You are on page 1of 8

Jurnal Gantang VI (1) (2021): 75-82

e-ISSN: 2548-5547
p-ISSN: 2503-0671

http://ojs.umrah.ac.id/index.php/gantang/index

Kemampuan Mahasiswa Calon Guru


Dalam Mengembangkan Instrumen Tes Hasil Belajar Kategori
Higher Order Thinking Skill
Nur Izzati 1, Febrian2*

1,2
Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau 29111 , Indonesia

Pengiriman: 23/Oktober/2020; Diterima: 25/Maret/2021; Publikasi: 31/Maret/2021


DOI: https://doi.org/10.31629/jg.v6i1.2672

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan mahasiswa calon guru matematika dalam melakukan
tahap-tahap pengembangan tes hasil belajar kategori Higher Order Thinking Skill (HOTS). Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif. Subjek penelitian merupakan mahasiswa calon guru matematika yang mengikuti perkuliahan
Evaluasi Pembelajaran Matematika. Data penelitian dikumpulkan melalui penugasan proyek. Data dinalisis disajikan
secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa calon guru dalam mengembangkan
instrumen tes kategori HOTS secara klasikal tergolong baik dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 76,2.
Kemampuan mahasiswa ini terbagi dalam tiga kategori, yaitu 32,1% termasuk kategori sangat baik, 39,3% tergolong
baik, 25% tergolong cukup baik dan 3,6% termasuk kategori sangat kurang. Berdasarkan aspek kompetensi yang
dinilai, rata-rata kemampuan mahasiswa tergolong baik. Pada aspek menganalisis butir soal, kemampuan mahasiswa
tergolong cukup baik.

Kata kunci: mahasiswa calon guru; instrumen tes hasil belajar; HOTS

Abstract
The purpose of this study was to determine the ability of prospective mathematics teacher students to undertake the
stages of developing a learning outcome test for the Higher Order Thinking Skill (HOTS) category. This research is
descriptive research. The research subjects were prospective mathematics teacher students who attended the
Mathematics Learning Evaluation course. Research data were collected through project assignments. Data were
analyzed and presented descriptively. The results showed that the ability of prospective teacher students in
developing the HOTS category test instrument was classically good with an average score of 76.2. The ability of
these students is divided into three categories, namely 32.1% which is in the very good category, 39.3% is classified
as good, 25% is classified as quite good and 3.6% is in the very poor category. Based on the assessed competency
aspect, the average student's ability is classified as good. In the aspect of analyzing the items, the students' abilities
were quite good.

Keywords: prospective teacher students; learning outcome test instrument; HOTS

*Penulis Korespondensi
Email Address : febrian@umrah.ac.id
Handphone : +62 821 7050 4899
75
JURNAL GANTANG. Maret 2021; VI(1): 75 – 82
p-ISSN. 2503-0671
e-ISSN. 2548-5547

