You are on page 1of 13

UPAYA PENANGGULANGAN BENCANA DI

KABUPATEN SUMENEP
(Studi di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sumenep)

DISASTER MANAGEMENT EFFORTS IN


SUMENEP DISTRICT
(Study at the Sumenep Regency Regional Disaster Management Agency)

Oleh :
Surya ningsih , Ida Syafriani2, Rillia Aisyah Haris3
1**

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Prodi Administrasi Publik


Universitas Wiraraja
E-Mail: ningsihmengmong154@gmail.com, Idafisipunija@gmail.com,
rillia@wiraraja.ac.id

Abstract
Disaster Management is all efforts that include the establishment of development
policies that are at risk of disasters, rehabilitation, reconstruction and emergency response in
Law number 24 of 2007. Sumenep Regency is prone to five types of natural disasters, namely
floods, tornadoes, landslides, abrasion Sea, And Drought. A disaster that is currently difficult
to reach and difficult to handle is the drought disaster, especially in the Sumenep Islands
area. This is what prompted the Sumenep Regency Government to issue Regional Regulation
No. 6 of 2013 concerning Disaster Management. The aim is to implement systematic,
integrated and coordinated disaster management. The aim of Disaster Management is to
provide protection to the community from the threat of disasters, implement existing laws and
regulations, ensure the implementation of planned, integrated, coordinated and
comprehensive disaster management, respect local culture, build public and private
participation and partnerships. BPBD Sumenep Regency Disaster Management is conducting
data collection on areas in Sumenep Regency that are vulnerable to all natural disasters that
have the potential to occur in Sumenep Regency, including floods, droughts, landslides,
earthquakes, tornadoes and fires. Sumenep Regency Disaster Identification Report Contains
Disaster Data. Identification of Disaster Prone Areas is Useful for Anticipating and
Providing Protection to Communities in Disaster Prone Areas from Danger Threats as well
as Increasing Disaster Preparedness and Reducing the Number of Risk Disaster Victims.
Keywords: Implementation, Disaster Management

Abstract
Penanggulangan Bencana Merupakan Segala Upaya Yang Meliputi Penetapan
Kebijakan Pembangunan Yang Beresiko Timbulnya Bencana, Rehabilitasi, Rekontruksi Dan
Tanggap Darurat Dalam Undang-Undang nomor 24 Tahun 2007. Kabupaten Sumenep
Rawan Terhadap Lima Jenis Bencana Alam, Yakni Banjir, Angin Puting Beliung, Tanah
Longsor, Abrasi Laut, Dan Kekeringan. Bencana Yang Sampai Saat Ini Sulit Dijangkau Dan
Sulit Untuk Ditangani Yakni Bencana Kekeringan, Terutama Di Daerah Kepulauan Sumenep
Hal Inilah Yang Mendorong Pemerintah Kabupaten Sumenep Menerbitkan Peraturan Daerah
No 6 Tahun 2013. Tentang Penanggulangan Bencana. Tujuan Agar Terselengarannya
Penanggulangan Bencana Yang Sistematis Terpadu Dan Terkordinasi. Tujuan Dari
Penanggulangan Bencana Adalah Memberikan Perlindungan Kepada Masyarakat Dari
Acaman Bencana, Melaksanakan Peraturan Perundang-Undangan Yang Sudah Ada,
Menjamin Terlaksananya Penanggulangan Bencana Secara Terencana, Terpadu,
Terkoordinasi, Dan Menyeluruh, Menghargai Budaya Lokal, Membangun Partisipasi Dan
kemitraan Publik Dan Swasta. Penanggulangan Bencana BPBD Kabupaten Sumenep
Melakukan Pendataan Daerah-Daerah Di Kabupaten Sumenep Yang Rentan Dengan Segala
Bencana Alam Yang Berpotensi Terjadi Di Kabupaten Sumenep Diantaranya Banjir,
Kekeringan, Tanah Longsor, Gempa Bumi, Angin Puting Beliung, Dan Kebakaran. Laporan
Identifikasi Bencana Kabupaten Sumenep Berisikan Tentang Data-Data Bencana. Identifikasi
Daerah Rawan Bencana Tersebut Berguna Untuk Mengantisipasi Serta Memberikan
Perlindungan Kepada Masyarakat Yang Berada Di Daerah Rawan Bencana Dari Ancaman
Bahaya Serta Meningkatkan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Dan Mengurangi Jumlah
Risiko Korban Bencana.
Kata Kunci : Implementasi, Penanggulangan Bencana
1. PENDAHULUAN Psikologis. Bencana Terjadi Karena
Bencana Alam Terjadi Hampir
Ada Ancaman, Dampak, Dan
Sepanjang Tahun Diberbagai Belahan
Kerentanan (UU No 24, 2007a).
