You are on page 1of 18

PEKSOS : Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.

12, Nomor 2, November 2013

MOBILITAS SOSIAL PADA KELOMPOK DEWASA MUDA


DI KELURAHAN KALABBIRANG
KECAMATAN PATTALLASSANG KABUPATEN TAKALAR

Abd. Muhni Salam


Save the Children
muhni28@yahoo.com

Abstract
This research discussed about young-adulthood social mobility in Kalabbirang. The Research
purposes are to obtain data and an overview of: characteristics of informants, channel of social
mobility of informants, the support factors of social mobility informants, the inhibiting factors of
social mobility informants, and the hope of informants. This study used a qualitative approach with
descriptive methods and case study research. Informant numbers are 4 (four) persons who are
determined by purposive sampling technique by fitted the criteria and objectives of the research.
The results showed that the channel of social mobility that used by young-adulthood for their social
mobility are religious institutions, educational institutions, and economic institutions. The support
factors that affecting social mobility of young-adults Kalabbirang are structural factors, individual
factors, social status, economic situation, political situation, free communication, division of labor,
and the ease of access to education. The inhibiting factor of social mobility of young-adults
Kalabbirang are poverty, socialization, and different interests. This research showed that young-
adulthood social mobility Kalabbirang extremely increasing of social status and allow the other
young-adults to do the same.

Keywords: social mobility, young-adulthood, social status

Abstrak
Penelitian ini tentang mobilitas sosial pada kelompok dewasa muda di Kalabbirang. Tujuan
penelitian untuk memperoleh data dan gambaran tentang: karakteristik informan, saluran mobilitas
sosial informan, faktor pendorong mobilitas sosial informan, faktor penghambat mobilitas sosial
informan, dan harapan informan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif dan jenis penelitian studi kasus. Jumlah informan 4 (empat) orang yang ditentukan
dengan teknik purposive sampling agar sesuai dengan kriteria dan tujuan penelitian. Hasil penelitian
menunjukkan saluran mobilitas sosial yang digunakan oleh kelompok dewasa muda untuk
melakukan mobilitas sosial adalah lembaga keagamaan, lembaga pendidikan, dan lembaga
ekonomi. Faktor pendorong yang mempengaruhi mobilitas sosial dewasa muda Kalabbirang yaitu
faktor struktural, faktor individu, status sosial, keadaan ekonomi, situasi politik, komunikasi yang
bebas, pembagian kerja, dan kemudahan dalam akses pendidikan. Faktor penghambat mobilitas
sosial dewasa muda Kalabbirang yaitu kemiskinan, sosialisasi yang kuat, dan perbedaan
kepentingan. Hal ini menunjukkan bahwa mobilitas sosial kelompok dewasa muda Kalabbirang
sangat baik dan lancar dan memungkinkan bahwa kelompok dewasa muda yang lain juga
melakukannya.

Kata kunci: mobilitas sosial, dewasa muda, status sosial

149
PEKSOS : Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 12, Nomor 2, November 2013

Pendahuluan terhadap berbagai hal yang memungkinkan


Masyarakat tentunya menginginkan keadaan seseorang berubah secara status sosial.
yang meningkat atau social climbing. Hal Masyarakat Kalabbirang yang mobile ini yang
inilah yang diusahakan oleh banyak orang ditunjukkan oleh masyarakat dengan tetap
atau bahkan hampir seluruh orang di berusaha untuk mencari jodoh sendiri ataupun
Indonesia, dan bahkan di seluruh dunia. Hal dijodohkan oleh orang tuanya dengan orang
ini didukung oleh teori ketidakpuasan yang lebih kaya, memberikan kesempatan
(discontent theory) bahwa keinginan bergerak sekolah yang setinggi-tingginya kepada
dan meningkat ini didasari oleh perasaan anaknya, atau bahkan menghubungi keluarga
ketidakpuasan (Martono, 2011: 228). maupun kerabat yang mampu untuk
Keadaan ini yang dipengaruhi oleh seberapa memberikan kesempatan pekerjaan yang lebih
besar keinginan orang tersebut untuk besar.
meningkatkan keadaan status sosialnya.
Kondisi masyarakat yang sudah mengetahui
Menurut Soekanto (2007:21) bahwa para betapa pentingnya berubah dan sudah
sosiolog melakukan penelitian pada gerak mengetahui banyak cara-cara untuk
sosial (social mobility) untuk mendapatkan meningkatkan status sosialnya membuat
pengetahuan mengenai keteraturan dan masyarakat di Kelurahan Kalabbirang ingin
keluwesan struktur sosial, hal ini difokuskan terus untuk mendapatkan kehidupan yang
pada berbagai kesulitan-kesulitan yang secara lebih baik dengan usahanya masing-masing.
relatif dialami oleh individu-individu dan Kehidupan yang lebih baik ini akan
kelompok-kelompok sosial dalam mengangkat derajat status sosialnya di dalam
mendapatkan kedudukan yang terpandang masyarakat. Masyarakat Kalabbirang
oleh masyarakat dan yang merupakan objek umumnya memberikan kesempatan yang
dari suatu persaingan. Berdasarkan hal sebesar-besarnya kepada anak-anak mereka
tersebut bahwa masyarakat memang untuk melanjutkan sekolah setinggi-tingginya.
mempunyai berbagai kesulitan-kesulitan yang Mereka mempercayai bahwa dengan
berbeda untuk melakukan mobilitas sosial ini. pendidikan mereka bisa meningkatkan
keadaan mereka. Jika tidak bisa ditingkatkan
Sebuah tulisan Setiadi dan Kolip (2011:538- minimal bisa dipertahankan.
545) menggambarkan sebuah studi mobilitas
sosial vertikal di Sentra Industri Kayu Desa Di dalam konteks ini, terdapat sebagian
Serenan. Pada studi tersebut sekitar 13,5 penduduk Kalabbirang yang memiliki
persen dari komunitas pengrajin sudah bisa keinginannya yang sangat tinggi untuk
membeli lahan pertanian, setelah mengalami mendapat pekerjaan sebagai pegawai negeri
perjalanan panjang dari buruh, perajin, dan sipil. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
perajin pengusaha. Orang-orang ini yang kesediaan mereka untuk mengeluarkan uang
menjadi model dan teladan bagi lebih untuk memperlancar tes menjadi
lingkungannya, dan dalam kenyataannya pegawai negeri sipil. Fenomena ini tentunya
mereka dipandang memiliki status sosial yang tidak hanya terjadi di Kalabbirang, di seluruh
lebih tinggi. Kondisi ini yang ikut Kabupaten Takalar, atau bahkan di Indonesia
mempercepat dan memacu perkembangan sudah menjadi rahasia umum yang tidak perlu
usaha industri kecil di desanya. disembunyikan lagi. Salah satu usaha ini yang
ditempuh sebagian orang untuk meningkatkan
Kelurahan Kalabbirang yang merupakan salah status sosialnya, dan mereka juga termasuk
satu wilayah di Ibukota Kabupaten Takalar pelaku mobilitas sosial.
terdapat banyak masyarakat yang sudah
berpendidikan, sudah mendapatkan pekerjaan
yang layak, dan sudah mengetahui berbagai
kondisi perpolitikan di Kabupaten Takalar.
Hal ini mencerminkan bahwa masyarakat
Kelurahan Kalabbirang sudah tidak lagi buta
150
PEKSOS : Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 12, Nomor 2, November 2013

