You are on page 1of 8

Ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2, Nomor 1.

Februari 2014

PENGARUH PEDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN


DAN SIKAP ORANG TUA TENTANG KEJADIAN IKUTAN
PASKA IMUNISASI (KIPI)

Ertawati M. Mandesa
Dorce Sisfiani Sarimin
Amatus Yudi Ismanto

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email : veibysumelung@yahoo.co.id

Abstrac : Immunization sometimes have disastrous side effects . Fear the side effects of vaccination
becomes more dominant than the fear of the disease . Though clearly a result of the disease more
dangerous than the impact of immunization . Learning needs of parents of Adverse Events Following
Immunization (AEFI). Ignorance parents about AEFI makes parents worry and makes them slow to bring
the child to receive immunizations . This study aims to determine the effect of health education on the
knowledge and attitudes of parents of AEFI in BKIA Manado RW Monginsidi hospital. The study design
used was a quasi experimental design : one group pre test and post test design in which the experimental
group was given treatment in the form of health education to parents of AEFI in infants . Measuring the
level of knowledge and attitudes before and after the health education given by questionnaire . Samples
were taken by purposive sampling with the number 30 . Use your test data were analyzed by paired t - test
. The impact of health education on parental knowledge about AEFI obtained t value of -16 399 with
significance ( p value ) = 0,000 .. While the impact of health education on the attitudes of parents of AEFI
-16 399 t value for significance ( p value ) = 0.000 .. studies have concluded there is a positive effect of
health education on the knowledge and attitudes of parents of AEFI and recommended for health care
workers continue to promote health education in this case about AEFI, so that mothers immunize their
babies need not worry and can independently perform management AEFI independently at home
Keywords : Health Education , Knowledge , attitudes

Abstrak: Pemberian imunisasi kadang menimbukan efek samping. Rasa ketakutan pada efek samping
vaksinasi menjadi lebih dominan dibandingkan dengan ketakutan terhadap penyakitnya. Padahal akibat
dari penyakit jelas lebih membahayakan dibandingkan dengan dampak imunisasi. Kebutuhan belajar
orang tua tentang tentang KIPI. Ketidaktahuan orang tua mengenai KIPI membuat orang tua khawatir dan
membuat mereka lambat membawa anak untuk menerima imunisasi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap orang tua tentang KIPI di
BKIA RS Tkt III R.W.Monginsidi Manado. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental
design: one group pre test and post test design dimana kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa
pendidikan kesehatan pada orang tua tentang KIPI pada balita. Pengukuran tingkat pengetahuan dan sikap
dilakukan sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan memberikan kuesioner. Sampel
diambil secara purposive sampling dengan jumlah 30. Data dianalisis dengan menggunakn uji paired t-
test. Dampak pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan orang tua tentang KIPI didapatkan nilai t
hitung sebesar -16.399 dengan signifikansi (nilai p) =0,000.. Sedangkan dampak pendidikan kesehatan
terhadap sikap orang tua tentang KIPI nilai t hitung sebesar -16.399 dengan signifikansi (nilai p) =0,000..
Penelitian memberi kesimpulan terdapat pengaruh yang positif pendidikan kesehatan terhadap
pengetahuan dan sikap orang tua terhadap KIPI dan merekomendasikan bagi petugas kesehatan untuk
terus menggalakkan pendidikan kesehatan dalam hal ini tentang KIPI, agar para ibu yang mengimunisasi
bayinya tidak perlu cemas dan secara mandiri dapat melakukan penatalaksanaan KIPI mandiri di rumah.
Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, Sikap
Ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2, Nomor 1. Februari 2014