Dunia, Termasuk Di Indonesia,.,
Penanggulangan Bencana
Indonesia Merupakan Salah Satu
Merupakan Segala Upaya Yang
Negara Dengan Tingkat Kerawanan
Meliputi Penetapan Kebijakan
Tinggi Terhadap Berbagai Ancaman
Pembangunan Yang Beresiko
Bencana Alam. Bencana Alam
Timbulnya Bencana, Rehabilitasi,
Banjir,Tanah Longsor, Dan Degradasi
Rekontruksi Dan Tanggap Darurat
Lahan Memiliki Frekuensi Kejadian
Dalam Undang-Undang nomor 24
Sasngat Tinggi Di Indonesia. Posisi
Tahun 2007. Tanggap Darurat
Geografis Indonesia Di Daerah Tropis
MerupakanSerangkaian Kegiatan Yang
Terletak Di Antara Dua Benua Dan Dua
Dilakukan Dengan Segera Pada Saat
Samudra Menjadikan Indonesia
Kejadian Bencana Untuk Menangani
Memiliki Sistem Cuaca Dan Iklim
Dampak Buruk Yang Ditimbulkan,
Kontinen Maritim Yang Khas..
Yang Meliputi Kegiatan Penyelamatan
Meskipun Pola Iklim Terjadi Pergiliran
Dan Evakuasi Korban, Harta Benda,
Teratur Seperti Bergantinya musim
Pemenuhan Kebutuhan Dasar,
Hujan Dan Musim Kemarau, Jika
Perlindungan Pengurusan bPengungsi,
Terjadi Gangguan Tropis, Sering
Penyelamatan, Serta Pemulihan
Timbul Cuaca Ekstrim Yang Dapat
Prasarana Dan Sarana (ramli, 2020).
Memicu Terjadinya Bencana Alam
Tujuan Dari Penanggulangan
(Ramli, 2020).
Bencana Adalah Memberikan
Menurut Undang-Undang Nomor 24
Perlindungan Kepada Masyarakat Dari
Tahun 2007 Tentang Penanggulangan
Acaman Bencana, Melaksanakan
Bencana Pasal 1 Ayat Menyebutkan
Peraturan Perundang-Undangan Yang
Bahwa Bencana Adalah Peristiwa Yang
Sudah Ada, Menjamin Terlaksananya
Mengancam Dan Mengganggu
Penanggulangan Bencana Secara
Kehidupan Masyarakat Yang
Terencana, Terpadu, Terkoordinasi,
Disebabkan, Baik Oleh Faktor Alam,
Dan Menyeluruh, Menghargai Budaya
Faktor Nonalam, Dan Faktor ]Manusia
Lokal, Membangun Partisipasi
Yang Mengakibatkan Timbulnya
Dankemitraan Publik Dan Swasta,
Korban[ Jiwa, Kerusakan Lingkungan,
Mendorong Semangat Gotong Royong,
Kerugian Harta Benda, Dan Dampak
Kesetiakawanan, Kedermawaan Dan
Menciptakan Perdamaian Dalam Tahun 2007 Pasal 1 Ayat (6).
Kehidupan Bermasyarakat, Bangsa Dan Pencegahan Merupakan Suatu Upaya
Negara (UU no 24, 2007b). Preventif Dalam Mengelola Ancaman
Dari Aspek Pendanaan, Dan Kerentanan Dari Risiko Bencana
Kebencanaan Bukan Hanya Menjadi Yang Tertuang Dalam Program-
Isu Lokal Atau Nasional, Namun Dapat Program Di Masyarakat Di Tingkat
Pula Menjadi Isu Global Hingga Local Maupun Daerah Di Tingkat
Melibatkan Pihak Internasional. Kabupaten Untuk
Komunitas Internasional Dapat MenghilangkanSecara Total Ancaman
Mendukung, Pemerintah Indonesia Dan Kerentanan Penyebab Risiko
Dalam Membangun Manajemen Bencana(enza & nur inna, 2020).
Penanggulangan Bencana Menjadi BPBD Kabupaten Sumenep Juga
Lebih Baik. Di Sisi Lain, Kepedulian Telah Melaksanakan Kegiatan Satuan
Dan Keseriusan Pemerintah Indonesia Pendidikan Aman Bencana (SPAB).