Selain dalam mencari pekerjaan, pernikahan pertimbangan tersebut, maka peneliti


dengan mahar yang sangat tinggi juga menetapkan untuk melihat pada kelompok
dilakukan untuk anak perempuan. Mahar dewasa muda atau anaknya bersama dengan
pernikahan untuk seorang anak perawan di social history keluarganya. Selain itu, pada
Kalabbirang mencapai 100 Juta Rupiah. Hal kelompok dewasa muda di Kelurahan
ini menunjukkan bahwa keadaan orang yang Kalabbirang yang berjumlah 2822 orang
ingin mempersunting gadis tersebut haruslah (Kelurahan Kalabbirang dalam Angka, 2011)
mapan dan tidak berada pada golongan bawah. dalam rentang 20-40 tahun (Dariyo, 2003:3)
Keadaan seperti ini juga memberikan indikasi cukup banyak. Hal ini juga sangat mendukung
sebagai usaha masyarakat untuk menikahkan penelitian ini dilaksanakan. Dinamika sosial
anaknya dengan orang kaya untuk yang terjadi dalam mobilitas sosial kelompok
meningkatkan status sosial di masyarakat. dewasa muda di Kelurahan Kalabbirang ini
yang sangat beragam dan menarik untuk
Sistem stratifikasi sosial terbuka ini yang diteliti sesuai dengan penggambaran di atas.
memungkinkan orang untuk dengan mudah Sehingga pada kelompok dewasa muda
berpindah dari satu status sosial ke status tersebut akan dilihat mobilitas sosialnya
sosial yang lainnya, membuat masyarakat termasuk berbagai hal yang mempengaruhinya
Kalabbirang berbondong-bondong untuk yang kemudian disimpulkan oleh peneliti
mencapai hal tersebut. Berbagai upaya sudah dengan judul penelitian “Mobilitas Sosial Pada
dilakukan baik normatif maupun tidak. Hal ini Kelompok Dewasa Muda di Kelurahan
yang kemudian memberikan berbagai potensi- Kalabbirang Kecamatan Pattallassang
potensi yang sangat besar mengenai Kabupaten Takalar”.
peningkatan status sosial seseorang, baik
dalam masyarakat maupun dalam keluarga. Mobilitas sosial merupakan bagian integral
Masyarakat yang sudah berada di kelas sosial yang tidak bisa dipisahkan dengan perubahan
atas, akan tetap bisa mempertahankan status dalam sebuah masyarakat yang sangat dinamis
sosialnya dengan berbagai upaya tersebut. dewasa ini. Perubahan dalam masyarakat atau
Namun, tidak menutup kemungkinan juga perubahan sosial sudah dijelaskan dengan
bahwa masyarakat yang berada pada kelas sangat rinci oleh beberapa banyak ahli dari
sosial di bawah bisa menembus kelas sosial seluruh dunia. Soekanto (2007:261)
tersebut dengan berbagai upaya yang normatif menyebutkan pengertian perubahan sosial
dan sesuai dengan kemampuannya. yaitu:

Keadaan seperti ini semakin menunjukkan Perubahan sosial adalah segala perubahan pada
bahwa tingkat mobilitas sosial di masyarakat lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam
Kalabbirang sangat tinggi. Hal ini yang suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem
kemudian ingin diteliti oleh peneliti mengenai sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai,
berbagai hal yang berkenaan dengan proses sikap-sikap dan pola-pola perilaku di antara
kelompok-kelompok dalam masyarakat.
yang terjadi di dalam masyarakat tentang
perubahan status sosial seseorang. Perubahan
Mac Iver dan Page dalam Mashud (2004:342)
ini otomatis terlihat dari status sosial
menyebutkan bahwa ada sosiolog yang tertarik
sebelumnya, yaitu status sosial orang tuanya.
menganalisis fenomena perubahan sosial
Perubahan yang ingin diteliti oleh peneliti
sejauh fenomena itu bisa diamati (diukur),
adalah mobilitas sosial vertikal yang
seperti mobilitas sosial (tenaga kerja),
mencakup berbagai hal seperti usaha mereka
komposisi penduduk, perubahan sistem
untuk mengembangkan status keluarganya.
pemerintahan, dan sebagainya. Perubahan
Perubahan status keluarga ini jika dilakukan
sosial yang menempati posisi atas dalam
oleh orang tuanya maka dilihat mulai dari
hierarki teori yang menjelaskan mengenai
orangtuanya, dan dibandingkan dengan
perubahan kondisi masyarakat dikaitkan
keadaan anaknya sekarang ini. Dengan

151
PEKSOS : Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 12, Nomor 2, November 2013

dengan nilai dan kebudayaan, kemudian politik sebagai saluran sirkulasi vertikal; (5)
mempengaruhi struktur sosial. organisasi profesional sebagai saluran sirkulasi
vertikal; dan (6) Wealth-making organization
Dalam konteks ini, perubahan sosial sebagai sebagai saluran sirkulasi sosial; dan (7)
grand theory memberikan landasan berpikir Keluarga dan saluran lain sebagai saluran
dalam menentukan posisi mobilitas sosial sirkulasi sosial.
dalam penelitian ini. Perubahan sosial yang
turut mempengaruhi struktur sosial, pelapisan Menurut Hartono (2011) faktor pendorong
sosial, dan kelas sosial di dalam masyarakat mobilitas sosial meliputi: (1) faktor struktural
akan mempengaruhi juga status sosial termasuk struktur pekerjaan, perbedaan
seseorang di dalam masyarakat. Hal tersebut fertilitas, dan ekonomi ganda; (2) faktor
menunjukkan bahwa konsep perubahan sosial individu termasuk kemampuan setiap individu
sangat mempengaruhi mobilitas sosial yang yang berbeda-beda, orientasi sikap terhadap
berkutat pada perubahan status sosial mobilitas, dan faktor kemujuran; (3) status
seseorang. sosial; (4) keadaan ekonomi; (5) situasi
politik; (6) kependudukan (demografis); (7)
Sorokin (1927:133) memberikan sebuah keinginan melihat daerah lain; (8) struktur
definisi mengenai mobilitas sosial yaitu kasta dan kelas; (9) ekspansi teritorial dan
“Social Mobility is understood any transition gerak populasi; (10) komunikasi yang bebas;
of an individual or social object or value— (11) pembagian kerja; dan (12) kemudahan
anything that has been created or modified by dalam akses pendidikan.
human activity—from one social position to
another”. Mobilitas sosial dipahami sebagai Hartono juga menyebutkan tentang faktor
segala perubahan seseorang atau objek sosial penghambat mobilitas sosial yaitu (1)
atau nilai—segala hal yang dibuat atau kemiskinan; (2) diskriminasi kelas; (3)
dimodifikasi oleh aktivitas manusia—dari perbedaan ras dan agama; (4) perbedaan jenis
posisi sosial yang satu ke posisi yang lainnya. kelamin (gender); (5) faktor pengaruh
sosialisasi yang sangat kuat; dan (6) perbedaan
Hal tersebut memberikan batasan bahwa kepentingan.
perubahan individu atau objek sosial ke dalam
suatu posisi sosial di dalam masyarakat. Relevansi Pekerjaan Sosial dengan
Perubahan ini berlaku untuk semua objek Mobilitas Sosial
sosial, nilai, atau berbagai hal yang dibuat atau
dimodifikasi oleh berbagai aktivitas manusia. Pekerja sosial memungkinkan membantu
Perubahan ini kemudian diperjelas oleh Cohen membuat sebuah kelas sosial yang terbuka
(1992:268) yaitu “Mobilitas sosial menunjuk dengan menyediakan pelayanan dan sumber
pada perpindahan individu-individu dari satu untuk orang-orang yang kurang beruntung
status sosial ke status sosial yang lain. dalam masyarakat, khususnya individu yang
Perpindahan ini bisa naik atau turun, atau tetap hidup dalam kemiskinan. Hal tersebut
pada tingkat yang sama tetapi dalam pekerjaan memberikan penegasan bahwa pekerja sosial
yang berbeda”. Cohen melihat bahwa individu bertugas mengantarkan seseorang dari
berpindah dari status sosial ke status sosial golongan bawah ke golongan atas dengan
yang lain yang ditentukan oleh pekerjaannya. menciptakan kesempatan kerja, pendapatan,
dan pendidikan, serta mengurangi rintangan
Sorokin (1927:164-179) menjelaskan saluran dalam mencapai mobilitas sosial.
mobilitas yaitu (1) angkatan bersenjata sebagai
saluran sirkulasi sosial; (2) gereja [lembaga
keagamaan] sebagai saluran sirkulasi sosial;
(3) sekolah sebagai saluran sirkulasi vertikal;
(4) pemerintahan, organisasi politik, dan partai

