Professional Documents
Culture Documents
2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
ABSTRACT
93
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No.2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
jenisnya yang tertinggi sampai terendah mencari informasi melalui media cetak
adalah untuk BCG (86,9%), Campak maupun media informasi (Yuviska,
(77,3%), Polio-4 (67,6%), dan yang Kurniasari, & Oktiana, 2015). Adapun
terendah DPT-HB3 (61,3%). Kasus efek sampingnya itu, jika kurangnya
Difter, Pertusis, Tetanus (DPT) pada pengetahuan ibu tentang KIPI maka
tahun 2017 sebanyak 954 kasus dengan masyarakat selalu bersikap menolak
jumlah kasus meninggal sebanyak 44 untuk memberikan imunisasi berikutnya.
kasus, sehingga DPT di indonesia pada Anak tersebut akan rentan terhadap
tahun 2017 yaitu sebesar 4,61%. Dari penyakit yang dapat dicegah dengan
jumlah tersebut, kasus tertinggi di Jawa imunisasi, sehingga dapat
Timur dengan 331 kasus dan jawa barat mengakibatkan kecacatan atau kematian
yaitu sebanyak 167 kasus. (Ranuh et al., 2017).
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Angka Kejadian Ikutan Pasca
(KIPI) disebabkan oleh vaksin yang di Imunisasi (KIPI) yang paling serius
salah gunakan dalam pemberian vaksin. pada anak adalah reaksi anafilaktoid.
KIPI pada umumnya menimbulkan Angka kejadian reaksi anfilaktoid pada
respon negatif masyarakat terhadap DPT diperkirakan 2 dalam 100.000
kegiatan imunisasi dasar karena dosis, tetapi yang benar-benar reaksi
ketakutan terhadap dampak yang anafilaktik hanya 1-3 kasus diantara 1
ditimbulkan. Respon negatif itu muncul juta dosis. Anak yang lebih besar dan
karena ketidaktahuan masyarakat dalam orang dewasa yang banyak mengalami
menangani KIPI. Oleh karena itu sinkope, segera atau lambat. Episode
pengetahuan KIPI dapat membantu hipotonik-hiporesponsif juga tidak
pelaksanaa yang diwajibkan oleh jarang terjadi, secar umum dapat terjadi
Pengkajian dan Penangulangan (PP) 4-24 jam setelah imunisai kasus KIPI
agar dapat diterima oleh masyarakat polio berat dapat terjadi pada 1 per 2,4
khususnya orang tua (Yudi, 2017). jam juta dosi vaksin (CDC Vaccine
Kurangnya pengetahuan orang tua Information Statement 2000), sedangkan
tentang reaksi KIPI adalah karena kasus KIPI hepatitis B pada anak dapat
kurang intensifnya sosialisasi informasi berupa deman ringan sampai sedang
kegiatan imunitas dari petugas kesehatan terjadi 1/14 dosis vaksin, dan dewasa
kepada ibu, dan yang kedua ibu juga 1/100 dosis vaksin. Kasus KIPI campak
kurang aktif mencari informasi tentang berupa demam terjadi pada 1/6 dosis,
kegiatan imunitas baik bertanya kepada ruam kulit ringan 1/20 dosis, kejang
petugas kesehatan maupun berinisiatif yang disebabkan demam 1/3000 dosis,
94
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No.2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
95
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No.2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
96
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No.2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
Tabel 4. Pengetahuan Ibu Tentang Reaksi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
dengan Pemberian Imunisasi DPT
Pemberian Imunisasi
Pengetahuan Jumlah p r
Diberikan Tidak Diberikan
Ibu
f % f % f %
Kurang 9 11,4 21 26,5 30 38,0
Cukup 17 21,5 17 21,5 34 43,0 0.000 0.577
Baik 15 18,9 0 0,0 15 19,0
Total 41 52,0 38 48,0 79 100
97
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No.2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
98
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No.2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
tingkat pengetahuan ibu, sikap ibu, bahwa ada hubungan yang signifikan
kepercayaan ibu dan dukungan keluarga antara hubungan pengetahuan ibu
dengan kepatuhan ibu dalam pemberian tentang Reaksi Kejadian Ikutan Pasca
imunisasi difteri pada balita (Muklati & Imunisasi (KIPI) dengan pemberian
Rokhaidah, 2020). Berdasarkan analisis imunisasi.
diketahui tingkat pengetahuan, Hal ini sejalan dengan penelitian
pekerjaan, kepercayaan dan dukungan Tarigan dan Manik (2021), adanya
keluarga memiliki hubungan yang hubungan yang bermakna antara
bermakna dengan pemberian imunisasi pengetahuan ibu, sikap ibu, dukungan
dasar di posyandu (Chandra, 2017). keluarga, jarak rumah ketempat
Menurut asumsi peneliti, masih pelayanan kesehatan dan peran petugas
terdapat ibu-ibu yang tidak pelayanan kesehatan dengan
membawakan bayinya untuk imunisasi ketidaktercapaian program imunisasi
DPT karena kurangnya pengetahuan ibu DPT. Penelitian Ayumar dan Kasma,
tentang pentingnya pemberian imunisasi (2016) menyatakan ada hubungan
DPT karena imunisasi DPT dapat pengetahuan ibu dengan pemberian
mencegah bibit penyakit Difteri, imunisasi dasar lengkap pada bayi.