Terhadap Masalah Bencana Sangat Kegiatan Ini Di Laksanakan Di 3
Tinggi Dengan Dibuktikan Dengan Lokasi Sekolah Dan Madrasah Di
Penganggaran Yang Signifikan Kabupaten Sumenep, Diantaranya Di
Khususnya Untuk Pengarusutamaan SDN Pabian III, SDN Pangarangan I
Pengurangan Risiko Bencana Dalam Dan Di Mts Al Karimiyyah Beraji
Pembangunan. Terdapat Beberapa (Suksesi Nasional, 2022).Kegiatan Ini
Pendanaan Terkait Dengan Bertujuan Untuk Menanggulangi
Penanggulangan Bencana Di Indonesia, Terjadinya Bencana Dengan Harapan
Antara Lain Yaitu Dana DIPA Para Siswa Senantiasa Menjaga
(APBN/APBD), Dana Kontijensi, Dana Lingkungannya, Salah Satunya Dengan
On-Call, Dana Bantuan Sosial Berpola Membiasakan Membuang Sampah Pada
Hibah, Dana Yang Bersumber Dari Tempatnya. Dan Kebiasaan Baik
Masyarakat, Serta Dana Dukungan Tersebut Tidak Hanya Dilakukan Di
Komunitas Internasional (Galuh shinta, Sekolah, Namun Juga Dilakukan Di
2021). Rumah Dan Dilingkungan Tempat
Kegiatan Pencegahan Bencana Tinggalnya (sukses nasional, 2022).
Merupakan Serangkaian Kegiatan Yang
Dilakukan Sebagai Upaya Untuk
Menghilangkan Dan/Atau Mengurangi
Ancaman Bencana (UU Nomor 24 Tabel 1.1
Kegiatan Sosialiasi Edukasi Kerusakan Bangunan Rumah Dan Pondok
Penanggulangan Bencana di Kab. Pesantren (ahmad rahman, 2021).
Sumenep
1. TINJAUAN TEORITIS
Satuan Pendidikan Aman Bencana
NO Administrasi Publik
Nama Kegiatan
Lembaga Menurut Siagian (Syafri 2012; 9)
Administrasi Didefinisikan Sebagai
1 SDN Memberi Materi
PABIAN III Terkait Bencana Keseluruhan Proses Sama Antar Dua
2 SDN Memberi Materi
Orang Manusia Atau Lebih Yang
Pangarangan
Dan Simulasi
I Terkait Didasarkan Atas Rasionalitas Tertentu
Kebencanaan
Untuk Mencapai Tujuan Yang Telah
Seperti Banjir Dan
Angin Putting Ditentukan Sebelumnya.
Beliung
Menurut Handayaningrat (2002:2)
3 Mts Al Memberi Materi
Karimiyyah Penanggulangan Pengertian Administrasi Yaitu
Beraji Bencana Di
Administrasi Secara Sempit Berasal
Lingkungan
Sekolah Dan Dari Kata Administratie (Bahasa
Sekitar
Belanda) Yaitu Meliputi Kegiatan Catat
Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2023
Mencatat, Surat-Menyurat, Pembukuan
Bencana Di Kabupaten Sumenep
Ringan, Ketik-Mengetik, Agenda Dan
Dinyatakan Rawan Terhadap Lima Jenis
Sebagainya Yang Bersifat Teknis
Bencana Alam, Yakni Banjir, Angin
Ketatausahaan (Clerical Work). Dari
Puting Beliung, Tanah Longsor, Abrasi
Defenisi Ini Disimpulkan Administrasi
Laut, Dan Kekeringan. Bencana Yang
Dalam Arti Sempit Merupakan
Sampai Saat Ini Sulit Dijangkau Dan Sulit
Kegiatan Ketatausahaan Yang Meliputi
Untuk Ditangani Yakni Bencana
Kegiatan Catat Mencatat, Surat
Kekeringan, Terutama Di Daerah
Menyurat, Pembukuan Dan
Kepulauan Sumenep (Basri, 2022).
Pengarsipan Surat Serta Hal-Hal
Pihak BPBD Kabupaten Sumenep
Lainnya Yang Dimaksudkan Untuk
Mengakui Belum Memiliki Personel
Menyediakan Informasi Serta
Khusus Di Wilayah Kepulauan Untuk
Mempermudah Memperoleh Informasi
Menangani Bencana Kekeringan Tersebut.
Kebali Jikadibutuhkan.
Selain Itu, Bencana Yang Masih Sampai
Kebijakan Publik
Saat Ini Kerap Kali Terjadi Yakni Bencana
Carl Friedrich, 1969 Dalam Leo
Banjir Seperti Yang Melanda Kecamatan
Agustino (2006:7) Mengatakan Bahwa
Ganding Sumenep Hingga Mengakibatkan
Kebijakan Adalah Serangkaian Menyiapkan Sumber Daya Guna
Tindakan/Kegiatan Yang Diusulkan Menggerakkan Kegiatan Implementasi
Oleh Seseorang, Kelompok, Atau Termasuk Di Dalamnya Sarana Dan
Pemerintah Dalam Suatu Lingkungan Prasarana, Sumber Daya Keuangan Dan
Terutama Dimana Terdapat Hambatan- Tentu Saja Penetapan Siapa Yang
Hambatan Dan Kemungkinan- Bertanggung Jawab Melaksanakan
Kemungkinan Dimana Kebijakan Kebijaksanaan Tersebut. Ketiga,
Tersebut Diusulkan Agar Berguna Bagaimana Mengahantarkan
Dalam Mengatasinya Untukmencapai Kebijaksanaan Secara Kongkrit Ke
Tujuan Yang Diamaksud. Masyarakat.