PENDAHULUAN Efek samping dari vaksinasi ini,


dikenal dengan Kejadian Ikutan Pasca
Angka Kematian Bayi menjadi Imunisasi (KIPI) atau Adverse Events
indikator pertama dalam menentukan derajat Following Immunization (AEFI) yakni
kesehatan anak karena merupakan cerminan kejadian medik yang berhubungan dengan
dari status kesehatan anak saat ini. WHO imunisasi baik berupa efek vaksin ataupun
20102 mencatat sebanyak 4,5 juta kematian efek samping, toksisitas, reaksi sensivitas,
dari10,5 juta per tahun terjadi akibat efek farmakologis, atau kesalahan program,
penyakit infeksi yang bisa dicegah dengan koinsidensi, reaksi suntikan, atau hubungan
imunisasi. Seperti pneumococcus (28 %), kausal yang tidak dapat di tentukan
campak (21 %), tetanus (18%), rotavirus (Brunswick. (2011). Efek ini dapat
penyebab diare (16%), dan hepatitis B menimbulkan berbagai reaksi/ gejala klinis
(16%). Sementara itu data WHO ini yang umumnya sudah dapat diprediksi
diperkirakan setidaknya 50% angka terlebih dahulu karena merupakan reaksi
kematian di Indonesia bisa dicegah dengan simpang vaksin dan secara klinis hebat
imunisasi dan Indonesia termasuk sepuluh seperti reaksi anafilaktik sistem dengan
besar negara dengan jumlah terbesar anak resiko kematian (IDAI, 2011).
tidak tervaksinasi (WHO, 2010)1. sebagian
Gejala klinis KIPI dapat timbul
anak tidak mendapatkan imunisasi dasar
secara cepat maupun lambat dan dapat
secara lengkap sehingga anak dinyatakan
dibagi menjadi gejala lokal, sistemik, reaksi
drop out atau anak tidak lengkap
susunan saraf pusat, serta reaksi lainnya.
imunisasinya. Data Riskesdas 2010, tahun
Pada umumnya makin cepat KIPI terjadi,
2009, anak usia 12-23 bulan yang
makin cepat gejalanya (PP KIPI, 2005).
mendapatkan imunisasi dasar tidak lengkap
Reaksi lokal ditandai dengan rasa nyeri di
yaitu 33,5% (Kemenkes, 2010).
tempat suntikan, bengkak-kemerahan di
Pemberian imunisasi kadang
tempat suntikan (10%), bengkak pada
menimbukan efek samping. Rasa ketakutan
suntikan DPT dan tetanus (50%), BCG scar
pada efek samping vaksinasi menjadi lebih
terjadi minimal 2 minggu kemudian ulserasi
dominan dibandingkan dengan ketakutan
dan sembuh setelah beberapa bulan dan
terhadap penyakitnya. Padahal akibat dari
reaksi sistemik yang akan terjadi yakni
penyakit jelas lebih membahayakan
demam (10%), kecuali DPT hampir 50%
dibandingkan dengan dampak imunisasi.
juga reaksi lainnya seperti iritabel dan
Anak yang terkena campak, dapat
malaise, MMR dan campak terjadi demam
mengalami demam tinggi (terjadi pada 90%
atau ruam dan konjungtivitis (5%-15%),
kasus) sehingga mengalami kejang (anak
pada mumps terjadi reaksi vaksin
yang mempunyai riwayat kejang demam),
pembengkakan kelenjar parotis, rubela
dapat mengalami pneumonia (40% kasus)
terjadi rasa nyeri sendi 15% dan
atau dapat mengalami ensefalitis 2% sebagai
pembengkakan Limfe. OPV kurang dari 1%
komplikasi campak. Sedangkan akibat
diare, pusing dan nyeri otot. Pada reaksi
imunisasi campak tidak seberapa apabila
vaksin berat dapat terjadi kejang,
dibandingkan dengan penyakitnya, demam
trombositopenia, anafilaksis dan ensefa-
akan timbul satu minggu setelah imunisasi
lopati akibat imunisasi campak atau DPT
terjadi pada sekitar 10% dari anak yang
(IDAI, 2011)
diimunisasi dan dapat diobati dengan obat
penurun panas (IDAI, 2011)
Ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2, Nomor 1. Februari 2014