152
PEKSOS : Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 12, Nomor 2, November 2013

Tujuan Penelitian Kalabbirang berjumlah 2822 orang (Kelurahan


Penelitian ini dilakukan untuk untuk Kalabbirang dalam Angka 2011). Masyarakat
mengetahui tentang mobilitas sosial pada yang akan diambil sebagai informan kemudian
kelompok dewasa muda dengan menjawab diwawancarai sesuai dengan pedoman yang
sub-problematik yang sudah diajukan, yaitu digunakan untuk memberikan jawaban atas
untuk memahami (1) Karakteristik informan; berbagai pertanyaan penelitian. Sumber data
(2) Saluran mobilitas sosial yang digunakan sekunder adalah sumber data tertulis yang
oleh informan; (3) Faktor pendorong mendukung penelitian mobilitas sosial.
terjadinya mobilitas sosial informan; (4)
Faktor penghambat terjadinya mobilitas sosial Penentuan informan dalam penelitian ini
informan; dan (5) Harapan harapan informan menggunakan teknik nonprobability sampling
terhadap status sosialnya melalui mobilitas atau teknik pengambilan sampel yang tidak
sosial. memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih
Metode menjadi sampel (Sugiyono, 2011:218). Untuk
tujuan penelitian yang lebih mengarah pada
Desain penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data mengenai mobilitas sosial
penelitian ini meliputi pendekatan dan jenis pada kelompok dewasa muda di Kelurahan
penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian Kalabbirang, maka teknik nonprobability
kualitatif dengan menggunakan jenis sampling yang digunakan adalah purposive
penelitian studi kasus. Pada penelitian ini yang sampling atau teknik penentuan informan
berusaha memahami mobilitas sosial dengan pertimbangan tertentu. Artinya
masyarakat yang berada pada kelompok umur informan ditentukan berdasarkan
dewasa muda merupakan penelitian yang pertimbangan yang sudah dibuat oleh peneliti.
memperhatikan aktivitas individu yang
berusaha untuk berpindah kelompok sosial di Adapun penentuan kriteria dari informan yaitu
dalam berbagai situasi yang terjadi di dalam (1) Informan adalah orang laki-laki atau
lingkungannya. Penelitian ini juga tidak cocok perempuan yang berumur 20-40 tahun; (2)
menggunakan berbagai macam hitungan angka Informan tinggal di Kelurahan Kalabbirang;
dalam analisis hasil penelitiannya, karena (3) Informan memiliki pengetahuan tentang
semata-mata mengandalkan pengamatan, mobilitas sosial yang akan diteliti; (4)
observasi, dan wawancara yang dilakukan oleh Informan bersedia untuk dijadikan objek
peneliti di lapangan mengenai aktivitas dalam penelitian; dan (5) Informan bersedia
mobilitas sosial masyarakat pada kelompok meluangkan waktu untuk memberikan
dewasa muda. Studi kasus dipilih agar dapat informasi kepada peneliti. Teknik
menemukan makna dalam penelitian ini yang pengumpulan data yaitu dengan indepth
berkenaan dengan mobilitas sosial masyarakat interview dan studi dokumentasi.
yang ada di Kelurahan Kalabbirang yang
tergolong dalam kelompok dewasa muda. Hasil dan Pembahasan
Demikian halnya dengan proses yang
membentuk motif dan berbagai pengertian Kelurahan Kalabbirang terletak sangat
yang ada di dalam diri individu berkenaan strategis di tengah-tengah wilayah Kabupaten.
dengan aktivitas mobilitas sosialnya. Kelurahan Kalabbirang merupakan salah satu
wilayah kelurahan yang menjadi pusat
Sumber data dalam penelitian ini dibagi pembangunan di Kabupaten Takalar.
menjadi dua macam yaitu sumber data primer Kelurahan ini merupakan pemekaran dari
dan sumber data sekunder. Sumber data Kelurahan Sombala Bella. Kelurahan ini
primer adalah sumber data yang pokok yaitu kemudian berkembang pesat seiring dengan
seluruh masyarakat yang masuk dalam dilaksanakannya berbagai pembangunan untuk
kelompok dewasa muda di Kelurahan

153
PEKSOS : Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 12, Nomor 2, November 2013

mendukungnya sebagai sebuah kelurahan baru Lingkungan yang menaungi wilayah pusat
yang sangat strategis. pemerintahan Kabupaten Takalar adalah
Kelurahan yang terletak di wilayah pusat lingkungan Sompu Raya. Lingkungan Sompu
pemerintahan Kabupaten Takalar ini terletak Raya merupakan wilayah yang terletak di arah
pada ketinggian kurang dari 50 mdpl. Barat Daya kantor kelurahan. Wilayah ini
Sebagian besar wilayahnya digunakan sebagai sebagian besar digunakan sebagai wilayah
persawahan, perumahan, dan perkantoran. pemukiman dan perkantoran serta fasilitas
Luas Kelurahan Kalabbirang yang mencapai umum lainnya. Keadaan penduduknya yang
3,52 Km2 atau sekitar 13,91% (pembulatan berasal dari berbagai daerah menjadi sangat
dari 13,9075%) dari luas Kecamatan dominan dalam memberikan pengaruh pada
Pattallassang yaitu 25,31 Km2 merupakan perubahan dalam masyarakat, namun tidak
salah satu wilayah yang terbilang luas dari 9 banyak perubahan yang terlihat dan bersifat
kelurahan yang ada di kecamatan ini. prinsip, karena pendatang yang datang juga
masih berasal dari tatar suku Makassar dan
Kelurahan Kalabbirang terdiri dari 4 Bugis.
lingkungan yaitu Lingkungan Bilacaddi,
Lingkungan Balla Parang, Lingkungan Sompu Kalabbirang di sebelah utaranya berbatasan
Raya, dan Lingkungan Kalampa. Lingkungan dengan persawahan Kelurahan Bajeng.
Bilacaddi merupakan lingkungan yang Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan
sebagian besar adalah wilayah pertanian dan Maradekaya bagian pemukiman penduduk.
perumahan. Wilayah ini merupakan wilayah Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan
yang terletak di bagian Timur kantor Pattallassang yang juga bagian persawahan.
kelurahan. Penduduknya masih terikat tali Sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan
kekerabatan yang sangat erat satu sama lain, wilayah perkotaan Kelurahan Sombala Bella
namun juga masih terdapat beberapa golongan yang dipisahkan oleh jalan kabupaten. Batas-
kelompok masyarakat dalam segi kasta batas tersebut di atas ditentukan seiring
ditinjau dari garis keturunannya. Hal ini tidak dengan adanya beberapa pembangunan
memberikan pengaruh yang berarti dalam infrastruktur vital di Kabupaten Takalar.
berbagai proses sosial yang terjadi di
masyarakat dalam kontek mobilitas sosial. Sesuai dengan data kependudukan
Kalabbirang tahun 2013, jumlah penduduk
Kantor kelurahan sampai dengan batas Kalabbirang sebanyak 7487 jiwa, dengan 139
wilayah kelurahan lain di sebelah utara jiwa lebih banyak perempuan yaitu sebanyak
termasuk dalam Lingkungan Balla Parang. 3813 daripada laki-laki yang hanya sebanyak
Secara geografis wilayah ini sangat monoton 3674 jiwa. Jumlah ini sangat fluktuatif seiring
karena terdiri dari sebuah kompleks dengan berjalannya tahun sampai tahun 2013.
perumahan BTN Bombong Indah yang sangat Berdasarkan kelompok usia, jumlah penduduk
luas dengan kondisi penduduk yang sudah Kalabbirang dapat dilihat pada tabel 1. Data
mulai individualistis. Sebagian lagi dibawah ini menunjukkan bahwa usia
wilayahnya masih termasuk persawahan. produktif dari 18-53 tahun masih merupakan
kelompok usia terbanyak dari yang lainnya
Lingkungan Kalampa yang berada di bagian yaitu sebanyak 4346 jiwa atau 58,04% dari
Barat Daya kantor kelurahan merupakan jumlah penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa
kawasan perumahan dan termasuk wilayah potensi besar penduduk Kelurahan
pembangunan dan pengembangan tata kota. Kalabbirang salah satunya adalah penduduk.
Kondisi ini yang membuat kehidupan Penduduk pada usia muda yaitu balita dan
bermasyarakat sudah bercermin ke perkotaan anak-anak 18 tahun ke bawah, serta penduduk
dengan segala kompleksitas kepentingan pada usia tua yaitu usia 54 tahun ke atas sudah
pribadi. sedikit.