Menurut Bridgeman Dan Davis Menurut Daniel A. Mazmanian Dan
(Suharto, 2007:5) Menerangkan Bahwa Paul A. Sabatier Dalam Wahab (2005:65)
Kebijakan Publik Setidaknya Memiliki Menjelaskan Makna Implementasi Ini
Tiga Dimensi Yangsaling Bertautan, Dengan Mengatakan Bahwa Memahami
Yakni Sebagai Tujuan (Objective), Apa Yang Senyatanya Terjadi Sesudah
Sebagai Pilihan Tindakan Yang Legal Suatu Program Dinyatakan Berlaku Atau
Atau Sah Secara Hukum (Authoritative Dirumuskan Merupakan Fokus Perhatian
Choice), Dan Sebagai Hipotesis Implemetasi Kebijaksanaan, Yakni
(Hypothesis). Kejadian-Kejadian Dan Kegiatan-Kegiatan
Implementasi Kebijakan Yang Timbul Sesudah Disahkannya
Browne Dan Wildavsky (Usman, Pedoman-Pedoman Kebijaksanaan
2004:7) Mengemukakan Bahwa Negara, Yang Mencakup Baik Usaha-
“Implementasi Adalah Perluasan Usaha Untuk Mengadministrasikan
Aktivitas Yang Saling Menyesuaikan”. Maupun Untuk Menimbulkan
Implementasi Merupakan Suatu Akibat/Dampak Nyata Pada Masyarakat
Rangkaian Aktivitas Dalam Rangka Atau Kejadian-Kejadian.
Menghantarkan Kebijakan Kepada Penanggulangan Bencana
Masyarakat Sehingga Kebijakan Penanggulangan Bencana Adalah
Tersebut Dapat Membawa Hasil Segala Upaya Kegiatan Yang Dilakukan
Sebagaimana Diharapkan. Rangkaian Meliputi Kegiatan Pencegahan, Penjinakan
Kegiatan Tersebut Mencakup, Pertama (Mitigasi),Penyelamatan, Rehabilitasi Dan
Persiapan Seperangkat Peraturan Rekonstruksi, Baik Sebelum, Pada Saat
Lanjutan Yang Merupakan Interpretasi Maupun Setelah Bencana Dan
Dari Kebijakan Tersebut. Kedua,
Menghindarkan Dari Bencana Yang Bencana Daerah (BPBD) Sumenep,
Terjadi (Iwan Setiawan, 2006). pembentukan BPBD memang sangat perlu
METODE PENELITIAN dilakukan, untuk menangani bencana alam
Metode Penelitian Ini Menggunakan di Kabupaten Sumenep, sebab dengan
Metode Penelitian Kualitatif Menurut adanya lembaga tersebut, memudahkan
Moleong (1993)”Penentuan Fokus Pemerintah Daerah dalam mengajukan
Penelitian Akan Membatasi Studi bantuan bencana pada Pemerintah Propinsi
Sehingga Penentuan Tempat Penelitian maupun pemerintah pusat (Room news,
Menjadi Objek Dan Penetuan Fokus,.Yang 2011).
Tepat Akan Mempermudah Menyaring Pemerintah Kabupaten Sumenep
Informasi Yang Masuk. Kegiatan Yang menerbitkan Peraturan Daerah Kabupaten
Dilakukan Dalam Mengumpulkan Data sumenep nomor 6 Tahun 2013 tentang
Yang Erat Hubunganya Bagaimanakah Pembentukan Badan Penanggulangan
Upaya Penanggulangan Bencana Bencana Daerah (BPBD admin, 2020).
Dikabupaten Sumenep , Yang Dapat b. Hasil Penelitian
Digunakan Sebagai Grand Theory Atau Berdasarkan Teori Fokus Yang
Teori Untuk Acuan Dasar Dalam Sudah Peneliti Tetapkan Diatas Agar
Menjawab Rumusan Masalah Terperinci Dan Terurai Secara Berurutan,
Bagaimanakah Upaya Penanggulangan Maka Akan Disajikan Sesuai Dengan
Bencana Dikabupaten Sumenep Dengan Kajian Pembahasan Hasil Penelitian Yang
Teknik Pengumpulan Data Berupa Sesuai Dengan Fenomena Hasil Lapangan
Observasi , Wawancara Dan Dokumentasi, Yang Sesuai Dengan Kajian Teori Fokus
Dan Teknik Analisis Data Berupa Yang Diteliti.
