Professional Documents
Culture Documents
1, 2020
ISSN 2442-3662
Abstrak
Bencana banjir merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di wilayah-wilayah Indonesia.
Kecamatan Tondano Timur merupakan salah satu kecamatan di Kabupten Minahasa yang sering
terjadi bencana banjir, dikarenaknan meluapnya sungai tondano dan meluapnya danau tondano.
Tujuan dari penelitian ini yaitu merekomendasikan strategi mitigasi bencana melalui analisis
spasial dalam tingkat kerentanan bencana banijr dalam aspek fisik, sosial, ekonomi dan
lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan kuantitatif dengan
melakukan analisis spasial. Sesuai analisis tersebut, maka dalam menganalisis tingkat kerentanan
menggunakan metode pembobotan nilai terhadap aspek fisik bangunan, sosial kependudukan,
ekonomi dan lingkungan yang parameter pembentuknya berdasarkan PERKA BNPB No. 02
Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana, sehingga diperolehnya indeks
penduduk terpapar dan indeks kerugian dari dampak bencana. Analisis kerentanan diolah dalam
SIG (Sistem Informasi Geografis) untuk mengklasifikasikan nilai kerentanan yang paling tinggi
hingga paling rendah. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa hal yaitu; persebaran
tingkat kerentanan di kecamatan Tondano Timur terbagi atas 3 kelas (Rendah, Sedang dan Tinggi)
tingkat kerentanan diteukan tingkat kerentanan tinggi pada 1 wilayah kelurahan, kerentanan
sedang 1 wilayah kelurahan, dan kerentanan rendah pada 9 wilayah, dan yang menjadi
pembahasan adalah desa dengan kelas indeks kerentanan tinggi pada tiap – tiap indeks kerentanan
dan rekomendasi–rekomendasi mitigasi penanganan di wilayah yang rentan terhadap bencana
banjir di kecamatan tondano timur.
Kata Kunci : Tingkat Kerentanan, Bencana Banjir, Kecamatan Tondano Timur
tondano, tercatat pada tahun 2012 dan tahun manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
2017 bencana terjadi di kelurahan harta benda, dan dampak psikologis
Papakelan, Keluarahan makalonsouw,
kelurahan kiniar, dan keluraan Toulour yang Sebab Terjadinya Banjir
mengakibatkan kerugaian Banyak faktor yang menjadi penyebab
Banjir menjadi masalah dan terjadinya banjir. Namun secara umum
berkembang menjadi bencana ketika banjir penyebab terjadinya banjir dapat
tersebut mengganggu aktivitas manusia diklasifikasikan dalam 2 kategori, yaitu
bahkan membawa korban jiwa dan harta banjir yang disebabkan oleh sebab-sebab
benda. Oleh kareana itu, adaanya penelitian alami dan banjir yang diakibatkan oleh
ini diharapkan mampu memetakan dan tindakan manusia.
menganalisis tingakt kerentanan bencana
banjir di Kecamatan Tondano Timur, Mitigasi Bencana
sehingga diharapkan menjadi rekomendasi Mitigasi adalah serangkaian upaya
untuk penanganan awal dalam untuk mengurangi risiko bencana, melalui
mengantispasi bencana agar tidak perencanaan, pembangunan perumahan dan
menimbulkan kerugian besar. Dari uraian kawasan permukiman serta penyadaran dan
diatas mumcul beberapa rumasan masalah peningkatan kemampuan masyarakat
yang menjadi tujuan penelitain ini: menghadapi ancaman bencana.
Pelaksanaan mitigasi bencana banjir
1. Mengidentifikasi Tingkat Kerentanan
bidang perumahan dan kawasan
Terhadap Bencana Banjir di Kecamatan
permukiman terhadap pembangunan
Tondano Timur.
