You are on page 1of 14

WARTA ARDHIA

Jurnal Perhubungan Udara


p-ISSN: 0215-9066 (print), e-ISSN: 2528-4045 (online), www.wartaardhia.com

Sistem Manajemen Pemeliharaan Perkerasan Landasan Di Bandar Udara

Airport Pavement Management System

Maryati Karma
Pusat Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan, Jl. Merdeka Timur No.5, Jakarta Pusat, 10110
ir.maryatikarma@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRACT / ABSTRAK

Diterima: 1 November 2020 Maintenance of runway facilities should be done by analyzing the runway
Direvisi: 12 Desember 2020 condition or Pavement Condition Index (PCI) to know the percentage level of
Disetujui: 17 Desember 2020
runway damage, if it is more than 50 % means that the runway should be
Dipublikasi online: Desember
2020 immediate repairedThe observation metode is qualitative, experimental and
observe the management system implementation of repairing the surface
runway at several airports.. Many kind of material can be use to improve or
Keywords: repair the damage of the runway. This observation is to analyze the typical
Typical damage (Rutting, runway damage at several airport such as Rutting, Disintegration, Cracking,
Disintegration, Cracking, Distorsion ,etc and how to improve it. This topic of Airport Pavement
Distorsion, etc) on Runway, Management System is written for Airport Authority in Indonesia and Airport
Taxiway and Apron.
Engineers as a guidance or reference for maintenance and repair of runway
facilities more efficient and according to the International Standart (ICAO).
Kata kunci:
Tipe Kerusakan (Rutting, Airport manager and technician are responsible for the operation and
Disintegration, Cracking, maintenance of the airports continually to face the problems with pavement
Distorsion) pada Landas pacu, distress and deterioration.
Landas hubung dan Parkir
Pesawat. Pemeliharaan landasan wajib dilakukan dengan metode analisis
kerusakan pada setiap luasan landasan, apabila mencapai tingkat kerusakan
Permalink/DOI:
lebih dari 50% harus segera dilakukan perbaikan landasan Observasi atau
https://dx.doi.org/10.25104/wa.v
46i1.390.18-25 pengamatan tentang sistem manajemen pemeliharaan perkerasan landasan
bandara dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, pada beberapa
©2020 Puslitbang Transportasi lokasi dan mengacu pada pengalaman yang pernah dilakukan pada bandara..
Udara, Badanlitbang Berbagai jenis material dapat digunakan untuk memperbaiki tipe kerusakan
Perhubungan-Kementerian permukaan landasan tersebut. Dari pengamatan kemudian dilakukan analisa
Perhubungan RI. This is an open
kerusakan yang terjadi pada beberapa bandara ditemukan berbagai kriteria
access article under the CC BY-
NCSA license tipe kerusakan, yang berbeda (rutting, disintegration, cracking, distorsion, dsb)
https:/creativecommons.org/licen sehingga berbeda pula cara perbaikannya. Artikel ini disusun dengan tujuan
ses/by-nc-sa/4.0/. agar dapat dimanfaatkan oleh para kepala bandara dan para teknisi landasan
di seluruh Indonesia guna mendapatkan panduan atau contoh dalam
melaksanakan perbaikan fasilitas landasan secara efisien dan memenuhi
kaidah-kaidah persyaratan teknis standar Internasional (ICAO). Manager
bandara dan para teknisi bertanggung jawab terhadap operasi dan
pemeliharaan bandara secara berkelanjutan untuk menghadapi kerusakan
konstruksi landasan.

Sistem Manajemen Pemeliharaan Perkerasan Landasan Di Bandar Udara


133
(Maryati Karma)
PENDAHULUAN penerbangan dengan tren ekonomi yang
Maskapai penerbangan saat ini banyak berarti pertumbuhan trafik didorong oleh
melakukan pembaharuan tipe pesawat untuk pertumbuhan ekonomi. Perubahan tingkat
melayani penumpang agar lebih nyaman. pendapatan seseorang mempengaruhi
Perkembangan Maskapai yang merubah tipe kemampuannya membelanjakan uangnya
pesawat akan mempengaruhi kebutuhan untuk suatu perjalanan yang lebih nyaman.
fasilitas bandar udara dari sisi landasan, Kegiatan komersial dan perdagangan
parkir pesawat dan sebagainya. mempengaruhi kebutuhan langsung dari
Perkembangan tipe pesawat yang seseorang untuk melakukan perjalanan bisnis
melayani penerbangan dari jenis tipe dengan pesawat. Faktor lain yang
pesawat yang ringan tipe caravan sampai mempengaruhi demand penerbangan adalah
dengan tipe pesawat terberat Airbus A 380 biaya operasi dari airline yang mempengaruhi
tersebut seiring dengan kebutuhan harga tiket yang merupakan faktor utama dari
pembangunan bandara. para turis untuk menggunakan pesawat
Sebelum membahas lebih jauh tentang terbang . Pernyataan ini menunjukkan bahwa
sistem manajemen perkerasan landasan industri penerbangan sangat sensitif
bandara perlu dipahami terlebih dahulu terhadap keselamatan dan keamanan serta
desain atau perencanaan pembangunan kenyamanan.
konstruksi perkerasan bandara tersebut Semua pelayanan dapat dinikmati
khususnya fasilitas landasan (runway) pengguna jasa ,apabila fasilitas bandara
dengan fasilitas pendukung lainnya seperti memadai yaitu kondisi runway dan prasarana
jalan penghubung (taxiway) dan parkir pendukung lainnya dalam kondisi baik.
pesawat (apron). Oleh karena itu, perlu Untuk itu pemeliharaan Runway (Airport
antisipasi desain pesawat terbesar yang Pavement Management System) sangat
direncanakan akan dilayani pada bandara penting. Seperti diketahui bahwa investasi
tersebut, serta kondisi lainnya seperti suatu landasan cukup besar biayanya dengan
struktur tanah, daerah sekitar seperti daerah tujuan utama adalah dapat mendukung
pantai atau rawa atau daerah tanah timbunan pesawat rencana yang terbesar dan dapat
dan lain sebagainya. Setelah landasan selesai dioperasikan dalam kondisi yang baik dan
dibangun kemudian dimanfaatkan untuk nyaman pada segala kondisi cuaca.
lepas landas dan mendarat pesawat dengan Secara cepat berangsur angsur setelah
kurun waktu tertentu, pergerakan pesawat di pembangunan landasan akan mulai terlihat
landasan berkali-kali akan mengakibatkan kerusakan akibat beban trafik pesawat yang
suatu kelelahan struktur permukaan melebihi rencana dapat mengurangi umur
landasan. Hal ini yang akan mempengaruhi kekuatan landasan dari saat pertimbangan
keselamatan penerbangan khususnya desain. Pada umumnya kerusakan landasan
pesawat berbadan lebar dengan mesin yang diakibatkan oleh cuaca, efek kelelahan, dan
berada pada posisi di bawah badan pesawat, pergerakan dari lapisan surface hingga
karena material yang lepas dari landasan subbase selama beberapa tahun. Ditambah
/loose material (FOD = Foreign Object lagi kesalahan teknis pada saat pelaksanaan
Damage) dapat terhisap oleh mesin pesawat konstruksi, bila menggunakan material yang
yang dapat mengakibatkan kerusakan mesin kurang baik, faktor pelaksanaan pekerjaan
pesawat tersebut. Sedangkan untuk pesawat yang kurang baik akan mempercepat proses
propeller, material akan merusak baling- kerusakan konstruksi landasan.
baling pesawat yang sangat berisiko terhadap Sehingga konsekuensinya konstruksi
operasi penerbangan. landasan membutuhkan secara rutin
Secara teori ekonomi dan analisa pemeliharaan /maintenance, perbaikan/
menyatakan bahwa ada hubungan yang rehabilitation dan peningkatan/upgrading
sangat erat antara pertumbuhan trafik ,sesuai dengan kondisi kerusakannya.

