Professional Documents
Culture Documents
Tugas 2 Artikel
Tugas 2 Artikel
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik terdapat standar pelayanan yang harus diikuti
oleh penyelenggara pelayanan baik secara kelembagaan maupun secara personal(T, Bake, &
Alam, 2018). Standar pelayanan merupakan pedoman atau acuan yang digunakan dalam
melaksanakan pelayanan dan penilaian kualitas pelayanan. Adapun komponen dalam standar
pelayanan antara lain prosedur, kepastian waktu penyelesaian pelayanan, biaya, produk
pelayanan, sarana, fasilitas, dan evaluasi kinerja pelaksana(Ervany & Romi, 2018). Dengan
ditetapkan dan diterapkannya standar pelayanan hendaknya pelayanan publik menjadi lebih
berkualitas, efektif, dan efisien.
Inovasi merupakan suatu proses pengembangan dan pemanfaatan suatu produk atau
sumber daya yang telah ada sebelumnya sehingga memiliki nilai yang lebih dalam
meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Menurut Galbraith dan Schon dalam Perwira (2014),
inovasi sebagai proses dari penggunaan teknologi baru ke dalam suatu produk sehingga
mempunyai nilai tambah(Yanuar, 2019). Dalam Bab 21 Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah, pemerintah daerah dapat melakukan inovasi dalam upaya
peningkatan kinerja penyelenggaraan di daerahnya. Dengan demikian, pemerintah daerah
diberikan kebebasan untuk menerapkan inovasi, sehingga pemerintah dapat meningkatkan
kinerjanya melalui inovasi.
1
UU No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
2
KEPMEN PAN NO 63 Tahun 2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Untuk memotivasi pemerintah daerah dalam berinovasi, Kementerian Dalam Negeri
menyelenggarakan Innovative Government Award (IGA). IGA merupakan penghargaan yang
diberikan kepada pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota yang berhasil melakukan
inovasi di daerah. IGA diselenggarakan sejak Tahun 2007 untuk mendorong kompetisi positif
antar pemerintah provinsi, maupun antar pemerintah kabupaten/kota dalam meningkatkan
kualitas pelayanan kepada masyarakat. Dengan adanya perlombaan terkait inovasi, akan
mendorong pemerintah daerah untuk menciptakan inovasi sehingga akan meningkatkan
kualitas pelayanan publik.
Penghargaan IGA tingkat provinsi diraih oleh Provinsi Sumatera Barat secara berturut-
turut sejak Tahun 2018 hingga 2020. Provinsi Sumatera Barat merupakan satu-satunya provinsi
diluar Pulau Jawa yang masuk kategori terbaik dalam melakukan inovasi pelayanan. Provinsi
Sumatera Barat memiliki tujuh inovasi terbaik dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan
publik dan pemberdayaan masyarakat. Inovasi terbaik tersebut antara lain ADO (Apoteker
Selalu Ado) oleh RSUD M Natsir, PHBM (Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat) oleh
Dinas Kehutanan Sumatera Barat, Absensi online oleh Dinas Komunikasi dan Informatika
Provinsi Sumatera Barat, TUAN O (Toko Untuk Jualan Online) oleh Dinas Koperasi dan
UMKM, Samsat Malming oleh Badan Keuangan Daerah, InLOVEST yang diinisiasikan oleh
DPMPTSP dan Gelar Pangan Murah oleh Dinas Pangan.3 Dengan demikian, terlihat adanya
upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam menciptakan berbagai
inovasi pelayanan publik.
Kota Padang sebagai Ibu Kota Provinsi Sumatera Barat juga memiliki prestasi terkait
inovasi. Kota Padang meraih penghargaan Innovative Government Awards (IGA) Tahun 2020.4
Kota Padang meraih penghargaan IGA kategori Pemerintah Daerah sangat inovatif. Kota
Padang juga meraih penghargaan Top Digital Implementation 2020 on City Government Level
Stars 4, Top Digital Transformation Readness Tahun 2020, dan Top Leader on Digital
Implementation 2020. Berdasarkan prestasi inovasi yang diraih oleh Kota Padang menandakan
adanya keseriusan untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi dalam meningkatkan kinerja
pemerintahan.
