 7 Maret 1910. Kata ketinggian air semakin merangkak naik. Semakin
Hol diartikan sebagai lengkung teluk dan land tinggi semakin beresiko, lain halnya yang terjadi
tanah, nama Holandia diartikan sebagai tempat di Papua khususnya di Kelurahan Entrop, Distrik
yang berteluk. Negeri Belanda atau Holand/ Jayapura Selatan, warga merasa ketakutan pada
Nederland, geografisnya menunjukkan keadaan musibah banjir karena kekuatan terjangannya.
wilayah yang berteluk-teluk. Di Papua, meskipun banjirnya setinggi di bawah
Luas wilayah Kota Jayapura 940 Km² lutut, tetapi bahaya dan resikonya lebih dahsyat
94.000 hektar atau 0,23 persen dari luas seluruh dibanding banjir setinggi pinggang orang dewasa
daerah Provinsi Papua. Sebagian lahan di Kota yang terjadi di Pulau Jawa. Sebab, banjir di
Jayapura berupa hutan, yaitu seluas 4.967 hektar. Papua jatuhnya miring, menerjang dari puncak
Kesesuaian lahan untuk pembangunan di Kota bukit menuju dataran rendah, sehingga kekuat-
Jayapura dikelompokkan ke dalam kawasan an terjangannya dahsyat. Bencana alam banjir
budidaya 14.220 hektar, Kawasan non-budidaya yang ada di Papua memang tidak pernah setinggi
(79.780 hektar), dan pemukiman. Kota Jayapura banjir yang berada di Pulau Jawa, tetapi daya
memiliki objek wisata menarik, karena terletak di rusaknya tidak bisa dipandang ringan, walau-
bibir Teluk Yotefa, menyuguhkan pemandangan pun hanya setinggi lutut, tetapi dampaknya bisa
indah dengan panorama alam yang berbukit- membalikkan mobil truk yang sedang parkir.
bukit, serta hamparan Lautan Pasifik berair biru Banjir besar pernah terjadi di Kota Jaya-
jernih. Jumlah penduduk secara keseluruhan pura, setelah masyarakat adat menjual tanah
menurut Sensus Penduduk Tahun 2010 sebanyak yang berada di dataran rendah dan merupakan
256.705 jiwa, kepadatan penduduk sebanyak 278 daerah resapan air kepada pemerintah, bahkan
jiwa per kilometer persegi (BPS Kota Jayapura: pemerintah mengizinkan adanya penimbunan
2012). Topografi daerah Kota Jayapura cukup serta pembangunan pemukiman, pertokoan, dan
bervariasi, mulai dari dataran landai hingga kantor sehingga mengakibatkan daerah serapan
berbukit dengan ketinggian 700 meter di atas air tersebut tertutup tanah dan bangunan, akibat-
permukaan air laut. Kota Jayapura dengan luas nya ketika terjadi hujan banjir tidak terelakkan.
wilayah 94.000 hektar terdapat ± 30 persen Banjir yang terjadi mengakibatkan kerugian
daerah yang termasuk berkategori rawan ben- harta benda, berupa rumah warga dan korban
cana, karena terdiri dari perbukitan yang terjal, jiwa sebanyak dua orang.

440
Bencana Alam Banjir dan Tanah Longsor dan Upaya Masyarakat ..................... (Murdiyanto dan Tri Gutomo)

2. Bencana Alam Banjir dan Upaya Penang- fungsi sebagai penyimpan air hujan, penggundul-
gulangan an hutan menyebabkan pohon dan semak tidak
Banjir dapat didefinisikan sebagai luapan ada lagi sehingga tidak ada yang menangkap
air yang besar dari sebuah badan air, sehingga serta menyimpan air hujan. Air limpas tersebut
menggenangi daerah sekitarnya. Badan air ada- membawa tanah lapisan atas (top soil) masuk ke
lah tempat air berada, baik air yang bersifat diam, sungai, padahal lapisan tanah paling atas adalah
bergerak, atau mengalir. Badan air adalah sungai, tanah yang paling subur. Semakin sedikit pohon
selokan, saluran, kanal, ataupun bendungan. besar dengan daun dan akar yang mampu me-
Banjir merupakan peristiwa yang terjadi ketika nyerap air hujan, semakin besar pula air limpas
aliran air yang berlebihan merendam daratan. yang masuk ke sungai. Besarnya laju pendang-
Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu ba- kalan sungai, terjadi karena penggundulan hutan
dan air, seperti sungai atau danau, yang meluap dan pertanian intensif penyebab erosi. Tanah
atau menjebol bendungan sehingga air keluar yang tererosi masuk ke sungai, apabila tingkat
dari batasan alaminya. Ukuran danau atau badan penggundulan dan penggunaan pertanian inten-
air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah sif makin tinggi, tanah akan masuk ke sungai.
hujan dan pencairan salju musiman, tetapi banjir Sebagai dampaknya, tanah akan mengendap di
yang terjadi tidak besar kecuali jika air mencapai sungai sehingga terjadilah pendangkalan dasar
daerah yang dimanfaatkan manusia seperti desa, sungai, jika air bertambah sungai akan meluap
kota, dan permukiman (Kodoatie, 2002). dan terjadilah banjir.
Banjir dapat terjadi di sungai ketika aliran- Tertambatnya aliran sungai terjadi karena
nya melebihi kapasitas saluran air, terutama di permukiman yang berada di sempadan sungai
kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan menghambat aliran sungai. Sampah non-organik
kerusakan rumah dan pertokoan yang dibangun yang berukuran besar mudah tersangkut di
di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan tebing sungai, akhirnya aliran sungai menjadi
akibat banjir dapat dihindari dengan berpindah terhambat. Apabila hujan lebat terjadi di daerah
menjauh dari sungai dan badan air, tetapi orang- tersebut, air hujan tidak dapat lagi tertampung
orang selalu menetap, bekerja dekat air untuk oleh sungai dan selokan yang masuk ke sungai
mencari nafkah, memanfaatkan biaya murah, berbalik dan bahkan meluap sehingga terjadi
karena perjalanan dan perdagangan yang lan- banjir. Menyempitnya lebar sungai, yaitu adanya
car dekat perairan. Manusia terus menetap di bantaran sungai yang penuh dengan pondasi
wilayah rawan banjir adalah bukti, bahwa nilai bangunan dan sampah, mengakibatkan menyem-
menetap dekat air lebih besar daripada biaya pitnya lebar sungai dan banjir pun tidak dapat
kerusakan akibat banjir periodik (Deden Gu- terbendung lagi. Pembuangan sampah ke sungai
nawan: 2013). atau saluran air akan menyumbat aliran sungai,
Beberapa aspek penyebab terjadinya ben- terlebih dengan banyaknya jenis sampah non or-
cana banjir, meliputi besarnya air limpas masuk ganik yang tidak segera terurai. Situasi demikian
ke sungai, yang terjadi karena penggundulan akan menghambat laju aliran air sungai. Apabila
hutan dan pengembangan pertanian intensif di masyarakat yang berperilaku membuang sampah
daerah aliran sungai sehingga air hujan mudah di sungai semakin banyak, dampaknya akan ter-
melimpas, sebab air hujan tidak dapat tersimpan sumbatnya aliran sungai, dan saat terjadi hujan
dan terserap oleh tumbuh-tumbuhan. Secara lebat air yang tersumbat akan menjadi penyebab
geografis, Indonesia beriklim tropis dan hutan banjir (Kodoatie: 2002).
tradisionalnya terkenal sebagai hutan hujan tro- Banjir yang melanda pusat perdagangan dan
pis (tropical rain forest) yang memiliki pohon industri dapat melumpuhkan sektor perdagangan.
besar dan tinggi. Oleh sebab itu, hutan dapat ber- Di sektor pendidikan dengan banyaknya sarana