154
PEKSOS : Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 12, Nomor 2, November 2013

Tabel 1 pegawai negeri sipil. Selain itu, SL juga


Keadaan Penduduk memelihara ayam bangkok (ayam sabung)
Kelurahan Kalabbirang
menurut Kelompok Usia Tahun 2013
sebagai penyaluran hobi dan sekaligus
Usia Jumlah Jiwa % sebagai sumber pendapatan sampingan.
0 - 5 tahun 669 8,94 SL berpenghasilan Rp. 4,4 juta perbulan.
6 - 11 tahun 804 10,74 SL menikah dengan tetangganya sendiri
12-17 tahun 768 10,26 dan belum dikaruniai anak.
18-23 tahun 758 10,12
24-29 tahun 871 11,63
2. SP merupakan informan laki-laki berusia
30-35 tahun 828 11,06
36-41 tahun 744 9,94 39 tahun. SP sangat pandai dalam hal
42-47 tahun 635 8,48 keagamaan (Islam). Saat ini SP menjadi
48-53 tahun 510 6,81 guru mengaji sekaligus kepala unit Taman
54-59 tahun 331 4,42 Pendidikan Al-Quran Nurul Masyaariq di
60-65 tahun 204 2,72 Kalabbirang dan berstatus sebagai
66-71 tahun 166 2,22 pegawai kontrak Badan Koordinasi
72 tahun keatas 199 2,66
Jumlah 7487 100,00
Pemuda Remaja Masjid Indonesia atau
Sumber Data: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, BKPRMI Kabupaten Takalar. Selain itu,
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Takalar Tahun SP juga kerap kali membantu orang yang
2013 memanggilnya mengecat dan sebagainya.
SP berpenghasilan tetap sebagai guru
Berbagai hal sangat bisa memberikan mengaji Rp. 900 ribu setiap tiga bulan dan
pengaruh angka tersebut yang hanya 41,96% penghasilan dari beberapa pekerjaan
dari jumlah penduduk Kalabbirang. Persentase sampingan yang diterimanya dengan
tersebut merupakan kelompok yang tak kisaran Rp 25.000-40.000 setiap kali
produktif, kurang produktif, atau belum memberikan jasanya. SP menikah dengan
produktif yaitu 3141 Jiwa. seorang janda dari kecamatan
Mangarabombang Kabupaten Takalar
Dalam penelitian ini usia 20 tahun masuk yang mempunyai seorang keluarga yang
dalam kelas 18-23 sedangkan usia 40 masuk jelas.
dalam kelas 36-41, sehingga informan di
Kalabbirang hanya akan diambil dari usia 20- 3. BN merupakan informan laki-laki berusia
40 tahun yang masuk dalam kelompok dewasa 31 tahun. BN merupakan lulusan SMA
muda. Pada rentang ini, usia 20-40 tahun swasta di Takalar. Saat ini BN menjadi
masuk dalam kelas interval dihitung dari usia pramu bhakti di Bank Rakyat Indonesia
18-41 tahun yang berjumah 3201 orang atau cabang Kabupaten Takalar. Selain itu, BN
42,75%. Jumlah ini juga termasuk ke dalam juga menggeluti bisnis beras dengan
kelompok usia produktif tersebut di atas, dan berdagang beras ke kampung istrinya
masa-masa yang seharusnya memiliki sebagai sumber pendapatan sampingan.
pekerjaan dan menikah. SL berpenghasilan Rp. 3,1 juta perbulan.
BN menikah dengan seorang wanita yang
Hasil dan Pembahasan berasal dari pelosok pantai di Takalar
yang juga merupakan pacarnya.
Karakteristik informan.
Informan utama dalam penelitian ini yaitu: 4. MN merupakan informan perempuan
1. SL merupakan informan laki-laki berusia berusia 30 tahun. MN lulus SMP dan
29 tahun. SL lulus Strata-1 dari memutuskan untuk mencari uang. Saat ini
Universitas Negeri Makassar jurusan MN menjadi pedagang warungan di
Pendidikan Olahraga. Saat ini SL menjadi rumahnya. Selain itu, MN bekerja sebagai
guru olahraga di salah satu sekolah dasar rentenir (membungakan uang) sebagai
negeri di Takalar dan berstatus sebagai sumber pendapatan sampingan. MN

155
PEKSOS : Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 12, Nomor 2, November 2013

berpenghasilan Rp. 2,3 juta perbulan. MN Social Life Review SP


menikah dengan seorang buruh bangunan
dari Makassar.
Informan pendukung yang memberikan 1974 1981 2011
informasi kepada peneliti dalam penelitian ini Lahir Mencari Mendapat SK
berjumlah 7 orang yaitu: orangtua di Bupati
Ambon dan sebagai
1974 menjadi anjal kepala unit
1. RL merupakan kepala lingkungan Ditemukan TPA
Bilacaddi, salah satu lingkungan di di tempat
sampah 1999
Kalabbirang. dipungut Merantau ke
2. ST merupakan ibu dari SL. ST oleh Syekh Makassar
memberikan informasi tentang perjuangan Nurhidayat
ullah
SL dalam mencapai pendidikannya,
sampai SL menjadi guru.
3. PL merupakan ayah dari MN. PL
memberikan informasi tentang MN dalam
Berdasarkan Social Life Review SP di atas
mengisi kehidupannya setelah lulus SMP
terlihat bahwa kehidupan SP meningkat
dan memutuskan untuk tidak lanjut
dengan menggunakan saluran mobilitas sosial
sekolah.
lembaga keagamaan. Perjalanan hidup SP
4. JL merupakan saudara perempuan BN. JL
mengalami berbagai peristiwa yang menjadi
memberikan informasi mengenai
pendorong dan penghambat dalam mencapai
kehidupan keluarga BN sebelum BN dan
status sosialnya yang sekarang.
JL bekerja.
5. JT merupakan mantan majikan SP. JT
Informan SL
juga berperan penting mengantarkan SP
Berdasarkan seluruh informasi dalam deskripsi
menjadi guru mengaji di Masjid Nurul
dan analisis di atas, maka dapat digambarkan
Masyaariq. Beberapa saudara JT pernah
Social Life Review SL sebagai berikut:
menjadi majikan SP.
6. SA merupakan orang yang memasukkan
BN bekerja sebagai pramu bhakti di BRI
Cabang Takalar sekaligus memiliki Social Life Review SL
hubungan kekeluargaan dengan BN.
Social Life Review SP
Social Life Review Informan
1999 2002 2011
Informan SP Masuk Melanjut- Menjadi PNS
SMA; kan kuliah Guru SD
Berdasarkan seluruh informasi dalam deskripsi Orangtua S1
dan analisis di atas, maka dapat digambarkan miskin
Social Life Review SP sebagai berikut:
2000 2006
Bekerja Menjadi
sebagai guru
buruh honorer
SMP

156
PEKSOS : Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 12, Nomor 2, November 2013

Berdasarkan Social Life Review SL di atas Social Life Review MN


terlihat bahwa kehidupan SP meningkat
dengan menggunakan saluran mobilitas sosial 2010
1993 1997 2004
lembaga pendidikan. Perjalanan hidup SL SD; Mulai Kembali ke Warung
mengalami berbagai peristiwa yang menjadi Hidup mena- Kalabbirang sudah
Miskin bung Mengusul- besar;
pendorong dan penghambat dalam mencapai menjadi
recehan kan ayah-
status sosialnya yang sekarang. nya sebagai rentenir
veteran
Informan BN
1996
Berdasarkan seluruh informasi dalam deskripsi SMP; 1999 2006,
dan analisis di atas, maka dapat digambarkan Berada di Lulus SMP; Membuka
Social Life Review BN sebagai berikut: kelas merantau ke warung
paling Kendari; dengan
bawah Jualan di tabungan
Social Life Review BN pasar dan kredit

1995 2003 2008


SMP; Lulus Melamar
Ternak SMA; sebagai
ayam beternak Pramu Berdasarkan Social Life Review MN di atas
potong ayam Bhakti BRI;
potong kontrak terlihat bahwa kehidupan MN meningkat
koperasi dengan menggunakan saluran mobilitas sosial
2000 lembaga ekonomi. Perjalanan hidup MN
SMA; 2012 mengalami berbagai peristiwa yang menjadi
2006
Bekerja Berubah status
sebagai
Buruh
menjadi kontrak pendorong dan penghambat dalam mencapai
bangunan
buruh PT status sosialnya yang sekarang.

