You are on page 1of 10

Vol. 5 No.

1 (2018) 23-31

PEDADIDAKTKA: JURNAL ILMIAH


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Penerapan Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share


untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa
tentang Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Beda
Anti Pitra Pebrianti1, Sumardi2, Oyon Haki Pranata3
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya
Antipitrapebrianti95@gmail.com

Abstract
This research caused by the lack of student learning achievement in addition fraction denominator distinguish
student in this mattery learning achievement is not reach KKM. One of this type is think-pair-share. This type is used for
knowing learning in the class This Type used Classroom Action Research (CAR) caused on Kemmis and Mc. Taggart
model. The subject this research are teacher and the fifth grade A and B student in SDN Mangkubumi the sun of
student are fourty eight student. This research is done three cycle, the instrument are lesson plan, question paper,
lesson plan analysis paper, observation the activity teacher and student in learning. Data collection techniques in this
research is used test techniques, observation techniques, and documentation study. Analysys data in this research used
descriptive analysisis, such as state data reduction, presentation of data and verification or data conclution. The result
in the first cycle is 91 percent, the result in the third cycle is 98 percent, next, a teacher activity in the first cycle is 90
percent, the result in third cycle is optimally is 98 percent. The student activity at cycle learning in the first cycle is 88
percent. The increasing and the third cycle is 54 percent, the result in third 92 percent. The conclution this research that
student learning achievement about addition fraction denominator distinguish can be increased with cooperative
learning think-pair-share type.
Keywords: Cooperative Learning, Think-Pair-Share Type, Student Learning Achievement, Addition Fraction
Denominator Distinguish Factor.

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada materi penjumlahan pecahan penyebut
beda, hasil belajar siswa pada materi tersebut belum mencapai KKM. Tujuan umum dari penelitian ini untuk
mengetahui bagaimana penerapan cooperative learning tipe think-pair-share untuk meningkatka hasil belajar siswa
tentang penjumlahan pecahan berpenyebut beda. Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggart. Subjek penelitian ini adalah guru dan seluruh siswa kelas V A dan B
SDN Mangkubumi yang berjumlah 48 orang siswa. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga siklus, instrumen yang
digunakan adalah RPP, lembar soal, lembar analisis RPP, lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa dalam
pembelajaran. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes, teknik observasi dan studi
dokumentasi. Adapun teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif, terdiri dari tahap reduksi data, sajian data
dan verifikasi atau penyimpulan data. Hasil perencanaan pada siklus I mencapai persentase 91%. Pada siklus III sudah
menunjukkan peningkatan yang signifikan yaitu persentase keberhasilan 98%. Aktivitas guru pada pembeljaran siklus I
mencapai persentase 90%. Aktivitas siswa pada pembelajaran siklus I mencapai persentase 88%, siklus III peningkatan
yang dicapai sudah cukup optimal dengan persentase 98%. Dan hasil belajar siswa siklus I persentase keberhasilan
siswa mencapai 54%, pada siklus III dengan keberhasilan siswa mencapai 92%. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa pada materi penjumlahan pecahan penyebut beda dapat ditingkatkan dengan penerapan cooperative learning
tipe think-pair-share.
Kata Kunci: Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share, Hasil Belajar Siswa, Penjumlahan Pecahan Penyebut Beda.

PENDAHULUAN Matematika perlu diberikan kepada semua


Menurut Badan Standar Nasional
peserta didik mulai dari Sekolah Dasar. Hal ini
Pendidikan (2006) mata pelajaran

@2018 - PEDADIDAKTIKA: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR- Vol. 5, No. 1 (2018) 23-31
http://ejournal.upi.edu/index.php/pedadidaktika/index - All rights reserved
1 2 3
24 Anti Pitra Pebrianti ; Sumardi ; Oyon Haki Pranta
Penerapan Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa
tentang Penjumlahan Pecahan Penyebut Beda.