134 Warta Ardhia, Volume 46 No. 2 Desember 2020, hlm 133-146


TINJAUAN PUSTAKA maka pengelola bandara dapat memilih
perbaikan dengan metode yang tidak hanya
MENURUT FAA ADVISORY CIRCULAR - memperbaiki sesaat tetapi juga mencegah
kerusakan menjadi lebih berat. Pemilihan
AC NO.150/5380-6A, ,GUIDELINES AND
metode perbaikan yang spesifik akan
PROCEDURES FOR MAINTENANCE OF
mempengaruhi pertimbangan ekonomis dan
AIRPORT PAVEMENTS, 2003.
dampak pertimbangan teknis. Pengelola
"Many pavements were not designed for
bandara harus memprioritaskan efek
servicing today’s aircraft, which impose loads
perbaikan jangka panjang dibandingkan
much greater than those intially considered.
dengan perbaikan cepat jangka pendek.
Also, the frequency of takeoffs and landings at
Pengelola bandar udara harus dapat
many airports has increased considerably”, ini
membandingkan alternatif biaya perbaikan
menyatakan bahwa banyak konstruksi
jangka panjang dan juga secara ekonomis
landasan umumnya tidak didesain untuk
metode perbaikan yang dilakukan saat ini.
melayani pesawat yang beroperasi saat ini
Biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan
yang memiliki beban lebih besar dari
termasuk biaya estimasi pengguna bandar
perkiraan desain sebelumnya. Juga frekuensi
udara seperti : biaya yang berakibat kepada
dari pesawat pada beberapa Bandar Udara
maskapai misalnya harus merubah jadwal
sudah melampaui perhitungan rencana
penerbangan, kerugian pihak konsesi
sebelumnya. Keduanya akan mengakibatkan
bandara akibat dari trafik yang menurun dan
kemunduran/kelelahan dari konstruksi
sebagainya.
landas pacu. Untuk meyakinkan keselamatan
Konstruksi perkerasan landas pacu
operasi penerbangan maka pengelola bandar
direncanakan, dibangun dan dipelihara untuk
udara harus melakukan pemeriksaan secara
mendukung beban kritis pesawat serta
rutin untuk peningkatan, perbaikan dari
menghasilkan kekesatan landasan yang ideal
konstruksi landas pacu tersebut sehingga
dan permukaan yang aman didarati pesawat.
dapat didarati pesawat dengan aman. Yang
Tinjauan Konstruksi landas pacu dari
paling efektif mempertahankan fasilitas
Perkerasan lentur (Flexible Pavement) adalah
landas pacu, taxiway dan apron adalah
suatu perkerasan yang mempunyai sifat
mengimplementasi program pemeliharaan
elastis, maksudnya adalah perkerasan akan
secara komprehensif.
melendut saat menerima pembebanan.
Program pemeliharaan yang
Konstruksi perkerasan lentur akan
komprehensif harus disesuaikan setiap tahun
mendukung beban berdasarkan batasan
dan menggambarkan jadwal inspeksi dengan
beban, bukan berdasarkan tegangan lentur.
peralatan yang digunakan. Pengelola bandar
Konstruksi tersebut terdiri dari gabungan
udara harus secara otomatis melakukan
beberapa lapisan material dan harus
perbaikan dan pencegahan terhadap
mempunyai kualitas yang baik, ketebalan
kerusakan sesuai hasil observasinya setiap
yang cukup serta mendukung beban
tahun. Ada 2 elemen yang sangat
maksimum di atasnya. Konstruksi perkerasan
mempengaruhi kelelahan konstruksi landas
landas pacu dari aspal yang mendukung
pacu yaitu pengaruh dari cuaca dan
beban berbeda dengan flexural action, beban
pergerakan pesawat, disarankan agar
tersebut menekan beberapa lapis yang
secepatnya melakukan pencegahan
didesain dari material pilihan kemudian akan
/pemeliharaan dengan perbaikan konstruksi
mendistribusikan beban ke permukaan
landas pacu sangatlah penting. Kegagalan
perkerasan dan lapisan dibawahnya. Pada
atau terlambat melakukan pemeliharaan saat
saat mendesain telah dipastikan bahwa beban
kondisi awal, maka kerusakan akan menjadi
yang akan ditransfer tidak melebihi beban
lebih serius sehingga memerlukan perbaikan
yang diizinkan dari total beban konstruksi.
besar dengan biaya yang cukup besar pula.
Bila penyebab kerusakan lebih awal diketahui

Sistem Manajemen Pemeliharaan Perkerasan Landasan Di Bandar Udara


135
(Maryati Karma)
pilihan dengan kekerasan batu pecah dan
WHEEL LOAD Pesawat gradasi yang telah memenuhi persyaratan
serta dipadatkan sesuai standar pelaksanaan.