Harapan Informan

Harapan informan dalam mobilitas sosial yang


Berdasarkan Social Life Review BN di atas meliputi saluran, faktor pendorong, dan faktor
terlihat bahwa kehidupan BN meningkat penghambat. Setiap informan memiliki
dengan menggunakan saluran mobilitas sosial harapan yang berbeda mengenai ketiga aspek
lembaga ekonomi. Perjalanan hidup BN tersebut. Informan umumnya memiliki
mengalami berbagai peristiwa yang menjadi harapan yang berbeda dengan informan
pendorong dan penghambat dalam mencapai lainnya.
status sosialnya yang sekarang.
SL berharap agar bisa lebih meningkatkan lagi
Informan MN pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Berdasarkan seluruh informasi dalam deskripsi SL menganggap semakin tinggi pendidikan
dan analisis di atas, maka dapat digambarkan maka semakin terbuka juga lapangan
Social Life Review MN sebagai berikut: pekerjaan yang tersedia. Hal ini yang
membuat SL mempunyai kemauan untuk terus
meningkatkan pendidikannya. SL
mengungkapkan yaitu:
“Harapan saya kalo bisa lebih ditingkatkan
pendidikan saya ini, sementara ancang-ancang
ini, baru rencana, untuk lebih menambah lagi
untuk S2.”

157
PEKSOS : Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 12, Nomor 2, November 2013

SL berharap agar bisa melanjutkan ingin mewujudkan adanya rumah sebagai


pendidikannya menjadi S2. SL sementara tempat tinggal, dan membawa orang tuanya ke
mempersiapkannnya dengan cara menabung tanah suci Mekah.
sebagian penghasilannya dan kemudian bisa
mencapai harapan itu. Harapan informan mengenai faktor
penghambat yang dialami selama melakukan
Berdasarkan hal tersebut diatas, informan mobilitas sosial diungkapkan oleh SL. SL
berharap agar bisa terus meningkatkan berharap bahwa agar tidak ada lagi paksaan
pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. kepada PNS untuk diarahkan memilih calon
Hal ini dimaksudkan agar bisa semakin tertentu pada saat pemilu. SL menyampaikan
menikmati mobilitas sosial melalui saluran ini dengan melihat kenyataan bahwa
pendidikan. pemerintah biasanya mengarahkan PNS untuk
memilih calon yang sesuai dengan yang
BN berharap agar bisa mengajarkan anaknya didukungnya.
dalam melakukan mobilitas sosial yang baik
dan bisa lebih dari dia dengan mengajarkannya Berbeda dengan SL, MN berharap agar orang-
berbagai hal. BN mengungkapkan harapannya orang yang sombong dan suka mencela dirinya
yaitu: agar tidak lagi melakukannya. MN
“Kita harus usahakan di pendidikan, supaya mengungkapkan bahwa orang yang sedang
kualitas hidupnya terutama itu harus meningkat diberikan rejeki agar tidak terlalu mengangkat
itu, intinya itu yang utama sekali itu di dirinya dan tidak berbicara sembarangan. MN
pendidikan dulu, terus kita bina sesuai dengan berharap demikian agar mobilitas sosial yang
umurnya. Kalo umurnya sekian kita harus
ajarkan seperti ini”
terbuka dengan menggunakan berbagai saluran
bisa digunakan. Sehingga mobilitas sosial
yang mungkin dicapainya bisa lebih besar.
BN berharap bisa mengajarkan anaknya untuk
mencapai pendidikan yang tinggi agar bisa Berdasarkan deskripsi di atas maka dapat
meningkat juga. BN akan mengajarkan banyak dilihat bahwa harapan informan terhadap
hal sesuai dengan usia anaknya saat itu. MN faktor penghambat mobilitas sosialnya
memiliki harapan yang membuatnya berkaitan dengan perbedaan kepentingan yang
termotivasi untuk terus bekerja, seperti yang secara struktural melihat jabatan. Selain itu,
dikutip dari hasil wawancara yaitu: informan juga berharap bahwa faktor
“Harapangku iyya ruaji, nomoro’ se’re iyyami penghambatnya yang berupa hinaan dari orang
anne ballaka. Nomoro’ rua barang akkullei naik lain tidak ada lagi karena hal tersebut
tau toaku ri butta lompoa.” (Harapanku ada dua, menghalanginya melakukan mobilitas sosial
pertama adalah rumah ini, kedua yaitu menaikkan
kedua orangtua saya ke tanah suci) yang lebih besar.

Saluran Mobilitas Sosial


MN mempunyai dua harapan. Harapan
pertama MN sudah terwujud yaitu rumahnya Menurut Sorokin (1927: 166-169) dan
yang ditinggali saat ini. Harapan kedua MN Soekanto (2007: 223) bahwa lembaga
untuk menaikkan orang tuanya ke tanah suci keagamaan mampu membawa orang-orang
Mekah membuatnya terus berusaha sampai yang dari derajat yang rendah ke derajat yang
saat ini. tinggi. Sama dengan yang dialami oleh SP
dengan semata-mata karena ingin
Berdasarkan hal tersebut diatas, dapat dilihat mengabdikan diri sebagai guru mengaji. SP
secara garis besar bahwa BN akan mendorong tidak mengetahui bahwa lembaga keagamaan
keturunannya untuk melakukan mobilitas dalam hal ini sebagai saluran mobilitas bisa
sosial vertikal ke atas. Berbeda dengan MN membantu dalam meningkatkan status
yang berharap dalam konteks material, yakni sosialnya. SP tidak mengharapkan adanya

158
PEKSOS : Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 12, Nomor 2, November 2013

perubahan yang terjadi dalam kehidupannya, hanya lulus SMP hanya mengandalkan
menjadi berubah 180 derajat, dari orang yang kemampuannya dalam berhitung secara
tidak memiliki status sosial menjadi orang sederhana untuk menjalankan usahanya yang
yang kini sudah diakui sebagai penduduk sudah ditekadkannya akan dijalankan demi
Bilacaddi dengan sebuah keluarga kecil. mencapai berbagai hal yang sudah
diimpikannya.
Lembaga pendidikan yang digunakan oleh
informan menjadi sangat sesuai dengan arah BN juga beranggapan yang sama seperti MN.
teori yang ada. Sorokin (1927: 169-172) Meskipun kehidupannya tidak sepenuhnya
menjelaskan bahwa lembaga pendidikan yang berkaitan langsung dengan dunia pendidikan
tidak memberikan spesialisasi bagi beberapa yang sudah dilaluinya sampai SMA. BN
golongan kasta dalam masyarakat untuk menganggap bahwa pendidikannya sampai
sekolah di tempat tersebut akan menjadikan SMA tersebut menjadi bekal utamanya pada
pendidikan sebagai social elevator. Kondisi saat melamar sebagai pramu bhakti di BRI
masyarakat Kalabbirang sebagai sebuah Takalar. Hal ini kemudian dilihat sebagai
kelurahan yang interaktif terhadap seluruh salah satu bukti nyata dari pentingnya
komponen vital Kabupaten Takalar tidak pendidikan yang terjadi di dalam
menunjukkan adanya indikasi bahwa kehidupannya. Relevansi dengan pekerjaan
diberlakukan spesialisasi seperti tersebut di BN yang setiap harinya harus menyapu,
atas. Kondisi ini diketahui persis oleh peneliti, mengepel, mengatur kursi kerja, dan berbagai
karena peneliti juga menyelesaikan pendidikan hal supportif lainnya, tidak berkaitan langsung
SD-SMA di Takalar. dengan SMA. Namun, intervensi pendidikan
dalam kehidupannya dianggap sudah ada.
Lembaga pendidikan sebagai social elevator Kondisi yang dialami oleh BN sama dengan
terbukti di Kalabbirang. Hal ini menjadi dasar MN dalam konteks teori mobilitas sosial yang
bahwa lembaga pendidikan berfungsi dan menggunakan saluran mobilitas sosial.
dibuktikan oleh SL. SL yang berasal dari
keluarga petani bisa menyelesaikan Menurut Sorokin (1927:175) salah satu
pendidikannya. SL menggunakan lembaga saluran mobilitas sosial vertikal adalah wealth-
pendidikan untuk meningkatkan status sosial making organization. Peneliti sepakat dengan
keluarganya. SL yang terus sekolah dan Soekanto (2007:224) yang memaknainya
berstatus sebagai sarjana, memiliki peluang sebagai lembaga ekonomi atau organisasi
yang bisa digunakannya untuk menjadi ekonomi. Lembaga ekonomi ini diartikan oleh
seorang guru. SL kemudian ikut dalam seleksi Soekanto sebagai menghasilkan banyak uang,
penerimaan calon pegawai negeri sipil yang dampaknya menghasilkan orang kaya di
(CPNS). Pada seleksi tersebutlah SL lulus dan masyarakat. Masyarakat kaya cenderung untuk
bisa menjadi guru tetap di SD Inpres menduduki lapisan tinggi dalam masyarakat.
Sabintang sebagai guru olahraga. SL Dalam konteks penelitian ini, kaya tidak
kemudian menjustifikasi orang tuanya sebagai dijadikan sebagai sebuah patokan bahwa telah
orang tua yang berhasil mendidik anak melakukan berbagai usaha untuk membuatnya
berdasarkan anggapan dari berbagai orang kaya, namun perubahan dari kondisi awal ke
yang didengarnya. kondisi sekarang yang signifikan, menjadikan
termasuk dalam golongan orang yang berhasil
Sejalan dengan pemikiran Soekanto melakukan mobilitas sosial melalui saluran
(2007:223) bahwa di Indonesia secara relatif lembaga ekonomi.
bisa ditentukan kedudukan apa yang bisa
diperoleh seseorang yang hanya tamat SD,
SMP, SMA, atau perguruan tinggi, walaupun
sebenarnya belum ada kedudukan yang sesuai
bagi mereka dalam hal-hal tertentu. MN yang