I. Pendahuluan Mengingat situasi ini, maka perlu upaya


Kurikulum pendidikan sekolah di agar permasalahan yang dihadapi ini tidak terjadi
Indonesia yang ditetapkan oleh pemerintah, kedepannya dengan cara melihat subjek yang
sedikitnya sudah mengalami 10 kali perubahan. potensial dan perlu perhatian untuk dilakukan
Perubahan kurikulum ini didasari oleh kurang pembinaan agar pemahaman HOTS dan
sesuainya kurikulum yang ada dengan integrasinya dalam evaluasi pembelajaran dapat
perkembangan zaman. Di era sekarang yaitu abad terbentuk. Salah satu subjek tersebut adalah
ke-21, dunia telah mengalami perkembangan mahasiswa calon guru yang dilahirkan oleh
yang sangat pesat, baik di bidang ekonomi, sejumlah Lembaga Pendidikan dan Tenaga
transportasi, teknologi, informasi maupun di Kependidikan (LPTK) salah satunya Fakultas
bidang lainnya. Perkembangan ini perlu Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
diselaraskan dengan penguasaan keterampilan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
abad ke-21, yaitu keterampilan berpikir tingkat (FKIP) merupakan institusi yang mencetak calon-
tinggi atau HOTS yang meliputi berpikir kritis, calon guru, salah satunya adalah calon guru
kreatif, inovatif dan pemecahan masalah serta matematika melalui program studi pendidikan
terampil dalam berkomunikasi dan berkolaborasi. matematika. Selama masa studi, mahasiswa calon
Guru merupakan ujung tombak sebagai guru matematika membekali diri dengan berbagai
pelaksana perubahan kurikulum tersebut. Guru kompetensi melalui mata kuliah wajib dan
mengambil peran dalam menjalankan perubahan pilihan, salah satunya adalah mata kuliah evaluasi
pada proses pembelajaran dan penilaian. Pada pembelajaran matematika yang termasuk mata
proses pembelajaran, peserta didik tidak lagi kuliah wajib. Melalui mata kuliah evaluasi
diberi tahu akan tetapi mereka mencari tahu dari pembelajaran matematika, mahasiswa calon guru
berbagai sumber, memanfaatkan teknologi dan matematika mendapatkan pengetahuan tentang
bekerja sama dalam menyelesaikan masalah. penilaian hasil belajar. Sebagaimana dijelaskan di
Perubahan proses pembelajaran tentunya atas, bahwa sistem penilaian hasil belajar sesuai
berdampak pada perubahan pada penilaian hasil kurikulum 2013 tidak hanya mengukur
belajar. Instrumen tes yang digunakan untuk pengetahuan tetapi juga mengukur keterampilan
mengukur hasil belajar peserta didik tidak hanya termasuk keterampilan berpikir tingkat tinggi
sebatas mengukur pengetahuan saja, akan tetapi (HOTS).
juga mengukur keterampilan berpikir tingkat Dengan mepertimbangkan hasil penelitian
tinggi (HOTS). Oleh karena itu, mau ataupun serta peran LPTK dalam mempersiapkan calon
tidak, guru mesti mampu mengembangkan guru, maka perlu dilakukan peninjauan terhadap
intsrumen tes dengan soal kategori HOTS. mahasiswa calon guru terkait paling tidak dua hal.
Dari sejumlah penelurusan diperoleh Pertama, kemampuan HOTS mahasiswa calon
bahwa guru mengalami kendala dalam guru. Kedua, kemampuan mahasiswa calon guru
mengembangkan instrumen tes kategori HOTS. dalam menyusun instrumen penilaian hasil belajar
Penelitian menunjukkan bahwa dalam menyusun kategori HOTS. Sejumlah penelitian yang
sebuah soal kategori berpikir tingkat tinggi, memberikan informasi mengenai kedua hal
beberapa guru masih belum berhasil. Soal yang tersebut diantaranya Gradini (2018) yang
masih masuk kategori penerapan, oleh beberapa menunjukkan bahwa kemampuan berpikir tingkat
guru sudah dianggap sebagai soal dengan kategori tinggi calon guru Matematika berada pada level
berpikir tingkat tinggi (Rahaju et.al, 2020). menengah dan rendah. Hal ini tentunya memiliki
Persepsi yang didasari atas miskonsepsi mengenai pengaruh terhadap kemampuan mereka dalam
HOTS ini tentunya akan berdampak pada mneyusun instrumen penilaian hasil belajar
pembuatan instrumen tes kategori HOTS. Hal ini kategori HOTS. Paling tidak hal ini ditunjukan
tentu sangat mengkhawatirkan. oleh penelitian Wijaya (2019) yang menunjukkan