Area of Tire Lapis Pondasi Bawah (Subbase): material


Contact subbase ini digunakan pada lapisan subgrade
........................
........................
Wearing Surface yang lemah. Fungsi dari subbase hampir sama
........................Base Course
........................ dengan base course. Material yang dibutuhkan
untuk subbase tidak seperti base course
karena subbase meneruskan beban yang lebih
Subbase rendah. Subbase terdiri dari material batu dan
pasir yang dipadatkan sesuai persyaratan.
Subgrade
Approximate Line of Wheel
Load Distribution Lapis Tanah Dasar (Subgrade); adalah
lapisan tanah yang telah dipadatkan sebagai
Gambar 1. Distribusi beban pada Konstruksi
pondasi dari sistem konstruksi diatasnya.
perkerasan aspal
Ref. (FAA Advisory Circular - AC No.150/5380- Tekanan beban akan berkurang sesuai
6A), 2003 Guidelines and Procedures for kedalaman konstruksi dan tekanan pada
Maintenance of Airport Pavements. subgrade terutama pada lapisan paling atas
subgrade yang memberikan dukungan.
Variasi dari lapisan perkerasan aspal dan
fungsi yang dihasilkan sebagai berikut :
Lapisan permukaan (Bituminous Surface Oleh karena itu, kombinasi konstruksi
/Wearing Course) ; lapisan aspal pada ketebalan lapisan subbase, base, Wearing
permukaan terdiri dari campuran batu pecah surface harus cukup untuk mengurangi
pilihan dengan gradasi tertentu dan aspal tekanan yang terjadi pada lapisan subgrade
yang diproduksi oleh Mesin Asphalt Mixing sehingga tidak mengakibatkan distorsi atau
Plant pada temperatur tertentu. Lapisan
penurunan dari lapisan subgrade.
permukaan ini berfungsi mencegah
penetrasi/masuknya air pada lapis Penyelidikan tanah harus dilakukan untuk
permukaan ke lapisan di bawahnya, pengecekan kondisi lapisan subgrade yang
memberikan permukaan yang rata dan padat dipengaruhi oleh kadar air yang berbeda.
serta bebas dari material lepas yang dapat Variasi lapisan subgrade perlu
membahayakan penerbangan dan dipertimbangkan bentuk ( texture ),
penumpang. Lapisan ini menahan beban dari kepadatan (density), kadar air (moisture
pesawat dan memberikan kekesatan (Skid
content) sehingga kekuatan dari subgrade
Resistant) permukaan aspal tanpa
mengakibatkan kerusakan pada roda pesawat menjadi masif. Pada kondisi ini permukaan
yang beroperasi. tanah subgrade perlu dilakukan pengujian
kekuatan CBR test yang lebih cermat.
Lapis Pondasi Atas (Base Course); lapisan
pendukung di bawah permukaan aspal Kondisi tanah sangat berhubungan dengan
sebagai komponen dari konstruksi kondisi muka air tanah yang dapat
perkerasan aspal, yang mendistribusikan
mempengaruhi daya dukung tanah termasuk
beban dari roda pesawat ke subbase dan
subgrade. Lapisan Base Course harus memiliki kepadatan tanah, kadar air, ukuran butir
kualitas dan tebal yang cukup untuk tanah, dsb, karena tanah subgrade
mencegah kerusakan dari subbase dan mendukung konstruksi dan beban yang
subgrade dibawahnya, dapat menahan beban menekan pada permukaan Subgrade. Itulah
vertikal dari atas yang cenderung sebabnya pemeriksaan terhadap kondisi
menghasilkan lendutan, distorsi dari
tanah sangat menentukan peaksanaan
permukaan aspal tersebut. Lapisan pondasi
atas menahan perubahan volume yang perataan/ pemadatan tanah dan konstruksi
diakibatkan fluktuasi perubahan kelembaban. landasan serta kebutuhan saluran air
Material dari base course adalah material dibawah konstruksi (subdrain).

136 Warta Ardhia, Volume 46 No. 2 Desember 2020, hlm 133-146


Oleh karena kondisi tanah dasar sangat diakibatkan karena kelelahan dari lapisan
bervariasi, maka hubungan antara bentuk permukaan aspal yang telah dibebani
(texture), kepadatan, kadar air, dan kekuatan berulangkali. Atau terjadi lendutan dari
tanah dasar sangat kompleks. Kemampuan permukaan aspal karena kelemahan pondasi
jenis tanah tertentu untuk menahan gaya dibawahnya yang umumnya terjadi akibat
geser dan perubahan bentuk akan bervariasi muka air tanah merembes ke lapisan base dari
tergantung kepadatan dan kadar air. subgrade.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut (3) Retak setempat (Block Cracking) yaitu
diatas, profil tanah dasar memerlukan penyusutan lapisan permukaan aspal karena
pengujian yang teliti. Profil tanah pada setiap perbedaan temperatur terjadi tarik/tekan
lapisan memiliki properties dan kondisi yang yang mengakibatkan retak setempat (block
berbeda–beda. Kondisi tanah berhubungan Cracking). Kondisi ini menunjukkan bahwa
dengan elevasi muka air tanah, presence of lapisan aspal sudah menjadi kaku dan
water bearing strata, dan properties tanah, umumnya pada permukaan aspal yang cukup
termasuk kepadatan tanah, ukuran partikel luas, serta kadang dapat terjadi pada
tanah, dan kadar air. luasannya tidak dilalui trafik pesawat.
(4) Retak melengkung (Slippage Cracks)
Beberapa tanda kerusakan konstruksi pada lapisan permukaan aspal yang
perkerasan aspal tampak dari luar yang diakibatkan oleh roda pesawat yang memutar
mungkin disebabkan oleh diatas permukaan aspal tersebut. Umumnya
keretakan/kehancuran antara lain: hal ini terjadi karena ikatan lapisan
Keretakan (Cracking) permukaan dan lapisan dibawahnya kurang
Keretakan pada konstruksi aspal disebabkan baik, dapat diakibatkan tack coat /perekat
oleh lendutan lapisan permukaan karena yang tidak sempurna (telah mengering).
pondasi yang kurang stabil, menyusutnya Bentuk retak ini seperti setengah lingkaran
lapisan permukaan, berkembang karena yang menunjukkan dua arah berlawanan
panas dan kontraksi permukaan, serta dengan arah trafik pesawat.
kemungkinan kurang baiknya sambungan (5) Retak seperti cermin (Reflection
saat pelapisan aspal. Cracking) diakibatkan oleh pergerakan
vertikal dan horizontal dari lapisan
Ada 5 type keretakan dari kerusakan yang konstruksi Aspal dibawahnya yang dapat
umum terjadi pada tipe konstruksi aspal : diakibatkan oleh memuai dan menyusutnya
(1) Retak Memanjang dan melintang akibat perbedaan temperatur serta
(Longitudinal and Transverse Cracks) yang perubahan kelembaban atau beban trafik.
sering terjadi akibat dari menyusutnya/ Bentuk retak dipermukaan menunjukkan
kontraksi dari permukaan aspal. Ini terjadi bentuk yang sama pada lapisan dibawahnya.
akibat adanya oksidasi dan umur karena Ini sering terjadi pada permukaan aspal yang
mengerasnya lapisan aspal. Kontraksi terjadi dilapis diatas permukaan konstruksi beton.
karena perbedaan temperatur yang ada. Dan hal ini juga dapat terjadi pada pelapisan
Kurang baiknya pelaksanaan sambungan aspal yang diakibatkan konstruksi lama tidak
memanjang dan melintang saat pelapisan diperbaiki terlebih dahulu dengan sempurna .
landasan yang dapat mengakibatkan
percepatan retak memanjang pada Lepas lepas/ kerontokan (Disintegration)
permukaan aspal. Material yang lepas dari lapisan aspal dapat
(2) Retak Buaya atau retak akibat kelelahan disebabkan karena pemadatan yang kurang
(Alligator or Fatigue Cracking) yaitu sempurna, atau campuran aspal yang kurang
kerusakan yang saling berhubungan baik, kehilangan ikatan antara aspal dan
membentuk kotak kecil seperti kulit buaya material, atau campuran aspal yang terlalu
pada lapisan permukaan aspal. Ini dapat tinggi temperaturnya saat pencampuran pada