159
PEKSOS : Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 12, Nomor 2, November 2013

Faktor Pendorong Menurut Hartono (2011) status sosial itu


dibawa oleh setiap individu yang lahir
Hartono (2011) dan Horton & Hunt (1987) sehingga mengikuti status sosial orang tuanya.
dalam Sudarso (2011:211) menyebutkan Seiring dengan pendapat tersebut, Murray A.
bahwa faktor struktural mempengaruhi Strauss dan Joel I. Nelson dalam Susanto
mobilitas sosial. Hartono menyebutnya (1999:76) mengungkapkan bahwa status akan
sebagai faktor pendorong, namun Horton & tercapai karena adanya kesamaan dalam
Hunt menyebutnya sebagai determinan. Kedua perilaku dan dalam tindakan pada orang-orang
istilah ini merujuk pada hal yang sama yaitu yang mempunyai wewenang tertentu. Status
hal yang mendorong mobilitas sosial yang sosial bawaan ini memberikan pengaruh
dilakukan oleh masyarakat. kepada perlakuan yang diterima oleh seluruh
masyarakat sebagai seorang yang tidak
Secara teoritis, faktor struktural yang mempunyai status sosial yang pantas
mempengaruhi mobilitas sosial terbagi dipertimbangkan. Hal ini dialami oleh MN
menjadi tiga, yakni struktur pekerjaan, yang mendapat terus cacian dari orang tua
perbedaan fertilitas, dan ekonomi ganda. pacarnya karena adanya perbedaan status
Namun, di Kalabbirang hanya struktur sosial yang dimiliki. MN merasa terdorong
pekerjaan yang memberikan pengaruh besar dengan segala hal yang dialaminya. Kondisi
sebagai pendorong yang signifikan dalam ini yang dianggap oleh MN sebagai bagian
mobilitas sosial yang terjadi. Faktor ini secara dari proses hidup bermasyarakat yang semua
sistemik di dalam masyarakat mengatur proses di dalamnya termasuk perubahan yang
mobilitas sosial seseorang sebagai penyedia terjadi dalam kehidupan sosialnya sudah
lahan pelaksanaan kegiatan ekonomis yang menjadi konsekuensi yang harus dijalani
membantu terjadinya perubahan pada individu dengan memanfaatkan peluang yang ada.
tersebut. Kondisi Kalabbirang yang
membutuhkan pekerja tertentu kemudian Sebuah pendapat Setiadi dan Kolip (2011:522)
melakukan perekrutan membuat masyarakat menyatakan bahwa sumber dan jenis
berusaha untuk terus mengisi kekosongan penghasilan atau pendapatan seseorang
pekerjaan yang ada di masyarakat. memberi gambaran tentang latar belakang
keluarga dan kemungkinan cara hidupnya.
Hartono (2011) dan Horton & Hunt (1987) Keadaan ekonomi seseorang akan memberikan
dalam Sudarso (2011:211) menyebutkan gambaran mengenai kondisi kehidupan
bahwa faktor individu mempengaruhi keluarganya seta hal yang dilakukannya.
mobilitas sosial. Faktor individu ini Kemungkinan individu atau kelompok yang
berhubungan dengan berbagai kemampuan berada pada keadaan ekonomi yang kurang
yang ada di dalam diri informan. SL yang baik mempunyai kemauan yang lebih besar
pintar di sekolahnya bisa meningkatkan untuk meningkatkan perekonomiannya,
mobilitasnya begitu saja dengan asumsi tidak dengan berbagai cara yang rasional yang bisa
terkendala biaya. MN yang mendapatkan kelas mereka lakukan. Kemiskinan yang dialami
terbawah di sekolahnya, dan peringkat bawah mendorong informan untuk bisa meningkatkan
di kelasnya belum tentu bisa untuk tetap status sosialnya sesuai dengan kemampuannya
melanjutkan pendidikannya. Asumsi ini yang yang bisa mereka lakukan. Kemiskinan ini
dipengaruhi oleh faktor ekonomi sebagai membuat informan juga ingin meningkatkan
penunjang berlangsungnya pendidikan. kehidupannya karena mendapat cacian dari
Meskipun demikian, faktor ini menjadi salah orang yang ada di sekitarnya.
satu pendorong utama yang harus dimiliki
individu yang ingin melakukan mobilitas Menurut Hartono (2011) bahwa kondisi
sosial vertikal yaitu social climbing dari politik memungkinkan individu untuk
kondisi kemiskinan dengan upaya sendiri. melakukan mobilitas geografis ke daerah yang
sesuai dengan harapannya, sehingga di daerah

160
PEKSOS : Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 12, Nomor 2, November 2013

yang baru mereka berada dalam kelas yang sedang mengalami kekosongan pengajar. SP
berbeda dengan kelas di daerah asalnya. ditawarkan oleh pemerintah setempat untuk
Situasi politik yang tidak mendukung SP menjadi guru mengaji dengan alasan bahwa
untuk tetap bertahan di Ambon merupakan SP sudah mendapatkan chemistry dengan
sebuah pendorong untuk melakukan mobilitas santri dan orang tuanya.
geografis. SP yang mengindahkan hal tersebut
memanfaatkannya untuk tetap melanjutkan Menurut Hartono (2011) bahwa jika
keinginannya untuk menjadi guru mengaji. SP pendidikan berkualitas mudah diakses, hal ini
yang mendapatkan jaminan berupa keamanan akan memudahkan seseorang untuk
di Makassar untuk bisa terus mengajar melakukan mobilitas sosial. Pendidikan yang
mengaji orang-orang, maka SP memutuskan sudah ditempuh oleh informan dalam
untuk menetap di Sulawesi Selatan, di Takalar. penelitian ini berbeda-beda. Ada yang lulus
SMP, lulus SMA, dan lulus sebagai seorang
Menurut Hartono (2011) bahwa komunikasi sarjana pendidikan. Perbedaan tersebut bukan
yang lancar mendukung berbagai arus berarti menunjukkan bahwa ada perbedaan
informasi yang ada di dalam masyarakat. aksesibilitas pendidikan yang diberikan
Komunikasi yang bebas dalam artian tidak ada pemerintah kepada masyarakat, namun karena
batas-batas antara kelompok-kelompok sosial kemampuan masyarakat untuk mengakses
yang ada di dalam masyarakat. Hal ini sesuai pendidikan yang tidak sama. Perbedaan
dengan pendapat Susanto (1999:73) bahwa tersebut berkaitan dengan kondisi ekonomi
seseorang yang mendapat banyak informasi, keluarga. Perbedaan ini yang didukung dengan
mengadakan banyak komunikasi dan interaksi kemampuan akademik yang bersangkutan.
mudah menjadi pemimpin. Dalam konteks ini, Jika yang bersangkutan bisa sekolah dalam
Susanto menekankan bahwa komunikasi akan kondisi ekonomi lemah namun tidak
mengangkat seseorang menjadi orang yang mendukung dalam hal akademiknya maka
berada di atas, dalam status sosial yang kecenderungan untuk berhenti sebelum lulus
meningkat dan mengalami perubahan dalam sarjana sangat besar. Hal ini terjadi pada
konteks mobilitas sosial. informan dalam penelitian ini.