Pengumpulan Data , Reduksi Data (Data Standar Dan Sasaran Kebijakan
Reduction), Penyajian Data (Data Display) Sasaran Kebijakan Atau Tujuan
Dan Penarikan Penarikan Kesimpulan Kebijakan Dalam Upaya Penanggulangan
Atau Verifikasi Data. Bencana Sudah Tepat Yakni Dengan
Adanya Peraturan Daerah No 6 Tahun
2. HASIL DAN PEMBAHASAN
2013 Tentang Penanggulangan Bencana.
a. Profil Singkat BPBD kabupaten
Perda Ini Sudah Direalisasikan Ke
Sumenep
Berbagai Daerah Kabupaten Sumenep
Pada tahun 2012 Pemerintah Daerah
Yang Bertujuan Untuk Mengantisipasin
Kabupaten Sumenep merencanakan
Serta Memberikan Pelindungan Kepada
pembentukan Badan Penanggulangan
Masyarakat Yang Berada Di Daerah
Rawan Bencana, Ancaman Bahaya Serta Adanya Peraturan Tersebut Salah Satunya
Meningkatkan Kesiapsiagaan Menghadapi Seperti Melakukan Pendataan Daerah-
Bencana Dan Mengurangi Umlah Resiko Daerah Di Kabupaten Sumenep Yang
Bencana. Rentan Dengan Segala Bencana Alam
Yang Berpotensi Terjadi Di Kabupaten
Sumenep. Dengan begitu masyarakat dapat
terbantu dengan adanya peraturan tersebut
banyak masyarakat yang menerima dengan
antusias kebijakan yang dikeluarkan oleh
BPBD kabupaten sumenep.
Hal Ini Sesuai Dengan Teori Yang Sumber Daya
Dikemukakan Oleh Van Meter Dan Van Van Meter Dan Van Horn
Horn Yakni Kinerja Implementasi Mengemukakan Bahwa Keberhasilan
Kebijakan Dapat Diukur Tingkat Implementasi Kebijakan Sangat
Keberhasilannya Dari Ukuran Dan Tujuan Tergantung Dari Kemampuan
Kebijakan Yang Bersifat Realistis Dengan Memanfaatkan Sumber Daya Yang
Sosio-Kultur Yang Ada Dilevel Pelaksana Tersedia. Manusia Merupakan Sumber
Kebijakan. Ketika Ukuran Dan Sasaran Daya Yang Terpenting Dalam Menentukan
Kebijakan Terlalu Ideal (Utopis), Maka Keberhasilan Suatu Implementasi
Akan Sulit Direalisaskan. Kebijakan. Setiap Menuntut Adanya
Standar Dan Sasaran Kebijakan Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas
Yang Sudah Dikeluarkan Sudah Jelas Sesuai Dengan Pekerjaan
Dengan Melihat Implementasi Kebijakan YangDisyaratkan Oleh Kebijakan Yang
Dari Adanya Peraturan Tersebut Salah Telah Ditetapkan Secara Politik. Selain
Satunya Seperti Melakukan Pendataan Sumber Daya Manusia, Sumber Daya
Daerah-Daerah Di Kabupaten Sumenep Finansial Dan Fasilitas Menjadi
Yang Rentan Dengan Segala Bencana Pertimbangan Penting Dalam Keberhasilan
Alam Yang Berpotensi Terjadi Di Implementasi Kebijakan. Sumber Daya
Kabupaten Sumenep. Yang Dimiliki BPBD Yaitu Sumber Daya
Berdasarkan Hasil Wawancara Di Manusia, Fasilitas Dan Finansial Yang
Atas Penulis Dapat Menyimpulkan Bahwa Dimiliki Oleh BPBD Kabupaten Sumenep
Standar Dan Sasaran Kebijakan Yang Dalam Menjalankan Tugasnya Masih
Sudah Dikeluarkan Sudah Jelas Dengan Terdapat Kekurangan Meskipun Dapat
Melihat Implementasi Kebijakan Dari Dikatakan Sudah Cukup Baik Sebagai
Penyelenggara Penanggulangan Bencana Sifat Atau Karakteristik Para
Di Daerah. Pelaksana Dalam Hal Ini Para Agen
Pelakasana Atau Dinas Terkait Pernah
Adanya Observasi Ke Kelurahan-
Kelurahan Dan Sering Melakukan
Komunikasi Dengan Kelurahan Terkait
Maupun Kecamatan. Konteks Kebijakan
Yang Akan Dilaksanakan Pada Beberapa
Kekurangan Tersebut Seperti Kebijakan Pelaksanaan Kebijakan Yang
Daerah-Daerah Yang Sulit Dijangkau Ketat Dan Tegas. Pada Konteks Lain Yang
Seperti Daerah Kepulauan Yang Masih Diperlukan Agen Pelaksana Yang
Mengalami Kekeringan. Sumber Daya Demokratis Dan Persuasif. Selaian Itu,
Manusia BPBD Kabupaten Sumenep Coverage Atau Luas Wilayah Menjadi
Sebenarnya Sudah Maksimal Dan Pertimbangan Penting Dalam Menentukan
Memadai, Hanya Saja Keluhan Agen Pelaksana Kebijakan.