441
Jurnal PKS Vol 14 No 4 Desember 2015; 437 - 452

dan prasarana sekolah yang terendam banjir, mobil dan sepeda motor. Volume air semakin
banyak sekolah diliburkan, kegiatan belajar me- tinggi mengakibatkan perkantoran yang ada di
ngajar menjadi terhenti, terlebih jika bangunan sepanjang Jalan Sam Ratulangi, seperti Mapolda
sekolah menjadi rusak maka diperlukan tempat Papua, Dinas Perhubungan Papua, serta puluhan
lain untuk kegiatan belajar dan mengajar. Banjir rumah warga di Kompleks APO terendam banjir.
juga merusak lingkungan yang berdampak pada Selain perkantoran dan rumah warga, tiga mobil
sektor kesehatan, berakibat semakin menurunnya terseret banjir di Jalan Sam Ratulangi, yakni Bus
tingkat kesehatan masyarakat, karena berjangkit- Bappeda, angkot, dan mobil Basarnas.
nya wabah penyakit di daerah banjir. Di lokasi yang sama, Sofia Maipauw (ang-
Bencana alam banjir, baik yang berupa ge- gota DPD RI Papua Barat) bersama rombongan
nangan maupun banjir bandang bersifat merusak, DPR RI saat melakukan peninjauan di lokasi
aliran arus air yang tidak terlalu dalam tetapi banjir juga menilai, peristiwa alam ini pertama
cepat dan bergolak (turbulent) dapat meng- kali terjadi di Kota Jayapura sepanjang beberapa
hanyutkan manusia, hewan, dan tumbuhan. dekade. Kita sama-sama tahu bahwa alam pun
Aliran air yang membawa material tanah yang akan berontak, ketika alam tidak dijaga dan
halus menyeret material berupa batuan yang dilindungi dengan baik oleh tangan manusia.
lebih berat, sehingga daya rusaknya semakin Menurut beliau, banjir besar pertama kali ter-
tinggi. Banjir seperti ini mampu merusak pon- jadi di Kota Jayapura, terlebih lagi tepatnya di
dasi bangunan yang dilewati, sedangkan saat jantung kota. Semua bencana alam yang terjadi
surut material yang terbawa akan mengendap di akibat dari tangan manusia, semua warga harus
wilayah tersebut sehingga mengakibatkan keru- sadar bahwa bencana ini akibat dari ulah ma-
sakan pada tanaman, pemukiman, persawahan, nusia sendiri. Warga harus menjaga lingkungan
serta timbulnya wabah penyakit (Sunit Agus Tri dengan tidak menebang pohon dan membuang
Cahyono dan Abdul Hayat: 2011). sampah di sembarang tempat, kesadaran seperti
Menurut Anggota Komisi II DPR RI Agus- itu harus warga sendiri yang membangun. Ru-
tina Basik Basik, tata ruang dan drainase Kota saknya di beberapa daerah tangkapan air juga
Jayapura tidak layak, ditambah lagi dengan ikut berpengaruh terhadap semakin menurunnya
kurangnya kesadaran warga masyarakat dengan permukaan air tanah. Lemahnya pengawasan dan
membuang sampah pada tempatnya, sehingga penegakan hukum, serta kebijakan pengelola
mengakibatkan banjir dan tanah longsor di Kota kota yang cenderung kurang berpihak kepada
Jayapura. Basik menilai, Kota Jayapura melebihi lingkungan, bisa menjadi faktor utama yang
kapasitas (over capacity) terhadap hunian dan memungkinkan kedua hal tersebut terjadi.
penduduknya. Pemerintah Kota Jayapura harus Peristiwa banjir yang pernah terjadi meru-
memperhatikan dan meninjau kembali tata ruang pakan peringatan kepada semua, bahwa banjir
wilayah kota. Pembangunan gedung seperti mall disebabkan pembuatan drainage yang dibangun
dan hotel harus melalui suatu studi kelayakan, asal jadi, dan bahkan hanya mengejar target
sehingga dengan hasil survei tersebut akan cepat selesai, akan dapat memicu terjadinya ben-
menghasilkan rekomendasi, seperti tata kelola cana yang merugikan manusia. Hal ini menjadi
sampah, pembuangan air, dan drainase. pelajaran dan pekerjaan rumah bagi pemerintah
Kota Jayapura setiap diguyur hujan disertai daerah agar kejadian yang pernah terjadi tidak
petir dan angin kencang, sekitar satu jam kemu- terulang lagi di kemudian hari. Semua stake-
dian air meluap dari Kali Anafri yang ada di Kota holder termasuk pemerintah daerah diharapkan
Jayapura ke ruas Jalan Sam Ratulangi. Luapan memperhatikan masalah ini, terutama masalah
air ini membawa sampah dan tanah berlumpur, pembuangan air dan tata letak ruang kota dapat
sehingga ruas jalan utama di Kota Jayapura ditinjau kembali.
tertutup banjir dan tidak bisa dilalui kendaraan