Sistem Manajemen Pemeliharaan Perkerasan Landasan Di Bandar Udara


137
(Maryati Karma)
mesin Aspal Mixing Plant. Butiran lepas pengembangan (atau pembekuan air) dari
(Raveling) diakibatkan karena material batu tanah-dasar atau dari bagian struktur
lepas dari permukaan aspal terlepas dari perkerasan. Perkerasan yang naik akibat
ikatan aspalnya. Bila butiran lepas terus tanah-dasar yang mengembang ini dapat
terjadi maka kerusakan akan semakin luas menyebabkan retaknya permukaan aspal.
serta lapisan konstruksi menjadi kasar dan
tajam yang sangat membahayakan roda dari Kehilangan kekesatan (Loss of Skid
pesawat yang beroperasi. Resistance). Faktor faktor yang dapat
mengakibatkan menurunnya kekesatan
Perubahan permukaan konstruksi permukaan konstruksi landasan dan dapat
(Distortion). Lapisan konstruksi aspal yang mengakibatkan hydroplanning adalah
terpuntir ini diakibatkan oleh penurunan termasuk kelebihan aspal dalam
pondasi, atau pemadatan lapisan pondasi campurannya, penggunaan aspal lapisan tack
yang kurang baik, atau stabilitas campuran coat yang terlalu tebal , mudah rapuhnya
aspal yang kurang baik, atau kurangnya material konstruksi serta menjadikan
ikatan dari lapisan aspal dengan lapisan terkontaminasi permukaan aspal.
konstruksi dibawahnya dan mengembangnya Kehilangan kekesatan pada lapisan
lapisan tanah dasar /subgrade. konstruksi dapat disebabkan antara lain :
(1) Keluarnya aspal dipermukaan (Bleeding)
Ada 4 jenis tipe distortion yang sering terjadi: adalah karakteristik cairan aspal pada
(1) Penurunan lapisan permukaan aspal pada permukaan konstruksi yang biasanya lengket
jalur roda (Rutting) pesawat, keadaan ini (Sticky). Ini disebabkan karena kelebihan
dapat terlihat apabila setelah hujan terdapat pemakaian aspal pada campuran hotmix atau
genangan air pada alur tersebut. Tipe kadar pori permukaan aspal yang rendah dan
kerusakan ini diakibatkan oleh terjadinya terjadi ketika cuaca panas cairan aspal
perubahan yang tetap dari lapisan konstruksi mengisi rongga dan keluar ke permukaan
atau penurunan pada lapisan subgrade. konstruksi.
Penurunan lapisan konstruksi aspal ini terjadi Bleeding dapat juga terjadi akibat penggunaan
diakibatkan oleh beban trafik yang berulang. aspal pada lapisan tack coat yang berlebihan.
(2) Permukaan bergelombang (Corrugation Kelebihan aspal tersebut mengakibatkan
and Shoving) ini terjadi akibat perubahan Bleeding sehingga dapat mengurangi
bentuk dari lapisan permukaan aspal yang kekesatan permukaan konstruksi (Skid
berbentuk ripple atau mengkerut dapat resistance).
disebabkan karena stabilitas campuran aspal (2) Agregat yang aus (Polished Aggregate)
yang kurang baik serta lemahnya ikatan pada permukaan aspal dapat terjadi akibat
antara material dari lapisan konstruksi. beban trafik yang berulangkali sehingga
(3) Penurunan setempat (Depression) pada material agregat/batu pecah keluar dari
permukaan aspal ini terjadi dan dapat lapisan aspal dan tidak memiliki kekasaran
diketahui hanya setelah hujan terlihat yang dapat memberikan kekesatan
genangan air setempat. Penurunan dapat permukaan, (no Skid resistance)
diakibatkan karena beban trafik pesawat (3) Tumpahan bahan bakar (Fuel Spillage) .
lebih berat dari beban pesawat rencana saat Tumpahan bahan bakar yang berulangkali
mendesain konstruksi tersebut, atau terjadi diatas lapisan permukaan konstruksi aspal
akibat penurunan setempat dari lapisan dapat melunakkan lapisan aspal tersebut.
konstruksi dibawahnya atau disebabkan Luasan permukaan yang terkena tumpahan
karena metode pelaksanaan konstruksi yang bahan bakar jika hanya sedikit biasanya tidak
kurang baik. perlu perbaikan ,namun bila luasan
(4) Mengembang (Swelling), gerakan ke atas permukaan cukup besar harus segera
secara lokal dari perkerasan akibat diperbaiki.