prasarana, sarana, dan utilitas umum,
2. Merekomendasikan Strategi Mitigasi memperhatikan:
Untuk Mengurangi Kerentanan Bencana a. lokasi evakuasi dan penampungan
Banjir di Kecamatan Tondano Timur. sementara jika terjadi bencana
TINJAUAN PUSTAKA banjir;
Pengertian Bencanna b. Jaringan jalan yang dapat digunakan
Bencana adalah peristiwa atau untuk jalur akses menuju ke lokasi
rangkaian peristiwa yang mengancam dan evakuasi;
mengganggu kehidupan dan penghidupan c. Drainase dengan ukuran yang
masyarakat yang disebabkan, baik oleh memadai berdasarkan data jenis dan
faktor alam dan faktor non alam maupun daya serap tanah;
faktor manusia sehingga mengakibatkan d. Pembuatan sumur resapan;
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan e. Pembuatan tanggul bagi sungai
lingkungan, kerugian harta benda, dokumen, yang melewati perumahan dan
dan dampak psikologis. kawasan permukiman;
f. Ketersediaan sarana peringatan dini
Bencana Banjir dan rambu-rambu yang dibutuhkan
Banjir mengandung pengertian terkait dengan peringatan dini dan
aliran air sungai yang tingginya melebihi evakuasi; dan
muka air normal sehingga melimpas dari g. Pembuatan tempat pembuangan
palung sungai menyebabkan adanya sampah sementara.
genangan pada lahan rendah disisi Mitigasi berarti mengambil
sungai.Aliran air limpasan tersebut yang tindakan-tindakan untuk mengurangi
semakin meninggi, mengalir dan melimpasi pengaruh-pengaruh dari suatu bahaya itu
muka tanah yang biasanya tidak dilewati terjadi. Istilah mitigasi berlaku untuk
aliran air. cakupan yang luas dari aktifitas-aktifitas
Bencana banjir merupakan peristiwa dan tindakan-tindakan perlindungan
atau rangkaian peristiwa yang mengancam yang mungkin diawali, dari yang fisik,
dan mengganggu kehidupan dan membangun bangunan-bangunan yang
penghidupan masyarakat sehingga lebih kuat, sampai dengan yang
mengakibatkan timbulnya korban jiwa procedural, seperti teknik-tekinik yang
<5 5- 10 > 10 h g i
Kepadatan
60 jiwa/ jiwa/ jiwa/
penduduk Lahan 50 - >200j Nila
ha ha ha 60 <50 jt
Produktif 200jt t i
Jenis kelamin
(10%) 100- >300j Nila
Nil PDRB 40 <100jt
Kemiskinan 300jt t i
ai
(10%) <20 20- >40
40 Kerentanan ekonomi = (0,6 x skor lahan produktif) +
Orang cacat % 40% %
(0,4 x skor PDRB)
(10%)
Kelompok umur
(10%) 4. Kerentanan Lingkungan
Kerentanan Sosial = (0.6 x Kepadatan Penduduk) + Indikator yang digunakan untuk
(0,1 x Rasio Jenis Kelamin) + (0,1 x Rasio Kemiskinan) kerentanan lingkungan adalah penutupan
+ (0,1 x Rasio Orang Cacat )+ (0,1 x Rasio Kelompok lahan.
Umur) Table 5 Parameter kerentanan lingkungan
Bob Kelas Indeks Sko
Paramet
ot Rend sedan Ting
er
2. Kerentanan Fisik (%) ah g gi
Indikator yang digunakan untuk Hutan <20h 20- >50
kerentanan fisik adalah kepadatan rumah lindung
10
a 50 ha ha
(permanen, semipermanen dan non-
Hutan <25h 25 - > 75
permanen), ketersediaan bangunan/fasilitas 30 Nilai
alam a 75 ha ha
umum dan ketersediaan fasilitas kritis.
Tabel 3 Parameter Kerentanan Fisik Hutan <10 10 - > 30
10
Kelas Indeks Skor Bakau ha 30 ha ha
Semak <10 10 - > 30
10
Belukar ha 30 ha ha
5-
> 20
Rawa 20 <5 ha 20
ha
Ha
Persamaan Kerentanan Lingkungan:
Kerentanan lingkungan = (0,3 x skor hutan lindung) +
(0,3 x skor hutan alam) + (0,1 x skor hutan bakau) +
(0,1 x skor semak belukar) + (0,2 x skor rawa)
Pembahasan
Indeks Kerentanan Sosial
Perhitungan indeks kerentanan fisik
dengan formula atau rumus solutif yaitu
sebagai berikut :
Kerentanan Sosial = (0.6 *Kepadatan Penduduk) + ( 0.1 * Rasio
Jenis kelamin) + ( 0.1 * Rasio Kemiskinan) + ( 0.1* Rasio
Orang Cacat ) + ( 0.1 * Rasio Kelompok Umur)
Kerentanan Sosial
Kelompok Umur)
(0.6 *Kepadatan
Kemiskinan)
( 0.1 * Rasio
( 0.1 * Rasio
Penduduk)
Cacat )
Kel
as Indikator yang digunakan untuk
kerentanan fisik adalah kepadatan rumah
N Kelura (permanen, semipermanen dan non-
o han permanen),ketersediaan bangunan/fasilitas
0.1 0 0.0 0.0 0,4 Re
1
Toulo
99 . 0.1 33 33 66 nda umum danketersediaan fasilitas kritis.