76
Izzati & Febrian: Kemampuan Mahasiswa Calon Guru dalam …(8)

bahwa kemampuan mahasiswa dalam melakukan HOTS. Penelitian dilakukan di Fakultas


pengembangan soal dengan standar HOTS masih Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
rendah dibandingkan dengan menyusun soal Maritim Raja Ali Haji, Kota Tanjungpinang,
kategori LOTS. Kedua hasil ini memberikan Provinsi Kepulauan Riau pada bulan April –
informasi bahwa penggalian akan kemampuan Agustus 2020.
mahasiswa calon guru dalam memahami HOTS Subjek penelitian adalah mahasiswa yang
serta menunjukkannya dalam pengembangan mengikuti perkuliahan Evaluasi Pembelajaran
instrumen hasil belajar perlu selalu dilakukan. Matematika di program Studi Pendidikan
Berdasarkan paparan di atas, peneliti Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu
tertarik untuk menelusuri lebih jauh tentang Pendidikan (FKIP) Universitas Maritim Raja Ali
kesiapan mahasiswa calon guru khususnya Haji pada semester genap tahun 2020 sebanyak
bidang matematika dalam melakukan tugas satu rombongan belajar. Terdapat 28 mahasiwa
mempersiapkan penilaian hasil belajar peserta subjek penelitian yang diteliti kemampuannya
didik, khususnya berorientasi HOTS melalui dalam mengembangkan instrument tes hasil
penelitian dengan judul “Kemampuan Mahasiswa belajar katgeori HOTS.
Calon Guru Matematika dalam Mengembangkan Untuk mendapatkan informasi mengenai
Instrumen Tes Hasil Belajar Kategori Higher kemampuan mahasiswa dalam menyusun
Order Thinking Skill”. Penelitian ini juga instrumen tes hasil belajar kategori HOTS maka
dilatarbelakangi oleh hasil penelitian yang diberikan penugasan dengan teknik proyek.
menginformasikan bahwa penelusuran lebih jauh Subjek penelitian diberikan tugas tentang
memang harus terus dilakukan untuk pengembangan instrumen tes hasil belajar dengan
mendapatkan gambaran yang lebih holistik. soal kategori HOTS melalui lembar penugasan
Penelitian tersebut menunjukan bahwa yang memuat instruksi untuk menjelaskan tujuan
mahasiswa calon guru Matematika masih pengembangan tes hasil belajar kategori HOTS,
memerlukan pendampingan dalam menyusun tes menganalisis Kompetensi Inti dan Kompetensi
Matematika HOTS karena hanya dapat membuat Dasar pada materi yang dipilih oleh subjek,
soal HOTS hingga level C4 atau menganalisis. penyusunan kisi-kisi dan pengembangan butir
Oleh karena itu perlu ada penelitan lebih lanjut soal dan kunci jawaban.
atau pelatihan tentang penyusunan tes Sesuai dengan penugasan yang
Matematika HOTS agar mereka memiliki digunakan, maka instrumen penelitian ini berupa
kemampuan yang bagus dalam menyusun tes lembar penilaian tugas pengembangan instrumen
Matematika HOTS (Listiani, 2021). tes hasil belajar dengan soal kategori HOTS.
Berdasarkan latar belakang masalah yang Pengembangan lembar penilaian tugas mengacu
telah diuraikan di atas, maka tulisan ini akan pada aspek-aspek kompetensi yang diperlukan
menyuguhkan informasi yang memaparkan dalam mengembangkan suatu instrumen tes
kemampuan mahasiswa calon guru matematika secara umum dan aspek kekhususan tentang
dalam mengembangkan instrumen tes hasil pengembangan butir-butir soal kategori HOTS.
belajar Kategori HOTS. Aspek-aspek tersebut terdiri dari: analisis level
capaian Kompetensi Dasar (KD) dan turunan
II. Metode Penelitian
indikatornya yang dapat dibuatkan soal HOTS,
Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan indikator soal HOTS, penyusunan
deskriptif, yaitu penelitian yang dimaksudkan kisi-kisi soal, pengembangan butir soal HOTS,
untuk mendeskripsikan varibel-variabel yang
dan analisis butir soal. Dari lima aspek ini,
diteliti. Dalam hal ini, variabel yang diteliti adalah diturunkan menjadi 11 indikator dengan 27 butir
kemampuan mahasiswa calon guru matematika
penilaian seperti disajikan pada Tabel 1.
dalam mengembangkan instrumen tes kategori