Masyarakat Yang Jauh Dari Jangkauan
Sikap Para Pelaksana Atau
Perlu Di Evaluasi Dan Diselesaikan Dalam Pegawai/Staf BPBD Kabupaten Sumenep
Penanggulangan Bencana Apalagi Cukup Sigap Dalam Merespon Perintah
Masyarakat. Dari Atasan Sesuai Dengan Keadaan Baik
Berdasarkan Hasil Wawancara Di
Dalam Situasi Darurat Kebencanaan
Atas Penulis Dapat Menyimpulkan Bahwa Maupun Dalam Waktu Senggang
Sumber Daya Di BPBD Kabupaten Walaupun Dengan Keterbatasan Yang
Sumenep Sudah Cukup, Hanya Saja Ada, Hanya Mengandalkan Salam
Terkendala Di Sarana Dan Fasilitas Yang
Tangguh Yang Dimiliki Oleh BPBD
Menunjang Dalam Menanggulangi Kemudian Semangat Dari Para
Bencana, Sehingga BPBD Memerlukan Pegawai/Staf BPBD Sehingga Mereka
Kerjasama Dari Berbagai Pihak Seperti Cukup Mampu Melaksanakan
Pemerintah Dan Masyarakat Yang Dapat
Penanggulangan Bencana Di Daerah.
Membantu Mempermudah Kendala-
Berdasarkan Hasil Wawancara Di
Kendala Yang Dihadapi Seperti Dalam
Atas Penulis dapat Menyimpulkan Bahwa
Hal Ini Yakni Sarana Dan Fasilitas Yang
Karakteristik Organisasi Pelaksana Sudah
Kurang Memadai.
Terjalin Dengan Baik, Hal Ini
Karakteristik Organisasi Pelaksana Sebagaimana Diungkapkan Oleh Kepala
Bidang Pencegahan Dan Kesiapsiagaan
BPBD Kabupaten Sumenep Bahwa Adapun Komunikasi Yang Optimal
Kinerja Setiap Bidang Selalu Di Kontrol Sangat Membantu Meminimalisir
Oleh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Terjadinya Bencana Seperti Kekeringan.
Sumenep Serta Selalu Berbaur Dan Adanya Bentuk Koordinasi Dan
Memberikan Semangat Kepada Bawahan- Komunikasi Yang Dilakukan Oleh Pihak
Bawahannya. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Komunikasi Antar Organisasi (BPBD) Kabupaten Dengan Pihak Badan
Komunikasi Yaitu Interaksi Yang Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Menekankan Bahwa Setiap Kebijakan Provinsi, TNI, POLRI, Manggala Agni,
Akan Dapat Dilaksanakan Dengan Baik Satgas Kecamatan, Satgas Desa.
Jika Terjadi Penyampaian Informasi Yang Berdasarkan Hasil Wawancara Di
Efektif Antara Pelaksana Implementor Atas Penulis dapat Menyimpulkan
Dengan Para Kelompok Sasaran komunikasi antar Komunikasi, Masih
(Masyarakat). Menurut Edward III, Proses Belum Berjalan Dengan Optimal. Hal
Komunikasi Kebijakan Dapat Dipengaruhi Tersebut Dapat Ditemukan Masih Sering
Tiga Hal Penting, Yaitu Transmisi, Terjadi Bencana Kekeringan Di Daerah
Kejelasan, Dan Konsistensi. Kepulauan Sumenep. Hal Ini Disebabkan
Kurangnya Komunikasi, Evaluasi Dan
Sosialiasi Yang Optimal Yang Dilakukan
Oleh BPBD Kabupaten Sumenep.
Adapun Komunikasi Yang Optimal
Sangat Membantu Meminimalisir
Terjadinya Bencana
Disposisi Sikap Pelaksana
Sikap Pelaksana Dipengaruhi Oleh
Indikator Komunikasi, Masih Pendangannya Terhadap Suatu Kebijakan
Belum Berjalan Dengan Optimal. Hal Dan Cara Melihat Pengaruh Kebijakan Itu
Tersebut Dapat Ditemukan Masih Sering Terhadap Kepentingan-Kepentingan
Terjadi Bencana Kekeringan Di Daerah Organisasinya Dan Kepentingan-
Kepulauan Sumenep. Hal Ini Disebabkan Kepentingan Pribadinya.
Kurangnya Komunikasi, Evaluasi Dan Menurut Van Mater Dan Van Horn
Sosialiasi Yang Optimal Yang Dilakukan Dalam Buku Politik Dan Kebijakan
Oleh BPBD Kabupaten Sumenep. Publik (Agustinus, 2006:162) Menjelaskan
Disposisi Bahwa Implementasi Kebijakan
Diawali Penyaringan (Befiltered) Lebih Kepentingan Terkait memberikan arahan
Dahulu Melalui Persepsi Dari Pelaksana kepada bawahannya.