Stunting merupakan kondisi tinggi badan anak lebih pendek dari standar usianya yang
diakibatkan oleh kurang gizi pada 1000 hari pertama kehidupan yang akan berdampak terhadap
kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan. Menurut WHO, dalam jangka pendek
3
Sumbarprov.go.id
4
Tempo.co. diakses di https://bisnis.tempo.co/read/1418000/mari-merawat-ukiran-prestasi-
padang/full&view=ok pada 28 Februari 2021
5
www.menpan.go.id
6
https://www.menpan.go.id/
stunting menyebabkan peningkatan kejadian kesakitan dan kematian serta tidak optimalnya
perkembangan kognitif atau kercerdasan, motorik, dan verbal. Sedangkan dalam jangka
panjang stunting berdampak pada postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa, peningkatan
resiko obesitas, dan penyakit degeneratif lainnya, menurunnya kesehatan reproduksi, tidak
optimalnya kapasitas belajar dan performa saat masa sekolah, dan tidak maksimalnya
produktivitas serta kapasitas kerja(Yadika, Berawi, & Nasution, 2019). Dengan demikian,
stunting harus dikendalikan.
Selain disebabkan oleh permasalahan gizi, stunting juga dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain(Sutarto, Diana Mayasari, 2018):
1. Praktek pengasuhan yang kurang baik
Kurangnya pengetahuan ibu terkait kesehatan dan gizi sebelum dan sesudah masa
kehamilan, serta serta sesudah melahirkan.
2. Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care (pelayanan
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan), Post Natal Care dan pembelajaran
dini yang berkualitas
3. Kurangnya akses rumah tangga/keluarga terhadap makanan bergizi
4. Kurangnya akses air bersih dan sanitasi
Angka stunting Indonesia lebih buruk dibandingkan Afrika sehingga ini menjadi salah
satu prioritas masalah kesehatan Indonesia.7 Indonesia menempati peringkat keempat terbesar
di dunia dalam kasus stunting. Data Riset kesehatan dasar (Riskesdas) Tahun 2018
menunjukkan jumlah kasus stunting nasional sebesar 30,8 persen. Stunting dianggap sebagai
masalah kesehatan apabila prevalensi stunting berada pada rentang 30-39 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa Indonesia mengalami masalah kesehatan masyarakat yang berat dalam
kasus stunting.
Berdasarkan profil kesehatan Kota Padang Tahun 2016, jumlah kasus Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) dan gizi buruk paling tertinggi terdapat di Puskesmas Andalas dengan 44
kasus BBLR dan 18 kasus gizi buruk. Sementara itu, kasus stunting Kota Padang sebesar 11.06
persen, dan Puskesmas Andalas memiliki jumlah kasus stunting mencapai 26.9 persen.
Walaupun masih dibawah kasus nasional, kasus stunting di Puskesmas Andalas jauh melebihi
kasus Kota Padang. Dengan demikian diperlukan upaya serius untuk mempercepat penurunan
stunting di wilayah Puskesmas Andalas.
Pengawasan gizi yang kurang optimal pada ibu hamil dan balita mengakibatkan
tingginya kasus stunting dan gizi di Puskesmas Andalas.8 Selain itu, akses masyarakat ke
layanan gizi masih rendah. Melihat kasus tersebut, Puskesmas Andalas membentuk inovasi
Ayo Ceting untuk memperbaiki asupan gizi anak dengan masalah gizi dan stunting. Ayo Ceting
dilaksanakan melalui tiga kegiatan, yaitu Grup WhatsApp Ibu Hamil. Rumah Gizi, dan
Aplikasi Ayo Ceting.