METODE PENELITIAN Setelah kuisioner pre-test telah di isi


Desain penelitian yang digunakan oleh responden, kuisioner pre-test kemudian
adalah quasi eksperimental design: one dikumpulkan, selanjutnya peneliti
group pre test and post test design, yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang
rancangan eksperimen dengan cara sampel KIPI dengan melakukan penyuluhan dan
diberikan kuesioner (pengukuran) sebelum menggunakan alat bantu lefleat kemudian
dan setelah dilakukan treatment (perlakuan). melakukan simulasi/praktik langsung tata
Kelompok eksperimen diberikan perlakuan laksana KIPI sederhana. Dalam sesi ini,
berupa pendidikan kesehatan pada orang tua akan diberikan kesempatan kepada ibu
tentang KIPI pada balita. Pengukuran untuk mendemonstrasikan secara langsung
tingkat pengetahuan dan sikap dilakukan cara penanganan KIPI sederhana.
sebelum dan setelah diberikan pendidikan Setelah itu, responden diminta
kesehatan dengan memberikan kuesioner. kembali mengisi kuisioner yang sama untuk
Adapun pendidikan kesehatan dilakukan mengukur kembali tingkat pengetahuan dan
dengan memberikan penyuluhan kesehatan sikap orang tua (ibu) tentang KIPI dengan
tentang KIPI dan melakukan simulasi atau memberikan kuisioner Post-test. Adapun
pelatihan langsung cara penanganan KIPI data di analisis dengan menggunkan paired t
sederhana kepada ibu-ibu yang mengantar test pada tingkat kemaknaan 95% (α 0.05).
bayinya untuk diimunisasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Populasi yang dimaksudkan dalam Hasil penelitian dikelompokan
penelitian ini adalah semua orang tua (ibu) menjadi dua yaitu data umum dan data
yang datang ke poli BKIA untk khusus yang termasuk data umum adalah
mengimunisasi bayinya yang berusia 0-12 data demografi yang meliputi umur dan
bulan di RS Monginsidi. Untuk penelitian pendidikan responden, sedangkan yang
eksperimen disarankan 30 group, meskipun termasuk data khusus adalah data hasil
15 pergroup dapat dipertahankan jika kuesioner pre test dan post test pengetahuan
kontrolnya ketat (Kasjono dan Yasril, 2009). dan sikap ibu tentang kejadian ikutan Pasca
Karena penelitian ini menggunakan Imunisasi (KIPI).
rancangan ekperimen (Quasy eksperimen),
maka sampel yang di ambil sebanyak 30 Distribusi responden berdasarkan
responden, dan pengambilan sampel karakteristik demografi meliputi : umur dan
menggunakan teknik purposive sampling, pendidikan. Berdasarkan data demografi
yaitu pengambilan sampel yang dilakukan responden diperoleh gambaran bahwa
sesuai dengan keinginan peneliti yang sesuai sebagian besar responden berumur > 30
kriteria. tahun (40%), dan dilihat dari tingkat
pendidikan sebagian besar responden
Sebelum diberikan pendidikan pendidikannya SMA (53,3%). dapat dilihat
kesehatan, responden diberikan penjelasan pada tabel 1.
cara pengisian kuisioner dan diminta
mengisi semua pertanyaan kuisioner serta
mengisi surat persetujuan responden,
kemudian peneliti memberikan kuisioner
(pre-test) untuk mengukur tingkat
pengetahuan dan sikap ibu sebelum
diberikan pendidikan kesehatan.
Ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2, Nomor 1. Februari 2014