dimaksudkan untuk membekali peserta didik Susanto (2014, hlm. 186), menjelaskan:
dengan kemampuan berpikir logis, analitis, Pembelajaran matematika adalah suatu proses
sistematis, kritis, dan kreatif, serta belajar mengajar yang dibangun oleh guru
kemampuan bekerjasama. Kompetensi untuk mengembangkan kreativitas berpikir

tersebut diperlukan agar peserta didik dapat siswa yang dapat meningkatkan kemampuan

memiliki kemampuan memperoleh, berpikir siswa, serta dapat meningkatkan


kemampuan mengonstruksi pengetahuan baru
mengelola, dan memanfaatkan informasi
sebagai upaya meningkatkan penguasa yang
untuk bertahan hidup pada keadaan yang
baik terhadap materi matematika.
selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Dalam proses pembelajaran matematika,
Selain itu dimaksudkan pula untuk
baik guru maupun siswa bersama-sama
mengembangkan kemampuan menggunakan
menjadi pelaku tercapainya tujuan
matematika dalam pemecahan masalah dan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini akan
mengomunikasikan ide atau gagasan dengan
mencapai hasil yang maksimal apabila
menggunakan simbol, tabel, diagram, dan
pembelajaran berjalan secara efektif.
media lain.
Pembelajaran yang efektif adalah
Menurut Nisa, dkk (2014, hlm. 23)
pembelajaran yang mampu melibatkan
“Pembelajaran matematika merupakan
seluruh siswa secara aktif dalam proses
proses interaksi antara guru dengan siswa
pembelajaran.
untuk menciptakan suatu kondisi
Jadi, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran yang kondusif yang dapat
pembelajaran matematika adalah suatu
menunjang pembelajaran”. Mengingat
proses belajar mengajar yang mengandung
pentingnya matematika dalam kehidupan,
dua jenis kegiatan yang tidak terpisahkan.
maka hasil belajar matematika pada jenjang
Kegiatan tersebut adalah belajar mengajar.
pendidikan perlu ditingkatkan. Untuk dapat
Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara
meningkatkan hasil belajar sesuai dengan
terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat
yang diharapkan maka bukan hanya guru
terjadi interaksi antara siswa dengan guru,
yang harus berperan dan memberikan
antara siswa dengan siswa, dan antara siswa
informasi kepada siswa, melainkan siswa juga
dengan lingkungan di saat pembelajaran
harus berusaha untuk mencari infrormasi
matematika sedang berlangsung.
yang lebih tentang apa yang akan dan telah
Rusman (2012, hlm. 202) menjelaskan
dipelajari disekolah, baik dari guru, teman,
“Pembelajaran Kooperatif (cooperative
serta buku-buku penunjang lainnya.

@2018 - PEDADIDAKTIKA: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR- Vol. 5, No. 1 (2018) 23-31
http://ejournal.upi.edu/index.php/pedadidaktika/index - All rights reserved
1 2 3
Anti Pitra Pebrianti ; Sumardi ; Oyon Haki Pranta 25
Penerapan Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa
tentang Penjumlahan Pecahan Penyebut Beda.

learning) merupakan bentuk pembelajaran dalam kegiatan think-pair-share, lebih


dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam banyak siswa yang mengangkat
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif tangan mereka untuk menjawab
yang anggotanya terdiri dari empat sampai setelah berlatih dalam pasangannya.
enam orang dengan struktur kelompok yang Para siswa mungkin mengingat secara
berisifat heterogen”. lebih sering penambahan waktu
Frank Lyman (dalam Taniredja, T, dkk, tunggu dan kualitas jawaban mungkin
2015, hlm. 106) menjelaskan: menjadi lebih baik.
langkah-langkah dalam cooperative learning 2. Para guru juga mungkin mempunyai
tipe think-pair-share yaitu: (1) Guru waktu yang lebih banyak untuk
menyampaikan inti materi dan kompetensi berpikir ketika menggunakan think-
yang ingin dicapai, (2) Siswa diminta untuk pair-share. Mereka dapat
berpikir tentang materi/permasalahan yang berkonsentrasi mendengarkan
disampaikan guru, (3) Siswa diminta jawaban siswa, mengamati reaksi
berpasangan dengan teman sebelahnya siswa, dan mengajukan pertanyaan
(kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil tingkat tinggi.
pemikiran masing-masing, (4) Guru Pengertian tentang hasil belajar menurut
memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok Nawawi (dalam Susanto, 2014, hlm. 5)
mengemukakan hasil diskusinya, (5) Berawal menyatakan ‘hasil belajar dapat diartikan
dari kegiatan tersebut, guru mengarahkan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam
pembicaraan pada pokok permasalahan dan mempelajari materi pelajaran di sekolah yang
menambah materi yang belum diungkapkan dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari
para siswa, (6) Guru memberi kesimpulan, hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran
dan (7) Penutup. tertentu’ Kingsley (dalam Malla, hlm. 207)
Kagan (dalam Fatimah Nuraini, 2015, membagi tiga macam hasil belajar yakni:
hlm. 92) menjelaskan manfaat lain dari “(a) keterampilan dan kebiasaan, (b)
cooperative learning tipe think-pair-share pengetahuan dan penegrtian, (c) sikap dan
sebagai berikut: cita-cita, masing-masing jenis hasil belajar
1. Para siswa menggunakan waktu yang dapat dinilai dengan bahan yang telah
lebih banyak untuk mengerjakan ditetapkan dari kurikulum. Dalam sistem
tugasnya dan untuk mendengarkan pendidikan nasional rumusan tujuan
satu sama lain ketika mereka terlibat pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun

@2018 - PEDADIDAKTIKA: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR- Vol. 5, No. 1 (2018) 23-31
http://ejournal.upi.edu/index.php/pedadidaktika/index - All rights reserved
1 2 3
26 Anti Pitra Pebrianti ; Sumardi ; Oyon Haki Pranta
Penerapan Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa
tentang Penjumlahan Pecahan Penyebut Beda.

tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi pembilang dan penyebut dengan simbol ; a


hasil belajar yang secara garis besar dan b bilangan bulat dan b # 0. a disebut
membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah pembilang dan b disebut penyebut.
kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
Hal ini sejalan dengan gagasan Bloom yang kelas V A dan B SDN Mangkubumi, masalah
membagi tiga ranah, yaitu afektif, kognitif, umum yang dihadapi guru dalam
dan psikomotor”. pembelajaran matematika terdapat pada
Menurut Saepul Rahmat (2015) materi pokok penjumlahan pecahan
menyatakan metode pembelajarn berpenyebut beda. Sebagian besar siswa
merupakan salah satu penentu hasil belajar masih belum memahami materi tersebut
siswa serta bertujuan untuk meningkatkan dengan baik, kesulitan tersebut disebabkan
kualitas proses pembelajaran menjadi oleh kecenderungan guru mendominasi
pembelajaran yang aktif, efektif dan efisien. pembelajaran sehingga siswa tidak aktif dan
Heruman (2008, hlm. 43) mengemukakan kurang tertarik dengan pelajaran
bahwa “pecahan dapat diartikan sebagai matematika. Hasil belajar siswa di SDN
bagian dari sesuatu yang utuh”. Sejalan Mangkubumi tentang penjumlahan pecahan
dengan pendapat Heruman, pengertian masih belum mencapai KKM, nilai KKM yang
pecahan menurut Sukajati (2008, hlm. 5) harus dicapai siswa adalah 74.
“kata pecahan berarti bagian dari Menindaklanjuti permasalahan tersebut,
keseluruhan yang berukuran sama berasal maka guru diharapkan dapat menerapkan
dari bahasa latin fractio yang berarti pembelajaran yang dapat mendorong
memecah menjadi bagian-bagian yang lebih partisipasi siswa dan memberikan
kecil sebuah pecahan mempunyai dua bagian pengalaman yang bermakna melalui
yaitu pembilang dan penyebut yang rangkaian kegiatan pembelajaran yang
penulisannya dipisahkan oleh garis lurus dan ditempuh. Selain itu guru sebagai pelaksana
bukan miring (/)”. Contohnya , dan pembelajaran harus membuat Rencana
seterusnya. Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa baik, karena pembelajaran yang baik dapat
pecahan termasuk bilangan rasional. Pecahan dilihat dari Rencana Pelaksanaan
merupakan bagian dari keseluruhan yang Pembelajaran (RPP) yang baik pula. Agar
mana bilangan pecahan terdiri dari pelaksanaan pembelajaran tersebut bisa
tercapai diperlukan pembelajaran yang tepat,
@2018 - PEDADIDAKTIKA: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR- Vol. 5, No. 1 (2018) 23-31
http://ejournal.upi.edu/index.php/pedadidaktika/index - All rights reserved
1 2 3
Anti Pitra Pebrianti ; Sumardi ; Oyon Haki Pranta 27
Penerapan Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa
tentang Penjumlahan Pecahan Penyebut Beda.