7
Puskesmasandalas.go.id
8
Menpan.go.id
Kota Padang, kasus stunting dan gizi buruk juga ditemukan. Melihat kasus tersebut, Puskesmas
Andalas membentuk inovasi rumah gizi untuk memperbaiki asupan gizi anak dengan masalah
gizi dan stunting. Rumah gizi merupakan wadah untuk melaksanakan kegiatan berupa praktek
pengolahan makanan dan edukasi pola asuh pada bayi dan balita. Bahan pangan yang
digunakan dalam pengolahan makanan merupakan hasil tanaman yang dibudidayakan dirumah
gizi dan masyarakat. Dengan demikian, bahan makanan yang diolah lebih terjamin mutunya
karena berasal dari hasil tanaman sendiri. Selain itu, balita dapat melakukan timbang berat
badan di rumah gizi tanpa harus melakukan penimbangan dirumah gizi. Dengan demikian akan
mempermudah ibu balita mengetahui perkembangan berat badan anaknya tanpa harus pergi ke
puskesmas.
Grup WhatsApp Ibu Hamil adalah media komunikasi yang beranggotakan ibu hamil di
Kecamatan Padang Timur. Grup WhatsApp digunakan untuk berdiskusi dan setiap minggu
terdapat diskusi dengan dokter spesialis. Topik diskusi ditentukan dari hasil voting anggota
grup. Dengan demikian terdapat pembaruan topik sehingga pengetahuan ibu hamil akan
meningkat.
Aplikasi Ayo Ceting yaitu aplikasi yang bertujuan sebagai media edukasi terkait
pencegahan stunting. Selain itu, pada Aplikasi Ayo Ceting dapat melakukan layanan konsultasi
dengan dokter yang nantinya langsung terhubung dengan chat WhatsApp dokter yang akan
melayani. Aplikasi Ayo Ceting dapat di download di playstore dan digunakan kapan saja.
Dengan adanya pelayanan berbasis android akan menciptakan efektifitas dan efisiensi karena
masyarakat tidak perlu datang ke puskesmas sehingga sangat cocok digunakan di masa
pandemi.
Berdasarkan uraian latarbelakang diatas, maka rumusan masalah dalam artikel yang
berjudul Inovasi Pelayanan Kesehatan Ayo Ceting (Cegah Stunting) oleh Puskesmas Andalas
Kota Padang adalah bagaimana Inovasi Pelayanan Kesehatan Ayo Ceting (Cegah Stunting)
oleh Puskesmas Andalas Kota Padang?
B. METODE PENELITIAN
Artikel Inovasi Pelayanan Kesehatan Ayo Ceting (Cegah Stunting) oleh Puskesmas
Andalas Kota Padang menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor
penelitian kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata tertulis atau lisan dari perilaku yang dapat diamati. Dalam memperoleh data atau informasi
yang diperlukan maka diperlukan teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data melalui wawancara. Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan
komunikasi yang dilakukan dengan informan.
C. KERANGKA TEORI
Pelayanan Publik
Kotler menyatakan pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu
perkumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada
suatu produk secara fisik(Pratama, 2015). Pelayanan merupakan implementasi dari kewajiban
pemerintah untuk memenuhi hak-hak masyarakat(Anjelita Egla, 2018). Pelayanan publik
adalah melayani keperluan masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi
tertentu(Hasanah, 2019). Menurut KEPMENPAN No. 63/KEP/M.PAN/7/2003, pelayanan
publik adalah segala pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Sedangkan menurut Ratminto dan Winarsih, pelayanan publik adalah segala bentuk
jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya
menjadi tanggungjawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah, pemerintah daerah, dan
lingkungan BUMN atau BUMD, dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun
dalam rangka pelaksanaan ketentuan perundang-undangan(Widya, Ningrum, & Hermayanty,
2018). Hardiansyah mengemukakan pelayanan publik adalah melayani keperluan orang atau
masyarakat atau organisasi yang memiliki kepentingan pada organisasi, sesuai dengan aturan
pokok dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada
penerima layanan.
Kualitas Pelayanan
Evans dan Linsay menyatakan kualitas pelayanan adalah suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan. Moenir (2001:197) berpendapat bahwa kualitas pelayanan yang dapat
memuaskan masyarakat yang dilayani harus dapat memenuhi empat persyaratan pokok yaitu
tingkah laku yang spontan, cara menyampaikan sesuatu yang berkaitan dengan apa yang
seharusnya diterima, waktu menyampaikan yang tepat, dan keramahtamahan(Tulusan, 2017).