(Implementors) Dalam Batas Mana Berdasarkan Hasil Wawancara Di
Kebijakan Itu Dilaksanakan. Terdapat Tiga Atas Penulis dapat Menyimpulkan
Macam Elemen Respon Yang Dapat bahwaDisposisi Atau Kecenderungan Para
Mempengaruhi Kemampuan Dan Agen Pelaksana Cukup Baik Karena Dari
Kemauannya Untuk Melaksanakan Suatu Beberapa Kebijakan Yang Sudah
Kebijakan, Antara Lain Terdiri Dari Dilaksanakan, Telah Adanya Upaya Dari
Pertama, Pengetahuan (Cognition), Para Agen Pelaksana Atau Skateholder
Pemahaman Dan Pendalaman Terkait dalam memberikan arahan kepada
(Comprehension Andunder Standing) bawahannya.
Terhadap Kebijakan, Kedua, Arah Respon Lingkungan Sosial, Ekonomi Dan
Mereka Apakah Menerima, Netral Atau Politik
Menolak (Acceptance, Neutrality, Menurut Van Meter Dan Van Horn
Andrejection), Dan Ketiga, Intensitas Sejauh Mana Lingkungan Sosial, Ekonomi
Terhadap Kebijakan .Pemahaman Tentang Dan Politik Mendorong Terciptanya
Maksud Umum Dari Suatu Standar Dan Keberhasilan Kebijakan Publik Sesuai
Tujuan Kebijakan Adalah Penting. Yang Telah Ditetapkan.Penelitian Ini
Karena, Bagaimana Pun Juga Diamati Dari Kondisi Lingkungan Sebagai
Implementasi Kebijakan Yang Berhasil, Pendukung Keberhasilan Implementasi
Bisa Jadi Gagal (Frustated) Ketika Para Kebijakan. Lingkungan Sosial, Ekonomi
Pelaksana (Officials), Tidak Sepenuhnya Dan Politik Yang Tidak Kondusif, Akan
Menyadari Terhadap Standar Dan Tujuan Berpengaruh Dan Menjadi Potensi
Kebijakan. Arah Disposisi Para Pelaksana Kegagalan Kinerja Implementasi
(Implementors) Terhadap Standar Dan Kebijakan Publik. Karena Itu,
Tujuan Kebijakan. Arah Disposisi Para Keberhasilan Pelaksanaan Kebijakan
Pelaksana (Implementors) Terhadap Sangat Ditentukan Adanya Dukungan Dan
Standar Dan Tujuan Kebijakan Juga Lingkungan Yang Kondusif.
Merupakan Hal Yang Krusial. Lingkungan Sosial, Ekonomi Dan
Disposisi Atau Kecenderungan Politik Dalam Hal Ini Merupakan
Para Agen Pelaksana Cukup Baik Karena Kesadaran Masyarakat Dan Tanggapan
Dari Beberapa Kebijakan Yang Sudah Masyarakat Mengenai Kebijakan
Dilaksanakan, Telah Adanya Upaya Dari Penanggulangan Bencana. Dalam Hal Ini
Para Agen Pelaksana Atau Pemangku Masyarakat Antusias Dalam Membantu
Terjadinya Bencana Meskipun Dari BPBD Sumenep Nomor 6 Tahun 2013 Tentang
Kabupaten Sumenep Sendiri Masih Penanggulangan Bencana.
Kekurangan Fasilitas Seperti Mobil Sumber Daya Seperti Dana, Tenaga
Pemadam Jika Terjadi Kebakaran Di Kerja Dan Sarana Prasarana Dalam Upaya
Daerah Yang Jauh Dari Jangkauan Pusat. Penanggulangan Bencana Di Kabupaten
Meskipun Begitu, Masyarakat Tetap Sumenep Sudah Cukup Optimal, Tetapi
Peduli Terhadap Lingkungannya Jika Masih Perlu Evaluasi Dan Kinerja Yang
Terjadi Bencana. Lebih Optimal Lagi Dalam
Menanggulangi Bencana Yang Sulit
Dijangkau.
Karakteristik Organisasi Pelaksana
Cukup Baik Dalam Merespon Perintah
Dari Atasan Sesuai Dengan Keadaan Baik
Dalam Situasi Darurat Kebencanaan
Berdasarkan Hasil Wawancara Di
Maupun Dalam Waktu Senggang
Atas Penulis dapat Menyimpulkan
Walaupun Dengan Keterbatasan Yang
bahwaLingkungan Sosial, Ekonomi Dan
Ada.