sehingga dapat mengaktifkan kegiatan pecahan berpenyebut beda di kelas V A dan B


pembelajaran di kelas. Pembelajaran SDN Mangkubumi Kecamatan Mangkubumi?
tersebut salah satunya dapat dicapai 3). Bagaimana hasil belajar siswa pada materi
melalui pembelajaran think-pair-share. penjumlahan pecahan berpenyebut beda
Sebagai bagian dari tipe cooperative learning. setelah menggunakan cooperative learning
Berdasarkan latar belakang yang telah tipe think-pair-share di kelas V A dan B SDN
peneliti uraikan, maka peneliti tertarik Mangkubumi Kecamatan Mangkubumi?
mencoba penelitian mengenai Penelitian Tujuan penelitian yang hendak dicapai
Tindakan Kelas yang dilaksanakan secara yakni: 1). Untuk mendeskripsikan RPP
kolaboratif bersama guru mitra. Peneliti matematika dengan menggunakan
berperan sebagai guru dan guru mitra cooperative learning tipe think-pair-share
sebagai observer. Penelitian ini berjudul: dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa
“Penerapan cooperative learning tipe think- pada materi penjumlahan pecahan penyebut
pair-share dalam upaya peningkatan hasil beda, 2). Untuk mendeskripsikan proses
belajar siswa pada materi penjumlahan pembelajaran matematika dengan
pecahan penyebut beda”. Penelitian tersebut menggunakan cooperative learning tipe
akan dilaksanakan di kelas V A dan B SDN think-pair-share dalam upaya peningkatan
Mangkubumi Kecamatan Mangkubumi Kota hasil belajar siswa pada materi penjumlahan
Tasikmalaya tahun ajaran 2016/2017). pecahan penyebut beda, 3). Untuk
Bertitik tolak dari latar belakang masalah mendeskripsikan hasil belajar siswa pada
yang telah diuraikan, maka rumusan masalah materi penjumlahan pecahan penyebut beda
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: setelah menggunakan cooperative learning
1). Bagaimana Rencana Pelaksanaan tipe think-pair-share.
Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan Secara teoritis, penelitian diharapkan
cooperative learning tipe think-pair-share bermanfaat dalam pengembangan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa penerapan cooperative learning tipe think-
tentang penjumlahan pecahan berpenyebut pair-share dalam pembelajaran matematika
beda di kelas V A dan B SDN Mangkubumi khususnya materi pecahan di Sekolah Dasar.
Kecamatan Mangkubumi? 2). Bagaimana Sedangkan secara praktis diharapkan
proses pembelajaran cooperative learning bermanfaat bagi guru untuk menambah
tipe think-pair-share untuk meningkatkan wawasan dan dapat dijadikan sebagai
hasil belajar siswa tentang penjumlahan rujukan dalam proses pembelajaran

@2018 - PEDADIDAKTIKA: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR- Vol. 5, No. 1 (2018) 23-31
http://ejournal.upi.edu/index.php/pedadidaktika/index - All rights reserved
1 2 3
28 Anti Pitra Pebrianti ; Sumardi ; Oyon Haki Pranta
Penerapan Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa
tentang Penjumlahan Pecahan Penyebut Beda.

matematika, bagi siswa untuk meningkatkan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk
hasil belajar siswa tentang penjumlahan pendidikan)’.
pecahan berpenyebut beda, dan hasil Berdasarkan definisi Penelitian Tindakan

penelitian ini dapat memberi sumbangan Kelas yang telah diuraikan, dapat disimpulkan

yang bermanfaat bagi sekolah, terutama bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan

dalam rangka peningkatan mutu suatu penelitian tindakan (action research)

pembelajaran sehingga dapat meningkatkan yang dilakukan oleh guru berperan langsung