Menurut Tcipto kualitas pelayanan memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan
masyarakat(Luh, Puspitasari, & Bendesa, 2016). Pada dasarnya pelayanan publik bertujuan
untuk memuaskan masyarakat dengan berupaya meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Menurut Yogi dan Ikhsan (2006), kualitas pelayanan dapat dilihat dari beberapa sudut
pandang. Pertama product based, yaitu kualitas pelayanan didefinisikan sebagai suatu fungsi
yang spesifik dengan variabel pengukuran yang berbeda terhadap karakteristik produknya,
Selanjutnya user based, yaitu dimana kualitas pelayanan adalah tingkatan kesesuaian
pelayanan dengan yang diinginkan oleh pelanggan. Yang terakhir yaitu value based, yaitu
berhubungan dengan kegunaan atau kepuasan atas harga(Siregar, 2014). Pemerintah tidak
hanya dituntut untuk memberikan pelayanan yang sesuai standar, namun juga harus
memberikan pelayanan prima yang mengedepankan kualitas(Botutihe, 2017). Pelayanan yang
prima dapat dilihat dari(Robi Cahyadi, 2016):
a. Transparansi
Transparansi yaitu pelayanan yang bersifat terbuka, mudah, dapat memadai serta
mudah dimengerti.
b. Akuntabilitas
Akuntabilitas yaitu pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Kondisional
Kondisional yaitu pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan
penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.
d. Partisipatif
Partisipatif yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan
harapan masyarakat.
e. Kesamaan hak
Kesamaan hak merupakan pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari
aspek apapun. Khususnya ras, suku, agama, golongan, dll.
f. Keseimbangan hak dan kewajiban
Yaitu pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima
pelayanan publik
Menurut Everett M Rogers, inovasi merupakan sebuah ide, praktek, atau objek yang
dianggap baru oleh individu atau unit adopsi lainnya. Kemudian Khairul Muluk berpendapat
inovasi merupakan instrumen untuk mengembangkan cara baru dalam menggunakan sumber
daya dan memenuhi kebutuhan secara lebih efektif. Sedangkan menurut Susanto, inovasi tidak
hanya sebatas membangun dan memperbarui namun juga dapat didefenisikan secara luas,
memanfaatkan ide-ide baru menciptakan produk, proses, jasa, dan layanan.
Menurut Muluk terdapat lima jenis inovasi organisasi sektor publik yaitu(Yanuar,
2019):
1. Inovasi Produk pelayanan
a. Perubahan bentuk
Menurut Muluk, bentuk dari produk pelayanan yaitu berupa barang dan jasa yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan peraturan perundangundangan yang
berlaku. Perubahan bentuk tidak hanya berupa perubahan fisik tapi juga non fisik.
b. Desain produk pelayana
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata desain berarti bentuk atau rancangan.
Dengan kata lain desain produk pelayanan adalah kerangka bentuk atau rancangan
dari produk pelayanan yang dibuat.
2. Inovasi Proses Pelayanan
a. Perubahan organisasi
Visi artinya hal yang ingin dicapai atau cita-cita yang ingin dicapai, sedang Misi
berati langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai Visi. Visi dan Misi akan
menjadi pedoman untuk menentukan kebijakan yang akan dibuat.
b. Tujuan Baru
Ketika ada inovasi maka akan terbentuk tujuan baru yang akan memperbaiki
kekurangan dari tujuan sebelumnya. Tujuan baru akan membuat kualitas pelayanan
publik menjadi lebih baik.
c. Strategi Baru
Strategi adalah alat yang digunakan untuk mencapai tujuan dengan kata lain strategi
adalah cara-cara yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuan.
4. Inovasi Sistem Pelayanan
a. Interaksi Sistem
Interaksi sistem adalah cara baru dalam berinteraksi yaitu antara actor dan sistem
pemerintahan.
b. Perubahan tata kelola pemerintahan
Tata kelola pemerintahan yang baik adalah pedoman penyelenggaraan pelayanan.
Inovasi pelayanan yang dibuat didasarkan pada tata kelola pemerintahan yang baik
yang berat melayani masyarakat secara baik.