Politik Sangat Didukung Dan Dibantu
Komunikasi Dengan Masyarakat
Oleh Masyarakat, Karena Antusias Yang
Kepulauan Masih Belum Optimal Karena
Sangat Tinggi Dalam Membantu Korban-
Titik Jangkauan Yang Sulit Untuk Di
Korban Bencana, Sehingga BPBD
Upayakan. Selebihnya, Komunikasi Agen
Kabupaten Sumenep Terbantu Dalam
Pelaksana Dengan Pihak Kecamatan Dan
Mengupayakan Penanggulangan Bencana.
Kelurahan Berjalan Sangat Baik Namun
PENUTUP
Bersifat Kondisional, Begitupun
a. Kesimpulan
Komunikasi Dengan Masyarakat.
Berdasarkan Hasil Penelitian Mengenai
Disposisi Atau Kecenderungan Para
Yang Telah Dilakukan Baik Melalui
Agen Pelaksana Cukup Baik Karena Dari
Wawancara, Observasi Dan Dokumentasi,
Beberapa Kebijakan Yang Sudah
Di Analisis Dan Dikaji Pada Pembahasan,
Dilaksanakan, Telah Adanya Upaya Dari
Maka Kesimpulannya Yakni Sebagai
Para Agen Pelaksana Atau Skateholder
Berikut:Standar Dan Sasaran Kebijakan
Terkait dalam memberikan arahan kepada
Dalam Upaya Penanggulangan Bencana Di
bawahannya.
Kabupaten Sumenep Sudah Tepat Yakni
Lingkungan Sosial, Ekonomi Dan
Adanya Peraturan Daerah Kabupaten
Politik Sangat Didukung Dan Dibantu
Oleh Masyarakat, Karena Antusias Yang DAFTAR PUSTAKA
Sangat Tinggi Dalam Membantu Korban-
Abdul Basri,
Korban Bencana, Sehingga BPBD https://radarmadura.jawapos.com/s
umenep/17/09/2022/24-desa-
Kabupaten Sumenep Terbantu Dalam
rawan-kekeringan/, Dropping Air
Mengupayakan Penanggulangan Bencana Sulit Jangkau Wilayah Kepulauan
24 Desa Rawan Kekeringan.
b. Saran
Ahmad Rahman,
Pemerintah Dan BPBD Kabupaten https://news.detik.com/berita-jawa-
timur/d-5481465/hujan-lebat-di-
Sumenep Perlu Membuat Program
sumenep-banjiri-2-desa-dan-rusak-
Khusus Dalam Menanggulangi Bencana ponpes, Hujan Lebat di Sumenep
Banjiri 2 Desa dan Rusak Ponpes.
Yang Masih Belum Atau Kurang
Benjamin Bukit, dkk.
Optimal, Seperti Bencana Kekeringan Pengembagan Sumber Daya Manusia.
Dan Kebakaran Yang Daerahnya Sulit (Yogyakarta: Zahir Publishing. 2017).
Dian Tamitiadini, Dan Isma Adila .
Dijangkau.
Wayan Weda Asmara Dewi. Komunikasi
Masyarakat Yang Antusias Dalam Bencana : Teori Dan Pendekatan Studi
Membantu Korban Bencana Sepatutnya Kebencanaan Diindonesia.
Elbadiansyah.Manajemen Sumber Daya
Diberikan Penghargaan Dengan
Manusia. (Malang: CV IRDH.
Maksud Agar Masyarakat Lain Lebih 2019)
Enza Resdiana dan Nur Inna Alfiyah,
Peduli Terhaadap Lingkungan Sekitar
Upaya Peningkatan Kesadaran,
Dari Terjadinya Bencana. Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan
dalam Menghadapi Bencana Oleh
Diharapkan Fasilitas, Sarana Dan
Badan Penanggulangan Bencana
Prasarana Yang Masih Belum Memadai Daerah Kabupaten Sumenep. 2020
Atau Maksimal Untuk Disediakan Dan Nur Aisyah Lusiana, Mitigasi
Bencana Sebagai Upaya Pengurangan
Direalisasikan.Memberikan Edukasi Dampak Bencana Banjir Di Kabupaten
Kepada Masyarakat Yang Tinggal Di Lamongan.
Daerah Rawan Bencana Setiap 6 Bulan Peraturan Daerah Kabupaten
Sumenep Nomor 6 Tahun 2013 tentang
Sekali
Penanggulangan Bencana
Meningkatkan Sinergitas Dengan Undang-Undang Nomor 24 tahun
Lembaga Masyarakat Dengan Tujuan 2007 tentang Penanggulangan Bencana

Untuk Mempermudah Atau Mendorong


Partisipasi Masyarakat Dalam
Pennaggulangan BencanaMelakukan
Peningkatan Kompetensi Penjabat
Struktural Agar Dapat Menjadi Contoh
Bagi Anggota BPBD Lainnya

You might also like