mutu pendidikan di sekolah. sebagai peneliti di kelasnya ataupun bersama


METODE PENELITIAN dengan pihak lain secara kolaboratif dengan
Metode penelitian yang digunakan dalam merancang, melaksanakan dan merefleksi
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan tindakan kolaboratif (peneliti berperan
Kelas (PTK) atau Classroom Action Research sebagai guru dan guru mitra sebagai
(CAR) Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2010, observer) tujuan dari Penelitian Tindakan
hlm. 11) menyatakan ‘Penelitian Tindakan Kelas yaitu ntuk memperbaiki atau
Kelas adalah penelitian yang meningkatkan mutu (kualitas) proses
mengombinasikan prosedur penelitian pembelajaran di kelas melalui suatu tindakan
dengan tindakan substantif, suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus. Adapun satu
yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau siklus dalam KBM memerlukan alokasi waktu
usaha seseorang untuk memahami apa yang 2 x 35 menit. Dalam Penelitian Tindakan
sedang terjadi sambil terlibat dalam sebuah Kelas untuk satu siklunya terdiri dari 4 tahap
proses perbaikan dan perubahan’. yaitu sebgai berikut: perencanaan,
Selain itu, Ebbutt (dalam Wiriaatmadja,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
2010, hlm. 12) mengemukakan ‘Penelitian
Dan untuk tiap siklusnya dilaksanakan sesuai
Tindakan Kelas adalah kajian sistematik dari
dengan perubahan yang ingin dicapai oleh
upaya perbaikan pelaksanaan praktek
peneliti.
pendidikan oleh sekelompok guru dengan
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
melakukan tindakan-tindakan dalam Pada siklus 1 kemampuan guru dalam
pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka
menyusun perencanaan pembelajaran masih
mengenai hasil dari tindakan-tindakan
belum optimal, yaitu dalam alokasi waktu
tersebut’ Kemmis (dalam Wiriaatmadja,
untuk fase-fase pembelajaran dengan
2012, hlm. 12) menyatakan ‘Penelitian
menerapkan cooperative learning tipe think-
Tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri
pair-share masih kurang, media dan sumber
reflektif yang dilakukan secara kemitraan

@2018 - PEDADIDAKTIKA: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR- Vol. 5, No. 1 (2018) 23-31
http://ejournal.upi.edu/index.php/pedadidaktika/index - All rights reserved
1 2 3
Anti Pitra Pebrianti ; Sumardi ; Oyon Haki Pranta 29
Penerapan Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa
tentang Penjumlahan Pecahan Penyebut Beda.

belajar yang digunakan kurang inovatif dan kriteria keberhasilan penelitian ini adalah
kurang sesuai dengan kondisi kelas dengan 75%.
siswa yang dapat dikatakan cukup banyak Pada siklus II kemampuan guru dalam
dan peneliti mencapai persentase 91% merancang Rencana Pelaksanaan
dengan rata-rata nilai 3,63. Kemampuan guru Pembelajaran (RPP) pada materi
dalam melaksanakan pembelajaran penjumlahan pecahan berpenyebut beda
matematika dengan menerapkan cooperative dengan menerapkan cooperative learning
learning tipe think-pair-share masih kurang tipe think-pair-share sudah menunjukkan
maksimal terutama dalam melakukan peningkatan yaitu mencapai 94% dengan
apersepsi dan membangkitkan rasa ingin rata-rata nilai 3,75. Kemampuan guru dalam
tahu siswa, guru kurang merespon melaksanakan pembelajaran matematika
pertanyaan yang diberikan oleh siswa, masih pada materi penjumlahan pecahan
kurang dalam penggunaan jenis alat peraga berpenyebut beda dengan menerapkan
atau media. Sehingga peneliti memperoleh cooperative learning tipe think-pair-share,
persentase 90% dengan rata-rata nilai 3,6. kinerja guru sudah lebih baik daripada siklus
Serta aktivitas belajar siswa juga kurang sebelumnya, namun perlu ditingkatkan lagi
optimal, siswa kurang menggunakan waktu agar lebih optimal, karena guru masih kurang
beberapa menit untuk berpikir sendiri efektif dalam mobilitas di dalam kelas, guru
mencari informasi yang luas dan dalam masih kurang dalam pembahasan pemberian
tentang topik atau tema materi yang akan contoh, guru kurang memperhatikan prinsip-
dipelajari, masih ada siswa yang belum prinsip penggunaan jenis media. guru kurang
membagikan hasil jawaban kepada pasangan melakukan evaluasi secara klasikal terhadap
yang lainnya, dalam menyimpulkan materi partisipasi siswa dalam KBM, serta pada
pembelajaran kurang lengkap dan jelas, dan ilustrasi dan gambar kurang bermakna bagi
siswa kurang mengikuti kegiatan evaluasi KBM. Sehingga peneliti mencapai persentase
dengan baik. Peneliti mencapai persentase 97% dengan rata-rata nilai 3,86. Aktivitas
88% dengan rata-rata nilai 3,53. Dan hasil siswa dalam pembelajaran juga sudah
belajar siswa tentang penjumlahan pecahan menunjukkan peningkatan namun belum
penyebut beda masih belum sesuai dengan optimal, yaitu siswa masih kurang
kriteria keberhasilan, yaitu hanya mencapai menyimpulkan materi pembelajaran secara
54% dengan rata-rata nilai 68,12 sedangkan lengkap dan jelas. Sehingga mencapai
persentase 92% dengan rata-rata nilai 3,66.