Sedangkan Everett M Rogers mengemukakan atribut inovasi terdiri dari:
Atribut inovasi yang dikemukakan oleh Everett M Rogers tersebut relevan untuk
mengukur Inovasi Pelayanan Kesehatan Ayo Ceting oleh Puskesmas Andalas Kota Padang
karena mengintegrasikan perbandingan kemudahan dan keuntungan antara inovasi yang baru
dengan inovasi sebelumnya. Inovasi Ayo Ceting merupakan bentuk pelayanan kesehatan baru
yang tidak hanya memiliki dampak terhadap pihak Puskesmas Andalas tetapi juga masyarakat
sebagai kelompok sasaran. Berdasarkan uraian diatas, desain penelitian ini memasukan atribut
inovasi dari Everett M Rogers untuk mengukur Inovasi Pelayanan Kesehatan Ayo Ceting oleh
Puskesmas Andalas Kota Padang.
Diagram 1
Perbedaan Sebelum dan Sesudah Dilaksanakan Ayo Ceting
350
300
250
200
150
100
50
0
Sebelum Sesudah
9
Hasil wawancara dengan dr Ulfia Izzati sebagai KAI Anak Puskesmas Andalas Kota Padang pada 09 Maret
2021 pukul 10.30 WIB
10
Puskesmasandalas.padang.go.id
utamanya. Pemberdayaan dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan
mengintervensi kasus gizi kurang pada balita secara mandiri. Dengan demikian,
penyelenggaraan rumah gizi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat terkait gizi memiliki kesesuaian dengan hasil survei yang menyimpulkan
pola asuh yang baik mempengaruhi tingkat kesehatan anak.
Berdasarkan compability menurut Everett M Rogers, dapat disimpulkan bahwa
pada Ayo Ceting terdapatnya kekonsistenan, sesuai dengan nilai-nilai yang ada,
pengalaman masa lalu, serta sesuai dengan kebutuhan yang ada. Hal ini dapat dilihat
dari pelaksanaan ayo ceting yang tidak bertentangan dengan peraturan-peraturan di
Puskesmas Andalas maupun Kota Padang. Ayo ceting memiliki kesesuaian dengan
kebutuhan, hal ini dilihat dari dibentuknya rumah gizi di Kelurahan Kubu Dalam Parak
Karakah yang merupakan daerah dengan kasus gizi kurang terbanyak pada Tahun 2018.
Gambar 2
Data Pemantauan Gizi Ibu Hamil
Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui data tidak harus diisi oleh ibu hamil.
Artinya orang yang bersangkutan dengan ibu hamil dapat mengisi data ibu hamil.
Apabila terdapat permasalahan terkait gizi ibu hamil dan balita maka pihak puskesmas
melakukan kunjungan ke rumah (home care). Dengan demikian, adanya aplikasi Ayo
Ceting akan mempermudah pihak puskesmas melakukan pemantauan dan melakukan
tindakan terhadap masyarakat yang rentan terkena stunting.
Konsultasi dengan dokter dapat juga dilakukan melalui aplikasi Ayo Ceting.
Layanan konsultasi dengan dokter di aplikasi Ayo Ceting dapat dilakukan dengan
memilih tools chat dokter yang berada pada laman pertama setelah login aplikasi.
Setelah itu akan terhubung secara langsung dengan dokter pada ruang chatting
WhatsApp. Masyarakat dapat melakukan konsultasi melalui chatting di WhatsApp
dengan dokter. Dengan demikian aplikasi ayo ceting tidak memiliki kerumitan untuk
digunakan oleh masyarakat sebagai pengguna layanan karena memberikan kemudahan
untuk berkomunikasi dengan dokter.
Berdasarkan pemaparan diatas, Ayo ceting tidak sulit untuk dipahami dan
digunakan sebagai sarana pelayanan kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari layanan
konsultasi dengan dokter pada aplikasi Ayo Ceting dapat terhubung secara langsung
dengan room chat dokter yang akan memberikan pelayanan. Dengan demikian, ayo
ceting memberikan kemudahan kepada masyarakat sebagai pengguna layanan untuk
memperoleh edukasi dan melakukan komunikasi dengan dokter perihal pelayanan
kesehatan. Kemudian bagi pihak puskesmas akan mempermudah proses peninjauan
sehingga dapat melakukan tindakan dengan cepat.