138 Warta Ardhia, Volume 46 No. 2 Desember 2020, hlm 133-146


(4) Tercemar (Contaminants).
Akumulasi dari lapisan karet (Rubber Deposit) Kegiatan inspeksi Bulanan yaitu:
roda pesawat pada permukaan konstruksi Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh
dapat mengurangi kekesatan permukaan untuk perkerasan prasarana sisi udara. Hasil
konstruksi .Penebalan dari lapisan karet pada evaluasi dapat dilakukan sebagai bagian dari
jalur konstruksi akan mengurangi efektifnya perencanaan penanganan /perbaikan
groving dan menambah dapat terjadinya kerusakan landasan.
hydroplaning saat hujan.
Kegiatan inspeksi Tahunan yaitu:
Oleh karena itu program pemeliharaan harus Review komprehensif dari pengamatan dan
dilakukan secara rutin dengan inspeksi perbaikan yang dilakukan dari tahun
harian, mingguan, bulanan, serta tahunan. anggaran tersebut berikut biaya yang
Inspeksi secara rutin merupakan tanggung dikeluarkan untuk perbaikan kerusakan
jawab Kepala Bandar Udara, dan pelaksanaan landasan.
dilakukan oleh personel yang memiliki
kompetensi dibidang landasan, atau teknisi PERATURAN DIREKTORAT JENDERAL
ahli lain yang ditunjuk oleh Kepala Bandar PERHUBUNGAN UDARA NO. 9, TAHUN
Udara. 2015

Pelaksanaan Inspeksi landasan harus menjadi


Tentang Pedoman Teknis Operasional
kegiatan rutin di seluruh Bandar Udara.
Peraturan Keselamatan Penerbangan sipil
Kegiatan inspeksi landasan terbagi dalam
Bagian 139-23. Pedoman Program
kegiatan harian, kegiatan mingguan, kegiatan
Pemeliharaan Konstruksi Perkerasan Bandar
bulanan dan kegiatan tahunan.
Udara menjelaskan beberapa tipe-tipe
kerusakan Perkerasan Konstrusi Aspal dan
Kegiatan inspeksi harian yaitu :
Perkerasan Konstruksi Beton, termasuk
Kegiatan pengamatan pada konstruksi
faktor faktor pengebabnya dan cara
perkerasan landasan guna mengamati
perbaikannya.
sekaligus membersihkan dengan runway
Salah satu tipe kerusakan yang sering terjadi
sweeper bila terdapat benda asing atau ada
yaitu kerusakan disintegrasi (material
genangan air yang mengganggu keselamatan
permukaan lepas lepas) dan keretakan
penerbangan ,adanya kerusakan pada
lapisan permukaan konstruksi aspal.
permukaan kemudian membuat catatan
Hal ini harus segera diatasi atau diperbaiki
untuk pelaporan bahwa terdapat
bila terlambat akan mengakibatkan kegagalan
kerusakan/potensi kerusakan pada
konstruksi landasan dan kemungkinan tidak
perkerasan.
dapat dioperasikan pesawat.

Kegiatan inspeksi Mingguan yaitu:


Tujuan pemeliharaan perkerasan landasan
Melakukan rekapitulasi dan analisa laporan
adalah :
harian sebagai bagian dari program
a. Menghilangkan penyebab kerusakan
pemeliharaan konstruksi perkerasan
perkerasan landas pacu dan membuat
landasan untuk mengamati daerah-daerah
langkah - langkah pencegahannya;
yang sering terdapat benda asing atau
genangan air dan daerah-daerah yang perlu
b. Menemukan lokasi kerusakan pada tahap
dilakukan perbaikan.
sedini mungkin, untuk dilakukan
Inspeksi ini fokus pada area dimana terdapat
penanganan/perbaikan sementara dan/atau
potensi kerusakan atau pada area dimana
merencanakan perbaikan permanen secepat
kerusakan mulai terjadi sesuai yang tercatat
mungkin
dalam laporan harian.

Sistem Manajemen Pemeliharaan Perkerasan Landasan Di Bandar Udara


139
(Maryati Karma)
pesawat atau mesinnya atau membahayakan
Tabel 1. Kode dan Jenis kerusakan operasi dari sistem pesawat.
Permukaan landas pacu harus dipelihara agar
Kode Jenis Kerusakan pada perkerasan tetap dalam kondisi seperti tidak mungkin
lentur (Aspal)
Keretakan (cracking) berubah bentuk dari pengaruh yang tidak
11 Retak memanjang (longitudinal crack) normal. Pengukuran karakteristik kekesatan
dan melintang (transverse crack); (Friction) permukaan landasan harus
Retak seperti kulit buaya
dilakukan secara periodik dengan alat Skid
(aligator/fatigue crack);
12 Retak setempat (block cracking); Resistance (Alat pengukur kekesatan).
13 Retak melengkung (slippage crack); Pemeliharaan secara korektif harus dilakukan
14 Retak cermin dari keretakan lapisan bila karakteristik kekesatan pada seluruh
15 dibawahnya (reflection crack).
landasan atau sebagian dibawah minimum
Kerontokan (Disintegration)
21 Lepas / terurai (raveling); standar kekesatan.
22 Lubang (potholes); Dan bila beralasan bahwa adanya
23 Mengelupas (asphalt stripping); karakteristik dari drainasi di permukaan
24 Erosi akibat jet blast (jet blast erosion); landasan sangat jelek akibat kemiringan atau
25 Kerusakan pada tepi patching yang
tidak sempurna lendutan, maka pengukuran karakteritik
26 Retak rambut (scaling); kekesatan landasan harus dilakukan pada
Perubahan permukaan konstruksi kondisi normal ataupun simulasi yang
(Distortion)
menyatakan seolah olah adanya hujan.
31 Penurunan permukaan pada jalur roda
(rutting);
32 Permukaan yang menggulung karena Apabila taxiway digunakan oleh pesawat
stabilitas aspal yang kurang baik bermesin turbin maka permukaan bahu
(corrugation and shoving);
33 Penurunan setempat (depression) taxiway (Taxiway Shoulder) harus dipelihara
34 Permukaan bergelombang dan retak agar bebas dari material lepas ataupun objek
akibat tanah dasar yang kurang baik lainnya yang mungkin dapat tersedot mesin
(swelling). pesawat. Permukaan dari konstruksi
Hilangnya kekesatan permukaan
konstruksi perkerasan (Loss of Skid perkerasan landasan harus dijaga kondisinya
Resistance) supaya tetap baik sehingga karakteristik
41 Agregat yang aus (polished agregate); kekesatan baik. Genangan, lumpur, pasir,
42 Kontaminasi minyak, oli dan rubber
minyak dan bekas karet ban (rubber deposit)
deposit (contaminant);
43 Keluarnya material aspal ke permukaan harus dibersihkan untuk meminimalkan
(bleeding); akumulasi kerusakan.