442
Bencana Alam Banjir dan Tanah Longsor dan Upaya Masyarakat ..................... (Murdiyanto dan Tri Gutomo)

Sebagai upaya agar pada waktu hujan air Gurabesi Distrik Jayapura Utara. Bencana alam
tidak langsung mengalir ke berbagai selokan banjir dan tanah longsor menjadi ancaman yang
ataupun sungai yang dapat menimbulkan banjir, selalu mengintai warga Jayapura. Banjir juga
tetapi dapat meresap dan tersimpan dalam tanah, merugikan baik harta benda seperti rumah rusak
dapat ditempuh beberapa hal. Mengetatkan dan harta benda yang terbawa oleh derasnya arus.
pengawasan dan tegakkan aturan menyangkut Di sektor pertanian dan perkebunan, banjir me-
pendirian bangunan, serta praktik penyedotan rendam persawahan padi yang hampir dipanen
air tanah secara besar-besaran dan tidak terken- menjadi puso, rusaknya tanaman perkebunan,
dali baik oleh kalangan bisnis, industri, maupun palawija. Terjadinya kelumpuhan transportasi
mereka yang telah membuat rusak daerah re- menyebabkan kemacetan arus manusia dan ba-
sapan air. Melakukan upaya rehabilitasi daerah rang di lokasi banjir, kegiatan perekonomian
tangkapan air di seluruh kawasan Kota Jayapura, akan terhambat dan lumpuh.
dengan jalan melakukan penghijauan kembali di Puluhan warga secara bekerjasama mem-
beberapa daerah tersebut. Menganjurkan kepada bantu meloloskan beberapa kendaraan yang
pemilik bangunan yang memiliki lahan tersisa terjebak macet akibat banjir lumpur. Arus la-
di sekitar bangunan, agar tidak menutup lahan- lulintas terlihat kacau, kendaraan satu per satu
nya dengan material yang justru air tidak bisa dapat melewati banjir lumpur yang dibantu
menyerap ke dalam tanah. Penutupan baik hala- warga dan aparat keamanan. Salah satu warga,
man rumah, kantor, sekolah, maupun gandengan yaitu Eric Mandenas menilai banjir kali ini yang
beton, aspal, dan pavling block sebaiknya diganti terparah dibanding banjir yang terjadi sebelum-
menggunakan grass block yang memungkinkan nya di Kota Jayapura. Sudah dua kali terjadi
air menyerap ke tanah, memungkinkan ditanami di Kota Jayapura, tetapi yang kedua ini lebih
rumput sehingga lingkungan terlihat lebih hijau parah karena terjadi di tengah kota. Selain di
dan asri. Diperbanyak taman kota dan taman depan Polda, Kantor Gubernur, dan Kantor BPS,
lingkungan serta dibangun sumur-sumur resapan masih banyak terdapat lumpur yang tinggi. Eric
di berbagai sudut kota. Sumur resapan wajib berharap Pemerintah Kota Jayapura lebih jeli
dibangun di setiap rumah warga yang masih dalam menangani sampah dan drainase di sekitar
memiliki sisa lahan. Menghentikan pendirian Kota Jayapura, sehingga saat terjadi curah hujan
bangunan di dalam kota yang menutup ruang yang tinggi tidak banjir.
terbuka dan membutuhkan banyak air, seperti Dilihat dari kondisi topografi, wilayah Ke-
hotel, apartemen, mall, dan pabrik (Djoko Subi- lurahan Entrop sebagian wilayahnya berbukit,
narto: 2014). tetapi sebagian wilayahnya merupakan daerah
Bencana alam banjir menjadi ancaman serius dataran rendah. Sebagian wilayah Kelurahan En-
di kota yang dikelilingi oleh perbukitan yang trop dahulu merupakan daerah serapan air yang
terletak di ujung timur Indonesia yakni Kota telah dijual oleh pemilik tanah ulayat pada tahun
Jayapura, Papua. Apabila banjir datang, aktivitas 1996 kepada Pemerintah Kota Jayapura. Daerah
di kota tersebut mendadak terhenti, sebab akses tersebut kemudian ditimbun dan dibangun pemu-
keluar masuk dari kota itu lumpuh total (Deden kiman warga, pertokoan, SPBU, terminal, pasar,
Gunawan: 2013). Dari pemetaan yang dilakukan dan menjadi pusat perdagangan. Setelah daerah
oleh Oxfam (lembaga nirlaba yang bergerak ini ditimbun, kejadian bencana banjir hampir
dibidang pencegahan bencana), menunjukkan setiap tahun terjadi, apabila curah hujan sangat
peta beberapa titik rawan banjir dan tanah long- tinggi dalam waktu satu jam, seluruh rumah
sor di kawasan rawan bencana dan kerusakan warga di daerah terendam air.
akibat banjir yang menerjang, yakni Kelurahan Kondisi wilayah Kelurahan Entrop memiliki
Entrop Distrik Jayapura Selatan dan Kelurahan tingkat kerawanan yang sangat tinggi terhadap