Inovasi penting untuk diuji dan dicoba sebelum diterapkan agar dapat diterima
oleh masyarakat. Inovasi yang akan dilakukan harus diuji coba agar dapat dilihat nilai
lebih atau keuntungan dibandingkan dengan sebelumnya. Aplikasi Ayo Ceting yang
berbasis android akan mempermudah masyarakat menerima pelayanan. Kunjungan
puskesmas ibu hamil, bayi, dan balita yang rendah terutama saat Covid19 yang
membatasi gerak masyarakat membuat kunjungan semakin rendah. Melalui pelayanan
yang dapat dilakukan secara online, masyarakat dapat menerima pelayanan tanpa harus
ke puskesmas melalui aplikasi Ayo Ceting. Dengan demikian Ayo Ceting yang
dilakukan secara online sejalan dengan kebijakan physical distancing.
Ayo ceting yang telah di launching pada 22 Juni Tahun 2019 di Kelurahan Kubu
Dalam Parak Karakah, sebelumnya telah di uji coba terlebih dahulu di Puskesmas
Andalas. Hal ini disampaikan oleh dr Ulfia Izzati sebagai KAI Anak sebagai berikut:
11
Hasil wawancara dengan dr Ulfia Izzati sebagai KAI Anak Puskesmas Andalas Kota Padang pada 09 Maret
2021 pukul 10.30 WIB
Uji coba dilakukan kepada kader untuk melihat apakah ayo ceting sudah layak untuk
diterapkan dan digunakan. Hal ini diperkuat dengan Gambar 3 berikut ini:
Gambar 3
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
12
Hasil wawancara dengan dr Ulfia Izzati sebagai KAI Anak Puskesmas Andalas Kota Padang pada 09 Maret
2021 pukul 10.30 WIB
keluhan masyarakat atau masalah gizi masyarakat yang terdata. Setiap kasus gizi yang
terdapat pada ibu hamil, bayi, dan balita akan didata dan dikunjungi untuk diintervensi
agar tidak terkena stunting. Dengan demikian aplikasi ayo ceting menciptakan
kemudahan bagi Puskesmas Andalas untuk melakukan pemantauan.
Hal ini sesuai dengan teori Everett M Rogers yang menyatakan bahwa inovasi
dapat dilihat dan diamati oleh orang lain. Dengan aplikasi ayo ceting mempermudah
Puskesmas Andalas melakukan peninjauan terhadap masyarakat sehingga dapat
mengambil tindakan dengan cepat terhadap masyarakat yang rentan terkena stunting.
KESIMPULAN
Stunting merupakan kondisi tinggi badan anak lebih pendek dari standar usianya yang
diakibatkan oleh kurang gizi pada 1000 hari pertama kehidupan yang akan berdampak terhadap
kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan. Dalam jangka pendek stunting menyebabkan
peningkatan kejadian kesakitan dan kematian serta tidak optimalnya perkembangan kognitif
atau kercerdasan, motorik, dan verbal. Sedangkan dalam jangka panjang stunting berdampak
pada postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa, peningkatan resiko obesitas, dan penyakit
degeneratif lainnya, menurunnya kesehatan reproduksi, tidak optimalnya kapasitas belajar dan
performa saat masa sekolah, dan tidak maksimalnya produktivitas serta kapasitas kerja.
Pengawasan gizi yang kurang optimal pada ibu hamil dan balita mengakibatkan
tingginya kasus stunting dan gizi di Puskesmas Andalas. Selain itu, akses masyarakat ke
layanan gizi masih rendah. Melihat kasus tersebut, Puskesmas Andalas membentuk inovasi
Ayo Ceting untuk memperbaiki asupan gizi anak dengan masalah gizi dan stunting. Ayo Ceting
dilaksanakan melalui tiga kegiatan, yaitu Grup WhatsApp Ibu Hamil. Rumah Gizi, dan
Aplikasi Ayo Ceting.