ANNEX 14 AERODROME VOLUME 1, Bila landas pacu harus dapat dioperasikan


SEVENTH EDITION, JULY 2016. seperti semula sebelum keseluruhan
Annex 14 Aerodrome volume 1,menjelaskan pekerjaan perbaikan landasan selesai dilapis
bahwa program pemeliharaan termasuk oleh aspal ,maka setiap selesai tahapan
untuk pencegahan yang paling tepat pekerjaan pelapisan aspal perlu dibuatkan
diterapkan dalam pemeliharaan fasilitas kemiringan transisi permukaan aspal secara
bandar udara sehingga tidak membahayakan temporer agar operasi pesawat tetap berjalan
terhadap keselamatan dan Pelayanan ruang dengan aman.
udara (Air Navigation) yang effisien. Kemiringan memanjang dari transisi tersebut
Yang dimaksud fasilitas adalah termasuk antara landasan yang telah dilapis dan yang
konstruksi landas pacu, alat bantu belum dilapis adalah 0,5 % sampai dengan 1
penerbangan, pagar, sistem drainasi dan % untuk ketebalan lapisan 5 cm, sedangkan
bangunan. Permukaan konstruksi (Landas bila tebal lebih dari 5 cm maka kemiringan
pacu, Taxiway, Apron) harus bebas dari transisi tidak lebih dari 0,5 %.
material lepas atau objek lainnya yang dapat
mengakibatkan kerusakan dari struktur

140 Warta Ardhia, Volume 46 No. 2 Desember 2020, hlm 133-146


METODOLOGI terjadi adalah bekas karet dari roda pesawat
Pengumpulan data untuk tujuan observasi ini yang mendarat. Bekas gesekan karet banyak
dilakukan dengan Metode Kualitatif atau terdapat pada daerah pendaratan yang
pengamatan yaitu perhatian terfokus pada berpotensi besar untuk menutup permukaan
observasi pemerolehan data dan informasi perkerasan yang menyebabkan hilangnya
yang dilakukan dengan wawancara langsung kemampuan pesawat dalam pengereman dan
kepada pejabat Direktorat Bandar Udara dan mengontrol arah ,terutama saat kondisi
Teknisi Angkasa Pura Cabang Medan serta permukaan landasan basah/hujan.
diskusi dengan nara sumber terkait. (Prof. Dr. Jadwal Evaluasi Kekesatan Perkerasan
Sugiyono, 2014). Untuk itu dilakukan landas pacu menjadi tanggung jawab
pengamatan pada 2 bandara yaitu Bandara Pengelola Bandar udara dan pengguna lalu
Bawean Gatot Subroto dan Bandara lintas udara harus menjadwalkan secara
Kualanamu -Medan yang ditemukan saat itu periodik pemeliharaan dari kekesatan
adanya kerusakan dari permukaan landasan permukaan perkerasan landas pacu .
dan tindak lanjut pelaksanaan perbaikan dari Evaluasi dilakukan tergantung dari volume
kerusakan tersebut. lalu lintas, dan jenis serta berat pesawat yang
beroperasi. Jika pada suatu bandar udara,
ANALISA HASIL PEMBAHASAN volume, jenis dan berat pesawat lebih banyak,
Pemeliharaan tingkat kekesatan juga jenis pesawat lebih besar dan berat, maka
permukaan perkerasan Landas Pacu. diperlukan lebih sering untuk dievaluasi
Kekesatan permukaan landas pacu akan dibandingkan dengan bandar udara yang
memburuk karena sejumlah faktor antara lain memiliki frekuensi penerbangan sedikit dan
,faktor yang utama adalah karena terjadinya jenis pesawat yang lebih kecil dan lebih
gesekan antara ban pesawat dengan ringan. Pemeliharaan kekesatan perkerasan
permukaan perkerasan baik pada saat landas pacu ini perlu dilakukan dengan
pengereman maupun saat pesawat berjalan memperhatikan waktu yang tersedia
yang mengakibatkan terjadinya akumulasi sehingga tidak menggangu jadwal operasi
kontaminasi karet pada permukaan penerbangan. Dalam hal ini diperlukan
perkerasan landasan. Efek dari faktor diatas kerjasama dalam manejemen operasi untuk
tergantung volume dan trafik lalu lintas melaksanakan kontrol rutin atas penggunaan
pesawat serta jenis pesawat yang beroperasi peralatan untuk evaluasi kekesatan landas
diatasnya. pacu ini. Jadwal untuk pengamatan/survey
Pengaruh lain pada tingkat kerusakan adalah dan evaluasi kekesatan perkerasan landas
kondisi cuaca lokal, jenis perkerasan yang pacu dapat dijadikan pedoman dalam
digunakan (Aspal atau Beton), bahan pelaksanaan. Perhitungan berdasarkan
/material yang digunakan pada konstruksi kombinasi rata-rata operasi pesawat yang
landasan dan perawatan serta pemeliharaan banyak beroperasi di Indonesia seperti (B –
prasarana sisi udara. 737-800, B-737-900, A320,dll) . Untuk bandar
Kegagalan struktur perkerasan seperti udara yang memiliki perhitungan lebih dari
rutting, raveling, retak, penurunan setempat 20% (dua puluh persen) pesawat yang lebih
dapat menyebabkan berkurangnya tingkat besar (B - 747 ,A380 , dll ) dari total campuran
kekesatan permukaan landasan. Perbaikan pesawat terbang, disarankan untuk memilih
segera dari masalah ini harus dilakukan melakukan tingkat yang lebih tinggi dalam
sebagaimana mestinya. Kontaminasi, seperti melakukan pengamatan/survey kekesatan
bekas karet, partikel debu, bahan bakar jet, sebagai patokan minimum. Pelaksana bandar
tumpahan minyak, air, dan lumpur, dapat udara harus memiliki data-data yang akurat
menyebabkan hilangnya kekesatan pada tentang jenis pesawat yang beroperasi di
permukaan konstruksi perkerasan landas bandar udara untuk memastikan jadwal yang
pacu. Permasalahan utama yang banyak