Menurut Hartono (2011) bahwa jika tingkat Faktor Penghambat Mobilitas Sosial
pembagian kerja tinggi dan sangat
dispesialisasikan, maka mobilitas akan Teori modernisasi dalam Suyanto & Karnaji
menjadi lemah dan menyulitkan orang untuk (2011:178) menyebutkan bahwa kemiskinan
bergerak dari satu kelas sosial ke kelas sosial itu terjadi karena seorang individu atau
yang lain. Sejalan dengan pendapat Susanto anggota keluarga yang miskin itu memang
(1999:66) bahwa dasar dari stratifikasi ialah malas bekerja atau karena mereka terus
pembagian pekerjaan, yaitu spesialisasi dan menerus sakit. Kondisi ini yang menjadi
diversifikasi pekerjaan. Penelitian ini penghambat bagi informan. Keseluruhan
menemukan SP yang telah berhasil terdorong informan bukan merupakan kemiskinan yang
oleh faktor pembagian kerja ini. diakibatkan karena malas bekerja namun
karena adanya ketidaksesuaian pendapatan dan
Spesialisasi SP yang bisa mengaji didukung pengeluaran yang terjadi.
oleh ketersediaan waktu luang SP dilihat dari
tidak adanya pekerjaan tetap SP membuat RL Menurut Cohen (1992:274) bahwa setiap
sebagai kepala lingkungan memanggil SP orang memperoleh sosialisasi yang berbeda.
kembali mengajar di TPA. Kondisi ini Sejalan dengan pendapat Hartono (2011)
menunjukkan bahwa SP sudah mendapatkan bahwa sosialisasi yang kuat biasanya
pekerjaan dalam rangka meningkatkan status memberikan batasan-batasan kepada
sosialnya melalui kemampuannya untuk masyarakat untuk tetap berada pada pemikiran
menjadi guru mengaji yang pada saat tersebut tersebut. Sosialisasi yang kuat ini berjalan

161
PEKSOS : Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 12, Nomor 2, November 2013

beriringan dengan sistem sosial yang kaku. Faktor Pendorong


Sistem sosial yang kaku menyebabkan
berbagai sosialisasi menjadi sangat kuat. Pendorong yang paling utama muncul dari
Begitu juga sebaliknya, sosialisasi yang kuat adanya motivasi yang diperoleh informan dari
juga akan menghasilkan sebuah sistem sosial lingkungan sekitarnya, baik lingkungan
yang kaku. internal maupun lingkungan eksternal, baik
langsung maupun tidak langsung. Informan
Menurut Hartono (2011) adanya perbedaan yang melakukan mobilitas sosial vertikalnya
kepentingan antarindividu dalam suatu dengan berusaha menurunkan kepada
struktur organisasi menyebabkan masing- keturunannya merupakan sebuah indikasi
masing individu saling bersaing untuk bahwa informan berharap agar ada orang yang
memperebutkan sesuatu. Perbedaan hidup pada generasi di atasnya
kepentingan ini terjadi di dalam dunia kerja memberikannya semangat untuk perubahan
formal. Informan SL dan BN mengalami hal status sosial kemasyarakatan yang sudah
ini. SL yang kerap terlambat mendapatkan sangat multiinterpretatif.
informasi kenaikan pangkat menganggap
bahwa hal ini sangat mengacu pada Faktor Penghambat
kepentingan beberapa pihak yang ingin
memanfaatkan hal tersebut untuk keuntungan Harapan informan agar tidak adanya lagi
pribadi. faktor penghambat sangat tidak realistis
mengingat adanya kebebasan berekspresi dari
Sejalan dengan hal tersebut di atas, Sudarso setiap orang. Kebebasan tersebut seakan
(2004:189) menyatakan bahwa terdapat mengaburkan batas nilai dan norma yang
tekanan struktural yang bisa menghambat mengikat individu. Kerugian setiap individu
mobilitas sosial seseorang. Hal ini sesuai dalam mencapai mobilitasnya tidak secara
dengan berbagai kondisi yang terjadi dalam serta merta merupakan pelanggaran yang
dunia birokrasi PNS di Indonesia. Menurut mensgikat dan ilegal di mata hukum. Faktor
SL, PNS diarahkan untuk tidak bebas dalam penghambat ini sepenuhnya merupakan
menentukan pilihannya dalam pemilu karena subjektifitas informan yang merasakan
harus menyesuaikan dengan pilihan ketidakpuasan terhadap hal-hal yang dilakukan
incumbent. pribadi dan menyangkut kehidupan informan.

Harapan Informan Analisis Kebutuhan

Saluran Mobilitas Sosial Berdasarkan pembahasan hasil penelitian


tersebut di atas, dapat dilihat bahwa mobilitas
Informan berharap mengenai mobilitasnya sosial yang dialami oleh orang-orang dengan
agar bisa terus meningkatkan mobilitas kategori dewasa muda melalui saluran
sosialnya melalui berbagai saluran yang ada mobilitas tertentu dengan faktor pendorong
dan mungkin untuk dilakukan. Informan yang dan penghambat yang bervariasi, maka
mengharapkan peningkatan dengan peneliti melihat adanya beberapa hal yang
menggunakan saluran mobilitas sosial harus ada di dalam masyarakat Kalabbirang.
vertikalnya masing-masing bisa terwujud Beberapa hal tersebut adalah faktor pendorong
melalui konsistensi informan dalam yang semakin kuat agar kemampuan
melakukan usaha-usaha yang mereka lakukan masyarakat melakukan mobilitas sosial
untuk mencapainya. menjadi meningkat. Kebutuhan ini merupakan
refleksi dari beberapa faktor penghambat yang
muncul dalam perjalanan informan mengalami
mobilitas sosialnya.

162
PEKSOS : Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 12, Nomor 2, November 2013

Kemampuan informan melakukan mobilitas Kesimpulan dan Saran


sosial yang sudah sangat baik dan sudah
mampu menunjukkan perubahan yang sangat Kesimpulan
signifikan dalam kehidupan masyarakat
Kalabbirang, menjadi dasar bahwa hal tersebut Perbedaan kepentingan sama halnya dengan
seharusnya ditularkan kepada orang lain. Hal sosialisasi yang kuat. Perbedaan kepentingan
ini berpeluang agar orang-orang dalam di dalam masyarakat berkaitan dengan tekanan
kategori dewasa muda juga mempunyai struktural, yang menyebabkan hambatan
kemampuan yang sama dalam membawa menjadi semakin nyata. Kepentingan orang-
status sosial yang disandangnya menjadi orang tertentu kadang-kadang memberikan
meningkat. Orang lain yang mengetahui hal hambatan kepada informan untuk melakukan
tersebut diharapkan bisa menjadi terinspirasi mobilitas. Namun, semua informan
dan juga berusaha semaksimal mungkin untuk memfokuskan pada cara untuk mengatasi
melakukan mobilitas sosial sesuai dengan hambatan tersebut. Masyarakat Kalabbirang
kemampuannya. menggunakan seluruh faktor penghambat ini
sebagai motivasi untuk membuktikan bahwa
Perubahan status sosial yang terjadi terkait segala usaha orang lain untuk menghambat
dengan saluran mobilitas sosial yang mobilitas sosialnya adalah sia-sia.
digunakannya untuk mencapai peningkatan
yang diharapkan, akan lebih efektif jika dalam Informan dengan konsistensi yang dimiliki
masyarakat ada sebuah wadah yang untuk terus melakukan perubahan dalam
memberikan berbagai pelayanan terkait kehidupannya dengan pendorong dan
mobilitas sosial kepada para dewasa muda. penghambatnya masing-masing mempunyai
Pelayanan ini bisa berupa penyediaan harapan yang sangat besar. Informan berharap
informasi, wadah untuk saling berbagi agar keturunannya juga pada generasi
pengalaman social climbing, pengembangan selanjutnya bisa terus melakukan mobilitas
kemampuan dewasa muda agar bisa bersaing, sosialnya. Namun, harapan subjektif informan
dan berbagai hal lain yang dibutuhkan. yang tidak realistis seperti mengharapkan agar
Dewasa muda yang sudah berhasil orang lain tidak lagi merugikannya dengan
memungkinkan mengambil peran yang sangat melampaui batas nilai dan norma yang ada di
strategis dalam wadah tersebut. dalam masyarakat.