77
JURNAL GANTANG. Maret 2021; VI(1): 75 – 82
p-ISSN. 2503-0671
e-ISSN. 2548-5547

Tabel 1
Indikator penilaian kemampuan penyusunan instrumen tes hasil belajar kategori HOTS
Aspek Penilaian Butir Penilaian
Analisis level capaian Kompetensi Ketepatan pemilihan KD dan turunan indikator pencapaian kompetensinya
Dasar (KD) dan turunan
indikatornya yang dapat dibuatkan
soal HOTS
Pengembangan Indikator Soal Ketepatan penggunaan kata kerja operasional
Kelengkapan redaksi indikator soal, yaitu memuat unsur-unsur ABCD:
A = audience (peserta didik)
B = behaviour (perilaku yang harus ditampilkan)
C = condition (kondisi yang diberikan)
D = degree (tingkatan yang diharapkan)
Level kognitif yang ditagih minimal C4
Penyusunan kisi-kisi soal Kelengkapan komponen kisi-kisi
Pengembangan butir soal HOTS Kesesuaian butir soal dengan KD dan IPK
Kesesuaian butir soal dengan indikator soal
Materi yang ditanyakan, diukur dengan perilaku sesuai ranah kognitif Bloom pada
level menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan mengkreasi/mencipta (C6)
Diawali dengan stimulus/kondisi yang logis
Data yang disediakan memberikan informasi yang merujuk kepada pengetahuan atau
kemampuan dasar peserta didik
Data yang diajukkan sebagai stimulus, sedapat mungkin dibuat dengan situasi yang
“autentik” atau nyata
Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas, terbaca, dan
berfungsi
Butir soal memuat hanya satu kata kerja operasional untuk soal objektif dan satu atau
lebih kata kerja operasional untuk soal uraian
Menggunakan kata tanya/perintah yang menuntut jawaban terurai (khusus soal essay)
Pokok soal tidak memberikan petunjuk kunci jawaban (khusus soal objektif)
Pokok soal tidak memberikan pernyataan negatif ganda (objektif)
Hanya ada satu kunci jawaban yang tepat (khusus soal objektif)
Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baku
Redaksi soal dirumuskan dengan jelas dan komunikatif
Pilihan jawaban tidak menggunakan kelompok kata yang sama, kecuali merupakan
satu kesatuan pengertian (untuk soal objektif)
Analisis butir soal Langkah-langkah menganalisis butir soal
Tingkat kevalidan
Tingkat keajegan (reliabilitas
Variasi tingkat kesukaran
Kualitas Daya pembeda

Teknik analisa data penelitian penilaian akademik Universitas Maritim Raja Ali
menggunakan statistik deskriptif, yaitu statistik Haji, sebagaimana disajikan pada Tabel 2.
yang digunakan untuk menganalisis data dengan Tabel 2
cara mendeskripsikan data sampel, seperti Klasifikasi kemampuan berdasarkan perolehan nilai
penggunaan diagram, nilai rata-rata, dan Nilai (x) Kategori
persentase. Data yang diperoleh melalui penilaian
81≤x≤100 Sangat Baik
tugas proyek, ditabulasikan untuk memudahkan
71≤x<81 Baik
pengamatan. Tabulasi data dibuat berdasarkan
61≤x<71 Cukup Baik
keseluruhan aspek dan berdasarkan aspek-aspek
51≤x<61 Kurang
yang diukur, serta berdasarkan kategori
x<51 Sangat Kurang
kualifikasi kompetensi mahasiswa dalam
mengembeangkan instrumen tes kategori HOTS.
III. Hasil dan Pembahasan
Kategori kualifikasi kompetensi tersebut Untuk memudahkan pengamatan dan
dikembangkan mengacu kepada kategori analisis data, hasil penilaian tersebut dikelompok

78
Izzati & Febrian: Kemampuan Mahasiswa Calon Guru dalam …(8)

berdasarkan semua aspek penilaian, dan Tabel 3


berdasarkan masing-masing aspek penilaian. Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Kategori
Kemampuan Mengembangkan Instrumen Tes
Berikut ini deskripsi dari masing-masing Kategori HOTs
kelompok data tersebut.
Kategori Jumlah Persentase