Pertusis, Tetanus yang dapat menyerang Menurut asumsi peneliti pengetahuan
tubuh bayi, maka diperlukan suatu ibu tentang reaksi KIPI dengan
informasi yang akan disampaikan pemberian imunisasi DPT pada bayi
kepada ibu-ibu agar membawa bayinya dimana semakin tinggi pengetahuan ibu
untuk imunisasi DPT. maka semakin banyak ibu-ibu yang
membawa anaknya bayinya imunisasi
Analisa Bivariat
DPT, dan semakin rendah pengetahuan
Hasil penelitian memperlihatkan dari
ibu semakin sedikit ibu-ibu yang
79 responden bahwa mayoritas
membawa bayinya untuk imunisasi.
pengetahuan ibu adalah cukup yaitu
Berdasarkan hasil penelitian yang
sebanyak 34 responden (43.0%).
dilakukan ternyata masih banyak ibu-ibu
Mayoritas pemberian imunisasi tidak
yang berpengetahuan kurang sehingga
diberikan yaitu sebanyak 41 responden
banyak ibu yang tidak membawa
(51,9%).
bayinya untuk imunisasi DPT yaitu
Berdasarkan hasil uji statistik dengan
banyak ibu yang tidak mengetahui
Colerasi Spearman dapat dilihat bahwa
tentang reaksi KIPI pada imunisasi DPT,
semakin cukupnya pengetahuan maka
hal ini disebabkan karena pengetahuan
semakin tidak inginnya ibu membawa
ibu yang kurang tentang reaksi KIPI
anaknya imunisasi, dan menunjukkan
99
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No.2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
DPT pada bayi, yaitu seperti demam dan tubuh dan terhindar dari penyakit
kemerahan pada bekas suntikan yaitu Difteri, Pertusis dan Tetanus.
imunisasi, dan cara penanganannya, 2. Bagi Tenaga Kesehatan
masyarakat khususnya bagi ibu yang Peneliti menyarankan agar tenaga
memiliki bayi mengerti tentang tujuan kesehatan memberitahukan penting
diberikannya imunisasi DPT yaitu nya pemberian imunisasi dan
karena imunisasi dapat 3 bibit penyakit diwajibkan untuk penberian
seperti Difteri, Pertusis, Tetanus yang imunisasi.
dapat dicegah dengan imunisasi. 3. Bagi Kepala UPT Puskesmas
Matiti
KESIMPULAN DAN SARAN Peneliti menyarankan kepada UPT
Kesimpulan Puskesmas untuk mengadakan
Pengetahuan ibu tentang reaksi KIPI penyuluhan kurang lebih sebulan
mayoritas kategori cukup. Pemberian sekali terkait reaksi reaksi Kejadian
imunisasi DPT mayoritas kategori tidak Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dan
diberikan. pentingnya pemberian imunisasi
Terdapat hubungan yang kuat dan yaitu untuk meningkatkan
berkolerasi positif antar pengetahuan ibu pengetahuan ibu tentang reaksi
tentang reaksi Kejadian Ikutan Pasca Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
Imunisasi (KIPI) dengan pemberian (KIPI).
imunisasi DPT dengan nilai p-value 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
=0.000 (p<0.05) dan nilai r =0.577 Penelitian ini bisa digunakan dam
artinya terdapat hubungan yang kuat pemberian masukan dan sebagai
dan kolerasi positif antara hubungan sumber informasi serta referensi
pengetahuan ibu tentang reaksi Kejadian dalam pendidikan. Dan pada peneliti
Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dengan selanjutkan bisa menambahkan factor
pemberian imunisasi DPT. pekerjaan pada pemberian imunisasi.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. Bagi Ibu yang Memiliki Anak 0-12
Bulan Ayumar, A., & Kasma, A. Y. (2016).
Peneliti menyarankan kepada ibu-ibu Hubungan pengetahuan ibu dengan
pemberian imunisasi dasar lengkap
yang memiliki bayi untuk
pada bayi di Puskesmas Kabaena
meningkatkan pengetahuan dan Kabupaten Bombana Kendari.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
pembawa bayinya untuk imunisasi
Makassar.
DPT agar mendapatkan kekebalan Chandra. (2017). Hubungan tingkat
pengetahuan, pekerjaan, kepercayaan
100
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 4, No.2, Juli 2021
ISSN 2614-4719
101