Berdasarkan teori Everett M Rogers yang terdiri dari relative advantages, compability,
complexity, triability, dan observability, Ayo Ceting sudah berjalan namun masih ditemukan
kendala dalam observability. Kendala yang ditemukan dalam observability yaitu masih
terdapat masyarakat yang tidak mengetahui ayo ceting meskipub telah dilakukan beberapa kali
sosialisasi. Dengan demikian Ayo Ceting belum berjalan optimal.
DAFTAR PUSTAKA
JURNAL
Anjelita Egla. (2018). Efektivitas Kerja Aparatur Sipil Negara Dalam Meningkatkan Kualitas
Pelayanan Publik (Studi Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Minahasa Selatan).
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan, 1(1), 1–12.
Asrinaldi. (2019). Akuntabilitas Pelayanan Administrasi Kependudukan Di Kelurahan Purus
Kota Padang. Jurnal Analisis Kebijakan Dan Pelayanan Publik, 5(2), 95–105.
Botutihe, N. (2017). Analisis Efektivitas Pelayanan Publik Pada Rumah Sakit Aloe Saboe
Provinsi Gorontalo. Jurnal Ilmu Administrasi, 6(2), 1–11.
Ervany, C. D., & Romi, M. N. (2018). Pelayanan Publik Dalam Program E-Ktp Di Tingkat
Pemerintahan Desa. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 7(1), 88–92.
Hasanah, D. I. (2019). Moral Dan Etika Birokrasi Dalam Pelayanan Publik. Jurnal Ilmu
Sosial, 3(1), 48–58.
Luh, N., Puspitasari, P., & Bendesa, I. K. G. (2016). Analisis Kualitas Pelayanan Publik Di
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Badung. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis,
5(1), 89–114.
Ogotan, M. (2016). Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kualitas Pelayanan Publik (Suatu
Studi Di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Halmahera Utara).
Jurnal Administrasi Publik, 1(37).
Pratama, H. (2015). Strategi Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik ( Studi Deskriptif
Tentang Strategi UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor Tandes Kota Surabaya Dalam
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor ). Jurnal Kebijakan
Dan Manajemen Publik, 3(3), 90–98.
Robi Cahyadi. (2016). Inovasi Kualitas Pelayanan Publik Pemerintah Daerah. Jurnal Ilmu
Hukum, 10(3), 569–586.
Siregar, A. M. (2014). Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Pelayanan Publik Pada Dinas
Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Medan. Jurnal Administrasi Publik, 2(1), 21–39.
Sutarto, Diana Mayasari, R. I. (2018). Stunting, Faktor Resiko Dan Pencegahannya.
Agromedicine, 5(1), 243–243.
T, A. A., Bake, J., & Alam, S. (2018). Reformasi Administrasi Pelayanan Publik Pada Dinas
Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Kendari. Jurnal
Administrasi Pembangunan Dan Kebijakan, 9(2), 21–30.
Tulusan, F. (2017). Pengaruh Motivasi Kerja Pegawai Terhadap Kualitas Pelayanan Publik
Yang Ada Di Bpjs Ketenagakerjaan Kota Manado. Jurnal Administrasi Publik, 04(048).
Widya, D., Ningrum, N., & Hermayanty, I. (2018). Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap
Pelayanan Publik Pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Sumedang. Jurnal Manajemen Pelayanan Publik, 1(2), 135–142.
Yadika, A. D. N., Berawi, K. N., & Nasution, S. H. (2019). Pengaruh Stunting Terhadap
Perkembangan Kognitif Dan Prestasi Belajar. Jurnal Majority, 8(2), 273–282.
Yanuar, R. M. (2019). Inovasi Pelayanan Publik (Studi Kasus: Public Safety Center (PSC)
119 Kabupaten Bantul Sebagai Layanan Kesehatan Dan Kegawatdaruratan). Jurnal Ilmu
Pemerintahan, 04(02), 20.
DOKUMEN
INTERNET
WEBSITE
Puskesmasandalas.go.id
Sumbarprov.go.id
www.menpan.go.id