Tabel 1 Pengetahuan orang tua tentang KIPI di


Distribusi berdasarkan karakteristik RS R.W. Monginsidi Manado sebelum
demografi
di RS Tkt III R.W.Monginsidi Manado
diberikan pendidikan kesehatan (pre test)
rata-rata 14,8000 (±1,54026) dan setelah
Karakteristik F % diberikan pendidikan kesehatan (post test)
Umur (dalam tahun) rata-rata 18,9667 (±0,85029) dengan
≤ 20 tahun 2 6,6 perubahan rata-rata 4.16667 (±1.39168).
21-25 tahun 6 20 Dengan menggunakan uji paired t-test
26-30 tahun 10 33,3
didapatkan nilai t hitung sebesar -16.399
> 30 tahun 12 40
Pendidikan: dengan signifikansi (nilai p) =0,000. Karena
SD 0 0 signifikansi < 0,05 berarti ada pengaruh
SMP 2 6,6 pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan
SMA 16 53,3 orang tua tentang KIPI di RS R.W.
PT 12 40 Monginsidi Manado.
Jumlah 30 100,0 Adapun sikap orang tua tentang imunisasi
sebelum diberikan pendidikan kesehatan
Pengetahuan orang tua tentang (pre test) rata-rata 20.0000 (±1.80038) dan
kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) di setelah diberikan pendidikan kesehatan
BKIA Rumah Sakit Tkt III R.W. Monginsidi (post test) rata-rata 24.4000 (±1.30252)
yang baik sebelum diberikan pendidikan dengan perubahan rata-rata 4.40000
kesehatan (pre test) sebanyak 12 (40%) dan (±2.01032). Dengan menggunakan uji
setelah diberikan pendidikan kesehatan (post paired t-test didapatkan nilai t hitung
test) sebanyak 30 (100%). Adapun sikap sebesar -11.988 dengan signifikansi (nilai p)
orang tua tentang imunisasi yang baik =0,000. Karena signifikansi < 0,05 berarti
sebelum diberikan pendidikan kesehatan ada pengaruh pedidikan kesehatan terhadap
(pre test) sebanyak 13 (43,3%) dan setelah sikap orang tua tentang KIPI di RS R.W.
diberikan pendidikan kesehatan (post test) Monginsidi Manado.
sebanyak 30 (100%). Tabel 3.
Tabel 2. Pengaruh pedidikan kesehatan terhadap
Pengetahuan dan sikap orang tua tentang pengetahuan dan sikap orang tua tentang
KIPI di Rumah Sakit Tkt III. R.W Mongisidi KIPI di RS Tkt.III R.W.Monginsidi Manado
Kriteria
Penget Pre Test Post Test Perubahan Sig.
Variabel ahuan
Pre Test Post Test dan Mea Std. Mea Std. Mean Std.
Penelitian Sikap n Devi n Devia Devi
n % n % Orang asi si asi
Tua
Pengetahuan: Pengeta 14.8 1.54 18.9 0.85 -4.16 1.39 0.0
Baik 12 40 30 100,0 huan
Kurang 18 60 0 0 Sikap 20.0 1.80 24.4 1.30 -4.40 2.01 0.0
Total 30 100 30 100,0
Sikap: Berdasarkan hasil penelitian diatas
Baik 13 43,3 30 100,0 diperoleh Pengetahuan orang tua tentang
Kurang 17 56,6 0 0
Total 30 100 30 100,0 imunisasi dasar pada bayi sebelum diberikan
Pengaruh pedidikan kesehatan pendidikan kesehatan (pre test) rata-rata
terhadap pengetahuan dan sikap orang tua 14,8000 (±1,54026) dan setelah diberikan
tentang (KIPI) di RS R.W. Monginsidi pendidikan kesehatan (post test) rata-rata
Manado. 18,9667 (±0,85029) dengan perubahan rata-
Ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2, Nomor 1. Februari 2014