Sistem Manajemen Pemeliharaan Perkerasan Landasan Di Bandar Udara


141
(Maryati Karma)
tepat dalam pelaksanaan pengamatan/survey Pengujian dengan peralatan oleh teknisi yang
pengujian kekesatan landas pacu tersebut . berpengalaman harus tetap dilakukan sesuai
jadwal dengan gambaran pengujiannya .
Tabel 2. Frekuensi survei pengecekan kekesatan Pengelola bandar udara dan pengguna lalu
Frekuensi Pengecekan Rutin lintas udara harus menjadwalkan secara
Pendaratan Per periode untuk pemeliharaan kekesatan
hari permukaan perkerasan.
≤ 15 1 Tahun
16 – 30 6 Bulan
31 – 90 3 Bulan Pengamatan langsung pada kerusakan
91 – 150 1 Bulan landasan di Bandara Bawean-Gatot Subroto
151 – 210 2 Minggu yang dilakukan oleh Teknisi Direktorat
≥ 210 1 Minggu Bandar Udara, dimana kemampuan landasan
untuk mendukung operasi pesawat ATR 72
Dalam pelaporan hasil pengukuran kekesatan
yang dioverlay 5 tahun lalu, kondisi
harus berisikan informasi sebagai berikut :
permukaan lapisan aspalnya sudah
*) Lokasi bandar udara
mengalami kehancuran dengan terlihatnya
*) Waktu pelaksanaan pengukuran
material lepas lepas (tipe Disintegration)
kerusakan (tanggal dan jam)
seperti gambar dibawah ini.
*) Landas pacu yang diukur (disertai sketsa
layout landas pacu dan nomor dan arah
landas pacu,jenis kerusakan serta luasnya)
*) Jarak jalur lintasan pengukuran terhadap
as landas pacu.
*) Kecepatan pengukuran diterapkan
*) Kondisi permukaaan perkerasan
landasan
*) Rata-rata tingkat kekesatan per jalur
untuk masing-masing pengukuran.
*) Hasil semua pengukuran kekesatan untuk
Gambar 2. Kondisi landasan dengan lapisan
masing masing jalur pengukuran
permukaan aspal yang lepas lepas
Evaluasi Kekesatan perkerasan tanpa
bantuan alat, evaluasi secara visual mengenai
Hal ini dapat diakibatkan karena pada saat
tingkat kekesatan permukaan perkerasan
konstruksi campuran aspal kurang tepat,
landas pacu tidak dapat diandalkan secara
kehilangan perekat antara material batu dan
penuh untuk menilai tingkat kekesatan
aspal atau temperatur yang berlebih saat
permukaan landas pacu tersebut.
mencampur aspal, ataupun kekurangan kadar
Pengelola bandar udara yang
aspal saat pelaksanaan, dapat diakibatkan
mengoperasikan pesawat jenis jet harus
juga oleh cuaca temperatur yang tinggi
mengatur jadwal pengujian kekesatan dengan
sehingga sebagian aspal yang mengandung
menggunakan peralatan.
kadar parafin menguap.
Pada prinsipnya, inspeksi secara visual hanya
Pada umumnya kehancuran pada lapisan
dilakukan untuk menilai dan mencatat
permukaan aspal adalah material lepas lepas
kondisi permukaan seperti terdapatnya
(Ravelling). Dan apabila dibiarkan ,maka
genangan air, alur kerusakan serta kondisi
material yang lebih besar akan lepas sehingga
struktur perkerasan landas pacu. Dari uraian
permukaan menjadi kasar dan bergerigi.
ini dapat disimpulkan bahwa penilaian
Kondisi seperti ini sangat membahayakan
kekesatan secara visual semata hanya
pesawat yang mendarat bila menggunakan
dilakukan sebagai langkah inspeksi dan
propeller dapat rusak terkena material lepas
bukan merupakan suatu kesimpulan dari
tersebut. Ada beberapa cara perbaikan yang
kondisi permukaan perkerasan.
dapat dilaksanakan antara lain :

142 Warta Ardhia, Volume 46 No. 2 Desember 2020, hlm 133-146


a. Material lepas tersebut perlu dikompresor Sedangkan bila kerusakan terjadi lebih dalam
dan dikupas terlebih dahulu dari lapisan maka perbaikan harus dilakukan sampai
aspalnya , kemudian dilapis ulang dengan dengan lapisan subbase course . Akibat
aspal hotmix minimum setebal 4 cm. pekerjaan perbaikan sampai subbase maka
b. Alternatif kedua dengan menggunakan subgrade perlu dipadatkan terlebih dahulu
campuran aspal cair khusus yang agar daya dukung subgrade tercapai
mempunyai daya rekat tinggi dengan biaya minimum 6 % sebelum melakukan
yang tidak besar. rekonstruksi lapisan diatasnya dengan
lapisan aspal sesuai standar.
Berdasarkan pengalaman secara praktis
bahwa sangat diperlukan adanya sambungan
pada permukaan konstruksi aspal. Pada
bandara dibutuhkan konstruksi dari
campuran aspal tipe keras. Reaksi terhadap
perubahan temperatur pada perkerasan aspal
hampir sama dengan perkerasan beton.
Keretakan yang tidak dapat diprediksi hampir
sama terjadi pada permukaan aspal akibat
perbedaan suhu.
Observasi juga dilakukan dari hasil
pengukuran kerusakan di bandara
Gambar 3. Hasil perbaikan Landasan di Bandara
Gatot Subroto dengan dilapis aspal Kualanamu oleh pihak Angkasa Pura II yang
setebal < 1 cm. dianalisa kerusakan pada Bandara
Kualanamu diamati dengan melakukan
Alternatif lain yaitu dengan mengupas lapisan pengukuran di lapangan dan membuat sistem
aspalnya dan kemudian dilapis ulang dengan grid pada landasan (ukuran 3 m x 3 m) agar
aspal dan ditambahkan lapisan seperator/ mempermudah dalam mengetahui berapa
grid untuk mencegah agar keretakan tidak luasan yang rusak dan jenis tipe kerusakan
merambat kelapisan yang baru di laksanakan. yang terjadi.
Semua metode mempunyai dampak terhadap Pada landasan seluas 3750 m x 60 m pada
biaya dan kekuatan (life Time ) dari Bandara Kualanamu telah dilakukan
konstruksi tersebut, namun tidak semua pengukuruan kerusakan permukaan landasan
Pengelola Bandara memahaminya . oleh PT Angkasa Pura II bersama Konsultan
Ada berbagai cara untuk memperbaiki dengan survey atau pengamatan untuk
retak retak misalnya dengan di grouting air mendapatkan gambaran mengenai kondisi,
semen kemudian dilapis aspal. Pelapisan lokasi dan tingkat kerusakan permukaan
konstruksi landasan dapat dinyatakan tepat perkerasan (pavement deterioration) secara
untuk memperbaiki permukaan konstruksi akurat, dilakukan pengamatan secara manual
yang rusak (Deteriorate), sehingga dapat maupun dengan menggunakan peralatan
meningkatkan daya dukung landasan. Bila Runway Measurement Equipment (RME)
perlu memperbaiki aliran permukaan untuk menghitung nilai PCI (Pavement
(Surface Drainage), untuk memelihara Classification Index). Berdasarkan hasil
konstruksi landasan atau meningkatkan pengukuran tingkat kerusakan PCI tersebut
kekuatan landasan. Pelapisan landasan landasan Kualanamu disimpulkan tingkat
dilakukan bila kerusakan konstruksi akibat kerusakan kurang dari 50%. Dan untuk
beban yang berlebih (overloading), melayani operasi pesawat dengan safety,
membutuhkan perkuatan untuk mendukung security maka kerusakan pada landasan harus
pesawat dengan beban yang lebih berat, juga segera diperbaiki, karena efek dari kerusakan
memperbaiki permukaan landasan yang
melendut.