443
Jurnal PKS Vol 14 No 4 Desember 2015; 437 - 452

ancaman bencana alam banjir. Banjir terjadi pengerukan diancam warga yang memiliki tanah
dipengaruhi oleh curah hujan yang sangat tinggi ulayat dengan parang. Oleh karena itu pula, pe-
dan tidak ada jalur aliran air seperti dahulu, air merintah Kota Jayapura tidak lagi melakukan
tersebut mengalir mengikuti kali Sengga dan upaya pengerukan dan pelebaran sungai yang
akan bermuara di daerah serapan air tersebut. melintasi kota.
Akan tetapi karena daerah itu telah ditimbun, Menyadari posisinya yang rawan bencana
aliran air tersebut akan menggenangi rumah alam banjir, kawasan ini selalu bersiaga dengan
warga di sekitarnya, sehingga menimbulkan melakukan penghijauan dan digalakkannya
kerugian. ribuan pohon ditanam di bukit-bukit sekitar.
Bencana banjir terjadi karena berbagai faktor Pohon yang dipilih pun yang bisa menahan air,
penyebab, yang paling utama adalah alih fungsi yakni pohon matoa, kasuri, dan bambu kuning.
hutan untuk kegiatan pertanian dan permukiman. Kejadian banjir pada tahun 1999, banyak rumah
Padahal, hutan berfungsi dalam meningkatkan terendam sehingga banyak warga yang menga-
air yang meresap ke dalam tanah, sehingga lami trauma, dan mereka sekarang semakin ber-
mengurangi aliran air permukaan yang men- hektar-hektar menebang pohon di hutan secara
jadi penyebab banjir. Banjir juga terjadi karena sembarangan. Dengan biaya swadaya, warga
kebiasaan buruk sebagian masyarakat dalam digalakkan menanam pohon jambu monyet dan
membuang sampah ke sungai. Akibatnya aliran bambu kuning di Perbukitan Mahasau.
sungai terhambat oleh sampah dan mengaki- Upaya yang dilakukan sebelum bencana
batkan alirannya meluap ke luar tubuh sungai. banjir datang pada tingkat warga, antara lain:
Banjir juga terjadi karena karakteristik fisik Masyarakat bersama aparat terkait dan pengurus
wilayah yang secara alamiah memicu terjadinya RT/RW terdekat bergotong royong membersih-
banjir. Lahan yang datar, tanah yang kedap air kan lingkungan sekitar, terutama pada saluran air
memungkinkan terjadinya genangan air pada atau selokan dari timbunan sampah. Menentukan
saat hujan. lokasi Posko Banjir yang tepat untuk mengungsi
Dalam skala setempat banjir juga terjadi di lengkap dengan fasilitas dapur umum dan MCK,
struktur tanah yang agak miring, terutama pada berikut pasokan air bersih melalui koordinasi
daerah aliran sungai yang telah terganggu, aki- dengan aparat terkait, bersama pengurus RT/RW
batnya air sungai melimpah dari badan sungai dan masyarakat di lingkungannya. Masyarakat
dan mengisi daerah dataran yang lebih rendah bersama pengurus RT/RW di lingkungan mem-
(cekungan). Apabila kejadian banjir ini mem- bentuk tim penanggulangan banjir di tingkat
bawa material padat, seperti lumpur, batu-batuan warga, seperti pengangkatan penanggung jawab
atau bahkan kayu sisa pohon, umumnya menjadi Posko Banjir. Koordinasi warga masyarakat
bencana yang sangat dahsyat. Banjir seperti ini melalui RT/RW, Dewan Kelurahan setempat,
terjadi secara singkat dan sangat merusak, dike- dan LSM untuk pengadaan tali, tambang, perahu
nal sebagai banjir bandang.  karet dan pelampung guna evakuasi. Memastikan
Salah satu upaya mengurangi risiko bencana peralatan komunikasi telah siap pakai, guna me-
alam banjir yaitu dengan melakukan reboisasi, mudahkan mencari informasi, meminta bantuan
serta pembersihan sampah. Beberapa upaya atau melakukan konfirmasi.
yang dilakukan untuk mencegah banjir, yakni Pada tingkat keluarga, beberapa upaya yang
membuat jalan alternatif Jayapura-Abepura serta harus dilakukan yakni: Warga masyarakat dimo-
melakukan pengerukan sungai. Upaya pengeruk- hon menyimak informasi terkini melalui televisi,
an sungai tidak bisa dilakukan, permasalahannya radio atau peringatan tim warga tentang curah
terkendala pada tanah ulayat (adat). Petugas hujan dan posisi air pada pintu air. Lengkapi
lapangan pada ketakutan, karena saat melakukan warga dengan peralatan keselamatan, seperti:

444
Bencana Alam Banjir dan Tanah Longsor dan Upaya Masyarakat ..................... (Murdiyanto dan Tri Gutomo)

radio baterai, senter, korek gas dan lilin, selimut, berperan sebagai bidang gelincir, tanah menjadi
tikar, jas hujan, dan ban karet. Masyarakat dan licin dan tanah pelapukan di atasnya akan ber-
aparat hendaknya menyiapkan bahan makanan gerak mengikuti lereng dan ke luar lereng.
mudah saji, seperti: mie instan, ikan asin, beras, Daerah rawan longsor di antaranya daerah
makanan bayi, gula, kopi, teh, dan persediaan dengan batuan lepas, batu lempung, tanah
air bersih. Warga hendaknya selalu menyiapkan tebal, dan lereng curam. Daerah rawan longsor
obat-obatan darurat, seperti: oralit, anti diare, lahan ini memanjang menyusuri patahan besar
dan anti influenza. Masyarakat diharapkan dapat Sumatera, daerah pegunungan di Pulau Jawa,
mengamankan dokumen penting, seperti akte Bali, Flores, NTT, Sulawesi Utara, dan Pegu-
kelahiran, kartu keluarga, buku tabungan, serti- nungan Jaya Wijaya Jayapura. Permasalahannya
fikat, benda berharga dari jangkauan air. adalah masyarakat tidak mengetahui cara untuk
Tindakan yang harus dilakukan untuk me- melakukan pencegahan terjadinya bencana ta-
ngurangi dampak banjir yaitu: Aparat setem- nah longsor tersebut, dan mereka belum pernah
pat secara bersama-sama dengan masyarakat mendapatkan gambaran tentang mitigasi bencana
melakukan penataan daerah aliran sungai secara tanah longsor. Dengan demikian, masyarakat
terpadu dan sesuai dengan fungsi lahan. Pemba- perlu disiapkan untuk menangani masalah tanah
ngunan sistem pemantauan dan peringatan dini longsor yang terjadi di daerahnya.
pada bagian sungai yang sering menimbulkan Tanah longsor atau sering disebut gerakan
banjir. Masyarakat diharapkan tidak membangun tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi
rumah dan permukiman di bantaran sungai dan karena pergerakan masa batuan atau tanah de-
di daerah banjir. Warga masyarakat sebaiknya ngan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya be-
dapat belajar ketertiban dengan tidak membuang batuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum
sampah ke dalam sungai, serta mengadakan kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor
program pengerukan sungai dengan melibatkan yaitu pendorong dan pemicu. Faktor pendorong
warga setempat. Program penghijauan daerah adalah yang mempengaruhi kondisi material
hulu sungai harus selalu dilaksanakan bersama- sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah yang
sama dengan masyarakat, dan mengurangi ak- menyebabkan bergeraknya material tersebut.
tivitas di bagian sungai rawan banjir. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah
gravitasi yang mempengaruhi suatu lereng yang
3. Bencana Alam Tanah Longsor dan Upaya curam, tetapi ada pula faktor lain yang turut ber-
Masyarakat dalam Penanggulangan pengaruh, yakni erosi yang disebabkan aliran air
Tanah longsor adalah perpindahan material permukaan atau air hujan, sungai atau gelombang
pembentukan lereng berupa bebatuan, bahan laut yang menggerus kaki lereng pegunungan
rombakan, tanah, atau material campuran terse- bertambah curam. Lereng dari bebatuan dan
but bergerak ke bawah atau ke luar lereng. Pada tanah diperlemah melalui erosi yang diakibatkan
prinsipnya, tanah longsor terjadi apabila gaya hujan lebat. Gempa bumi menyebabkan getaran,
pendorong pada lereng lebih besar daripada tekanan pada partikel mineral dan bidang lemah
gaya penahan. Gaya penahan pada umumnya pada massa batuan dan tanah yang mengakibat-
dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan kan longsornya lereng tersebut. Gunung berapi
tanah, sedangkan gaya pendorong dipengaruhi menciptakan simpanan debu yang lengang,
oleh besarnya sudut lereng, air, beban serta berat hujan lebat, dan aliran debu-debu. Getaran dari
jenis tanah bebatuan. Proses terjadinya tanah mesin, lalu lintas, penggunaan bahan peledak,
longsor adalah air yang meresap ke dalam tanah dan bahkan petir, dan berat tanah yang terlalu
akhirnya akan menambah bobot tanah. Jika air berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan
tersebut menembus sampai tanah kedap air yang atau salju.