rata 4.16667 (±1.39168). Dengan suatu bentuk intervensi atau upaya yang
menggunakan uji paired t-test didapatkan ditujukan kepada perilaku agar perilaku
nilai t hitung sebesar -16.399 dengan tersebut kondusif untuk kesehatan. Dengan
signifikansi (nilai p) =0,000. Karena perkataan lain pendidikan kesehatan
signifikansi < 0,05 berarti ada pengaruh mengupayakan agar perilaku individu,
pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan kelompok atau masyarakat mempunyai
orang tua tentang kejadian ikutan pasca pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan
imunisasi (KIPI) di RS R.W. Monginsidi peningkatan kesehatan ( Notoatmojo, 2007).
Manado. Pada tabel .3 perubahan mean
Hal ini menunjukkan bahwa sesudah diberikan perlakuan pada responden
pendidikan kesehatan sangat berpengaruh sangat bermakna dari 14.8000 menjadi
terhadap pengetahuan dimana telah terjadi 18.9667. Asumsi peneliti adalah perubahan
perubahan pengetahuan seperti yang ini terjadi disebabkan oleh factor- faktor
diharapkan dari pendidikan kesehatan yaitu antara lain : a) Pendidikan kesehatan
dari tidak tahu menjadi tahu. Hasil ini juga diberikan secara perorangan dan ada
didukung oleh penelitian Baker, Wilson, beberapa responden diberikan penyuluhan
Nodstorm, dan Lagwand. (2007). bahwa berkelompok sehingga penerimaan
ada pengaruh yang bermakna dari informasi lebih jelas. b) Pemberian
pendidikan kesehatan dengan menggunakan pendidikan kesehatan menggunakan media
leaflet terhadap peningkatan pengetahuan, berupa lefleat dimana media tersebut
ibu dan diharapkan nantinya pengetahuan ini memperjelas ide atau pesan yg disampaikan
dapat memotivasi ibu untuk dapat selain itu juga dapat membantu mengingat
melakukan perawatan KIPI secara mandiri kembali apa yg diajarkan. c) Pada saat
kepada anaknya, karena termotivasinya penkes terdapat hal-hal yang di
seseorang dipengaruhi oleh tingginya persentasikan sama persis dengan
pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan pertanyaan yang terdapat di kuisioner
kesehatan yang dapat berdampak positif sehingga responden dapat langsung di
dalam perubahan perilaku akibat proses mengerti dan menjawab pertanyaan-
belajar sebab belajar adalah proses pertanyaan post test dengan benar. d)
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu. Informasi yg diberikan dibutuhkan oleh
Pendidikan secara umum adalah responden, sehingga pada saat penyuluhan
segala upaya yang direncanakan untuk responden antusiasis menyimak informasi
mempengaruhi orang lain baik individu , yg disampaikan secara langsung, dan
kelompok atau masyarakat sehingga mereka bertanya apabila mereka tidak mengerti apa
melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku yg disampaikan.
pendidik. Dari batasan ini tersirat unsur- Asumsi di atas di dukung oleh
unsur pendidikan yaitu : a) input adalah pendapat (Notoatmodjo, 2007) yaitu
sasaran pendidikan (individu, kelompok, pendidikan kesehatan (penyuluhan
masyarakat), b) proses ( upaya yang kesehatan) sangat berperan dan perpengaruh
direncanakan untuk mempengaruhi orang terhadap pengetahuan seseorang karena
lain), c) output ( melakukan apa yang dimana kegiatan pendidikan yang dilakukan
diharapkan atau perilaku) sedangkan dengan cara menyebarkan pesan,
pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau menanamkan keyakinan sehingga
penerapan pendidikan dalam bidang masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan
kesehatan. Aplikasi atau penerapan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
pendidikan kesehatan yang dimaksud adalah
Ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2, Nomor 1. Februari 2014