ur
8 1 3 3 4 h Kepadatan rumahdiperoleh dengan
0.4 0 0.0 0.0 0.0 0,6 Se membagi mereka atas area terbangun atau
2 Kiniar 00 . 66 33 33 33 dan
2 1 7 3 3 5 g luas desa dan dibagi berdasarkanwilayah
0.1 0 0.0 0.0 0.0 0,4 Re (dalam ha) dan dikalikan dengan harga
3 Taler 99 . 33 33 66 33 nda
8 1 3 3 7 1 h
satuan dari masing-masing parameter.
0.1 0 0.0 0.0 0.0 0,4 Re Perhitungan indeks kerentanan fisik dengan
Lining
4
aan
99 . 33 33 66 33 nda formula atau rumus solutif yaitu sebagai
8 1 3 3 7 1 h
0.1 0 0.0 0.0 0.0 0,4 Re
berikut:
Kating
5 99 . 33 33 66 33 nda
golan Kerentanan fisik = (0,4 x skor rumah) + (0,3 x fasilitas
8 1 3 3 7 1 h
0.1 0 0.0 0.0 0.0 0,4 Re umum) + (0,3 x fasilitas kritis)
Kendi
6 99 . 33 33 66 33 nda
s
8 1 3 3 7 1 h
Weng
0.1 0 0.0 0.0 0.0 0,4 Re Table 8 Indeks Kerentanan Fisik
7 99 . 33 33 66 33 nda ( 0.3
kol ( 0.3
8 1 3 3 7 1 h ( 0.4 *
0.4 0 0.0 0.0 0.0 0,6 Se *
Rano * Skor Kerent
8 00 . 66 33 66 66 dan N Kelura Fasili Kel
wanko Skor Fasili anan
2 1 7 3 7 9 g o han tas as
Rum tas Fisik
0.1 0 0.0 0.0 0.0 0,4 Re Kriti
ah ) Umu
9 Luaan 99 . 33 33 66 33 nda s)
m)
8 1 3 3 7 1 h Toulou Tin
0 0.0 0.0 0.0 1 0.4 0.3 0.3 1
1 Papak Tin r ggi
0.6 . 66 33 66 0,9 Tin
0 elan ggi 2 Kiniar 0.4 0.3 0.3 1
1 7 3 7 ggi
Makal 0.1 0 0.0 0.0 0,4 Re Tin
1 3 Taler 0.4 0.3 0.3 1
onsou 99 . 0.1 33 66 99 nda ggi
1
w 8 1 3 7 8 h Lining Tin
4 0.4 0.3 0.3 1
Sumber Peneliti 2019 aan ggi
Kating Tin
5 0.4 0.3 0.3 1
Dari hasil analisis diatas yang golan ggi
Tin
termasuk dalam klasifikasi di kecamatan 6 Kendis 0.4 0.3 0.3 1
ggi
Tondano Timur dengan kerentanan sosial 7
Wengk
0.4 0.3 0.3 1
Tin
yang tinggi yaitu Kelurahan Papakelan. ol ggi
Ranow Tin
Yang masuk kelas sedang yaitu Kelurahan 8
anko
0.4 0.3 0.3 1
ggi
Kiniar, dan Ranowangko, dan yang masuk 9 Luaan 0.4 0.3 0.3 1
Tin
kelas rendah yaitu Kelurahan Toulour, Taler, ggi
1 Papake Tin
Lininggaan, Katinggaolan, Kendis, 0 lan
0.4 0.3 0.3 1
ggi
Wengkol, Luaan, dan Makalonsouw. Untuk 1
Makal
Tin
gambar visualisasi peta kerentanan sosial onsou 0.4 0.3 0.3 1
1 ggi
w
dapat dilihat pada gambar:
Sumber Peneliti 2019
Kerentanan Lingkungan
(0.1 * Skor Rawa)
Kerentanan Ekonomi = (0.6*Skor lahan produktif) +
Kelurahan
Kerentanan Banjir
Kategori Kelas
Kelurahan
N
o