445
Jurnal PKS Vol 14 No 4 Desember 2015; 437 - 452

Gerakan tanah atau tanah longsor yang sebesar tsunami dan gempa bumi. Bencana ini
mampu merusak lingkungannya baik akibat biasanya terjadi pada area yang tidak terlalu luas
gerakan tanah di bawahnya maupun karena dan terjadi dalam waktu singkat.
penimbunan akibat longsor tersebut. Beberapa Kejadian bencana alam tanah longsor di
akibat yang ditimbulkan oleh tanah longsor, Kota Jayapura (Distrik Jayapura Utara, Abepura,
yakni gerakan tanah yang berjalan lambat, me- dan Distrik Jayapura Selatan) telah menelan
nyebabkan penggelembungan (tilting) sehingga korban sebanyak 11 orang meninggal dan dua
bangunan di atasnya tidak dapat digunakan orang dinyatakan hilang. Menurut Kepala Pusat
lagi, rekahan pada tanah menyebabkan pondasi Data Informasi dan Humas Badan Nasional Pe-
bangunan terpisah dan menghancurkan utilitas nanggulangan Bencana (BNPB), tanah longsor
lainnya di dalam tanah. Runtuhan lereng secara disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur
tiba-tiba dapat mengakibatkan terseretnya pe- wilayah tersebut. Akibatnya, banjir bandang
mukiman yang berada di lingkungan, serta dapat yang berasal dari Sungai ATO, Sungai Anapri,
mengakibatkan tertimbunnya daerah tersebut. dan Sungai STM pun terjadi. Banjir bandang
Runtuhan bebatuan (rock falls) berupa luncuran, yang membawa material berat telah menghantam
dapat menerjang bangunan atau pemukiman di beberapa rumah penduduk.
bawahnya yang mengakibatkan tertimbunnya Akibat hujan lebat yang mengguyur Kota
wilayah pemukiman. Jayapura sejumlah titik digenangi air dan lum-
Di wilayah Provinsi Papua, zona kerentanan pur, antara lain depan Gedung Bank Papua Jalan
gerakan tanah menengah dan tinggi berada di Ahmad Yani, merupakan jalan protokol yang
jalur Pegunungan Tengah dan pegunungan di didereti sejumlah ruko dan pusat perbelanjaan
Utara Papua. Zona ini terhubung erat dengan warga Kota Jayapura. Banjir bercampur lum-
kondisi geologi yang dikendalikan oleh struktur pur juga menggenangi beberapa daerah di Kota
lipatan dan sesar yang berarah relatif timur- Jayapura, antara lain Jalan Sam Ratulangi yang
barat. Tanah longsor terjadi secara setempat, berada di lokasi Gedung DPRD Papua, Kantor
tetapi langsung berdampak pada permukiman Pos Jayapura, Kantor Telkomsel, Kantor Polda
masyarakat. Keadaan topografi yang datar sa- Papua, Mall Jayapura, Kantor Dinas Perhubung-
ngat terbatas, sehingga permukiman cenderung an, Gelanggang Olahraga Cenderawasih, kom-
berkembang di bagian yang miring hingga agak pleks perumahan penduduk di APO Kota Jaya-
terjal yang menjadi daerah aliran rombakan atau pura, hingga sampai jalan menuju Kantor Gu-
longsoran. Tingkat curah hujan sangat tinggi di bernur Papua di Dok II Jayapura.
bagian pegunungan menyebabkan laju longsor Tanah longsor telah terdeteksi di beberapa
menjadi lebih cepat. titik, antara lain di wilayah APO Kelurahan
Bencana tanah longsor biasanya terjadi Bayangkara, Dok V Atas, Kloofkamp, jembatan
ketika tanah yang berada pada bidang gelincir Dok VII, Dok V Yapis, belakang Kantor Gu-
(lapisan kedap air) mendapat guyuran hujan se- bernur Papua, dan Jalan Nirwana, bahkan di
telah sekian lama mengalami kekeringan. Tanah Kloofkamp, satu rumah hanyut terbawa arus Kali
yang kering dan kemudian terisi oleh air hujan Anafri yang meluap akibat hujan deras. Di dalam
dapat meningkatkan berat dan akhirnya terjadi Kota Jayapura, air mencapai setinggi pinggang
longsor. Oleh karena itu, pada awal musim hujan orang dewasa, bahkan di Jalan Sam Ratulangi
pemerintah berupaya memberikan peringatan di tengah kota lumpur mencapai setinggi 75-
terhadap bahaya tanah longsor di beberapa titik 85 sentimeter. Akibatnya, banyak kendaraan
atau lokasi. Bencana tanah longsor yang me- yang tidak bisa melewati jalan dari arah kota ke
nimpa permukiman penduduk dapat menim- Abepura, sehingga jalan menjadi macet total.
bulkan korban jiwa walaupun biasanya tidak Hal ini merupakan kejadian yang pertama kali