melaksanakan suatu anjuran yang ada hidup sehat baik secara individu, kelompok
hubungannya dengan kesehatan. maupun masyarakat.
Pendidikan kesehatan kepada orang Berdasarakan penelitian
tua tentang KIPI sangat penting dalam sebelumnya oleh Sumy Dwi Antono dkk
peningkatan pengetahuan, hal ini dapat tentang Hubungan Antara Pengetahuan Ibu
berakibat posetif dalam memotivasi ibu Bayi Tentang Reaksi KIPI Dengan
dalam memberikan perawatan mandiri Kecemasan Ibu Sebelum Melaksanakan
apabila bayinya mengalami KIPI. Imunisasi DPT/HB Combo, menunjukkan
Hal ini sejalan dengan tujuan dari bahwa tidak ada hubungan antara
dilakukannya pendidikan kesehatan yakni pengetahuan ibu bayi tentang reaksi KIPI
peningkatan pengetahuan masyarakat di DPT/HB Combo dengan kecemasan ibu
bidang kesehatan, tercapainya perubahan sebelum melaksanakan imunisasi DPT/HB
perilaku individu, keluarga, dan masyarakat Combo. Meskipun telah memiliki
sebagai sasaran utama pendidikan kesehatan pengetahuan yang baik tentang reaksi KIPI
dalam membina dan memelihara perilaku DPT/HB Combo. Bila seorang ibu
sehat dan lingkungan sehat serta berperan menganggap membahayakan bagi bayinya
aktif dalam upaya meningkatkan derajat maka kecemasan tetap terjadi. Ibu yang
kesehatan yang optimal sesuai dengan mempunyai pengetahuan baik belum tentu
konsep hidup sehat sehingga dapat tidak mengalami kecemasan (Antono,
menurunkan angka kesakitan dan kematian Yanuarini, Novitasari, 2011).
(Notoatmodjo, 2007). Pada tabel 3 perubahan mean pada
Dari hasil penelitian tentang sikap sikap sesudah diberikan perlakuan pada
diperoleh sikap orang tua tentang imunisasi responden sangat bermakna dari 20,0000
sebelum diberikan pendidikan kesehatan menjadi 24,4000. Asumsi peneliti adalah
(pre test) rata-rata 20.0000 (±1.80038) dan perubahan ini terjadi disebabkan oleh faktor-
setelah diberikan pendidikan kesehatan faktor antara lain: a) Materi penyuluhan
(post test) rata-rata 24.4000 (±1.30252) yang di berikan sangat jelas dan memenuhi
dengan perubahan rata-rata 4.40000 permasalahan responden sehingga
(±2.01032). Dengan menggunakan uji responden menerima dengan baik yang
paired t-test didapatkan nilai t hitung terlihat dengan kesediaan dan perhatian
sebesar -11.988 dengan signifikansi (nilai p) responden terhadap ceramah yang diberikan.
=0,000. Karena signifikansi < 0,05 berarti b) Informasi yang diperoleh dari Pendidikan
ada pengaruh pedidikan kesehatan terhadap kesehatan sangat memotivasi dan membantu
sikap orang tua tentang kejadian ikutan responden dalam merespon dan menentukan
pasca imunisasi (KIPI) di RS R.W. sikap ditunjukan dengan antusiasis
Monginsidi Manado responden dalam mengajukan dan menjawab
Hasil ini menunjukkan bahwa ada pertanyaan
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap Asumsi ini menunjukan bahwa
sikap ibu tentang iminisasi dimana pendidikan kesehatan kepada orang tua
pendidikan kesehatan merupakan suatu tentang imunisasi sangat penting dalam
proses perubahan perilaku yang dinamis mempengaruhi sikap seseorang dalam
dengan tujuan mengubah atau menerima dan bertindak pendapat ini
mempengaruhi perilaku manusia yang didukung oleh Neucomb salah seorang ahli
meliputi komponen pengetahuan, sikap atau psikologi menyatakan bahwa sikap itu
praktik yang berhubungan dengan tujuan merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan
Ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2, Nomor 1. Februari 2014