Deskripsi Kemampuan Mahasiswa dalam Sangat Baik 9 32,1%


Mengembangkan Instrumen Tes Kategori Baik 11 39,3%
HOTS Berdasarkan Semua Aspek Cukup Baik 7 25,0%
Ada lima aspek penilaian kompetensi Kurang 0 0,0%
mahasiswa calon guru dalam mengembangkan Sangat Kurang 1 3,6%
instrumen tes kategori HOTS. Kompetensi ini
dirumuskan berdasarkan kompetensi yang Deskripsi Kemampuan Mahasiswa dalam
diperlukan dalam mengembangkan suatu Mengembangkan Instrumen Tes Kategori
instrumen tes secara umum dan aspek kekhususan HOTs Berdasarkan Aspek
tentang pengembangan butir-butir soal kategori Aspek pertama adalah analisis level
HOTS. Aspek-aspek tersebut terdiri dari: capaian Kompetensi Dasar (KD) dan turunan
kemampuan mahasiswa menganalisis level indikatornya yang dapat dibuatkan soal kategori
capaian Kompetensi Dasar (KD) dan turunan HOTS. Dalam mengembangkan soal kategori
indikatornya yang dapat dibuatkan soal kategori HOTS, penguasaan aspek ini sangatlah penting,
HOTS, pengembangan indikator soal HOTS, karena tidak semua KD dapat dibuatkan soal
menyusunan kisi-kisi soal, mengembangkan butir HOTS. Capaian KD yang dapat dibuatkan soal
soal HOTS, dan melakukan analisis butir soal. HOTS berada level Analisis (C4), evaluasi (C5)
Berdasarkan semua aspek yang dinilai, diperoleh dan kreasi/mencipta (C6) yaitu mencipatakan
nilai rata-rata kemampuan mahasiswa dalam jawaban yang orisinal. Pilihan KD yang tidak
mengembangkan instrumen tes kategori HOTS tepat tentunya akan menyulitkan mahasiswa
sebesar 76,2. Merujuk kepada klasifikasi dalam mengembangkan soal pada level C4, C5
kompetensi pada Tabel 2, capaian ini termasuk dan C6. Karena itu, diperlukan kemampuan
kategori baik. melakukan analisis capaian KD dan turunan
Selanjutnya, ditinjau dari masing-masing indikatornya yang dapat dibuatkan soal kategori
individu, persentase terbesar kemampuan HOTS. Secara klasikal, diperoleh nilai rata-rata
mahasiswa dalam mengembangkan instrumen tes pada aspek ini sebesar 72,3, yaitu termasuk
kategori HOTS berada pada kategori Baik, yaitu kategori baik.
sebesar 39,3%. Kemudian kategori sangat baik Aspek kedua adalah pengembangan
pada urutan kedua, yaitu sebesar 32,1%. Dengan indikator soal yang akan menjadi pedoman dalam
demikian, bisa dikatakan bahwa 71,4% mengembangkan butir-butir soal. Indikator soal
mahasiswa atau sebanyak 20 orang dari 28 orang dirumuskan menggunakan kata kerja operasional
mahasiswa telah mampu mengembangkan yang dapat diamati dan ukur. Perumusan
instrumen tes kategori HOTS dengan baik dan indikator soal yang lengkap memuat unsur-unsur
bahkan sangat baik. Meskipun demikian, masih ABCD, yaitu A = Audience (peserta didik), B =
ada seorang mahasiswa yang berada pada kategori Behaviour (perilaku yang harus ditampilkan), C =
sangat kurang. Secara lengkap distribusi Condition (kondisi yang diberikan), dan D =
mahasiswa berdasarkan kategori kemampuan Degree (tingkatan yang diharapkan).
mengembangkan instrumen tes kategori HOTS Kemampuan mahasiswa dalam mengembangkan
disajikan pada Tabel 3. indikator soal termasuk kategori cukup baik
dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 70,2.