@2018 - PEDADIDAKTIKA: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR- Vol. 5, No. 1 (2018) 23-31
http://ejournal.upi.edu/index.php/pedadidaktika/index - All rights reserved
1 2 3
30 Anti Pitra Pebrianti ; Sumardi ; Oyon Haki Pranta
Penerapan Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa
tentang Penjumlahan Pecahan Penyebut Beda.

Hasil belajar siswa pada materi penjumlahan Secara keseluruhan hasil Penelitian
pecahan penyebut beda dengan menerapkan Tindakan Kelas mengenai pembelajaran
cooperative learning tipe think-pair-share matematika tentang penjumlahan pecahan
pada siklus II sudah memenuhi kriteria berpenyebut beda berhasil ditingkatkan
keberhasilan, yaitu mencapai 81% dengan melalui upaya tindakan perencanaan dan
rata-rata nilai 83,75. Kriteria keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan
penelitian ini adalah 75%. menerapkan cooperative learning tipe think-
Pada siklus III sudah mengalami pair-share. Pelaksanaan pembelajaran pada
peningkatan dibandingkan dengan Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan
pembelajaran pada siklus II. Kemampuan dengan menerapkan cooperative learning
guru dalam merancang Rencana Pelaksanaan tipe think-pair-share pada materi
Pembelajaran (RPP) pada materi penjumlahan pecahan berpenyebut beda di
penjumlahan pecahan berpenyebut beda kelas V A dan B SDN Mangkubumi. Langkah-
dengan menerapkan cooperative learning langkah pembelajaran dalam penelitian ini
tipe think-pair-share sudah menunjukkan sesuai dengan tahapan cooperative learning
peningkatan yaitu mencapai 98% dengan tipe think-pair-share yaitu think (berpikir)
rata-rata nilai 3,91. Kemampuan guru dalam pair (Berpasangan) dan share (berbagi).
melaksanakan pembelajaran matematika Pengamatan terhadap pelaksanaan
pada materi penjumlahan pecahan penyebut pembelajaran dibagi menjadi dua, yaitu
beda dengan menerapkan cooperative pengamatan aktivitas guru dalam
learning tipe think-pair-share kinerja guru pembelajaran dan pengamatan aktivitas
sudah lebih baik daripada siklus sebelumnya siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil
yaitu mencapai. 98% dengan rata-rata 3,94. pengamatan, hasil belajar siswa dalam
Aktivitas siswa dalam pembelajaran juga pembelajaran matematika materi
sudah menunjukkan peningkatan yaitu penjumlahan pecahan penyebut beda
mencapai 98% dengan rata-rata 3,83. Hasil dengan menerapkan cooperative learning
belajar siswa pada materi penjumlahan tipe think-pair-share selama tiga siklus
pecahan berpenyebut beda pada siklus III mengalami peningkatan yang sangat
sudah memenuhi kriteria keberhasilan, yaitu signifikan.
mencapai 92% .Kriteria keberhasilan SIMPULAN
Berdasarkan temuan dan pembahasan
penelitian ini adalah 75%
tentang “Penerapan cooperative learning tipe