Sistem Manajemen Pemeliharaan Perkerasan Landasan Di Bandar Udara


143
(Maryati Karma)
dapat mengakibatkan accident ataupun frekwensi penerbangannya dengan pesawat
incident dari pesawat yang beroperasi. wide body.
Khusus kerusakan pada daerah Touchdown
harus segera dilakukan perbaikan dengan SIMPULAN
mengupas lapisan aspal yang rusak dan Dari hasil observasi pelaksanaan
mengganti dengan campuran aspal yang pemeliharaan di bandara Bawean dan
memenuhi standar campuran serta Kualanamu dan penjelasan tipe-tipe
temperaturnya ,kemudian dipadatkan dengan kerusakan pada permukaan landasan
sempurna. ,disimpulkan bahwa perbaikan landasan
sedini mungkin itu diperlukan agar tidak
menjadi lebih parah lagi kerusakannya.
Kerusakan dari permukaan landasan sangat
mempengaruhi keselamatan, dan keamanan
penumpang, sehingga Tagline yang
dicanangkan oleh Kementerian Perhubungan
dengan 3 S + 1 C yaitu Safety, Security, Services
through Complaince harus diterapkan oleh
seluruh jajaran di Kementerian Perhubungan
Udara sebagai Pelayan Publik.
Gambar 4. Perbaikan daerah kerusakan di
Bandara Kualanamu -Medan 2019
SARAN
Setelah perbaikan ditindak lanjuti dengan Perlunya pelatihan teknis para pelaksana di
pengukuran tingkat PCI (Pavement setiap Bandar Udara khususnya yang
Classification Index) untuk diketahui menangani pemeliharaan landasan sehingga
peningkatannya kemudian perlu dilakukan memahami tugas dan fungsinya dengan baik
pengukuran kekuatan landasan dengan alat serta dapat mengambil tindakan teknis bila
HWD (Heavy Weight Deflectometer) untuk terjadi kerusakan pada landasan di unit
mengetahui nilai PCN (Pavement kerjanya secara tepat dan benar.
Classification Number) yang baru seteah
perbaikan. DAFTAR PUSTAKA
Undang Undang Republik Indonesia No.1,
KESIMPULAN dan SARAN (2009), tentang Penerbangan.
Sistem Manajemen Pemeliharaan Perkerasan Peraturan Menteri Perhubungan no. 83,
yang disampaikan diatas adalah cara atau (2017), Peraturan Keselamatan
mekanisme pelaksana bandar udara dalam Penerbangan Sipil bagian 139 (Civil
melakukan pemeliharaan landasan dengan Aviation Safety Regulation PART 139),
pengamatan permukaan landasan setiap hari Bandar Udara (Aerodome).
/mimggu/ bulan untuk mengetahui tingkat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan
kerusakan yang terjadi pada permukaan Udara No.262, (2017), tentang Standar
landasan. Dan untuk memudahkan Teknis dan Operasional Peraturan
pengamatan dilakukan sistim grid dengan Keselamatan Penerbangan Sipil bagian
139. volume I Bandar Udara
luasan (3m x 3m), seluruh luas landasan
(Aerodrome).
kemudian di identifikasi tipe kerusakannya
dan melakukan tindak lanjut perbaikannya. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan
Udara No.212 , (2017), Petunjuk Teknis
Karena landasan merupakan fasilitas yang
Peraturan Keselamatan Penerbangan
sangat fital sehingga perlu dijaga Sipil bagian 139-11 (Staff Instruction
keberadaannya agar tetap sempurna untuk 139-11) tentang Prosedur Pengawasan
melayani pesawat yang akan mendarat, Program Pemeliharaan Konstruksi
terutama pada bandara yang sangat sibuk Perkerasan Bandar Udara (Pavement
Management System).

144 Warta Ardhia, Volume 46 No. 2 Desember 2020, hlm 133-146


ICAO ANNEX 14, Volume I, Aerodrome Design Clasification Number) Perkerasan
and Operation, (2016), Aerodrome Prasarana Bandar Udara.
Maintenance, seventh Edition.
Prof. Dr. Sugiyono, (2014), Metode Penelitian
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan
Kuantitatif-Kualitatif dan R & D.
Udara no. 94, (2015), Pedoman Teknis
Operasional Peraturan Keselamatan David. L. Bennett - Director of Airport Safety
Penerbangan sipil Bagian 139-23 and Standards (FAA Advisory Circular-
Pedoman Program Pemeliharaan AC No. 150/ 5380 - 6A) (2003),
Konstruksi Perkerasan Bandar Udara. Guidelines and Procedures for
Maintenance of Airport Pavements.

Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan


Udara no.93, (2015), Pedoman Teknis
Operasional Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 139-24
(Advisory Circular CASR PART 139),
Pedoman Perhitungan PCN (Pavement

Sistem Manajemen Pemeliharaan Perkerasan Landasan Di Bandar Udara


145
(Maryati Karma)
146 Warta Ardhia, Volume 46 No. 2 Desember 2020, hlm 133-146

You might also like