79
JURNAL GANTANG. Maret 2021; VI(1): 75 – 82
p-ISSN. 2503-0671
e-ISSN. 2548-5547

Aspek ketiga adalah penyusunan kisi-kisi Aspek kelima yaitu analisis butir soal.
soal, di mana kisi-kisi ini menjadi pedoman Rangkaian kegiatan pada analisis butir soal
pedoman dalam penyusunan dan perakitan soal. adalah melakukan uji validitas butir soal, menguji
Kisi-kisi soal disajikan dalam bentuk matriks reliabilitas instrumen, menghitung daya beda dan
yang memuat kompetnsi dasar, indikator tingkat kesukaran butir soal. Pada penelitian ini
pencapaian kompetensi, materi pokok, indikator yang dinilai adalah ketepatan dalam melakukan
soal, level kogniti, bentuk tes, dan nomor soal. setiap tahapan analisis butir soal. Kemampuan
Penilaian dilakukan terhadap ketepatan dan mahasiswa calon guru dalam melakukan analisis
kelengkapan komponen kisi-kisi. Kemampuan butir soal masih tergolong cukup baik dengan
mahasiswa dalam menyusun kisi-kisi ini perolehan nilai rata-rata sebesar 62,4. Untuk
tergolong baik dengan nilai rata-rata 79,5. memudahkan pembacaan data, kemampuan
Aspek ke-empat yaitu pengembangan mahasisiwa calon guru dalam mengembangkan
butir soal HOTS. Mengembangkan butir soal instrumen kategori HOTS berdasar aspek ditinjau
HOTS berpedoman kepada kisi-kisi yang telah dari seluruh sampel disajikan pada Tabel 3.
disusun. Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai Tabel 3
dengan kaidah penulisan butir soal HOTS. Kaidah Kemampuan mahasiswa calon guru dalam
penulisan butir soal HOTS, agak berbeda dengan mengembangkan instrumen kategori HOTS berdasar
kaidah penulisan butir soal pada umumnya. aspek ditinjau dari seluruh subjek
Perbedaannya terletak pada sub aspek materi, Aspek Kompetensi Nilai Kategori
sedangkan pada sub aspek konstruksi dan bahasa Analisis level capaian
relatif sama. Di mana materi yang ditanyakan, KD dan turunan
72,3 Baik
diukur dengan perilaku sesuai ranah kognitif indikatornya yang dapat
Bloom pada level menganalisis (C4), dibuatkan soal HOTS
mengevaluasi (C5) dan mengkreasi/mencipta Pengembangan
73,8 Baik
(C6). Soal yang dikembangkan terdiri dari lima Indikator Soal HOTS
butir soal objektif dan lima butir soal esai. Penyusunan Kisi-Kisi
79,5 Baik
Soal
Penilaian dilakukan terhadap ketepatan penerapan
kaidah penulisan butir soal HOTS, yaitu teridiri Pengembangan butir
79,9 Baik
soal HOTS
dari sub aspek materi, sub aspek konstruksi dan
sub aspek bahasa yang terdiri dari 16 butir Analisis butir soal 62,4 Cukup Baik
penilaian untuk soal objektif dan 10 butir
Hasil penelitian terkait kemampuan
penilaian untuk soal esai. Hasil penilaiannya
mahasiswa calon guru dalam hal penyusunan
menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa
instrumen tes hasil belajar kategori HOTS ini
dalam mengembangkan butir-butir soal kategori
kiranya sedikit berbeda dengan hasil penelitian
HOTS tergolong baik dengan perolehan nilai rata-
terdahulu dimana kecenderungan mahasiswa
rata sebesar 79,9. Namun, jika ditinjau dari
hanya bisa menyusun butri soal hingga
kemampuan mahasiswa dalam mengembangkan
kemampuan C4 atau menganalisis (Listiani,
soal kategori HOTS bentuk objektif dan esai
2021). Hal ini menandakan bahwa kemampuan
terdapat perbedaan, di mana kemampuan
dalam penyusunan instrumen hasil belajar
mahasiswa dalam mengembangkan soal kategori
kategori HOTS dapat berbeda antar satu subjek
HOTS dalam bentuk objektif tergolong sangat
dengan subjek lainnya. Tentu dengan penelusuran
baik dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 85, 8
lebih lanjut didapatkan apa sekiranya faktor yang
dan kemampuan mahasiswa dalam
melatarbelakangi hal tersebut.
mengembangkan soal kategori HOTS bentuk esai
Dalam penelitian ini, kemampuan
tergolong cukup baik dengan perolehan nilai rata-
mahasiswa calon guru dalam menyusun
rata sebesar 70,5.
instrumen tes hasil belajar kategori HOTS