446
Bencana Alam Banjir dan Tanah Longsor dan Upaya Masyarakat ..................... (Murdiyanto dan Tri Gutomo)

di Kota Jayapura, disebabkan sistem penataan Orang seringkali menyebut Kota Jayapura
kota yang kurang baik. dengan nama Hongkong di waktu malam,
Banjir dan tanah longsor juga terjadi di pada realitasnya beberapa lampu menyelimuti
Distrik Jayapura Utara, Abepura, dan Jayapura pegunungan di sekitarnya, bahkan dengan
Selatan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana adanya kerlap-kerlip lampu, membuat wajah
Daerah Jayapura (Bernard Lamia) mengatakan kota semakin menarik. Namun sebaliknya di
bahwa, peristiwa bermula saat air di tiga sungai siang hari tampak belangnya, yaitu wajah kota
kota tersebut meluap. Ketiga sungai yang dimak- yang sebenarnya semrawut dan banyak diliputi
sud ialah Sungai Ato, Anapri, dan STM. Banjir bangunan liar yang bermunculan di bukit-bukit
bandang tersebut membawa bebatuan dan benda terjal, inilah yang disebut Tata Ruang Kota
padat lainnya, sehingga mampu menghancurkan Jayapura. Pasalnya banyak bangunan ataupun
beberapa rumah penduduk. Setidaknya dalam permukiman yang menempati beberapa lokasi
pendataan yang dilakukan oleh petugas, terdapat yang terjal dengan kemiringan elevasi sekitar 45
15 rumah yang rusak berat dan puluhan rumah derajat (Sekretaris Ikatan Konsultan Indonesia
lain mengalami kerusakan ringan (Bernard La- Daerah Papua/Inkindo). Peristiwa banjir dan ta-
mia: 2014). nah longsor bukanlah sesuatu yang baru terjadi
Hujan deras yang terjadi di Kota Jayapura di Kota Jayapura. Sudah sejak lama peristiwa
menyebabkan banjir yang disusul tanah long- mengenaskan ini terjadi, dahulu pernah terjadi
sor. Badan Nasional Penanggulangan Bencana banjir dan tanah longsor di kawasan Kolfkamp
(BNPB) merilis, longsor terjadi di tiga lokasi dan APO.
yaitu di Distrik Jayapura Utara, Distrik Abepura, Meskipun ini peristiwa alam, tetapi bagi
dan Distrik Jayapura Selatan. Bantuan yang aktivitas manusia dan pengembangan Kota Ja-
dibutuhkan bagi korban tanah longsor berupa yapura harus memperhitungkan untung rugi dan
peralatan untuk membersihkan material long- keseimbangan alam. Kalau tidak memasukkan
sor, peralatan pembersihan lumpur, seperti truk, keseimbangan alam dan melanggar aturan, peta-
gerobak, cangkul, linggis, uang duka bagi kor- ka yang bisa diterima. Ketegasan dari pemerintah
ban meninggal, dan bantuan pembangunan bagi daerah selama ini dalam mengawasi bangunan
rumah yang hancur. di Kota Jayapura agak lemah dan terkesan mem-
Menurut Walikota Jayapura (Benhur Tommi biarkan. Menanggapi soal tudingan pemerintah
Mano), banjir dan tanah longsor karena hujan Kota Jayapura kurang tegas, menurut Kepala
deras yang mengguyur Kota Jayapura selama Dinas Tata Kota Jayapura (Agustinus Sa’pang),
satu jam, merupakan akibat ulah manusia. Ham- sebenarnya pihak pemerintah kota hanya mampu
pir semua kawasan konservasi sudah menjadi sebatas menindak rumah yang dibangun kalau
pemukiman warga, walikota mengaku pihaknya mereka memiliki sertifikat secara sah. Sebe-
kewalahan mengatur warga yang membangun di narnya permukiman yang berada di kawasan
kawasan konservasi karena mereka tetap mem- perbukitan dengan kemiringan 30 persen pada
bangun. Beliau menghimbau kepada berbagai umumnya tidak memiliki sertifikat, dan mereka
instansi terkait untuk melihat kembali beberapa memperoleh ijin terutama dari masyarakat adat
kawasan konservasi, dan mengharapkan agar pemilik tanah. Sepertinya agak sulit untuk me-
warga tidak membangun di kawasan itu karena ngontrol dan menindak bagi beberapa bangunan
dampaknya sangat besar. Kota Jayapura terletak permukiman tersebut.
di daerah perbukitan sehingga beberapa wilayah Beberapa kawasan yang termasuk daerah
pemukiman warga rawan terkena bencana tanah rawan terhadap bencana seperti di kali Klofkamp
longsor, terlebih saat musim hujan (Timika, dan APO, terutama bagi mereka yang bermu-
Kompas.com). kim di dekat perbukitan dengan kemiringan

447
Jurnal PKS Vol 14 No 4 Desember 2015; 437 - 452

yang sangat terjal. Apalagi apabila kawasan itu bukit sumber air kali Anafre. Sejak tahun 1983
merupakan wilayah konservasi, sehingga tidak Pemerintah Kota Administratif Jayapura pernah
cocok untuk mendirikan bangunan. Masyarakat mengeluarkan larangan mendirikan bangunan
(termasuk pemilik tanah adat), untuk secara baru di Kloofkamp, konon akan memindahkan
bersama-sama menjaga keseimbangan alam mereka ke lokasi trans di Koya maupun Arso,
dan lingkungan. Menurut Kepala Dinas Tata tetapi hingga kini permukiman di lokasi tersebut
Kota Jayapura, sebenarnya pemukim di daerah sudah semakin padat dan sempit.
tersebut sudah tinggal sejak tahun 1980-an, Mantan Gubernur Irian Jaya (Acub Zainal),
mereka bekerja sebagai karyawan di RSUP sekitar tahun 1971 memerintahkan kepada 20
Dok II. Permukiman ini sudah ada sebelum ter- KK yang menempati wilayah Army Post Of-
bentuknya Kota Jayapura, sehingga tampaknya fice (APO) pantai agar segera mengosongkan
perkembangan kota ini sejak awal sudah tidak wilayah tersebut. Mulanya mereka direncanakan
bisa dikendalikan lagi. Lebih lanjut dihimbau pindah ke lokasi permukiman tanah hitam, tetapi
agar pemilik tanah adat harus bekerjasama de- pada umumnya mereka pedagang dan pegawai
ngan Pemerintah Kota Jayapura untuk mulai me- negeri, sehingga merasa keberatan apabila dipin-
matok beberapa kawasan yang rawan terhadap dah ke permukiman baru. Akibatnya, pedagang
bencana, tidak boleh ada permukiman. Beberapa dan beberapa PNS tersebut tetap menempati
kawasan di Kota Jayapura yang dianggap rawan kawasan Kloofkamp hingga sekarang. Pertam-
bencana apabila terjadi hujan lebat, antara lain bahan penduduk yang bermukim di wilayah
Army Post Office (APO); kawasan Kloof kamp, tersebut semakin lama terus bertambah, sekitar
kawasan Dok II, kawasan Dok IX, dan kawasan tahun 1991 rata-rata pertambahan setiap tahun
Polimak. mencapai sebanyak 7 KK. Dalam kurun waktu
Koofkamp tidak layak menjadi permukim- 20 tahun, sudah meningkat menjadi 148 KK yang
an (Kloof Kamp berasal dari bahasa Belanda menempati kawasan Kloofkamp.
berarti lembah sempit dan kamp berarti peruma- Studi kelayakan suatu daerah sangat penting
han), sehingga jika diterjemahkan secara bebas dilakukan sebelum memulai sebuah pembangun-
mengandung arti perumahan di lembah sempit. an. Hal tersebut merupakan salah satu solusi
Memasuki awal tahun 1960-an, kawasan sem- untuk menata Kota Jayapura agar terhindar dari
pit ini mulai berkembang tetapi agak lamban. bencana alam dan kemacetan. Idealnya ada
Daerah perbukitan seperti Koofkamp sering studi kelayakan karena dari studi itu sebenarnya
dipakai oleh masyarakat sekitar sebagai lahan ada rekomendasi, sehingga pembangunan yang
perladangan yang cenderung berpindah-pindah dilaksanakan berdasarkan hasil penelitian pasti
(shifting cultivation), dengan hanya menanam lebih baik, seperti yang terjadi di kota-kota lain.
tanaman semusim untuk dikonsumsikan setiap Studi kelayakan yang dilakukan merupakan
hari, akhirnya punggung bukit semakin lama awal untuk melakukan penataan lebih baik, dan
terus terkikis dan dalam kondisi kritis. Data diharapkan ke depan instansi terkait akan menin-
Dinas Tata Kota Jayapura menyebutkan, bahwa daklanjutinya dengan penertiban penataan Kota
lahan yang sudah termasuk dalam kategori kritis Jayapura yang lebih baik. Sepintas Kota Jayapura
di Kota Jayapura baru mencapai 90 hektar saja. terdapat banyak lereng gunung yang sebenarnya
Beberapa warga yang tinggal pada waktu itu secara tata lingkungan melanggar, karena ada
hanya sekitar lima rumah, antara lain keluarga cagar alam dan beberapa kawasan lindung yang
Mirino, Mofu, dan beberapa warga dari Nim- sebenarnya tidak boleh orang membangun. Di-
boran. Pada tahun 1970, kawasan Koolfkamp harapkan agar masyarakat ikut berperan aktif
ini terus mengalami perkembangan yang sangat membantu pemerintah kota dalam melindungi
pesat, dan permukiman pun mencapai di kaki hutan dengan cara tidak menebang pohon sem-