Dewasa muda yang sudah berhasil tersebut Hasil penelitian tersebut di atas sepenuhnya
membutuhkan sebuah media untuk sudah memberikan jawaban kepada seluruh
menyalurkan berbagai pengalaman inspiratif pertanyaan penelitian yang menjadi dasar
tersebut. Kelurahan Kalabbirang sesuai berpijak dalam pengumpulan data di lapangan.
dengan karakteristik lokasi penelitian yang Seluruh pertanyaan penelitian dijawab sesuai
tersebut di atas tidak ditemukan adanya wadah dengan kemampuan informan sehingga
atau organisasi atau perkumpulan terkait mobilitas sosial pada kelompok dewasa muda
mobilitas sosial. Masyarakat yang sudah sudah terlihat di Kelurahan Kalabbirang.
berhasil dalam konteks tersebut di atas Pencapaian yang sudah dilakukan oleh peneliti
seharusnya bisa memberikan sumbangan mencapai 100% dengan asumsi bahwa seluruh
kepada Kalabbirang agar seluruh masyarakat aspek dan kompenen dalam setiap pertanyaan
dewasa muda bisa melakukan social climbing penelitian terjelaskan dan teranalisis sesuai
yang baik. dengan konsep mobilitas sosial yang ada.

Melihat hal tersebut di atas, bahwa terjadi


mobilitas sosial di kelurahan Kalabbirang
dengan sangat baik, namun tidak semua
masyarakat yang bisa, mau, dan berusaha

163
PEKSOS : Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 12, Nomor 2, November 2013

untuk melakukannya. Salah satu indikator dalam kelompok dewasa muda yang
peningkatan kesejahteraan sosial yang ada mempunyai potensi untuk melakukan
adalah adanya perubahan kondisi seseorang perubahan dalam keluarga, dan tidak
yang berimbas pada perbaikan keberfungsian dinegasikan (dinafikan) bahwa orang lain
sosial dan peningkatan kualitas hidup. Hal ini dalam kelompok dewasa muda tersebut di
yang sudah dilakukan oleh seluruh informan Kelurahan Kalabbirang tidak memilikinya.
dalam kategori dewasa muda dengan berbagai Semua individu dalam kelompok ini tentunya
potensi dan sumber yang bisa dimanfaatkan mempunyai potensi, sekalipun kualitas dan
oleh mereka. kuantitasnya yang berbeda-beda.

Kelompok dewasa muda tentunya ada yang Mobilitas sosial yang dilakukan oleh
menyadari dan ada yang tidak menyadari. masyarakat Kalabbirang memberikan refleksi
Kelompok dewasa muda yang tidak menyadari yang sangat baik kepada seluruh kelompok
kondisi ini dianggap perlu untuk dipahamkan dewasa muda yang lainnya. Refleksi ini yang
dan disadarkan mengenai kondisi tersebut di sangat memungkinkan untuk ditiru oleh orang
atas. Perubahan yang diharapkan oleh seluruh yang belum menemukan potensi dari dalam
lapisan agen perubahan termasuk pemerintah, dirinya. Potensi tersebut yang tidak diketahui
pihak swasta, maupun lembaga-lembaga oleh orang lain kecuali dirinya sendiri.
pengembangan masyarakat berorientasi pada Sehingga proses yang diharapkan terjadi tidak
peningkatan kualitas hidup. Kondisi ini yang dapat dilakukan serta merta berdasarkan
diharapkan bisa direalisasikan dengan observasi dari agen perubahan yang
memastikan bahwa seluruh kelompok dewasa mengusahakan perubahan di dalam
muda memahami potensi dan sumber yang ada masyarakat. Perubahan ini kemudian dilihat
dan bisa menggunakan kemampuannya dalam sangat bisa terjadi untuk meningkatkan
melakukan perubahan status sosialnya. kondisi kehidupan masyarakat Kalabbirang.

Saran Berbagai aktivitas yang dilakukan untuk


meningkatkan kualitas hidup baik secara fisik,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sosial, ekonomi, dan budaya memberikan
kelompok dewasa muda yang mampu untuk kesempatan kepada pelakunya untuk
melakukan perubahan dalam kehidupannya meningkatkan status sosialnya di dalam
sehingga mengakibatkan peningkatan status masyarakat. Hal yang paling memungkinkan
sosial keluarganya. Kondisi ini yang untuk dilakukan adalah dengan
diidentikkan sebagai adanya individu-individu
meningkatkan pendapatan secara finansial kelompok dewasa muda Kalabbirang
sehingga memiliki kemampuan bersaing memungkinkan untuk melakukan social
dalam konteks ekonomi dan menjadi climbing. Perubahan keatas ini menjadi
diperhitungkan oleh masyarakat sampai inspirasi yang akan ditunjukkan oleh dewasa
akhirnya bisa memberikan pencitraan yang muda yang sudah berhasil melakukannya
berbeda dari sebelumnya kepada masyarakat. sesuai dengan kemampuannya sendiri. Tujuan
Kondisi ingin berubah seperti ini yang harus program ini adalah agar seluruh masyarakat
diadakan oleh masyarakat Kalabbirang untuk yang termasuk kelompok dewasa muda
mempercepat perubahan ini. Social climbing terinspirasi, mau, dan mampu melakukan
yang muncul dalam penelitian ini tidak dilihat social climbing sehingga tercapai
dari seberapa signifikan perubahan yang kesejahteraan sosial yang merata di seluruh
terjadi, namun seberapa mampu mereka lingkungan yang ada di Kelurahan
melakukan mobilitas sosial vertikal ke atas. Kalabbirang.

Berdasarkan hal tesebut diatas maka potensi Sasaran dari program ini adalah seluruh
dan sumber yang dimiliki oleh masyarakat masyarakat kelompok dewasa muda

164
PEKSOS : Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 12, Nomor 2, November 2013

Kalabbirang yang berminat, dengan tahap


awal melibatkan 20 orang sesuai dengan
rekomendasi kepala lingkungan yang ada di
Kalabbirang, masing-masing 5 orang setiap
lingkungan. Metode yang digunakan dalam
pelaksanaan program forum komunikasi
social climbing dewasa muda Kalabbirang ini
yaitu Community Organization dan Social
Group Work.

165
PEKSOS : Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 12, Nomor 2, November 2013

Daftar Pustaka

Cohen, Bruce J. 1992. Sosiologi: Suatu Pengantar [Theory and Problems of Introduction to
Sociology] (Sahat Simamora, Trans) (Cet. 2). Jakarta: Rineka Cipta.
Dariyo, Agoes. 2003. Psikologi Perkembangan: Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo.
Mashud, Mustain. 2004. Perubahan Sosial. Narwoko, J. Dwi, & Bagong Suyanto (Ed.). Sosiologi:
Teks Pengantar dan Terapan (Edisi 1) (Cetakan 1) (h. 341). Jakarta: Kencana.
Martono, Nanang. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan
Poskolonial (ed. 1) (Cet. 1). Jakarta: Rajawali Pers.
Setiadi, Elly M., & Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial. Teori,Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Kencana.
Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar (Edisi 41). Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Sudarso. 2011. Mobilitas sosial. Narwoko, J. Dwi, & Bagong Suyanto (Ed.). Sosiologi: Teks
Pengantar dan Terapan (Edisi 4) (Cetakan 5) (h. 208). Jakarta: Kencana.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke-13 Mei 2011.
Bandung: Alfabeta.
Susanto, Phil Astrid S. 1999. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial (Cetakan 5). Putra A.
Bardin.
Suyanto, Bagong & Karnaji. 2011. Stratifikasi Sosial: Determinan & Konsekuensi. Narwoko, J.
Dwi, & Bagong Suyanto (Ed.). Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan (Edisi 4) (Cetakan 5)
(h. 169). Jakarta: Kencana.
Sorokin, Pitirim A. 1927. Social Mobility. Newyork & London: Harper & Brothers.

Sumber lain:
Hartono, Andreas Toni. 2011. Bab IV Mobilitas Sosial. Diakses pada 27 Desember 2012 dari http:
//sosiologi-sosiologixavega. blogspot.com/2011/ 05/bab_16.html

166

You might also like