80
Izzati & Febrian: Kemampuan Mahasiswa Calon Guru dalam …(8)

termasuk dalam kategori yang baik. Dengan Harahap, S.S. (2009). Analisis kritis terhadap
demikian, dapat dikatakan subjek penelitian telah laporan keuangan. Jakarta: Raja Grafindo
memiliki kemampuan yang layak untuk Persada.
menyusun instrumen tes hasil belajar kategori Jailani, & Sugiman. (2018). Desain pembelajaran
HOTS dan dapat menjadi salah satu modal yang matematika untuk melatih higher order
baik untuk menjadi guru Matematika. thinking skill (pertama). Yogyakarta: UNY
Press.
IV. Kesimpulan Kemendikbud. (2018). Buku pegangan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat
pembelajaran HOTs. Jakarta : Diraktorat
disimpulkan bahwa kemampuan mahasiswa calon
Guru dan Tenaga Kependidikan.
guru dalam mengembangkan instrumen tes kategori
Kemdikbud. (2017). Panduan penilaian HOTs.
HOTS secara kalsikal tergolong baik. Berdasarkan
Jakarta: Diraktorat Guru dan Tenaga
aspek kompetensi yang dinilai, rata-rata kemampuan
Kependidikan.
mahasiswa tergolong baik. Sedangkan pada aspek
Kemdikbud. (2014). Konsep dan implementasi
menganalisis butir soal, kemampuan mahasiswa
kurikulum 2013. Paparan Wamen
masih tergolong cukup baik.
Pendikbud RI Bidang Pendidikan.
Listiani, W., & Sulistyorini, Y. (2021).
Ucapan Terimakasih
Kompetensi pedagogik mahasiswa program
Artikel ini merupakan publikasi hasil penelitian
yang didanai oleh hibah internal Universitas studi pendidikan matematika dalam
Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) dengan skema menyusun tes matematika HOTS. Laplace :
Jurnal Pendidikan Matematika, 4(1), 99–
Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi (PUPT).
106.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih
kepada institusi UMRAH atas dukungan tersebut. https://doi.org/10.31537/laplace.v4i1.467
Rahaju, E. B., Dini, K., Fardah, P., & Wijayanti,
Referensi I. (2020). E B Rahaju, D K Fardah, P
Wijayanti, I. (2020). Kemampuan guru-guru
matematika SMP Kabupaten Ponorogo
Arifin, Zainal. (2011). Evaluasi Pembelajaran. dalam mengembangkan soal berpikir tingkat
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
tinggi. Jurnal Pendidikan Matematika
Ayuningtyas, N. & Rahaju, E. B. (2013). Proses Raflesia, 05(01), 75–81. Retrieved from
penyelesaian soal higher order thinking
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jpmr
materi aljabar siswa SMP ditinjau Rosnawati. (2009). Enam tahapan aktivitas
berdasarkan kemampuan matematika dalam pembelajaran matematika untuk
siswa”. Jurnal Ilmiah Pendidikan mendayagunakan kemampuan berpikir
Matematika. 3. (1). 1-9. tingtkat tinggi siswa. Prosiding Seminar
Budiman, A. & Jailani. (2014). Pengembangan nasional Revitalisasi MIPA dan
instrumen asesmen higher order thinking Pendidikan MIPA. UNY: Yogyakarta.
skill (HOTs) pada mata pelajaran
Sumaryanta. (2018). Penilaian HOTs dalam
matematika SMP kelas VIII semester 1. pembelajaran matematika. Indonesian
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 1(2),
Digital Journal of Mathematics and
hal. 139 – 151. Education, 8(8), hal. 500-509.
Ega, G., Firmansyah, B., & Julia, N. (2018). Saputra, Hatta. (2016). Pengembangan Mutu
Calon guru matematika melalui level hots
Pendidikan Menuju Era Global:
marzano. EduMa, 7(2), 41–48. Penguatan Mutu Pembelajaran dengan
Penerapan HOTs (High Order Thinking
Skills). Bandung: SMILE’s Publishing.
81
JURNAL GANTANG. Maret 2021; VI(1): 75 – 82
p-ISSN. 2503-0671
e-ISSN. 2548-5547

Wijaya, W., & Andy, P. (2019). Profil


Kemampuan mahasiswa dalam
mengembangkan instrumen tes mengacu
standar hots pada mata kuliah evaluasi dan
teknik pencapaian hasil belajar. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699.

82

You might also like