448
Bencana Alam Banjir dan Tanah Longsor dan Upaya Masyarakat ..................... (Murdiyanto dan Tri Gutomo)

barangan, terutama di daerah perbukitan Kota aksi dalam upaya penanggulangan yang strategis,
Jayapura yang sudah mulai gundul akibat ulah komprehensif, dan berkelanjutan (Gunawan,
manusia (Bintang Papua: 2014). dkk: 2009). Salah satu cara untuk mewujudkan
Sejumlah ancaman yang sering menimbul- hal tersebut, dengan menyelenggarakan kegiatan
kan bencana di Kota Jayapura yakni: banjir, penyusunan rencana kontijensi kebencanaan,
tanah Longsor, gempa bumi, tsunami dan gelom- dengan harapan dapat menghasilkan ‘out put’
bang pasang. Dari sejumlah ancaman tersebut atau rumusan penting dalam kerangka pe-
yang paling sering terjadi adalah bencana alam nanggulangan bencana alam di daerah dengan
banjir dan tanah longsor. Bencana alam yang spesifikasi tertentu. Kegiatan ini dimaksudkan
sering terjadi pada umumnya disebabkan oleh agar dapat mengembangkan sebuah model yang
beberapa faktor, yaitu perubahan fungsi kawasan dapat dijadikan rencana dasar bagi daerah untuk
yang dibuat melalui kebijakan Pemerintah Kota menyusun perencanaan kontijensi yang aktual di
Jayapura, seperti kawasan resapan air yang su- masa yang akan datang (Cater, W. Nick: 1991).
dah menjadi Pasar Youtefa, Jalan Alternatif di Dalam upaya untuk menanggulangi bencana
area Bufferson kawasan Cagar Alam Cycloop, alam tanah longsor ini, diperlukan kesadaran
daerah resapan Padang Bulan yang telah men- warga masyarakat yang tinggi untuk tidak meru-
jadi kawasan pemukiman perumnas IV. Tidak sak hutan dengan menebang pohon secara liar.
jelasnya Rencana Tata Ruang Wilayah (RT/RW Berkurangnya pohon di hutan akan mengurangi
Kota) Jayapura yang berdampak pada bertum- resapan air, sehingga air dengan sendirinya tanpa
buhnya kawasan pemukiman, perkantoran, pusat adanya hambatan dapat langsung turun ke daerah
bisnis yang sangat rentan dan berpotensi sebagai yang lebih rendah, tidak jarang arus air ini me-
pemicu terjadinya bencana di Kota Jayapura. ngakibatkan tanah longsor sehingga menimbul-
Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota kan bencana bagi masyarakat di lingkungannya.
Jayapura adalah melakukan berbagai upaya Di samping itu, masyarakat perlu didorong ikut
signifikan yang dapat dilakukan sebelum, saat, berpartisipasi untuk selalu memelihara hutan
dan sesudah bencana terjadi. Salah satu upaya dengan menanami tanaman pada daerah atau
yaitu dengan menyusun Rencana Aksi Daerah hutan yang gundul, sehingga dapat mengurangi
untuk Pengurangan Risiko Bencana melalui atau meminimalisir terjadinya bencana tanah
rencana mitigasi dan kesiapsiagaan. Implemen- longsor (Dwi Heru Sukoco: 2006).
tasi mitigasi bencana bisa dilakukan melalui Beberapa strategi pencegahan dan upaya
kegiatan fisik dan non fisik. Kegiatan non fisik penanggulangan bencana alam tanah longsor,
dapat dilakukan melalui evaluasi dan perumusan yakni masyarakat hendaknya menghindari
kebijakan daerah Kota Jayapura yang terkait daerah rawan bencana untuk didirikan pem-
dengan RT/RW, pemukiman, lingkungan, kepen- bangunan permukiman dan fasilitas umum
dudukan, keamanan dan ketertiban, pengelolaan lainnya. Aparat setempat bersama-sama dengan
sampah, serta apabila perlu merelokasi kawasan, masyarakat secara bergotong royong mengurangi
seperti pemindahan Pasar Yotefa pada kawasan tingkat keterjalan lereng pegunungan yang ada.
yang lebih layak. Permukiman maupun air tanah (fungsi drai-
Dalam upaya menumbuhkembangkan kesa- nase adalah untuk menjauhkan air dari lereng,
daran dan tanggung jawab semua pihak terhadap menghindari air meresap ke dalam lereng atau
pentingnya berbagai kebijakan terkait dengan menguras air ke dalam lereng ke luar lereng.
penanggulangan bencana alam, menjadi hal Jadi drainase harus dijaga agar jangan sampai
prioritas dan mendesak. Dalam rangka mengu- tersumbat atau meresapkan air ke dalam tanah).
rangi dampak risiko yang ditimbulkan akibat Pembuatan bangunan penahan, jangkar (anchor)
terjadinya suatu bencana, diperlukan rencana dan pilling. Terasiring dengan sistem drainase