@2018 - PEDADIDAKTIKA: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR- Vol. 5, No. 1 (2018) 23-31
http://ejournal.upi.edu/index.php/pedadidaktika/index - All rights reserved
1 2 3
Anti Pitra Pebrianti ; Sumardi ; Oyon Haki Pranta 31
Penerapan Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa
tentang Penjumlahan Pecahan Penyebut Beda.

think-pair-share dalam Upaya peningkatan DAFTAR PUSTAKA


hasil belajar siswa pada materi penjumlahan BSNP. (2006). Panduan Penyusunan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
pecahan penyebut beda” di kelas V A dan B Jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta.
SDN Mangkubumi Kecamatan Mangkubumi
Kota Tasikmalaya diperoleh simpulan sebagai Fatimah, N.(2015). Implementasi Cooperative
Laerning Tipe Think-Pair-Share
berikut: dalam pembelajaran Bercerita di
1. Perencanaan pembelajaran dengan Sekolah Menengah Pertama. Jurnal
Penelitain Humaniora. 16. (2), hlm.
menerapkan cooperative learning tipe 90-98.
think-pair-share tentang penjumlahan
Heruman. (2008). Model Pembelajaran
pecahan berpenyebut beda mengalami Matematika di Sekolah Dasar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
peningkatan pada setiap siklusnya.
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan Malla, J. (TT). Peningkatan Hasil Belajar
Materi Pecahan dan Urutannya
menerapkan cooperative learning tipe dengan Media Pita Transportasi pada
think-pair-share tentang penjumlahan Mata Pelajaran Matematika Bagi
Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Kreatif
pecahan berpenyebut beda. Pelaksanaan Online. 3. (2), hlm . 206-213.
pembelajaran disesuaikan dengan tahapan Nisa, R. Musdi, E. Jazwinarti. (2014).
cooperative learning tipe think-pair-share, Penerapan Pembelajaran Kooperatif
Tipe Think-Pair-Share pada
yaitu tahap think (berpikir), pair Pembelajaran Matematika di Kelas XI
(berpasangan), share (berbagi). IPS SMA Negeri 2 Padang Panjang.
Jurmal Pendidikan Matemtaika. Part
Pelaksanaan pembelajaran dengan 2.3. (1), hlm. 22-28..
cooperative learning tipe think-pair-share
Rusman.(2012). Model-Model Pembelajaran
membuat aktivitas guru dan aktivitas Mengembangkan Profesionalisme
Guru Edisi Kedua. Jakarta: PT Raja
siswa di kelas semakin meningkat. Grafindo Perseda.
Sehingga pembelajaran pada setiap
Saepul Rahmat, A. (2015). Pengaruh Metode
siklusnya mengalami peningkatan. Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil
Belajar Siswa tentang Lingkungan
3. Hasil belajar siswa tentang penjumlahan
Alm dan Buatan. Jurnal Pedadidaktika.
pecahan penyebut berpenyebut beda 2 (2, hlm. 159-166.
dengan menerapkan cooperative learning Sukajati, (2008). Pembelajaran Operasi
tipe think-pair-share pada tiap siklusnya Penjumlahan Pecahan di SD
Menggunakan Berbagai Media.
mengalami peningkatan. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan Matematika

@2018 - PEDADIDAKTIKA: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR- Vol. 5, No. 1 (2018) 23-31
http://ejournal.upi.edu/index.php/pedadidaktika/index - All rights reserved
1 2 3
32 Anti Pitra Pebrianti ; Sumardi ; Oyon Haki Pranta
Penerapan Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa
tentang Penjumlahan Pecahan Penyebut Beda.

Susanto, A. (2014). Teori Belajar dan


Pembelajaran di Sekolah Dasar,
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

Taniredja,T,dkk. (2015). Model-model


Pembelajaran Inovatif dan Kreatif.
Bandung: Alfabeta.

Wiriatmadja. (2010). Metode Penelitian


Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

@2018 - PEDADIDAKTIKA: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR- Vol. 5, No. 1 (2018) 23-31
http://ejournal.upi.edu/index.php/pedadidaktika/index - All rights reserved

You might also like