motif tertentu. Dan menurut Allport 1954 Tindakan terbuat adalah dengan
dalam Azwar (2003). bahwa sikap melakukan atau memberikan pendidikan
mempumpunyai 3 komponen pokok yaitu kesehatan kerena pendidikan kesehatan
kepercayaan (keyakinan), ide, konsep merupakan proses perubahan perilaku
terhadap suatu objek, dan kehidupan secara terencana pada diri individu,
emosional atau evaluasi terhadap suatu kelompok, atau masyarakat sehingga
objek serta kecenderungan untuk mereka melakukan apa yang diharapkan
bertindak. Jika ketiga komponen tidak oleh pelaku pendidik untuk dapat lebih
mendapat tanggapan dengan baik maka mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat
kemungkinan akan tidak ada perubahan (Notoatmodjo, 2007).
sikap dan sebaliknya jika ada tanggapan Hal tersebut diatas menunjukan
dengan baik maka peluang untuk perubahan bahwa begitu penting peran pendidikan
sikap dengan menyatakan akan dapat kesehatan dalam mempengaruhi perilaku
melaksanakan penatalaksanaan KIPI secara manusia dalam meningkatkan pengetahuan
mandiri. dan sikap atau praktik akibat proses balajar
Menurut Ngatimin 1990 dalam sebab pendidikan kesehatan merupakan
Khasanah, (2011) sikap dapat diartikan proses belajar pada individu, kelompok,
sebagai suatu bentuk respon evaluatif, yaitu atau masyarakat dari tidak tahu tentang
respon yang sudah dalam pertimbangan nilai kesehatan menjadi tahu, dan dari tidak
dengan individu yang bersangkutan. mampu mengatasi masalah kesehatan
Menurur Bruno 1987 dalam Khasanah, sendiri menjadi mandiri. Dengan demikian
(2011). Sikap (Atitude) adalah pendidikan kesehatan merupakan usaha
kecenderungan yang relatif menetap untuk atau kegiatan untuk membantu individu,
bereaksi dengan cara baik atau buruk kelompok, atau masyarakat dalam
terhadap orang tua atau barang tertentu. meningkatkan kemampuan baik
Sikap merupakan reaksi ataurespon yang pengetahuan, sikap, maupun ketrampilan
masih tertutup dari seorang terhadap suatu untuk mencapai hidup sehat secara optimal.
stimulus atau objek.
Dari batasan-batasan di atas dapat KESIMPULAN
disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu Pengetahuan orang tua tentang KIPI
tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya sebelum dilakukan pendidikan kesehatan di
dapat di tafsirkan terlebih dahulu dari BKIA Rumah Sakit R.W.Monginsidi
perilaku yang tertutup karena sikap belum Manado sebagian besar masih kurang yaitu
merupakan suatu tindakan atau 60 % dengan nilai rata-rata 14,80.
aktivitas,akan tetapi merupakan predisposisi Sementara sikap orang tua tentang KIPI
tindakan suatu perilaku, salah satu contoh sebelum dilakukan pendidikan kesehatan di
yaitu salah satu faktor penyebab BKIA Rumah Sakit R.W.Monginsidi
ketidaktahuan ibu tentang KIPI dikarenakan Manado sebagian besar masih kurang yaitu
pemahaman masyarakat dimana 56,6 % dengan nilai rata-rata 20,00.
pengetahuan dan sikap yang masih terbatas Menjawab hipotesis bahwa ada pengaruh
bahkan keliru terhadap KIPI, ini menujukan pendidikan kesehatan terhadap
adanya sikap yang tertutup, untuk itu agar pengetahuan dan sikap orang tua tentang
memperoleh sikap yang terbuka perlu KIPI di Rumah Sakit R.W. Monginsidi
dilakukan suatu tindakan untuk Manado
mempengaruhi sikap tersebut.
Ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2, Nomor 1. Februari 2014

DAFTAR PUSTAKA Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan


Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta :
Antono.S.D,Yanuarini. T. A, Novitasari.D Rineka cipta
(2011). Hubungan Antara Kemenkes R.I (2010). Hasil Riset kesehatan.
Pengetahuan Ibu Bayi Tentang reaksi Badan Litbang Kemkes RI. Jakarta
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi WHO.(2010)1.SEARO.Country health
(KIPI) Dpt/Hb Combo dengan system.
Kecemasan Ibu Sebelum profile.www/searo.who.int/listfile/cou
Melaksanakan Imunisasi di Polindes ntry_ health_system_profilerimer,
Desa Karangrejo Wilayah Kerja 2012
Puskesmas Ngasem Kediri. Skripsi. WHO, (2010)2. Vaccine-preventable
Jurnal Penelitian Kesehatan Suara diseases: Monitoring system 2010.
Forikes. WHO/IVB/2010.Original: English
Azwar, S. (2003). Teori Sikap Manusia dan
Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
pelajar
Baker, L.M, Wilson, F.L, Nodstorm, C.K, &
Lagwand, C. (2007). Mother
knowledge and information need
relating to childhood immunization.
Pediatric Nursing
Brunswick. (2011). Adverse events
following immunization :
Interpretation and clinical definitions
Guide. The office of the chief medical
officer of health communicable
disease control unit, 5-8
IDAI. (2011). Pedoman imunisasi di
Indonesia edisi ke 4. Badan Penerbit
Ikatan Dokter Anak Indonesia :
Jakarta
Kasjono, H.S & Yasril (2009). Teknik
sampling untuk penelitian kesehatan,
Graha Ilmu, Yogyakarta.
Khasanah, Nur, I (2011) Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Terhadap
Perubahan Tingkat Pengetahuan Dan
Sikap Ibu- Ibu Tentang Kb Intra
Uterine Devices (Iud) Di Dukuh
Sawahan Desa Karakan Wilayah Kerja
Puskesmas Weru Kabupaten
Sukoharjo. Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka
Cipta

You might also like