449
Jurnal PKS Vol 14 No 4 Desember 2015; 437 - 452

yang tepat (drainase pada teras-teras dijaga jadinya bencana alam. Bencana alam banjir yang
jangan sampai menjadi jalan meresapkan air terjadi di Kota Jayapura terutama disebabkan
ke dalam tanah). Penghijauan dengan tanaman adanya alih fungsi hutan untuk kegiatan per-
yang sistem perakarannya dalam dan jarak tanam tanian dan pemukiman, pendangkalan dasar
yang tepat (khusus untuk lereng yang curam, sungai karena terjadinya erosi disebabkan
dengan kemiringan lebih dari 40 derajat atau penggundulan hutan, penyempitan lebar sungai
sekitar 80 persen sebaiknya tanaman tidak terlalu karena dibangunnya permukiman penduduk
rapat serta diselingi dengan tanaman yang lebih dan bangunan tempat usaha di bantaran sungai,
pendek dan ringan, sedangkan di bagian dasar serta pembuangan sampah yang dilakukan
ditanami rumput). Mendirikan bangunan dengan masyarakat tidak pada tempatnya. Upaya yang
fondasi yang kuat, melakukan pemadatan tanah dilakukan untuk penanggulangan bencana alam
di sekitar perumahan. Pengenalan daerah rawan banjir yaitu dengan memberi penyuluhan dan
longsor, pembuatan tanggul penahan untuk run- penyadaran kepada masyarakat tentang manfaat
tuhan batuan (rock fall). Penutupan rekahan di penghijauan dan dampak pembuangan sampah
atas lereng untuk mencegah air masuk secara sembarangan, pengerukan dasar sungai, serta
cepat ke dalam tanah. Pondasi tiang pancang pelebaran sungai ataupun melakukan pelarang-
sangat disarankan untuk menghindari bahaya an terhadap bangunan di bantaran sungai. Ben-
liquefaction (infeksi cairan). Utilitas yang ada cana alam tanah longsor yang terjadi di Kota
di dalam tanah harus bersifat fleksibel. Melarang Jayapura disebabkan adanya alih fungsi wilayah
pembangunan rumah pada lokasi yang rawan konservasi menjadi lahan kegiatan pertanian dan
longsor, terutama pada lereng dan kaki bukit. permukiman penduduk, penebangan hutan yang
Memperkuat kestabilan tanah dengan beberapa tidak terkontrol, pembuatan drainase yang kurang
pohon yang akarnya dapat mengikat tanah secara baik, dan penyusunan tata ruang kota tanpa di-
kuat. Memberikan penyuluhan pada masyarakat lakukan studi kelayakan terlebih dahulu. Upaya
yang tinggal di wilayah tanah longsor tentang penanggulangan yang dilakukan yaitu dengan
cara menghindari bencana tanah longsor. Dalam difungsikan kembali wilayah konservasi yang
beberapa kasus relokasi sangat disarankan. Ber- merupakan daerah peresapan air, penyadaran
bagai upaya penanggulangan di atas, masyarakat masyarakat terhadap pentingnya penghijauan, dan
hendaknya selalu dilibatkan sehingga mem- memperbaiki tata ruang kota yang lebih baik ber-
punyai rasa tanggung jawab terhadap bencana dasarkan hasil studi kelayakan seperti pelarang-
alam di lingkungannya (Badan Penanggulangan an mendirikan bangunan di lereng terjal, serta
Bencana Daerah Kabupaten Pasuruan: 2012). perbaikan drainase yang menghambat aliran air.
Berdasarkan kesimpulan di atas, disarankan agar
D. Penutup dalam upaya penanggulangannya diperlukan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat partisipasi dan kesadaran dari semua pihak, baik
disimpulkan bahwa Kota Jayapura merupakan pemerintah daerah, masyarakat, kelompok, kelu-
salah satu daerah yang termasuk rawan terhadap arga, maupun perorangan dalam mengelola hutan
bencana alam, terutama banjir dan tanah longsor dengan tidak menebang pohon sembarangan dan
karena secara geografis terdiri dari dataran tinggi melakukan reboisasi, menjaga kelancaran arus
berupa pegunungan yang terjal dan berada di sungai, drainase yang dapat memperlancar arus
kawasan pantai yang berteluk-teluk. Kebijakan air, menjaga wilayah konservasi, dan tata ruang
pemerintah dalam penanganan risiko bencana kota yang dilakukan secara komprehenshif dan
lebih bersifat komprehensif dan dititikberatkan berkesinambungan.
pada upaya preventif, tidak hanya pada saat ter-

450
Bencana Alam Banjir dan Tanah Longsor dan Upaya Masyarakat ..................... (Murdiyanto dan Tri Gutomo)

Pustaka Acuan Dwi Heru Sukoco, 2006, Bencana dan Penanganan-


Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten nya. Jurnal Pusdiklatkesos Vol. 1 No. 2 Juni 2006:
Pasuruan. 2012. Strategi Pencegahan dan Penang- Jakarta
gulangan Bencana Alam. Pasuruan: Bappeda Kabu- Gunawan, dkk. 2009. Studi Evaluatif tentang Penanggu-
paten Pasuruan langan Bencana Alam (Peran Tagana dalam Pening-
Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. 2012. Kota Jaya- katan Kesiapsiagaan Masyarakat untuk Mengurangi
pura dalam Angka. Kota Jayapura: Bappeda Provinsi Resiko Bencana Alam). Jakarta: P3KS Press
Papua Kodoatie. 2002. Sebab-sebab Alami Banjir. Jakarta: Pusat
Bernard Lamia (2014), Tribun Minggu. 23 Februari Pendidikan Mitigasi Bencana (P2MB) Universitas
2014 Pendidikan Indonesia
Bintang Papua. 2014. Guna Hindari Bencana Alam dan Koentjaraningrat. 1991. Metode Penelitian Masyarakat.
Kemacetan, Kota Jayapura Perlu Studi Kelayakan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
3 Maret 2014 Suharsimi Arikunto. 1999. Prosedur Penelitian (Suatu
Cater, W. Nick. 1991. Manajemen Penanggulangan Pendekatan Praktik). Jakarta: Bima Aksara
Bencana. Perpustakaan Nasional Data CIP. Manila. Sunit Agus Tri Cahyono dan Abdul Hayat, 2011, Penyebab
Philipina dan Dampak Sosial Bencana Banjir Bandang di Wa-
Daniel Eluay. 2014. Lokasi Rawan Banjir Perlu Diseriusi sior. Yogyakarta: B2P3KS Press
Pemerintah Daerah. Berita Hektarrian: 10 Februari Undang-undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggu-
2014 langan Bencana
Deden Gunawan. 2013. Banjir Jadi Ancaman Serius di Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Jayapura. Detik News. 12 Desember 2013 Ruang
Djoko Subinarto. 2014. Harian Tribun Jogja, Rabu 17
September 2014

451
Jurnal PKS Vol 14 No 4 Desember 2015; 437 - 452

452

You might also like